Analisis Kebutuhan Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata Menggunakan Enterprise Architecture Planning

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM REKOMENDASI TUJUAN
PARIWISATA MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING

TENRI TENDI TALKANDA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebutuhan
Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata Menggunakan Enterprise Architecture
Planning adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Tenri Tendi Talkanda
NIM G64080080

ABSTRAK
TENRI TENDI TALKANDA. Analisis Kebutuhan Sistem Rekomendasi Tujuan
Pariwisata Menggunakan Enterprise Architecture Planning. Dibimbing oleh
WISNU ANANTA KUSUMA.
Sistem rekomendasi telah banyak digunakan oleh hampir sebagian besar
bisnis area di mana konsumen perlu membuat suatu keputusan atau rekomendasi.
Area pariwisata merupakan salah satu contoh bisnis area yang menerapkan sistem
rekomendasi untuk membantu para wisatawan dalam membuat keputusan bagi
perjalanan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Sistem
Rekomendasi Tujuan Pariwisata (SRTP) menggunakan Enterprise Architecture
Planning (EAP) dan menghasilkan kerangka dasar analisis berupa narasi dan
sekumpulan diagram untuk pengembangan SRTP. Metode EAP merancang
arsitektur data, aplikasi dan teknologi. Arsitektur data mendefinisikan 18 entitas
dan diagram hubungan entitas. Arsitektur aplikasi mengidentifikasi 7 kandidat

aplikasi. Model arsitektur jaringan disajikan dalam arsitektur teknologi. Analisis
kebutuhan ini berguna sebagai cetak biru untuk tahap berikutnya dalam
pengembangan sistem.
Kata kunci: Analisis Kebutuhan, Enterprise Architecture Planning, Sistem
Rekomendasi

ABSTRACT
TENRI TENDI TALKANDA. Requirement Analysis of Tourism Destination
Recommendation System Using Enterprise Architecture Planning. Supervised by
WISNU ANANTA KUSUMA.
Recommendation system has been used in many business where a consumer
need to make a decision or recommendation. Tourism is one of many business
area which implements recommendation system to help the tourist in making
decision for their travel plan. This study aims to analyze the requirement of
Tourism Destination Recommendation Systems using Enterprise Architecture
Planning (EAP) and generates basic framework of analysis in the form of a
narrative and a set of diagrams for the system development. EAP plans data
architecture, application, and technology. Data architecture defines 18 entities
and entity relationship diagram. Application architecture identifies 7 application
candidates. Network architecture model is represented by architecture technology.

This requirement analysis is useful as a blueprint for the next stage of the system
development.
Keywords: Enterprise
Requirement Analysis

Architecture

Planning,

Recommendation

System,

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM REKOMENDASI TUJUAN
PARIWISATA MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING

TENRI TENDI TALKANDA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji : 1. Ir Meuthia Rachmaniah, MSc
2. Rina Trisminingsih, SKomp, MT

Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata
Menggunakan Enterprise Architecture Planning
Nama
: Tenri Tendi Talkanda
NIM
: G64080080


Disetujui oleh

Dr Wisnu Ananta Kusuma, ST, MT
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah
Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata, Analisis Sistem Rekomendasi Tujuan
Pariwisata Menggunakan Enterprise Architecture Planning.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Wisnu Ananta Kusuma,

ST, MT selaku pembimbing yang sangat sabar membimbing saya. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan kasih sayangnya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Fazlur Rahman dari Scorpion Holidays Tour and Travel, yang telah
membantu selama pengumpulan data. Penulis juga ini mengucapkan terima kasih
kepada Nadia Adi Pratiwi yang selalu memberikan semangat, doa, dan
dukungannya. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada teman seperjuangan
Hutomo Triasmoro, Jaka Ahmad Juliarta, Aslama, Rian Senja dan Ryan Nugroho
yang telah menemani dan menghibur saat mengerjakan skripsi ini serta segenap
staf Tata Usaha Departemen Ilmu Komputer IPB yang selalu membantu saya
dengan senang hati. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Tenri Tendi Talkanda

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE PENELITIAN

3

Kerangka Penelitian

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5


Inisiasi Perencanaan

5

Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini

6

Perancangan Arsitektur

10

Rencana Implementasi

17

SIMPULAN DAN SARAN

19


Simpulan

19

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

53


DAFTAR TABEL
1 Dekomposisi fungsi bisnis terkait pembuatan proyek wisata
2 Pemetaan fungsi bisnis ke dalam siklus hidup sumber daya
3 Sistem dan teknologi Scorpion Holidays Tour and Travel saat ini
4 Daftar kandidat entitas data
5 Daftar kandidat aplikasi dan deskripsi aplikasi
6 Matriks hubungan aplikasi terhadap unit organisasi
7 Dampak aplikasi terhadap aplikasi saat ini
8 Prinsip platform teknologi
9 Platform teknologi yang dipersiapkan
10 Perhitungan function point
11 Karakteristik umum sistem
12 Function point dan optimal schedule setiap aplikasi

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Tahap Enterprise Architecture Planning.
Kerangka Penelitian
Struktur Organisasi Scorpion Holidays Tour and Travel
Model Rantai Nilai Scorpion Holidays Tour and Travel
Arsitektur Jaringan Scorpion Holidays Tour and Travel

3
3
6
7
16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Matriks Relasi Fungsi Bisnis Terhadap Unit Organisasi
2 Business Flowchart Scorpion Holidays Tour and Travel
3 Deskripsi aplikasi saat ini pada Scorpion Holidays Tour and Travel
4 Diagram Hubungan Entitas Scorpion Holidays Tour and Travel
5 Matriks Hubungan Proses Bisnis Dengan Entitas Data
6 Use Case Diagram
7 Diagram Aktivitas Scorpion Holidays Tour and Travel
8 Matriks Dukungan Platform Teknologi Terhadap Aplikasi
9 Matriks Hubungan Aplikasi Terhadap Entitas Data
10 Perhitungan Function Point Aplikasi konsultasi wisata
11 Tabel FP per month

22
23
25
26
32
34
36
42
43
44
51

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata Indonesia berkembang cukup pesat selama beberapa tahun
terakhir. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat dalam dua
bulan terakhir November dan Desember 2013 kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) mencapai rekor tertinggi masing-masing sebesar 807.422 dan 860.655
wisman. Tahun 2013 sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisman atau
tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar USD 10,05 miliar (BPS
2014).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparenkraf)
menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2014 adalah
sekitar 9,3 juta-9,5 juta jiwa, dengan pertumbuhan sekitar 6-8 persen. Sementara
itu, target wisatawan nusantara (wisnus) ditargetkan 250 juta sampai 251 juta atau
tumbuh 1-1,5 persen dengan target devisa sebesar USD 11 miliar. Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu menyebutkan,
kebijakan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif serta beberapa tantangan
yang dihadapi pariwisata Indonesia di antaranya mengenai daya saing global,
kualitas serta daya dukung infrastruktur, maupun pengembangan kawasan
pariwisata dan investasi (Okezone 2014).
Adapun kunci utama untuk mempromosikan pariwisata adalah ketersediaan
informasi. Sistem Informasi menjadi satu hal penting untuk meningkatkan
aktivitas wisata. Dengan adanya sistem informasi pariwisata, akan mempermudah
akses pencarian daerah – daerah tujuan wisata. Akan tetapi sangat sulit untuk
menemukan informasi wisata yang sesuai dengan keinginan para penggunanya.
Sistem rekomendasi merupakan alat signifikan bagi industri pariwisata atau
perjalanan untuk menawarkan serta merekomendasikan tempat-tempat wisata
kepada para wisatawan yang sesuai dengan keinginan mereka (Zins et al. 2004).
Penelitian mengenai sistem informasi yang membantu wisatawan
menentukan tujuan wisatanya sudah pernah dibuat oleh Handayani (2010). Sistem
informasi tersebut dikembangkan tanpa analisis lebih dalam terhadap pengguna
baik sisi pemberi jasa pariwisata maupun pengguna jasa pariwisata. Salah satu
tahapan penting pada pengembangan sistem ialah analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan berfungsi memperjelas pengguna, tujuan pembangunan sistem, proses
yang terjadi pada organisasi, serta sekumpulan kondisi yang berkaitan dengan
organisasi dan pengembangan sistem (Ayoo & Lubega 2009).
Dalam menganalisis kebutuhan sistem secara terintegrasi dapat
menggunakan framework analisis. Ada beberapa framework yang mendukung
seperti TOGAF, Zachman, Gartner, dan Federal Enterprise Architecture (FEA).
Kerangka kerja Zachman menggunakan bahasa non teknis sehingga lebih mudah
dipahami oleh pengguna awam. Tabel dua dimensi yang dapat dibaca secara
terpisah juga mendukung pembuatan desain arsitektur tanpa perlu menuntaskan
seluruh proses taksonomi dalam kerangka di dalamnya. Enterprise Architecture
Planning merupakan suatu pendekatan yang dibuat oleh Steven H. Spewak untuk
membangun arsitektur perusahaan dengan berdasarkan dorongan data dan

2
dorongan bisnis. Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses
pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan
rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Spewak et al. 1992).
EAP menggunakan dua baris dari tabel Zachman yaitu planner dan owner serta
tiga kolom yang terdiri atas kolom what menjelaskan entitas data, kolom how
menjelaskan fungsi-fungsi bisnis dan kolom where menjelaskan jaringan bisnis
yang dijalankan perusahaan.
Pada penelitian sebelumnya, metode EAP digunakan untuk perencanaan
arsitektur di perguruan tinggi STMIK Darmajaya (Fitrian 2007). Adapun pada
penelitian lain metode EAP digunakan untuk pengembangan sistem informasi
pendidikan kota Bogor (Kusumaningtyas 2013). Pada penelitian ini agar
menghasilkan analisis lebih rinci dan terstruktur digunakan metode EAP. Metode
EAP dapat digunakan untuk membangun cetak biru sistem informasi tingkat
tinggi untuk mewujudkan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi. Cetak
biru sistem informasi ini memberi manfaat meningkatkan standardisasi
arsitektural sumber daya informasi (Fitrian 2007).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan Sistem Rekomendasi
Tujuan Pariwisata (SRTP) menggunakan metode EAP. Menghasilkan kerangka
dasar analisis berupa narasi dan sekumpulan diagram mengenai kebutuhan yang
diperlukan dalam pengembangan SRTP.
Manfaat Penelitian
Hasil analisis Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata diharapkan dapat
meningkatkan standardisasi dan integrasi sistem informasi. Meningkatkan kualitas
dokumentasi sistem informasi sehingga memberikan kemudahan dalam proses
pengembangan. Membantu pihak manajemen dalam membuat sistem yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
Ruang Lingkup Penelitian
1

2
3

Ruang lingkup penelitian ini adalah:
Ruang lingkup pembahasan dibatasi pada proses bisnis perusahaan yang
berhubungan dengan kegiatan tur pariwisata pada perusahaan Scorpion
Holidays Tour and Travel (SHTT).
Data merupakan hasil observasi dan wawancara kepada perusahaan berskala
sedang, penyedia jasa perjalanan wisata SHTT
Model yang dibangun adalah model enterprise architecture dengan
menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP). Model
arsitektur yang dibangun meliputi 3 hal, yaitu:
1 Model Arsitektur Data
2 Model Arsitektur Aplikasi
3 Model Arsitektur Teknologi

3

METODE PENELITIAN
Kerangka Penelitian
Pada penelitian ini, langkah – langkah penelitian mengacu pada metodologi
dari Enterprise Architecture Planning (EAP). Gambar 1 memperlihatkan suatu
tahap proses pada metode EAP (Spewak et al. 1992) di dalam jurnal Pemanfaatan
Enterprise Architecture Planning Untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi.
Berdasarkan tahapan pada metode EAP, langkah – langkah penelitian dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 1 Tahap Enterprise Architecture Planning.
Sumber: Surendro (2007)
Mulai
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
(Observasi dan Wawancara)
EAP

Inisiasi Perencanaan
Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini
Pemodelan
Proses Bisnis

Sistem dan Teknologi
Saat Ini

Perancangan Arsitektur
Arsitektur Data

Arsitektur Aplikasi

Arsitektur Teknologi

Rencana Implementasi

Selesai

Gambar 2 Kerangka Penelitian

4

1 Insiasi Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan inisiasi perencanaan untuk mempersiapkan
segala sesuatu sebelum memulai kegiatan inti EAP. Tahapan ini sebagai
landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahap inisiasi mengikuti
beberapa tahap berikut:
a
Identifikasi lingkup enterprise dan tujuan EAP. Pada tahap ini ditentukan
apakah analisis kebutuhan sistem meliputi keseluruhan area suatu
organisasi atau hanya sebagian saja.
b
Pendefinisian visi dan misi Scorpion Holidays Tour and Travel (SHTT).
2 Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini
Tahap ini dilakukan untuk menyediakan suatu dasar pengetahuan yang
dapat digunakan untuk menetapkan rencana arsitektur. Tahapan yang
dilakukan adalah:
a
Pemodelan Bisnis
Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah:
1
Mengidentifikasi struktur organisasi SHTT.
2
Mengidentifikasi dan mendefinisikan fungsi bisnis dengan
membuat model bisnis SHTT menggunakan model value chain.
3
Membuat dekomposisi fungsi bisnis.
4
Merelasikan fungsi – fungsi bisnis terhadap unit organisasi.
b
Pengamatan Sistem dan Teknologi Saat Ini
Kegiatan ini meliputi identifikasi sistem dan teknologi yang digunakan
SHTT saat ini dengan cara mengumpulkan data sistem dan teknologi.
3 Perancangan Arsitektur
a
Arsitektur Data
Kegiatan ini meliputi identifikasi dan pendefinisian entitas data
yang diperlukan bagi enterprise guna mendukung fungsi bisnis. Adapun
langkah yang dilakukan adalah:
1
Membuat daftar kandidat entitas data.
2
Pendekatan EAP mengambil ketergantungan dan hubungan antar
entitas data untuk melandasi pembangunan enterprise architecture.
Pemodelan untuk menggambarkan hubungan antar entitas data
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Hasil
pemodelan ERD untuk tiap area fungsi melengkapi kerangka kerja
Zachman pada baris perspektif pemilik dan kolom data.
b
Arsitektur Aplikasi
Kegiatan ini meliputi pendefinisian proses bisnis yang terlibat
dalam SHTT. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1
Membuat daftar kandidat aplikasi.
2
Membuat definisi aplikasi, use case,diagram aktivitas dan
merelasikan aplikasi dengan unit organisasi.
3
Melakukan analisis dampak pada aplikasi yang ada saat ini.
c
Arsitektur Teknologi
Kegiatan ini meliputi pendefinisian alur data dan proses yang
terlibat dalam SHTT. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1
Mengidentifikasi prinsip teknologi dan platform yang akan
digunakan dan membuat definisi platform teknologi.

5
2
Merelasikan platform teknologi dengan aplikasi.
4 Rencana Implementasi
Pada tahapan ini disusun suatu rekomendasi untuk rencana implementasi
yang berdasarkan arsitektur yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah:
1
Menentukan urutan implementasi aplikasi.
2
Mempekirakan waktu yang dibutuhkan untuk implementasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Inisiasi Perencanaan
Dalam Memahami tahapan inisiasi perencanaan dilakukan dengan cara
mengidentifikasi atas aturan-aturan yang menjadi rujukan Scorpion Holidays Tour
and Travel (SHTT) terkait pelaksanaan usaha guna penentuan ruang lingkup
enterprise, pengadopsian metodologi, perumusan visi dan misi.
Ruang lingkup enterprise
Berdasarkan undang-undang RI No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan,
usaha jasa pariwisata terdiri atas:
1 Jasa Biro Agen Pariwisata
2 Jasa Agen Wisata
3 Jasa Pramuwisata (Tour guide)
4 Jasa Konvensi, perjalanan insentif dan pameran
5 Jasa Impresariat (Mendatangkan artis untuk acara tertentu)
6 Jasa Konsultan Pariwisata
7 Jasa Informasi Pariwisata
Setelah melakukan wawancara, diketahui bahwa SHTT dalam bisnisnya
melayani jasa biro agen pariwasata dan konsultan pariwisata. Jasa biro perjalanan
wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur,
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, atau sekelompok
orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata (Wibowo
2008). Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat yang
diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan
gagasan, pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan
disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan, tertulis maupun gambar
oleh tenaga ahli profesional (Wibowo 2008).
Sesuai Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.
KM.10/PW/102/ MPPT-93 tanggal 13 Januari 1993, kegiatan biro perjalanan
wisata dan agen perjalanan wisata meliputi:
1 Penyusunan dan penyelenggaraan paket wisata
2 Penyediaan dan atau pelayanan angkutan wisata
3 Pemesanan akomodasi, restoran dan sarana lainnya

6
Visi dan Misi enterprise
Pariwisata sebagai suatu industri baru dikenal di Indonesia setelah
dikeluarkan Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 1969 pada tanggal
6 Agustus 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 disebutkan: ”Usaha-usaha
pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri
pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan
serta kesejahteraan masyarakat dan negara”. Berdasarkan hal tersebut SHTT
memiliki visi dan misi:
Visi: Menjadi penyedia layanan pariwisata terdepan dalam kualitas layanan
dan armada di Indonesia dan juga menjadikan senyum di perjalanan,
santun berwisata, dan sabar dalam menjalankan kegiatan adalah
kepuasan anda bersama Scorpion Holidays.
Misi: Menjadi penyedia layanan pariwisata yang senantiasa menyediakan
kualitas layanan yang prima. Menjadikan perjalanan pariwisata
perjalanan yang menyenangkan. Menjadi penyedia layanan pariwisata
yang selalu mengedepankan kenyamanan dan keamanan penumpang.
Menyediakan bus pariwisata yang nyaman, mewah dan aman dengan
harga terjangkau.

Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini
Pemodelan Bisnis
1
Struktur organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk mengetahui unit bisnis yang akan
berhubungan dengan sistem. Struktur organisasi ini menjadi salah satu dasar
untuk menentukan arsitektur data. Gambar 3 memperlihatkan struktur
organisasi SHTT.
Owner

Managing Director

Head of Finance
Division

Accountant

Administration

Head of Marketing
Division

Agents

Head of Operational
Division

Mechanic

Public

Head of Tour
Division

Tour
Consultant

Gambar 3 Struktur Organisasi Scorpion Holidays Tour and Travel
2

Fungsi Bisnis Scorpion Holidays Tour and Travel
Untuk mengidentifikasi dan penetapan fungsi bisnis dilakukan dengan
menggunakan model value chain (rantai nilai). Rantai nilai dibuat untuk

7
mengidentifikasi fungsi dan mengklasifikasikan fungsi mana yang menjadi
fungsi bisnis utama dan yang menjadi fungsi bisnis pendukung. Area fungsi
bisnis SHTT disajikan pada Gambar 4.

Support Activities

Manajemen Sarana dan Prasarana: Pengadaan sarana dan prasarana, baik
kendaraan transportasi dan suku cadang, maupun peralatan kantor,
pencatatan, pelaporan sarana dan prasarana.

Primary Activities

Wisatawan

Wisatawan merupakan costumer. Menentukan berbagai
komponen pilihan dari produk wisata yang ditawarkan.

Distribusi

Agents atau Tour Consultant merupakan distributor produk.
Bertugas mengurus reservasi dan akomodasi.

Transportasi

SHTT memberikan berbagai pilihan jenis transportasi yang
dimiliki untuk ditawarkan kepada wisatawan.

Akomodasi

Agents selain menjual juga membantu pemesanan akomodasi
untuk wisatawan.

Aktivitas Lokal

Bekerja sama dengan pemandu wisata lokal untuk memandu
wisatawan ke tempat-tempat wisata disekitarnya.

Gambar 4 Model Rantai Nilai Scorpion Holidays Tour and Travel
Setelah membuat model bisnis menggunakan value chain, kemudian dibuat
dekomposisi dari fungsi-fungsi bisnis pada SHTT yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari hasil dekomposisi fungsi bisnis SHTT, diidentifikasi bahwa terdapat 26
fungsi bisnis yang dijalankan oleh SHTT. Untuk melengkapi dan lebih
memastikan kelengkapan dekomposisi dalam suatu area fungsi, maka hasil
dekomposisi dipetakan ke dalam analisis siklus hidup sumber daya yang terdiri
atas tahapan kebutuhan, akuisisi, pengelolaan, dan disposisi. Hasil pemetaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

8
Tabel 1 Dekomposisi fungsi bisnis terkait pembuatan proyek wisata
Fungsi

Proses

1 Pendaftaran Wisata

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Konsultasi tujuan wisata
Penawaran paket wisata
Penyerahan formulir pendaftaran wisata
Penambahan data pelanggan
Pembuatan proyek wisata
Pengalokasian agen

2 Distribusi

2.1
2.2
2.3
2.4

Penyampaian informasi mengenai tujuan wisata
Promosi jasa travel dan wisata
Pengecekan lokasi tujuan
Pembuatan laporan penambahan tempat wisata,
rumah makan, penginapan atau padepokan
pemandu wisata baru.

3 Transportasi

3.1 Pengecekan kondisi kendaraan yang dimiliki
3.2 Pencatatan alokasi kendaraan ke dalam proyek
wisata
3.3 Penjadwalan penggunaan kendaraan

4 Akomodasi

4.1
4.2
4.3
4.4

Pengecekan rumah makan
Pengecekan penginapan
Memperbarui informasi data akomodasi
Reservasi penginapan

5 Aktivitas Lokal

5.1
5.2
5.3
5.4
5.5

Pengecekan tempat wisata
Memperbarui informasi tempat wisata
Koordinasi pemandu wisata lokal
Pengawasan proyek wisata
Pembuatan laporan proyek wisata

6 Manajemen Sarana
dan Prasarana

6.1
6.2
6.3
6.4

Pencatatan daftar sarana dan prasarana
Pelaporan kondisi sarana dan prasarana
Perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Pembelanjaan sarana dan prasarana baru

Fungsi bisnis yang telah didekomposisikan selanjutnya direlasikan dengan
unit-unit organisasi ke dalam bentuk matriks relasi fungsi bisnis terhadap unit
organisasi. Matriks relasi fungsi bisnis terhadap unit organisasi ini bertujuan
untuk mengetahui tanggung jawab serta tugas dalam melaksanakan fungsi bisnis.
Hal ini dilakukan guna menyediakan suatu dasar pengetahuan yang dapat
digunakan untuk menetapkan rencana arsitektur. Matriks tersebut disajikan dalam
Lampiran 1. Selanjutnya untuk melihat proses bisnis pada perusahaan secara
keseluruhan dibuat business flowchart. Business flowchart tersebut disajikan pada
Lampiran 2.

9
Tabel 2 Pemetaan fungsi bisnis ke dalam siklus hidup sumber daya
Siklus
Kebutuhan

Akuisisi

Pengelolaan

Disposisi

Fungsi Bisnis
1 Pendaftaran
Wisata

Perencanaan
pembuatan
proyek wisata

- Penawaran
paket wisata
- Penambahan
pelanggan
- Penyerahan
form wisata

Pengalokasian
agen

Pembuatan
proyek wisata

2 Distribusi

Perencanaan
kegiatan
promosi dan
penyampaian
informasi
pariwisata

- Penyampaian
informasi
tujuan wisata
- Promosi jasa
travel dan
wisata

Pengecekan lokasi Pembuatan
tujuan
laporan
penambahan
tempat wisata
baru

3 Transportasi

Perencanaan
alokasi
transportasi

- Pencatatan
alokasi
kendaraan ke
dalam proyek
wisata

Pengecekan
Penjadwalan
kondisi kendaraan penggunaan
yang dimiliki
kendaraan

4 Akomodasi

Perencanaan
reservasi
akomodasi

- Pengecekan
rumah makan
- Pengecekan
penginapan

Memperbarui
informasi data
akomodasi

5 Aktivitas Lokal

Perencanaan
kegiatan di
lokasi wisata

- Pengecekan
tempat wisata

- Memperbarui
Pembuatan
informasi
laporan proyek
tempat wisata
wisata
- Koordinasi
pemandu wisata
lokal
- Pengawasan
proyek wisata

6 Manajemen
Sarana dan
Prasarana

Pengelolaan
sarana dan
prasarana
perusahaan

- Pencatatan
daftar sarana
dan prasarana
- Pelaporan
kondisi sarana
dan prasarana

- Perawatan dan
Pembelian
perbaikan sarana sarana dan
dan prasarana
prasarana baru

Reservasi
penginapan

Pengamatan Sistem dan Teknologi Saat Ini
Tahap selanjutnya adalah identifikasi sistem dan teknologi saat ini yang
digunakan di SHTT. Kondisi sistem dan teknologi yang digunakan enterprise saat
ini disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, SHTT
tidak memiliki server khusus untuk penyimpanan data. SHTT menggunakan jasa
cloud hosting untuk aplikasi sistem informasinya.

10
Tabel 3 Sistem dan teknologi Scorpion Holidays Tour and Travel saat ini
Divisi

Penyimpanan
data

Jumlah
komputer

Sistem
operasi

Prosesor

Printer

Teknologi
Alat
Komunikasi masukan
lain

Finance

Hard Disk dan
Hard Copy

2

Windows 7

Dual Core

Deskjet

Wifi dan
LAN

-

Marketing

Hard Disk,
Cloud Storage,
dan Hard Copy

2

Windows 7

Dual Core

Deskjet
dan Fax

Wifi dan
LAN

Scanner

Operational

Hard Disk dan
Hard Copy

1

Windows 7

Dual Core

Tidak
ada

Wifi dan
LAN

-

Tour

Hard Disk,
Cloud Storage
dan Hard Copy

2

Windows 7

Dual Core

Deskjet

LAN

-

Terdapat satu aplikasi khusus untuk membantu fungsi bisnis distribusi, yaitu
aplikasi Sistem Informasi Scorpion Holidays Tour and Travel. Deskripsi aplikasi
tersebut ada pada Lampiran 3. Pemanfaatan teknologi perangkat keras hampir
semua menggunakan Personal Computer, mouse dan keyboard sebagai piranti
masukan, monitor dan printer sebagai piranti keluaran, hard disk dan hardcopy
sebagai media penyimpanan data. Hal serupa juga dalam pemanfaatan teknologi
perangkat lunak hampir seluruhnya menggunakan Microsoft Word dan Microsoft
Excel.

Perancangan Arsitektur
Arsitektur Data
Dari identifikasi atas fungsi utama bisnis terdapat aktivitas-aktivitas yang
penting bagi bisnis yang diwakilkan oleh entitas bisnis. Dari masing-masing
entitas bisnis tersebut selanjutnya ditentukan sejumlah entitas data. Selengkapnya
untuk entitas bisnis dan entitas data dapat dilihat pada Tabel 4.
Kandidat entitas data tersebut kemudian dimodelkan dengan Entity
Relationship Diagram (ERD). ERD pada dasarnya adalah diagram yang
memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubunganhubungan antar entitas tersebut. ERD dari Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata
SHTT selengkapnya ada pada Lampiran 4.

11
Tabel 4 Daftar kandidat entitas data
Entitas Bisnis
1 Pendaftaran Wisata

Entitas Data
Pelanggan
Proyek Wisata
Paket Wisata
Agen
Penginapan
Tempat Wisata
Rumah Makan
Pemandu Wisata
Kendaraan

2 Distribusi

Status Reservasi
Proyek Wisata
Tempat Wisata
Rumah Makan
Penginapan
Pelanggan

3 Transport

Kendaraan
Jadwal Kendaraan
Biaya Transportasi
Jadwal Perawatan dan Perbaikan
Perusahaan Jasa Perbaikan dan Perawatan
Proyek Wisata

4 Akomodasi

Rumah Makan
Penginapan
Status Reservasi
Tempat Wisata
Proyek Wisata
Pelanggan

5 Aktivitas Lokal

Tempat Wisata
Pemandu Wisata
Laporan Proyek
Proyek Wisata

6 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana
Laporan Sarana dan Prasarana
Rencana Belanja
Jadwal Perawatan dan Perbaikan
Perusahaan Jasa Perbaikan dan Perawatan

Arsitektur Aplikasi
Dalam mendefinisikan kandidat aplikasi yang akan mengelola entitas data
dari suatu enterprise dilakukan dengan cara menganalisis matriks hubungan antara

12
proses bisnis (fungsi) dengan entitas data yang telah dihasilkan. Matriks tersebut
memberikan gambaran tentang lingkup sistem aplikasi yang dibuat. Hal ini
berdasarkan logika bahwa fungsi yang menciptakan data harus terlebih dahulu
dikelompokkan untuk mendapatkan kandidat aplikasi sebagaimana disajikan pada
Lampiran 5.
Dari pengelompokkan tersebut diperoleh sembilan kandidat aplikasi, di
mana semua aplikasi tersebut untuk membantu proses bisnis dapat dilihat pada
Tabel 5. Setelah pengelompokkan berdasarkan penggunaan data pada Lampiran 5,
kandidat aplikasi reservasi wisata dan pelaporan proyek wisata hanya mengakses
sedikit entitas data, sehingga aplikasi tersebut digabung dengan aplikasi lain.
Aplikasi reservasi wisata pribadi dengan aplikasi reservasi akomodasi tur dan
aplikasi pengawasan proyek wisata dengan aplikasi pelaporan proyek wisata. Dari
efisiensi tersebut menghasilkan tujuh aplikasi. Tujuh aplikasi tersebut kemudian
direlasikan dengan unit organisasi untuk melihat dukungan aplikasi terhadap unit
organisasi. Hubungan tersebut disajikan pada Tabel 6.
Tabel 5 Daftar kandidat aplikasi dan deskripsi aplikasi
Kandidat Aplikasi
1 Aplikasi konsultasi pariwisata

2

3

4

5

6

7

8
9

Deskripsi
Aplikasi untuk membantu calon
wisatawan menentukan tujuan
wisatanya berdasarkan kriteria yang
diinginkan
Aplikasi registrasi pelanggan
Aplikasi untuk mendaftarkan
pelanggan menjadi wisatawan yang
menggunakan jasa SHTT
Aplikasi pembuatan proyek wisata Aplikasi untuk membuat sebuah
proyek wisata dan mempersiapkan
perencanaan awal untuk memulai
wisata
Aplikasi reservasi wisata pribadi
Aplikasi untuk reservasi penginapan
dan tempat wisata bagi pelanggan yang
ingin pergi berwisata.
Aplikasi manajemen transportasi
Aplikasi untuk mengelola dan
pemantauan kendaraan yang dimiliki
perusahaan SHTT
Aplikasi reservasi akomodasi tur
Aplikasi untuk reservasi penginapan
dan pengecekan rumah makan bagi
rombongan wisatawan dalam sebuah
proyek wisata SHTT
Aplikasi pengawasan proyek
Aplikasi untuk mengawasi
wisata
perkembangan proyek wisata yang
sedang dilakukan
Aplikasi pelaporan proyek wisata Aplikasi untuk membuat laporan hasil
proyek wisata yang telah dilakukan
Aplikasi manajemen sarana dan
Aplikasi untuk mengelola dan
prasarana
pendataan sarana dan prasarana

13
Tabel 6 Matriks hubungan aplikasi terhadap unit organisasi


√ √







√ √









Tour Consultant



Public





Mechanic






Agents



Administration



Accountant




Head of Tour Division








Head of Operational Division

Aplikasi
Konsultasi Pariwisata
Registrasi Pelanggan
Pembuatan Proyek Wisata
Reservasi Wisata
Manajemen Transportasi
Pengawasan Proyek Wisata

Manajemen Sarana dan Prasarana

Head of Marketing Division

1
2
3
4
5
6
7

Head of Finance Division

No

Managing Director

Owner

Unit Organisasi

Setelah didapat matriks pada Tabel 6, kemudian dibuat use case diagram
untuk melihat interaksi setiap actor dengan sistem. Berdasarkan Tabel 6 terdapat
12 actor yang berinteraksi dengan sistem, namun use case yang dibuat hanya 6
karena actor Owner dan Managing Director memiliki user goal yang sama,
seluruh anggota Operational Division memiliki user goal yang sama, dan
Financial Division memliki beberapa user goal yang sama. Use case diagram
dapat dilihat pada Lampiran 6.
Dari tujuh aplikasi yang didapat selanjutnya dibuat model dalam bentuk
diagram aktivitas untuk melihat aliran kerja bisnis yang berhubungan dengan
aplikasi SRTP. Diagram aktivitas dari aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 7. Dari
uraian pendefinisian arsitektur aplikasi yang menghasilkan aplikasi –aplikasi
mendatang, perlu dilakukan analisis dampak terhadap aplikasi saat ini (system
legacy evolution). Organisasi yang mempunyai dana terbatas untuk pemeliharaan
atau pengembangan sistem yang sudah ada harus membuat keputusan terbaik dari
investasi yang dilakukannya, oleh karena itu perlu dibuat penilaian terhadap
sistem yang sudah ada untuk menentukan strategi terbaik dalam system legacy
evolution (Sommerville 2007). Tujuan dari analisis dampak ini adalah untuk
mengetahui:
1
Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dan dilanjutkan pemeliharaan
rutinnya. (leave the system unchanged and continue with regular
maintenance/R)
2
Aplikasi apa saja yang perlu diganti secara keseluruhan (scrap the system
completely/SR)
3
Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dengan mengembangkan
beberapa komponennya. (re-engineer the system to improve its
maintainability/RE)

14
4

Mengganti seluruh sistem termasuk perangkat keras baru, karena sistem
yang sudah ada tidak bisa beroperasi atau sistem yang baru bisa berjalan
dengan biaya pengeluaran yang lebih efisien. (Replace all part of the system
with a new system/RA
Setiap dampak dijelaskan dengan uraian singkat sehingga menghasilkan
analisis dampak seperti pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Dampak aplikasi terhadap aplikasi saat ini
No Kandidat Aplikasi
1 Konsultasi Pariwisata
2 Registrasi Pelanggan

Aplikasi Saat Ini
www.scorpionholidays.com
www.scorpionholidays.com

Dampak
RE
RE

Keterangan
Penambahan fitur
rekomendasi tujuan wisata
Penambahan fitur daftar
pelanggan baru

3 Pembuatan Proyek Wisata

-

-

Pengembangan aplikasi baru

4 Reservasi Wisata

-

-

Pengembangan aplikasi baru

5 Manajemen Transportasi

-

-

Pengembangan aplikasi baru

6 Pengawasan Proyek Wisata

-

-

Pengembangan aplikasi baru

Manajemen Sarana dan
Prasarana

-

-

Pengembangan aplikasi baru

7

Arsitektur Teknologi
Pendefinisian dan identifikasi arsitektur teknologi bertujuan untuk
mendapatkan teknologi utama yang digunakan menjadi lingkungan pengoperasian
aplikasi dan pengelolaan data yang telah diidentifikasi dan didefinisikan.
Pendefinisian dan identifikasi terhadap arsitektur teknologi meliputi pendefinisian
prinsip teknologi, penentuan platform teknologi, dan menghubungkan platform
teknologi tersebut dengan aplikasi.
Prinsip platform teknologi merupakan aturan dan kebijakan yang
menyediakan arahan atau pedoman untuk pengadaan platform teknologi sebagai
lingkungan kerja penggunaan data dan aplikasi. Prinsip platform teknologi yang
ditetapkan untuk mengidentifikasi jenis platform teknologi dapat dilihat pada
Tabel 8.
Berdasarkan prinsip platform teknologi tersebut, selanjutnya dilakukan
identifikasi atas platform teknologi yang menjadi suatu lingkungan bagi aplikasi
untuk mengelola data yang akan mendukung fungsi bisnis. Pemilihan dan
pengusulan platform teknologi yang menjadi lingkungan bagi aplikasi yang
mengolah data untuk mendukung proses bisnis SHTT disajikan pada Tabel 9.
Platform teknologi yang telah diidentifikasi, selanjutnya dihubungkan dengan
aplikasi SRTP. Dukungan platform teknologi terhadap aplikasi disajikan dalam
Lampiran 8.

15

Tabel 8 Prinsip platform teknologi
No
1

Jenis
Sistem Operasi

2

Perangkat Keras

3

Perangkat Lunak

4

Komunikasi

5

Keamanan

6

Manajemen Data

Sumber: Utomo (2014)

Prinsip
Sistem operasi yang digunakan harus:
- User Friendly
- Mendukung penggunaan perangkat keras dan aplikasi
yang dibangun
- Mendukung jaringan
- Memiliki lisensi
- Menggunakan konsep sistem terbuka
Perangkat keras yang digunakan harus:
- Independen terhadap vendor dan brand tertentu
- Dikualifikasi dan dibatasi
- Handal dan dalam keadaan kondisi yang baik
- Didokumentasikan
- Didasarkan pada kebutuhan dan tujuan dari pelayanan
wisata SHTT
- Pengembangan aplikasi harus memiliki skala prioritas
- Aplikasi yang akan dikembangkan haruslah user
friendly
- Pengembangan aplikasi dimulai dari skala yang kecil
dan dapat berkembang
- Dokumentasi semua aplikasi yang dibuat dan dikelola
- Pengembangan aplikasi harus memperhatikan
kebutuhan akan kinerja, pemakai dan biaya
- Pengembangan aplikasi sebaiknya menggunakan
bahasa pemrograman dan tools yang sama
- Aplikasi yang dikembangkan harus memiliki tampilan
yang mirip, memiliki kontrol versi dan bersifat
modular
- Semua peralatan yang terhubung ke jaringan harus
diotorisasi secara terpusat
- Internet digunakan untuk keperluan Pengawasan
Proyek Wisata dan Sistem Rekomendasi Tujuan
Pariwisata
- Komunikasi dengan pemandu wisata, rumah makan,
tempat wisata dapat melalui telepon dan email
- Akses ke jaringan dilindungi dengan penggunaan kata
kunci
- Kebutuhan keamanan yang meliputi secrecy,
availability dan integrity
- Data dipisahkan dari aplikasi
- Data harus mudah diakses dan mudah dimengerti
- Database Management System yang dipilih berbasis
pada kebutuhan organisasi

16
Tabel 9 Platform teknologi yang dipersiapkan
Perangkat Keras
Komputer
- PC yang kompatibel
- Server
2 Piranti Masukan
- Mouse
- Keyboard
3 Piranti Keluaran
- Printer
- Monitor
4 Media Penyimpanan
- Hard Disk
- Hard Copy
- Removable Disk
1

Perangkat Lunak
1 Sistem Operasi
- Windows
2 Spreadsheet
- Microsoft Excel
3 Pengolah Kata
- Microsoft Word
4 Sistem Basis Data
- MySql
5 Pembangunan
Aplikasi
- Java/PHP
6 Aplikasi Internet
- Firefox/Chrome
/Browser
Internet lainnya

Komunikasi
Jaringan
- Lan/WLAN
- Internet
2 Telepon
- PABX/FAX
1

Mengacu kepada rancangan struktur organisasi yang dipersiapkan dan
kebutuhan aplikasi yang mengelola data yang telah diidentifikasi serta platform
teknologi yang telah dihubungkan dengan aplikasi, maka jaringan enterprise yang
akan dibangun guna mendukung proses bisnis perusahaan SHTT disajikan pada
Gambar 5 berikut.

Gambar 5 Arsitektur Jaringan Scorpion Holidays Tour and Travel

17
Rencana Implementasi
Implementasi merupakan proses nyata yang dilakukan untuk bergerak dari
kondisi saat ini menuju kondisi mendatang yang direncanakan (Priantoto 2008).
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menyusun dan menentukan urutan atau
prioritas aplikasi yang akan diterapkan dalam sistem, jadwal penerapan dan
perkiraan waktu implementasi. Untuk menentukan urutan atau prioritas aplikasi
yang akan diimplementasi dibuat matriks yang merelasikan aplikasi yang telah di
dapat dari pendefinisian arsitektur aplikasi dengan entitas data. Matriks ini
memperlihatkan
data
sharing
dan
aplikasi
mana
saja
yang
menggunakan/membutuhkan data. Matriks tersebut disajikan pada Lampiran 9.
Dalam menentukan lama waktu yang dibutuhkan untuk implementasi
digunakan function point analysis. Function point analysis adalah ukuran satuan
untuk perangkat lunak seperti jam untuk mengukur waktu, kilometer untuk
mengukur jarak. Function point analysis diturunkan menggunakan hubungan
empiris berdasarkan ukuran yang dapat dihitung dari domain informasi perangkat
lunak dan penilaian kompleksitas perangkat lunak (Pressman 2005). Perhitungan
function point didapat dengan menyelesaikan Tabel 10 dan menjawab 14 General
System Characteristic (GSC) pada Tabel 11.
Tabel 10 Perhitungan function point
Parameter
Faktor Pembobotan
Ukuran
Mudah
Sedang
Kompleks
EI
3
4
6
EO
4
5
7
EQ
3
4
6
ILF
7
10
15
EIF
5
7
10
Total
Sumber: Pressman (2005)

Hasil kali

Berdasarkan Tabel 10, terdapat lima parameter yang digunakan sebagai
ukuran yaitu:
1.
External Input (EI) adalah berapa banyak masukan yang harus dilakukan
oleh pengguna (User input). Apakah jenis masukan itu mudah, sedang, atau
kompleks.
2.
External Output (EO) adalah berapa banyak keluaran yang dilihat oleh
pengguna. Bukan berapa banyak bidang keluaran, melainkan berapa banyak
jenis laporan keluaran yang diberikan.
3.
External Inquiries (EQ) adalah berapa banyak pengguna harus berinteraksi
dengan sistem tanpa perlu memasukkan data, seperti menekan tombol dan
memilih menu.
4.
Internal Logical Files (ILF) adalah berapa banyak file yang perlu diakses
oleh perangkat lunak yang akan dikembangkan, tidak termasuk header file,
library file atau file apapun yang dibutuhkan untuk compile program.
5.
External Interface Files (EIF) adalah berapa banyak perangkat lunak yang
dikembangkan berinteraksi dengan perangkat lunak atau basis data lain
diluar perangkat lunak itu sendiri.

18
Hasil total yang didapat menggunakan Tabel 10 merupakan nilai
Unadjusted Function Point (UAF). Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan
Tabel 11 yang berisi 14 pertanyaan. Skala penilaian didapat dari tanya jawab dan
observasi pada perusahaan SHTT.
Tabel 11 Karakteristik umum sistem
No
1

Pertanyaan
Apakah sistem memerlukan backup dan
recovery yang handal?
2
Apakah komunikasi data diperlukan?
3
Apakah ada fungsi pengolahan terdistribusi?
4
Apakah performa penting?
5
Apakah sistem akan berjalan pada perangkat
keras yang besar?
6
Apakah sistem memerlukan masukan data
secara online?
7
Apakah data yang dimasukkan secara online
memerlukan banyak layar atau operasi?
8
Apakah master file perlu diperbarui secara
online?
9
Apakah masukan, keluaran, berkas, atau
permintaan bersifat kompleks?
10 Apakah perhitungan internal bersifat kompleks?
11 Apakah kode program dirancang untuk
reusable?
12 Apakah konversi dan instalasi termasuk dalam
rancangan?
13 Apakah sistem dirancang untuk banyak instalasi
di dalam organisasi?
14 Apakah aplikasi dirancang untuk memfasilitasi
perubahan dan mudah digunakan oleh user?
Sumber: Pressman (2005)

Skala

Sebanyak 14 pertanyaan pada Tabel 11 ditentukan skalanya dari 0 (tidak
penting) sampai 5 (sangat penting). Penentuan skala ini didapat dari hasil
observasi di kantor SHTT. Setelah menjawab 14 pertanyaan, didapat nilai Value
Adjustment Factor (VAF).


i

i

Untuk mendapatkan function point digunakan rumus FP=UAF VAF.
Setiap kandidat aplikasi dihitung nilai VAF dan UAF sehingga didapat function
point masing – masing aplikasi. Perhitungan VAF dan UAF masing – masing
aplikasi disajikan pada Lampiran 10. Nilai FP yang didapat masing-masing
aplikasi selanjutnya dihitung optimal schedule. Optimal schedule adalah

19
penjadwalan waktu optimal untuk menyelesaikan implementasi perangkat lunak
menggunakan nilai function point.
Person month =
h

i al

h

l

Optimal Team Size =



h
h

ptimal s hedule

FP per month yang dipakai adalah FP per month Indonesia yaitu 8.90. FP
per month tiap negara disajikan pada Lampiran 11. Hasil perhitungan FP dan
optimal schedule dapat dilihat pada Tabel 12. Setelah didapat optimal schedule
yaitu 11.38 bulan, ditentukan jumlah anggota tim optimal (optimal team size).
Didapat jumlah anggota tim optimal sebanyak 5 orang.
Tabel 12 Function point dan optimal schedule setiap aplikasi
Kandidat Aplikasi

FP

Konsultasi Pariwisata
Registrasi Pelanggan
Pembuatan Proyek Wisata
Reservasi Wisata
Manajemen Transportasi
Pengawasan Proyek Wisata
Manajemen Sarana dan Prasarana
Total waktu pengembangan

85.86
26.97
81.00
35.70
91.80
65.66
98.80
485.79

PM
9.65
3.03
9.10
4.01
10.31
7.37
11.10
54.58

Bobot
(%)
17.68
5.55
16.67
7.35
18.89
13.50
20.34
100

OS
(Bulan)
2.01
0.63
1.90
0.84
2.15
1.54
2.31
11.38

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini telah menghasilkan analisis kebutuhan arsitektur data,
arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi yang cukup lengkap bagi enterprise.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Model bisnis utama Scorpion Holidays Tour and Travel terdiri atas enam
area fungsi yang terdiri atas lima fungsi kegiatan utama dan satu fungsi
kegiatan pendukung. Secara keseluruhan terdapat 26 fungsi bisnis untuk
seluruh unit organisasi sejumlah 12 unit.
b.
Arsitektur data yang terdiri atas 18 entitas data potensial dan
didokumentasikan dalam: daftar entitas data, entity relationship diagram.
c.
Arsitektur aplikasi yang terdiri atas satu sistem informasi dengan tujuh
aplikasi di dalamnya. Ada lima aplikasi yang merupakan pengembangan
baru dan dua aplikasi yang membutuhkan penambahan fitur dari aplikasi
yang sudah ada. Diagram aktivitas yang menggambarkan proses interaksi
pengguna dengan aplikasi.

20
d.

Arsitektur teknologi yang terdiri dari tabel identifikasi dan definisi platform
teknologi, konfigurasi teknologi serta arsitektur jaringan.
Rencana Implementasi yang menjelaskan urutan serta lama waktu
implementasi aplikasi dengan memperhatikan kekonsistenan data dan kebutuhan
bisnis serta proses migrasi dengan mempertimbangkan platform teknologi.
Saran
Penelitian ini menggunakan metode Enterprise Architecture Planning
dengan kerangka kerja Zachman. Metode ini hanya memakai dua baris dan tiga
kolom pertama dari tabel Zachman. Perbandingan penggunaan metode lain
diperlukan untuk memperlihatkan kualitas cetak biru enterprise yang dihasilkan.
Penelitian lebih lanjut dapat melakukan implementasi pembuatan aplikasi untuk
menghasilkan perspektif yang lebih teknis dari kerangka kerja Zachman.

DAFTAR PUSTAKA
Ayoo PO, Lubega JT. 2007. A requirements analysis framework for human
activity system (HAS): the case of online learning. International Journal of
Computing and ICT Research 3(1):12-25.
Okezone. 2014. Pemerintah Incar Devisa USD11 Miliar dari Industri Pariwisata
http://economy.okezone.com [diakses tanggal 26 April 2014].
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia 2014. Jakarta (ID): BPS Pr.
Fitrian Y. 2007. Perencanaan Arsitektur Enterprise di Perguruan Tinggi Studi
Kasus STMIK Darmajaya [tesis]. Bogor(ID): Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Handayani R. 2009. Penerapan Travel Planning dan Context-Aware Information
Services Berbasis Web Semantik [skripsi]. Surabaya(ID): Program Sarjana,
Institut Teknologi Sepuluh November.
Kusumaningtyas VD. 2013. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Dinas
Pendidikan Kota Bogor Menggunakan Enterprise Architecture Planning
[skripsi]. Bogor(ID): Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pressman RS. 2005. S f wa E gi
i g A a ii
’ A
a h 6th ed.
New York (US): Mc Graw-Hill.
Priantoto W. 2008. Perencanaan Arsitektur Enterprise untuk Pengembangan eGovernment pada Pemerintahan Kabupaten Barito Utara [tesis]. Bogor(ID):
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sommerville I. 2007. Software Engineering 8th ed. Boston (US): AddisonWesley
Spewak SH, Hill SC. 1992. Developing Blueprint for Data, Application,
Technology: Enterprise Architecture Planning. New York (US): John Wiley &
Sons.
Surendro K. 2007. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk
Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Jurnal Informatika 8(1):1-9.

21
Utomo AP. 2014. Pemodelan Arsitektur Enterprise Sistem Informasi Akademik
Pada Perguruan Tinggi Menggunakan Enterprise Architecture Planning. Jurnal
SIMETRIS 5(1):33-40.
Wibowo LA. 2008. Usaha Jasa Pariwisata. Bandung (ID): Universitas
Pendidikan Indonesia.
Zins AH, Venturini A, Del Missier F, Rumetshofer H, Bauernfeind U. 2004. An
experimental usability test for different destination recommender system. Di
dalam: Frew AJ, editor. Information and Communication Technologies in
Tourism 2004; 2003 Jan 21-23; Kairo, Mesir. New York (US): Springer. hlm
228-238.

D

I

P

D

P

D

I

P

D

D

I

P

I
I
P

I

D
I

I
P

I

P

P
P

I
P
I

I

P
P

P

I

I
P

P
I
I
P

I
I
P

I

D

D

I
P
I
P

D

P
P

P
P

I
I

I
P
I

6.1

5.3

5.2

5.1

D

5.5

D
P

I

I

4.4

4.3

4.2

4.1

3.3

3.2

3.1

2.4

2.3

2.2

2.1

1.6

P

I

I
D

D

D
D

6.4

I

D

Aktifitas Lokal

6.3

I

D

Akomodasi

6.2

P

D
P
D
P
D
P
P
I

Transport

5.4

D

1.5

1.4

1.3

1.2

1.1

Unit Organisasi
Owner
Managing Director
Head of Finance Division
Head of Marketing Division
Head of Operational Division
Head of Tour Division
Accountant
Administration
Agents
Mechanic
Public
Tour Consultant
Keterangan :

Distribusi

D

D

D

I

I

I

I

P

P

P

P

P
P

I
I

P
P

P
P

Direct Management Responsibility (D) : menunjukkan unit organisasi bertanggung jawab atas pelaksanaan bisnis serta sebagai pengambil
keputusan.
Involved in the function (I) : menunjukkan keterlibatan suatu unit organisasi dalam melaksanakan fungsi bisnis tetapi tidak dengan tanggung jawab
sebagai pengambil keputusan.
Partially Involved in the Function (P) : menunjukkan sebagian keterlibatan suatu unit organisasi dalam fungsi bisnis.

22

Pendaftaran Wisata

Manajemen
Sarana dan
Prasarana

Lampiran 1 Matriks Relasi Fungsi Bisnis Terhadap Unit Organisasi

Fungsi Bisnis

23
Lampiran 2 Business Flowchart Scorpion Holidays Tour and Travel
1. Primary Activity

24
Lampiran 2 lanjutan
2. Support Activity

25
Lampiran 3 Deskripsi aplikasi saat ini pada Scorpion Holidays Tour and Travel
Nama
Aplikasi
Deskripsi

Pengguna
Pengelola
Keluaran
Masukan
Penggunaan
Jaringan
Penyimpanan
Data
Screen shoot

Sistem Informasi SHTT
Merupakan sistem informasi yang berisikan informasi
mengenai profil perusahaan dan rincian harga jasa sewa
transportasi. Sistem informasi berbasis web ini merupakan
diperuntukkan untuk masyarakata umum.
Pengguna jasa pariwisata, pegawai Scorpion Holidays Tour
and Travel
Divisi pemasaran
Halaman web
SQL File
Batch dan Online
Internet
Server online web host dan server perusahaan Scorpion
Holidays Tour and Travel.

Waktu akses: 22 Juni 2014
Alamat akses : http:// www.scorpion-holidays.com

26
Lampiran 4 Diagram Hubungan Entitas Scorpion Holidays Tour and Travel
1. Logical Data Model: Pendaftaran Wisata

27
Lampiran 4 Lanjutan
2. Conceptual Data Model: Pendaftaran Wisata

3.

Logical Data Model: Distribusi

28
Lampiran 4 Lanjutan
4. Conceptual Data Model: Distribusi

5.

Logical Data Model: Transportasi

29
Lampiran 4 Lanjutan
6. Conceptual Data Model: Transportasi

7.

Logical Data Model: Akomodasi

8.

Conceptual Data Model: Akomodasi

30
Lampiran 4 Lanjutan
9. Logical Data Model: Aktivitas Lokal

10. Conceptual Data Model: Aktivitas Lokal

31
Lampiran 4 Lanjutan
11. Logical Data Model: Manajemen Sarana

12. Conceptual Data Model: Manajemen Sarana

6

4
6
6
6

1

6
1

1

6

4
4

7
4
6 = Rea d

7 = Upda te

6
6
6
6
1

32

6

6
6
6

Lampiran 5 Matriks Hubungan Proses Bisnis Dengan Entitas Data

1
4

Tempat Wisata

6

Status Reservasi

5

Sarana dan Prasarana

6
7
6

Rumah Makan

6
6
6
1

Rencana Belanja

6

Proyek Wisata

6
6
6

Perusahaan Jasa Service

Fungsi Bisnis
Konsultasi tujuan wisata
6
6
2
Penawaran paket wisata
6
6
6
Penyerahan formulir pendaftaran wisata
6
Penambahan data pelanggan
6
1
Pembuatan proyek wisata
6
6
6
6
6
6
6
Pengalokasian agen
6
Penyampaian informasi tujuan wisata
6
Promosi jasa travel dan wisata
6
6
6
Pengecekan lokasi tujuan
6
Pembuatan laporan tempat wisata baru
6
Pengecekan kondisi kendaraan
1
4
1
Alokasi kendaraan ke dalam proyek
4
6
Penjadwalan penggunaan kendaraan
1
6
Pengecekan rumah makan
Pengecekan penginapan
Update informasi data akomodasi
Reservasi penginapan
ketera nga n :
1 = Create, Read, update 2 = Create, Read.3 = Create, Update 4