Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta

AKTIVITAS MAKAN DAN STATUS GIZI OWA JAWA
(Hylobates moloch) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER
TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

CHEANTY LEBANG MISA MATTA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRAK
CHEANTY LEBANG MISA MATTA. Aktivitas makan dan status gizi owa jawa (Hylobates
moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Dibimbing oleh R. R.
DYAH PERWITASARI dan DEWI APRI ASTUTI.
Hylobates moloch merupakan primata endemik Indonesia yang hidup di Pulau Jawa. Populasi
owa jawa mengalami penurunan akibat degradasi habitat yang menyebabkan owa jawa kehilangan
sumber pakan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas makan, jenis pakan, dan
mengetahui status gizi owa jawa di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.
Pengamatan aktivitas makan menggunakan metode focal animal sampling yang dilakukan

bersamaan dengan palatabilitas pakan. Pakan diberikan sekali dalam sehari yang terdiri atas buah,
sayur, telur, dan roti. Aktivitas makan tertinggi dilakukan pada saat pemberian pakan oleh perawat.
Menggigit dan menelan merupakan aktivitas makan tertinggi di kandang pertama oleh Kecil
(anak) masing-masing sebesar 22,00%. Aktivitas makan tertinggi di kandang kedua oleh Rano
(jantan) yaitu mengunyah sebesar 21,43% dan di kandang ketiga oleh Eneng (betina) yaitu
menggigit, mengunyah, dan menelan masing-masing sebesar 23,31%. Berdasarkan peringkat
palatabilitas pakan di ketiga kandang, kumak (Lactuca indica) dan pisang (Musa paradisiaca)
tergolong pakan sangat disukai. Berdasarkan status gizi didapatkan konsumsi bahan kering 683,83
hingga 1099,03 g/kandang/hari, konsumsi protein 13,13 hingga 19,37 g/kandang/hari, konsumsi
lemak 4,58 hingga 8,51 g/kandang/hari, dan konsumsi energi 594,64 hingga 1154,50
kal/kandang/hari.
Kata kunci : Owa jawa, aktivitas makan, status gizi

ABSTRACT
CHEANTY LEBANG MISA MATTA. Feeding activity and nutrient status of javan gibbon
(Hylobates moloch) in Schmutzer Primate Centre Ragunan Zoo Jakarta. Under supervision by R.
R. DYAH PERWITASARI and DEWI APRI ASTUTI.
Hylobates moloch is endemic Indonesian primate which live in Java. The population of javan
gibbon is declining because of the loss of feeds due to the degradation of habitats. This research
aims to identify feeding activities, type of feeds, and nutrient status of javan gibbon (Hylobates

moloch) in Schmutzer Primate Centre Ragunan Zoo Jakarta. Feeding activities observation was
performed using focal animal sampling method which done in the same time with feed palatability.
Feeds were given once a day which consist of fruits, vegetables, eggs, and bread. Highest feeding
activities was recorded in the feeding given by zoo keeper. Biting and swallowing are the highest
was shown Kecil (juvenile) feeding activities of first cage (22.00%). Highest feeding activity in
second cage made by Rano (male) was chewing (21.43%) and in the third cage was carried out by
Eneng (female) which were biting, chewing, and swallowing each 23.31%. Based on the
palatability rank in the three cages, kumak (Lactuca indica) and banana (Musa paradisiaca) was
categorized as the most favored feed. Based on the nutrient status, it was obtained that dry
materials were consumed 683,83 to 1099,03 g/cage/day, protein consumption 13,13 to 19,37
g/cage/day, fat consumption 4,58 to 8,51 g/cage/day, and energy consumption from 594,64 to
1154,50 kal/cage/day.
Keywords: Javan gibbon, feeding activity, nutrient status

AKTIVITAS MAKAN DAN STATUS GIZI OWA JAWA
(Hylobates moloch) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER
TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

CHEANTY LEBANG MISA MATTA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi

Nama
NIM

: Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates
moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa

Ragunan Jakarta
: Cheanty Lebang Misa Matta
: G34080123

Disetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. R. R Dyah Perwitasari, M.Sc
NIP 19660403 199003 2 001

Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS
NIP 19611005 198503 2 001

Diketahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, MS
NIP 19641002 198903 1 002


Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan karuniaNya penulisan skripsi yang
berjudul Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata
Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta dapat terselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan
bulan Februari sampai Juni 2012 dengan tujuan mengidentifikasi aktivitas makan, jenis pakan dan
mengetahui status gizi owa jawa di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. R. R. Dyah Perwitasari, M.Sc dan Ibu Prof.
Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS selaku pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingan, saran,
kritik, dan bantuan selama penelitian hingga penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si selaku penguji yang telah
memberikan saran terhadap penulisan karya ilmiah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua keeper khususnya keeper owa jawa (mbak
Asri, mas Helmi, pak Naiman) di PPS dan staf Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa
Ragunan Jakarta atas informasi dan bantuannya selama penelitian. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Papa, Mama, Adik-adik (Tanto, Karen, dan Kristo), dan seluruh keluarga besar
atas doa, kasih sayang, dan dukungannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Malibu crew (Desri, Herlina, Citra, Cindy, Kak Alin dll), Gunawan, Vany, Bolas, Anna, Debora,

Sela, Vita, dan Dimas atas semangat dan dukungan. Terima kasih juga kepada teman seperjuangan
penulis Soraya Vallenti (Aya) dan teman-teman “Biologi 45” atas semangat, bantuan dan
kebersamaannya selama ini, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
atas bantuannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

Cheanty Lebang Misa Matta

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 27 Juni 1990. Penulis
adalah anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Yakob Misalayuk Matta dan Ibu
Nety Lisu.
Penulis lulus pada tahun 2008 dari SMA Kristen Immanuel Batam dan pada tahun yang sama
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) di mayor Biologi.
Selama perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Dasar TPB,
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, dan Mikrobiologi Dasar tahun ajaran 2012/2013.
Penulis pernah berpatisipasi dalam beberapa kepanitiaan seperti Grand Biodiversity (2011) dan

Pesta Sains IPB (2011). Penulis juga pernah aktif di Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB di
Komisi Kesenian sebagai anggota divisi kesejahteraan (2010/2011).
Penulis pernah melaksanakan studi lapangan pada tahun 2010 di Taman Wisata dan Cagar
Alam Pantai Pangandaran dibawah bimbingan Bapak Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc dengan judul
Keanekaragaman Moluska Laut di Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Penulis juga pernah
melakukan praktik lapangan pada tahun 2011 di Rumah Sakit Elim Rantepao Toraja Utara
dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Alex Hartana dengan judul Pelayanan dan Sanitasi
Laboratorium dan Gizi Rumah Sakit Elim Rantepao Toraja Utara.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................................

viii


PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................................................
Tujuan Penelitian..................................................................................................................
BAHAN DAN METODE

1
1

Waktu dan Tempat...............................................................................................................
Bahan dan Alat.....................................................................................................................
Metode.................................................................................................................................

1
1
1

HASIL
Identifikasi.........................................................................................................................
Aktivitas Harian..................................................................................................................
Aktivitas Makan..................................................................................................................

Palatabilitas Pakan..............................................................................................................
Status Gizi...........................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................

2
3
3
3
4

SIMPULAN ...............................................................................................................................

6
8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

8

LAMPIRAN ...............................................................................................................................


10

DAFTAR TABEL
1

Halaman
Frekuensi aktivitas harian owa jawa di PPS TMR .............................................................
4

2

Frekuensi aktivitas makan owa jawa di PPS TMR.............................................................

5

3

Peringkat palatabilitas pakan owa jawa di PPS TMR ........................................................


5

4

Status gizi owa jawa di PPS TMR......................................................................................

6

5

Perbandingan konsumsi gizi di PPS dan Hutan Rasamala.................................................

8

DAFTAR GAMBAR
1

Halaman
Owa jawa di kandang 1 (pertama)......................................................................................
2

2

Owa jawa di kandang 2 (kedua)..........................................................................................

3

3

Owa jawa di kandang 3 (ketiga)..........................................................................................

3

DAFTAR LAMPIRAN
1

Halaman
Owa jawa di PPS TMR ......................................................................................................
11

2

Contoh pakan owa jawa di PPS TMR ................................................................................

11

3

Perhitungan pakan (gram) per pengamatan ........................................................................

13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Owa jawa adalah primata endemik
Indonesia yang hidup di Pulau Jawa. Menurut
Fleagle (1988), kelompok owa hidup
monogami yaitu terdiri atas sepasang induk
jantan dan betina serta dua sampai empat
anak. Owa hidup secara arboreal di atas
kanopi pohon yang berdekatan dengan tajuk
yang rapat dan memiliki percabangan yang
tumbuh secara horizontal. Kelompok ini
diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia,
filum Chordata, kelas Mammalia, ordo
Primata, famili Hylobatidae, genus Hylobates,
dan spesies Hylobates moloch (Napier &
Napier 1967). Kelompok kera ini memiliki
ukuran tubuh kecil, tidak berekor, tungkai
tangan lebih panjang dari tungkai kaki, dan
tubuhnya ditutupi oleh rambut dengan warna
bervariasi di bagian wajah, telapak tangan dan
kaki tidak terdapat rambut (Fleagle 1988).
Aktivitas harian owa terdiri atas bergerak,
beristirahat, dan aktivitas lainnya seperti
selisik dan bersuara (Islam & Feeroz 1992).
Aktivitas bergerak terdiri atas jalan, lari,
berlari, memanjat, menuruni pohon, dan
brakiasi (Rahman 2011). Selain melakukan
aktivitas bergerak, owa jawa juga melakukan
aktivitas istirahat yang dilakukan di atas
pohon tidur dengan tidak bersuara untuk
menghindari bahaya (Iskandar 2007). Tinggi
rendahnya proporsi aktivitas bergerak dan
beristirahat owa jawa dipengaruhi oleh suhu.
Ketika suhu rendah maka aktivitas bergerak
akan menurun namun aktivitas istirahat
meningkat (Fan et al. 2008). Bersuara adalah
ciri khas kelompok owa yang bertujuan
menandai daerah teritorinya (Alikodra 1990).
Selisik (grooming) yang merupakan salah satu
bentuk komunikasi pada primata berupa
perawatan antara satu individu dengan
individu lainnya yang bertujuan memelihara
objek selisik dari gangguan parasit dan
kotoran (Napier & Napier 1985).
Makan juga merupakan salah satu aktivitas
harian owa (Islam & Feeroz 1992). Owa jawa
merupakan jenis kera yang selektif memilih
makanannya dan merupakan jenis kera
frugivor yaitu mengonsumsi buah-buahan
(Fleagle 1988). Selain memakan buah-buahan
owa jawa juga mengonsumsi daun dan bunga.
Urutan pakan kesukaan owa jawa yaitu buah,
daun, dan bunga (Kim et al. 2011). Kelompok
owa lebih banyak makan buah-buahan ketika
ketersediaan buah melimpah di alam (Fan et
al. 2012).

Populasi owa jawa mengalami penurunan
yang cepat akibat degradasi habitat. Degradasi
ini menyebabkan hilangnya sumber pakan di
alam mengakibatkan kualitas dan kuantitas
pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi
owa jawa. Berdasarkan laporan IUCN (2008)
owa jawa telah masuk ke dalam kategori kera
yang terancam punah. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian mengenai owa jawa di
Pusat Primata Schmutzer (PPS) untuk
mengetahui aktivitas makan dan pakan yang
diberikan. Hal ini disebabkan PPS merupakan
salah satu lembaga penangkaran ex-situ owa
jawa. Informasi aktivitas makan dan status
gizi
diharapkan
dapat
menunjang
keberlangsungan hidup dan manajemen
pemberian pakan owa jawa.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
aktivitas makan, jenis pakan dan mengetahui
status gizi owa jawa di Pusat Primata
Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan
Jakarta.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Juni 2012 selama 294 jam 45
menit dengan interval waktu pukul 08.00
hingga pukul 15.00 di Pusat Primata
Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan
Jakarta.
Bahan dan Alat
Objek yang diamati yaitu tujuh ekor owa
jawa yang terdiri atas tiga ekor jantan dewasa,
tiga ekor betina dewasa, dan satu ekor anak
(Lampiran 1).
Alat yang digunakan ialah alat tulis,
kamera digital, pengukur waktu (jam),
teropong
binokuler,
termometer,
dan
higrometer.
Metode
Habituasi dan Identifikasi
Habituasi merupakan proses membiasakan
owa jawa dengan kehadiran pengamat.
Identifikasi dilakukan untuk mengamati ciriciri fisik individu owa jawa dan
mendokumentasikannya.
Pengukuran Parameter Lingkungan
Pengukuran ini dilakukan tiga kali (pagi,
siang, dan sore hari) sehari dengan
pengukuran suhu dan kelembaban.

2

Pengamatan Aktivitas Harian
Pengamatan aktivitas harian dilakukan
dengan mengamati aktivitas owa jawa seperti
makan, minum, berpindah, istirahat, defekasi,
aktivitas sosial (selisik, agonistik, bersuara,
seksual). Metode yang digunakan yaitu ad
libitum sampling yaitu mengamati aktivitas
anggota kelompok yang hasilnya berupa
frekuensi tingkah laku dalam suatu kelompok
(Martin & Bateson 1986). Perhitungan
frekusensi data aktivitas harian dihitung
dengan rumus :
Aktivitas harian A individu AB
x 100%
Total aktivitas harian individu AB
Pengamatan Aktivitas Makan
Pengamatan aktivitas makan dilakukan
dengan metode focal animal sampling yaitu
mengamati individu selama 10 menit (Martin
& Bateson 1986). Pengamatan ini dimulai dari
owa jawa mengamati, mengambil, memilih,
mengolah, menggigit, mengunyah, menelan,
membuang, dan mengeluarkan kembali pakan
dari mulut. Perhitungan frekuensi data
aktivitas makan dihitung dengan rumus :
Aktivitas makan A individu AB
x 100%
Total aktivitas makan individu AB
Palatabilitas Pakan
Palatabilitas pakan dilakukan untuk
melihat tingkat kesukaan pakan owa jawa
berdasarkan pakan yang diberikan. Pakan
diberikan hanya sekali dalam sehari yaitu pagi
hari pukul 08.00. Jumlah yang diberikan
setiap paginya yaitu sekitar 20 macam pakan
yang terdiri atas buah-buahan, sayur-sayuran,
telur, dan roti (Lampiran 2). Terkadang
monkey chow, kacang, dan kurma diberikan
sekitar pukul 14.00 sebagai pakan tambahan.
Tingkat kesukaan tersebut diberi peringkat.
Peringkat tersebut adalah sangat suka (1),
suka (2), sedang (3), kurang suka (4).
Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui
tumbuhan pakan yang dikonsumsi oleh owa
jawa
menggunakan
buku
identifikasi
Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne 1987).
Status Gizi Owa Jawa
Penentuan status gizi dilakukan selama
enam kali pengamatan. Proses tersebut
dilakukan bersamaan dengan pengamatan
aktivitas makan. Setelah dilihat komposisi
pakan dilanjutkan ke status gizi dengan cara
menganalisis semua pakan yang dikonsumsi
(Lampiran 3). Data dianalisis berdasarkan
Tabel
Komposisi
Pangan
Indonesia

(PERSAGI 2008). Status gizi pakan yang
dievaluasi terdiri atas konsumsi protein dan
lemak serta konsumsi energi. Data konsumsi
protein, lemak, dan konsumsi energi dapat
dihitung dengan rumus (McDonald et al.
1995):
Konsumsi bahan kering g x kadar protein (%)
100
Konsumsi bahan kering g x kadar lemak (%)
100
Konsumsi bahan kering g x kadar energi (kal/100g)
100
Data konsumsi gizi disajikan per gram per
kandang per hari dan konsumsi energi
disajikan dalam kalori per garam per kandang.

HASIL
Identifikasi
Ketujuh owa jawa terbagi dalam tiga
kandang. Kandang pertama dihuni oleh tiga
individu owa jawa yaitu satu jantan dewasa,
satu betina dewasa, dan satu anak.

Atep (jantan)

Ullah (betina)

Kecil (anak)
Gambar 1 Owa jawa di kandang 1 (pertama)
Kandang kedua dihuni oleh dua individu
owa jawa yaitu satu jantan dewasa dan satu
betina dewasa.

Rano (jantan)

3

Rini (betina)
Gambar 2 Owa jawa di kandang 2 (kedua)
Kandang ketiga dihuni oleh dua individu
owa jawa yaitu satu jantan dewasa dan satu
betina dewasa.

Ibon (jantan)
Eneng (betina)
Gambar 3 Owa jawa di kandang 3 (ketiga)
Aktivitas Harian
Pengamatan aktivitas harian dilakukan
pada bulan Februari sampai April selama 146
jam 27 menit. Selama penelitian rata-rata suhu
dan kelembaban ialah 270C dan 64%. Suhu
dan kelembaban yang paling tinggi 320C dan
75%, sedangkan yang terendah adalah 230C
(suhu) dan 46%, (kelembaban).
Aktivitas tertinggi di ketiga kandang ialah
istirahat, kecuali pada individu anak di
kandang pertama. Hal ini karena individu
anak lebih banyak melakukan aktivitas
bermain yaitu sebesar 44,79%. Aktivitas
istirahat dilakukan oleh Atep (jantan) di
kandang pertama sebesar 61,43%, di kandang
kedua oleh Rano sebesar 44,82%, dan di
kandang ketiga oleh Eneng sebesar 59,53%
(Tabel 1).
Aktivitas makan, bergerak, dan membuang
kotoran di kandang pertama yang tertinggi
dilakukan oleh Atep masing-masing sebesar
25,92% dan 8,32%, sedangkan yang terendah
oleh Kecil masing-masing sebesar 14,26%
dan 7,45%. Eneng adalah individu yang
melakukan aktivitas selisik dan bersuara
tertinggi di kandang pertama masing-masing
sebesar 8,61% dan 3,35%, sedangkan yang
terendah adalah selisik oleh Atep 1,94%
(Tabel 1).
Aktivitas bergerak, makan, bersuara, dan
agresi tertinggi di kandang kedua dilakukan
oleh Rini yaitu 35,25%, 14,63%, 2,09% dan

3,94%, sedangkan yang terendah oleh Rano
yaitu 30,29%, 14,52%, 0,00%, dan 1,33%.
Aktivitas selisik dan membuang kotoran
tertinggi dilakukan oleh Rano masing-masing
sebesar 8,65% dan 0,34%, sedangkan yang
terendah oleh Rini masing-masing 3,86% dan
0,6%. Aktivitas seksual merupakan aktivitas
yang hanya dilakukan di kandang kedua oleh
pasangan Rano dan Rini masing-masing
0,04% (Tabel 1).
Aktivitas bergerak, makan, dan selisik
tertinggi di kandang ketiga dilakukan oleh
Ibon masing-masing sebesar 36,75%, 13,63%,
dan 6,11%, sedangkan yang terendah oleh
Eneng masing-masing 26,29%, 9,61%, dan
2,72%. Aktivitas bersuara dan membuang
kotoran tertinggi dilakukan oleh Eneng
masing-masing sebesar 1,59% dan 0,26%,
sedangkan yang terendah oleh Ibon 0,04%
(membuang kotoran) (Tabel 1).
Aktivitas Makan
Pengamatan aktivitas makan dilakukan
pada bulan April sampai Juni selama 147 jam
6 menit. Aktivitas makan tertinggi dimulai
pada saat pemberian pakan.
Aktivitas makan tertinggi di kandang
pertama dilakukan oleh Kecil yaitu menggigit
dan mengunyah masing-masing sebesar
22,00%, sedangkan yang terendah dilakukan
oleh Atep yaitu 20,14% (mengunyah dan
menggigit). Aktivitas makan tertinggi di
kandang kedua yaitu mengunyah yang
dilakukan oleh Rano sebesar 21,43%,
sedangkan terendah oleh Rini sebesar 20,74%
(Tabel 2).
Aktivitas makan tertinggi di kandang
ketiga dilakukan oleh Eneng adalah mengigit,
mengunyah, menelan yang masing-masing
nilainya 23,31%, sedangkan terendah
dilakukan oleh Ibon sebesar 20,52%
(menggigit), 20,83% (mengunyah), 20,75%
(menelan). Aktivitas mengeluarkan kembali
pakan adalah aktivitas terendah di ketiga
kandang. Aktivitas ini paling banyak
dilakukan oleh Atep sebesar 2,65% di
kandang pertama, 3,50% oleh Rano di
kandang kedua, dan 1,02% oleh Ibon di
kandang ketiga (Tabel 2).
Palatabilitas Pakan
Berdasarkan peringkat palatabilitas pakan,
kumak (Lactuca indica) dan pisang (Musa
paradisiaca) tergolong pakan yang disukai di
ketiga kandang (Tabel 3). Atep dan Kecil di
kandang pertama sangat menyukai kumak (L.
indica), sedangkan Ullah sangat menyukai
pisang (M. paradisiaca). Apel malang (Pyrus

4

malus), jambu air (Eugenia aquea), kailan
(Brassica oleracea), kentang (Solanum
tuberosum), melon (Cucumis melo), pepaya
(Carica papaya), pir (Pyrus communis), salak
(Salacca edulis), sawo (Manilkara zapota),
semangka (Citrullus lanatus), telur, dan timun
(Cucumis sativus) adalah pakan yang kurang
disukai di kandang pertama (Tabel 3).
Rano di kandang kedua sangat menyukai
kumak (L. indica), sedangkan Rini sangat
menyukai (M. paradisiaca). Pakan yang
kurang disukai di kandang kedua yaitu jagung
(Zea mays), jambu (Psidium guajava), jambu
air (E. aquea), kailan (B. oleracea), kesemek
(Diospyros kaki), lengkeng (Euphoria
longana), markisa (Passiflora edulis), sawo
(M. zapota), semangka (C. lanatus), telur,
timun (C. sativus), dan tomat (Solanum
lycopersicum) (Tabel 3).
Kumak (L. indica) adalah pakan yang
sangat disukai Ibon dan Eneng di kandang
ketiga. Jagung (Zea mays), jambu (P.
guajava), jambu air (E. aquea), kailan (B.
oleracea), kentang (S. tuberosum), kesemek
(D. kaki), lengkeng (E. longana), markisa (P.
edulis), pepaya (C. papaya), salak (S. edulis),
sawo (M. zapota), semangka (C. novulgario),
telur, timun (C. sativus), dan tomat (S.

lycopersicum) adalah pakan yang kurang
disukai di kandang ketiga (Tabel 3).
Selama pengamatan aktivitas makan pakan
tambahan diberikan lima kali untuk monkey
chow, tiga kali untuk kacang, dan satu kali
untuk kurma.
Status Gizi
Berdasarkan tabel status gizi (Tabel 4) di
kandang pertama yang dihuni oleh dua
individu dewasa dan satu anak dengan ratarata konsumsi bahan kering sebesar 549,51
g/kandang/hari, konsumsi protein kasar
sebesar 9,68 g/kandang/hari, konsumsi lemak
kasar sebesar 2,29 g/kandang/hari, dan energi
sebesar 577,25 kal/kandang/hari.
Kandang kedua yang dihuni oleh dua
individu dewasa. Berdasarkan tabel status gizi
(Tabel 4) rata-rata konsumsi bahan kering,
protein kasar, lemak kasar, energi masingmasing sebesar 400,35 g/kandang/hari, 8,52
g/kandang/hari, 4,25 g/kandang/hari, dan
388,16 kal/kandang/hari.
Kandang ketiga yang dihuni oleh dua
individu dewasa, rata-rata konsumsi bahan
kering, protein kasar, lemak kasar, dan
konsumsi
energi
sebesar
341,92
g/kandang/hari, 6,56 g/kandang/hari, 2,71
g/kandang/hari, dan 297,32 kal/kandang/hari.

Tabel 1 Frekuensi aktivitas harian owa jawa di PPS TMR
Frekuensi (%)
Kandang 1

Kandang 2

Kandang 3

Aktivitas
Atep
Istirahat
Bergerak

Ullah

Kecil

Rano

Rini

Ibon

Eneng

61,43
25,92

60,37
14,92

26,91
14,26

44,82
30,29

40,03
35,25

43,49
36,75

59,53
26,29

Makan
Selisik

8,32
1,94

5,59
8,61

7,45
6,22

14,52
8,65

14,63
3,86

13,63
6,11

9,61
2,72

Bersuara

1,72

3,35

0,00

0,00

2,09

0,00

1,59

Membuang kotoran

0,67

0,50

0,37

0,34

0,16

0,04

0,26

Agresi

0,00

0,00

0,00

1,33

3,94

0,00

0,00

Bermain

0,00

6,65

44,79

0,00

0,00

0,00

0,00

Seksual

0,00

0,00

0,00

0,04

0,04

0,00

0,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Total

5

Tabel 2 Frekuensi aktivitas makan owa jawa di PPS TMR
Frekuensi (%)
Kandang 1

Aktivitas
Atep

Ullah

Kandang 2
Kecil

Rano

Rini

Kandang 3
Ibon

Eneng

Mengamati
Mengambil
Memilih
Mengolah

10,95
12,01
4,59
4,42

10,32
9,61
7,12
3,20

11,33
12,89
5,78
0,67

9,62
10,06
5,98
2,62

9,29
9,49
7,53
1,86

11,71
11,01
4,95
3,07

8,19
8,19
6,05
2,85

Menggigit
Mengunyah
Menelan
Mengeluarkan
Membuang

20,14
20,14
19,79
2,65
5,30

21,35
21,35
21,00
0,71
5,34

22,00
22,00
21,78
0,00
3,56

20,99
21,43
21,28
3,50
4,52

20,54
20,74
20,64
1,75
8,15

20,52
20,83
20,75
1,02
6,13

23,31
23,31
23,31
0,18
4,63

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Total

Tabel 3 Peringkat palatabilitas pakan owa jawa di PPS TMR
Jenis pakan
Nama lokal
Apel fuji
Apel malang
Apel merah
Jagung
Jambu
Jambu air
Jeruk
Kailan
Kentang
Kesemek
Kumak
Lengkeng
Markisa
Melon
Pepaya
Pir
Pisang
Roti*
Salak
Sawo
Selada
Semangka
Siomak
Telur*
Terong
Timun
Tomat
Wortel

Nama ilmiah
Pyrus pyrifolia
Pyrus malus
Malus domestica
Zea mays
Psidium guajava
Eugenia aquea
Citrus sinensis
Brassica oleracea
Solanum tuberosum
Diospyros kaki
Lactuca indica
Euphoria longana
Passiflora edulis
Cucumis melo
Carica papaya
Pyrus communis
Musa paradisiaca

Famili
Rosaceae
Rosaceae
Rosaceae
Poaceae
Myrtaceae
Myrtaceae
Rutaceae
Brassicaceae
Solanaceae
Ebenaceae
Asteraceae
Sapindaceae
Passifloraceae
Cucurbitaceae
Caricaceae
Rosaceae
Musaceae

Salacca edulis
Manilkara zapota
Lactuca sativa
Citrullus lanatus
Lactuca sp.

Arecaceae
Sapotaceae
Asteraceae
Cucurbitaceae
Asteraceae

Solanum melongena
Cucumis sativus
Solanum lycopersicum
Daucus carota

Solanaceae
Cucurbitaceae
Solanaceae
Apiaceae

Peringkat palatabilitas
Kandang 1
Kandang 2
Kandang 3
Atep Ullah Kecil Rano Rini Ibon Eneng
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
1
2
1
1
2
1
1
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
2
4
4
2
1
2
2
1
2
2
2
2
3
2
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
3
2
2
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
3

*pakan bukan tumbuhan; sangat suka (1), suka (2), sedang (3), kurang suka (4)

6

Tabel 4 Status gizi owa jawa di PPS TMR
Kandang

Konsumsi
Lemak

Bahan kering

Protein

(g/kandang/hari)

(g/kandang/hari)

(g/kandang/hari)

(kal//kandang/hari)

495,21
603,82

9,67
9,69

2,51
2,08

522,89
631,61

549,51

9,68

2,29

577,25

429,80
370,89

11,07
5,98

6,27
2,24

439,18
337,15

Rata-rata
Kandang 3
(2 dewasa)
Pengamatan 1

400,35

8,52

4,25

388,16

228,73

4,43

1,15

174,84

Pengamatan2

455,10

8,70

4,26

419,80

Rata-rata

341,92

6,56

2,71

297,32

Kandang 1
(2 dewasa, 1 anak)
Pengamatan 1
Pengamatan2
Rata-rata
Kandang 2
(2 dewasa)
Pengamatan1
Pengamatan2

PEMBAHASAN
Aktivitas harian tertinggi di ketiga
kandang owa jawa adalah istirahat. Istirahat
dibutuhkan oleh owa jawa untuk memulihkan
kembali energi yang terpakai dalam aktivitas
(Riendriasari et al. 2009). Proporsi aktivitas
beristirahat jantan dan betina dewasa lebih
tinggi daripada anak. Aktivitas bermain Kecil
sebesar 44,79%, hal ini sesuai dengan
penelitian Rahman (2011) di Pusat Studi
Satwa Primata (PSSP) bahwa aktivitas
bermain anak sekitar 26,00% disebabkan
individu anak lebih banyak bergerak, dalam
hal ini lebih banyak melakukan aktivitas
bermain. Menurut Riendriasari et al. (2009)
aktivitas bermain anak lebih tinggi karena
usianya yang masih muda sehingga
menghabiskan waktu untuk bermain dengan
induknya. Aktivitas ini merupakan aktivitas
sosial yang dilakukan owa jawa, namun
hanya dilakukan oleh Ullah (betina) dan Kecil
(anak) yang merupakan pasangan ibu dan
anak di kandang pertama.
Rata-rata suhu selama pengamatan
aktivitas harian yaitu 270C dan kelembaban
udara yaitu 64%. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian Rasmada (2008) di Pusat
Penyelamatan Satwa Gadog bahwa rata-rata
suhu 27,240C dan kelembaban udara 68,40%
mendekati suhu dan kelembaban habitat asli
owa jawa.
Aktivitas bergerak tertinggi di kandang
pertama oleh Atep 25,92%, kandang kedua
oleh Rini 35,25%, dan kandang ketiga oleh

Energi

Ibon 36,75%. Aktivitas bergerak terdiri atas
jalan, lari, melompat (leaping), memanjat
(climbing), menuruni batang, brakiasi dan
berayun. Brakiasi merupakan cara kelompok
Hylobates berpindah dari tempat yang satu ke
tempat yang lainnya (Fleagle 1988).
Aktivitas selisik (grooming) tertinggi di
kandang pertama oleh Ullah 8,61%, kandang
kedua oleh Rano 8,65%, dan kandang ketiga
Ibon 6,11%. Selain merawat diri sendiri dan
pasangan selisiknya, aktivitas selisik juga
dapat meningkatkan ikatan sosial antara
keluarga dalam hal ini hubungan Ullah
(induk) dan Kecil (anak) (Riendriasari et al.
2009) dan digunakan untuk menarik lawan
jenis (Napier & Napier 1985). Kelompok owa
memiliki ciri khas yaitu bersuara. Aktivitas
bersuara tertinggi kandang pertama dilakukan
oleh Ullah 3,35%, kandang kedua oleh Rini
2,09%, dan kandang ketiga oleh Eneng
1,59%. Rahman (2011) mengemukan di Hutan
Rasamala aktivitas bersuara owa jawa
didominasi oleh betina dewasa sebesar 0,75%.
Penelitian mengenai aktivitas bersuara owa
jawa tersebut sesuai dengan Geissmann dan
Nijman (2006) bahwa pada kelompok owa
jawa, aktivitas bersuara didominasi oleh
individu betina dewasa.
Aktivitas membuang kotoran tertinggi
dilakukan oleh Atep, Rano, dan Eneng dengan
tujuan mengeluarkan sisa makanan dari tubuh.
Aktivitas membuang kotoran terdiri atas
defekasi (pembuangan feses) dan urinasi
(pembuangan air seni). Aktivitas agresi
dilakukan di kandang kedua. Hal ini

7

disebabkan Rano dan Rini terganggu dengan
perilaku ungko (Hylobates agilis) yang
terletak di sebelah kandang kedua yang selalu
menggedor pembatas kandang. Selama
penelitian aktivitas agresi tertinggi dilakukan
oleh Rini sebesar 3,94%. Perilaku yang
ditunjukkan Rano dan Rini dengan cara
mengedor kembali pembatas kandang
tersebut. Aktivitas seksual diawali oleh
aktivitas menarik lawan jenis yang kemudian
dilanjutkan dengan kopulasi (Rahman 2011).
Hal ini terlihat pada Rano (jantan) dan Rini
(betina) yang merupakan pasangan yang
melakukan aktivitas ini yang masing-masing
sebesar 0,04%.
Aktivitas makan juga merupakan salah
satu aktivitas harian owa jawa. Aktivitas
makan berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan energi dalam melakukan aktivitas
dan bertujuan menjaga kelangsungan hidup
suatu spesies (Alikodra 1990). Aktivitas
makan tertinggi yakni pada saat pemberian
pakan. Aktivitas makan tertinggi kandang
pertama dilakukan oleh Kecil yaitu menggigit
(22,00%) dan mengunyah (22,00%). Hal ini
sesuai dengan penelitian Riendriasari et al.
(2009) mengenai owa jawa di PSSP yaitu
aktivitas makan anak (23,90%) lebih tinggi
karena anak dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Aktivitas makan di PSSP dan
Hutan Rasamala (Rahman 2011) juga
didominasi oleh jantan pradewasa dan betina
remaja yang masih tergolong anak sebesar
32,76% dan 28,58% (PSSP), serta 42,57% dan
41,53% (Hutan Rasamala).
Aktivitas makan tertinggi di kandang
kedua dilakukan oleh Rano yaitu mengunyah
sebesar 21.43%. Hal ini karena pakan yang
dimasukkan ke mulut harus diubah ke bentuk
yang mudah dicerna. Aktivitas makan
tertinggi di kandang ketiga dilakukan oleh
Eneng yaitu menggigit (23,31%), mengunyah
(23,31%), dan menelan (23,31%). Hal ini
disebabkan adanya perbedaan pola makan.
Eneng tidak langsung menghabiskan pakan
pada saat tersebut, namun sedikit demi sedikit,
sedangkan Ibon langsung memakan habis
pakan.
Menggigit bertujuan memotong pakan
menjadi bagian terkecil, mengunyah bertujuan
menghancurkan pakan dalam mulut sehingga
mudah untuk dicerna, dan menelan bertujuan
mencerna pakan yang halus untuk dilanjutkan
ke organ pencernaan yang lain. Aktivitas
makan terendah adalah mengeluarkan kembali
pakan dari mulut. Aktivitas ini disebabkan
pakan kurang disukai atau hanya mengambil
sari atau cairan pakan yang dilakukan setelah

pakan digigit atau dikunyah, namun belum
ditelan. Aktivitas ini paling banyak dilakukan
oleh Atep di kandang pertama sebesar 2,65%,
Rano 3,50% di kandang kedua, dan Ibon 1,02
% di kandang ketiga. Hal ini disebabkan
ketiga jantan tersebut selektif memilih
pakannya, ketika pakan tersebut kurang
disukai maka akan dikeluarkan kembali dari
mulut. Aktivitas ini juga biasanya terlihat
ketika mengonsumsi jeruk karena hanya
mengambil sari jeruk tersebut. Ketika sari
jeruk sudah dikonsumsi maka sisa jeruk akan
dikeluarkan dari mulut.
Selain pakan di atas terkadang pakan
tambahan juga diberikan sekitar pukul 14.00.
Pemberian
pakan
tersebut
hanya
diperuntukkan sebagai pakan tambahan.
Palatabilitas adalah tingkat kesukaan satwa
terhadap pakan yang diberikan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi palatabilitas yaitu bau,
rasa, tekstur, dan temperatur (Pond et al.
1995). Selain itu, palatabilitas juga
dipengaruhi oleh ketersediaan pakan (Fan et
al. 2012). Palatabilitas juga berpengaruh pada
tingkat kematangan buah. Ketika buah
tersebut matang, maka owa akan lebih
memilih pakan tersebut karena manis. Rasa
manis tersebut mengandung karbohidrat dan
biasanya tidak berkorelasi dengan protein dan
lemak (Jildmalm et al. 2008). Cara penentuan
palatabilitas pakan didasarkan pada pemberian
dalam kandang individu dan jumlah pakan
yang terbatas.
Palatabilitas owa jawa di PPS dipengaruhi
oleh ketersediaan pakan, dalam hal ini jumlah
pakan yang diberikan oleh perawat (keeper).
Palatabilitas pakan owa jawa di ketiga
kandang didominasi oleh kumak (L. indica)
dan pisang (M. paradisiaca). Setiap hari
kumak (L. indica) dan pisang (M.
paradisiaca) diberikan dalam jumlah yang
banyak dibandingkan dengan pakan yang
lainnya. Kedua pakan tersebut lebih banyak
dikonsumsi karena diberikan dalam jumlah
yang besar oleh perawat sekitar 200-600
g/hari. Berdasarkan Tabel Komposisi Gizi
Pangan Indonesia (PERSAGI 2008), pakan
yang dikonsumsi oleh owa jawa di PPS
memiliki kadar air yang tinggi yaitu sekitar
65% sampai 95% kadar air. Oleh karena itu,
selama penelitian owa jawa jarang terlihat
mengonsumsi air.
Konsumsi bahan kering dan energi di PPS
yaitu 185,56 e/ekor/hari dan 166,87
g/kandang/hari, tergolong tinggi dibandingkan
dengan Hutan Rasamala yaitu 66,62
g/ekor/hari dan 86,27 g/ekor/hari (Tabel 5).

8

Tabel 5 Perbandingan konsumsi gizi di PPS dan Hutan Rasamala
Konsumsi
Individu

Tempat

Jantan dewasa

PPS TMR*

Betina dewasa
Jantan dewasa
Betina dewasa

Hutan
Rasamala**

Bahan kering

Protein

Lemak

Energi

(g/ekor/hari)

(g/ekor/hari)

(g/ekor/hari)

(kal/ekor/hari)

185,56

3,77

2,23

166,87

185,56

3,77

2,23

166,87

66,62

6,96

3,51

86,27

66,62

6,96

3,51

86,27

* kandang 2 (kedua) & kandang 3 (ketiga); ** Penelitian Rahman (2011)

Konsumsi protein dan lemak di PPS yaitu
3,77 g/ekor/hari dan 2,23 g/ekor/hari
tergolong rendah dibandingkan dengan Hutan
Rasamala 6,96 g/ekor/hari dan 3,51
g/ekor/hari (Tabel 5). Perbedaan ini karena
ketersediaan pakan di PPS lebih banyak
sehingga konsumsi bahan kering lebih tinggi.
Rendahnya konsumsi protein dan lemak
dikarenakan buah dan sayur mengandung
sedikit kadar protein dan lemak, namun
konsumsi energi tinggi. Konsumsi energi
tinggi disebabkan kandungan karbohidrat
dalam pakan tinggi karena pakan yang
dikonsumsi adalah buah yang sudah matang.
Buah matang mengandung karbohidrat yang
tinggi (Jildmalm et al. 2008). Contoh pakan
yang dikonsumsi owa jawa di PPS yang
mengandung karbohidrat tinggi yaitu pisang
(M. paradisiaca) dan roti. Karbohidrat,
protein, dan lemak merupakan tiga komponen
penyusun energi (NRC 2003).
Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan
jaringan tubuh dan pertumbuhan. Protein
dibutuhkan dalam jumlah banyak ketika
individu sedang dalam masa kehamilan,
menyusui,
stress,
serta
penyembuhan
penyakit. Fungsi lemak adalah sebagai sumber
energi dan bahan baku pembentukan hormon
steroid. Nutrien yang dimetabolisme dalam
tubuh akan menjadi energi. Apabila energi
kurang maka dapat menghambat fungsi
pergerakan, metabolisme basal, pertambahan
jaringan, reproduksi, dan aktivasi otot (NRC
2003).
Oleh karena itu, perlu diberikan beberapa
jenis pakan yang mengandung protein tinggi
seperti kacang-kacangan dan mengandung
lemak tinggi. Hal ini perlu dilakukan agar
status gizi owa jawa dapat terpenuhi.

SIMPULAN
Aktivitas
makan
tertinggi
yaitu
mengunyah, menggigit, dan menelan yang

dilakukan oleh Eneng (betina dewasa) di
kandang ketiga. Berdasarkan peringkat
palatabilitas terlihat bahwa kumak (Lactuca
indica) dan pisang (Musa paradisiaca)
tergolong pakan sangat disukai oleh owa jawa.
Konsumsi protein dan lemak tergolong rendah
disebabkan jumlah pemberian yang terbatas
dengan kualitas pakan yang rendah,
sedangkan konsumsi bahan kering dan energi
tergolong tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar
Jilid 1. Bogor: Pusat Antar Universitas
Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Fan PF, Ni YQ, Sun GZ, Huang B, Jiang XL.
2008. Seasonal variations in the activity
budget
of
Nomascus
concolor
jingdongensis at Mt. Wuliang, Central
Yunnan, China: effects of diet and
temperature. Int J Primatol 29:1047-1057.
Fan PF, Fei HL, Ma CH. 2012. Behavioral
responses of cao vit gibbon (Nomascus
nasutus) to variations in food abundance
and temperature in Bangliang, Jingxi,
China. Am J Primatol 74:632-641.
Fleagle JG. 1988. Primate Adaptation and
Evolution. London: Academic Press.
Geissmann T, Nijman V. 2006. Calling in
wild silvery gibbons (Hylobates moloch)
in Java (Indonesia): behaviour, phylogeny,
and conservation. Am J Primatol 68:1-19.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana
Wanajaya.

9

[IUCN] International Union for Conservation
of Nature. 2008. Hylobates moloch. Di
dalam: IUCN Red List of Threatened
Species.[terhubungberkala].http://www.iuc
nredlist.org. [20 Agustus 2012].
Iskandar E. 2007. Habitat dan populasi owa
jawa (Hylobates moloch Audibert, 1797)
di Taman Nasional Margasatwa Halimun
Salak Jawa Barat [disertasi]. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Islam MA, Feeroz MM. 1992. Ecology of
hoolock gibbon of Bangladesh. Primates
33:451-464.
Jildmalm R. Amundin M, Laska M. 2008.
Food preference and nutrient composition
in captive white gibbon, Hylobates lar.
Inte J Primatol 29:1535-1547.
Kim S, Lappan S, Choe JC. 2011. Diet and
ranging behavior of endangered javan
gibbon (Hylobates moloch) in a
submontane tropical rainforest. Am J
Primatol 73:270-280.
Martin P, Bateson P. 1986. Measuring
Behaviour: An Introductory Guide.
Second Edition. London: Cambridge
University Press.
McDonald P et al. 1995. Animal Nutrition.
New York: John Wilet & Sons, inc.
[NRC] National Research Council. 2003.
Nutrient Requirement of Nonhuman
Primates. Cambridge : MIT Press.
Napier JR, Napier PH. 1967. A Hand Book of
Living Primates. Morphology, Ecology,
and Behaviour of Nonhuman Primates.
London: Academy Press.
Napier JR, Napier PH. 1985. The Natural
History of The Primates. London: First
MIT Press Edition.
[PERSAGI] Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia.
Jakarta: Kompas Gramedia.
Pond WG, Church DC, Pond KR. 1995. Basic
Animal Nutrition and Feeding. Edisi ke-4.
New York: John Willey and Sons.

Rahman DA. 2011. Studi aktivitas dan pakan
owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat
Studi Primata IPB dan Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango: penyiapan
pelepasliaran [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rasmada S. 2008. Analisis kebutuhan nutrien
dan kecernaan pakan pada owa jawa
(Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan
Satwa Gadog-Ciawi Bogor [skripsi].
Bogor. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor.
Riendriasari SD, Iskandar E, Manansang J,
Pamungkas J. 2009. Tingkah laku owa
jawa (Hylobates moloch) di fasilitas
penangkaran Pusat Studi Satwa Primata,
Institut Pertanian Bogor. J Primatol Indo
6:9-13.

10

LAMPIRAN

11

Lampiran 1 Owa jawa di PPS TMR
Kandang
Nama
Atep
1
Ullah
Kecil
2
Rano
Rini
3
Ibon
Eneng

Jenis kelamin
Jantan
Betina
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina

Prakiraan umur*
16 tahun
15 tahun
2 tahun
10 tahun
10 tahun
14 tahun
13 tahun

Asal
Sitaan
Sitaan
Lahir di PPS
Sumbangan
Sumbangan
Sitaan
Sitaan

*prakiraan umur pada saat pengamatan
Sumber: Taman Margasatwa Ragunan Jakarta

Lampiran 2 Contoh pakan owa jawa di PPS TMR

Apel merah (Malus domestica)

Apel fuji (Pyrus pyrifolia)

Apel malang (Pyrus malus)

Jagung (Zea mays)

Jeruk (Citrus sinensis)

Jambu biji (Eugenia aquea)

Kentang (Solanum tuberosum)

Kesemek (Diospyros kaki)

Kumak (Lactuca indica)

12

Lengkeng (Euphoria longana)

Pepaya (Carica papaya)

Roti

Semangka (Citrullus lanatus)

Timun (Cucumis sativus)

Markisa (Passiflora edulis)

Melon (Cucumis melo)

Pir (Pyrus communis)

Pisang (Musa paradisiaca)

Selada (Lactuca sativa)

Siomak (Lactuca sp.)

Telur

Tomat (Solanum lycopersicum)

Terong (Solanum melongena)

Wortel (Daucus carota)

Lampiran 3 Perhitungan pakan (gram) per pengamatan
Kandang 1 (2 dewasa, 1 anak); Pengamatan 1
Pemberian
awal
(g)

Sisa
pakan
(g)

Konsumsi
pakan
(g)

Kadar

Konsumsi

120

0

120

Bahan
kering
(%)
15,90

90

0

90

15,90

84,10

58,00

0,30

0,40

Jagung

130

0

130

38,20

61,80

147,00

5,10

Jambu Biji

180

0

180

14,00

86,00

49,00

Jeruk

110

0

110

12,80

87,20

Kesemek

110

0

110

21,80

Kumak

220

0

220

Lengkeng

80

0

Markisa

70

Melon

Pakan

Apel fuji

Energi*
(kal/100g)

Protein*
(%)

Lemak*
(%)

84,10

58,00

0,30

0,40

Bahan
kering
(g)
19,08

Air*
(%)

Protein
(g)

Lemak
(g)

Energi
(kal)

0,06

0,08

11,07

14,31

0,04

0,06

8,30

0,70

49,66

2,53

0,35

73,00

0,90

0,30

25,20

0,23

0,08

12,35

45,00

0,90

0,20

14,08

0,13

0,03

6,34

78,20

78,00

0,80

0,40

23,98

0,19

0,10

18,70

4,80

95,20

14,00

1,30

0,30

10,56

0,14

0,03

1,48

80

19,50

80,50

69,00

0,90

0,10

15,60

0,14

0,02

10,76

0

70

35,30

64,70

144,00

3,50

1,20

24,71

0,86

0,30

35,58

80

0

80

15,00

85,00

53,00

1,70

0,40

12,00

0,20

0,05

6,36

Pepaya

90

0

90

13,30

86,70

46,00

0,50

0,00

11,97

0,06

0,00

5,51

Pir

40

0

40

12,40

87,60

44,00

0,40

0,20

4,96

0,02

0,01

2,18

360

0

360

34,20

65,80

120,00

1,20

0,20

123,12

1,48

0,25

147,74

50

0

50

60,00

40,00

248,00

8,00

1,20

30,00

2,40

0,36

74,40

Selada

270

0

270

5,20

94,80

18,00

1,20

0,20

14,04

0,17

0,03

2,53

Terong

60

0

60

7,30

92,70

28,00

1,10

0,20

4,38

0,05

0,01

1,23

Timun

60

60

0

2,10

97,90

8,00

0,20

0,20

0,00

0,00

0,00

0,00

2120

60

2060

327,70

1372,30

1227,00

28,30

6,60

397,65

8,70

1,73

417,53

Apel merah

Pisang
Roti

Total
*PERSAGI (2008)

13

Kandang 2 (2 dewasa); Pengamatan 1
Kadar

Pemberian
awal
(g)

Sisa
pakan
(g)

Konsumsi
pakan
(g)

Apel malang

70

0

70

Bahan
kering
(%)
14,10

Apel merah

90

0

90

Jambu biji

90

0

Jeruk

80

Kentang
Kesemek

Konsumsi

Energi*
(kal/100 g)

Protein*
(%)

Lemak*
(%)

85,90

57,00

0,50

0,40

Bahan
kering
(g)
9,87

15,90

84,10

58,00

0,30

0,40

90

14,00

86,00

49,00

0,90

0

80

12,80

87,20

45,00

130

0

130

16,60

83,40

90

0

90

21,80

78,20

Kumak

110

0

110

4,80

Markisa

90

0

90

35,30

Melon

110

0

110

Pir

100

0

Pisang

650

Pakan

Air*
(%)

Protein
(g)

Lemak
(g)

Energi
(kal)

0,05

0,04

5,63

14,31

0,04

0,06

8,30

0,30

12,60

0,11

0,04

6,17

0,90

0,20

10,24

0,09

0,02

4,61

62,00

2,10

0,20

21,58

0,45

0,04

13,38

78,00

0,80

0,40

19,62

0,16

0,08

15,30

95,20

14,00

1,30

0,30

5,28

0,07

0,02

0,74

64,70

144,00

3,50

1,20

31,77

1,11

0,38

45,75

15,00

85,00

53,00

1,70

0,40

16,50

0,28

0,07

8,75

100

12,40

87,60

44,00

0,40

0,20

12,40

0,05

0,02

5,46

0

650

27,10

72,90

108,00

1,00

0,80

176,15

1,76

1,41

190,24

50

0

50

60,00

40,00

248,00

8,00

1,20

30,00

2,40

0,36

74,40

250

0

250

5,20

94,80

18,00

1,20

0,20

13,00

0,16

0,03

2,34

90

0

90

7,90

92,10

28,00

0,50

0,20

7,11

0,04

0,01

1,99

Telur

130

0

130

25,70

74,30

154,00

12,40

10,80

33,41

4,14

3,61

51,45

Timun

110

0

110

2,10

97,90

8,00

0,20

0,20

2,31

0,00

0,00

0,18

Tomat

50

0

50

7,10

92,90

24,00

1,30

0,50

3,55

0,05

0,02

0,85

Wortel

100

0

100

10,10

89,90

36,00

1,00

0,60

10,10

0,10

0,06

3,64

2390

0

2390

307,90

1492,10

1228,00

38,00

18,50

429,80

11,07

6,27

439,18

Roti
Selada
Semangka

Total
*PERSAGI (2008)

14

Kandang 3 (2 dewasa); Pengamatan 1
Kadar

Pemberian
awal
(g)

Sisa
pakan
(g)

Konsumsi
pakan
(g)

Apel malang

110

0

110

Bahan
kering
(%)
14,10

Apel merah

70

0

70

Jagung

90

0

Jambu

60

Jeruk

Konsumsi

Energi*
(kal/100 g)

Protein*
(%)

Lemak*
(%)

85,90

57,00

0,50

0,40

Bahan
kering
(g)
15,51

15,90

84,10

58,00

0,30

0,40

90

38,20

61,80

147,00

5,10

0

60

14,00

86,00

49,00

100

0

100

12,80

87,20

Kesemek

120

0

120

21,80

Kumak

450

0

450

Markisa

100

0

Melon

100

Pepaya

Pakan

Lemak
(g)

Energi
(kal)

0,08

0,06

8,84

11,13

0,03

0,04

6,46

0,70

34,38

1,75

0,24

50,54

0,90

0,30

8,40

0,08

0,03

4,12

45,00

0,90

0,20

12,80

0,12

0,03

5,76

78,20

78,00

0,80

0,40

26,16

0,21

0,10

20,40

4,80

95,20

14,00

1,30

0,30

21,60

0,28

0,06

3,02

100

35,30

64,70

144,00

3,50

1,20

35,30

1,24

0,42

50,83

0

100

15,00

85,00

53,00

1,70

0,40

15,00

0,26

0,06

7,95

110

0

110

13,30

86,70

46,00

0,50

0,00

14,63

0,07

0,00

6,73

70

0

70

12,40

87,60

44,00

0,40

0,20

8,68

0,03

0,02

3,82

Selada

200

0

200

5,20

94,80

18,00

1,20

0,20

10,40

0,12

0,02

1,87

Terong

80

0

80

7,30

92,70

28,00

1,10

0,20

5,84

0,06

0,01

1,64

Tomat

40

0

40

7,10

92,90

24,00

1,30

0,50

2,84

0,04

0,01

0,68

Wortel

60

0

60

10,10

89,90

36,00

1,00

0,60

6,06

0,06

0,04

2,18

1760

0

1760

227,30

1272,70

841,00

20,50

6,00

228,73

4,43

1,15

174,84

Pir

Total

Air*
(%)

Protein
(g)

*PERSAGI (2008)

15

Kandang 1 (2 dewasa, 1 anak); Pengamatan 2
Kadar

Pemberian
awal
(g)

Sisa
pakan
(g)

Konsumsi
pakan
(g)

Apel fuji

50

0

50

Bahan
kering
(%)
15,90

Apel malang

90

0

90

Apel merah

80

0

Jambu

120

Jeruk

Konsumsi

84,10

58,00

0,30

0,40

Bahan
kering
(g)
7,95

14,10

85,90

57,00

0,50

0,40

12,69

0,06

0,05

7,23

80

15,90

84,10

58,00

0,30

0,40

12,72

0,04

0,05

7,38

0

120

14,00

86,00

49,00

0,90

0,30

16,80

0,15

0,05

8,23

90

0

90

12,80

87,20

45,00

0,90

0,20

11,52

0,10

0,02

5,18

Kesemek

120

0

120

21,80

78,20

78,00

0,80

0,40

26,16

0,21

0,10

20,40

Kumak

530

0

530

4,80

95,20

14,00

1,30

0,30

25,44

0,33

0,08

3,56

Markisa

100

0

100

35,30

64,70

144,00

3,50

1,20

35,30

1,24

0,42

50,83

Pepaya

190

0

190

13,30

86,70

46,00

0,50

0,00

25,27

0,13

0,00

11,62

Pir

110

0

110

12,40

87,60

44,00

0,40

0,20

13,64

0,05

0,03

6,00

Pisang

990

0

990

34,20

65,80

120,00

1,20

0,20

338,58

4,06

0,68

406,30

60

0

60

60,00

40,00

248,00

8,00

1,20

36,00

2,88

0,43

89,28

Selada

210

0

210

5,20

94,80

18,00

1,20

0,20

10,92

0,13

0,02

1,97

Semangka

130

0

130

7,90

92,10

28,00

0,50

0,20

10,27

0,05

0,02

2,88

Terong

100

0

100

7,30

92,70

28,00

1,10

0,20

7,30

0,08

0,01

2,04

Tomat

80

0

80

7,10

92,90

24,00

1,30

0,50

5,68

0,07

0,03

1,36

Wortel

100

25

75

10,10

89,90

36,00

1,00

0,60

7,58

0,08

0,05

2,73

3150

25

3125

292,10

1407,90

1095,00

23,70

6,90

603,82

9,69

2,08

631,61

Pakan

Roti

Total
*PERSAGI (2008)

Air*
(%)

Energi*
(kal/100 g)

Protein*
(%)

Lemak*
(%)

Protein
(g)

Lemak
(g)

Energi
(kal)

0,02

0,03

4,61

16

Kandang 2 (2 dewasa); Pengamatan 2
Kadar

Pemberian
awal
(g)

Sisa
pakan
(g)

Konsumsi
pakan
(g)

Apel fuji

80

0

80

Bahan
kering
(%)
15,90

Apel malang

50

0

50

Apel merah

70

0

Jambu

40

Kesemek

Konsumsi

Energi*
(kal/100 g)

Protein*
(%)

Lemak*
(%)

84,10

58,00

0,30

0,40

Bahan
kering
(g)
12,72

14,10

85,90

57,00

0,50

0,40

70

15,90

84,10

58,00

0,30

0

40

14,00

86,00

49,00

90

0

90

21,80

78,20

340

0

340

4,80

Lengkeng

40

0

40

Markisa

70

0

110

Pakan

Air*
(%)

Protein
(g)

Lemak
(g)

Energi
(kal)

0,04

0,05

7,38

7,05

0,04

0,03

4,02

0,40

11,13

0,03

0,04

6,46

0,90

0,30

5,60

0,05

0,02

2,74

78,00

0,80

0,40

19,62

0,16

0,08

15,30

95,20

14,00

1,30

0,30

16,32

0,21

0,05

2,28

19,50

80,50

69,00

0,90

0,10

7,80

0,07

0,01

5,38

70

35,30

64,70

144,00

3,50

1,20

24,71

0,86

0,30

35,58

0

110

15,00

85,00

53,00

1,70

0,40

16,50

0,28

0,07

8,75

70

0

70

12,40

87,60

44,00

0,40

0,20

8,68

0,03

0,02

3,82

530

0

530

27,10

72,90

108,00

1,00

0,80

143,63

1,44

1,15

155,12

Roti

40

0

40

60,00

40,00

248,00

8,00

1,20

24,00

1,92

0,29

59,52

Salak

110

0

110

22,00

78,00

77,00

0,40

0,00

24,20

0,10

0,00

18,63

Selada

300

0

300

5,20

94,80

18,00

1,20

0,20

15,60

0,19

0,03

2,81

Siomak

220

0

220

7,80

92,20

28,00

2,30

0,30

17,16

0,39

0,05

4,80

Terong

60

0

60

7,30

92,70

28,00

1,10

0,20

4,38

0,05

0,01

1,23

Timun

70

0

70

2,10

97,90

8,00

0,20

0,20

1,47

0,00

0,00

0,12

Tomat

60

0

60

7,10

92,90

24,00

1,30

0,50

4,26

0,06

0,02

1,02

Wortel

60

0

60

10,10

89,90

36,00

1,00

0,60

6,06

0,06

0,04

2,18

2410

0

2410

317,40

1582,60

370,89

5,98

2,24

337,15

Kumak

Melon
Pir
Pisang

Total

1199,00

27,10

8,10

*PERSAGI (2008)