PERBEDAAN LAJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES LUTEA DI WINDWARD DAN LEEWARD PULAU TUNDA
JURT{AL TEKNOLOGI PERIKANAN DAN KELAUTAN
IURNAL TEKNOLOGI PERIKANAN DAN KELAUTAN diasuh oleh Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor dengan jadwal penerbitan 2 (dua) kali dalam satu
tahun dengan tujuan menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi
perikanan dan kelautary antara lain teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja
kelautan,akustik dan instrumentasi, teknologi kapal peikanan, teknologi pengolahan hasil peikanan,
teknologi budidaya peikanan dan bioteknologi kelautan Naskah yang dimuat dalam jumal ini
terutama berasal dari penelitian maupun kajian konseptual yang dilakukan oleh mahasiswa
dan staf pengajar/akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, para peneliti di berbagai
bidang lembaga pemerintahan dan pemerhati permasalahan teknologi perikanan dan kelautan
di lndonesia.
Lembaga Penerbit
]urnal Teknologi Perikanan dan Kelautan:
Pelindung
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Pemimpin Redaksi
Roza Yusfiandayani
-
IPB
Dewan Penyunting
Ketua
Anggota
Mitra Bestari
(Peer Rnianer)
Indra faya
Tri Wiii Nurani, Agus Soleh Ahnadipoera, Alimuddi:r, Achmad
Fahrudin, Iriani Setyaningsih
Staf Pelaksana
Alimuddiru domu Simbolon, Hawis H. Maduppa, Henry M. Manik,
Indra Jaya, ]ulie Ekasari, Mustaruddiru Roza Yusfiandayani, Sri
Purwaningsilg Sugeng Hari Wisudo, Sugeng Heri Suseno, Totok
H0stirianoto, Tri Wiii Nurani
Sri Ratih Deswati, Jean Olivia
Alamat Redaksi
SekretariatITPK, Gedung FPIK-IPB Lt. 3
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga
Telp./Fax. (0251) 8628832, E-mail: [email protected]
Foto Cover
Jean
Olivia
Diterbitkan atas kerjasama:
\
]urnal Teknologi Perikanan & Kelautan
Vol.5, No.2, November 2014
DAFTAR ISI.....
Perbedaan Lqiu Pertumbuhan Karang Porites Lutea di windward dan
Leeward Pulau Tunda. The Difference Ertension Rate of coral poites
Lutea at Tunda Island. (Lalang, Neviaty p. Zaman| Ali Arman)
Konstruksi dan Produktivitas Rumpon portable Tuna di perairan
Palabuhanratu, Jawa Barat. construction and produetiuitg Tltna
Portable Rumpon in The waters of palabuhanroht, west Jaua. (Roza
Yusliandayani, Indra Jaya, Mulyono S. Baskoro) ...............
111-116
tt7-r27
Deteksi Schooling Ikan Pelagis Dengan Metode Hidroakustikdi perairan
Teluk Palu, Sulawesi rengah. The Detection of petagic Fish using
Hgdroacoustic in Palu Bag, central sulawesi. (Andi Achmadi, Totoi<
Hestirianoto , Henry M. Manik)
L29-t37
Rancang Bangun Beamforming Sensor pada Sistim Akustik Bawah Air.
Sensor Beamforming Design On Under Water Acoustic Sgstem.
(Supartono, Rusmana)
139-144
Pergeseran Halmahera Eddy Kaitannya Dengan prod.uktivitas cakalang
Di Perairan Sekitarnya. Halmahera Eddg Displacement In Relation
To Productiuitg skipjack in surrounding waters. (Gentio Harsono,
Supartono, D. Manurung, Agus S. Atmadipoera, Fadli Syamsudin,
Mulyono S. Baskoro)...............
145-L52
Analisis Hasil rangkapan'set Net Jenis othosiami di reluk Malassoro,
Sulawesi Selatan. The Result Analgsis of catching set Net
Othosiami Tgpe In Malassoro Bag, South Sulanaesi. (M. yasin U.p.
Olii, Mulyono S. Baskoro, ,Sulaeman Martasuganda, Wazir
Mawardi)
1
53- 160
Estimasi Daya Dukung Lingkungan Keramba Jaring Apung, Di perairan
Pulau semak Daun Kepulauan seribu, DKI Jakarta. The Estimation
Carrying Capacitg Of Aqtatic Enuironment Ftoating Net Cage On
Semak Daun Island, Thousand Island, DKI Jakarta. (Aditya
Bramana, Ario Damar, Rahmat Kurnia).....
16t-t70
Pemanfaatan Limbah Krustasea Dalam pembuatan Glukosamin
Hidroklorida (GlcN Hcl) Dengan Metode Autoklaf. utilization of
crustasean shell waste Forproduction of Gtucosamine Hgdrochloid.e
(Glcn Hct) Bg Using Autoclauing Method. (pipih Suptijah, Bustami
Ibrahim, Ernawati)..
t7 I-179
Kalsium Karbonat (cacos) Pada Media Bersalinitas Untuk pertumbuhan
Benih Ikan Patin (Pangasius Sp.l. Calcium Carbonate (CaCOs) In the
Water Salinitg to the Growth of Seedling Catfi.sh (Pangius Sp.). (yuni
Puji Hastuti, Kurnia Faturrohman, Kukuh Nirmala)
i81-188
Strategi Sistem Penanganan Ikan Tuna Segar yang Baik di Kapal Nelayan
Hand Line Ppi Donggala. Fresh Tuna Handling Strategg Onboard
Hand Line Fishing Boats Operating From Donggala Fishing port.
(Normawati K. Mboto, Tri Wrji Nurani, Sugeng Hari Wisud.o,
Mustaruddin) ............
t89-204
Jttrnal reknologi Perikanan dan Kelautan. vol. 5.
No. 2 November 20 I 4: I I t
-l I 6
ISSN 2087-4871
PERBEDAAN UJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES LUTEA DI
WINDWARD DAN LEEWARD PULAU TUNDA
(THE DIFFERENCE EXTENSION RATE OF CORAL PORITES LUTEA
TUNDA ISLAND)
AT
Lalangl, Neviaty P. Zamani2, Ali Arman3
tCorresponding autbor
Faku,,,a s
..T::::x
iH HJ;T1T.iff
sPusat
l3ffilan
B
ogor
Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
E-mail: [email protected]
ABSTR.ACT
The tkeleton of depotind nm/ Eecies Poiles lutea can prouidc information to determine the /ife growlh rate of lhe coral that
can
ils annaa/ bandt. The cora/ nmplingwas carried oat b1 alingpneamatic tli/l ani tien it aas aia!rytt n tleterruine
the dircction, age, and growth rates of the coral, rcing X-rqt. Renlt of lhe renarcb tbowed rhat tbe growth ,rt, ,1t
. lutea cora/
in northern rtation (windward) was in ranged of 0.6 2.5 cmfyar while the auerage gmwth rare
1.44 cn/)ear, and in tbe
nathern rtailon (heward) was in ranged of 0.5 2.2 cnfyar whi/e
auerage growi rate wa l.2l cn/1ear.ibe gruwth rate
be seen on
of
-
-
ait
it
P. latea bolh /ocated North $ation (Vinward) and the Soatb $ation (heward) fiowed no signifcant dijerence.
Keytoord: gro@tb extension linear, P.lfiea, X-Ray, pulau Tunda
Kerangka karang pada jenis karang pri,,, /r,rr:;)l,.ro"n"sit
dapat memberikan informasi daram
menenrukan laju perrumbuhankarang yang tedihat pada lingkar tahunan (annaa/ bantlS.Pengarnbilan sampel
dilakukan dengan cara pemboran dengan menggunakan mata bor pneumalic ya.rg sela.ijutnya dianalisis
menggunakan Sinar-X untuk mendapatkafl arah, umur dan laju pertumbuhan. Hasil peoelitian menuiukkan
perrumbuhan karang Pziles latea yang berada pada stasiun utara (windward) berkisar aitan 0.6-2.5 cm/tahun
dengan laju pertumbuhan rata-rata 7.43 cmftahun, dan stasiun Selatan (heward) berkisar
0.5-Z.z
^rrtaru
cm/tahun dengan laju perrumbuhar. rat^-t^t^ sebesar 1.27 cm/tal.tun. Laju prtumtuhan karang
puilei htted
baik yang berada stasiun fia.ra (winwarQ maupun stasilrJl selatan (hewarttl
-..rr.r1t,kko.r tidak berbJa nyata.
Kata kunci: laiu pertumbuhan, P. Lntea, Sinat-X, pulau Tunda.
I. PENDAHI'LUAN
Keberadaan karang batu (massiue)
dapat memberikan manfaat yang besar
sebagai habitat berbagai jenis biota
penghuni daerah terumbu karang, dan
sekaligus berfungsi sebagai tempat
memUah, membesarkan diri, berlindung,
dan sebagai tempat mencari makan.
Karang batu sebagai penghasil kalsium
karbonat (CaCO3) memberikan manfaat
berupa penye rapan pemanasan global
sebesar 7-15y" (Suzuki et al. 2OO4).
Terumbu karang merupakan tempat
hidup bagr berbagai biota laut tropis
lainnya, sehingga terumbu karang
memiliki keanekaragaman jenis biota
tinggi dan sangat produktif (Suharsono
1ee6).
Jurnol Teknologi Perikanan dan Kelautan, lpB
Pertumbuhan karang merupakan
pertambahan panjang linear, bobot,
volume atau luas kerangka kapur dalam
kurun waktu tertentu. Secara umum,
pembentukan kerangka
karang
diinterpretasikan sebagai kenaikan bobot
kerangka karang yang disusun oleh
kalsium karbonat dalam
bentuk
aragonite kristal dan kalsit (CarricartGanivet and Barnes 2OO7). Laju
pertumbuhan karang dapat diukur
dengan berbagai cara seperti pengukuran
pertambahan panjang linier,
area,
volume, atau berat kerangka kalsiumnya
dengan
menggunakan metode
restropektif (pengukuran kebelakang).
Pengamatan tersebut membutuhkan
waktu yang lama, narnun dengan
menggunakan sinar-X dapat dengan
mudah diketahui laju pertambahan
E - nt o i l :
j u r n a lfp
i
k. ip bt@,gm o i l. co
nt
linear karang khususnya karang-karang
keras seperti Poites yang terlihat dalam
annual band (pita tahunan) yang ada
pada kerangka terumbu (Buddemeier el
al.1974).
Karang masif dapat tumbuh dan
mengendapkan kalsium karbonat pada
lapisan jaringan yang kecil
permukaan luar koloninya
pada
(Crabbe
2008). Kepadatan yang ditemukan setara
dengan pertumbuhan setiap tahunnya
(Knuston et ol. 1972). Struktur kerangka
pada karang akan terlihat garis tahunan
(annual band) yang dapat memberikan
informasi penting mengenai laju
pertumbuhan dan kondisi lingkungan
dimana karang tersebut hidup (Carricart-
Ganivet et al.2OO7). Beberapa penelitian
Indonesia
khususnya di daerah Karimun Jawa dan
Bangkalan diperoleh laju pertumbuhan
yang telah dilakukan di
karang Poites berkisar antara 5.3&17
mm/tahun dengan umur antara 4-8
tahun, dan persentase pertumbuhan
tiap-tiap koloni berbeda-beda (Nugraha
2008). Kerangka karang yang berada
pada koloni karang yang berukuran
besar dapat memberikan informasi
mengenai variasi kepadatan pada setiap
tahunnya yang dapat diamati dengan
menggunakan sinar-X melalui irisan
kerangka yang telah dipotong pada posisi
vertikal (Knutson et al. 1972).
Perbedaan lokasi tempat hidup
terumbu karang pada daerah terbuka
maupun daerah terlindung memberikan
pengaruh pada proses pertumbuhan, hal
ini berkaitan dengan pergerakan arus
dan gelombang serth perubahan
lingkungan yang ekstrim seperti letusan
gunung berapi (Johnson et al. 2Ol4).
Suhu permukaan laut berperan penting
dalam pertumbuhan karang (Crabbe
2OO8). Suhu yang optimal dapat
dimanfaatkan oleh hewan karang untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik,
narnun perubahan suhu akan
menghambat proses laju pertumbuhan
karang Porites lutea karena dapat
mengkibatkan karang kehilangan alga
simbion (zooxanthallae) apabila dapat
mentolerir perubahan suhu yang ekstrim
(Chen et al. 2013). Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan laju
pertumbuhan karang P. lutea serta
melihat perbedaan laju perturnbuhan
baik yang berada pada stasiun Utara
(uindward) maupun stasiun selatan
(leeuard).
II. MBTODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Lokasi
Pengambilan sampel dilakukan
pada bulan Agustus tahun 2OL4 yang
berlokasi di Pulau Tunda, Kecamatan
Karang Anyer, Kabupaten
Serang,
Provinsi Banten. Sampel dianalisis pada
bulan Agustus-Oktober tahun 2Ol4 di
laboratorium Pusat Aplikasi Isotop dan
Radiasi, Balai Teknologi Nuklir Nasional
(BATAN) Jakarta. Pemilihan lokasi dan
stasiun berdasarkan keterwakilan area
(windu-tard dan leeward), dan sebaran
karang Porites luteq. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan pada dua
lokasi yaitu stasiun Utara pada daerah
terbuka dan stasiun Selatan pada daerah
terlindung. Lokasi ditunjukan pada
Gambar 1.
r08.1/t'E
100-trffi
LOXASI PENELIIIAN
NI o,rue sr fi
d
trao
llffil#
tl
o
,
I
Gambar 1. Lokasi penelitian
112
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan l"ol. 5 i\'o. 2 .\oyenber :01 J; t I I-t
t6
ISSN 2087_487
Pemilihan lokasi dan stasiun
keterwakilan area
(windward dan leeward), dan sebaran
berdasarkan
karang Poites lutea. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan pada dua
lokasi yaitu stasiun Utara pada daerah
terbuka dan stasiun Selatan pada daerah
terlindung. Metode yang digunakan
dalam melakukan pengambilan sampel
menggunakan mata bor pneumatic,
dimana mata bor dihubungkan dengan
tabung udara selam sebagai penggerak
mata bor yang terbuat dari
stainl.ess
steel. Diameter mata bor yang digunakan
adalah 5 cm dengan panjang 50 cm
namun dapat diperpanjang dengan
sambungan sehingga dapat digunakan
untuk pengambilan sampel sampai 3 m
(Arman et al. 2073). Pengeboran karang
dilakukan secara vertikal
mendapatkan arah dan
untuk
laju
I
positif selanjutnya diubah menjadi
format digital menggunakan scanner film
positif (Epson V 600).
Data suhu permukaan laut
diperoleh dari citra satelit
yang
to
Scientific Datal yang selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan software
Ocean Data Vieu 4 (ODV 4). Data suhu
permukaan laut yang berhasil
diterbitkan ERDDAP (Easier Access
dikumpulkan dimulai pada tahun 1981
sampai 2Ol4 yang digunakan sebagai
perameter
pendukung dalam
menentukan laju pertumbuhan karang p.
lutea. Data Laju pertumbuhan dianalisis
dengan menggunakan software Coral
XDS (Helmle et al. 2OL2l, sedangkan
untuk menentukan beda nyata
menggunakan sofiutare SPSS 16.
pertumbuhan yang kontinyu. Pada saat
III. ITASIL DAN PEMBAITASAN
dengan
menggunakan pompa yang dilewatkan
melalui dalam bagian pipa dalam pipa
3.1. Laju Pertumbuhan Karang porites
karang dibor air dialirkan
stainless steel yang berfungsi untuk
mengeluarkan butir-butir halus sisa
karang akibat dari pengeboran, hal ini
dilakukan untuk menghindari tery'adinya
macet pada perputaran mata bor.
Selanjutnya setelah selesai pengambilan
sampel, bekas lubang bor ditutup dengan
menggunakan
semen, untuk
menghindari kerusakan pada terumbu
oleh biota yang lain. Sampel dicuci
dengan menggunakan air tawar,
dikeringkan, dan dimasukkan di
laboratorium untuk dianalisis.
Proses analisis dilakukan dengan
memotong sampel menjadi bentuk
lempengan (slabl, memanjang dari atas
kebawah dengan ketebalan 5 mm
menggunakan mesin pemotong sampel.
Sebelum sampel dianalisis terlebih
dahulu dibersihkan dalam ultrasonic
bath yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali
untuk menghilangkan sisa potongan
karang yang menempel di permukaan
dan juga kontaminan lainnya.
Selanjutnya, sampel yang berupa
lempengan di analisis dengan radiografi
sinar-X dengan menggunakan generator
Rigaku Radioflex RF-300 EGM2 130 keV
dengan lama penyinaran 1 detik dan
jarak 1 m dari sampel. Setelah itu,
dilakukan proses pencucian di ruang
lutea pada Stasfan tltara
lWindutardl
Karang memiliki laju pertumbuhan
yang beragam khususnya pada karangkarang keras seperti Poites, hal ini
disebabkan karena karang Poites dapat
bertahan hidup pada kondisi lingkungan
yang ekstrim. Perubahan
lingkungan menyebabkan
kondisi
karang
mengalami
perubahan
bentuk
pertumbuhan yang berbeda dengan
pertumbuhan sebelumnya (CarricartGanivet 2OO4). Laju pertumbuhan linear
karang P. lutea yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan maupun habitat
karang pengaruh tersebut dapat terekam
pada kerangka kapur yang telah
terdeposit yang dilihat dengan
menggunakan sinar-X (Kenkel
2013).
et
al.
Garis tahunan yang terdapat pada
karang P. lutea (Gambar 2l
dapat
dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan laju pertumbuhan linear,
dan umur karang, serta melihat
perubahan lingkungan yang terjadi yang
terekam' pada kerangka terumbu
sehingga dapat menduga pengaruh
kondisi lingkungan terhadap laju
pertumbuhan terumbu yang ada pada
karang P. lutea.
gelap untuk memperoleh hasil film positif
pada kerangka terumbu karang. Film
Perbedaan Lajtt Pertumbuhan
Korong...
.
(LALANG, zAlvlANI, dan ARr\IAN) I
l3
Gambar 2. Hasil analisis laju pertumbuhan karang P. lutea Pulau Tunda
menggunakan sinar-X
?rs
F.
6.
(g
€
!
1.5
Er
=
A
5
o.s
1939 1945
l95l
1957 1963 1969 1975
l98l
1987 1993 1999 2005
20tt
Tahun
Gambar 3. L4ju pertumbuhan linear karang P.lutea stasiun utara
3
r<
-c
L.J
d
5t
(n__
E
.o
1.5
t=l
C)
?
o.s
J0
1968 1973 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008
,
2013
Tahun
Gambar 4. Laju pertumbuhan linear P. lutea stasiun Selatan
Hasil pengukuran dari sampel yang P. lutea yang tertinggi terdapat pada
didapatkan (Gambar 3) menunjukkan tahun I94O dan 1951 yaitu 2.s
laju pertumbuhan karang P. lutea yang cm/tahun sedangkan laju pertumbuhan
berada pada stasiun Utara berkisar yang terendah terdapat pada tahun 1998
antara
0.6-2.5 cm/tahun dengan yaitu 0.6 cm/tahun.
Laju pertumbuhan linear (Gambar
umur selama 76 tahun dan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar I.44 4l yang terdapat pada stasiun Selatan
cm/tahun, dimana pertumbuhan karang (leewardl berkisar antara O.5-2.1
t14
Jurnol Teknologi Perikanon ion Kelatrttttt l:ol. 5 ir'o.2 l{oventber 2014;
lll-il6
ISSN
cm/tahun, dengan umur selama 4T
tahun serta laju pertumbuhan rata-rata
sebesar l.2l cm/tahun. Pertumbuhan
tertinggi terdapat pada tahun lg7L
sebesar 2.1 cm/tahun dan terendah
terdapat pada tahun 1998 sebesar 0.5
cm/tahun dari sampel yang didapatkan.
Penyebab penurunan laju pertumbuhan
karang P. lutea pada tahun 1998
dikarenakan terjadi kenaikan suhu
permukaan laut. Pertumbuhan karang P.
Lutea baik yang berada pada stasiun
utara (winduard) maupun yang berada
pada stasiun selatan (leeward) cenderung
mengalami
penurunan laju
pertumbuhan.
Hasil anasilis data menunjukkan
laju pertumbuhan karang P. lutea, bask
yang berada pada stasiun Utara
Qtindward) maupun yang berada pada
stasiun Selatan (leeward) menunjukkan
tidak berbeda (sig > O.OS).
3.2. Laju Pertumbuhan Karang Porites
lutea Kaitannya dengan Kenaikan
Suhu Permukaan Laut
Peningkatan suhu permukaan laut
(Gambar 5) yang terjadi pada tahun 1983
pertumbuhan dengan kemampuan
tumbuh sebesar 0.6 cm/tahun untuk
stasiun Utara dan sebesar 0.5 cm/tahun
pada stasiun Selatan, dan kenaikan
suhu pada tahun 2010 dengan suhu
permukaan laut sebesar 29.61oC dimana
karang P. lutea tumbuh sebesar 0.7
cm/tahun pada stasiun Utara dan
sebesar 0.6 cm/tahun pada stasiun
Selatan dari kisaran pertumbuhan
normal sebesar 1.0-2.5 cm/tahun.
Penurunan laju pertumbuhan yang
terjadi secara signifikan terdapat pada
tahun 1998. Hal ini diakibatkan suhu
permukaan laut mengalami peningkatan
secara signifikan dari tahun sebelumnya
(Arman et al. 2Ol3). Beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai laju
pertumbuhan karang P. lutea baik yang
ada di Thailand Selatan maupun yarlg
ada di Great Barrief Reef Australia telah
mengalami penurunan laju pertumbuhan
akibat dari kenaikan maupun penurunan
suhu permukaan laut (Lough and Barnes
2000).
rV. KESIMPULAN
dengan suhu
sebesar 29.33oC
menyebabkan karang P. lutea dapat
tumbuh sebesar 0.9 cm/tahun pada
stasiun utara dan sebesar 0.9 cm/tahun
pada stasiun selatan, peningkatan suhu
permukaan laut yang terjadi pada tahun
1998 dengan suhu sebesar 29.57oC
menyebabkan
penurunan laju
2087-487t
Laju pertumbuhan linear karang
P.
lutea baik yang berada pada stasiun
Utara (uinwarQ maupun yang berada
pada stasiun Selatan
(leeutard)
menunjukkan tidak berbeda nyata.
30
29.5
(_)
=ro
d
J
-/
-9 zs.s
tr
!
o
O-
.o
zo
=
a
27.5
27
1981 198.1 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014
Tahun
Gambar 5. Suhu permukaan laut
Perbedaan Laju Pertumbultan
Karong...
.
(LALANG, ZAivlANI.
clan
ARMAN)
1
I5
DAF"IAR PUSTAI{A
Arman A, Zarnani NP, Watanabe T. 2013.
Studi Penentuan Umur dan Laju
Pertumbuhan Terumbu Karang
terkait dengan Perubahan Iklim
Ekstrim Menggunakan Sinar-X. A
Scientific Journal for
. Applications of Isotopes
the
and
Radiation.9: 1-10.
Buddemeier, RWJE Maragos,
D.W.
Radiographic
Studies of Reef Coral Exoskeletons:
Rates and Patterns of Coral
Knutson. 1974.
Growth.
J. Exp. Mar. Biol. Ecol.
14:179-2OO.
Carricart-Ganivet JP. 2OO4. Sea Surface
Temperature and the Growth of the
West Atlantic Reef-Building coral
Montastraea annulais. J. Exp. Mar.
Biol. Ecol. 302{2):249 -26O.
Carricart-Ganivet PJ, Lough MJ, Barnes
JD.
2OO7. Growth
and
Luminescence Characteristics in
Skeletons of Massive Porites from a
Depth Gradient in the Central
Great Barrier Reef. Journal of
Experimental Marine Biologg and
Ecologg. 351:27-36
Carricart-Ganivet P Juan, Barnes J
David. 2OO7. Densitometry from
Digitized Images of X-Radiographs:
Methodologr for Measurement of
Cora,l
Skeletal
Density.
Expeimental Marine Biologg and
Ecologg. 344: 67-72.
Chen Tianran, Kefu Yu, Chen T. 2OI3.
Sr/Ca-sea Surface Temperature
Calibration in the 'Coral Poites
lutea From Subtropical Northern
South China Sea. Palaeogeographg,
Palaeoclimatologg, Palaeoecologg.
392:98-704.
Crabbe MJC. 2OOB. Climate Change,
Global Warming and CORAL reefs:
Modelling the Effects of
Temperature. Comput. Biol. Chem.
32(5):311-314.
Helmle KP, Kohler KE, Dodge RE. 2072.
Relative Optical Densitometry and
the
Coral
X-Radiograph
Densitometry System: Coral XDS.
Presented Poster (Omitted from
Abstract Book, but Included in
Program), Int. Soc. Reef Studies
European Meeting.
Cambridge,
England. Sept.4-7.
Johnson ME, Ramalho RS, Baarli BG,
Cach6o M, da Silva CM, Mayoral
EJ, Santos A. 2074. MiocenePliocene Rocky Shores on 36o
Nicolau (Cape Verde Islands):
Contrasting Windward and
Leeward biofacies on a Volcanically
Active Oceanic Island. Palaeogeogr.
Palaeoclimatol, Palaeoecol. 395: 1 3 1 143.
Kenkel CD, G Goodbody Gringley, D
Caillaud, SW Davies, E Bartels, M
Matz. 2OL3. Eyidence for a Host
Role in Thermotolerance Divergence
between Populations of the Mustard
Hill Coral (Poites Astreoidesl frorn
Different Reef Environments.
Moleculer Biologg. 14: l-14.
Knutson RW, Buddemeier, Smith
1972. Coral
SV.
Chronometers:
Seasonal Growth Bands in Reef
Corals. Science. 177 : 27 O-27 2.
Lough DJ, Barnes DJ. 2000.
Environmental Controls on Growth
of the Massive Coral Poites. Journal
of Expeimental Marine Biologg and
Ecologg. 245: 225-243
Nugraha WA. 2008. Laju Pertumbuhan
Karang Poites lutea di Karimun
Jawa, dan Bangkalan, Indonesia.
Embryo.5:1-10.
Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang
yang Umum di Jumpai di
Indonesia. P3O LIPI, Jakarta, Hlm:
116.
A H, Kawahata, Shiyomi M,
H, Koizumi H, Tsuda A,
and Awaya Y. 2OO4. Global
Environmental Change in The
Ocean and On Land Terrapub
Suzuki
Kawahata
Tolryo. (Eds). 229-248.
116
Jurnol Teknologi Perikonon don Kelautort l'ol. 5 No.2 Not'enrber 2014; 1il-l l6
IURNAL TEKNOLOGI PERIKANAN DAN KELAUTAN diasuh oleh Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor dengan jadwal penerbitan 2 (dua) kali dalam satu
tahun dengan tujuan menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi
perikanan dan kelautary antara lain teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja
kelautan,akustik dan instrumentasi, teknologi kapal peikanan, teknologi pengolahan hasil peikanan,
teknologi budidaya peikanan dan bioteknologi kelautan Naskah yang dimuat dalam jumal ini
terutama berasal dari penelitian maupun kajian konseptual yang dilakukan oleh mahasiswa
dan staf pengajar/akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, para peneliti di berbagai
bidang lembaga pemerintahan dan pemerhati permasalahan teknologi perikanan dan kelautan
di lndonesia.
Lembaga Penerbit
]urnal Teknologi Perikanan dan Kelautan:
Pelindung
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Pemimpin Redaksi
Roza Yusfiandayani
-
IPB
Dewan Penyunting
Ketua
Anggota
Mitra Bestari
(Peer Rnianer)
Indra faya
Tri Wiii Nurani, Agus Soleh Ahnadipoera, Alimuddi:r, Achmad
Fahrudin, Iriani Setyaningsih
Staf Pelaksana
Alimuddiru domu Simbolon, Hawis H. Maduppa, Henry M. Manik,
Indra Jaya, ]ulie Ekasari, Mustaruddiru Roza Yusfiandayani, Sri
Purwaningsilg Sugeng Hari Wisudo, Sugeng Heri Suseno, Totok
H0stirianoto, Tri Wiii Nurani
Sri Ratih Deswati, Jean Olivia
Alamat Redaksi
SekretariatITPK, Gedung FPIK-IPB Lt. 3
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga
Telp./Fax. (0251) 8628832, E-mail: [email protected]
Foto Cover
Jean
Olivia
Diterbitkan atas kerjasama:
\
]urnal Teknologi Perikanan & Kelautan
Vol.5, No.2, November 2014
DAFTAR ISI.....
Perbedaan Lqiu Pertumbuhan Karang Porites Lutea di windward dan
Leeward Pulau Tunda. The Difference Ertension Rate of coral poites
Lutea at Tunda Island. (Lalang, Neviaty p. Zaman| Ali Arman)
Konstruksi dan Produktivitas Rumpon portable Tuna di perairan
Palabuhanratu, Jawa Barat. construction and produetiuitg Tltna
Portable Rumpon in The waters of palabuhanroht, west Jaua. (Roza
Yusliandayani, Indra Jaya, Mulyono S. Baskoro) ...............
111-116
tt7-r27
Deteksi Schooling Ikan Pelagis Dengan Metode Hidroakustikdi perairan
Teluk Palu, Sulawesi rengah. The Detection of petagic Fish using
Hgdroacoustic in Palu Bag, central sulawesi. (Andi Achmadi, Totoi<
Hestirianoto , Henry M. Manik)
L29-t37
Rancang Bangun Beamforming Sensor pada Sistim Akustik Bawah Air.
Sensor Beamforming Design On Under Water Acoustic Sgstem.
(Supartono, Rusmana)
139-144
Pergeseran Halmahera Eddy Kaitannya Dengan prod.uktivitas cakalang
Di Perairan Sekitarnya. Halmahera Eddg Displacement In Relation
To Productiuitg skipjack in surrounding waters. (Gentio Harsono,
Supartono, D. Manurung, Agus S. Atmadipoera, Fadli Syamsudin,
Mulyono S. Baskoro)...............
145-L52
Analisis Hasil rangkapan'set Net Jenis othosiami di reluk Malassoro,
Sulawesi Selatan. The Result Analgsis of catching set Net
Othosiami Tgpe In Malassoro Bag, South Sulanaesi. (M. yasin U.p.
Olii, Mulyono S. Baskoro, ,Sulaeman Martasuganda, Wazir
Mawardi)
1
53- 160
Estimasi Daya Dukung Lingkungan Keramba Jaring Apung, Di perairan
Pulau semak Daun Kepulauan seribu, DKI Jakarta. The Estimation
Carrying Capacitg Of Aqtatic Enuironment Ftoating Net Cage On
Semak Daun Island, Thousand Island, DKI Jakarta. (Aditya
Bramana, Ario Damar, Rahmat Kurnia).....
16t-t70
Pemanfaatan Limbah Krustasea Dalam pembuatan Glukosamin
Hidroklorida (GlcN Hcl) Dengan Metode Autoklaf. utilization of
crustasean shell waste Forproduction of Gtucosamine Hgdrochloid.e
(Glcn Hct) Bg Using Autoclauing Method. (pipih Suptijah, Bustami
Ibrahim, Ernawati)..
t7 I-179
Kalsium Karbonat (cacos) Pada Media Bersalinitas Untuk pertumbuhan
Benih Ikan Patin (Pangasius Sp.l. Calcium Carbonate (CaCOs) In the
Water Salinitg to the Growth of Seedling Catfi.sh (Pangius Sp.). (yuni
Puji Hastuti, Kurnia Faturrohman, Kukuh Nirmala)
i81-188
Strategi Sistem Penanganan Ikan Tuna Segar yang Baik di Kapal Nelayan
Hand Line Ppi Donggala. Fresh Tuna Handling Strategg Onboard
Hand Line Fishing Boats Operating From Donggala Fishing port.
(Normawati K. Mboto, Tri Wrji Nurani, Sugeng Hari Wisud.o,
Mustaruddin) ............
t89-204
Jttrnal reknologi Perikanan dan Kelautan. vol. 5.
No. 2 November 20 I 4: I I t
-l I 6
ISSN 2087-4871
PERBEDAAN UJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES LUTEA DI
WINDWARD DAN LEEWARD PULAU TUNDA
(THE DIFFERENCE EXTENSION RATE OF CORAL PORITES LUTEA
TUNDA ISLAND)
AT
Lalangl, Neviaty P. Zamani2, Ali Arman3
tCorresponding autbor
Faku,,,a s
..T::::x
iH HJ;T1T.iff
sPusat
l3ffilan
B
ogor
Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
E-mail: [email protected]
ABSTR.ACT
The tkeleton of depotind nm/ Eecies Poiles lutea can prouidc information to determine the /ife growlh rate of lhe coral that
can
ils annaa/ bandt. The cora/ nmplingwas carried oat b1 alingpneamatic tli/l ani tien it aas aia!rytt n tleterruine
the dircction, age, and growth rates of the coral, rcing X-rqt. Renlt of lhe renarcb tbowed rhat tbe growth ,rt, ,1t
. lutea cora/
in northern rtation (windward) was in ranged of 0.6 2.5 cmfyar while the auerage gmwth rare
1.44 cn/)ear, and in tbe
nathern rtailon (heward) was in ranged of 0.5 2.2 cnfyar whi/e
auerage growi rate wa l.2l cn/1ear.ibe gruwth rate
be seen on
of
-
-
ait
it
P. latea bolh /ocated North $ation (Vinward) and the Soatb $ation (heward) fiowed no signifcant dijerence.
Keytoord: gro@tb extension linear, P.lfiea, X-Ray, pulau Tunda
Kerangka karang pada jenis karang pri,,, /r,rr:;)l,.ro"n"sit
dapat memberikan informasi daram
menenrukan laju perrumbuhankarang yang tedihat pada lingkar tahunan (annaa/ bantlS.Pengarnbilan sampel
dilakukan dengan cara pemboran dengan menggunakan mata bor pneumalic ya.rg sela.ijutnya dianalisis
menggunakan Sinar-X untuk mendapatkafl arah, umur dan laju pertumbuhan. Hasil peoelitian menuiukkan
perrumbuhan karang Pziles latea yang berada pada stasiun utara (windward) berkisar aitan 0.6-2.5 cm/tahun
dengan laju pertumbuhan rata-rata 7.43 cmftahun, dan stasiun Selatan (heward) berkisar
0.5-Z.z
^rrtaru
cm/tahun dengan laju perrumbuhar. rat^-t^t^ sebesar 1.27 cm/tal.tun. Laju prtumtuhan karang
puilei htted
baik yang berada stasiun fia.ra (winwarQ maupun stasilrJl selatan (hewarttl
-..rr.r1t,kko.r tidak berbJa nyata.
Kata kunci: laiu pertumbuhan, P. Lntea, Sinat-X, pulau Tunda.
I. PENDAHI'LUAN
Keberadaan karang batu (massiue)
dapat memberikan manfaat yang besar
sebagai habitat berbagai jenis biota
penghuni daerah terumbu karang, dan
sekaligus berfungsi sebagai tempat
memUah, membesarkan diri, berlindung,
dan sebagai tempat mencari makan.
Karang batu sebagai penghasil kalsium
karbonat (CaCO3) memberikan manfaat
berupa penye rapan pemanasan global
sebesar 7-15y" (Suzuki et al. 2OO4).
Terumbu karang merupakan tempat
hidup bagr berbagai biota laut tropis
lainnya, sehingga terumbu karang
memiliki keanekaragaman jenis biota
tinggi dan sangat produktif (Suharsono
1ee6).
Jurnol Teknologi Perikanan dan Kelautan, lpB
Pertumbuhan karang merupakan
pertambahan panjang linear, bobot,
volume atau luas kerangka kapur dalam
kurun waktu tertentu. Secara umum,
pembentukan kerangka
karang
diinterpretasikan sebagai kenaikan bobot
kerangka karang yang disusun oleh
kalsium karbonat dalam
bentuk
aragonite kristal dan kalsit (CarricartGanivet and Barnes 2OO7). Laju
pertumbuhan karang dapat diukur
dengan berbagai cara seperti pengukuran
pertambahan panjang linier,
area,
volume, atau berat kerangka kalsiumnya
dengan
menggunakan metode
restropektif (pengukuran kebelakang).
Pengamatan tersebut membutuhkan
waktu yang lama, narnun dengan
menggunakan sinar-X dapat dengan
mudah diketahui laju pertambahan
E - nt o i l :
j u r n a lfp
i
k. ip bt@,gm o i l. co
nt
linear karang khususnya karang-karang
keras seperti Poites yang terlihat dalam
annual band (pita tahunan) yang ada
pada kerangka terumbu (Buddemeier el
al.1974).
Karang masif dapat tumbuh dan
mengendapkan kalsium karbonat pada
lapisan jaringan yang kecil
permukaan luar koloninya
pada
(Crabbe
2008). Kepadatan yang ditemukan setara
dengan pertumbuhan setiap tahunnya
(Knuston et ol. 1972). Struktur kerangka
pada karang akan terlihat garis tahunan
(annual band) yang dapat memberikan
informasi penting mengenai laju
pertumbuhan dan kondisi lingkungan
dimana karang tersebut hidup (Carricart-
Ganivet et al.2OO7). Beberapa penelitian
Indonesia
khususnya di daerah Karimun Jawa dan
Bangkalan diperoleh laju pertumbuhan
yang telah dilakukan di
karang Poites berkisar antara 5.3&17
mm/tahun dengan umur antara 4-8
tahun, dan persentase pertumbuhan
tiap-tiap koloni berbeda-beda (Nugraha
2008). Kerangka karang yang berada
pada koloni karang yang berukuran
besar dapat memberikan informasi
mengenai variasi kepadatan pada setiap
tahunnya yang dapat diamati dengan
menggunakan sinar-X melalui irisan
kerangka yang telah dipotong pada posisi
vertikal (Knutson et al. 1972).
Perbedaan lokasi tempat hidup
terumbu karang pada daerah terbuka
maupun daerah terlindung memberikan
pengaruh pada proses pertumbuhan, hal
ini berkaitan dengan pergerakan arus
dan gelombang serth perubahan
lingkungan yang ekstrim seperti letusan
gunung berapi (Johnson et al. 2Ol4).
Suhu permukaan laut berperan penting
dalam pertumbuhan karang (Crabbe
2OO8). Suhu yang optimal dapat
dimanfaatkan oleh hewan karang untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik,
narnun perubahan suhu akan
menghambat proses laju pertumbuhan
karang Porites lutea karena dapat
mengkibatkan karang kehilangan alga
simbion (zooxanthallae) apabila dapat
mentolerir perubahan suhu yang ekstrim
(Chen et al. 2013). Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan laju
pertumbuhan karang P. lutea serta
melihat perbedaan laju perturnbuhan
baik yang berada pada stasiun Utara
(uindward) maupun stasiun selatan
(leeuard).
II. MBTODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Lokasi
Pengambilan sampel dilakukan
pada bulan Agustus tahun 2OL4 yang
berlokasi di Pulau Tunda, Kecamatan
Karang Anyer, Kabupaten
Serang,
Provinsi Banten. Sampel dianalisis pada
bulan Agustus-Oktober tahun 2Ol4 di
laboratorium Pusat Aplikasi Isotop dan
Radiasi, Balai Teknologi Nuklir Nasional
(BATAN) Jakarta. Pemilihan lokasi dan
stasiun berdasarkan keterwakilan area
(windu-tard dan leeward), dan sebaran
karang Porites luteq. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan pada dua
lokasi yaitu stasiun Utara pada daerah
terbuka dan stasiun Selatan pada daerah
terlindung. Lokasi ditunjukan pada
Gambar 1.
r08.1/t'E
100-trffi
LOXASI PENELIIIAN
NI o,rue sr fi
d
trao
llffil#
tl
o
,
I
Gambar 1. Lokasi penelitian
112
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan l"ol. 5 i\'o. 2 .\oyenber :01 J; t I I-t
t6
ISSN 2087_487
Pemilihan lokasi dan stasiun
keterwakilan area
(windward dan leeward), dan sebaran
berdasarkan
karang Poites lutea. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan pada dua
lokasi yaitu stasiun Utara pada daerah
terbuka dan stasiun Selatan pada daerah
terlindung. Metode yang digunakan
dalam melakukan pengambilan sampel
menggunakan mata bor pneumatic,
dimana mata bor dihubungkan dengan
tabung udara selam sebagai penggerak
mata bor yang terbuat dari
stainl.ess
steel. Diameter mata bor yang digunakan
adalah 5 cm dengan panjang 50 cm
namun dapat diperpanjang dengan
sambungan sehingga dapat digunakan
untuk pengambilan sampel sampai 3 m
(Arman et al. 2073). Pengeboran karang
dilakukan secara vertikal
mendapatkan arah dan
untuk
laju
I
positif selanjutnya diubah menjadi
format digital menggunakan scanner film
positif (Epson V 600).
Data suhu permukaan laut
diperoleh dari citra satelit
yang
to
Scientific Datal yang selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan software
Ocean Data Vieu 4 (ODV 4). Data suhu
permukaan laut yang berhasil
diterbitkan ERDDAP (Easier Access
dikumpulkan dimulai pada tahun 1981
sampai 2Ol4 yang digunakan sebagai
perameter
pendukung dalam
menentukan laju pertumbuhan karang p.
lutea. Data Laju pertumbuhan dianalisis
dengan menggunakan software Coral
XDS (Helmle et al. 2OL2l, sedangkan
untuk menentukan beda nyata
menggunakan sofiutare SPSS 16.
pertumbuhan yang kontinyu. Pada saat
III. ITASIL DAN PEMBAITASAN
dengan
menggunakan pompa yang dilewatkan
melalui dalam bagian pipa dalam pipa
3.1. Laju Pertumbuhan Karang porites
karang dibor air dialirkan
stainless steel yang berfungsi untuk
mengeluarkan butir-butir halus sisa
karang akibat dari pengeboran, hal ini
dilakukan untuk menghindari tery'adinya
macet pada perputaran mata bor.
Selanjutnya setelah selesai pengambilan
sampel, bekas lubang bor ditutup dengan
menggunakan
semen, untuk
menghindari kerusakan pada terumbu
oleh biota yang lain. Sampel dicuci
dengan menggunakan air tawar,
dikeringkan, dan dimasukkan di
laboratorium untuk dianalisis.
Proses analisis dilakukan dengan
memotong sampel menjadi bentuk
lempengan (slabl, memanjang dari atas
kebawah dengan ketebalan 5 mm
menggunakan mesin pemotong sampel.
Sebelum sampel dianalisis terlebih
dahulu dibersihkan dalam ultrasonic
bath yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali
untuk menghilangkan sisa potongan
karang yang menempel di permukaan
dan juga kontaminan lainnya.
Selanjutnya, sampel yang berupa
lempengan di analisis dengan radiografi
sinar-X dengan menggunakan generator
Rigaku Radioflex RF-300 EGM2 130 keV
dengan lama penyinaran 1 detik dan
jarak 1 m dari sampel. Setelah itu,
dilakukan proses pencucian di ruang
lutea pada Stasfan tltara
lWindutardl
Karang memiliki laju pertumbuhan
yang beragam khususnya pada karangkarang keras seperti Poites, hal ini
disebabkan karena karang Poites dapat
bertahan hidup pada kondisi lingkungan
yang ekstrim. Perubahan
lingkungan menyebabkan
kondisi
karang
mengalami
perubahan
bentuk
pertumbuhan yang berbeda dengan
pertumbuhan sebelumnya (CarricartGanivet 2OO4). Laju pertumbuhan linear
karang P. lutea yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan maupun habitat
karang pengaruh tersebut dapat terekam
pada kerangka kapur yang telah
terdeposit yang dilihat dengan
menggunakan sinar-X (Kenkel
2013).
et
al.
Garis tahunan yang terdapat pada
karang P. lutea (Gambar 2l
dapat
dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan laju pertumbuhan linear,
dan umur karang, serta melihat
perubahan lingkungan yang terjadi yang
terekam' pada kerangka terumbu
sehingga dapat menduga pengaruh
kondisi lingkungan terhadap laju
pertumbuhan terumbu yang ada pada
karang P. lutea.
gelap untuk memperoleh hasil film positif
pada kerangka terumbu karang. Film
Perbedaan Lajtt Pertumbuhan
Korong...
.
(LALANG, zAlvlANI, dan ARr\IAN) I
l3
Gambar 2. Hasil analisis laju pertumbuhan karang P. lutea Pulau Tunda
menggunakan sinar-X
?rs
F.
6.
(g
€
!
1.5
Er
=
A
5
o.s
1939 1945
l95l
1957 1963 1969 1975
l98l
1987 1993 1999 2005
20tt
Tahun
Gambar 3. L4ju pertumbuhan linear karang P.lutea stasiun utara
3
r<
-c
L.J
d
5t
(n__
E
.o
1.5
t=l
C)
?
o.s
J0
1968 1973 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008
,
2013
Tahun
Gambar 4. Laju pertumbuhan linear P. lutea stasiun Selatan
Hasil pengukuran dari sampel yang P. lutea yang tertinggi terdapat pada
didapatkan (Gambar 3) menunjukkan tahun I94O dan 1951 yaitu 2.s
laju pertumbuhan karang P. lutea yang cm/tahun sedangkan laju pertumbuhan
berada pada stasiun Utara berkisar yang terendah terdapat pada tahun 1998
antara
0.6-2.5 cm/tahun dengan yaitu 0.6 cm/tahun.
Laju pertumbuhan linear (Gambar
umur selama 76 tahun dan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar I.44 4l yang terdapat pada stasiun Selatan
cm/tahun, dimana pertumbuhan karang (leewardl berkisar antara O.5-2.1
t14
Jurnol Teknologi Perikanon ion Kelatrttttt l:ol. 5 ir'o.2 l{oventber 2014;
lll-il6
ISSN
cm/tahun, dengan umur selama 4T
tahun serta laju pertumbuhan rata-rata
sebesar l.2l cm/tahun. Pertumbuhan
tertinggi terdapat pada tahun lg7L
sebesar 2.1 cm/tahun dan terendah
terdapat pada tahun 1998 sebesar 0.5
cm/tahun dari sampel yang didapatkan.
Penyebab penurunan laju pertumbuhan
karang P. lutea pada tahun 1998
dikarenakan terjadi kenaikan suhu
permukaan laut. Pertumbuhan karang P.
Lutea baik yang berada pada stasiun
utara (winduard) maupun yang berada
pada stasiun selatan (leeward) cenderung
mengalami
penurunan laju
pertumbuhan.
Hasil anasilis data menunjukkan
laju pertumbuhan karang P. lutea, bask
yang berada pada stasiun Utara
Qtindward) maupun yang berada pada
stasiun Selatan (leeward) menunjukkan
tidak berbeda (sig > O.OS).
3.2. Laju Pertumbuhan Karang Porites
lutea Kaitannya dengan Kenaikan
Suhu Permukaan Laut
Peningkatan suhu permukaan laut
(Gambar 5) yang terjadi pada tahun 1983
pertumbuhan dengan kemampuan
tumbuh sebesar 0.6 cm/tahun untuk
stasiun Utara dan sebesar 0.5 cm/tahun
pada stasiun Selatan, dan kenaikan
suhu pada tahun 2010 dengan suhu
permukaan laut sebesar 29.61oC dimana
karang P. lutea tumbuh sebesar 0.7
cm/tahun pada stasiun Utara dan
sebesar 0.6 cm/tahun pada stasiun
Selatan dari kisaran pertumbuhan
normal sebesar 1.0-2.5 cm/tahun.
Penurunan laju pertumbuhan yang
terjadi secara signifikan terdapat pada
tahun 1998. Hal ini diakibatkan suhu
permukaan laut mengalami peningkatan
secara signifikan dari tahun sebelumnya
(Arman et al. 2Ol3). Beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai laju
pertumbuhan karang P. lutea baik yang
ada di Thailand Selatan maupun yarlg
ada di Great Barrief Reef Australia telah
mengalami penurunan laju pertumbuhan
akibat dari kenaikan maupun penurunan
suhu permukaan laut (Lough and Barnes
2000).
rV. KESIMPULAN
dengan suhu
sebesar 29.33oC
menyebabkan karang P. lutea dapat
tumbuh sebesar 0.9 cm/tahun pada
stasiun utara dan sebesar 0.9 cm/tahun
pada stasiun selatan, peningkatan suhu
permukaan laut yang terjadi pada tahun
1998 dengan suhu sebesar 29.57oC
menyebabkan
penurunan laju
2087-487t
Laju pertumbuhan linear karang
P.
lutea baik yang berada pada stasiun
Utara (uinwarQ maupun yang berada
pada stasiun Selatan
(leeutard)
menunjukkan tidak berbeda nyata.
30
29.5
(_)
=ro
d
J
-/
-9 zs.s
tr
!
o
O-
.o
zo
=
a
27.5
27
1981 198.1 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014
Tahun
Gambar 5. Suhu permukaan laut
Perbedaan Laju Pertumbultan
Karong...
.
(LALANG, ZAivlANI.
clan
ARMAN)
1
I5
DAF"IAR PUSTAI{A
Arman A, Zarnani NP, Watanabe T. 2013.
Studi Penentuan Umur dan Laju
Pertumbuhan Terumbu Karang
terkait dengan Perubahan Iklim
Ekstrim Menggunakan Sinar-X. A
Scientific Journal for
. Applications of Isotopes
the
and
Radiation.9: 1-10.
Buddemeier, RWJE Maragos,
D.W.
Radiographic
Studies of Reef Coral Exoskeletons:
Rates and Patterns of Coral
Knutson. 1974.
Growth.
J. Exp. Mar. Biol. Ecol.
14:179-2OO.
Carricart-Ganivet JP. 2OO4. Sea Surface
Temperature and the Growth of the
West Atlantic Reef-Building coral
Montastraea annulais. J. Exp. Mar.
Biol. Ecol. 302{2):249 -26O.
Carricart-Ganivet PJ, Lough MJ, Barnes
JD.
2OO7. Growth
and
Luminescence Characteristics in
Skeletons of Massive Porites from a
Depth Gradient in the Central
Great Barrier Reef. Journal of
Experimental Marine Biologg and
Ecologg. 351:27-36
Carricart-Ganivet P Juan, Barnes J
David. 2OO7. Densitometry from
Digitized Images of X-Radiographs:
Methodologr for Measurement of
Cora,l
Skeletal
Density.
Expeimental Marine Biologg and
Ecologg. 344: 67-72.
Chen Tianran, Kefu Yu, Chen T. 2OI3.
Sr/Ca-sea Surface Temperature
Calibration in the 'Coral Poites
lutea From Subtropical Northern
South China Sea. Palaeogeographg,
Palaeoclimatologg, Palaeoecologg.
392:98-704.
Crabbe MJC. 2OOB. Climate Change,
Global Warming and CORAL reefs:
Modelling the Effects of
Temperature. Comput. Biol. Chem.
32(5):311-314.
Helmle KP, Kohler KE, Dodge RE. 2072.
Relative Optical Densitometry and
the
Coral
X-Radiograph
Densitometry System: Coral XDS.
Presented Poster (Omitted from
Abstract Book, but Included in
Program), Int. Soc. Reef Studies
European Meeting.
Cambridge,
England. Sept.4-7.
Johnson ME, Ramalho RS, Baarli BG,
Cach6o M, da Silva CM, Mayoral
EJ, Santos A. 2074. MiocenePliocene Rocky Shores on 36o
Nicolau (Cape Verde Islands):
Contrasting Windward and
Leeward biofacies on a Volcanically
Active Oceanic Island. Palaeogeogr.
Palaeoclimatol, Palaeoecol. 395: 1 3 1 143.
Kenkel CD, G Goodbody Gringley, D
Caillaud, SW Davies, E Bartels, M
Matz. 2OL3. Eyidence for a Host
Role in Thermotolerance Divergence
between Populations of the Mustard
Hill Coral (Poites Astreoidesl frorn
Different Reef Environments.
Moleculer Biologg. 14: l-14.
Knutson RW, Buddemeier, Smith
1972. Coral
SV.
Chronometers:
Seasonal Growth Bands in Reef
Corals. Science. 177 : 27 O-27 2.
Lough DJ, Barnes DJ. 2000.
Environmental Controls on Growth
of the Massive Coral Poites. Journal
of Expeimental Marine Biologg and
Ecologg. 245: 225-243
Nugraha WA. 2008. Laju Pertumbuhan
Karang Poites lutea di Karimun
Jawa, dan Bangkalan, Indonesia.
Embryo.5:1-10.
Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang
yang Umum di Jumpai di
Indonesia. P3O LIPI, Jakarta, Hlm:
116.
A H, Kawahata, Shiyomi M,
H, Koizumi H, Tsuda A,
and Awaya Y. 2OO4. Global
Environmental Change in The
Ocean and On Land Terrapub
Suzuki
Kawahata
Tolryo. (Eds). 229-248.
116
Jurnol Teknologi Perikonon don Kelautort l'ol. 5 No.2 Not'enrber 2014; 1il-l l6