Air Rebusan Jagung (Zea mays) Utuh Beserta Kulit Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus).

i

AIR REBUSAN JAGUNG (Zea mays) UTUH BESERTA
KULIT MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TIKUS
PUTIH (Rattus norvegicus)

AYU HELMI YANUARTI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Air Rebusan Jagung
(Zea mays) Utuh Beserta Kulit Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus

norvegicus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
.
Bogor, September 2014

Ayu Helmi Yanuarti
NIM I14114012

iv

v

ABSTRAK
AYU HELMI YANUARTI. Air Rebusan Jagung (Zea mays) Utuh Beserta Kulit
Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus). Dibimbing oleh

Rimbawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air rebusan jagung utuh
beserta kulit terhadap penurunan kadar kolesterol pada tikus. Tikus dibagi ke
dalam empat kelompok, yakni kelompok kontrol (K) yang diberi air masak,
kelompok perlakuan 2 (K1), 3 (K2), dan 4 (K3) yang diberi air yang berasal dari
rebusan dua, tiga, dan empat tongkol jagung utuh beserta kulit. Tikus diberi diet
tinggi lemak (41%) dan tinggi kolesterol (97.6 mg/100 g) selama 3 minggu dan
selanjutnya komposisi diet diubah menjadi lemak 58% dan kolesterol 131.2
mg/100g selama 3 minggu. Pengukuran perbedaan kadar kolesterol dilakukan
pada akhir minggu keenam pemberian diet tinggi kolesterol dan satu minggu
setelah intervensi air rebusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air
rebusan dari dua tongkol jagung (K1) dapat menurunkan kadar kolesterol secara
signifikan (p0.05) dan bobot
badan mengalami penurunan (p>0.05) pada semua kelompok perlakuan kecuali
kelompok kontrol.
Kata kunci: fitokimia, jagung utuh beserta kulit, total kolesterol
ABSTRACT
AYU HELMI YANUARTI. Boiled Water of Corn (Zea mays) on The Cob with
Husk Lowering Cholesterol Level in White Rat (Rattus norvegicus). Supervised
by RIMBAWAN.

This research was conducted to determine the effect of boiled water of corn
(Zea mays) on the cob with husk in rat (Rattus norvegicus). Rats were divided
into four treatment i.e control group (K) given boiled water, group 2 (K1),group
3 (K2), and group 4 (K3) given water resulting from two, three, and four boiled
whole corn . Rats were given a high-fat diet (41%) and high cholesterol (97.6
mg/100g) for 3 weeks continued with diet containing 58% fat and 131.2 mg /
100g cholesterol. Cholesterol measurements were conducted on the sixth weeks of
feeding and one week of treatments. The results showed that the intervention with
boiled water taken from two corn cob treatment reduce the cholesterol levels
significantly 38.1% (p 0.05) and body weight decrease in
all treatment group except control (p>0.05).
Key word: boiled water of corn on the cob with husk, cholesterol total
phytochemicals

,

vi

vii


AIR REBUSAN JAGUNG (Zea mays) UTUH BESERTA
KULIT MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TIKUS
PUTIH (Rattus norvegicus)

AYU HELMI YANUARTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

viii


.I udul

Air Rchusan
l\. :1dar kャIォセエG@

Nャ セQァ

オョ

ァ@

(l.l'u ma.t·s)

tゥセオ@

Pu tih

Hn」セQオウ@

A)u I kln11 Y,lllu,tnt


NIM

II-II I -10 12

Disetujui

Dr Rimbawan
Pembimbing

Dll.;ctnhui

I

ャヲゥセ@

I


ᄋセ@


Tanggal Lulus:

セ@

S.::.
.._,

tu ,_

セ@

セ@
Dr Rimbawan
Ketua Depmtemen

セャェ@ ---·------

1 8 StP 2014


Utuh Beserta Kuli t Mcnurunkan
nOJ'l'c'gi< us )

x

xi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Air Rebusan Jagung (Zea mays) Utuh
Beserta Kulit Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus)” ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr.
Rimbawan selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini, serta kepada ibu leily Amalia,
S.TP, M.Si selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang telah banyak
memberi saran terhadap skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Ibu Susilawati sebagai tenaga kesehatan yang banyak memberikan dukungan,
saran, dan bantuan selama penelitian. Terima kasih kepada Pemda Banyuwangi
telah memberikan bantuan berupa beasiswa pendidikan.
Terima kasih yang tulus ikhlas terutama kepada kedua orang tua dan adik

tercinta ayahanda Suharno, ibunda Suratmi, dan adikku Herwin Winarko yang
telah banyak memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan semangat. Terima
kasih pula kepada Fiky Dwi dan Annisa Yuniar telah memberikan dukungan
penuh selama penulis menempuh pendidikan. Teman-teman alih jenis angkatan 5
dan teman-teman seperjuangan Fitriana Sundari, Agustina, dan Ali yang telah
memberikan semangat dan membantu selama npengumpulan data.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Ayu Helmi Yanuarti

xii

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Alat
Bahan
Pembuatan Air Rebusan Jagung Utuh Beserta Kulit
Ransum Kontrol
Pembuatan Ransum Tinggi Kolesterol
Tahapan Penelitian
Pengukuran Kadar Kolesterol Tikus
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Fitokimia dalam Air Rebusan Jagung Utuh Beserta Kulit

Masa Induksi Pakan Tinggi Kolesterol
Konsumsi Pakan dan Bobot Badan
Kolesterol Darah
Masa Intervensi Minuman Air Jagung Utuh Beserta Kulit
Konsumsi pakan dan Bobot badan
Kolesterol Darah
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
ii
ii
ii
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
4
4
4
6
7
7
7
7
12
12
15
17
17
18
19
19
20
20
25

ii

DAFTAR TABEL

1 Kelompok tikus berdasarkan jenis minuman intervensi
3
2 Komposisi ransum standar yang diberikan pada tikus percobaan
4
3 Kandungan phytochemical pada rambut jagung dengan berbagai proses
ekstraksi
8
4 Kandungan serat dalam air rebusan jagung utuh beserta kulit
11
5 Rataan konsumsi pakan dan bobot badan hewan coba selama induksi pakan
tinggi kolesterol
14
6 Konsumsi pakan pada masa intervensi air rebusan jagung utuh beserta kulit 17
7 Bobot badan pada masa intervensi air rebusan jagung utuh beserta kulit
17
8 Kolesterol darah tikus percobaan sebelum dan sesudah intervensi air rebusan
jagung utuh beserta kulit
19

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5

Jadwal kegiatan selama penelitian
5
Bagan alur perlakuan
6
Dari kiri: jagung utuh, rambut jagung, dan kulit (klobot) jagung
7
Struktur kimia dari kolesterol dan phytosterol
12
Kuning telur dan lemak kambing sebagai pakan sumber kolesterol yang
diberikan
14
6 Konsentrasi kolesterol pada hari ke-25 hingga ke-45 pada masa induksi
pakan hiperkolesterolemia
16

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4

Uji statistik bobot badan menggunakan paired-samples T test
Uji statistik sisa pakan menggunakan paired-samples T test
Uji ANOVA penurunan total kolesterol darah
Dokumentasi

25
25
26
27

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Era globalisasi saat ini, semakin banyak orang menjalani perubahan gaya
hidup dan pola makan. Hal ini menjadikan Indonesia menghadapi masalah gizi
ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang masih banyak ditemukan, namun di
pihak lain masalah gizi lebih juga cenderung meningkat, terutama di kota-kota
besar. Angka obesitas atau kegemukan di seluruh dunia meningkat dari tahun ke
tahun. Sihadi dan Djaiman (2005) menyebutkan bahwa lebih dari 300 juta orang
dewasa di dunia mengalami obesitas. Bahkan di Amerika 280 000 orang
meninggal setiap tahun akibat obesitas. Di Jakarta diperkirakan 10 dari 100 orang
mengalami obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
gangguan kolesterol darah, sementara kadar kolesterol yang tinggi merupakan
salah satu penyebab tejadinya penyakit jantung.
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol adalah
komponen struktur membran sel dan lipoprotein plasma dan juga bahan awal
pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Separuh lebih dari jumlah
kolesterol berasal dari sintesis, sedangkan sisanya berasal dari makanan seharihari. Kolesterol hanya ditemukan dalam makanan yang bersumber dari hewan
seperti telur, makanan yang mengandung susu, dan daging(Nilawati et al. 2008).
Kolesterol yang berlebihan akan menyebabkan gumpalan dalam saluran
pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan dapat menyebabkan
gangguan dalam fungsi tubuh. Hiperkolesterolemia dapat meningkatkan risiko
terjadinya aterosklerosis, penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah yang
lain. Kadar kolesterol total normal yaitu kurang dari 200 mg/dL (WHO 2006).
Kadar kolesterol yang mencapai 260 mg/dL darah dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung hingga 3 kali lipat. Peningkatan kadar kolesterol yang tinggi
menyebabkan fungsi fisiologi tubuh terganggu, sehingga diperlukan intervensi
untuk menurunkan kadar kolesterol agar tidak terjadi risiko yang lebih berat.
Intervensi dapat dilakukan secara medis dan tradisional. Intervensi secara medis
berupa pemberian obat-obatan untuk menurunkan kolesterol darah, seperti obat
golongan statin (Adesta 2010). Secara tradisional, intervensi dilakukan melalui
pemanfaatan kandungan fitokimia yang terdapat pada pangan fungsional seperti
jagung yang memiliki komponen pangan fungsional meliputi serat pangan yang
dibutuhkan tubuh, asam lemak esensial, isoflavon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P, Ca
dan Fe), antosianin, betakaroten (provitamin A), komposisi asam amino esensial,
dan lainnya (Suarni dan Yasin 2011)
Selama ini jagung dianggap berkhasiat dalam penurunan kolesterol dalam
darah. Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat yang kaya serat dan
mempunyai banyak fungsi dalam hal pengobatan. Menurut Rosentrater (2005)
serat jagung mengandung phytosterol yang diketahui menurunkan serum LDL
kolesterol pada manusia. Selain itu rambut, biji, dan kulit jagung ternyata juga
memiliki manfaat untuk kesehatan. Rambut jagung memiliki kandungan senyawa
kimia yang berguna bagi kesehatan. Salah satu zat yang terkandung dalam rambut
jagung adalah betasitosterol yang berpengaruh pada penurunan kadar kolesterol
darah (Duke 2004).

2

Masyarakat di daerah Banyuwangi, Jawa Timur mempercayai pengunaan
air rebusan dari jagung tanpa melalui pengupasan terlebih dahulu efektif untuk
menurunkan kadar kolesterol darah. Rambut jagung telah digunakan sejak dahulu
sebagai obat tradisional. Sebagian masyarakat di daerah Gorontalo menggunakan
rambut jagung untuk mengobati penyakit diabetes, kolesterol, asam urat dan batu
ginjal (Samin et al. 2014). Biji, rambut, dan kulit jagung memiliki manfaat
masing-masing untuk kesehatan, dan jika seluruh manfaat tersebut digabungkan
akan memberikan pengaruh yang baik untuk tubuh khususnya pada penderita
hiperkolesterolemia. Sejauh ini belum ada dasar yang kuat dan bukti ilmiah
tentang potensi air rebusan jagung utuh beserta kulit sebagai agen anti
kolesterolemik. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai
uji efektifitas jagung (Zea mays) terhadap menurunan kadar kolesterol darah
dalam tikus putih (Rattus norvegicus).
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh air rebusan jagung utuh beserta kulit terhadap
penurunan kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Tujuan Khusus
1. Menganalisis perubahan konsumsi pakan dan bobot badan selama intervensi air
rebusan jagung utuh beserta kulit.
2. Menganalisis kadar kolesterol darah tikus sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi menggunakan jagung utuh beserta kulit.

METODE

Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain penelitian experimental design. Desain
eksperimen yang digunakan adalah The Randomized Pretest - Posttest Control
Goup Design. Pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada hewan percobaan
dilakukan di Laboratorium Percobaan Hewan dan Analisis kandungan serat
dilakukan di Laboratorium Analisa Makanan dan Biokimia, Departemen Gizi
Masyarakat, FEMA, IPB. Analisis kadar kolesterol darah dilakukan di
Laboratorium Klinik Muhammadiyah, Kampung Bubulak, Bogor Barat. Waktu
dilaksanakan penelitian ini adalah bulan Maret hingga Juni 2014.
Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan minuman rebusan jagung utuh
beserta kulit adalah panci untuk perebusan, gelas ukur, dan termos untuk wadah
air rebusan. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan darah dalam analisis

3

kolesterol adalah jarum suntik, pisau bedah, kapas, kasa, plester, tabung
eppendorf, dan sentrifus. Alat yang digunakan untuk analisis total kolesterol
adalah dengan menggunakan spektrofotometer Viccos MD-150A Biochemical
Analyzer. Alat yang digunakan untuk pemeliharaan tikus adalah kandang tikus,
alat suntik tanpa jarum, dan neraca analitik. Alat yang digunakan untuk analisis
serat adalah gelas piala, penangas air, inkubator, gelas ukur, pipet mikro, pipet
tetes, pipet Mohr, enlenmeyer, penyedot vakum, kertas saring, oven, tanur,
desikator, dan cawan porselen.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah ransum standar berupa pakan komersial
BRAVO-512, kuning telur, mentega, margarin, tikus putih, tongkol jagung utuh,
air, dan reagen. Bahan untuk analisis serat adalah akuades, etanol, termamil,
pepsin, pankreatin, aseton, HCl, dan NaOH. Tikus putih jantan galur Sprague
Dawley umur 2 bulan yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Pembuatan Air Rebusan Jagung Utuh Beserta Kulit
Jagung yang digunakan dalam percobaan adalah jagung jenis jagung manis.
Jagung manis (sweet corn) memiliki kandungan fitokimia flavonoid, antosianin,
total fenol, dan antioksidan yang serupa dengan jagung berbiji kuning jenis
mutiara (flint corn), jagung gigi kuda (dent corn), dan jagung pod (Sarepoua et al.
2013). Jagung didapatkan langsung dari petani di daerah Ciapus, Bogor. Umur
jagung dari masa tanam yaitu dua bulan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang.
Metode pembuatan minuman intervensi dari jagung utuh beserta kulit
adalah dengan perebusan masing-masing dua, tiga, dan empat tongkol jagung
dengan air 3 liter hingga tersisa 1 000 ml. Air rebusan jagung diletakkan secara
hot filling pada wadah termos yang telah disediakan.
. Obesitas sangat berkaitan dengan keadaan kolesterol yang tinggi, sehingga
pemberian air rebusan jagung utuh beserta kulit diasumsikan 1 000 ml untuk 80
kg berat badan. Air rebusan jagung yang diberikan ke tikus (berat 200-300 g)
adalah 2.4-3.7 ml (12 ml/kg BB).
Tabel 1 Kelompok tikus berdasarkan jenis minuman intervensi
Kelompok
Pemberian air
Kode
Jumlah (tongkol jagung)
Perlakuan
rebusan jagung (ml)
Kelompok 1
K
Kelompok 2
K1
2
2.4-3.7
K2
3
Kelompok 3
2.4-3.7
Kelompok 4
K3
4
2.4-3.7

4

Ransum Kontrol
Ransum tikus yang diberikan adalah ransum yang berasal dari pakan standar
ayam dengan nama komersial BRAVO-512 dengan kandungan gizi menyerupai
kebutuhan gizi tikus. Pakan standar diberikan pada masa adaptasi dan masa
intervensi menggunakan air rebusan jagung utuh beserta kulit. Pakan yang
diberikan adalah 20 g tiap tikus per hari.
Tabel 2 Komposisi ransum standar yang diberikan pada tikus percobaan
Nutrisi Pakan
Kadar air
Protein
Lemak
Serat
Abu
Kalsium
Phospor

Kadar Ransum (%)
BRAVO-512*
Standar**
13
19 – 21
5–8
5
7
0,9
0,6

10,49
20,67
7,6
1,94
-

Sumber: *Nutrition Fact BRAVO512
**Laboratorium Nutrisi Non Ruminansia Fak. Peternakan Unand

Komposisi ransum kontrol harus memenuhi kebutuhan nutrisi tikus
percobaan. Hal ini dimaksudkan agar tikus berada dalam kondisi sehat dan tidak
mengalami defisiensi, sehingga perlakuan selanjutnya terhadap tikus mendapatkan
hasil sesuai dengan harapan.
Pembuatan Ransum Tinggi Kolesterol
Bahan yang digunakan untuk meningkatkan kadar kolesterol pada tikus
percobaan adalah lemak kambing 10 %, kuning telur 5% (ransum A) dengan
harapan dapat meningkatkan kolesterol tikus selama tiga minggu. Perubahan
komposisi pakan dilakukan dengan komposisi kuning telur 10%, mentega (butter)
10%, dan margarin 5% (ransum B). Perubahan dilakukan karena komposisi
ransum awal tidak meningkatkan kolesterol tikus dan penambahan lemak kambing
kurang disukai oleh tikus. Perubahan komposisi pakan diharapakan dapat
meningkatkan asupan makan dan kadar kolesterol tikus.
Tahapan Penelitian
Sebanyak 29 ekor tikus putih jantan jenis Sprague Dawley umur 2 bulan
dengan bobot tubuh 200-250 gram digunakan dalam penelitian ini. Semua tikus
dipelihara terlebih dahulu selama kurang lebih sepuluh hari sebagai fase adaptasi.
Tikus dimasukkan ke dalam kandang dengan suhu ruang. Ruangan dikontrol
dengan siklus 12 jam penerangan dan 12 jam gelap (Kim et al. 2006). Semua tikus
dibagi dalam empat kelompok terdiri dari tiga kelompok diberi jenis minuman
jagung dengan jumlah pemberian jagung yang berbeda dan satu kelompok sebagai
kontrol. Pengukuran kadar kolesterol darah dilakukan pada hari ke-25, 45 dan 53.
Pemberian pakan pada seluruh kelompok dilakukan setiap hari, yaitu sepuluh hari
fase adaptasi menggunakan ransum kontrol, enam minggu menggunakan ransum

5

tinggi kolesterol dan enam hari perlakuan intervensi menggunakan ransum
kontrol.
N
o

Jenis
Kegiatan

Mei

April
1

2

3

4

1

Juni
2

3

4

1

1 Masa adaptasi
2
3

Masa induksi
pakan
hiperkolesterol
Masa
intervensi air
rebusan jagung
beserta kulit
Pemberian

4 ransum kontrol
Pemberian

5 ransum A

Pemberian

6 ransum B

Pengambilan

7 darah 1

Pengambilan

8 darah 2

Pengambilan

9 darah 3

Gambar 1 Jadwal kegiatan selama penelitian
Besar sampel pada penelitian dihitung dengan menggunakan rumus
Federer (Arjadi et al. 2014):
(n – 1) x (t – 1) ≥ 15
Keterangan :
n
= Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan
t
= Jumlah kelompok perlakuan
Berdasarkan rumus tersebut dapat dilakukan perhitungan besar sampel sebagai
berikut :
t=4
(n – 1) (4 – 1) ≥ 15
(n – 1) 3 ≥ 15
(n – 1) ≥ 5
n≥5+1
n≥6
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampel minimal dalam satu
kelompok perlakuan dalam eksperimen ini adalah enam tikus dan dibutuhkan
minimal 24 tikus dalam penelitian ini. Disediakan 29 tikus, sehingga masing
kelompok K1, K2, dan K3 terdapat 7 sampel dan kelompok kontrol (K) terdapat 8
sampel.

6

29 ekor tikus

Masa adaptasi 10 hari diberi pakan
kontrol

Kelompok 1 (K)
n= 8

Kelompok 2
(K1)

Kelompok 3
(K2)

Kelompok 4
(K3)

n= 7

n= 7

n= 7

Pengujian kolesterol
1 hari ke-24

Masa induksi pakan tinggi kolesterol
ransum A selama 25 hari

Pengujian kolesterol
2 hari ke-45

Masa induksi pakan tinggi kolesterol ransum
B selama 20 hari (hingga hari ke-45)

Pengujian kolesterol
3 hari ke-61

Masa intervensi air rebusan jagung utuh beserta
kulit selama 6 hari diberi pakan kontrol (hingga
hari ke-5)

Gambar 2 Bagan alur perlakuan
Pengukuran Kadar Kolesterol Tikus
Pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu setelah perlakuan
dengan ransum hiperkolesterol ( hari ke-25 dan ke-45) dan setelah dilakukan
intervensi (hari ke-53). Pengambilan darah dilakukan dengan cara tail vein blood
sample collection, yaitu pengambilan darah melalui vena yang berada pada ekor
tikus. Metode ini direkomendasikan untuk mengambilan darah dengan volume 2
mL (Parasuraman et al. 2010) dilakukan pada pengambilan darah pertama dan
kedua. Darah yang diambil dari setiap ekor tikus berkisar antara 1.5-2 mL.
pengambilan darah terakhir dari jantung yang sebelumnya tikus di euthanasia
terlebih dahulu. Darah yang diperoleh ditampung pada vial 3 mL (Giri 2008).
Setelah didiamkan pada suhu ruang selama 60 menit, darah disentrifus selama 15
menit dengan kecepatan 2000 rpm. Kemudian supernatan yang diperoleh berupa
serum dipisahkan dari pelet menggunakan pipet mikro. Analisis konsentrasi
kolesterol darah tikus menggunakan metode enzimatik kolorimetri CHOD-PAP
dengan menggunakan kit (DiaSys®) pada laboratorium yang digunakan dan diukur
dengan spektrometer menggunakan panjang gelombang 546 nm.

7

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu data konsumsi pakan,
bobot badan, dan total kolesterol darah tikus coba. Seluruh data yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk nilai rata-rata ± standar deviasi. Data konsumsi pakan
dan bobot badan dianalisis menggunakan uji statistik Paired-samples T test dan
data total kolesterol menggunakan uji statistik Analysis of variance (ANOVA).
Definisi Operasional
Air rebusan jagung adalah air rebusan yang dibuat dari jagung tanpa dilepas
kulitnya.
Intervensi adalah perlakuan yang diberikan kepada sampel berupa minuman air
rebusan jagung utuh beserta kulit.
Kolesterol metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan pada
membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Kolesterol tinggi adalah kadar kolesterol dalam darah yang melebihi batas
normal (>200 mg/dl)
Pakan tinggi kolesterol adalah pakan standar yang ditambahkan kolesterol dan
lemak melebihi kebutuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Fitokimia dalam Air Rebusan Jagung Utuh Beserta Kulit
Air rebusan jagung utuh beserta kulit merupakan hasil dari perebusan
jagung utuh yang terdiri dari kulit luar (klobot), rambut jagung, dan biji jagung.
Masing-masing dan setiap bagian dari jagung, dari kulit luar hingga rambut
jagung memiliki manfaat untuk masyarakat (Millind dan Isha 2013).

Gambar 3 Dari kiri: jagung utuh, rambut jagung, dan kulit (klobot) jagung
Rambut jagung adalah bunga betina dari jagung yang tersusun dalam suatu
tongkol yang terdapat dalam ketiak daun (Tjitrosoepomo 1994). Menurut Duke
(1975) rambut-rambut yang lebih tinggi pada ujung tongkol, yang mulai
pertumbuhannya lebih lambat dapat muncul pertama karena jarak yang harus

8

mereka lewati lebih pendek. Jika tidak diserbuki, rambut-rambut dapat terus
memanjang. Rambut jagung merupakan sumber komponen bioaktif. Kandungan
flavonoid dari 40 rambut jagung di cina telah diidentifikasi menggunakan LC
(Liquid Chromatography) dan kolorimeter (Ren et al. 2009). Penelitian Solihah et
al. (2013) menunjukkan bahwa terdapat flavonoid, saponin, plobatannin, fenol,
dan alkaloid dalam rambut jagung yang di ekstrak baik menggunakan air maupun
metanol. Kandungan terpenoid terdeteksi hanya jika di ekstrak menggunakan
metanol. Millind dan Isha (2013) juga menyatakan bahwa jagung mengandung
alkaloid, flavonoid, saponin, asam maizenat, vitamin B1, K, dan mineral seperti
kalium, pospor, dan zinc. Biji jagung secara alami memiliki kandungan
phytosterol yang dapat menurunkan penyerapan kolesterol dan konsentrasi
kolesterol LDL-C (Ostlund et al. 2002). Kandungan kulit jagung (klobot) terdiri
dari abu 6,04%, lignin 15,7%, selulosa 36,81%, dan hemiselulosa 27,01%. Klobot
juga memiliki kadar karbohidrat berkisar antara 38 hingga 55% (Ningsih 2012).
Sebagian kandungan kulit jagung adalah serat tidak larut air. Penelitian Wungkana
et al. (2013) bahkan mengungkapkan bahwa terdapat senyawa tanin dalam
bonggol jagung yang mempunyai efektivitas menangkal radikal bebas lebih baik
daripada senyawa fenol lainnya.
Tabel 3 Kandungan phytochemical pada rambut
dengan berbagai proses ekstraksi
Jenis Phytochemical
Pelarut
B C E EA M
Amino Acid
+ +
Anthraquinones
+
+
+ +
+
Alkaloid
+ +
Karbohidrat
+
+
+ +
+
Flavonoid
+
+
+ +
+
Glycosida
+
+
+ +
+
Saponin
Steroid
+
+ +
+
Tanin
+
+
+ +
+
Terpenoid
+
+
+ +
+
Phenol
+

jagung

PE
+
+
+
+
+
+
+
+
-

Ket: (+) = Terdeteksi, (-) = Tidak terdeteksi
B = Benzene, C = Chloroform, E = Etanol, EA = Ethyl acetate, M =
Methanol, PE = Petrolium Ether
Sumber: Research Journal of Pharmaceutical, Biological and
Chemical Sciences 2011.

Rambut jagung merupakan sumber dari beta sitosterol (Sarfare 2010). Beta
sitosterol adalah phytosterol yang umum berada di membran sel pada tanaman.
Komponen ini digunakan dalam mengendalikan kolesterol plasma. Beta sitosterol
diketahui untuk menurunkan konsentrasi plasma kolesterol secara ekstrinsik
dengan meningkatkan pengeluaran garam empedu dengan mencegah penyerapan
kolesterol dari lumen usus (Mkhize et al. 2013). Beta sitosterol dapat mengurangi
absorbsi atau penyerapan kolesterol dalam sistem pencernaan dan mengurangi
jumlah produksi kolesterol dalam hati. Beta sitosterol yang dibutuhkan untuk
dapat menurunkan kadar kolesterol darah berkisar antara 300 mg sampai 5 gram

9

(5000 mg) per hari. Mekanisme aksi dari beta sitosterol dalam menurunkan
kolesterol dalam darah adalah:
1. Beta-Sitosterol menurunkan penyerapan lemak makanan di dalam usus
Triasilglieserol yakni lemak utama dalam makanan masuk kemudian di dalam
usus mengalami pemecahan menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol oleh
lipase yang dihasilkan dari pankreas, kemudian mengalami emulsifikasi oleh
garam empedu dan dikemas dalam bentuk misel. Lemak makanan lain yaitu
kolesterol dan vitamin larut lemak juga dikemas dalam misel tersebut. Misel
kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel
epitel usus. Dengan adanya Beta-sitosterol maka asam lemak bebas seperti
triasilgliserol akan terikat dan tidak dapat diubah menjadi asam lemak dan 2
monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh garam empedu menjadi misel.
2. Beta-Sitosterol menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati Dengan
cara menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang berperan penting
dalam penentu kecepatan reaksi reduksi HMG-KoA menjadi mevalonat yang
akan digunakan untuk pembentukan kolesterol.
Tanin merupakan senyawa fenolik yang terdapat di buah-buahan dan
tanaman lainnya dan tidak beracun ketika dikonsumsi oleh tikus dengan dosis
kurang dari 5000 mg/kg atau pada manusia dengan dosis 500 mg/kg berat badan.
Tanin adalah polyphenol yang larut dalam air dan dan biasanya terdapat dalam
bentuk asam tanat (Solihah 2012) dan larut dalam air (Chanchay dan Poosaran
2009). Sebuah studi melaporkan suplementasi tanin dapat menurunkan total
kolesterol dan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL. Tanin digunakan
untuk menurunkan LDL-C and trigliserida tanpa menyebabkan penurunan HDLC. Tanin dapat menghambat akumulasi makrofag lipid kompleks pada dinding
endothelial pada arteri dan dapat mencegah aterosklerosis. Lipid darah, khususnya
kolesterol dan trigliserida adalah lipid yang sangat berkaitan erat dengan lipid
yang berada dalam makanan. Senyawa aktif seperti tanin memiliki pengaruh yang
sangat kuat tehadap metabolisme lipid tersebut (Salajpal et al. 2008). Zat
antinutrisi berupa tanin yang terdapat dalam liang teh dapat pula menurunkan
kadar total kolesterol. Tanin memiliki kemampuan dalam mengikat asam empedu
di usus dan dibuang melalui feses. Hal ini dapat menurunkan total kolesterol
darah. Ditambahkan pula oleh tanin dapat menghambat kerja HMG-CoA
reduktase dan asil-koenzim A kolesterol asiltransferase (ACAT) yang merupakan
enzim untuk mensintesis kolesterol dan absropsi kolesterol serta pelepasannya ke
darah (Dhesti dan Widyaningsih 2014).
Rambut jagung merupakan sumber yang baik dari beberapa senyawa
bioaktif seperti volatile oils, steroid, alkaloid, dan antioksidan alami seperti
flavonoid dan senyawa fenol lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Senyawa bioaktif yang dominan terdapat di rambut jagung adalah flavonoid.
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang
paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Redha 2010). Flavonoid
dapat bersifat sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas, sehingga
sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan antara oksidan dengan
antioksidan di dalam tubuh. Flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel
pembuluh darah, dapat mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal
bebas dan dapat bersifat hipolipidemik, antiinflammasi serta sebagai antioksidan
(Sumardika dan Jawi 2012). Jagung manis memiliki kandungan flavonoid antara

10

68-77.4 µg RE/g, sedangkan pada jagung muda yang tidak dipisahkan antara
rambut, kulit, dan biji kandungan flavonoid antara 80.4- 83.6 µg RE/g (Sarepoua
et al. 2013).
Saponin merupakan salah satu komponen bioaktif yang terdapat pada
rambut jagung. Saponin terbagi menjadi senyawa glikosida triterpenoida ataupun
glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti
sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan
menghemolisa sel darah merah. Senyawa ini berasa pahit menusuk dan dapat
menyebabkan bersin dan bersifat racun bagi hewan berdarah dingin. Saponin
memiliki efek yang cukup berarti dalam memperbaiki profil lipid melalui interaksi
dengan kolesterol. Efek ini didapatkan melalui ikatan antara saponin dengan
kolesterol dan asam empedu. Saponin mengurangi kolesterol tubuh dengan
mencegah reabsorbsi dan meningkatkan ekskresi (Nugraha 2008). Saponin dapat
mengurangi kerusakan endotel dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan
LDL melalui peningkatan sintesa asam empedu LDL sehingga meminimalisir
terjadinya LDL oksidasi. Penelitian Hakim (2010) juga menyebutkan bahwa
saponin memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol pada percobaan
dengan hewan, dengan cara menghambat reabsorbsi asam empedu.
Fenol merupakan senyawa alami dalam tanaman dan salah satu kelompok
antioksidan yang menghambat berbagai tahap proses kanker. Secara farmakologi,
fenol memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular. Fenol dapat
melindungi terhadap oksidasi lipoprotein (Solihah et al. 2012). Fenol mempunyai
fungsi sebagai antioksidan yang berfungsi sebagai pereduksi radikal bebas, selain
itu juga mempunyai peranan penting dalam menghambat mikroba atau sebagai
antibiotik. Menurut Dhesti dan Widyaningsih (2014), senyawa fenol serta serat
yang terkandung dalam liang teh berbasis cincau hitam efektif dalam menurunkan
kolesterol dan dapat memperbaiki profil lipid darah. Fenol mampu menghambat
modifikasi oksidasi LDL yang dapat menyebabkan arterosklerosis. Penelitian
Sarepoua et al. (2013) menunjukkan bahwa jagung manis memiliki kandungan
total fenol antara 80.8- 85.8 µg GAE/g, sedangkan kandungan pada jagung muda
tanpa pemisahan bagian adalah 115.0-11.4 GAE/g.
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan
bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang
memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus
manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.
Serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau
tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa,
lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin (Santoso 2011).
Mencit hiperkolesterolemia yang diberikan suplementasi serat pangan
karagenan sebesar 15%, 30% dan 46% dalam diet hiperkolesterolemik
mempunyai konsentrasi kolesterol feses paling tinggi (p