Diagram Alir Prosedur Penelitian

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kandungan gas yang terdapat dalam biogas sebelum dilakukan pemurnian biogas adalah gas Nitrogen N 2 sebesar 2,735, gas Metana CH 4 sebesar 46,110 dan gas Karbondioksida CO 2 sebesar 51,155. 2. Hasil pemurnian biogas dengan menggunakan zeolit alam dapat menaikan kandungan gas Metana CH 4 sebesar 61,388 dan menurunkan kandungan gas Karbondioksida CO 2 sebesar 36,516. Sesuai dengan fungsi dari zeolit alam yaitu menurunkan nilai kadar gas karbondioksida. 3. Hasil pemurnian biogas dengan menggunakan arang aktif juga dapat menaikan kandungan gas Metana CH 4 sebesar 55,675 dan menurunkan kandungan gas Karbondioksida CO 2 turun menjadi 41,263. 4. Hasil pemurnian biogas dengan menggunakan geram besi juga dapat menaikan kandungan gas Metana CH 4 sebesar 55,827 dan menurunkan kandungan gas Karbondioksida CO 2 sebesar 41,259. 5. Untuk hasil pemurnian biogas dengan menggunakan ketiga campuran yaitu zeolit alam, arang aktif dan geram besi mengahasilkan hasil yang lebih baik, kandungan gas Nitrogen N 2 turun sebesar 2,314, kandungan gas Metana CH 4 naik sebesar 75,259 dan kandungan gas Karbondioksida CO 2 turun sebesar 22,427. 6. Pemurnian biogas dengan menggunakan campuran zeolit alam, arang aktif dan geram besi lebih efisien untuk digunakan menjadi penyaring biogas, karena dengan campuran dari ketiganya ini lebih mampu menyerap kandungan gas Karbondioksida CO 2 dan menaikan kandungan gas Metana CH 4 .

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian, beberapa saran yang bisa penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya perlu dilakukan pengukuran pengaruh banyaknya zeolit alam, arang aktif dan geram besi sebagai pemurni biogas. 2. Sebelum menggunakan zeolit alam sebagai penyaring biogas sebaiknya dilakukan aktivasi terlebih dahulu. 3. Sebaiknya untuk pemakaian zeolit alam, arang aktif dan geram besi sebagai pemurni biogas digunakan hanya satu kali supaya dapat menghindari perubahan dalam penyerapannya. 4. Sebaiknya gas yang sudah diambil harus segera diuji kandungan gas didalamnya karena kandungan gas dalam biogas masih tidak stabil. DAFTAR PUSTAKA Amaru, Kharistya, 2004. ‘’Rancang Bangun Dan Uji Kinerja Biodigester Plastik Polyethilene Skala kecil StudiKasus Ds. CidatarKec. Cisurupan Kab. Garut’’. Tersedia di http:kharistya.wordpress.com20060823 rancang-bangun-dan-uji-kinerja-biodigester-plastik-polyethilene-skala- kecil. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013. Anggreini Fajar P.L,dkk., 2012. ‘’ Penurunan Kadar Co 2 Dan H 2 S Pada Biogas Dengan Metode Adsorpsi Menggunakan Zeolit Alam’’. Tersedia di http:juliaz30chem-eng.its.ac.idJurnal Teknik Pomits Vol.1, No.1, 2012 1-5.pdf. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013. Cahyo Oktario, M., 2011. ‘’Manfaat Sistem Pemanpatan Gas untuk Penyimpanan Biogas Dari Kotoran Ternak’’, Jurusan Teknik Mesin. Universitas Lampung. Skripsi. Care, Kamase, 2009. ‘’Cara Mudah Membuat Digester Biogas’’, Komunitas Mahasiswa Sentra Energi. Tersedia di http:www.kamase.org?p=548. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2012. Erawati, T., 2009. ”Biogas Sebagai Sumbar Energi Alternatif”. Tersedia di http:wartawarga.gunadarma.ac.id200912biogas-sebagai-sumber- energi-alternatif. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.