Kajian Kemampuan Kota Binjai dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Kajian Kemampuan Kota Binjai dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
Hulman Alison Hutagalung
Program Pasca Sarjana Program Studi Pengembangan Wilayah dan Pedesaan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Salahsatu yang menjadi Pusat perhatian saat ini adalah bagaimana pola
hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah di daerah dalam suatu tatanan sistem pemerintahan. Hubungan yang dimaksud dalam hal ini adalah seberapa besar wewenang dan tanggung-jawab yang diperoleh dan dapat dilaksanakan oleh daerah dalam mengurus rumahtangganya sendiri dan seberapa besar intervensi dan campurtangan Pemerintah Pusat terhadap daerah walaupun secara konsep idealis kesemuanya bermuara kepada bagaimana mensejahterakan masyarakat dan membangun daerah kearah yang lebih maju. Pengalaman yang terjadi selama ini pembagian daerah atas daeerah besar dan daerah kecil seperti yang diamanatkan Pasal 18 Undang Undang Dasar 1945 diterjemahkan dalam satu pola hubungan hirearkhis Tingkat I Tingkat II yang lebih mengarah kepada hubungan Birokrasi yang panjang dengan Dominasi Kekuasaan Pusat terhadap daerah sehingga pada akhirnya mengakibatkan lambatnya kemajuan daerah dan tidak tertampungnya kebutuhan daerah secara cepat.
Dengan penerapan Otonomi daerah merupakan peluang bagi bergulirnya Demokratisasi ekonomi, percepatan pembangunan, daerah, meningkatnya kegairahan daerah dalam mengelolah potensi yang dimiliki demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada empat hal pokok yang menggambarkan otonomi daerah, yaitu : 1. Adanya urusan-urusan yang diserahkan kepada daerah oleh pemerintah atasan. 2. Bahwa pengaturan dan pengurusan urusan tersebut dilakukan atas inisiatif dan kebijaksanaan daerah sendiri. 3. Untuk melaksanakan urusan tersebut diperlukan perlengkapan atau aparatur sendiri. 4. Untuk membiayai urusan tersebut diperlukan sumber keuangan sendiri.
Da1am pelaksanaan otonomi daerah, dimana segala wewenang telah diberikan dan diatur dalam UU No. 22 tahun 1999. Adapun alasan yang mendasar pemberian wewenang tersebut adalah untuk lebih mengefektifkan pemberdayaan potensi daerah. Dan yang merupakan titik beratnya adalah pemberian kewenangan dan pembagian keuangan yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota Binjai terhadap beberapa variabel/kegiatan yang mempunyai kaitan erat dalam melihat kemampuan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah memberikan beberapa kesimpulan : 1. Kemampuan daerah Kota Binjai dari segi keuangan masih rendah, hal ini terlihat
dari sektor penerimaan PAD yang masih kecil namun telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dan hal ini merupakan gambaran optimisme terhadap terus meningkatnya PAD dan PDRB Kota Binjai. 2. Kemampuan daerah Kota Binjai dalam pelaksanaan otonomi daerah dilihat dari potensi daerah telah mendukung dan masih dapat dikembangkan dan ditingkatkan guna meningkatkan pemasukan daerah dan kesejahteraan masyarakat, dengan upaya menggali potensi - potensi baru.

3. Kemampuan aparatur Pemerintah Kota Binjai yang ditunjukkan dari skor nilai pengukuran kemampuan menggambarkan bahwa dari jumlah keberadaan aparatur di Kota Binjai sudah menunjukkan mampu, namun masih diperlukan peningkatan pada kemampuan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh aparatur dengan suatu kebijakan peningkatan sumber daya manusia Aparatur .
4. Sikap optimis masyarakat terhadap kemampuan Kota Binjai dalam. Pelaksanaan Otonomi Daerah merupakan faktor penting bagi Pemerintah Kota Binjai dalam melaksanakan wewenang dan kewajibannya guna lebih meningkatkan kemandirian dan mengembangkan potensi daerah Kota Binjai.
5. Dari hasil penelitian diatas terdapat gambaran kemampuan Kota Binjai dalam pelaksanaan Otonomi Daerah yaitu berada pada tingkat mendekati mampu yang menggambarkan bahwa Kota Binjai dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada beberapa sektor mempunyai ketergantungan kepada Pemerintah Pusat terutama sektor keuangan daerah, namun sesuai dengan misi otonomi daerah untuk lebih memandirikan suatu daerah telah dimulai di Kota Binjai dengan adanya peningkatan dan pengembangan-pembangunan.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Kota Binjai dalam pelaksanaan otonomi daerah berada pada kondisi mendekati mampu, hal ini menunjukkan ciri yang diharapkan oleh Undang-undang No.22 tahun 1999, dimana sangat diharapkan kemandirian suatu wilayah perkotaan dalam pelaksanaan otonomi daerah.