Keterangan gambar : 1. Batang hidrolik
2. Dudukan ragum 3. Ragum atas
4. Ragum bawah 5. Pembacaan skala
6. Meja plotter Alat ini di gunakan untuk menguji kekuatan tarik bahan uji. Hasil dari
pengujian ini dipakai sebagai acuan untuk menentukan nilai pembeban yang dipakai pada pengujian fatik.
5. Mesin uji fatik tipe rotary bending dan kelengkapannya
a. Motor listrik b. Cekam dan indikator pencatat siklus
c. Rangka Chasis d. Beban pemberat
e. Voltage regulator f. Tachometer
g. Stop watch
Alat uji fatik fatigue tipe Rotary Bending yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini.
Gambar 10. Mesin uji fatik Data-data mesin :
a. Arus maksimum : 0,5 phase
b. Daya listrik : 400 watt
c. Putaran motor : 2800 rpm
C. Proses Pengelasan Benda
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengelasan adalah:
1. Mempersiapkan mesin las SMAW DC sesuai dengan pemasangan polaritas terbalik.
2. Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas pada meja las. 3. Pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan mendatar atau bawah
tangan. 4. Kampuh yang digunakan jenis kampuh V terbuka, dengan sudut 700,
dengan lebar celah 2 mm. 5. Mempersiapkan elektroda sesuai dengan arus dan ketebalan plat, dalam
penelitian ini dipilih elektroda jenis E7016 dengan diameter elektroda 3,2 mm.
6. Menyetel ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang
digunakan untuk menjepit elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 100 A.
Selanjutnya mulai dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan arus 100 A, bersamaan dengan hal itu dilakukan pencatatan waktu pengelasan.
7. Menyetel ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang
digunakan untuk menjepit elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 150 A.
Selanjutnya mulai dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan arus 150 A, bersamaan dengan hal itu dilakukan pencatatan waktu pengelasan.
D. Prosedur Pengujian Tarik
Pengujian kekuatan tarik pada 6 spesimen untuk mengetahui nilai dari ultimate tensile strength UTS, dimana nilai hasil pengujian tersebut akan
digunakan untuk menentukan nilai beban yang akan diberikan pada spesimen yang hendak dilakukan pengujian fatik..
Adapun beban yang akan diberikan pada saat uji fatik yaitu sebesar 20, 30, 40, dan 50, 60, 70 dalam satuan Kilogram Kg dari nilai UTS
yang mengacu pada standar pengujian logam baja. Berikut merupakan persamaan yang digunakan dalam menentukan berat beban yang akan
diberikan:
� =
�� � �
3
�� �� …………3 Dimana:
σ = Tegangan lentur kgcm
2
W = Beban lentur kg D = Diameter benda uji cm
L = Panjang benda uji cm
E. Prosedur Pengujian Fatik
Adapun langkah-langkah dari pengujian fatik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memasang spesimen pada mesin uji fatik. 2. Memasang beban.
3. Menghidupkan mesin bersamaan dengan menghidupkan penghitung waktu untuk memulai pengujian.
4. Melihat putaran motor secara berkala untuk menentukan putaran stabil dari motor.
5. Saat material patah seketika pula mematikan motor dan menghentikan penghitung waktu.
6. Mencatat waktu dan rpm yang tertera pada indikator. 7. Menandai material untuk pengujian pertama.
8. Mengulangi langkah 2-7 untuk pengujian menggunakan beban selanjutnya. 9. Mencatat seluruh data dan kejadian selama pengambilan data.
Setelah pengujian lelah selesai, selanjutnya dilakukan pengambilan gambar dengan alat mikroskop optik, terhadap patahan yang terjadi pada masing
–
masing spesimen uji lelah untuk dilakukan analisa terhadap pola patahan yang terjadi.
F. Data Hasil Yang Akan Diperoleh Dari Pengujian
Setelah seluruh pengujian dan pengambilan data selesai dilakukan, selanjutnya data-data yang diperoleh diolah untuk tujuan penelitian ini. Berikut adalah
data-data yang ingin diperoleh dalam pengujian untuk selanjutnya digunakan melakukan analisis :
Tabel 1. Data hasil pengujian kekuatan tarik Tabel hasil pengujian kekuatan tarik digunakan untuk menentukan nilai
pembebanan pada pengujian fatik dengan cara memsubtisusikan nilai hasil pengujian tarik pada nilai ultimate tensile strength UTS pada persamaan:
3
. 32
2 .
d L
W
Nmm
2
No Spesimen
Diameter Spesimen Uji mm
Nilai UTS Nmm
2
1 Sampel 1
2 Sampel 2
Tabel hasil pengujian fatik dibawah ini digunakan untuk mencantumkan nilai siklus yang mampu dicapai oleh tiap spesimen uji pada masing
– masing variasi pembebanan pengujian fatik.
Tabel 2. Data hasil pengujian kekuatan fatik.
No Pembebana
n Kg Siklus Putaran
Siklus Waktu
menit Speedometer
Skala 1:60
Rata-rata Rata-
rata 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18
G. Diagram Alir Penelitian
Gambar 11.Diagram alir penelitian Melakukan uji fatik dengan Mesin Uji
Fatik Tipe Rotary Bending
Analisis Hasil
Selesai Pengumpulan data dan melakukan persiapan
serta pembentukan spesimen uji
Melakukan pengelasan dengan variasi arus 100 Amper, 150 Amper
Mulai
Kesimpulan Melakukan uji Tarik permukaan