MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED PADA MATERIKUBUS DAN BALOK BAGI SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/2016.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIK DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED
PADA MATERI KUBUSDAN BALOK BAGI SISWA
KELAS VIII-3 SMP NEGERI 37
MEDAN T.A 2015/ 2016

Oleh :

Veronica Rogate Hutapea
NIM. 4123111085
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


ii

iii

RIWAYAT HIDUP

Veronica Rogate Hutapea dilahirkan di Tanjung Pura, pada tanggal 19
Mei 1995. Ayah bernama Johan Hutapea dan ibu bernama Nurbetty Pasaribu, dan
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Negeri 050763 Gebang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Budi Murni 1 Medan dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta
Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIK DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

PADA MATERIKUBUS DAN BALOK BAGI SISWA
KELAS VIII-3 SMP NEGERI 37 MEDAN
T.A 2015/2016
Veronica Rogate Hutapea (NIM: 4123111085)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi kubus dan
balok bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 40 orang.
Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
dengan pendekatan open-ended pada materi kubus dan balok. Berdasarkan
analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus Imelalui tes kemampuan
pemecahan masalah matematik Idiperoleh 19 siswa (47,5%) dari 40 siswa telah
mencapai ketuntasan belajar (nilainya  75). Setelah siklus II, melalui pemberian
tes kemampuan pemecahan masalah matematik II diperoleh 35 siswa (87,5%) dari
40 siswayang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  75). Setelah
pemberian tindakan pada siklus I diperoleh hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematiksiswa pada setiap aspek yang diteliti, aspek memahami
masalah skor rata-rata siswa 87,08 (tinggi), aspek merencanakan penyelesaian

masalah skor rata-rata siswa 86,25 (tinggi), aspek menyelesaikan penyelesaian
masalah skor rata-rata siswa 74,79 (sedang), dan aspek menarik kesimpulan skor
rata-rata siswa 25,83 (sangat rendah). Dan pada siklus II terjadi peningkatan
seperti berikut, aspek memahami masalah skor rata-rata siswa 88,33 (tinggi),
aspek merencanakan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 97,5 (sangat
tinggi), aspek menyelesaikan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 88,95
(tinggi), dan aspek menarik kesimpulan skor rata-rata siswa 38,61 (sangat
rendah). Nilai rata-rata pada tes kemampuan pemecahan masalah matematik pada
siklus I yaitu 68,84 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,87.Berdasarkan
uraian diatas disimpulkan bahwapendekatan Open-Ended dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada materi kubus dan balok
bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan.
Kata kunci:pemecahan masalah matematik, pendekatan open-ended, kubus, balok

iii

RIWAYAT HIDUP

Veronica Rogate Hutapea dilahirkan di Tanjung Pura, pada tanggal 19 Mei
1995. Ayah bernama Johan Hutapea dan ibu bernama Nurbetty Pasaribu, dan

merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Negeri 050763 Gebang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006
penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Budi Murni 1 Medan dan lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Budi
Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

xi


Daftar Lampiran

xii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

9

1.3. Batasan Masalah

9


1.4. Rumusan Masalah

9

1.5. Tujuan Penelitian

9

1.6. Manfaat Penelitian

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka Teoritis

11


2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

11

2.1.2. Masalah Dalam Pembelajaran Matematika

15

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

17

2.1.3.1.Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik

19

2.1.4. Pendekatan Pembelajaran Matematika

21


2.1.5. Pendekatan Open-Ended

21

2.1.5.1. Pengertian Pendekatan Open-Ended

23

2.1.5.2. Sintaks Pembelajaran Pendekatan Open-Ended

25

vii

2.1.5.3. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan
Open-Ended

26


2.1.5.4. Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan
Open-Ended

28

2.2. Materi Pelajaran Kubus Dan Balok

28

2.3. Penelitian yang Relevan

38

2.4. Kerangka Konseptual

38

2.5. Hipotesis Tindakan

39


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

40

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

40

3.2.1. Lokasi Penelitian

40

3.2.2. Waktu Penelitian

40

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

40

3.3.1. Subjek Penelitian

40

3.3.2. Objek Penelitian

40

3.4. Definisi Operasional

40

3.5. Prosedur Penelitian

41

3.6. Instrumen Penelitian

45

3.6.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

45

3.6.2. Observasi

45

3.7. Teknik Analisis Data

46

3.7.1. Reduksi Data

46

3.7.2 Paparan Data

46

3.7.2.1 Analisis Data Ketuntasan Pemecahan Masalah Secara
Individu

46

3.7.2.2 Analisis Hasil Observasi

49

3.8. Penarikan Kesimpulan

49

viii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

51

4.1.1 Permasalahan I

51

4.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I)

57

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

57

4.1.4 Observasi I

62

4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I

65

4.1.6 Refleksi I

71

4.2.1 Permasalahan II

72

4.2.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II)

73

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

73

4.2.4 Observasi II

78

4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II

81

4.2.6 Refleksi II

86

4.2

Pembahasan Hasil Penelitian

88

4.3

Rekap Tindakan

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

104

5.2

Saran

104

DAFTAR PUSTAKA

106

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1

Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah

19

Tabel 2.2

Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah

20

Tabel 2.3

Sintaks Pembelajaran Pendekatan Open-Ended

25

Tabel 3.1

Tingkat Penguasaan Setiap Indikator

47

Tabel 3.2

Kelas Interval SKPM

48

Tabel 3.3

Kriteria Hasil Observasi

49

Tabel 4.1

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah
Pada Tes Diagnostik

Tabel 4.2

Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik

Tabel 4.3

54

Tingkat Kemampuan Siswa Melihat Kembali Pada Tes
Diagnostik

Tabel 4.5

53

Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik

Tabel 4.4

52

55

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Pada Tes Diagnostik

56

Tabel 4.6

Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Siklus I

62

Tabel 4.7

Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Siklus I

64

Tabel 4.8

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I

Tabel 4.9

Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I

Tabel 4.10

67

Tingkat Kemampuan Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I

Tabel 4.11

66

68

Tingkat Kemampuan Menarik Kesimpulan Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I

68

x

Tabel 4.12

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik I

69

Tabel 4.13.

Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Siklus II

79

Tabel 4.14.

Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Siklus II

79

Tabel 4.15.

Presentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus II

81

Tabel 4.16

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II

Tabel 4.16

Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II

Tabel 4.17

Tabel 4.22

84

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik II

Tabel 4.21

83

Tingkat Kemampuan Menarik Kesimpulan Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II

Tabel 4.20

83

Tingkat Kemampuan Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II

Tabel 4.19

82

Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II

Tabel 4.18

82

85

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Setiap Siklus

89

Rekap Tindakan

92

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)

105

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)

112

Lampiran 3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II)

117

Lampiran 4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II)

124

Lampiran 5.

Lembar Kerja Siswa ( LKS I)

130

Lampiran 6.

Lembar Kerja Siswa ( LKS II)

137

Lampiran 7.

Lembar Kerja Siswa ( LKS III)

141

Lampiran 8.

Lembar Kerja Siswa ( LKS IV )

147

Lampiran 9.

Tes Diagnostik

154

Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

155

Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

156

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I

157

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II

165

Lampiran 14. Kisi-kisi Tes

169

Lampiran 15. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

170

Lampiran 16. Lembar Observasi Guru (Siklus I)

173

Lampiran 17. Lembar Observasi Guru (Siklus II)

177

Lampiran 18. Lembar Observasi Siswa (Siklus I)

181

Lampiran 19. Lembar Observasi Siswa (Siklus II)

185

Lampiran 20. Analisis Hasil Tes Diagnostik

189

Lampiran 21. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

191

Lampiran 22. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

193

Lampiran 23. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Tiap Aspek
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian

195
197

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan mengajar pada umumnya adalah materi pelajaran yang disampaikan
dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil
belajar atau prestasi belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi, kenyataannya
dilapangan banyak masalah yang terjadi selama proses pembelajaran maupun
pada hasil belajar, terutama pada mata pelajaran matematika. Masalah-masalah
yang diidentifikasi oleh peneliti di Kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan adalah
siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran, guru hanya menekankan
kepada siswa untuk mengerjakan masalah rutin dan kemampuan pemecahan
masalah siswa rendah. Selanjutnya, peneliti mengasumsikan bahwa guru dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan
menerapkan pendekatan open-ended hal ini berdasarkan pada beberapa kelebihan
yang terdapat pada pendekatan tersebut, sehingga siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran.
Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh beberapa indikator. Indikator
tersebut adalah perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa dan
keterlibatan siswa selama pembelajaran. Siswa yang mempunyai minat belajar
terhadap suatu mata pelajaran akan memiliki perasaan senang atau suka dan
memiliki

ketertarikan

terhadap

mata

pelajaran

tersebut.

Siswa

akan

memperhatikan kegiatan belajar mengajar dengan berkonsentrasi selama proses
pembelajaran. Rasa tertarik siswa terhadap suatu mata pelajaran juga akan
ditunjukkan dengan keterlibatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, minat belajar siswa terhadap pelajaran
matematika SMP Negeri 37 Medan masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
dari 40 siswa kelas VIII-3, hanya 9 orang yang menyukai pelajaran matematika.
Siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika, mengatakan bahwa pelajaran

2

matematika sulit dipahami dan membosankan. Hasil observasi ini menunjukkan
bahwa minat belajar siswa masih tergolong rendah.
Masalah berikutnya adalah terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin
membuat siswa tidak dapat memecahkan suatu masalah jika diberikan soal-soal
berbentuk nonrutin. Siswa tidak terbiasa memecahkan suatu masalah secara bebas
dan tidak terbiasa mencari solusi dengan cara siswa sendiri. Siswa hanya bisa
memecahkan masalah yang berbentuk sama dengan contoh yang diberikan guru.
Apabila diberikan suatu masalah yang berbeda sedikit dengan contoh, siswa tidak
memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VIII-3 SMP
Negeri 37 Medan yang dilaksanakan pada Senin, 18 Januari 2016, kenyataan
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah. Hal ini di lihat dari hasil tes diagnostik yang dilakukan. Tes ini dilakukan
peneliti dengan memberikan tiga soal terbuka (open-ended problem) kepada
siswa. Ketiga soal ini dirancang agar penyelesaiannya dapat menunjukkan aspekaspek kemampuan pemecahan masalah. Hasil tes kemampuan awal ini
menunjukkan 7 siswa (17,5%) yang memahami masalah, tidak ada siswa (0%)
yang dapat merencanakan masalah, tidak ada siswa (0%) yang dapat
menyelesaikan masalah dan tidak ada siswa (0%) yang dapat menafsirkan
solusinya. Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik kelas yang
diperoleh siswa pada tes diagnostik ini adalah 43,5 dan ada 3 siswa (7,5 %) yang
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal individual (skor ൒ 75) sedangkan 37
siswa (92,5%) belum tuntas (skor ൑ 75). Nilai tersebut belum mencapai kriteria
ketuntasan belajar klasikal karena belum ൒ 85% siswa yang mencapai presentase

penilaian ൒ 75%. Dari 40 siswa terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 70-79
dikategorikan berkemampuan sedang, 14 siswa yang memperoleh nilai 60-69

dikategorikan siswa dengan kemampuan rendah sedangkan 23 siswa memperoleh
nilai 0-59 dikategorikan berkemampuan sangat rendah.

3

Berikut beberapa contoh jawaban dan letak kesalahan siswa kelas VIII-3
dalam menyelesaikan tes kemampuan awal pada soal nomor 1 yang belum
menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik yang baik.

Gambar 1.1 Jawaban tes awal siswa1
Dari jawaban siswa untuk soal nomor 1 pada gambar 1.1 terlihat bahwa siswa
masih belum mampu membuat perencanaan dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Selain itu, terlihat pula bahwa banyak siswa terpaku pada rumus luas
persegi dan persegi panjang yang selama ini dipelajarinya, sehingga ia tidak
mampu mengemukakan ide lain untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dari 40
siswa terdapat 14 siswa yang memunculkan gagasan seperti ini. Selain jawaban
seperti yang ada pada Gambar 1.1 di atas, contoh lain jawaban siswa tertera pada
gambar di bawah ini:

Gambar 1.2 Jawaban tes awal siswa2

4

Dari jawaban siswa untuk soal nomor 1 pada gambar 1.2 siswa sudah bisa
merencanakan penyelesaian masalah namun belum tepat dalam menyelesaikan
rencana penyelesaian. Dari 40 siswa terdapat 2 siswa yang menjawab hampir
sama seperti yang ada pada gambar 1.2.
Peneliti juga menemukan contoh jawaban siswa pada soal nomor 2 tes
kemampuan awal yang belum menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan
masalah yang baik. Soal Nomor 2: Pak Donny memiliki tanah berbentuk persegi
dengan luas 2500 m2. Rencananya Pak Donny akan menanami pohon jeruk di
sekeliling tanah tersebut dengan jarak antar pohon 4 m. Tentukan banyak pohon
jeruk yang dibutuhkan Pak Donny ?

Gambar 1.3 Jawaban tes awal siswa3
Dari gambar 1.3 di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang memahami maksud soal
yang disajikan, sehingga ia tidak bisa memberikan ide yang relevan dengan
pemecahan masalah dan mengungkapkan secara jelas tentang masalah yang
disajikan. Selain itu, terlihat pula bahwa siswa terpaku pada rumus luas persegi
panjang yang selama ini dipelajarinya, sehingga ia tidak mampu mengemukakan
ide lain untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dari 40 siswa terdapat 17 siswa
yang memunculkan gagasan seperti ini. Gagasan seperti ini merupakan gagasan
yang keliru dan tidak dapat memberikan berbagai cara untuk menyelesaikannya.

5

Gambar 1.4 Jawaban tes awal siswa4
Dari contoh jawaban siswa yang ada pada Gambar 1.4 di atas tampak bahwa
siswa tersebut tidak memahami maksud soal. Dari 40 siswa ada 4 siswa yang
menjawab seperti ini.
Soal nomor 3: Pak Joni memiliki kayu sepanjang 70 cm. Pak Joni berencana
membuat bingkai foto dari kayu tersebut berbentuk persegi panjang. Coba kamu
tentukan beberapa kemungkinan ukuran bingkai foto!

Gambar 1.5 Jawaban tes awal siswa5
Dari gambar 1.5 di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang memahami maksud soal
yang disajikan, sehingga ia tidak bisa memberikan ide yang relevan dan tidak
dapat menjawab soal dengan baik. Selain itu, terlihat pula bahwa siswa tersebut
salah menggunakan rumus. Yang diminta pada soal adalah ukuran bingkai foto
tetapi yang ditulis adalah perbandingan bingkai. Dari 40 siswa terdapat 5 siswa
yang memunculkan gagasan seperti ini.
Selain jawaban seperti yang ada pada Gambar 1.5 di atas, contoh lain
jawaban siswa tertera pada gambar di bawah ini:

6

Gambar 1.6 Jawaban tes awal siswa6
Dari jawaban siswa untuk soal nomor 3 pada gambar 1.6 siswa tidak bisa
merencanakan penyelesaian masalah sehingga tidak tepat dalam menyelesaikan
rencana penyelesaian. Dari 40 siswa terdapat 23 siswa yang menjawab hampir
sama seperti yang ada pada gambar 1.6. Berdasarkan jawaban-jawaban siswa
tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa di kelas VIII-3 masih tergolong rendah.
Berdasarkan observasi Febri Dahyana tahun 2014 di MTs Darussalam
nilai rata-rata kemampuan pemecahan matematika kelas yang diperoleh siswa
pada tes diagnostik yang diberikan adalah 45,33 dan sebanyak 4 siswa (13,33%)
dari 30 orang siswa telah mencapai ketuntasan belajar individual (nilai ≤ 70)
sedangkan 26 siswa lainnya (86,66%) belum tuntas (nilai ≤ 70). Nilai tersebut
belum mencapai ketuntasan belajar klasikal karena belum ≥ 85% siswa yang
mencapai persentase penilaian ≥ 70%. Hal ini berarti kemampuan pemecahan
masalah siswa secara keseluruhan masih sangat rendah.
Kemampuan pemecahan masalah matematika sangat perlu dikembangkan
pada peserta didik. Tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas (2006)
dalam Shadiq (2014:11) pada point ketiga adalah memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Menurut Fitriati
(2014) “agar kemampuan pemecahan masalah dalam matematika dapat berhasil
maka dibutuhkan peran aktif siswa. Oleh karena itu, diusakan suatu pendekatan
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Cara
belajar aktif merupakan cara yang dituntut dari siswa agar mereka dapat
meningkatkan prestasi belajar”.

7

Karena kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran, disisi lain terbukti bahwa pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan masih rendah, maka
penting bagi guru untuk menerapkan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu pendekatan
yang diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah pendekatan open-ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada
(1997: 1) yang menyatakan bahwa:
Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki
metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik.
Pada hakikatnya, pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai caracara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar efektif. Menurut
Huda (2014:184) “melalui pendekatan pembelajaran, siswa disajikan semacam
scaffolding yang memungkinkan mereka untuk bertanggung jawab pada
pemahamannya sendiri”.
Pendekatan-pendekatan

yang

dipraktekkan

dalam

pembelajaran

matematika selama ini dan sekarang dalam Marpaung (2007) dapat diklasifikasi
menjadi empat pendekatan, yaitu :
(1)Pendekatan yang lebih menekankan hafalan pengetahuan,(2)
Pendekatan yang dimulai dengan memperkenalkan keteraturan dan
membuat struktur, (3) Pendekatan yang memberi siswa melakukan
perhitungan dengan menggunakan benda konkrit, (4) Pendekatan yang
dimulai dengan memberikan masalah kontekstual atau realistik.
Pendekatan yang dimulai dengan memberi masalah kontekstual atau
realistik, yaitu masalah dari dunia nyata yang dialami siswa atau dapat
dibayangkan siswa. Sajiannya bisa dalam bentuk soal cerita atau gambar maupun
dalam bahasa matematika. Kemudian siswa diberi kebebasan untuk menemukan
strategi sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pendekatan open-ended adalah pendekatan yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan

8

kepada

siswa

untuk

memperoleh

pengetahuan/pengalaman

menemukan,

mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Hal ini senada dengan Shoimin (2014 : 110) yang menyatakan:
Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan
pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan
banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga
mengundang potensi intelektual dalam memecahkan masalah dan
pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan
open-ended
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
menginvestasikan berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai
dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini karena pendekatan
open – ended memiliki formulasi masalah yang terbuka.
Dengan demikian, pendekatan open-ended ini lebih mementingkan proses
daripada produk karena peserta didik lebih dipengaruhi oleh pengalaman dalam
memahami matematika sedangkan pembelajaran matematikanya merupakan usaha
mengkonstruksi pengetahuan yang akan membentuk pola pikir keterpaduan,
keterbukaan, dan ragam berfikir. Prinsip pembelajaran pendekatan open-ended
diantaranya adalah pemberian open-ended problem untuk siswa. Alasan
diberikannya open-ended problem adalah agar siswa berpartisipasi lebih aktif lagi
dalam pelajaran dan lebih mudah mengungkapkan ide – idenya. Dengan
pendekatan seperti ini siswa lebih memiliki banyak kesempatan untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan matematikanya. Setiap siswa dapat
merespon soal dalam beberapa cara yang berbeda menurut caranya sendiri,
memberikan siswa pengalaman belajar melalui kegiatan membandingkan dan
diskusi dalam kelas.
Bertitik tolak dengan acuan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang pembelajaran pendekatan open- ended yang merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan pada pelajaran matematika. Oleh
karena itu peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Dengan Pendekatan Open –
Ended Pada Materi Kubus Dan Balok Bagi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri
37 Medan T.A. 2015/2016”.

9

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Minat belajar matematika siswa masih tergolong rendah sehingga mereka
menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan
membosankan.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.
3. Siswa tidak terbiasa memecahkan suatu masalah secara bebas dan tidak
terbiasa mencari solusi dengan cara siswa sendiri.
4. Dominasi peran guru yang cenderung monoton dalam memberikan bentuk

masalah yang disajikan dalam pelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas, yaitu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dengan pendekatan
open-ended pada materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37
Medan T.A. 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan batasan masalah
yang diuraikan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian adalah
“Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas
VIII-3 di SMP Negeri 37 Medan setelah diterapkan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik dengan pendekatan open-ended pada materi kubus
dan balok bagi siswa kelas VIII-3 di SMP Negeri 37 Medan.

10

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memahami pembelajaran matematika dan
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika
melalui pendekatan open-ended.
2. Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukan dalam memilih
pendekatan pembelajaran open-ended yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan.
3. Bagi sekolah, bahan pertimbangan atau bahan rujukan dalam peningkatan
kualitas pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan
keilmuan serta bahan rujukan selaku calon guru matematika untuk dapat
mengaplikasikan pembelajaran dengan pendekatan open-ended khususnya
pada materi kubus dan balok.
5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis
lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.

104

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1.

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang
diberikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,84 dan terjadi
peningkatan hasil tes pada siklus II menjadi 79,87. Peningkatan nilai rata-rata
tes yaitu sebesar 11,03. Sedangkan untuk nilai setiap aspek pemecahan
masalah yang diteliti, yaitu pada aspek memahami masalah nilai rata-rata
pada siklus I 87,08 meningkat menjadi 88,33 pada siklus II, pada aspek
merencanakan penyelesaian masalah nilai rata-rata pada siklus I 86,25
meningkat menjadi 97,5 pada siklus II, pada aspek menyelesaikan
penyelesaian masalah nilai rata-rata pada siklus I 74,79 meningkat menjadi
88,95 pada siklus II, dan pada aspek menarik kesimpulan diperoleh nilai ratarata pada siklus I 25,83 dan meningkat menjadi 38,61 pada siklus II.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran
Open-Ended sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa khususnya materi Kubus dan Balok
dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.
2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran diskusi
karena dapat meningkatkan kemampuan sosial anak dalam berdiskusi dan
bertanya, salah satu pertimbangan penting adalah pembentukan kelompok
selama pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaiakan
kemampuan pemecahan masalah.

105

3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa
dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang
nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek pemecahan
masalah yang lain dalam pembelajaran dan dapat menerapkannya pada
pokok bahasan yang berbeda.

106

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar,
Rikena Cipta, Jakarta.
Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran :Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Dahyana, F., (2015), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Pendekatan Open-Ended Materi Kubus Dan
Balok Di Kelas VIII MTS Amin Darussalam. T.A 2014/2015, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Fitriati, (2014), Pembelajaran Berbasis Masalah Versus Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa, Jurnal
Ilmiah Numeracy : STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, Vol 1
No 1, April 2014, ISSN: 2354-0074, hal 33-39.
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.
Hariwijaya, (2009), Meningkatkan Kecerdasan Matematika, Tugu Publiser,
Yogyakarta.
Huda, M., (2013), Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka
Pelajar, Malang.
Marpaung, Y., (2007), Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan PMRI
Matematisasi Horizontal Dan Matematisasi Vertikal, Jurnal Pendidikan
Matematika : Program Studi Pendidikan Matematika – Program
Pascasarjana UNSRI Palembang, Vol 1 No 1, Januari 2007, ISSN : 19780044, hal 1-20.
Maulydia, S., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Di SMP Swasta
Muhammadiyah 2 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nasution, Z., (2011), Pendekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika,
https://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/pendekatan-openended-dalam-pembelajaran-matematika/ (diakses tgl 18 Februari 2016)
Rajagukguk, W., (2011), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Pada Pokok

107

Bahasan Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Aek
Kanopan T.A. 2009/2010, Jurnal VISI Edisi Khusus No.1, Januari 2011,
ISSN: 0853-0203. (Diakses 01 Februari 2016).
Rusman,

(2010), Model – Model Pembelajaran
Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Bandung.

:

Mengembangkan

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Bandung.
Sari, L.P., (2014), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Dengan Pendekatan Metakognitif Pada Materi Kubus Dan Balok Kelas
VIII SMP SWASTA AMANAH Kec. Binjai Kab. Langkat T.A 2014/2015,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Shadiq, F., (2014), Pembelajaran Matematika : Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Siswa, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Sudiarta, P., (2005), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, IKIP Negeri Singaraja: Edisi No. 1, Juli
2005, ISSN: 0215-8250, hal 582-595.
Sukino, Wilson Simangunsong., (2007), Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Erlangga, Jakarta.
Wardhani, dkk, (2010), Pembelajaran Kemampuan Masalah di SD, P4TK
Matematika, Yogyakarta.
Wijaya, A., (2011), Pendidikan Matematika Realistik : Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 6 BANDA ACEH

0 6 1

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 80

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT CALON GURU DI KABUPATEN KARAWANG MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

0 0 7

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MMP DIPADU DENGAN STRATEGI SSCS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK SMP NEGERI 5 BATANG

0 2 6

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 20122013

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7