ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(1)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE OFFICER PERFORMANCE

(A Case Study in One Stop Integrated Service Office in West Lampung Regency) By

M. Agus Setiawan

The officer’s performances depend upon some factors such as individual, psychological, and organizational factor (Simamora, 1995). The performance appraisal assessment of officers is a means of human resources management to measure qualities of human resources in government institutions in a given period, and also a means to find out

This research purposed to find out factors that influenced the officer performance in One Stop Integrated Service Office in West Lampung Regency. The research used regression to analyze data, to analyze the significant relation of the cause and effect from variables such as individual, psychological, and organizational factor to the dependent variable of performance (Y). An instrument in form of questionnaires to 55 officers in One Stop Integrated Service Office in West Lampung Regency was used to collect data. The questionnaire contained of 6 points for variable X1, 8 points for variable X2, 8 points for variable X3, and 14 points for variable Y.

The results of the research indicated that 60,9 % respondent was very agree with the individual factor statement tested in the questionnaire but it did not help positively to the performance. 63.4% respondent was very agree with the psychological factor statement tested in the questionnaire and it positively influenced the performance. 7.5% was very agree with organizational factor statement tested in the questionnaire and positively influenced the performance. The results implied that organizational factor had biggest influences to the performance of officers in One Stop Integrated Service Office in West Lampung Regency.

Keywords: individual, psychological, and organizational factors, performance

Buku elektronik geratis cara cepat menguasai Adobe Photoshop CS4 untuk pemula dan mahir. dapatkan segera hanya di http://bukugeratis.4shared.com


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Kata Kunci : Faktor Individual, Faktor Fsikologis, Faktor Organisasi dan Kinerja

Kinerja pegawai sangat tergantung dari beberapa faktor yaitu Faktor Individual, Faktor Fsikologis dan Faktor Organisasi (Simamora, 1995). Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan alat Manajemen Sumber Daya Manusia yang dipergunakan untuk mengukur kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi pemerintah pada periode tertentu sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia pada periode yang sama.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi. Alat analisis data ini dipilih karena untuk meneliti tingkat signifikan hubungan sebab akibat dari variabel Faktor Individual, Faktor Psikologis, dan Faktor Organisasi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja (Y). Pengumpulan informasi dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 55 pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri atas 6 butir untuk variabel X1, 8 butir untuk variabel X2, 8 butir Variabel untuk X3, 14 butir variabel untuk Y.

Hasil penelitian menunjukkan 60, 9 % sangat setuju terhadap penyataan Faktor Individual yang diujikan dalam kuesioner tersebut namun belum dapat membantu secara positif terhadap kinerja. 63, 4 % sangat setuju terhadap penyataan Faktor Fsikologis yang diujikan dalam kuesioner dan secara positif berpengaruh terhadap kinerja. 7,5 % sangat setuju terhadap penyataan Faktor Organisasi yang diujikan dalam kuesioner dan secara positif berpengaruh terhadap kinerja. Implikasi dari hasil penelitian lebih lanjut berdasarkan penelitian ini, Faktor Organisasi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat


(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan standar pelayanan publik di Indonesia dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan. Upaya tersebut antara lain ditunjukan dengan terbitnya berbagai kebijakan seperti : Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang pedoman penyederhanaan dan Pengendalian Perizinan di Bidang Usaha, hingga standar pelayanan (LAN. 2009) adalah suatu tolak ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Sedangkan yang dimaksud pelayanan berkualitas adalah pelayanan yang cepat, menyenangkan tidak mengandung kesalahan, serta mengikuti proses dan prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi pelayan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pihak yang melayani, tetapi pihak yang ingin dipuaskan ataupun dipenuhi kebutuhannya.

Pimpinan harus tahu hal-hal apa saja yang diangap penting oleh masyarakat dan pimpinan berusaha untuk menghasilkan kinerja (performance) sebaik mungkin sehingga memuaskan masyarakat (Supranto, 2001). Pada dasarnya, pengertian kepuasan atau ketidakpuasan masyarakat merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Meskipun timbul banyak kesulitan dalam pengukuran


(4)

kepuasan masyarakat, namun pada prinsipnya kepuasan masyarakat dapat diukur. Pada hakekatnya pengukuran kepuasan pelangan menyangkut 3 faktor yaitu (Kotler, 2002):

1. Pilihan tentang ukuran kinerja yang tepat. 2. Proses pengukuran yang normatif

3. Intrumen dan tehnik pengukuran yang dipergunakan untuk menciptakan suatu indikator.

Beberapa jenis ukuran kinerja sebagai berikut (Kotler, 2002):

1. Ukuran Kinerja deskriptif yang menyediakan wawasan tentang operasi suatu sistem tanpa menilai kualitas dari operasi itu.

2. Ukuran Kinerja evaluatif menyediakan suatu norma atau ukuran yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai situasi yang sebenarnya.

3. Ukuran Kinerja ekonomis marupakan bagian dari kinerja evaluatif yang berlandaskan norma ekonomis.

Menurut Supranto (2001) Proses pengukuran kinerja dimulai dari penentuan siapa yang menjadi pelanggan, kemudian dipantau dari kualitas yang diinginkan dan pada akhirnya formulasi strategi. Disini dianalisis pula bagaimana posisi pesaing dan kemampuan. Artinya apakah pimpinan sudah memperhatikan hal-hal yang diangap penting oleh pelanggan, sehingga dapat memuaskan. Apabila kinerja (pelaksanaan) dinilai bagus berarti dapat memuaskan.


(5)

Bagi Kabupaten Lampung Barat pemberlakuan otonomi daerah adalah tantangan yang harus dijawab secara serius yaitu dengan berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin serius baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan sesuai dengan semangat otonomi. Kabupaten Lampung Barat diharapkan mampu dan memiliki keunggulan kompetitif dan kemudahan di bidang pelayanan perizinan.

Latar belakang terbentuknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat antara lain : pelayanan perizinan yang tidak efektif dan efisien, lambat, berbelit serta kurang profesional, kemudian adanya overlapping, kurang terorganisir karena lemahnya data base, rentan KKN, dan kurangnya partisipasi masyarakat. Pelayanan perizinan yang ditangani oleh banyak instansi terkesan berbelit-belit serta adanya pungutan yang tidak jelas dan waktu penyelesaian yang lama mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.

Seiring dengan tuntutan peningkatan pelayanan masyarakat dan tantangan persaingan bebas, dimana Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai penyelengara pelayanan perizinan yang prima dalam satu pintu dengan kemudahan dan penyederhanaan perizinan, biaya yang transparan serta ketepatan waktu penyelesaian merupakan suatu keharusan.

Pendirian Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan yang prima dan satu pintu. hal tersebut


(6)

diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanam modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat kabupaten lampung barat.

Pelayanan prima sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 81 th 1993, antara lain: Sederhana, Jelas, Aman, Transparan, Efisien, Ekonomis, Adil dan Tepat Waktu. Sedangkan tujuan dari kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu Kabupaten Lampung Barat :

a. Mewujudkan pelayanan prima

b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu memiliki target untuk itu dalam melaksanakan pekerjaanya semua pegawai dituntut harus memiliki kinerja yang baik. Apabila pegawai tidak memenuhi target selama 1 tahun maka pimpinan beserta Pemerintah Daerah akan memberik sangsi. Sangsi tersebut dapat berupa Surat Teguran (ST), Surat Peringatan (SP) atau Instansi Pemerintah tersebut tersebut ditiadakan atau digabung dengan instansi yang lain dengan alasan Man Power pegawai yang kurang dan daya guna instansi pemerintah tidak digunakan di Kabupaten tersebut.

Kinerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada tabel 1.


(7)

Tabel. 1. Daftar target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah s/d Juni 2010

NO IZIN YANG

DIKELUARKAN

TARGET 2010 % REALISASI

TARGET 2010 %

1 HO (Izin Ganguan) 64.962.000 100 40.252.500 61,96

2 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

18.500.000 100 12.350.000 66,75

3 TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 25.000.000 100 14.750.000 59

4 TDG (Tanda Daftar Gudang) 1.322..500 100 750.000 56,7

5 TDI (Tanda Daftar Industri) 750.000 100 400.000 53,33

6 SIUJK (Surat Izin Usaha jasa Kontruksi)

4.500.000 100 1.000.000 22,22

JUMLAH 115.034.500 100 69.502.500 60,41


(8)

Pada tabel terlihat kinerja pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dapat diketahui dari target pendapatan asli daerah (PAD) pada enam (6) izin yang diterbitkan rata-rata hanya tercapai sebesar 60, 41% sampai dengan bulan Juni 2010.

Kinerja pegawai sangat tergantung dari beberapa faktor yaitu Faktor individual, Faktor Fsikologis dan Faktor Organisasi (Simamora, 1995). Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan alat Manajemen Sumber Daya Manusia yang dipergunakan untuk mengukur kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi pemerintah pada periode tertentu sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia pada periode yang sama. Siagian (2002), mengatakan bahwa penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik karena sangat bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, baik bagi para atasan maupun bagi para bawahan. Artinya setiap instansi pemerintah perlu mengadakan penilaian prestasi kerja pegawai sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja pegawai instansi pemerintah.


(9)

1.2 Perumusan Masalah

Kinerja (performance) adalah suatu proses dan metode peningkatan dan perbaikan hasil kerja organisasi, tim, dan individual dengan pemahaman dan pengelolaan kinerja dalam kerangka sasaran terencana, standar, dan persyaratan kompetensi (Handoko, 2000).

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai pusat pelayanan perizinan memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik tercermin dari pemberian pelayanan yang baik. Tabel 3 menunjukkan Kantor Pelayanan terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat belum mampu mencapai target PAD. Rata-rata pencapaian target baru berkisar 60, 41 %.

Berdasarkan penjelasan tersebut. Maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Faktor-Faktor apa saja yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung


(10)

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu diharapkan dapat diberikan kontribusi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai.

2. Bagi Akademisi agar dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(1)

Bagi Kabupaten Lampung Barat pemberlakuan otonomi daerah adalah tantangan

yang harus dijawab secara serius yaitu dengan berupaya memberikan peningkatan

pelayanan dan kesejahteraan yang semakin serius baik kepada masyarakat,

pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan sesuai dengan

semangat otonomi. Kabupaten Lampung Barat diharapkan mampu dan memiliki

keunggulan kompetitif dan kemudahan di bidang pelayanan perizinan.

Latar belakang terbentuknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Lampung Barat antara lain : pelayanan perizinan yang tidak efektif dan efisien,

lambat, berbelit serta kurang profesional, kemudian adanya overlapping, kurang

terorganisir karena lemahnya data base, rentan KKN, dan kurangnya partisipasi

masyarakat. Pelayanan perizinan yang ditangani oleh banyak instansi terkesan

berbelit-belit serta adanya pungutan yang tidak jelas dan waktu penyelesaian yang

lama mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.

Seiring dengan tuntutan peningkatan pelayanan masyarakat dan tantangan persaingan

bebas, dimana Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai penyelengara pelayanan

perizinan yang prima dalam satu pintu dengan kemudahan dan penyederhanaan

perizinan, biaya yang transparan serta ketepatan waktu penyelesaian merupakan suatu

keharusan.

Pendirian Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat adalah


(2)

diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanam

modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat kabupaten

lampung barat.

Pelayanan prima sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 81 th 1993, antara lain:

Sederhana, Jelas, Aman, Transparan, Efisien, Ekonomis, Adil dan Tepat Waktu.

Sedangkan tujuan dari kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu Kabupaten Lampung

Barat :

a. Mewujudkan pelayanan prima

b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kabupaten

Lampung Barat, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu memiliki target untuk itu dalam melaksanakan

pekerjaanya semua pegawai dituntut harus memiliki kinerja yang baik. Apabila

pegawai tidak memenuhi target selama 1 tahun maka pimpinan beserta Pemerintah

Daerah akan memberik sangsi. Sangsi tersebut dapat berupa Surat Teguran (ST),

Surat Peringatan (SP) atau Instansi Pemerintah tersebut tersebut ditiadakan atau

digabung dengan instansi yang lain dengan alasan Man Power pegawai yang kurang

dan daya guna instansi pemerintah tidak digunakan di Kabupaten tersebut.

Kinerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat dapat


(3)

Tabel. 1. Daftar target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah s/d Juni 2010

NO IZIN YANG

DIKELUARKAN

TARGET 2010 % REALISASI

TARGET 2010 %

1 HO (Izin Ganguan) 64.962.000 100 40.252.500 61,96

2 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

18.500.000 100 12.350.000 66,75

3 TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 25.000.000 100 14.750.000 59

4 TDG (Tanda Daftar Gudang) 1.322..500 100 750.000 56,7

5 TDI (Tanda Daftar Industri) 750.000 100 400.000 53,33

6 SIUJK (Surat Izin Usaha jasa Kontruksi)

4.500.000 100 1.000.000 22,22

JUMLAH 115.034.500 100 69.502.500 60,41


(4)

Pada tabel terlihat kinerja pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dapat

diketahui dari target pendapatan asli daerah (PAD) pada enam (6) izin yang

diterbitkan rata-rata hanya tercapai sebesar 60, 41% sampai dengan bulan Juni 2010.

Kinerja pegawai sangat tergantung dari beberapa faktor yaitu Faktor individual,

Faktor Fsikologis dan Faktor Organisasi (Simamora, 1995). Penilaian prestasi kerja

(performance appraisal) merupakan alat Manajemen Sumber Daya Manusia yang

dipergunakan untuk mengukur kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi

pemerintah pada periode tertentu sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya

dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia pada periode yang sama. Siagian (2002),

mengatakan bahwa penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik karena sangat

bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, baik bagi para atasan maupun bagi

para bawahan. Artinya setiap instansi pemerintah perlu mengadakan penilaian

prestasi kerja pegawai sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan valid


(5)

1.2 Perumusan Masalah

Kinerja (performance) adalah suatu proses dan metode peningkatan dan perbaikan

hasil kerja organisasi, tim, dan individual dengan pemahaman dan pengelolaan

kinerja dalam kerangka sasaran terencana, standar, dan persyaratan kompetensi

(Handoko, 2000).

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai pusat pelayanan perizinan memiliki

kinerja yang baik. Kinerja yang baik tercermin dari pemberian pelayanan yang baik.

Tabel 3 menunjukkan Kantor Pelayanan terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung

Barat belum mampu mencapai target PAD. Rata-rata pencapaian target baru berkisar

60, 41 %.

Berdasarkan penjelasan tersebut. Maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut : “Faktor-Faktor apa saja yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Barat”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung


(6)

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu diharapkan dapat diberikan

kontribusi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai.

2. Bagi Akademisi agar dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian