Pengeluaran Keluarga Ekonomi Keluarga Dampingan

3 dalam berpenghasilan, karena beliau bekerja sebagai buruh bangunan yang setiap harinya beliau mendapatkan upah sebesar Rp. 100.000. Bapak I Made Lanus bekerja sebagai buruh bangunan mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 wita. Apabila tidak ada panggilan untuk mengambil bangunan, maka beliau mengambil pekerjaan lain sebagai pembuat keranjang dansil. Jika ada panggilan sebagai pembuat keranjang dansil maka beliau akan menerima upah sebesar Rp. 100.000, dan waktu kerjanya tidak menentu. Pada bulan Juli hingga Agustus banyak terdapat upacara agama di banjar Batulumbang, sehingga bapak I Made Lanus tidak bekerja selama hampir satu bulan karena ada ngayah di banjar dan pura. Ibu Kadek Supadmi setiap harinya berjualan makanan keliling ke rumah- rumah warga, adapun makanan yang sering dijual adalah jajanan tradisional dan buah-buahan. Ibu Kadek Supadmi biasanya berjualan di daerah Bedulu hingga ke Pejeng dengan berjalan kaki sambil menjajakan dagangannya. Pendapatan Ibu Kadek Supadmi tidak tentu dalam berpenghasilan, karena beliau bekerja sebagai pedagang jajanan keliling yang setiap harinya beliau mendapatkan untung sebesar Rp. 70.000 apabila ramai, sedangkan ketika sepi Ibu Kadek Supadmi hanya mendapatkan untung sebesar Rp. 50.000. Ibu Kadek Supadmi mulai berjualan keliling dari pukul 07.00 hingga 16.00 wita. Apabila ada upacara adat di banjar Batulumbang, Ibu Kadek Supadmi biasanya tidak berjualan keliling melainkan melakukan pekerjaan lain seperti memotong ayam. Pekerjaan memotong ayam biasanya dilakukan dari pukul 07.00 hingga 13.00 wita dengan upah Rp 80.000. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Kadek Supadmi dan Bapak I Made Lanus , terkadang untung yang diterima dari hasil bekerja sebagai pedagang keliling serta upah yang diterima dari bekerja buruh bangunan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dapur dan biaya sekolah anak - anaknya.

1.2.2. Pengeluaran Keluarga

Dalam sebuah keluarga yang digunakan sebagai tolak ukur kesejahteraan adalah perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga tersebut. 4 Berikut hasil wawancara dengan Bapak I Made Lanus mengenai biaya – biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 1. Kebutuhan sehari-hari Untuk keperluan sehari-hari, keluarga Bapak I Made Lanus mengeluakan biaya kurang lebih Rp 50.000 per hari untuk keperluan makan. Selain untuk biaya makan, Keluarga Bapak I Made Lanus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya, seperti listrik yaitu Rp 60.000 bulan yang dibiayai oleh Ibu Kadek Supadmi . Keluarga Bapak I Made Lanus juga selalu mendapatkan bantuan beras miskin raskin setiap bulannya dengan jumlah 15 kg. 2. Pendidikan Untuk masalah pendidikan semua anak-anak Bapak I Made Lanus disekolahkan. Dari hasil wawancara, Bapak I Made Lanus mengatakan bahwa beliau ingin menyekolahkan anak-anak beliau sampai jenjang yang tinggi minimal tamat SMA, walaupun beliau sendiri hanya tamatan SD tapi beliau ingin anak-anaknya mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya bahkan sampai kuliah, tetapi beliau mengatakan biaya untuk kuliah tidak ada. Bapak I Made Lanus tidak berpenghasilan tetap, tetapi beliau dan istrinya sama – sama menanggung biaya pendidikan anaknya. Kini ketiga anak Bapak I Made Lanus masing-masing sedang bersekolah, anak pertama dan kedua bersekolah di SMK Pariwisata Bedulu yang masing-masing duduk di bangku kelas 2 dan 1, anak ketiga sedang bersekolah di SDN 4 Bedulu. Untuk biaya sekolah anaknya, beliau meminjam uang di koperasi Lumbung Sari yang digunakan untuk membayar uang gedung sekolah untuk anak pertama dan kedua yaitu Rp 1.900.000 saat awal masuk sekolah, serta untuk biaya SPP setiap bulan yaitu Rp. 100.000. Beliau menggunakan uang dari hasil bekerja dan juga beasiswa untuk meringankan biaya sekolah anaknya yang pertama dan kedua. Anak ketiga tidak membayar uang gedung serta SPP, selain itu biaya sekolah juga diringankan oleh beasiswa yang telah didapatkan dari sekolah. Uang 5 saku setiap hari diberikan sebesar Rp 10.000hari kecuali anak ketiga yaitu sebesar Rp 5.000. 3. Kesehatan Dilihat dari segi kesehatan, sebagian besar keluarga Bapak I Made Lanus memiliki kesehatan yang baik. Namun ketiga anak Bapak I Made Lanus pernah menjalani operasi. Anak pertama Putu Pasurahardi permah menjalani operasi hernia pada umur 1 tahun 3 bulan dengan menggunakan biaya pribadi. Anak kedua Juli Cahyani permah menjalani operasi dengan bantuan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS pada bagian payudara 2 tahun yang lalu akibat benturan yang menimbulkan nanah darah. Anak ketiga Komang Alit Suputra juga pernah mengalami operasi hernia pada umur 9 bulan dengan bantuan Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM. Bapak I Made Lanus pernah mengalami luka robek pada tangan akibat pekerjaan buruh bangunan yang membuat tangan beliau harus menerima 7 jaritan. Ibu Kadek Supadmi serta mertuanya yaitu Ibu Nyoman Rayu selama ini kesehatannya masih dalam keadaan baik, namun akibat perubahan cuaca yang sering terjadi akhir-akhir ini membuat kesehatan mereka terganggu. Setiap keluarga Bapak I Made Lanus juga mendapatkan tanggungan dari kartu JKBM dan juga beberapa bulan lalu beliau juga mendapatkan BPJS dari Desa dan di tanggung oleh Desa, sehingga dalam berobat dapat membantu pengeluaran biaya untuk berobat dan juga meringankan beban pengeluaran keluarga. 4. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak I Made Lanus beragama Hindu. Untuk keperluan sembayang sehari-harinya maupun untuk rahinan kajeng kliwon, tilem, purnama, serta hari raya besar seperti galungan, kuningan pagerwesi, nyepi dan lain-lain, istri dan anaknya membuat canang sendiri dan banten sendiri. Ibu Kadek Supadmi mengatakan bahwa untuk keperluan banten menghabiskan biaya yang lumayan besar, yaitu kurang lebih berkisar Rp.500.000 per bulannya 6 terutama bulan Juli hingga Agustus 2016 yang banyak terdapat upacara adat di banjar Batulumbang. Bapak I Made Lanus masuk menjadi krama Banjar, jadi terdapat beberapa pengeluaran untuk upacara keagamaan seperti ngayah di pura apabila ada piodalan di pura maupun di sanggah upacara dewa yadnya. Biaya untuk keperluan sosial merupakan biaya tak terduga, iuran pun biasa keluar dengan nominal Rp 300.000. 5. Sosial Untuk biaya sosial, keluarga Bapak I Made Lanus mengeluarkan biaya Rp. 350.000 untuk sumbangan pembangunan balai banjar Batulumbang. Dan setiap bulannya dikenakan pada iuran banjar sebesar Rp 50.000 per bulannya. 6. Lain-Lain Terkadang jika ada ngayah di Pura maka Bapak I Made Lanus akan libur dari pekerjaannya sehingga sulit untuk mendapatkan uang. Beliau mengatakan bahwa jika tidak bekerja karena ada ngayah maka terkadang beliau meminjam uang terlebih dahulu di koperasi Lumbung Sari. Dari hasil wawancara dengan Bapak I Made Lanus mengatakan bahwa beliau memiliki hutang sebesar Rp. 13.000.000 di koperasi Lumbung Sari. Uang yang dipinjam tersebut digunakan untuk membangun rumah dan untuk biaya sekolah anak. 7 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Lanus, setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan. Permasalahan tersebut diidentifikasi menggunakan metode wawancara dengan melakukan percakapan dengan narasumber yaitu Bapak I Made Lanus, Ibu Kadek Supadmi beserta anak – anaknya, Ibu Nyoman Rayu. Adapun hal – hal yang dilakukan untuk memperoleh informasi antara lain berkenalan atau beramah – tamah, sosialisasi mengenai program KKN – PPM, berdiskusi dengan anggota keluarga Bapak I Made Lanus, melihat – lihat suasana tempat tinggal beliau serta mengikuti aktivitas keluarganya yaitu membantu mejejaitan, membersihkan rumah dan mengajarkan Komang Alit Suputra mengerjakan PR. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan hasil wawancara dengan keluarga dampingan, diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Lanus sebagai berikut:

2.1. Permasalahan Keluarga