Definisi Donor Darah Siklus Hidup Sistem

2. Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+. Bakta, 2006

2.4 Definisi Donor Darah

Donor Darah yaitu pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang yang sehat donor kepada orang lain yang sakit resipien. Tujuan utama dari donor darah ada dua macam. Pertama menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang sakit yang darahnya berkurang karena suatu sebab, misalnya operasi, perdarahan waktu melahirkan, kecelakaan, dan lain-lain sehingga darah yang biasa 4-5 liter itu jadi berkurang menjadi 3 liter misalnya dan harus ditambah dengan transfusi. Tujuan kedua adalah untuk menambah kemampuan dalam tubuh orang sakit untuk membawa zat asam atau O2, misalnya untuk penyakit-penyakit yang sel-sel darahnya tidak berfungsi baik, sehingga sel darah itu cepat pecah dalam badan sendiri dan kemampuan untuk mengolah zat asam itu jadi berkurang. Handayani, 2008

2.5 Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen components, batas sistem boundry, lingkungan luar sistem environments, penghubung interface, masukan input, keluaran output, pengolah process dan sasaran objectives atau tujuan goals. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data item, merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang terjadi pada saat tertentu. Definisi sistem informasi menurut Robert A. Leitch adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Jogiyanto, 2005

2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen dari sistem informasi terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya memebentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Gambar 2.1 Blok Sistem Informasi yang Berinteraksi. Sumber : Jogiyanto, 2005 Blok masukan adalah input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini merupakan metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, data tersebut dapat berupa dokumen-dokumen dasar. Blok model, blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan menggunakan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran ouput yang diinginkan. Blok Keluaran, produk dari sistem informasi adalah keluaran output yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai. Blok teknologi, teknologi merupakan “kotak alat” tool-box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi humanware atau brainware, perangkat lunak software, perangkat keras hardware. Blok basis data, basis data database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS Database Management System. Blok kendali, banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan- kesalahan dapat langsung diatasi. Jogiyanto, 2005.

2.6 Siklus Hidup Sistem

Pembuatan program sistem berbasis web dan Android ini menggunakan model sekuensial linier sering disebut juga dengan siklus kehidupan klasik atau model air terjun waterfall. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dalam tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model waterfall merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam software engineering, karena pemodelan sistem terbagi menjadi tahapan-tahapan yang mengikuti pola teratur, seperti layaknya air terjun. Tahapan-tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar 2.1 : Gambar 2.2 Model waterfall Berdasarkan model waterfall, garis besar penyelesaian masalah dalam ini terdapat 4 tahapan yang meliputi : 1. Tahap Definisi Persyaratan dan Analisis Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian seluruh kebutuhan perangkat lunak yang nantinya akan dijadikan sebagai SRS software Requirements Spesifications. SRS adalah dokumen yang berisi deskripsi lengkap mengenai apa kemampuan perangkat lunak what tanpa menjelaskan bagaimana how perangkat lunak akan melaksanakan kemampuan tersebut. Pada tahap awal SRS disebutkan tujuan dari perangkat lunak dan dideskripsikan ke dalam suatu fungsi- fungsi komputer. Tahapan analisis terdiri atas analisis kebutuhan dan analisis pemodelan. Analisis kebutuhan merupakan pengidentifikasian kebutuhan yang diperlukan oleh sistem. Analisis pemodelan merupakan analisis perangkat pemodelan yang digunakan dalam perancangan, yaitu ERD Entity Relationship Diagram dan DFD Data Flow Diagram. Definisi persyaratan Perancangan sistem dan perangkat lunak Implementasi dan pengujian sistem Integrasi dan pengujian sistem Operasi dan pemeliharaan 2. Tahap Perancangan Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak. 3. Tahap Implementasi Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. 4. Tahap Pengujian Tahap pengujian adalah proses eksekusi suatu program, bila pengujian dilakukan secara sukses sesaui dengan sasaran tersebut maka tidak akan ditemukan kesalahan di dalam perangkat lunak. Dalam tahap pengujian terdapat metode-metode untuk melakukan pungujian yang meliputi : a. White-Box Pengujian white-box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. b. Basis Path Metode basis path memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari jalur eksekusi. c. Struktur Kontrol Pengujian mendeteksi tidak hanya kesalahan di dalam kondisi program, tetapi juga kesalahan lain pada program. d. Black-Box Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pada pengujian aplikasi web ini menggunakan metode black-box dimana pengujian dilakukan untuk memperlihatkan input diterima dengan baik, output dihasilkan secara tepat dan benar.

2.7 Perangkat Pemodelan Sistem