Peranan Air dalam Kehidupan Manusia

11 membersihkan dirinya, dengan syarat bahwa kualitas udara cukup bersih. Siklus hidrologis diawali dengan air menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini terjadi pada air permukaan, air yang berada di lapisan tanah bagian atas evaporasi, air yang ada di dalam tumbuhan transpirasi , hewan dan manusia transpirasi, respirasi. Uap air ini memasuki atmosfir. Di dalam atmosfir uap air ini akan menjadi awan, dan dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke dalam bumi sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung ke dalam permukaan runoff, ada yang meresap ke dalam tanah perkolasi dan menjadi air tanah yang baik dangkal maupun dalam, ada yang diserap oleh tumbuhan. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan sebagai mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan bersama-sama dengan air tanah dangkal, dan air yang berada di dalam tubuh akan menguap kembali untuk menjadi awan. Maka siklus hidrologis ini kembali berulang Juli Soemirat, 2004:79-80

2.1.1.1. Peranan Air dalam Kehidupan Manusia

Air merupakan sumber kehidupan bagi setiap organisme masih merupakan permasalahan yang gelap apa lagi untuk manusia. Perkembangan industrialisasi di satu pihak mendorong lajunya tingkat pencemaran dari lingkungan air maupun aliran-aliran di mana tersebut terakhir ini masih memberikan berbagai kerugian bagi segala kehidupan Slamet Riyadi, 1984: 151. Air adalah bagian dari kehidupan di permukaan bumi. Bagi kehidupan makhluk, air bukan merupakan hal yang baru, karena kita ketahui bersama tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa adanya air. Oleh 12 karena itu, air dikatakan sebagai benda yang mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia Djasio Sanropie dkk, 1984:2. Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun binatang, tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga merupakan sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi Djasio Sanropie dkk, 1984:2. 2.1.1.1.1. Peranan Air terhadap Penularan Penyakit Air mempunyai peranan besar dalam beberapa penularan penyakit menular. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit adalah disebabkan keadaan air itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan mikrobiologis. Air bertindak sebagai tempat berkembangbiak mikrobiologis dan juga bisa sebagai tempat tinggal sementara perantara sebelum mikrobiologis berpindah kepada manusia. Adapun penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air maupun yang bersal dari air: 1. Penyakit Menular Air merupakan tempat berkembang-biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen. Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit. 13 Tabel 2.1 Jenis-jenis Mikroba dan Penyakit yang Ditularkan Melalui Air Jenis Mikroba Penyakit Virus: Rotavirus Virus Hepatitis A Virus Poliomyelitis Diare, terutama pada anak Hepatitis A Poliomyelitis Bakteri: Vibrio cholerae Escherichia coli Salmonella typhi Salmonella paratyphii Shigella dysentriae Cholera Diare dysentri Typhus abdominalis Parathypus Dysentri Protozoa Entamoeba histolytica Balantidia coli Giardia Lamblia Dysentri amoeba Balantidiasis Giardiasis Metazoa Ascaris lumbricoides Clonorchis sinesis Diphyllobothorium latum Taenia saginata Schistosoma Ascaris Clonorchiasis Diphylobothria Taeniasis Schistomiasis Sumber: Wisnu Arya Wardhana 1995: 138 2. Penyakit Tidak Menular Air yang telah tercemar dapat juga menyebabkan penyakit yang tidak menular. Walaupun dikatakan sebagai penyakit tidak menular namun tetap merupakan bahaya besar karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit tidak menular dapat muncul karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik yang dihasilkan oleh industri yang banyak menggunakan unsur logam. Selain dari itu, senyawa organikpun dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular Wisnu Arya Wardhana, 1995: 138. Air lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit menular, zat anorganik dan organik yang mencemari lingkungan 14 dapat menimbulkan penyakit, mulai dari keracunan yang ringan sampai keracunan yang berat yang berakhir dengan kematian Wisnu Arya Wardhana, 1995:138. 2.1.1.2. Sumber Air Secara garis besar sumber-sumber air yang ada pada bumi, dapat berasal dari: 2.1.1.2.1. Air Permukaan Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk air permukaan yang meliputi semua sumber air yang terdapat di permukaan tanah seperti air sungai, kolam, danau, ataupun air hujan. Karena letaknya relatif terbuka cenderung lebih mudah terkontaminasi atau tercemar baik secara fisik, kimiawi, mikrobiologis, maupun radiologis Lud Waluyo, 2005:130. 2.1.1.2.2. Air Tanah Air tanah adalah semua jenis air yang terletak di bawah tanah, biasanya memerlukan cara tertentu untuk menaikkan permukaan. Misalnya dengan membuat sumur atau dengan menggunakan pompa. Air tanah pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, namun tidak dapat dijamin bahwa semua jenis air tanah aman untuk dikonsumsi Lud Waluyo, 2005:131. 2.1.1.2.3. Mata Air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam Lud Waluyo, 2005:132. 15 Pemunculan air tanah secara alamiah dapat berupa mata air “springs” atau rembesan “seepages”. Mata air atau rembesan berasal dari siklus hidrologis atau dapat juga berasal dari air magmatik maupun air fosil “connate water”. Keadaan mata air sangat bervariasi baik sifat fisik kimianya. Hal ini dapat disebabkan karena keanekaragaman kondisi geologinya Suharyadi, 1984:28. 2.1.1.3. Jenis Sarana Air Bersih Jenis sarana air bersih meliputi sumur gali SGL, sumur pompa tangan SPT, perlindungan mata air PMA, penampungan air hujan PAH, sistem perpipaan PP Lud Waluyo, 2005:154. Jenis sarana air bersih antara lain: 2.1.1.3.1. Sumur Gali SGL Jenis sumur gali ada beberapa antara lain sumur gali dengan timba ember, sumur gali dilengkapi dengan pompa tangan dangkal dalam ataupun dengan pompa listrik. Persyaratan kesehatan sumur gali antara lain: 2.1.1.3.1.1. Lokasi Sumur gali berjarak minimal 11 meter dari sumber pencemar antara lain: jamban, air kotor, air comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan lain-lain. 2.1.1.3.1.2. Lantai 16 Lantai pada sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan harus kedap air minimal 1 meter dari bibir sumur, lantai tidak retak bocor, mudah dibersihkan, tidak tergenang air kemiringan minimal 1-5. 2.1.1.3.1.3. Bibir sumur Tinggi bibir sumur gali minimal 80 cm dari lantai, tebuat dari bahan yang kuat dan rapat air. 2.1.1.3.1.4. Dinding sumur Dinding sumur minimal sedalam 3 m dari lantai, dibuat dari bahan kedap air dan kuat tidak mudah retak longsor. 2.1.1.3.1.5. Tutup sumur Jika pengambilan air sumur gali dengan tangan atau pompa listrik, sumur harus ditutup rapat. Jika pengambilan air dengan ember, harus ada ember khusus dengan tali timbanya. Untuk mencegah pencemaran ember dan timba harus selalu berada di bagian atas atau digantung tidak boleh diletakkan di lantai. 2.1.1.3.2. Sumur Pompa Tangan SPT 2.1.1.3.2.1. Lokasi Jarak sumur pompa tangan minimal 11 meter dari sumber pencemar antara lain: jamban, air kotor, air comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan lain-lain. 2.1.1.3.2.2. Lantai 17 Lantai harus kedap air minimal 1 meter dari bibir sumur, lantai tidak retak bocor, mudah dibersihkan, tidak tergenang air kemiringan minimal 1-5. 2.1.1.3.2.3. Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL SPAL harus kedap, tidak menimbulkan genangan, panjang SPAL dengan sumur resapan minimal 11 m, kemiringan minimal 2 . 2.1.1.3.2.4. Pipa Pelindung Pipa penghisap di bagian atas dilindungi minimal sepanjang 3 m dari lantai, dengan pipa pelindung casing dan atau diberi cor rapat air concreet seal. 2.1.1.3.2.5. Pipa Saringan Ujung bawah pipa saringan diberi kerikil dengan kerikil sebesar biji jagung com gravel ± 2,5 m. 2.1.1.3.2.6. Pompa Klep dan karet penghisap harus bekerja dengan baik, agar tidak memerlukan air pancingan. 2.1.1.3.2.7. Dudukan Pompa Dudukan pompa pada sumur pompa tangan harus kuat, rapat air dan tidak retak. 2.1.1.3.3. Penampungan Air Hujan PAH 2.1.1.3.3.1. Talang Air Talang air harus yang masuk ke bak PAH harus dapat dipindahkan dialihkan, agar air hujan pada 5 menit pertama tidak masuk ke dalam bak. 18 2.1.1.3.3.2. Bak Saringan Tinggi bak saringan minimal 20 cm volume bak saringan 0,6 x 6 x 0,2 m agar supaya orang mudah membersihkannya , terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk. Susunan saringan terdiri dari pasir dan ijuk. 2.1.1.3.3.3. Pipa over flow Pipa peluao atau over flow harus dipasang kawat kasa rapat nyamuk. 2.1.1.3.3.4. Bak Resapan Susunan batu, pasir pada bak resapan minimal 0,5 m dari lantai volume 0,6x0,6x0,6 m 3 . 2.1.1.3.3.5. Kemiringan Kemiringan lantai bak mengarah ke pipa pengurus, sehingga mudah dibersihkan tidak terdapat susut mati. 2.1.1.3.4. Perlindungam Mata Air PMA 2.1.1.3.4.1. Sumber Air Sumber air harus ada mata air, bukan pada saluran air yang berasal dari mata air tersebut yang kemungkinan telah tercemar . 2.1.1.3.4.2. Lokasi Lokasi sumber air PMA sama dengan persyaratan lokasi pada Sumur Pompa Tangan dan Sumur Gali. 2.1.1.3.4.3. Bak Perlindungan Tutup bak perlindungan dan dinding bak rapat air. Pada bagian atas belakang bak perlindungan dibuatkan saluran selokan air yang 19 arahnya keluar dari bak, agar tidak mencemari air yang masuk ke bak penangkap. Pipa peluap over flow dipasang saringan kawat kasa. 2.1.1.3.4.4. Bak Penampungan Tutup bak man hole terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air, ukuran garis tengah minimal 60 cm dibuat bundar. Pipa over flow dipasang saringan kasa. Lantai bak harus rapat air dan mudah dibersihkan kemiringan lantai mengarah kepada penguras. SPAL, rapat air, dan kemiringan minimal 2. 2.1.1.3.5. Sistem Perpipaan PP 2.1.1.3.5.1. Sumber air air baku Air baku harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum didistribusikan kalau air baku memenuhi persyaratan air minum. 2.1.1.3.5.2. Pipa Pipa yang digunakan tidak melarutkan atau mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Angka kebocoran pipa tidak lebih dari 5. Pemasangan pipa tidak boleh terendam air kotor atau air sungai. Lud Waluyo, 2005:154 2.1.1.4. Kualitas Air Bersih 2.1.1.4.1. Pengertian Air Bersih Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat 20 digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat- syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tahap proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan republik Indonesia melalui Kepmenkes RI Nomor 907 Menkes SK VII 2002 tanggal 29 juli 2002 Lud Waluyo, 2005:133. 2.1.1.4.2. Kualitas Air 2.1.1.4.2.1. Klasifikasi mutu air menurut PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, ditetapkan menjadi 4 empat kelas: 1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut angka coliform ≤1000 MPN 100 ml 2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut angka coliform ≤5000 MPN 100 ml 3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut angka coliform ≤10000 MPN 100 ml 21 4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut angka coliform ≥10000 MPN 100 ml 2.1.1.4.3. Syarat-syarat Kualitas Air Air sangat penting untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Air selain digunakan untuk mandi dan mencuci juga digunakan untuk kebutuhan minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Syarat-syarat air: 1. Syarat fisik Persyaratan fisik air minum yang sehat adalah bening tak berwarna, tidak berasa, suhu di bawah udara sejuk ±25 C, dan air harus jernih sehingga dalam kehidupan sehari-hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. Tabel 2.2 Persyaratan fisik kualitas air bersih menurut Permenkes RI. No.416 Menkes PER IX 1990 adalah sebagai berikut: No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Keterangan 1. Bau - - Tidak berbau 2. Jumlah zat padat terlarut TDS Mgl 1000 - 3. Kekeruhan Skala NTU 5 - 4. Rasa - - Tidak berasa 5. Suhu C Suhu udara ± 3 C - 6. Warna Skala TCU 15 - 22 2. Syarat bakteriologis Fecal coliform adalah anggota dari coliform total yang mampu menfermentasikan laktosa pada suhu 44,5 C, sekitar 97 dari total kandungan bakteri coliform tinja manusia merupakan fecal coliform yang terutama terdiri dari Escherichia dan beberapa spesies Klebsiella. Bakteri fecal coliform ini juga banyak ditemukan dalam tinja hewan sehingga untuk mengetahui adanya pencemaran tinja binatang lebih sesuai digunakan bakteri fecal coliform Hefni Effendi, 2003:229. Air yang mengandung coliform tinja berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. EEC European Economic Comunity membedakan hitung koloni pada perbedaan suhu inkubasi yakni air perpipaan tanpa desinfeksi hitung koloni pada suhu 37 C harus mencapai ≤10 ml dan pada suhu 22 C harus mencapai ≤ 100ml; air perpipaan dengan desinfeksi baik pada inkubasi 37 C harus mencapai ≤ 0ml dan pada suhu 22 C harus mencapai ≤ 20 ml. Air olahan tanpa desinfeksi hitung koloni pada suhu 37 C harus mencapai ≤ 10 ml pada suhu 22 C harus mencapai ≤ 100ml Lud Waluyo, 2005:134. Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1990 menentukan air bersih sebagai air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Parameter coliform total harus mencapai 50100 ml untuk air bukan perpipaan dan 10100 ml untuk air perpipaan. 23 Tabel 2.3 Persyaratan mikrobiologik kualitas air bersih menurut Permenkes RI. No.416 Menkes PER IX 1990 adalah sebagai berikut: No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Keterangan 1. Total coliform MPN Jumlah per 100 ml 50 Bukan perpipaan 2. Coliform tinja belum diperiksa Jumlah per 100 ml 10 Bukan perpipaan 3. Syarat kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditemukan Totok sutrisno dan Eny suciati, 1991:21. Tabel 2.4 Persyaratan kimia kualitas air bersih menurut Permenkes RI. No.416 Menkes PER IX 1990 adalah sebagai berikut: No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Keterangan 1. Besi mgL 0,3 2. Kesadahan CaCO 3 mgL 500 3. Klorida mgL 250 4. Mangan mgL 0,1 5. Natrium mgL 200 6. Nitrat sebagai N mgL 10 7. Nitrit sebagai N mgL 1,0 8. Seng mgL 5,0 9. Sianida mgL 0,1 10. Sulfat mgL 400 11. Pestisida total mgL 0,10 2.1.1.5. Perbaikan Kualitas Air Ruang lingkup perbaikan kualitas air meliputi: 24 1. Perbaikan terhadap airnya sendiri. 2. Perbaikan sarana air bersih untuk melindungi pencemaran terhadap airnya. 3. Perbaikan lingkungan di sekitar sarana air bersih untuk melindungi pencemaran terhadap airnya. Dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Bagan Perbaikan Kualitas Air 2.1.1.5.1. Metode untuk Memperbaiki Kualitas Air 1. Netralisasi pH Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air itu menjadi normal. Setelah pH mendekati normal barulah proses pengolahan dapat dilakukan secara efektif. 2. Sedimentasi, koagulasi flokulasi a. Sedimentasi Proses sedimentasi adalah proses pengendapan di mana masing- masing partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun Perbaikan kualitas air Airnya menetralisasi pH, aerasi, penyaringan, pelunakan air sadah, sedimentasi, desinfeksi, pemanasan Sarana Air Bersih SGL, SPT, PAH, PMA, PP Lingkungan air buangan, jamban, sampah, kandang hewan 25 kerapatan selama proses pengendapan berlangsung. Partikel-pertikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar daripada kekentalan dan gaya kelembaman Enersia dalam cairan. Proses sedimentasi tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis zat cair, kekentalan cairan, kecepatan aliran. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi kekeruhan dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme patogen tertentu dalam air. b. Koagulasi flokulasi Koagulasi flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambah bahan koagulasi. Adapun bahan koagulan yang sering digunakan yaitu: tawas, fero sulfat, natrium aluminat, feri sulfat, feri chlorida, fero chlorida. Kegunaan koagulasi flokulasi yaitu memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat lembut dan bahan-bahan koloidal dalam air menjadi agregat dan membentuk flok sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengndapan dan dapat juga berfungsi menghilangkan beberapa jenis organisme patogen dari dalam air. 26 3. Aerasi Aerasi adalah proses pengolahan air dengan cara mengontakkannya dengan udara. Proses aerasi yaitu oksigen yang ada di udara melalui proses aerasi akan bereaksi dengan senyawa ferus dan manganous terlarut merubah mereka menjadi ferric Fe dan manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengendapan sedimentasi atau penyaringan filtrasi. Tujuan aerasi antara lain; penambahan jumlah oksigen, penurunan jumlah karbon dioxide, menghilangkan hydrogen sulfide, methan dan berbagai senyawa organik yang bersifat volatile menguap yang berkaitan untuk rasa dan bau. Aplikasi dari aerator diantaranya adalah waterfall aerator aerator air terjun, cascade aerator, aerasi tangga meluncur, multiple plat form aerator, spray aerator, aerator gelembung udara. 4. Filtrasi Filtrasi adalah penyaringan air menembus media berpori-pori, penyaringan dapat dilakukan dengan cara: a. Penyaringan dengan kain Merupakan cara lama yaitu menyaring air dengan menggunakan kain tenun rapat. Penyaringan dengan kain dapat menyaring kotoran, daun dan binatang kecil, parasit besar misalnya kista, telur cacing dan protozoa. Proses penyaringan dengan kain yakni pori-pori kain 27 bertindak sebagai saringan, makin halus dari pori-pori kain tersebut makin banyak pula yang disaring. b. Penyaringan dengan bejana tanah liat atau berpori Bejana terbuat dari tanah liat bakar dapat dipakai karena pori- porinya cukup kecil untuk menyaring air. Penyaringan ini dapat menyaring kista, telur dan cercaria. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan perlu dilakukan pencucian saringan tersebut. Prosesnya adalah pori-pori tanah liat bertindak sebagai saringan, makin halus dari pori-pori tanah liat tersebut makin banyak pula yang disaring. c. Sumur infiltrasi Bila keadaan setempat memungkinkan dapat dibangun sumur infiltrasi di dekat tepi sungai. Hasil penyaringan tergantung pada keadaan geologi lapisan tanah waktu aliran air dan jarak antara sungai dengan tempat penampung air saringan. Kekurangan sumur infiltrasi adalah mudah terkena pencemaran dari air kotor bila banjir namun dalam musim kemarau sangat efisien dalam menghilangkan pencemar organik, virus dan bakteri patogen. Proses penyaringan ini yakni pori- pori sumur infiltrasi makin halus maka penangkapan terhadap koloid- koloid makin efektif. d. Saringan pasir lambat Saringan pasir lambat terutama berguna untuk menghilangkan organisme patogen dari bahan baku, yakni bakteri dan virus yang ditularkan melalui air. Melalui proses absorbsi dan proses lain bakteri 28 dihilangkan dari air dan ditahan pada permukaan butiran pasir, yakni kira-kira 85-99 total bakteri dan menghasilkan air yang memenuhi persyaratan bakteriologik yakni tidak mengandung bakteri Eschericia coli Lud Waluyo, 2005: 187 Saringan pasir lambat dapat dipakai di tempat yang penduduknya tersebar Depkes RI, 1991:22. Penjernihan air melalaui bahan yang porous. Bahan yang disaring atau ditahan antara 0,5-2 cm. Nilai hasil saringan 2-7 m 3 m 2 hari, dari 50 menjadi 5 mgl. Tujuan saringan pasir lambat adalah mengurangi organisme pathogen dari air baku khususnya bakteri yang menyebarkan penyakit yang berhubungan dengan air Depkes RI, 1991:28. Hasil penyaringan dengan pasir lambat yang dinyatakan sebagai kualitas keluarannya air yang keluar dari saringan bergantung kepada beberapa faktor, yaitu: kualitas air baku yang diolah, temperatur, kecepatan penyaringan, komposisi media saring Unus Suriawiria, 1996:100 Menurut L. Huisman kualitas air yang dihasilkan oleh proses penyaringan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: diamater butiran pasir, ketebalan pasir, suhu, jenis pasir, kecepatan aliran, lama pemakaian media saring, kualitas air baku. e. Saringan pasir cepat Media penyaring saringan pasir cepat adalah pasir kasar berukuran antara 0,4-1,22 mm. Kecepatan penyaringan diatur antara 5-15 m 3 m 2 29 jam. Untuk menembus media air berpori-pori air yang akan disaring dapat secara gravitasi filter gravitasi atau secara bertekanan. Dapat berfungsi menyaring koloid, tidak dapat menyaring bakteri. f. Saringan arang batok Adalah suatu unit penyaring air yang terdiri dari arang batok aktif yang sederhana, tetapi mempunyai efektivitas penyaringan tinggi. Arang batok berfungsi absorban dengan demikian berfungsi sebagai saringan yang dapat mengurangi kadar bau, rasa dan zat organik. 5. Desinfeksi Maksud desinfeksi adalah untuk membunuh bakteri phatogen bakteri penyebab penyakit yang penyebarannya melalui air, seperti penyakit thypus, kolera, dysentri dan lain-lain. Dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amuba, ganggang dan lain-lain dapat juga mengoksidasi ion logam seperti Fe 2+ , Mn 2+ menjadi Fe 3+ , Mn 4+ dan memecah molekul organis menjadi warna. Bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk desinfeksi adalah chlor yang disebut chlorinasi. 6. Pelunakan Air Sadah Pelunakan adalah penghapusan ion-ion tertentu yang ada dalam air dan dapat bereaksi dengan zat-zat lain hingga distribusi air dan penggunaannya terganggu. Kegunaannya adalah untuk mencegah pemakaian sabun lebih banyak dan berfungsi mencegah terbentuknya kerak pada dinding pipa, yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat CaCO 3 . Macam-macam proses pelunakan antara lain proses 30 pengendapan senyawa Ca 2+ dan Mg 2+ , proses ion exchange proses pertukaran ion Ca 2+ dan Mg 2+ dengan ion Na + , K + atau H + .

2.1.2. ZEOLIT