THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN METRO MUNICIPAL GOVERNMENT

(1)

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM

MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

Oleh:

SUPRAPTO

NPM. 0926021022

Jurnal

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011


(2)

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM

MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

(Tesis)

Oleh:

SUPRAPTO

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON

OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN

METRO MUNICIPAL GOVERNMENT

By Suprapto Supervisor Prof. Dr. Yulianto, MS.

Co. Supervisor

Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.

The conduct of structural occupational changes in regional government should be conducted with considering aspects of transparency, order, and objectivity. Conducting occupational changes management with considering these aspects would give positive influences to officers’ perceptions in the regional government environment. A good perception on the occupational changes would influence the officers’ performances in conducting their duties. In contrast, the negative perception would influence negatively to the officer’s performance.

This research investigated the aspects of transparency, order and objectivity to find out the influence of officer’s perception on the occupational changes to the officer’s performance in Metro municipal government.

This was a descriptive research using cross sectional approach. Samples were officers in Metro municipal government. Data were collected using observation, interview, questionnaire and literary study. The hypothesis was tested usingPearson Correlation test fromProduct MomentandLiner Regressiontest.

The results indicated that the structural officers generally had negative perceptions on occupational changes. An almost all aspects of occupational changes that became research indicators such as the aspects of transparency, order, and objectivity, showed low category of perception levels. The officer’s performance showed lower category.

The statistical/ regression tests showed the influence between structural officer’s perceptions on occupational changes to the officer’s performance. The lower values of transparency, order, and objectivity aspects resulted in lower performances of officers.

The research suggests considerations of conduct of occupational changes policies to be more transparent, orderly, and objective in the Metro municipal government to improve officer’s performance.

Keywords: perception, structural occupational changes, and officer’s performance.


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO Oleh

Suprapto Pembimbing Utama Prof. Dr. Yulianto, MS. Pembimbing Pembantu Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.

Pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas. Pengelolaan mutasi jabatan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap persepsi yang berkembang dalam diri pejabat di lingkungan pemerintah daerah. Persepsi yang baik (positif) terhadap mutasi jabatan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pejabat dalam pelaksanaan tugasnya. Begitupula sebaliknya, jika persepsi yang terbentuk kurang baik (negatif) maka akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik terhadap kinerja pejabat.

Untuk mengetahui pengaruh persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro maka aspek yang akan dikaji yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptis dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis dengan menggunakan Pearson Correlation dariProduct MomentdanRegresi Linier.

Dari hasil penelitian dan analisa lapangan secara umum dapat dikatakan bahwa pejabat struktural memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan mutasi jabatan. Hampir pada semua aspek mutasi jabatan yang menjadi indikator penelitian yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas memiliki tingkatan persepsi yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan pada variabel kinerja hampir sebagian besar nilai kinerja pejabat termasuk rendah.

Dari hasil uji statistik/regresi ternyata terdapat pengaruh antara persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat. Karena rendahnya nilai aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas dalam pelaksanaan mutasi jabatan struktural mengakibatkan kinerja pejabat menjadi tidak maksimal.


(5)

Perlu ada pertimbangan terhadap kebijakan pelaksanaan mutasi yang lebih transparan, tertib dan obyektif di lingkungan Pemerintah Kota Metro agar dapat meningkatkan kinerja pejabat.


(6)

I. PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan seharusnya dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan.

Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai PNS. Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam jabatan struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan.

Eselon dan jenjang jabatan struktural telah diatur sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. Mekanisme pengangkatan pejabat pemerintah daerah diserahkan sepenuhnya kepada gubernur, walikota atau bupati sebagai Kepala Daerah yang memiliki wewenang penuh dalam menunjuk dan mengangkat pejabat atau pembantunya.

Kewenangan penuh Kepala Daerah dalam pengangkatan pejabat struktural dapat terlihat dari pembentukan Tim Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) yang bertugas menginventarisasi pegawai yang memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan tertentu dan mengusulkan kepada Kepala Daerah. Posisinya sebagai Kepala Daerah berhak untuk menyetujui ataupun menolak usulan dari Tim Baperjakat.

Pengangkatan pejabat atau mutasi jabatan merupakan kebijakan yang sangat penting dalam pelaksanaan pemerintahan oleh Kepala Daerah. Namun kewenangan pengangkatan pejabat struktural ini merupakan kebijakan mutlak kepala daerah sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di daerah. Bahkan kewenangan ini seringkali diasumsikan seperti “hak prerogratif” yang tidak

terbatas bagi Kepala Daerah untuk mengangkat, memindahkan/mutasi ataupun memberhentikan (menon-jobkan) pejabat.


(7)

[ 2 ] Dalam praktek mutasi yang terjadi di kalangan eksekutif seringkali menimbulkan implikasi yang akan tampak beberapa saat setelah upacara pelantikan dan pergantian pejabat, maupun ketika Surat Keputusan mutasi dibacakan. Beberapa ekspresi mutasi seperti: senang, bahagia, cemburu sosial, kecewa, ataupun efek psikologis lainnya.

Munculnya pejabat yang kurang aktif melaksanakan tugas ataupun yang tidak dapat bekerja secara maksimal dan kurang memiliki program kerja yang baik bisa dijadikan sebagai beberapa indikator dari pengaruh negatif akibat pelaksanaan mutasi jabatan. Sebagai ekspresi kecewa, keresahan dan gejolak karyawan pasca mutasi. Munculnya isu-isu yang berkembang dilanjutkan seperti masalah tempat basah dan kering, atasan yang baik, indeks kepuasan kerja yang rendah, kurangnya bekingan dan lain sebagainya.

Proses pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 telah beberapa kali dilaksanakan. Ada promosi jabatan yakni staf yang diangkat menjadi pejabat, ada kenaikan eselon, pemindahan ke bagian yang lain bahkan ada pula yang harus menerima keputusan untuk diberhentikan (non-jobkan) dari jabatannya.

Kontradiksi dalam pelaksanaan mutasi jabatan di Kota Metro biasanya muncul karena jabatan-jabatan tertentu yang sering menjadi langganan pergantian pejabat. Sehingga pejabat yang menduduki jabatan tertentu belum secara maksimal melaksanakan tugasnya sudah diganti dengan pejabat yang baru. Sehingga jarang ditemukan pejabat yang benar-benar bisa menguasai tugas pokok dan fungsinya dengan jenjang masa jabatan yang ideal.

Sedangkan ada jabatan-jabatan tertentu yang jarang mendapat kesempatan pergantian pejabat. Kondisi ini mengakibatkan dampak psikologis bagi pejabat yang memegang jabatan tersebut. Dia mungkin saja berharap mendapatkan kesempatan ataupun promosi ke jabatan yang lain namun tidak pernah terjadi sehingga bisa mempengaruhi kinerja pelaksanaan tugasnya.

Sebagaimana diungkap oleh Saksono (1999:65) bahwa manfaat mutasi antara lain untuk mengatasi rasa bosan pegawai pada pekerjaan, jabatan dan tempat kerja yang sama. Sehingga pelaksaan mutasi jabatan yang objektif dan


(8)

[ 3 ] memperhatikan kompetensi pejabatnya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan karier karena ditunjang peningkatan kinerja yang baik dari para pejabat yang memangku jabatan. Namun akan terjadi sebaliknya jika pelaksanaan mutasi jabatan mengabaikan hal tersebut.

Efek negatif dari pengangkatan pejabat yang kurang objektif dan kurang akuntabel tersebut salah satunya terlihat dari kinerja pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Metro yang rendah. Banyak pegawai yang mangkir tidak masuk kerja. Pada saat jam kerja terlihat hampir di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sampai dengan tingkat kelurahan, mudah sekali dijumpai pegawai mangkir. Dan hal itu kerap didapati pada hari Kamis dan Jum’at dimana kantor dinas/instansi terlihat lengang. (http://translampungku.com/index.php?option=com_content&view=article&id =349:pns-tidak-mengindahkan-instruksi-walikota-inspektorat-tak-mautahu& catid=1: berita-utama&Itemid=1).

Hal tersebut dipertegas dengan hasil hearing antara BKPPD Kota Metro dengan DPRD Kota Metro tanggal 15 Januari 2009 menyikapi hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan DPRD Kota Metro bersama Inspektorat Kota Metro ke semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Dari hasil hearing tersebut diungkap data bahwa banyak pegawai baik level pejabat eselon dan staf yang tidak aktif masuk kerja. Bahkan pejabat-pejabat baru yang menduduki jabatan eselon IV, III dan II tidak ditemukan berada di kantor pada waktu dilaksanakan sidak. Dari hasil absensi yang diklarifikasikan dari masing-masing unit kerja banyak pejabat yang tidak aktif melaksanakan tugasnya pasca pelantikan.

Munculnya kinerja yang kurang baik ini diasumsikan berawal dari persepsi pejabat struktural terhadap mutasi jabatan struktural yang telah dilaksanakan oleh Walikota Metro.

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, yang didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra


(9)

[ 4 ] atau data. (Pareek: 1984). Dari definisi tersebut diketahui bahwa terjadinya persepsi pada seseorang melalui serangkaian proses yang bertahap.

Proses persepsi yang terjadi secara bertahap pada diri seseorang melibatkan psikologisnya sebagaimana yang disampaikan oleh Gibson (1996) bahwa persepsi merupakan proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Dimaksudkan bahwa persepsi dari seseorang merupakan suatu bentuk dari pengalaman psikologisnya dalam usaha memahami lingkungan disekitarnya dengan menggunakan penafsiran yang ada didalam dirinya.

Mutasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan (kepala daerah) untuk melakukan penilaian terhadap pejabatnya, apakah kinerja yang bersangkutan meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya. Dari evaluasi ini pimpinan akan mengetahui kecocokan jabatan yang paling tepat untuk diberikan kepada stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu, keterampilan, dan karakter yang dimiliki. Dengan demikian, pimpinan dapat menempatkan pejabatnya pada jabatan yang paling tepat sesuai dengan kemampuannya (The right man on the right place). Tanpa melakukan rotasi, maka pimpinan unit kerja tentu tidak akan pernah tahu kemampuan dan kinerja pejabatnya.

Melalui mutasi, pimpinan akan tahu keunggulan dan kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas keunggulan dan kelemahan ini, maka pimpinan dapat menempatkan stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal pada jabatan barunya, dan pada gilirannya kantor akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya produksi (out come).

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nitisemito (1982:118) bahwa mutasi atau pemindahan merupakan suatu kegiatan rutin dari suatu perusahaan untuk melaksanakan prinsip “the right man in the right place” agar pekerjaan


(10)

[ 5 ] Mutasi dapat dilaksanakan dalam bentuk vertikal maupun horisontal. Posisi yang baru dapat berupa lebih tinggi ataupun masih dalam level yang sama namun hanya berubah posisinya saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bambang Wahyudi (2003:166) mutasi adalah mutasi personal posisi atau Personal Transfer diartikan sebagai suatu perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan atau tempat kerja dari seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal.

Mutasi juga dapat menurunkan kegairahan kerja karena dianggap sebagai hukuman dan memperburuk produktivitas kerja karena adanya ketidaksesuaian dan ketidakmampuan kerja karyawan. Bila terjadi keadaan yang demikian maka mutasi tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu bertambahnya efektivitas dan efesiensi dalam perkerjaan. Menurut Alex S Nitisemito (2002:119), hal ini terjadi karena:

1. Karyawan tersebut telah terlanjur mencintai perkerjaanya. 2. Hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan.

3. Perasaan dari karyawan bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat, dan lain-lain.

Sedangkan tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan produktivitas kerja. 2. Pendayagunaan pegawai.

3. Pengembangan karier.

4. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan. 5. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi.

6. Sebagai hukuman

Kinerja (performance) juga dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau “degree of accomplishment” atau dengan kata lain,

kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi (Rue & Byars, 1981). Menurut Peter Jennergren dalam Nystrom dan Starbuck (1981:43), makna dari kinerja (performance) adalah “Pelaksanaan tugas-tugas secara


(11)

[ 6 ] actual”. Sedangkan Osborn dalam John Willey dan Sons (1980:77) menyebutnya sebagai “Tingkat pencapaian misi organisasi”. Dengan demikian

dapatlah disimpulkan yang mana performance (kinerja) itu merupakan “Suatu

keadaan yang bisa dilihat sebagai gambaran dari hasil sejauh mana pelaksanaan

tugas dapat dilakukan berikut misi organisasi”.

Dwiyanto (1995, 9) mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:

1. Produktivitas 2. Kualitas Layanan. 3. Responsivitas. 4. Responsibilitas. 5. Akuntabilitas.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah adakah Pengaruh Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro? Berapa besar Pengaruh Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro?

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro dan untuk mengetahui tingkat Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro.

Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah “Persepsi

pejabat struktural terhadap mutasi jabatan akan mempengaruhi kinerja pejabat

di lingkungan Pemerintah Kota Metro”.

Persepsi pejabat terhadap mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Metro akan memunculkan perasaan suka (positif), tidak suka (negatif) ataupun yang menganggapnya biasa-biasa saja (netral) yang akan berujung pada pembentukan sikap, motivasi dan perilaku yang muncul di lingkungan kerja. Jika lebih didominasi oleh persepsi yang positif (rasa suka)


(12)

[ 7 ] terhadap mutasi jabatan maka dipastikan kinerja pejabat akan meningkat. Namun sebaliknya, jika persepsi yang muncul lebih didominasi ketidaksukaan terhadap mutasi jabatan maka yang akan terjadi penurunan kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

II. METODE PENELITIAN A. Definisi Konseptual

Untuk memberi kejelasan mengenai arah penelitian ini, maka diberikan batasan-batasan konseptual variabel penelitian sebagai berikut: 1. Persepsi. Sebagaimana menurut Mar’at (1982:82) bahwa persepsi

merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya.

2. Mutasi. Menurut pendapat Bambang Wahyudi (2003:166) bahwa mutasi personal posisi atau Personal Transfer diartikan sebagai suatu perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan atau tempat kerja dari seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal.

3. Kinerja. Sesuai pendapat Prawirosentono (1999) bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.


(13)

[ 8 ] B. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Interval

Data

1 2 4

Persepsi (X)

a. Transparansi 1 - 4

b. Ketertiban 1 - 4

c. Obyektivitas 1 - 4

Kinerja (Y)

a. Produktivitas 1 - 4

b. Kualitas Layanan 1 - 4

c. Responsivitas 1 - 4

d. Responsibilitas 1 - 4

e. Akuntabilitas 1 - 4

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Peneliti dalam hal ini menentukan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Adapun jumlah pejabat struktural yang ada berjumlah 668 pejabat dari 718 jabatan yang tersedia. Pejabat ini terdiri dari kategori eselon II, III dan IV yang tersebar dari sekian unit kerja:

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sampel sebanyak 66 orang yang merupakan sampel terpilih dari 668 orang pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah beberapa orang pejabat struktural pada satuan unit kerja sebagai berikut:

a. Sekretariat Daerah Kota Metro. b. Sekretariat DPRD Kota Metro. c. Badan/Dinas/Kantor.

d. Kecamatan. e. Kelurahan.


(14)

[ 9 ] 3. Teknik Pengambilan Sampel

Seperti yang dikemukakan oleh Consuelo G. Sevilla (1993:163) bahwa untuk penelitian dengan metode korelasi jumlah sampel 66 orang dapat mewakili populasi yang ada. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan sampling purposive (purposive sampling) yang merupakan varian dari nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010:85) teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan penentuan sampel dalam penelitian ini antara lain pemilihan unit kerja yang termasuk kategori organisasi yang memiliki kinerja baik dan kurang baik, dilihat dari tingkat disiplin, tingkat kehadiran dan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BKPPD dan Inspektorat Kota Metro. Unit kerja yang memiliki kinerja baik diwakili oleh beberapa instansi dan unit kerja yang memiliki kinerja kurang baik juga diwakili oleh beberapa instansi. Pejabat yang dijadikan responden dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tempatnya bekerja

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Angket/Quesioner, (2) Observasi/Pengamatan, (3) Studi Dokumentasi, (3) Wawancara (Interview).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Metro

Struktur Organisasi Pemerintah Kota Metro pada mulanya dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001, yang terdiri dari: 9 Dinas Otonom Daerah; 10 Bagian Sekretariat Daerah; 4 Badan; dan 2 Kantor. Dalam perkembangan berikutnya, dengan terbitnya Peraruran Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, Pemerintah Daerah Kota Metro melakukan penataan organisasi perangkat daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi


(15)

[ 10 ] dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Terakhir dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro

B. Hasil Penelitian

Gambar 1. Persepsi Responden terhadap Aspek Transparansi


(16)

[ 11 ] Gambar 3: Persepsi Responden terhadap Aspek Obyektivitas


(17)

[ 12 ] B. Hasil Analisis Korelasi Pearson

Dari hasil analisis menggunakan Teori Korelasi Pearson pada Program SPSS 18.0 maka tersaji data sebagai berikut:

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Persepsi 55,85 9,742 66

Kinerja 45,03 7,789 66

Correlations

Persepsi Kinerja

Persepsi Pearson Correlation 1 ,868**

Sig. (2-tailed) ,000

Sum of Squares and Cross-products

6168,485 4281,303

Covariance 94,900 65,866

N 66 66

Kinerja Pearson Correlation ,868** 1

Sig. (2-tailed) ,000

Sum of Squares and Cross-products

4281,303 3943,939

Covariance 65,866 60,676

N 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai Korelasi Pearson antara variabel persepsi pejabat struktural dengan kinerja pejabat sebesar 0,868 dengan nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan Tabel 6 Bab III, nilai korelasi 0,868 berada pada interval koefisien (0,80 – 1,00) dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi pejabat struktural


(18)

[ 13 ] dalam mutasi jabatan dengan kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

a. Hasil Uji Regresi antara Variabel Persepsi dengan Variabel Kinerja

Dengan menggunakan program SPSS 18.0 maka perhitungan regresi linier antara variabel persepsi dengan kinerja sebagai berikut:

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

dim e nsio

n01 Persepsi

a

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

dim e nsio

n01 ,868

a

,753 ,750 3,898 ,753 195,562 1 64 ,000

a. Predictors: (Constant), Persepsi

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai korelasi antara persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan dengan kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro sebesar 0,868 dengan nilai signifikansi 0,753. Nilai korelasi 0,868 berada pada interval koefisien (0,80 – 1,00) dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan kinerja pejabat. Sehingga asumsi yang menjadi hipotesis penelitian terjawab bahwa persepsi memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.


(19)

[ 14 ] b. Hasil Uji Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 18.0, nilai R square (r2) sebesar = 0,753, dengan menggunakan rumus koefisien determinasi R= (r2) × 100%, diperoleh hasil R = 0,753 × 100% = 75,3%. Koefisien determinasi 75,3 % berada pada interval koefisien (50% - 81%) dengan tingkat hubungan tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi/sumbangan variabel persepsi (X) terhadap variasi kenaikan perubahan Y sebesar 75,3% dengan tingkat hubungan tinggi, sisanya 24,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

c. Hasil Signifikansi

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho p = O Persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

Ha p≠ O Persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan (X) terhadap kinerja pejabat (Y) dengan menggunakan uji model regresi linier sederhana. Hasil analisis data dapat dilihat dari tabel berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 18.0.


(20)

[ 15 ] Tabel 53 : Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana antara Persepsi Pejabat Struktural dengan Kinerja Pejabat

Variabel Terikat Variabel Bebas B SE Beta T Sig

Kinerja Pejabat (Y) Persepsi Pejabat Struktural (X) 6,268 0,694 2,228 0,050 0,868 11,480 13,984 0,029 0,000 R = 0,868

R Square = 0,753 Adj. R Square = 0,750

Standar Error = 3,898

F = 195,562 Sig F = 0,000

α= 0,05

Ho = ditolak

Berdasarkan perhitungan di atas persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ=6,268 + 0,694 (X) ...

Berdasarkan persamaan di atas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

Ŷ = merupakan pemerkira/nilai ramalan dengan nilai variabel bebas dari X.

a = 6,268 merupakan nilai intercept.

b1 = mengandung arti untuk kenaikan 1 % persepsi pejabat struktural

(X) akan menaikkan perilaku memilih (Y) sebesar 0,694 %. 3,898 = nilai standar error.

r = 0,868 adalah hasil perhitungan untuk menunjukkan hubungan X dan Y. Hal ini menunjukkan hubungan antara persepsi pejabat struktural (X) dengan perilaku memilih (Y).

Nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,753 berarti sumbangan X terhadap variasi kenaikan perubahan Y sebesar R2 × 100% = 75,3% sedangkan sisanya 24,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Kriteria pengujian tolak Ho jika thitung > ttabel, berdasarkan hasil


(21)

[ 16 ] =66 dan α/2 = 0,025 diperoleh ttabel(ά/2)(n-k-1) = ttabel(0,025)(65)= 1,625. Hal

ini berarti thitung13,952 > ttabel 1,625, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan berpengaruh siqnifikan terhadap Kinerja Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

V. SIMPULAN

1. Sebagian besar pejabat memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

2. Kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro memiliki kinerja sedang. Sebagian besar pejabat memandang aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas dalam pelaksanaan mutasi jabatan struktural akan mempengaruhi kinerja mereka.

3. Terdapat pengaruh antara persepsi pejabat tentang aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas dalam mutasi jabatan struktural terhadap kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.

4. Aspek obyektivitas memiliki level nilai terendah dalam penilaian persepsi pejabat dan mempengaruhi kinerja pejabat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002).Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996).

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara.

Gomes, Faustino Cardoso. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Gouzali, Saydam. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.


(22)

[ 17 ] Hasibuan, Malayu. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Kreitner, Robert & Kinicki. (1995). Organizational Behavior. Richard D. Irwin, Inc.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mathis & Jackson. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 10. Jakarta: Salemba Empat.

Moekijat. (2008).Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju.

Nitisemito, Alex S. (1982).Manajemen Personalia.Jakarta: Sasmita Bros. Pareek, Udai. (1984).Perilaku Organisasi, Cetakan Kedua.Bandung: PT. Rosda

Karya.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Sekaran, Uma. (1992). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition. New York: John Wiley& Sons, Inc.

Severin, Werner J & Tankard, James W Jr. (2005). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media.

Sevilla, Consuelo G. (2006).Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Pers. Siagian, P Sondang. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


(23)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Jalan Soemantri Brojonegoro 1 Bandar Lampung 35145, Telepon. 0721-7691072

PERSETUJUAN KELAYAKAN ARTIKEL ILMIAH TESIS/LAYAK PUBLIKASI

Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung menerangkan bahwa Artikel Ilmiah Tesis dari Mahasiswa :

Nama : SUPRAPTO

N P M : 0926021022

Jurusan /Prodi : Ilmu Pemerintahan / MIP Konsentrasi : Manajemen Pemerintahan

Judul Tesis : ”Pengaruh Persepsi Pejabat Struktural Dalam Mutasi Jabatan Terhadap Kinerja Pejabat Di Lingkungan Pemerintah Kota Metro”.

Disetujui dan layak untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan merupakan salah satu persyaratan wisuda (Persyaratan akademik No.8).

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagimana mestinya. Diperiksa dan disetujui oleh:

No Nama / NIP Jabatan Tanda Tangan

1 Prof. Dr. Yulianto, MS. NIP. 19610704 198803 1 005

Pembimbing Utama

2 Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. NIP. 19600729 199910 1 001

Pembimbing Pembantu

3 Drs. Yana Ekana P.S., M.Si NIP. 19610817 199003 1 004

Sekretaris Program Studi MIP

4 Dr. Ari Darmastuti, M.A. NIP. 19600916 198603 2 002

Ketua Program Studi MIP

Catatan:

1. Dilampirkan 2 (dua) soft copy dalam bentuk CD dan 2 (dua) hard copy (print out)

2. Nama Penulis di artikel ilmiah, ditulis berurutan: Nama Penulis (Mhs), Nama Pembimbing Utama dan Nama Pembimbing Pembantu

3. Dilampirkan sebagai persyaratan wisuda. *)


(24)

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM

MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

(Tesis)

Oleh:

SUPRAPTO

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011


(25)

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM

MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

Ol ✁✂

SUPRAPTO

Tis

☎✆✝ ✞✟ ✞✠☎ ✞✡ ✞☛☎ ✞☞✌☎ ✍✞✎ ✞☞✌✏☞✌ ✑✒✆✏ ✓ ✞✔✞ ✠✕✆ ✡ ✞✎

✒ ✖ ✕✗☎✘✙ ✚✗✛✒ ✜✢✙ ✒✙✚✗✣✘ ✖ ✤✖✣

✢✞✥✞

✢✎ ✦✟✎ ✞✧✢✞★✓ ✞☎ ✞✎✩ ✞✏✞✒ ✞✟ ✠★☞✆✎✗✡✧✌ ✢✆ ✧✆✎ ✠✏☞✞☛ ✞✏

✪✞ ✑✌ ✡☞ ✞ ★✗✡✧✌☎ ✦★ ✠✞ ✡✥✞✏ ✗✡ ✧✌✢✦ ✡✠☞ ✠✑

✜ ✏ ✠✫✆✎ ★✠☞✞★✛ ✞ ✧✔✌✏✟

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011


(26)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN

METRO MUNICIPAL GOVERNMENT By

SUPRAPTO

The conduct of structural occupational changes in regional government should be conducted with considering aspects of transparency, order, and objectivity. Conducting occupational changes management with considering these aspects would give positive influences to officers’ perceptions in the regional government environment. A good perception on the occupational changes would influence the officers’ performances in conducting their duties. In contrast, the negative perception would influence negatively to the officer’s performance.

This research investigated the aspects of transparency, order and objectivity to find out the influence of officer’s perception on the occupational changes to the officer’s performance in Metro municipal government.

This was a descriptive research using cross sectional approach. Samples were officers in Metro municipal government. Data were collected using observation, interview, questionnaire and literary study. The hypothesis was tested usingPearson Correlation test fromProduct MomentandLiner Regressiontest.

The results indicated that the structural officers generally had negative perceptions on occupational changes. An almost all aspects of occupational changes that became research indicators such as the aspects of transparency, order, and objectivity, showed low category of perception levels. The officer’s performance showed lower category.

The statistical/ regression tests showed the influence between structural officer’s perceptions on occupational changes to the officer’s performance. The lower values of transparency, order, and objectivity aspects resulted in lower performances of officers.

The research suggests considerations of conduct of occupational changes policies to be more transparent, orderly, and objective in the Metro municipal government to improve officer’s performance.


(27)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

Oleh SUPRAPTO

Pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas. Pengelolaan mutasi jabatan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap persepsi yang berkembang dalam diri pejabat di lingkungan pemerintah daerah. Persepsi yang baik (positif) terhadap mutasi jabatan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pejabat dalam pelaksanaan tugasnya. Begitupula sebaliknya, jika persepsi yang terbentuk kurang baik (negatif) maka akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik terhadap kinerja pejabat.

Untuk mengetahui pengaruh persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro maka aspek yang akan dikaji yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptis dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis dengan menggunakanPearson Correlation dari Product MomentdanRegresi Linier.

Dari hasil penelitian dan analisa lapangan secara umum dapat dikatakan bahwa pejabat struktural memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan mutasi jabatan. Hampir pada semua aspek mutasi jabatan yang menjadi indikator penelitian yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas memiliki tingkatan persepsi yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan pada variabel kinerja hampir sebagian besar nilai kinerja pejabat termasuk rendah.

Dari hasil uji statistik/regresi ternyata terdapat pengaruh antara persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat. Karena rendahnya nilai aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas dalam pelaksanaan mutasi jabatan struktural mengakibatkan kinerja pejabat menjadi tidak maksimal.

Perlu ada pertimbangan terhadap kebijakan pelaksanaan mutasi yang lebih transparan, tertib dan obyektif di lingkungan Pemerintah Kota Metro agar dapat meningkatkan kinerja pejabat.


(28)

Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

Nama Mahasiswa : SUPRAPTO

Nomor Pokok Mahasiswa : 0926021022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Program Studi : Magister Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi : Manajemen Pemerintahan

MENYETUJUI

Dosen Komisi Pembimbing Pembimbing Utama,

Prof. Dr. Yulianto, MS.

NIP 19610704 198803 1 005

Pembimbing Pembantu,

Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.

NIP 19600729 199910 1 001

MENGETAHUI

Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung,

Dr. Ari Darmastuti, M.A.


(29)

✬✭ ✮

GE

AH

✰ ✱ ✮

✲✳ ✴✵ ✶✷✸✹✺✻ ✼✵

✽✸✾✻✿ ❀ ❁ ❂❃❄ ❅D❂❅❆ ❇❈ ❉❊❋ ●❃, ❍■ ❅ ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳

✷✸✹✺✻ ✼✵❏✾ ✿✶✿ ❀ D❂❅❑❊▲ ▼❊❋◆❖●❃yo Sutiyoso, M.Si. ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳

P ✸◗❘ ✸✾ ✿❘✵ ❙ ❀ Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳

❚✳ ❯✸◗✿✹❱✿◗✻❲✾ ✿❙❳❲✶✻P❨❙ ✵✿❲❩✿✹ ❳❲✶✻✷❨ ❲✵✾✵◗

Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

❬ ❳✷✳ ✲❭ ❪❫ ❴✲❴❭✲❭ ❫ ❵ ❴❛✲❴❴ ❚

❛✳ ❯✵❘ ✸◗✾✻❘ ✷❘❨✺❘✿✶✷✿❙casarjana Universitas Lampung

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP. 19530528 198103 1 002


(30)

❜❝

R

❞ ❡ ❢❣

R

❤✐❞ ❡❞ ❞ ❤

D❥❦❧♠ ❦♥❦ ♥ s♠ ♦♠♣❥ ❦♠ q♠ r♠ ❦y s❥ ❦❧♠ ❦ s❥t❥ ❦♠ ✉❦y♠t♠ ✈♠ ✇w

① ② ③❥④♥s s❥ ❦❧♠❦ ⑤s⑥⑦u ⑧❥ ❦❧♠ ✉✈u ⑧❥ ✉❥⑨s s♥ ⑧❥⑤♠t ♠q ⑩t✉rutu✉♠⑦ D♠⑦♠ ♣ ❶♠④♥ut J♠t ♠ q♠ ❦ t❥ ✉✈ ♠s ♠⑨❷ ♥❦❥ ✉⑤♠⑧❥⑤♠ t ♠qs ♥❸ ♥ ❦❧ru❦❧♠❦⑧❥♣❥ ✉♥❦t♠✈ ❷ ❹♠t ❶❥t✉❹ ♠ s♠⑦♠✈ r♠ ✉♠y♠ ♦♠s ❥ ❦s ♥✉♥s s♠❦ s♠♦♠ t♥s♠ r ♣❥⑦♠ rur♠ ❦

⑨❥ ❦⑤♥⑨⑦♠r♠❦ ♠ q♠⑥ ⑨❥ ❦❧ut♥⑨♠❦ ♠q♠④ r♠✉♠y⑨❥ ❦⑦u♥s ⑦♠ ♥ ❦ s❥ ❦❧♠ ❦ ❺♠✉♠

y

♠❦❧ t♥s♠ r s❥④♠♥u s❥ ❦❧♠❦ ❥q ♥r♠ ♥⑦♣ ♥♠✈ y♠❦❧ t❥ ✉⑦♠rus ♠⑦♠ ♣ ♣♠④♠✉♠r♠ qy ♠ r♠s❥♣ ♥r♠q♠⑥ y♠❦❧s♥❥ts ut ⑨⑦♠ ❧ ♥♠q♥s♣❥②

❻ ② ❼♠ r ♥❦❥⑦❥rt tu♠⑦ ♠ q♠④ r♠ ✉y♠ ♥⑦♣ ♥♠✈ ♥ ❦♥ s ♥❥ ✉♠ ✈r♠❦s s❥⑨❥ ❦✈u❦♠y r❥⑨♠ s♠❽ ❦ ♥❥ ✉v s♥♠④t ❸♠♣⑨u❦❧②

❾t♠④ ⑨❥ ✉♠yt♠♠❦ ♥❦♥❿ ♠⑨♠t ♥⑦♠ s ♥r❥♣us ♥♠❦ ✈♠✉♥ t❥ ✉❦♠y♠t s ♥❥♣t r♠❦u ♠s♠❦♠y r❥q ♥s♠rt ❥ ❦♠ ✉♠❦❿ ♠♦♠s t ❥ ✉❥s ♥♠s ♣❥ ❦♠ ❦❧❧❦❧u ♠r ♥t ♠ q s ♠ ❦ s♠❦rs♥ y♠❦❧ s♥t❥ ✉♥r♠ ❦r❥⑨♠ s♠♠ ♦♠➀s ♠♦♠s t❥ ✉❥s ♥♠s s♠❦ s♠ ❦❧❧u⑨s♥tu❦tut s❥④♠♥u s❥ ❦❧♠ ❦ ✈ru♣u y♠ ❦❧t ❥ ✉⑦♠ r②u

B♠ ❦s♠ ✉❸♠♣⑨❦❧❿u ➁ ❹❥v ♣t❥ ✉❻➂① ① ➃♠❦❧♣❥♣t♠ q❿u

➄➅ ➆➇➈ ➆➉O ➁⑧❶②➂➊❻ ➋➂❻①➂❻ ❻


(31)

➌➍ ➎➏ ➐ ➏➑➒➍ ➓➔ →

➣upr↔↕to , lahir di Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 02 Januari 1975. Penulis merupakan anak bungsu dari Bapak Jurido dan Ibu Srimulyaningsih. Orang tuanya merupakan salah satu tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh di daerahnya sehingga dalam kesehariannya cukup memberikan pengaruh kedalam dirinya untuk selalu berusaha menjadi orang yang terbaik dan memberikan keteladanan kepada rekan-rekannya.

Penulis pada masa kanak-kanaknya mengawali pendidikannya di SD Negeri I Natar dan lulus tahun 1987. Memasuki masa remaja, penulis melanjutkan sekolah di SMP Neger I Natar. Selama pendidikan di SMP, penulis aktif mengikuti kegiatan Pramuka. Dan pengalamannya dalam kegiatan sekolah tersebut banyak menyumbangkan kemampuan dan pembentukan kepribadian yang cukup baik dalam dirinya. Melanjutkan pendidikan setelah SMP tahun 1990, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri I Natar. Ketika sekolah SMA ini, penulis aktif dalam kegiatan Pramuka dan Rohis, dan pengalamannya dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini cukup bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta lingkungannya.

Selepas sekolah di SMA tahun 1993, pada tahun 1996 melamar pekerjaan sebagai PNS di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dan ditempatkan di Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Penulis


(32)

➙➛➜➛➝➞ ➟ ➠➡ Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.

Pada tahun 1998, sembari bekerja penulis melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Terbuka. Pasca otonomi tahun 1999 Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah dipecah menjadi tiga daerah otonom, yaitu pertama Kabupaten Induk ( Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah) sendiri, kedua Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur, ketiga Pemerintah Daerah Kota Metro. Penulis ditempatkan sebagai pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Awal otonomi ini penulis bekerja di Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Metro. Seiring perubahan Perda, maka Bagian Kepegawaian berubah nama menjadi Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Pada tahun 2002, penulis lulus kuliah S-1 di Univeritas Terbuka dan mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP). Dan pada tahun 2008, instansi tempat bekerja penulis bekerja berubah nama sesuai dengan perubahan nomenklatur peraturan menjadi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Metro (BKPPD). Pada tahun 2009

penulis meneruskan pendidikan pasca sarjana Magister Ilmu


(33)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro ... 4 Tabel 2. Frekuensi Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota

Metro ... 9 Tabel 3. Jenjang Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil... 76 Tabel 4. Operasionalisasi dan Indikator Variabel Penelitian ... 90 Tabel 5. Alternatif Jawaban, Pernyataan dan Skor Angket Penelitian ... 103 Tabel 6. Tabel Indeks Pengukuran Variabel ... 104 Tabel 7. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien

Korelasi ... 108 Tabel 8. Pedoman Untuk Memberikan Penafsiran Koefisien Determinasi ... 109 Tabel 9. Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro ... 120 Tabel 10. Proses Mutasi Jabatan Yang Dilaksanakan Walikota Metro

Dengan Pertimbangan Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil ... 129 Tabel 11. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Lebih

Mengutamakan Pegawai yang Berprestasi dalam Melaksanakan

Promosi ... 130 Tabel 12. Mutasi Jabatan di yang telah dilaksanakan oleh Walikota Metro

Memberikan Kesempatan yang Sama Untuk Mendapatkan Promosi Tanpa Melihat Unsur Kedekatan Hubungan dengan

Atasan, Family atau Teman ... 131 Tabel 13. Mutasi Jabatan Lebih Berdasarkan Kepada Karakteristik Pribadi

Yang Mendapat Kesempatan Utama untuk Mendapatkan

Promosi ... 132 Tabel 14. Walikota Metro Berhak Menerapkan Sistem Demosi (Penurunan

Jabatan) dalam Mutasi Jabatan Struktural ... 133 Tabel 15. Walikota Metro Berhak Memberhentikan Pejabat dari Jabatannya


(34)

Tabel 16. Walikota Metro Berhak Melakukan Demosi Kepada Pejabat yang

Tidak Mampu Menyelesaikan Tugasnya dengan Baik ... 135 Tabel 17. Walikota Metro Secara Berkala telah Memberikan Sosialisasi

Tentang Mutasi Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah

Kota Metro ... 138 Tabel 18. Sosialisasi tentang Mutasi Jabatan yang Transparan Akan

Membuka Kesadaran para Pejabat terhadap Mutasi Jabatan ... 139 Tabel 19. Kebijakan Mutasi Jabatan Merupakan “Diskresi” (Hak Prerogratif

Walikota) dengan Memperhatikan Masukan Tim Baperjakat ... 140 Tabel 20. Mutasi Jabatan Merupakan Proses yang Wajar dalam Manajemen

Pemerintahan yang Tidak Perlu Ditakuti/Dikuatirkan ... 141 Tabel 21. Mutasi Jabatan Akan Memberikan Manfaat bagi Perkembangan

Karier Pejabat dan Pengembangan SDM ... 142 Tabel 22. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Dengan Menerima

Masukan-Masukan dari Bawahan Secara Berkala ... 143 Tabel 23. Mutasi Jabatan Struktural Dilakukan Terhadap Pejabat yang

Sudah Lebih dari Empat Tahun Menduduki Jabatannya Untuk

Penyegaran dan Peningkatan Pengalaman Kerja ... 147 Tabel 24. Pejabat Boleh Secara Terbuka Mengajukan Tugas dan Pekerjaan

Yang Sesuai dengan Kemampuannya ... 148 Tabel 25. Mutasi Jabatan Telah Dilakukan dengan Melibatkan Pihak Ketiga

Yang Independen untuk Memfasilitasi Fit and Proper Test ... 149 Tabel 26. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Memegang

Prinsip “The Right Man on The Right Place” Agar Pekerjaan Dapat

Dilakukan Secara Efektif dan Efisien ... 150 Tabel 27. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Menghindari Kejenuhan

Pejabat ... 151 Tabel 28. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Menambah Pengalaman Baru .... 152


(35)

Tabel 29. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Menambah Pengetahuan dan

Keterampilan Baru ... 153 Tabel 30. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Persiapan Menghadapi Tugas

Baru Terutama Karena Promosi ... 154 Tabel 31. Mutasi Jabatan Juga Bertujuan untuk Meningkatkan Persaingan

Yang Sehat ... 155 Tabel 32. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Meningkatkan Produktivitas

Pejabat ... 156 Tabel 33. Mutasi Jabatan Untuk Memberikan Rangsangan Agar Pegawai/

Pejabat Mau Berupaya Meningkatkan Karier Yang Lebih Tinggi .... 157 Tabel 34. Prestasi dan Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Tugas Sangat

Penting Sehingga Harus Diraih ... 159 Tabel 35. Perhatian Dari Pimpinan (Walikota) Membuat Bekerja dengan

Sungguh-sungguh ... 160 Tabel 36. Saya Sangat Bangga Bekerja Sebagai Pejabat di Lingkungan

Pemerintah Kota Metro oleh Karena Itu Saya Akan Memberikan

Pelayanan Terbaik Dalam Tugas Saya ... 161 Tabel 37. Insentif (Tunjangan) dan Pendapatan Sebagai Pejabat Di Kota

Metro Cukup Memuasakan Sehingga Memotivasi Memberikan

Pelayanan Yang Baik Dalam Tugas ... 162 Tabel 38. Aturan dan Administrasi Pemerintah Kota Metro Sudah Tertib

Dan Teratur Sehingga Menunjang Pemberian Layanan Yang Baik .. 163 Tabel 39. Hubungan Saya dengan Pimpinan (Walikota) Tidak Pernah

Terjadi Konflik Sehingga Memotivasi Saya Dalam Pelayanan

Dalam Tugas Semakin Baik ... 164 Tabel 40. Saya Bekerja Harus Berhasil Dengan Mengerahkan Seluruh

Kemampuan ... 165 Tabel 41. Pekerjaan Saya Sudah Sesuai dengan Keahlian dan Keterampilan


(36)

Tabel 42. Saya Membutuhkan Pengembangan Kemampuan dan Kemajuan

Dalam Pekerjaan Agar Responsivitas Dalam Bekerja ... 167 Tabel 43. Aturan dan Kebijakan Pimpinan (Walikota) Memudahkan

Pengembangan Diri dan Karier ... 168 Tabel 44. Tanggung Jawab Sangat Penting Sehingga Harus Diusahakan

Semaksimal Mungkin ... 169 Tabel 45. Agar Bekerja Maksimal Saya Membutuhkan Suasana Kerja Yang

Baik ... 170 Tabel 46. Kepercayaan dan Dorongan dari Pimpinan (Walikota) Membuat

Saya Ingin Secepatnya Menyelesaikan Pekerjaan ... 171 Tabel 47. Pekerjaan yang Menantang Membuat Saya Semangat Dalam

Bekerja ... 171 Tabel 48. Saya Senang Bekerja dalam Jabatan Karena Tugas Pekerjaan

Selalu Mengalami Kemajuan ... 172 Tabel 49. Penghasilan Saya Sudah Sesuai Dengan Pekerjaan dan Jerih

Payah ... 174 Tabel 50. Supervisi dan Pengawasan dari Pimpinan Sangat Baik ... 174 Tabel 51. Pelaksanaan Mutasi Jabatan yang Tidak Terlalu Sering

Dilaksanakan Walikota Membuat Saya Bisa Bekerja Dengan

Tenang ... 175 Tabel 52. Kondisi Lingkungan Kerja di Kota Metro Dapat Membangkitkan

Inspirasi Untuk Bekerja ... 176 Tabel 53. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana


(37)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian ... 15 C. Tujuan Penelitian... 15 D. Kegunaan Penelitian ... 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17 A. Konsep Persepsi ... 17 B. Konsep Mutasi ... 44 C. Ruang Lingkup Mutasi ... 55 C. Indikator Mutasi ... 57 D. Jabatan Struktural ... 59 E. Konsep Kinerja ... 62 G. Indikator Kinerja ... 66 H. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ... . 72 H. Pegawai Negeri Sipil ... 75 I. Kerangka Pikir ... 84 J. Hipotesis ... 86 BAB III METODE PENELITIAN ... 88 A. Tipe Penelitian ... 88 B. Definisi Konseptual ... 88 C. Definisi Operasional ... 89 D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 93 E. Jenis Data ... 96 F. Teknik Pengumpulan Data ... 97 G. Skala Data dan Penentuan Skor ... 102 H. Teknik Pengolahan Data ... 104 I. Teknik Analisis Data ... 106 J. Uji Hipotesis ... 111 K. Uji Validitas dan Realibilitas ... 114


(38)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 116 A.Gambaran Umum Kota Metro... 116 1. Sejarah Kota Metro ... ... 116 2. Kondisi Geografis ... ... 118 3. Gambaran Umum Pemerintahan ... 120 B. Deskripsi Hasil Penelitian... .... 125 1. Karakteristik Respoden ... 125 2. Aspek Persepsi Pejabat Struktural tentang Mutasi Jabatan ... 129

a. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Transparansi

(Keterbukaan) dalam Mutasi Jabatan ... 129 b. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Ketertiban

dalam Mutasi Jabatan ... 138 c. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Obyektivitas

dalam Mutasi Jabatan ... 147 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Pejabat .... ... 159 a. Aspek Produktivitas .... ... 159 b. Aspek Kualitas Layanan ... 161 c. Aspek Responsivitas .... ... 165 d. Aspek Responsibilitas .... ... 169 e. Aspek Akuntabilitas .... ... 173 4. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 178 a. Hasil Analisis Korelasi Pearson .... ... 178 b. Hasil Uji Regresi Antara Variabel Persepsi dengan

Variabel Kinerja .... ... 179 c. Hasil Uji Determinasi ... 180 d. Hasil Uji Signifikansi ... 180

BAB V SIMPULAN ... ... 180 A. Kesimpulan ... 181 B. Saran ... ... 181


(39)

➢➤ ➥ ➥➤

Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh .(QS. An-Naml: 19).

Sebaik-baik manusia adalah yang paling

bermanfaat untuk manusia yang lain


(40)

SANWACANA

Puji syukur untuk-Mu ya Rabb, yang telah banyak memberikan pengetahuan yang tak pernah bisa dihitung melalui berbagai aspek dan wujud. Sehingga kami bisa belajar memahami betapa indahnya kekuasaan dan ciptaan-Mu yang bertabur dalam banyaknya dimensi yang sangat unik tiada tanding. Salah satunya dengan selesainya penyusunan tesis ini yang diberi judul “PENGARUH PERSEPSI

PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP

KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO”.

Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (M.I.P) dalam Ilmu Pemerintahan konsesntrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Jujur kami rasakan perjuangan untuk melahirkan tesis ini sarat dengan ujian dan pengorbanan. Indahnya, dibalik semua itu semakin banyak kami temukan makna kehidupan, karena begitu banyak pihak yang telah ikut memberikan dukungan, bimbingan, motivasi dan do’anya. Seperti sentuhan air telaga kesejukkan yang mengalir membasuh nurani kehidupan Jika kita ingin melihat

pelangi yang indah, kita harus bersabar menanti redanya hujan”.

Kehadiran mereka telah mengalirkan inspirasi kekuatan yang besar bagi kami untuk selalu melakukan yang terbaik. Karena kami yakin, setiap kita inginkan yang terbaik, yang terbaik itu mahal, dan yang mahal harus dibayar


(41)

dengan mahal. Yang terbaik adalah proses untuk berjuang meraih impian dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan untuk semua pihak yang telah mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini, yaitu:

1. Prof. Dr.Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung; 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung.

3. Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 5. Dr. Bambang Utoyo Sutiyoso, M.Si. selaku Pembahas/Penguji Utama, terima

kasih atas semua saran dan masukkannya guna kesempurnaan tesis ini.

6. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembimbing Utama; terima kasih atas semua saran, masukan dan bimbingannya selama ini sehingga tesis dapat diselesaikan dengan baik.

7. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Pembimbing Pembantu; terima kasih atas masukan, saran dan bimbingannya guna kelancaran penyusunan tesis ini. 8. Dr. Pitojo Budiono, M.Si. terima kasih atas masukan dan arahannya sehingga


(42)

9. Dr. Suwondo, M.A. selaku Pembimbing Akademik, yang senantiasa mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses belajar ke arah yang lebih baik.

10. Drs. Yana Ekana, P.S, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung; terima kasih atas bantuan dan saran dalam penyelesaian administrasi akademik.

11. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penulis menempuh pendidikan; semoga Allah SWT memberikan balasan-Nya yang berlimpah. 12. Civitas akademika dan karyawan rektorat Unila yang yang telah membantu

kami selama kami belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.

13. Hi. Lukman Hakim, SH, MM. dan Drs. Hi. R. Saleh Chandra Pahlawan, M.M. Selaku Walikota dan Wakil Walikota Metro. Terima kasih atas do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan perlindungan dalam menjalankan tugas dan bisa menjadi pemimpin yang adil dan amanah. 14. Fitter Syahboedin, SE, MM. Selaku Sekda Kota Metro. Terima kasih atas

support dan dukungannya. Semoga makin sukses!

15. Yusuf Kota Alam, SH, MM, selaku Kepala BKPPD Kota Metro; yang telah memberikan informasi, saran dan masukkannya selama ini. Semoga akan membuahkan hasil yang lebih baik.

16. Eni Sri Winarti, SH., Dede Rumiyati, SH., Heri Rozani, SH., Drs. Sukarman, Budiono, SH., selaku pejabat senior di lingkungan BKPPD Kota Metro yang


(43)

telah banyak memberikan masukan dan info-info menarik lainnya guna penyelesaian tesis ini.

17. Untuk rekan-rekanku dan semua personil di BKPPD Kota Metro. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

18. Kepada segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro yang telah membantu penelitian kami. Terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat berjalan lancar dan membuahkan silaturrahmi yang indah.

19. Untuk kedua orang tua kami yang tercinta; yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya sepanjang zaman untuk kebahagiaan kami di dunia dan di akhirat. Pelukan dan ciuman Ayah Bunda, adalah harta yang tiada ternilai dan menjadi anugerah terbesar dalam hidup ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia-Nya untuk Ayah Bunda dengan karunia yang terbaik sampai kedalam istana di surga-Nya. Anakmu selalu mencintai dan menyayangimu. Salam takzim untukmu Ayah Bunda.

20. Untuk Bapak Ibu mertuaku yang tercinta; yang senantiasa memberikan perhatian, dukungan dan do’anya. Pelukanku untuk Bapak Ibu dan selalu terlantun do’a, semoga Allah SWT melimpahkan kebahagiaan dan karunia-Nya sampai akherat kelak.

21.Untuk Istriku yang kucintai. Terima kasih atas pengertian, dukungan dan do’anyauntuk menguatkan perjuanganku mewujudkan impian kuliah ini. Dan “Fachry”anakku yang tersayang.


(44)

22.Untuk keluarga besarku di Metro, Tulang Bawang, Natar, Purbolinggo dan Kotabumi. Terima kasih atas support, bantuan dan do’anya. Aku sayang kalian semua!

23. Untuk teman-teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan.

Setiap titik diatas muka bumi ini pasti berarti. Kami berharap tesis ini akan menyumbangkan manfaat bagi dinamika intelektual di kampus kita yang tercinta. Amiin.

Bandar Lampung, November 2011


(45)

➦➧ ➨ ➨➧

Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh .(QS. An-Naml: 19).

Sebaik-baik manusia adalah yang paling

bermanfaat untuk manusia yang lain


(46)

SANWACANA

Puji syukur untuk-Mu ya Rabb, yang telah banyak memberikan pengetahuan yang tak pernah bisa dihitung melalui berbagai aspek dan wujud. Sehingga kami bisa belajar memahami betapa indahnya kekuasaan dan ciptaan-Mu yang bertabur dalam banyaknya dimensi yang sangat unik tiada tanding. Salah satunya dengan selesainya penyusunan tesis ini yang diberi judul “PENGARUH PERSEPSI

PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP

KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO”.

Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (M.I.P) dalam Ilmu Pemerintahan konsesntrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Jujur kami rasakan perjuangan untuk melahirkan tesis ini sarat dengan ujian dan pengorbanan. Indahnya, dibalik semua itu semakin banyak kami temukan makna kehidupan, karena begitu banyak pihak yang telah ikut memberikan dukungan, bimbingan, motivasi dan do’anya. Seperti sentuhan air telaga kesejukkan yang mengalir membasuh nurani kehidupan Jika kita ingin melihat

pelangi yang indah, kita harus bersabar menanti redanya hujan”.

Kehadiran mereka telah mengalirkan inspirasi kekuatan yang besar bagi kami untuk selalu melakukan yang terbaik. Karena kami yakin, setiap kita inginkan yang terbaik, yang terbaik itu mahal, dan yang mahal harus dibayar


(47)

dengan mahal. Yang terbaik adalah proses untuk berjuang meraih impian dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan untuk semua pihak yang telah mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini, yaitu:

1. Prof. Dr.Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung; 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung.

3. Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 5. Dr. Bambang Utoyo Sutiyoso, M.Si. selaku Pembahas/Penguji Utama, terima

kasih atas semua saran dan masukkannya guna kesempurnaan tesis ini.

6. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembimbing Utama; terima kasih atas semua saran, masukan dan bimbingannya selama ini sehingga tesis dapat diselesaikan dengan baik.

7. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Pembimbing Pembantu; terima kasih atas masukan, saran dan bimbingannya guna kelancaran penyusunan tesis ini. 8. Dr. Pitojo Budiono, M.Si. terima kasih atas masukan dan arahannya sehingga


(48)

9. Dr. Suwondo, M.A. selaku Pembimbing Akademik, yang senantiasa mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses belajar ke arah yang lebih baik.

10. Drs. Yana Ekana, P.S, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung; terima kasih atas bantuan dan saran dalam penyelesaian administrasi akademik.

11. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penulis menempuh pendidikan; semoga Allah SWT memberikan balasan-Nya yang berlimpah. 12. Civitas akademika dan karyawan rektorat Unila yang yang telah membantu

kami selama kami belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.

13. Hi. Lukman Hakim, SH, MM. dan Drs. Hi. R. Saleh Chandra Pahlawan, M.M. Selaku Walikota dan Wakil Walikota Metro. Terima kasih atas do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan perlindungan dalam menjalankan tugas dan bisa menjadi pemimpin yang adil dan amanah. 14. Fitter Syahboedin, SE, MM. Selaku Sekda Kota Metro. Terima kasih atas

support dan dukungannya. Semoga makin sukses!

15. Yusuf Kota Alam, SH, MM, selaku Kepala BKPPD Kota Metro; yang telah memberikan informasi, saran dan masukkannya selama ini. Semoga akan membuahkan hasil yang lebih baik.

16. Eni Sri Winarti, SH., Dede Rumiyati, SH., Heri Rozani, SH., Drs. Sukarman, Budiono, SH., selaku pejabat senior di lingkungan BKPPD Kota Metro yang


(49)

telah banyak memberikan masukan dan info-info menarik lainnya guna penyelesaian tesis ini.

17. Untuk rekan-rekanku dan semua personil di BKPPD Kota Metro. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

18. Kepada segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro yang telah membantu penelitian kami. Terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat berjalan lancar dan membuahkan silaturrahmi yang indah.

19. Untuk kedua orang tua kami yang tercinta; yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya sepanjang zaman untuk kebahagiaan kami di dunia dan di akhirat. Pelukan dan ciuman Ayah Bunda, adalah harta yang tiada ternilai dan menjadi anugerah terbesar dalam hidup ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia-Nya untuk Ayah Bunda dengan karunia yang terbaik sampai kedalam istana di surga-Nya. Anakmu selalu mencintai dan menyayangimu. Salam takzim untukmu Ayah Bunda.

20. Untuk Bapak Ibu mertuaku yang tercinta; yang senantiasa memberikan perhatian, dukungan dan do’anya. Pelukanku untuk Bapak Ibu dan selalu terlantun do’a, semoga Allah SWT melimpahkan kebahagiaan dan karunia-Nya sampai akherat kelak.

21.Untuk Istriku yang kucintai. Terima kasih atas pengertian, dukungan dan do’anyauntuk menguatkan perjuanganku mewujudkan impian kuliah ini. Dan “Fachry”anakku yang tersayang.


(50)

22.Untuk keluarga besarku di Metro, Tulang Bawang, Natar, Purbolinggo dan Kotabumi. Terima kasih atas support, bantuan dan do’anya. Aku sayang kalian semua!

23. Untuk teman-teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan.

Setiap titik diatas muka bumi ini pasti berarti. Kami berharap tesis ini akan menyumbangkan manfaat bagi dinamika intelektual di kampus kita yang tercinta. Amiin.

Bandar Lampung, November 2011


(51)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian ... 15 C. Tujuan Penelitian... 15 D. Kegunaan Penelitian ... 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17 A. Konsep Persepsi ... 17 B. Konsep Mutasi ... 44 C. Ruang Lingkup Mutasi ... 55 C. Indikator Mutasi ... 57 D. Jabatan Struktural ... 59 E. Konsep Kinerja ... 62 G. Indikator Kinerja ... 66 H. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ... . 72 H. Pegawai Negeri Sipil ... 75 I. Kerangka Pikir ... 84 J. Hipotesis ... 86 BAB III METODE PENELITIAN ... 88 A. Tipe Penelitian ... 88 B. Definisi Konseptual ... 88 C. Definisi Operasional ... 89 D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 93 E. Jenis Data ... 96 F. Teknik Pengumpulan Data ... 97 G. Skala Data dan Penentuan Skor ... 102 H. Teknik Pengolahan Data ... 104 I. Teknik Analisis Data ... 106 J. Uji Hipotesis ... 111 K. Uji Validitas dan Realibilitas ... 114


(52)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 116 A.Gambaran Umum Kota Metro... 116 1. Sejarah Kota Metro ... ... 116 2. Kondisi Geografis ... ... 118 3. Gambaran Umum Pemerintahan ... 120 B. Deskripsi Hasil Penelitian... .... 125 1. Karakteristik Respoden ... 125 2. Aspek Persepsi Pejabat Struktural tentang Mutasi Jabatan ... 129

a. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Transparansi

(Keterbukaan) dalam Mutasi Jabatan ... 129 b. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Ketertiban

dalam Mutasi Jabatan ... 138 c. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Obyektivitas

dalam Mutasi Jabatan ... 147 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Pejabat .... ... 159 a. Aspek Produktivitas .... ... 159 b. Aspek Kualitas Layanan ... 161 c. Aspek Responsivitas .... ... 165 d. Aspek Responsibilitas .... ... 169 e. Aspek Akuntabilitas .... ... 173 4. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 178 a. Hasil Analisis Korelasi Pearson .... ... 178 b. Hasil Uji Regresi Antara Variabel Persepsi dengan

Variabel Kinerja .... ... 179 c. Hasil Uji Determinasi ... 180 d. Hasil Uji Signifikansi ... 180

BAB V SIMPULAN ... ... 180 A. Kesimpulan ... 181 B. Saran ... ... 181


(53)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro ... 4 Tabel 2. Frekuensi Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota

Metro ... 9 Tabel 3. Jenjang Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil... 76 Tabel 4. Operasionalisasi dan Indikator Variabel Penelitian ... 90 Tabel 5. Alternatif Jawaban, Pernyataan dan Skor Angket Penelitian ... 103 Tabel 6. Tabel Indeks Pengukuran Variabel ... 104 Tabel 7. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien

Korelasi ... 108 Tabel 8. Pedoman Untuk Memberikan Penafsiran Koefisien Determinasi ... 109 Tabel 9. Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro ... 120 Tabel 10. Proses Mutasi Jabatan Yang Dilaksanakan Walikota Metro

Dengan Pertimbangan Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil ... 129 Tabel 11. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Lebih

Mengutamakan Pegawai yang Berprestasi dalam Melaksanakan

Promosi ... 130 Tabel 12. Mutasi Jabatan di yang telah dilaksanakan oleh Walikota Metro

Memberikan Kesempatan yang Sama Untuk Mendapatkan Promosi Tanpa Melihat Unsur Kedekatan Hubungan dengan

Atasan, Family atau Teman ... 131 Tabel 13. Mutasi Jabatan Lebih Berdasarkan Kepada Karakteristik Pribadi

Yang Mendapat Kesempatan Utama untuk Mendapatkan

Promosi ... 132 Tabel 14. Walikota Metro Berhak Menerapkan Sistem Demosi (Penurunan

Jabatan) dalam Mutasi Jabatan Struktural ... 133 Tabel 15. Walikota Metro Berhak Memberhentikan Pejabat dari Jabatannya


(54)

Tabel 16. Walikota Metro Berhak Melakukan Demosi Kepada Pejabat yang

Tidak Mampu Menyelesaikan Tugasnya dengan Baik ... 135 Tabel 17. Walikota Metro Secara Berkala telah Memberikan Sosialisasi

Tentang Mutasi Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah

Kota Metro ... 138 Tabel 18. Sosialisasi tentang Mutasi Jabatan yang Transparan Akan

Membuka Kesadaran para Pejabat terhadap Mutasi Jabatan ... 139 Tabel 19. Kebijakan Mutasi Jabatan Merupakan “Diskresi” (Hak Prerogratif

Walikota) dengan Memperhatikan Masukan Tim Baperjakat ... 140 Tabel 20. Mutasi Jabatan Merupakan Proses yang Wajar dalam Manajemen

Pemerintahan yang Tidak Perlu Ditakuti/Dikuatirkan ... 141 Tabel 21. Mutasi Jabatan Akan Memberikan Manfaat bagi Perkembangan

Karier Pejabat dan Pengembangan SDM ... 142 Tabel 22. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Dengan Menerima

Masukan-Masukan dari Bawahan Secara Berkala ... 143 Tabel 23. Mutasi Jabatan Struktural Dilakukan Terhadap Pejabat yang

Sudah Lebih dari Empat Tahun Menduduki Jabatannya Untuk

Penyegaran dan Peningkatan Pengalaman Kerja ... 147 Tabel 24. Pejabat Boleh Secara Terbuka Mengajukan Tugas dan Pekerjaan

Yang Sesuai dengan Kemampuannya ... 148 Tabel 25. Mutasi Jabatan Telah Dilakukan dengan Melibatkan Pihak Ketiga

Yang Independen untuk Memfasilitasi Fit and Proper Test ... 149 Tabel 26. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Memegang

Prinsip “The Right Man on The Right Place” Agar Pekerjaan Dapat

Dilakukan Secara Efektif dan Efisien ... 150 Tabel 27. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Menghindari Kejenuhan

Pejabat ... 151 Tabel 28. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Menambah Pengalaman Baru .... 152


(55)

Tabel 29. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Menambah Pengetahuan dan

Keterampilan Baru ... 153 Tabel 30. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Persiapan Menghadapi Tugas

Baru Terutama Karena Promosi ... 154 Tabel 31. Mutasi Jabatan Juga Bertujuan untuk Meningkatkan Persaingan

Yang Sehat ... 155 Tabel 32. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Meningkatkan Produktivitas

Pejabat ... 156 Tabel 33. Mutasi Jabatan Untuk Memberikan Rangsangan Agar Pegawai/

Pejabat Mau Berupaya Meningkatkan Karier Yang Lebih Tinggi .... 157 Tabel 34. Prestasi dan Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Tugas Sangat

Penting Sehingga Harus Diraih ... 159 Tabel 35. Perhatian Dari Pimpinan (Walikota) Membuat Bekerja dengan

Sungguh-sungguh ... 160 Tabel 36. Saya Sangat Bangga Bekerja Sebagai Pejabat di Lingkungan

Pemerintah Kota Metro oleh Karena Itu Saya Akan Memberikan

Pelayanan Terbaik Dalam Tugas Saya ... 161 Tabel 37. Insentif (Tunjangan) dan Pendapatan Sebagai Pejabat Di Kota

Metro Cukup Memuasakan Sehingga Memotivasi Memberikan

Pelayanan Yang Baik Dalam Tugas ... 162 Tabel 38. Aturan dan Administrasi Pemerintah Kota Metro Sudah Tertib

Dan Teratur Sehingga Menunjang Pemberian Layanan Yang Baik .. 163 Tabel 39. Hubungan Saya dengan Pimpinan (Walikota) Tidak Pernah

Terjadi Konflik Sehingga Memotivasi Saya Dalam Pelayanan

Dalam Tugas Semakin Baik ... 164 Tabel 40. Saya Bekerja Harus Berhasil Dengan Mengerahkan Seluruh

Kemampuan ... 165 Tabel 41. Pekerjaan Saya Sudah Sesuai dengan Keahlian dan Keterampilan


(56)

Tabel 42. Saya Membutuhkan Pengembangan Kemampuan dan Kemajuan

Dalam Pekerjaan Agar Responsivitas Dalam Bekerja ... 167 Tabel 43. Aturan dan Kebijakan Pimpinan (Walikota) Memudahkan

Pengembangan Diri dan Karier ... 168 Tabel 44. Tanggung Jawab Sangat Penting Sehingga Harus Diusahakan

Semaksimal Mungkin ... 169 Tabel 45. Agar Bekerja Maksimal Saya Membutuhkan Suasana Kerja Yang

Baik ... 170 Tabel 46. Kepercayaan dan Dorongan dari Pimpinan (Walikota) Membuat

Saya Ingin Secepatnya Menyelesaikan Pekerjaan ... 171 Tabel 47. Pekerjaan yang Menantang Membuat Saya Semangat Dalam

Bekerja ... 171 Tabel 48. Saya Senang Bekerja dalam Jabatan Karena Tugas Pekerjaan

Selalu Mengalami Kemajuan ... 172 Tabel 49. Penghasilan Saya Sudah Sesuai Dengan Pekerjaan dan Jerih

Payah ... 174 Tabel 50. Supervisi dan Pengawasan dari Pimpinan Sangat Baik ... 174 Tabel 51. Pelaksanaan Mutasi Jabatan yang Tidak Terlalu Sering

Dilaksanakan Walikota Membuat Saya Bisa Bekerja Dengan

Tenang ... 175 Tabel 52. Kondisi Lingkungan Kerja di Kota Metro Dapat Membangkitkan

Inspirasi Untuk Bekerja ... 176 Tabel 53. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana


(57)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. An Overview of The Perception Process ... 29 Gambar 2.2. Hubungan Persepsi dengan Tanggapan ... 32 Gambar 2.3. Bagan Persepsi ... 35 Gambar 2.4. Social Perception a Social Information Processing Model ... 36 Gambar 2.5. Kerangka Pikir ... 86 Gambar 4.1. Responden Menurut Lokasi Unit Kerja ... 125 Gambar 4.2. Responden Menurut Jenis Kelamin ... 126 Gambar 4.3. Responden Menurut Kelompok Usia ... 127 Gambar 4.4. Responden Menurut Jenis Ketenagaan ... 127 Gambar 4.5. Responden Menurut Masa Kerja ... 128 Gambar 4.6. Persepsi Responden Terhadap Aspek Transparansi ... 136 Gambar 4.7. Persepsi Responden Terhadap Aspek Ketertiban ... 145 Gambar 4.8. Persepsi Responden Terhadap Aspek Obyektivitas ... 158 Gambar 4.9. Kinerja Pejabat Struktural ... 177


(58)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural antara lain dimaksudkan untuk membina karier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Hal ini sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan seharusnya dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan.

Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai PNS. Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam jabatan struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan.

Eselon dan jenjang jabatan struktural telah diatur sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. Mekanisme pengangkatan pejabat pemerintah daerah diserahkan sepenuhnya kepada gubernur, walikota atau


(59)

2

bupati sebagai Kepala Daerah yang memiliki wewenang penuh dalam menunjuk dan mengangkat pejabat atau pembantunya.

Kewenangan penuh Kepala Daerah dalam pengangkatan pejabat struktural dapat terlihat dari pembentukan Tim Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) yang bertugas menginventarisasi pegawai yang memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan tertentu dan mengusulkan kepada Kepala Daerah. Posisinya sebagai Kepala Daerah berhak untuk menyetujui ataupun menolak usulan dari Tim Baperjakat.

Fenomena semacam ini seringkali menjadi diskresi terhadap kebijakan-kebijakan Kepala Daerah apabila menimbulkan kontradiksi atau polemik. Gubernur, Bupati atau Walikota memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur pegawai yang akan membantu pelaksanaan tugasnya, sekaligus berhak untuk memberhentikan pegawai yang dianggapnya kurang cakap atau kurang mendukung kebijakannya.

Makna diskresi menurut Gayus Lumbuun, sebagai berikut:

“adalah kebijakan dari pejabat yang intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan yang melanggar UU, dengan tiga syarat. Yakni, demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.”

(http://www.kantorhukum-lhs.com/details_artikel_hukum.php?id=20) Dalam pasal 1 ayat (5) Rancangan Undang Undang Administrasi Pemerintahan (RUU AP) ditegaskan, diskresi merupakan kewenangan pejabat administrasi pemerintahan yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah dengan memperhatikan batas-batas hukum yang berlaku, asas-asas umum pemerintahan yang baik dan norma-norma yang


(60)

3

berkembang di masyarakat. Dengan kata lain diskresi merupakan keputusan pejabat administrasi pemerintahan yang bersifat khusus, bertanggungjawab dan tidak melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik demi kepentingan umum.

Publik atau pihak legislatif tidak memiliki kewenangan untuk ikut campur ataupun protes terhadap kebijakan mutasi yang dilakukan Kepala Daerah. Walaupun kemudian muncul pihak-pihak yang mengkritisi atau mempertanyakan keputusan mutasi yang dilakukan, Kepala Daerah memiliki hak untuk memberikan jawaban dan pertimbangan atas kebijakan yang telah dilaksanakannya.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 100 tahun 2000 yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 disebutkan bahwa:

Kepala Daerah sebagai pejabat pembina kepegawaian di daerah memiliki wewenang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam jabatan struktural. Kepala Daerah dalam melaksanakan kebijakan mutasi pejabat struktural memiliki kewenangan penuh untuk menentukan pegawai yang dianggap pantas untuk menduduki suatu jabatan tertentu dengan pertimbangan-pertimbangan khusus ataupun sesuai dengan masukan Tim Baperjakat.

Kewenangan Kepala Daerah ini merupakan kekuatan hukum untuk mempertahankan kebijakannya dengan asumsi diskresi sebagai perwujudan haknya sebagai Kepala Daerah. Sehingga bila muncul polemik atas mutasi pejabat struktural, Kepala Daerah tidak bisa diintervensi oleh pihak-pihak tertentu.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2009).Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Amanda. (2010). Pedoman Manajemen Pegawai Negeri Sipil Group A (Pembinaan Karir).Jakarta: Yayasan Purbaka BKN.

Ardiansyah, Dani. (2008). Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks.

Arikunto, Suharsimi. (2002).Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azhar, Prabo. (2000).Metodologi Penelitian.Jakarta: Romara Rosdakarya.

AS, Moenir. (1987).Pendekatan Manusiawi dan Organisasi TerhadapPembinaan Kepegawaian.Jakarta: Gunung Agung.

Basrowi. (2010).Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Kediri: Jenggala Pustaka Utama.

Desler. (2010). Human Resource Management 12E. Prentice Hall: Pearson Education.

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara.

Gomes, Faustino Cardoso. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Gouzali, Saydam. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.

Hadi, Sutrisno. (1986). Metodologi Research. Jilid 1,2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.


(2)

Hasibuan, Malayu. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Heller, Robert. (2005). Essential Managers:communicate Clearly. Jakarta: Dian Rakyat.

Indrawijaya, Adam. (1989).Perilaku Organisasi.Bandung: Sinar Baru.

Kreitner, Robert & Kinicki. (1995). Organizational Behavior. Richard D. Irwin, Inc.

Mardalis. (2008).Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Mar’at. (1982).Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mathis & Jackson. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 10. Jakarta: Salemba Empat.

Moekijat. (2008).Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju.

Muhammad, Fadel. (2008). Reinventing Local Government: Pengalaman Dari Daerah. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Nitisemito, Alex S. (1982).Manajemen Personalia.Jakarta: Sasmita Bros.

Pareek, Udai. (1984).Perilaku Organisasi, Cetakan Kedua.Bandung: PT. Rosda Karya.

Pearce II & Robinson. (2008).Manajemen Strategik Jilid 1. Jakarta: Karisma.

Rivai, Veithzal. (2008). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Edisi Kedua). Jakarta: Rajawali Pers.

Ridwan. (2003). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Robert L. Mathis and John H. Jackson. (2000). Human Resource Management. New York: South-Western College Publishing.


(3)

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Psikologi Sosial-Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.Jakarta: Balai Pustaka.

Sastrohadiwiryo, B Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia-Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Sedarmayanti. (2010). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. (2001).Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Sekaran, Uma. (1992). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition. New York: John Wiley& Sons, Inc.

Severin, Werner J & Tankard, James W Jr. (2005). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media. Sevilla, Consuelo G. (2006).Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Pers.

Siagian, P Sondang. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3). Yogyakarta: STIE YKPN.

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. (1989). Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Siswanto, Bedjo. (1998).Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru. Sobur, Alex. (2003).Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugianto, Mikael. (2010).Seri Belajar Cepat SPSS 18. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2008).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.


(4)

Suharto, Edi. (2005). Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktiks Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, Suryana. (2001). Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Thoha, Miftah. (2008). Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group.

Wahab, Solichin Abdul. (2001). Analisis Kebijaksanaan, dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo. (1994).Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wexley, Kenneth & A. Yukl, Gary. (1992). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia.Penerjemah Muh. Shobaruddin. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Winardi. (2002).Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wursanto. (1989).Manajemen Kepegawaian 2. Jakarta: Kanisius.

Wahjosumidjo. (1994).Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur, dan Kotamadya Dati II Metro.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok


(5)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.

Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 07 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro.

Rancangan Peraturan:

Rancangan Undang Undang Administrasi Pemerintahan (RUU AP).

Lain-lain:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro Tahun 2005-2010.


(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro Tahun 2010-2015.

Jurnal:

Jurnal Penelitian. Handi Mulyaningsih. Tahun 2008. Layanan Dasar Pendidikan Bagi Warga Miskin Di Kota Metro.

Media:

www.bkn.go.id www.indonesia.go.id www.jpnn.com

www.kantorhukum-lhs.com www.lampungpost.com www.metrokota.go.id lampung.tribunnews.com www.wikipedia.org