Kain Sutera KUALITAS HASIL PEMBUATAN MOTIF ABSTRAK PADA KAIN SUTERA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENYEMPROTAN UNTUK BLUS.

terbentuk dengan sendirinya atau atas keinginan penciptanya Didik Riyanto, 1995: 33. Dalam buku Seni Kerajinan Batik Indonesia motif disebut juga corak atau pola yaitu kerangka gambar yang mewujudkan subyek secara keseluruhan Bambang Moyoretno dkk, 2005:3. Motif merupakan keutuhan dari subyek gambar yang menghiasi kain biasanya motif diulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kainRiyanto, 1997:15. Menurut Kenneth F.bates dalam buku Katalog Batik Indonesia, 1997:15 mengungkapkan bahwa yang membentuk motif secara fisik ialah unsur Spot berupa goresan, warna, tekstur dalam sebuah kesatuan kemudian motif tersebut diduplikasikan atau diberi variasi dengan perulangan untuk membentuk pola atau field. Pembuatan motif abstrak pada kain ini dalam pelaksanaannya pencipta lebih bebas berkreasi tidak menurut aturan- aturan yang telah ada dan tidak tergantung oleh alat atau bahan-bahan yang sudah biasa digunakan karena proses pembuatan motif abstrak banyak ragamnya, mengingat sipencipta bebas berkreasi dan berekspresi. Berdasarkan macam-macam motif diatas penelitian ini menggunakan motif abstrak karena pembuatan motif ini terbentuk dengan sendirinya atau atas keinginan sipenciptanya sehingga pembuat motif dapat menemukan atau menciptakan motif dan membuat efek warna baru Satu bahan dapat dibuat berbagai macam variasi motif untuk mendapatkan motif baru yang berbeda.

2.2 Kain Sutera

Kain Sutera ialah kain yang terbuat dari serat alam yang berbentuk filamen, filamen adalah untaian benang panjang berkesinambungan yang diuraikan dari kepompong ulat sutera, filamen sutera berasal dari serat kepompong ulat sutera Goet poespo, 2005:9, kain sutera merupakan jenis tenunan dari serat alam yang berbentuk filamen yang berasal dari kepompong ulat sutera. Bahan baku pembuatan kain sutera berasal dari kepompong Kokon ulat sutera Proses pembuatan dan pemintalanya adalah sebagai berikut: 1. Kupu-kupu sutera bertelur. 2. Telur menetas menjadi jentik-jentik larva 3. Ulat sutera dapat hidup selama kurang lebih 28 hari dengan memakan daun- daun murbei. 4. Ulat sutera yang sudah siap memintal kokon dinamakan pupa, melekatkan diri pada ranting dan mulai memintal jala atau jerami keras kurang lebih 3 hari . Dalam tubuh ulat sutera terdapat 2 kelenjar sutera. Filamen diteteskan melalui dua lubang mulut yang sangat kecil, berupa zat sutera yang disebut fibrion yang mengeras bila terkena udara. 5. Selanjutnya filamen dibalut dengan bahan baku sejenis getah Gum yang melindungi serat yang disebut serisin. Biasanya tidak dihilangkan samoai tenunan selesai dikerjalan, bila serisin sudah dibuang bahan menjadi lebih lembut, berkilau dan nyaman dipakai. 6. Kepompong kemudian dimatikan dengan uap panas. Untuk melunakkan, getah kokon ditempatkan dalam tangki air panas, kemudian disikat untuk mendapatkan ujung filamen yang berkesinambungan. 7. Filamen dipintal pada gulungan. Dari 5-10 kokon dapat dipergunakan untuk membentuk satu serat sutera. Getah yang melunak akan mengeras kembali disekitar benangnya. Sumber: Goet Poespo, 2005:16-17

2.2.1 Karakteristik Kain Sutera

1 Berbunyi gemerisik bila bergesekan dengan kain lain. 2 Memiliki kilau yang tinggi karena penampang melintang serat sutera berbentuk segitiga sehingga dapat memantulkan sinar yang baik. 3 Kain sutera sangat ringan dan filamen sutera cukup kuat. 4 Serat sutera sangat higroskopis, dapat menyerap kelembapan 11 MR hal ini membuat kain sutera nyaman dan terasa dingin bila dipakai, serta dapat menyerap keringat. 5 Sutera memiliki kandungan listrik statis yang tinggi, bila bergesekan kulit atau sesama kain, timbul listrik yang menarik bulu-bulu, kotoran-kotoran dan melekatkan kain. 6 Sutera kuat, bersifat mulur dalam penarikan dengan elastic recovery rendah, kekuatanya bertambah 75-85 dalam keadaan basah. 7 Sutera mudah kusut namun kekusutan muda dilicinkan kembali dengan penyetrikaan. 8 Serat sutera kurang tahan panas penyetrikaan dimana sutera dapat berubah warna kekuning-kuningan dan penyetrikaan harus menggunakan pelapis. 9 Penyinaran dibawah matahari langsung dapat mengubah warna sutera menjadi kekuning - kuningan. 10 Serat sutera tahan jamur dan bakteri tetapi dapat diserang oleh serangga, kutu- kutuan, kain akan berlubang-lubang bila disimpan lama tanpa perlindungan anti serangga. 11 Kain sutera bersifat amfoter, artinya tidak tahan alkali dan asam. 12 Bila dibakar serat sutera berbau rambut terbakar, menyala dalam api, meninggalkan sisa bakar berupa abu hitam mengkilap dan halus Rodia Syamwil 2002 : 15-16.

2.2.2 Serat Sutera

Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptera. Komposisi serat sutera mentah adalah sebagai berikut : a. Fibroin……………………………….76 b. Serisin……………………………….22 c. Lilin…………………………………1,5 d. Garam - garam mineral……………..0,5 Fibroin dan serisin kedua-duanya adalah protein yang tidak mengandung belerang Bambang Moyoretno dkk, 2005:4 Kerusakan Serat Sutera : Serat sutera dapat rusak karena pengaruh asam, alkali, oksidasi dan sinar. Kerusakan sutera dapat terjadi pada jembatan garam, pemecahan rantai karena alkali, pemutusan rantai karena oksidasi dan sinar. Kerusakan pada jembatan garam, hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh asam, menghasilkan kenaikan penggelembungan dalam alkali Bambang Moyoretno dkk, 2005:5. a. Pemecahan rantai molekul karena serangga alkali b. Pemutusan rantai karena oksidasi dan pengaruh sinar matahari. Bambang Moyoretno dkk, 2005:5 Analisa Untuk Mengetahui Kerusakan Serat : a. Kadar nitrogen, dalam sutera murni mengandung kira-kira 18,4 nitrogen. b. Penodaan untuk membedakan serisin dan fibroin. c. Pengujian fuiditas, untuk mengetahui pemutusan rantai molekul. Sumber: Pengetahuan Proses Batik Sutera, 2005:1-2.

2.3 Teknik Penyemprotan