TINJAUAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK JASA AL-MURABAHAH PADA PT BPRS BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
TINJAUAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK JASA
AL-MURABAHAH PADA PT BPRS BANDAR LAMPUNG
Oleh :
IMAM FAUZI
PT BPRS Bandar Lampung merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang
menjalankan usaha berdasarkan prinsip Syariah yaitu prinsip bagi hasil pada produk
simpanan dan pembiayaan terutama produk Al-Murabahah.
Jumlah nasabah pembiayaan bermasalah produk Al-Murabahah pada PT BPRS Bandar
Lampung sebanyak 14 nasabah pada bulan Oktober dan November, sedangkan pada
bulan Desember mengalami kenaikan menjadi 18 nasabah. Semakin besar pembiayaan
bermasalah yang terjadi, maka semakin besar pula resiko kerugian yang akan dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikemukakan adalah bagaimana PT
BPRS Bandar Lampung dalam menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah pada
Imam Fauzi
produk Al-Murabahah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelesaian
pembiayaan produk jasa Al-Murabahah yang diterapkan PT BPRS Bandar Lampung.
Kondisi pembiayaan bermasalah produk jasa Al-Murabahah PT BPRS Bandar
Lampung yang tercermin pada tingkat hasil non performing loan (NPL) selama periode
Oktober sampai Desember tahun 2012 mengalami kenaikan pembiayaan bermasalah.
Penyebab pembiayaan bermasalah produk jasa Al-Murabahah PT BPRS Bandar
Lampung karena faktor internal dan eksternal. Penyelesaian pembiayaan bermasalah
produk jasa Al-Murabahah yang dilakukan PT BPRS Bandar Lampung yaitu apabila
kurang teliti dalam menganalisis, bank menggunakan prinsip 3 R yaitu rescheduling,
reconditioning, dan restructuring. berdasarkan ketiga prinsip tersebut, maka prinsip
rescheduling yang lebih efektif karena sekitar 50% nasabah dapat memenuhi
kewajibannya. Apabila usaha debitor yang dibiayai bangkrut, bank melakukan dua
pendekatan terhadap debitor menggunakan jaminannya yaitu: secara sukarela dan paksa.
Saran yang penulis berikan adalah dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan
rescheduling lebih efektif dan sebaiknya PT BPRS Bandar Lampung selalu
menerapkannya agar tidak terjadi pembiayan pembiayan serta monitoring pembiayaan
angsuran dilakukan secara teliti.
TINJAUAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK JASA
AL-MURABAHAH PADA PT BPRS BANDAR LAMPUNG
(Laporan Akhir)
Oleh
IMAM FAUZI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Struktur Organisasi PT BPRS Bandar Lampung ..................................
36
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................
I.
II.
i
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2
Permasalahan ......................................................................................
3
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................
3
1.4
Metode Penelitian ...............................................................................
4
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank ..................................................................................
5
2.2
Jenis-Jenis Bank ..................................................................................
5
2.3
Pengertian Syariah ..............................................................................
12
2.4
Dasar Hukum ......................................................................................
13
2.5
Produk-Produk Bank Syariah .............................................................
14
2.6
Perbandingan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional ........
19
2.7
Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah ........................................
21
2.8
Sistem Pembiayaan Bank Syariah ......................................................
22
2.9
Pembiayaan Bermasalah .....................................................................
24
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1
Sejarah Singkat ...................................................................................
26
3.2
Struktur Organisasi .............................................................................
33
3.3
Tugas dan Tanggungjawab Unsur-Unsur Pokok Organisasi .............
36
3.4
Kegiatan Operasional .........................................................................
44
IV. PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung .......................................................
4.2
Penyebab Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung........................................................
4.3
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung .......................................................
V.
47
49
52
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan .............................................................................................
54
5.2
Saran ...................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Jumlah Nasabah Pembiayaan Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat Kolektibilitas
selama Periode Oktober-Desember 2012 .................................................
2
Tabel 2
Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvenvional .............................
20
Tabel 3
Perbedaan antara Metode Bagi Hasil dengan Metode Bunga ..................
21
Tabel 4
Jumlah Pembiayaan Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung yang diberikan selama periode
Oktober – Desember Tahun 2012 (Dalam Rupiah) ................................
47
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin...
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan
nikmat dan karunianya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir ini yang berjudul “Tinjauan Pembiayaan Bermasalah Produk Jasa
Murabahah Pada PT BPRS Bandar Lampung” yang merupakan salah satu syarat
mencapai gelar ahli madya (A.Md.) keuangan perbankan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini terselesaikan tidak terlepas dari bantuan,
motivasi dan dukungan berbagai pihak, terutama dari Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL). Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga laporan akhir
ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
4. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen.
5. Ibu Roslina, S.E., M.Si., selaku Ketua Program D3 Keuangan dan Perbankan.
6. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan
Ketua Penguji laporan penulis.
7. Ibu Erni Hendrawati, S.E., M.si., selaku Pembimbing Akademik.
8. Bapak Syatibi,Ch,S.E selaku penguji utama laporan akhir penulis
9. Seluruh dosen dan karyawan D3 Keuangan dan Perbankan.
10. Bapak Ridwansyah, S.E., M.E.Sy., selaku Direktur Utama PT BPRS Bandar
Lampung yang telah memberikan kesempatan untuk dapr melaksanakan PKL.
11. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan
bimbingan beserta doanya.
12. Kakakku Mat Soleh, S.P., Heriyanto, S.P., Fitriatun dan Yus Anwar, A.Md.
yang selalu memotivasi dalam hidupku.
13. Seseorang teristimewa yang selalu menemani hari-hariku dan memberi semangat
dan inspirasi dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
14. Sahabat-sahabatku D3 Keuangan dan Perbankan (Umay, Chandra, Deki, emak
liony,mbk hella,mbk gia,mbh meda,heny,mbk fitri dan Imam Ridho) yang
memberikan dukungan dan menemani selama masa perkuliahan.
15. Keluarga besarku HMJ Manajemen dan CB Club Lampung.
16. Saudara-saudaraku kosan Pak Urip (Slamet, Ahmad, Tendy, Teguh, Laurent,
Probo, dan bang Judika), terima kasih atas kebersamannya selama ini.
17. Seluruh teman-teman D3 Keuangan Perbankan 2010.
18. Team Futsal keuangan perbankan 2010 atas kebersamaan dan kekompakan
selama ini.
19. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan saru per satu, terima kasih atas
semua dukungan yang diberikan
20. Almamaterku tercinta.
Bandar Lampung,
Penulis,
Imam Fauzi
2013
MOTTO
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan
semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai
pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti
pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai
cinta.
( Khalil Gibran )
Nilai dari seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul
tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
( Khalil Gibran )
Ikhlas dalam menjalani pekerjaan dan bersabar dalam
menghadapi cobaan dan yakin bahwa usaha kita akan sampai
pada waktunya.
( Imam Fauzi )
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tugas akhirku ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta Mat Iskak dan Sumiati, yang dalam sembah
sujudnya selalu ikhlas mendoakan keberhasilanku.
2. Kakakku Mat Soleh, S.P., Heriyanto, S.P., Fitriatun dan Yus Anwar, A.Md.
yang selalu memotivasi dalam hidupku.
3. Seseorang yang selalu setia menemani hari-hariku yang memberi motivasi dan
dukungannya hingga dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
4. Seluruh keluarga besar dan para sahabat yang setia memberi doa dan
bantuannya.
5. Almamaterku tercinta.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoasri pada tanggal 2 Agustus 1992, merupakan anak kelima
dari lima bersaudara dari pasangan Mat Iskak dan Sumiati.
Penulis menempuh jenjang pendidikan:
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Sidoasri, Lampung Selatan, diselesaikan pada tahun
2004.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Candipuro, Lampung Selatan.
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda, Lampung Selatan
Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Program Studi DIII Keuangan perbankan Universitas Lampung.
Kemudian pada tahun 2013, penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama
dua bulan pada PT BPRS Bandar Lampung dan menyelesaikan Laporan Akhir sebagai
syarat kelulusan.
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai kedudukan dan peranan
penting sebagai penggerak ekonomi masyarakat,sebagai penghimpun dana, penyalur
dana dan sebagai pemberi berbagai jasa seperti jasa transaksi, jasa pelayanan, serta jasa
bank lainnya yang dibutuhkan oleh dunia usaha.
Dual Banking System telah berlaku di indonesia sejak tahun 1992.Sistem ini meliputi :
Bank konvensional (base on interest/interest banking sytem) dan Bank Syariah/Bagi
Hasil (base on profit sharing). Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah
keuntungan yang diperoleh selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan
dengan bunga pinjaman atu kredit yang disalurkan, sedangkan Bank berdasarkan prinsip
Syariah adalah keuntungan yang di peroleh bukan dari bunga, tetapi keuntungan yang
diperoleh menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya yang sesuai dengan
tuntunan syaiah islam.
Bank syariah dalam kegiatan nya mungumpulkan dana dari pihak ketiga sesuai dengan
fungsi intermediary, maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk
pembiayaan.pembiayaan merupakan fungsi bank dalam menjalankan fungsi penggunaan
2
dana. Pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan oleh bank diharapkan dapat
memperoleh hasil.
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak mengembirakan bagi pihak
bank adalah apabila pembiayaan yang diberikan teryata menjadi pembiayaan
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan kegagalan
pihak debitor memnuhi
kewajibannya untuk membnayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta margin
yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian pebiayaan.
Tabel 1 : Jumlah Nasabah Pembiayaan Produk Al-Murabahah Pada
PT BPRS Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat Kolektibilitas
selama Periode Oktober-Desember 2012.
NO
Periode Oktber-Desember 2012
Kategori Kolektabilitas
Oktober
November
Desember
820
816
807
1
Lancar
2
Kurang Lancar
2
3
5
3
Diragukan
0
1
1
4
Macet
12
11
12
Jumlah
834
831
825
Sumber : PT BPRS Bandar Lampung, 2012
Berdasarkan tabel 1, jumlah nasabah pembiayaan produk al-murabahah yang tergolong
lancar untuk bulan Oktober yaitu 834 nasabah. Sedangkan untuk bulan November 831
nasabah dan untuk bulan Desember 825 nasabah. Berdasarkan tabel 1 banyaknya
jumlah nasabah pembiayaan Al-Murabahah tersebut mengakibatkan non perfoming loan
3
(NPL) atau pembiayaan bermasalah. Semakin besar pembiayaan bermasalah yang
terjadi,makasemakin besar pula resiko kerugian yang akan dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik mengambil judul :
“Tinjauan Pembiayaan Bermasalah Produk jasa Al-Murabahah Pada PT BPRS
Bandar Lampung”
1.2
Permasalahan
Pembiayaan yang diberikan tidak semua berjalan dengan lancar,sebagian akan menjadi
kurang lancar,diragukan,dan bahkan macet.penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
adalah kurang telitinya pihak analis,usaha yang dibiayai bangkrut, dan kemampuan
membayar tidak ada.
Pembiayaan bermasalah memerlukan perhatian yang khusus dan penanganan yang
efektif dari PT BPRS Bandar Lampung berdasarkan hal-hal tersebut, maka
permasalahan yangdapat dikemukakan adalah bagimana PT BPRS Bandar Lampung
dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah produk Al-Murabahah.
1.3
Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahuai penyelesaian pembiayaan bermasalah
produk Al-Murabahah yang di terapkan dsi PT BPRS BANDAR LAMPUNG.
4
1.4
Metode Penelitian
Dalam Penulisan laporan akhir ini,penulis menggunakan metode dalam mengumpulkan
data yaitu :
a.
Study lapangan, yang terdiri dari :
1.
Observasi
Yaitu pengumpulan data langsung dengan langsung mendatangi objek
penelitian yaitu PT BPRS
Bandar Lampung.Data tersebut diperoleh pada
waktu penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) pada kantor PT BPRS
Bandar Lampung selama 2 bulan,yaitu sejak tanggal 05 Febuari sampai dengan
05 Maret 2013.
2.
Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan pihak bank, staf pimpinan, karyawan, karyawati. PT
BPRS Bandar Lampung
3.
Pencatatan
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dari dokumen.
b.
Studi kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan cara menggunakan buku-buku literature yang
berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.
II. LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank
Bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimanayang diubah
dengan UU No 10 tahun 1998 pasal 1 (ayat 1 dan 2) :
a.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha,serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya
b.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
2.2
Jenis-Jenis Bank
2.2.1 Dilihat dari Segi Fungsinya
1.
Bank sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia,yang didirikan pada tahun 1953
dengan Undung-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11 tahun 1953. Undang-Undang ini
mencabut undang-undang tanggal 31 Maret 1922 (staatsbad 1992 No.181) tentang
pemberlakuan mata uang gulden sebagai alat pembayaran yang sah di Hindia Belanda,
6
dan De Javasche Bankwet 1992 (staatsbad No.180).Dasar hukum nasionalisasinya
adalah
Undang-Undang
No.24
tahun
1951.
Selanjutnya,undang-undang
itu
disempurnakan dengan undang-undang No.13 tahun 1968 dan terakhir dengan UndangUndang no.23 tahun 1999 tentang Bank Senteral.
Pengertian Bank Indonesia menurut Undang-Undang No.23 tahun 1999 pasal 4 adalah
sebagai berikut :
a.
Bank Indonesia adalah Bank Senteral Republik Indonesia
b.
Bank Indonesia adalah ;embaga keuangan negara yang independent, bebas dari
campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya,kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang ini
c.
Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini
Fungsi Bank Indonesia disamping dari bank senteral adalah
a.
Bank Sirkulasi
Fungsi Bank Indonesia sebagai Bank sirkulasi adalah mengatur peredaran uang
suatu negara.
b.
Bank To Bank
Fungsi Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah mengatur perbankan di suatu
negara.
c.
Lender Of The Last Resort
Fungsi Bank Indonesia sebagai lender ofvthe last resort adalah sebagai tempat
peminjaman yang terakhir menurut undang – undang No.23 tahun 1999 pasal 7,
7
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.sedangkan menurut pasal 8,tugas bank indonesia adalah sebagai berikut:
2.
a.
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b.
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c.
mengatur dan mengawasi bank
Bank Umum
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3,Bank Umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prisio Syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran
3.
Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Undangm-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 4, Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang melaksanakan kegiatannya usaha secara konvensional atau
berdasarkan prisip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.
2.2.2 Dilihat dari Segi Kepemilikan
1. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini
sepenuh nya demiliki oleh pemerintah indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank
ini dimiliki oleh pemerintah pula.contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia
8
disaat ini, antara lain:
a. Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c. Bank Tabungan Negara (BTN)
d. Bank Mandiri
2. Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.Hal ini dapat diketahui dari akte pendirian
didirikan oleh swasta sepenuhnya,begitu pula dengan pembagian keuntungannya
untuk keuntungan swasta pula.contoh bank milik swasta nasional :
a. Bank Central Asia
b. Bank Danamon
c. Bank Lippo
d. Bank Mega
e. Bank Niaga
3. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki
oleh Perusahaan yang berbadan hukum koperasi.contoh bank jenis ini adalah bank
umum Koperasi indonesia (Bank Bukopin).
9
4. Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar
negeri) di Indonesia.Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri atau pemerintah asing.contoh bank asia,antara lain.
1. Bank of America
2. Bank of Tokyo
3. City Bank
5. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak
yaitu dalam negeri dan luar negeri.artinya kepemilikan saham bank campuran
dimiliki oleh Pihak swasta nasional.komposisi kepemilikan saham secara mayoritas
dipegang oleh Warga negara indonesia.contoh bank campuran,antara lain
1. Bank Agris
2. Bank Capital Indonesia
3. Bank DBS Indonesia
4. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
2.2.3 Dilihat dari Segi Status
1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi
10
keluar negeri adalah transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri travelers cheque,
pembukaan dan pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi ke luar Negeri
lainnya.Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh bank Indonesia.
2. Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti
halnya bank devisa. Jadi, bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank
devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara (dalam
negeri).
2.2.4 Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa
Indonesia dimana asal mula bank indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya,
bank yang berdasarkan prisip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga,untuk produk simpanan seperti giro, tabungan
maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga
11
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.penentuan harga ini dikenal
dengan istilah spread based.
b. Untuk jasa – jasa bank lainnya,pihak perbanka konvensional menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.
Sistem penggenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)
Menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 13,prinsip Syariah adalah aturan
perjanjian Berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana/atau Pembiayaan kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya Yang dinyatakan sesuai
dengan syariah,
antara lain: pembiayaan
berdasarkan prinsip
bagi
hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prisip peyertaan modal (musyarakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh bank lain (ijarah wa iqtina).
Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip syariah dasar
hukumnya adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah
mengharamkan penggunaan harga pokoknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah, bunga adalah riba.
12
2.3
Pengertian Bank Syariah
Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuanketentuan Al-Qur’an dan Hadis.
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam maksudnya adalah
bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara
bermuamalat itu dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur
riba, untuk diisi dengan kegiatan –kegiatan investasi atas dasar bagai hasil dan
pembiayaan perdagangan atau praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman
rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang
oleh beliau.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
transaksinya sebagai berikut :
a. Efisiensi
Mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh
keuntungan sebesar mungkin.
b. Keadilan
Mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang
matang atas proporsi masukan dan keluarnya.
13
c. Kebersamaan
Mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling
meningkatkan produktivitas.
2.4
Dasar Hukum
Akomodasi peraturan perundang-undangan Indonesia terhadap ruang gerak perbankan
syariah terdapat pada beberapa peraturan perundang-undangan berikut ini :
a) Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7
tahun 1992 tentang Perbankan.
b) Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Sentral. Undang-undang ini
memberi peluang bagi BI untuk menerapkan kebijakan moneter berdasarkan prinsipprinsip syariah.
c) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/33/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank Umum dan Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR
tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
14
2.5
Produk-Produk Bank Syariah
2.5.1 Produk Penghimpunan Dana
1. Giro/Tabungan Al-Wadiah
Dana nasabah yang dititipkan di bank setiap saat, para nasabah berhak mengambil
dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank.
2. Tabungan Al-Mudharabah
Dana yang disimpan nasabah akan dikelola oleh bank untuk memperoleh
keuntungan.Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan
bersama.
3. Deposito Al-Mudharabah
Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah
ditentukan dengan cara membagi keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.
2.5.2 Produk Penyaluran Dana
1. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
a.
Pembiayaan Al-Mudharabah
Perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan
usaha tertentu dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
b.
Pembiayaan Al-Musyarakah
Perjanjian diantara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal
mereka pada suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan diantara
pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
15
2. Pembiayaan Berbasis Jual Beli
a.
Pembiayaan Al-Mudharabah (jual beli dengan keuntungan)
Perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank Syariah membeli
barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah
yang
bersangkutan
sebesar
harga
perolehan
ditambah
dengan
margin/keuntungan yang disepakati antara bank Syariah dan nasabah.
1) Rukun dan Syarat Pembiayaan Al-Murabahah
a.
Rukun : Penjual, Pembeli, Barang, Harga, Ijab, dan Qabul.
b.
Syarat
1.
Pihak yang Berakad
2.
a.
Mengerti Hukum
b.
Sukarela, tidak dalam keadaan dipaksa
Objek yang diperjualbelikan
a.
Tidak termasuk yang diharamkan
b.
Bermanfaat
c.
Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad
d.
Spesifikasi barang yang diserahkan penjual sesuai dengan yang
diterima pembeli
3.
Akad/sighat
a.
Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa yang
berakad
16
b.
Antara ijab qobul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi
c.
Tidak mengandung klausal yang bersifat menguntungkan keabsahan
transaksi pada hal/kejadian yang akan datang
d.
Tidak membatasi waktu
3. Landasan Hukum Pembiayaan Al-Murabahah
a. Hukum Positif
1. Undang-Undang
No.7
tahun
1992
tentang
perbankan
yang
telah
disempurnakan dengan undang-undang No.10 tahun 1998
2. Peraturan Bank Indonesia No.5/5/PBI/2003
3. Peraturan Bank Indonesia No.5/9/PBI/2003
b. Hukum Syariah
1.
Q.S An-Nisa’ ayat 29
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan ajanganlah kamu
membunuh diriku. Sungguh, Allah Maha Penyayang Kepadamu”
2.
Q.S Al-Maidah ayat 1
“Wahai orang-orang yang beriman tepatilah akad-akadmu”
3.
HR.Ibnu Majjah
Nabi Muhamad Saw., bersabda : “Sesungguhnya jual beli itu adalah saling
ridha”
17
4.
HR. An-Nasai
“Tidak ada seseorang yang berhutang dan Allah swt mengetahui bahwa ia
berusaha untuk membayarnya, maka Allah swt membayarkan hutangnya di
dunia”
4. Tujuan Pembiayaan Al-Murabahah
Memberikan pembiayaan untuk keperluan atau kebutuhan modal kerja, modal
investasi dan kebutuhan yang bersufat konsumtif.
a. Bank dapat membiayai keperluan modal kerja nasabahnya, misalnya untuk
membeli : Barang mentah, barang setengah jadi, barang jadi, stok dan persediaan,
suku cadang dan penggantian.
b. Bank dapat melakukan pula membiayai penjualan barang atau jasa yang dilakukan
oleh nasabahnya. Termasuk biaya produksi barang baik untuk pasar domestik
maupun ekspor. Pembiayaan meliputi : Biaya bahan mentah, tenaga kerja,
overheads cost, dan margin keuntungan.
5. Aspek Teknis
Dengan prinsip Murabahah, bank Syariah akan membeli barang atau jasa, lalu
menjualnya kepada nasabahnya dengan mengambil margin keuntungan. Bank
memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari, 60 hari, 90
hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.
18
6. Salam (jual beli dengan bersama)
Akad jual beli barang pesanan sesuai dengan spesifikasi barang yang diisyaratkan
antara pembeli (pihak bank) dan penjual (pihak nasabah) dengan pembayaran
dimuka dan pengiriman barang oleh penjual di belakang
7. Istishna (jual beli dengan pesanan)
Akad jual beli dengan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi barang yang
diisyaratkan antara pembeli (pihak bank) dan penjual sekaligus produsen barang
pesanan dengan pembayaran dimuka,cicilan atau ditangguh kan sampai jangka waktu
tertentu serta barang pesanan selesai dikerjakan kemudian dijual oleh pihak bank
kepada pemesan (pihak nasabah)
8. Pembayaran Berbasis Sewa
a. Pembiayaan Ijarah (sewa murni)
Pembiayaan barang modal berdasarkan prisip sewa murni tanpa pilihan atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain
b. Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamli'
Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni dengan adaanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain pada saat pembiayaan tersebut selesai
19
c. Pembiayaan Non Benefit (Al-Qardhul Hasan)
Merupakan penyediaan dana yang tidak mensyaratkan adanya imbalan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan untuk jangka waktu tertentu antara
peminjam (pihak nasabah) dan pemberi pinjaman (pihak bank)
2.6
Perbandingan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
2.6.1 Persamaan
Persamaan atara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada salah satu
tujuannya dalam mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam lalu lintas
uang.Persamaan lainnya adalah dalam persaingan antar bank.Tanpa memandang bank
syariah atau konvensiaonal,masyarakat cenderung memilih bank dengan pelayanan
yang paling baik.Pada akhirnya,bank yang terbaik dalam memberikan pelayanan yang
akan memenagkan persaingan.
20
2.6.2 Perbedaan
Secara umum, perbedaan antar bank syariah dengan konvensional adalah sebagai
berikut:
Tabel 2 : Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvenvional
BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
1. Melakukan investasi-investasi yang 1. Investasi yang halal dan haram
halal saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,jual beli
atau sewa
3. Profit falah oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa dewan
pengawas syariah
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk debitur-debitur
5. Tidak terdapat dewan sejenis
21
Tabel 3 : Perbedaan antara Metode Bagi Hasil dengan Metode Bunga
METODE BAGI HASIL
METODE BUNGA
1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman
pada
kemungkinan
untung dan rugi
2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
3. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan
proyek
yang
dijalankan.bila usaha merugi,kerugian
akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak
4. Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi harus selalu
untung
2. Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah
uang
(modal)
yang
dipinjamkan
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
meneingkat
sekalipun
jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “boooming”
5. Tidak ada yang meragukan keabsahan 5. Eksistensi bunga diragukan (kalau
bagi hasil
tidak
kecam)
oleh
semua
agama,termasuk islam
2.7
Keungulan dan Kelemahan Bank Syariah
2.7.1 Keunggulan
Karnaen
dan
Atonio
mengungkapkan
keunggulan
bank
syariah,antar
lain
sebagai berikut :
1. Kuatnya ikatan emosional keagamaan antara pemegang saham.pengelola,dan
nasabah sehinnga ada rasa kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan
pembagian keuntungan secara jujur dan adil
2. Usaha dilakukan dengan sebaik-baiknya sebagai pengalaman ajaran agama
22
3.
Fasilitas pembiayaan tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban
membayar bunga secara tetap
4.
Metode bagi hasil tidak mengenal diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan
kemampuan ekonomi,sehinnga aksibilitas bank syariah sangat luas
5.
Persaingan antar bank berlaku secara wajar yang ditentukan keberhasilan dalam
membina nasabah dengan profesionalisme dan pelayanan terbaik
2.7.2 Kelemahan
1. Terlalu bereprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua
orang yang terlibat jujur dan dapat diperchaya,sehingga rawan terhadap itikad
buruk
2. Produk-produk bank syariah belum bisa mengkomondasi kebutuhan masyarakat dan
kurang kompetitif,karena manajemen bank syariah cenderung mengadopsi produk
perbankan konvensional yang’diisyaratkan’ dengan variasi produk yang terbatas.
3. Pemahaman masyarakat yang kurang tepat terhadap kegiatan operasional bank
syariah
4. Jarinagn kantor bank syariah yang belum luas
5. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian mengenai bank syariah masih sedikit
2.8
Sistem Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Undang-Undang no.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 12, pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
23
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembaliakn uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut sifat
penggunanya,pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagi berikut :
1.
Pembiayaan Produktif
Pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti
luas, yaitu untuk peningkatan usaha,baik secara produksi, perdagangan maupun
invesatasi.
Pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal dilihat dari segi
keperluanya,yaitu :
a.
Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan :
1. Peningkatan produksi,baik secara kualitatif,yaitu peningkatan kualitas atau
mutu hasil produksi
2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan tempat usaha dari suatu
barang
b.
Pembiayaan Investasi
Pembiyaan untuk memenuhi kebetuhan barang-barang modul (capital
goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu
24
2.
Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan
yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi,yang
akan habis digunakan untuk memnuhi kebutuhan.
2.9
Pembiayaan Bermasalah
Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok atau
margin
pembiayaan oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Kategori kolektibilitas pembiayaan berdasarkan ketentuan yang dibuat bank
indonesia,sebagai berikut :
1.
Lancar
Merupakan pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian
pokok pinjaman dana pembayaran margin
2.
Kurang lancar
Merupakan pembiayaan
yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang
diperjanjikan
3.
Diragukan
Merupakan pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan selama 6 bulan dari waktu yang
diperjanjikan
25
4.
Macet
Merupakan pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak tahun tempo
menurut jadwal yang telah diperjanjikan
Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) adalah pembiayaan yang
kategori kolektibilatasnya masuk dalam kriteria kurang lancar, diragukan, macet.
Penilaian dari kualitas pembiayaan bagi bank dan lembaga pembiayaan menurut standar
bank indonesia adalah sebagi berikut :
1. Nilai NPL Kurang dari 5 dikategorikan sehat
2. Nilai NPL lebih dari 5 namun kurang dari 6,5 dikategorikan cukup sehat
3. Nilai NPL lebih dari 6,5 namun kurang dari 10,5 dikategorikan kurang sehat
4. Nilai NPL lebih dari 10,5 dikategorikan tidak sehat
III. METODOLOGI PENULISAN
3.1 Objek
Lokasi tempat penulis melakukan praktek kerja lapangan adalah PT.BPRS Bandar
Lampung yang terletak dijalan Pangeran Antasari No.149, Penulis melakukan PKL
selama dua bulan terhitung dari tanggal 5 Februari 2013 sampai dengan 4 April 2013.
3.1.1
Sejarah Singkat
PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bandar Lampung atau disingkat BPRS Bandar
Lampung adalah lembaga keuangan adalah lembaga keungan perbankan pertama
berbadan hukum perseroan terbatas yang melaksanakan kegiatan operasional
berdasarkan prisip syariah islam.
Pemrakarsa pendirian Bank Syariah Bandar Lampung adalah Bapak poedjono Gubernur
Lampung saat itu ,bersama pejabat teras dilingkungan pemerintah propinsi lampung
dengan modal dasar saat itu sebesar Rp.500 juta yang beralamat di kecamatan natarlampung selatan.
Sejak berdiri pada tahun 1996 perkembangan usahanya mengalami pasang surut pada
tahun 2006 bank tersebut mulai mengalami masalah hingga penurunan kinerja yang
dikarenakan banyaknya pembiayaan bermasalah (NPF) dan manajemen pengelola bank
27
yang kurang profesional. Sejak itulah bank mengalami bank mengalami masalah yang
cukup besar yaitu mulai kekurangan modal (CAR) dan kesulitan likuiditas yang
berakibat bank ini menjadi bank dalam pengawasan khusus (DPK) oleh Bank Indonesia.
Pada tahun 2006 pemerintah kota bandar lampung mempunyai rencana unruk
mendirikan BPR Syariah (Bank syariah) dengan membentuk tim pendiri bank syariah
yang berkerjasama dengan konsultan dari fakultas ekonomi unila dalam melakukan
kajian tentang kelayakan pendirian Bank Syariah Kota Bandar Lampung.dari hasil
kajian tersebut dinyatakan bahwa Pemda Kota Bandar Lampung sudah layak untuk
mendirikan BPR Syariah.
Adapun kesimpulan dari hasilirian kajian tentang kelayakan pendirian bank syariah
merekomendasikan sebagai berikut:
1.
Bank Pasar Kota Bandar Lampung dikonversi mennjadi Bank Pasar Syariah.
2.
Menambah divisi Syariah pada Bank Pasar Kota Bandar Lampung, atau
3.
Mendirikan bank baru yaitu Bank Pasar Kota Bandar Lampung.
Setelah melalui beberapa tahapan proses tentang pendirian Bank Syariah maka
selanjutnya rencana pendirian bank syariah tersebut direalisasikan dengan cara akuisisi,
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 18 Tahun 2008 tanggal 15
September 2008 tentang Pembentukan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Kota Bandar
Lampung dan dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan Walikota Bandar Lampung
Nomor 91 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Penyertaan Modal Pemerintah
Kota Bandar Lampung pada PT BPRS Sakai Sambayan sebesar Rp.2.957.000.000,-.
28
Pelaksanaan penyertaan modal Pemda Kota Bandar Lampung di BPRS Sakai Sakai
Sambayan dilakukan melalui RUPS Luar Biasa BPRS Sakai Sambayan sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris Bambang Abiyono, SH. No. 20 tanggal 5 Desember 2008
tentang Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa BPRS Sakai Sambayan yang telah
mendapat pengesahan Menkum dan HAM RI pada tanggal 04 Nopember 2009. Maka
dengan penyertaan modal Pemda Kota Bandar Lampung sebesar Rp.2.957.000.000,dari total modal setor seluruh pemegang saham BPRS Sakai Sambayan sebesar
Rp.5.000.000.000,- setelah akuisisi dihasilkan nilai saham milik Pemda Kota Bandar
Lampung menjadi sebesar Rp.3.978.500.000,- atau 79,57%.
Pada Keputusan RUPS Luar Biasa tersebut di atas juga disetujui antara lain:
a.
Menambah Modal Dasar Perseroan dari Rp. 5 Milyar menjadi Rp. 10 Milyar.
b.
Mengganti nama BPRS Sakai Sambayan menjadi BPRS Bandar Lampung.
c.
Melakukan Relokasi kantor dari Kecamatan Natar Lampung Selatan ke Wilayah
Bandar Lampung.
d.
Melakukan Reorganisasi Pengurus Perseroan.
Sejak proses akuisisi tersebut dilaksanakan, maka secara operasional Bank Syariah
Bandar Lampung diresmikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bank Indonesia
yang beralamat di Jl. Pangeran Antasari No. 148 Bandar Lampung, sehingga pada
tanggal 22 Desember 2010 ditetapkan hari berdirinya BPR Syariah Bandar Lampung.
29
Keberadaan Bank Syariah Bandar Lampung memiliki prospek yang cukup menjanjikan
dikarenakan di Bandar Lampung satu-satunya BPR yang beroperasi dengan prinsip
syariah adalah BPRS Bandar Lampung. Manfaat yang diperoleh saat ini adalah
pelayanan kepada masyarakat, mengingat animo masyarakat terhadap perbankan
syariah cukup tinggi dan karena penduduk di kota Bandar Lampung mayoritas muslim,
sehingga menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan semua kegiatan yang
berbasis syariah, terutama BPRS.
Bagi masyarakat yang ingin meninggalkan sistem riba dan beralih ke sistem syariah
BPRS dapat menjadi pilihan, karena dikelola dengan menganut prinsip keterbukaan dan
keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sehingga dengan adanya BPRS
diharapkan memiliki andil yang cukup signifikan dalam mendorong pertuimbuhan
ekonomi mengingat di Kota Bandar Lampung belum ada BPR berbasis syariah. Hal ini
terbukti dengan banyaknya rekening yang melakukan transaksi baik simpanan maupum
pembiayaan.
PROFIL PERUSAHAAN
Tabel 4 : Profil dari PT.BPRS Bandar Lampung
NO
INDIKATOR
KETERANGAN
30
1
Nama Perusahaan
BPR Syariah Bandar Lampung
2
Mulai berdiri
Tanggal 22 Desember 2008
3
Pemilik Saham
-
Pemda Kota Bandar Lampung 79,57%
-
Pemilik Saham lainnya 20,43%
4
Alamat
Jl. P. Antasari No. 148 Sukabumi, Bandar Lampung
5
Nama sebelumnya
PT. BPR Syariah Sakai Sambayan PNM
6
Alamat sebelumnya Jl. Raya Natar No. 1 Muara Putih, Natar Lampung
Selatan
7
Dewan Pembina
1. Walikota Bandar Lampung
2. Wakil Walikota Bandar Lampung
8
Dewan Komisaris
9
Dewan
Pengawas .
Syariah
10
Direksi
1. Ridwansyah, S.E.,M.E.Sy (Direktur Utama)
2. Marsono, S.E. (Direktur)
DASAR HUKUM OPERASIONAL
31
1.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 penyempurnaan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tantang Perbankan.
2.
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
3.
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas.
4.
Permendagri No.22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat
Milik Pemerintah Daerah.
5.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pemerintah Kota Bandar Lampung.
6.
Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 91 Tahun 2008 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kota Bandar Lampung pada PT Bank Perkreditan Rakyat
Syariah Sakai Sambayan PNM.
7.
Persetujuan Prinsip Departemen Keuangan RI No. S-1269/MK.17/1994 Tanggal 29
Agustus 1994.
8.
Izin Usaha Menteri Keuangan RI No. Kep-013/MK-17/1996 Tanggal 08 Januari
1996.
9.
Izin Usaha Bank Indonesia No. 28/205/UPBR/Bdl Tanggal 13 Pebruari 1996.
10. Persetujuan Akuisisi Bank Indonesia No. 10/16/DPbs/Bdl Tanggal 18 Pebruari
2008.
11. Perubahan Anggaran Dasar, Akta Notaris Apasra Dhewayani, SH. No 14 tanggal
14 September 2008 tentang Penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan
Terbatas No. 40 Tahun 2007.
32
12. Perubahan Anggaran Dasar BPRS Bandar Lampung, Akta Notaris
Bambang
Abiyono, SH. No. 21 tanggal 05 Desember 2008 yang telah mendapat pengesahan
Menkum dan HAM RI pada tanggal 04 Nopember 2009
VISI, MISI DAN MOTTO
3.1.1 Visi
“Menjadi BPR Syariah terbaik bagi pengembangan UMKM di Propinsi Lampung”
Misi
a. Memacu pertumbuhan UMKM di Bandar Lampung dan Sekitarnya
b. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat dengan berbasis ekonomi
syariah
c. Mencari kader-kader wirausahawan yang berorientasi syariah
3.1.2 Motto
“Berdasar Syariah Insya Allah Lebih Barokah”
33
3.1.3 Usaha PT BPRS Sakai Sambayan PNM
Untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga perbankan yang berbasis syariah Islam,
PT BPRS Sakai Sambayan PNM menjalankan kegiatan usaha sebagaio berikut:
1.
Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan depositon berjangka
dengan menggunakan sistem kemitraan yang berbagi hasil berdasarkan prinsipprinsip syariah yang sesuai dengan konseop perbankan syariah Islam
2.
Menyalurkan dana-dana yang diperoleh dalam bentuk pembiayaan pada usahausaha produktif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
lapangan pekerjaan kepada masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang
sesuai dengan konsep perbankan syariah Islam
3.
Menghimpun dana-dana amal yang berupa Zakat, Infaq, dan Sadaqah untuk tujuatujuan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
4.
Melakukan pembinaan-pembinaan terhadap mitra usaha dan nasabah dalam
kegiatan ekonomi dan sosial Islam agar tercipta kebersamaan dan pemerataan serta
menumbuhkan sense of partnership dan sense of belonging
3.2
Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada dasarnya mencerminkan kejelasan dari unit-unit organisasiserta
mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Kejelasan di dalam berorganisasi
sangat diperlukan guna mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Setiap
organisasi memiliki struktur yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan
34
kegiatan rutin serta wewenang dan tanggungjawab dalam suatu perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan di dalam perusahaan. Bagan struktur organisasi PT PBRS Bandar
Lampung Gambar 1. Susunan pengurus PT PBRS Bandar Lampung sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS
Ketua
: Yusran Effendi, S.E., M.M.
Anggota
:-
DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua
Anggota
DEWAN DIREKSI
::-
Direktur Utama: Ridwansyah, S.E., M.E.Sy.
Direktur
: Marsono, S.E.
KEPALA BAGIAN DAN STAF-STAF
1.
KEPALA BAGIAN PEMASARAN
: H. Mahrom
a. Funding Officer
: 1. Syaripudin Taib
2. Siti Nurvina
b. Account Officer
: A. Ferdiansyah
c. Administrasi Pembiayaan
: 1. Siti Suryati
2. Dede Ali Ma’rifat
d.
Tim Remedial
: 1. H. Mahrom
2. A. Fediansyah
35
2. KEPALA BAGIAN OPERASIONAL & UMUM: Rosnila Pragestin
a. Umum dan Personalia
: Wahyu Atmojo
b. Accounting
: Jumhori
c. Customer Service
: Zuli Akmaliah
d. Kasir
: Misna Warita
e. Driver
: Sukarna
f. Office Boy
: Andi Irawan
36
STRUKTUR ORGANISASI BPRS BANDAR LAMPUNG
RUPS
DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
KOMITE PEMBIAYAAN
1.
2.
3.
4.
Anggota Direksi
Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Bagian Operasional
Account Officer
BAGIAN PEMASARAN
BAGIAN OPERASIONAL & UMUM
KEPALA BAGIAN
KEPALA BAGIAN
UMUM & PERSONALIA
FUNDING OFFICER
ACCOUNTING
ACCOUNT OFFICER
CUSTOMER SERVICE
ADM. PEMBIAYAAN
KASIR
TIM REMEDIAL
DRIVER
OFFICE BOY
3.3
1.
Tugas dan Tanggung Jawab Unsur-Unsur Pokok Organisasi
Dewan Komisaris
a.
Dewan
komisaris
menetapkan
harus dijalankan direksi
kebijakan
pokok
perusahaan
yang
37
b.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan bank yang
dilakukan Direksi dan berkewajiban memberikan bantuan serta nasehat kepada
Direksi
c.
Dewan Komisaris menyetujui atau menolak rencana kerja dan anggaran
tahunan perusahaan yang diajukan oleh Direksi
d. Dewan Komisaris menyetujui atau menolak usulan pemberian pembiayaan
diatas wewenang Direksi yang diusulkan Direksi
e.
Dewan Komisaris bersama Direksi mempertanggung jawabkan kinerja pada
Rapat Umum pemegang saham
2.
Dewan Pengawas Syariah
a.
Dewan Pengawas Syariah berwenang menyetujui/merekomendasi atau
menolak terhadap produk-produk yang akan dikeluarkan/dipasarkan pada
masyarakat yang diajukan oleh Direksi
b.
Melekukan pengawasan dan pengematan terlaksananya syariah islam atas
produk-produk yang dikeluarkan oleh bank yang telah direkomendasi oleh
dewan pengawas syariah
c.
Memberikan saran-saran/fatwa kepada Dewan Komisaris/Direksi
terlaksananya dengan baik syariah islam dalam operasional bank
3.
Dewan Direksi
untuk
38
a.
Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas dalam mengelola perseroan
dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perus
ahaan sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar perseroan dengan berpedoman kepada
kebijakan pokok yang ditetapkan oleh dewan komisaris dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara program kerja Direksi
b.
Mewakili perseroan didalam dan diluar pengendalian tentang segala hal dan
segala kejadian
c.
Direksi wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tiap-tiap
tahun sebelum tahun kerja berjalan dan harus mendapatkan pengesahan dari
Dewan Komisaris serta menjalankannya dengan konsisten dan konsekuen
d.
Direksi wajib mendapat rekomendasi persetujuan dari Dewan Pengawas
Syariah utuk setiap produk yang dipasarkan kepada masyarakat
e.
Direksi wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
setiap tahun
4.
Komite Pembiayaan
a.
Membantu Direksi dalam mengevaluarsi dan memberikan rekondasi atas
permohonan
pembiayaan
(memorandum
pembiayaan)
untuk
jumlah
pembiayaan tertentu
b.
Memberikan masukan kepada Direksi dalam mengambil keputusan yang
menyangkut pemberian pembiayaan
39
c.
Keanggotaan komitr pembiayaan ditetapkan oleh Dewan Direksi yang terdiri
dari : Direktur,Kepala Bagian Pemasaran,Kepala Bagian Operasional,dan
Accouning officer
6.
Kepala Bagian Pemasaran
a.
Membantu Direksi dalam menyusun perencanaan pembiayaan dan program
pemasaran bank
b.
Mengkoordinir penyusunan program aktivitas dan strategi pemasaran serta
rencana kerja lingkup pemasaran untuk periode tahun berikutnya
c.Memberikan rekomendasi advis pembiayaan calon nasabah debitor kepada
Direksi
d.
Mengkoordinir pembuatan/penyampaian laporan ekstern sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan oleh Bank Indonesia
e.
Menyampaikan,mengurus serta membuat laporan hasil pembahasan komite
pembiayaan yang telah disetujui oleh hasil rapat
6.
Funding officer
a.
Menghimpun dana pihak ketiga,baik berupa tabungan maupun deposito sesuai
dengan target yang diberikan oleh bank
b.
Memberikan usulan dan saran mengenai berbagai hal yang diberkaitan dengan
mobilisasi dana tabungan dan deposito kepada kepala Bagian pemasaran
c.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi sepanjang masih
dalam ruang lingkup dan fungsi sebagai funding officer
40
7.
Account Officer
a.
Menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan
berlandaskan pola pembiayaan syariah serta tetap mengacu pada prisip
prudential banking
b.
Memperoses permohonan pengajuan pembiayaan calon mitra hingga tuntas
c.
Melakukan survey dan taksasi jaminan
d.
Menangani keabsahan (legalitas) jaminan
e.
Mengenai legalitas berkas-berkas yang berkaitan dengan persiapan penyaluran
dan penanganan pembiayaan bank
f.
Membuat register calon mitra pembiayaan bank
g.
Membuat register mitra pembiayaan bank
h.
TINJAUAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK JASA
AL-MURABAHAH PADA PT BPRS BANDAR LAMPUNG
Oleh :
IMAM FAUZI
PT BPRS Bandar Lampung merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang
menjalankan usaha berdasarkan prinsip Syariah yaitu prinsip bagi hasil pada produk
simpanan dan pembiayaan terutama produk Al-Murabahah.
Jumlah nasabah pembiayaan bermasalah produk Al-Murabahah pada PT BPRS Bandar
Lampung sebanyak 14 nasabah pada bulan Oktober dan November, sedangkan pada
bulan Desember mengalami kenaikan menjadi 18 nasabah. Semakin besar pembiayaan
bermasalah yang terjadi, maka semakin besar pula resiko kerugian yang akan dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikemukakan adalah bagaimana PT
BPRS Bandar Lampung dalam menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah pada
Imam Fauzi
produk Al-Murabahah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelesaian
pembiayaan produk jasa Al-Murabahah yang diterapkan PT BPRS Bandar Lampung.
Kondisi pembiayaan bermasalah produk jasa Al-Murabahah PT BPRS Bandar
Lampung yang tercermin pada tingkat hasil non performing loan (NPL) selama periode
Oktober sampai Desember tahun 2012 mengalami kenaikan pembiayaan bermasalah.
Penyebab pembiayaan bermasalah produk jasa Al-Murabahah PT BPRS Bandar
Lampung karena faktor internal dan eksternal. Penyelesaian pembiayaan bermasalah
produk jasa Al-Murabahah yang dilakukan PT BPRS Bandar Lampung yaitu apabila
kurang teliti dalam menganalisis, bank menggunakan prinsip 3 R yaitu rescheduling,
reconditioning, dan restructuring. berdasarkan ketiga prinsip tersebut, maka prinsip
rescheduling yang lebih efektif karena sekitar 50% nasabah dapat memenuhi
kewajibannya. Apabila usaha debitor yang dibiayai bangkrut, bank melakukan dua
pendekatan terhadap debitor menggunakan jaminannya yaitu: secara sukarela dan paksa.
Saran yang penulis berikan adalah dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan
rescheduling lebih efektif dan sebaiknya PT BPRS Bandar Lampung selalu
menerapkannya agar tidak terjadi pembiayan pembiayan serta monitoring pembiayaan
angsuran dilakukan secara teliti.
TINJAUAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK JASA
AL-MURABAHAH PADA PT BPRS BANDAR LAMPUNG
(Laporan Akhir)
Oleh
IMAM FAUZI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Struktur Organisasi PT BPRS Bandar Lampung ..................................
36
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................
I.
II.
i
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2
Permasalahan ......................................................................................
3
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................
3
1.4
Metode Penelitian ...............................................................................
4
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank ..................................................................................
5
2.2
Jenis-Jenis Bank ..................................................................................
5
2.3
Pengertian Syariah ..............................................................................
12
2.4
Dasar Hukum ......................................................................................
13
2.5
Produk-Produk Bank Syariah .............................................................
14
2.6
Perbandingan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional ........
19
2.7
Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah ........................................
21
2.8
Sistem Pembiayaan Bank Syariah ......................................................
22
2.9
Pembiayaan Bermasalah .....................................................................
24
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1
Sejarah Singkat ...................................................................................
26
3.2
Struktur Organisasi .............................................................................
33
3.3
Tugas dan Tanggungjawab Unsur-Unsur Pokok Organisasi .............
36
3.4
Kegiatan Operasional .........................................................................
44
IV. PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung .......................................................
4.2
Penyebab Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung........................................................
4.3
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung .......................................................
V.
47
49
52
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan .............................................................................................
54
5.2
Saran ...................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Jumlah Nasabah Pembiayaan Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat Kolektibilitas
selama Periode Oktober-Desember 2012 .................................................
2
Tabel 2
Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvenvional .............................
20
Tabel 3
Perbedaan antara Metode Bagi Hasil dengan Metode Bunga ..................
21
Tabel 4
Jumlah Pembiayaan Produk Al-Murabahah
Pada PT BPRS Bandar Lampung yang diberikan selama periode
Oktober – Desember Tahun 2012 (Dalam Rupiah) ................................
47
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin...
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan
nikmat dan karunianya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir ini yang berjudul “Tinjauan Pembiayaan Bermasalah Produk Jasa
Murabahah Pada PT BPRS Bandar Lampung” yang merupakan salah satu syarat
mencapai gelar ahli madya (A.Md.) keuangan perbankan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini terselesaikan tidak terlepas dari bantuan,
motivasi dan dukungan berbagai pihak, terutama dari Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL). Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga laporan akhir
ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
4. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen.
5. Ibu Roslina, S.E., M.Si., selaku Ketua Program D3 Keuangan dan Perbankan.
6. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan
Ketua Penguji laporan penulis.
7. Ibu Erni Hendrawati, S.E., M.si., selaku Pembimbing Akademik.
8. Bapak Syatibi,Ch,S.E selaku penguji utama laporan akhir penulis
9. Seluruh dosen dan karyawan D3 Keuangan dan Perbankan.
10. Bapak Ridwansyah, S.E., M.E.Sy., selaku Direktur Utama PT BPRS Bandar
Lampung yang telah memberikan kesempatan untuk dapr melaksanakan PKL.
11. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan
bimbingan beserta doanya.
12. Kakakku Mat Soleh, S.P., Heriyanto, S.P., Fitriatun dan Yus Anwar, A.Md.
yang selalu memotivasi dalam hidupku.
13. Seseorang teristimewa yang selalu menemani hari-hariku dan memberi semangat
dan inspirasi dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
14. Sahabat-sahabatku D3 Keuangan dan Perbankan (Umay, Chandra, Deki, emak
liony,mbk hella,mbk gia,mbh meda,heny,mbk fitri dan Imam Ridho) yang
memberikan dukungan dan menemani selama masa perkuliahan.
15. Keluarga besarku HMJ Manajemen dan CB Club Lampung.
16. Saudara-saudaraku kosan Pak Urip (Slamet, Ahmad, Tendy, Teguh, Laurent,
Probo, dan bang Judika), terima kasih atas kebersamannya selama ini.
17. Seluruh teman-teman D3 Keuangan Perbankan 2010.
18. Team Futsal keuangan perbankan 2010 atas kebersamaan dan kekompakan
selama ini.
19. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan saru per satu, terima kasih atas
semua dukungan yang diberikan
20. Almamaterku tercinta.
Bandar Lampung,
Penulis,
Imam Fauzi
2013
MOTTO
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan
semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai
pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti
pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai
cinta.
( Khalil Gibran )
Nilai dari seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul
tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
( Khalil Gibran )
Ikhlas dalam menjalani pekerjaan dan bersabar dalam
menghadapi cobaan dan yakin bahwa usaha kita akan sampai
pada waktunya.
( Imam Fauzi )
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tugas akhirku ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta Mat Iskak dan Sumiati, yang dalam sembah
sujudnya selalu ikhlas mendoakan keberhasilanku.
2. Kakakku Mat Soleh, S.P., Heriyanto, S.P., Fitriatun dan Yus Anwar, A.Md.
yang selalu memotivasi dalam hidupku.
3. Seseorang yang selalu setia menemani hari-hariku yang memberi motivasi dan
dukungannya hingga dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
4. Seluruh keluarga besar dan para sahabat yang setia memberi doa dan
bantuannya.
5. Almamaterku tercinta.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoasri pada tanggal 2 Agustus 1992, merupakan anak kelima
dari lima bersaudara dari pasangan Mat Iskak dan Sumiati.
Penulis menempuh jenjang pendidikan:
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Sidoasri, Lampung Selatan, diselesaikan pada tahun
2004.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Candipuro, Lampung Selatan.
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda, Lampung Selatan
Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Program Studi DIII Keuangan perbankan Universitas Lampung.
Kemudian pada tahun 2013, penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama
dua bulan pada PT BPRS Bandar Lampung dan menyelesaikan Laporan Akhir sebagai
syarat kelulusan.
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai kedudukan dan peranan
penting sebagai penggerak ekonomi masyarakat,sebagai penghimpun dana, penyalur
dana dan sebagai pemberi berbagai jasa seperti jasa transaksi, jasa pelayanan, serta jasa
bank lainnya yang dibutuhkan oleh dunia usaha.
Dual Banking System telah berlaku di indonesia sejak tahun 1992.Sistem ini meliputi :
Bank konvensional (base on interest/interest banking sytem) dan Bank Syariah/Bagi
Hasil (base on profit sharing). Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah
keuntungan yang diperoleh selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan
dengan bunga pinjaman atu kredit yang disalurkan, sedangkan Bank berdasarkan prinsip
Syariah adalah keuntungan yang di peroleh bukan dari bunga, tetapi keuntungan yang
diperoleh menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya yang sesuai dengan
tuntunan syaiah islam.
Bank syariah dalam kegiatan nya mungumpulkan dana dari pihak ketiga sesuai dengan
fungsi intermediary, maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk
pembiayaan.pembiayaan merupakan fungsi bank dalam menjalankan fungsi penggunaan
2
dana. Pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan oleh bank diharapkan dapat
memperoleh hasil.
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak mengembirakan bagi pihak
bank adalah apabila pembiayaan yang diberikan teryata menjadi pembiayaan
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan kegagalan
pihak debitor memnuhi
kewajibannya untuk membnayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta margin
yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian pebiayaan.
Tabel 1 : Jumlah Nasabah Pembiayaan Produk Al-Murabahah Pada
PT BPRS Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat Kolektibilitas
selama Periode Oktober-Desember 2012.
NO
Periode Oktber-Desember 2012
Kategori Kolektabilitas
Oktober
November
Desember
820
816
807
1
Lancar
2
Kurang Lancar
2
3
5
3
Diragukan
0
1
1
4
Macet
12
11
12
Jumlah
834
831
825
Sumber : PT BPRS Bandar Lampung, 2012
Berdasarkan tabel 1, jumlah nasabah pembiayaan produk al-murabahah yang tergolong
lancar untuk bulan Oktober yaitu 834 nasabah. Sedangkan untuk bulan November 831
nasabah dan untuk bulan Desember 825 nasabah. Berdasarkan tabel 1 banyaknya
jumlah nasabah pembiayaan Al-Murabahah tersebut mengakibatkan non perfoming loan
3
(NPL) atau pembiayaan bermasalah. Semakin besar pembiayaan bermasalah yang
terjadi,makasemakin besar pula resiko kerugian yang akan dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik mengambil judul :
“Tinjauan Pembiayaan Bermasalah Produk jasa Al-Murabahah Pada PT BPRS
Bandar Lampung”
1.2
Permasalahan
Pembiayaan yang diberikan tidak semua berjalan dengan lancar,sebagian akan menjadi
kurang lancar,diragukan,dan bahkan macet.penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
adalah kurang telitinya pihak analis,usaha yang dibiayai bangkrut, dan kemampuan
membayar tidak ada.
Pembiayaan bermasalah memerlukan perhatian yang khusus dan penanganan yang
efektif dari PT BPRS Bandar Lampung berdasarkan hal-hal tersebut, maka
permasalahan yangdapat dikemukakan adalah bagimana PT BPRS Bandar Lampung
dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah produk Al-Murabahah.
1.3
Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahuai penyelesaian pembiayaan bermasalah
produk Al-Murabahah yang di terapkan dsi PT BPRS BANDAR LAMPUNG.
4
1.4
Metode Penelitian
Dalam Penulisan laporan akhir ini,penulis menggunakan metode dalam mengumpulkan
data yaitu :
a.
Study lapangan, yang terdiri dari :
1.
Observasi
Yaitu pengumpulan data langsung dengan langsung mendatangi objek
penelitian yaitu PT BPRS
Bandar Lampung.Data tersebut diperoleh pada
waktu penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) pada kantor PT BPRS
Bandar Lampung selama 2 bulan,yaitu sejak tanggal 05 Febuari sampai dengan
05 Maret 2013.
2.
Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan pihak bank, staf pimpinan, karyawan, karyawati. PT
BPRS Bandar Lampung
3.
Pencatatan
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dari dokumen.
b.
Studi kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan cara menggunakan buku-buku literature yang
berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.
II. LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank
Bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimanayang diubah
dengan UU No 10 tahun 1998 pasal 1 (ayat 1 dan 2) :
a.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha,serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya
b.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
2.2
Jenis-Jenis Bank
2.2.1 Dilihat dari Segi Fungsinya
1.
Bank sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia,yang didirikan pada tahun 1953
dengan Undung-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11 tahun 1953. Undang-Undang ini
mencabut undang-undang tanggal 31 Maret 1922 (staatsbad 1992 No.181) tentang
pemberlakuan mata uang gulden sebagai alat pembayaran yang sah di Hindia Belanda,
6
dan De Javasche Bankwet 1992 (staatsbad No.180).Dasar hukum nasionalisasinya
adalah
Undang-Undang
No.24
tahun
1951.
Selanjutnya,undang-undang
itu
disempurnakan dengan undang-undang No.13 tahun 1968 dan terakhir dengan UndangUndang no.23 tahun 1999 tentang Bank Senteral.
Pengertian Bank Indonesia menurut Undang-Undang No.23 tahun 1999 pasal 4 adalah
sebagai berikut :
a.
Bank Indonesia adalah Bank Senteral Republik Indonesia
b.
Bank Indonesia adalah ;embaga keuangan negara yang independent, bebas dari
campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya,kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang ini
c.
Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini
Fungsi Bank Indonesia disamping dari bank senteral adalah
a.
Bank Sirkulasi
Fungsi Bank Indonesia sebagai Bank sirkulasi adalah mengatur peredaran uang
suatu negara.
b.
Bank To Bank
Fungsi Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah mengatur perbankan di suatu
negara.
c.
Lender Of The Last Resort
Fungsi Bank Indonesia sebagai lender ofvthe last resort adalah sebagai tempat
peminjaman yang terakhir menurut undang – undang No.23 tahun 1999 pasal 7,
7
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.sedangkan menurut pasal 8,tugas bank indonesia adalah sebagai berikut:
2.
a.
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b.
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c.
mengatur dan mengawasi bank
Bank Umum
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3,Bank Umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prisio Syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran
3.
Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Undangm-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 4, Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang melaksanakan kegiatannya usaha secara konvensional atau
berdasarkan prisip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.
2.2.2 Dilihat dari Segi Kepemilikan
1. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini
sepenuh nya demiliki oleh pemerintah indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank
ini dimiliki oleh pemerintah pula.contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia
8
disaat ini, antara lain:
a. Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c. Bank Tabungan Negara (BTN)
d. Bank Mandiri
2. Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.Hal ini dapat diketahui dari akte pendirian
didirikan oleh swasta sepenuhnya,begitu pula dengan pembagian keuntungannya
untuk keuntungan swasta pula.contoh bank milik swasta nasional :
a. Bank Central Asia
b. Bank Danamon
c. Bank Lippo
d. Bank Mega
e. Bank Niaga
3. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki
oleh Perusahaan yang berbadan hukum koperasi.contoh bank jenis ini adalah bank
umum Koperasi indonesia (Bank Bukopin).
9
4. Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar
negeri) di Indonesia.Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri atau pemerintah asing.contoh bank asia,antara lain.
1. Bank of America
2. Bank of Tokyo
3. City Bank
5. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak
yaitu dalam negeri dan luar negeri.artinya kepemilikan saham bank campuran
dimiliki oleh Pihak swasta nasional.komposisi kepemilikan saham secara mayoritas
dipegang oleh Warga negara indonesia.contoh bank campuran,antara lain
1. Bank Agris
2. Bank Capital Indonesia
3. Bank DBS Indonesia
4. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
2.2.3 Dilihat dari Segi Status
1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi
10
keluar negeri adalah transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri travelers cheque,
pembukaan dan pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi ke luar Negeri
lainnya.Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh bank Indonesia.
2. Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti
halnya bank devisa. Jadi, bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank
devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara (dalam
negeri).
2.2.4 Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa
Indonesia dimana asal mula bank indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya,
bank yang berdasarkan prisip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga,untuk produk simpanan seperti giro, tabungan
maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga
11
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.penentuan harga ini dikenal
dengan istilah spread based.
b. Untuk jasa – jasa bank lainnya,pihak perbanka konvensional menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.
Sistem penggenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)
Menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 13,prinsip Syariah adalah aturan
perjanjian Berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana/atau Pembiayaan kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya Yang dinyatakan sesuai
dengan syariah,
antara lain: pembiayaan
berdasarkan prinsip
bagi
hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prisip peyertaan modal (musyarakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh bank lain (ijarah wa iqtina).
Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip syariah dasar
hukumnya adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah
mengharamkan penggunaan harga pokoknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah, bunga adalah riba.
12
2.3
Pengertian Bank Syariah
Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuanketentuan Al-Qur’an dan Hadis.
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam maksudnya adalah
bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara
bermuamalat itu dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur
riba, untuk diisi dengan kegiatan –kegiatan investasi atas dasar bagai hasil dan
pembiayaan perdagangan atau praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman
rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang
oleh beliau.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
transaksinya sebagai berikut :
a. Efisiensi
Mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh
keuntungan sebesar mungkin.
b. Keadilan
Mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang
matang atas proporsi masukan dan keluarnya.
13
c. Kebersamaan
Mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling
meningkatkan produktivitas.
2.4
Dasar Hukum
Akomodasi peraturan perundang-undangan Indonesia terhadap ruang gerak perbankan
syariah terdapat pada beberapa peraturan perundang-undangan berikut ini :
a) Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7
tahun 1992 tentang Perbankan.
b) Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Sentral. Undang-undang ini
memberi peluang bagi BI untuk menerapkan kebijakan moneter berdasarkan prinsipprinsip syariah.
c) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/33/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank Umum dan Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR
tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
14
2.5
Produk-Produk Bank Syariah
2.5.1 Produk Penghimpunan Dana
1. Giro/Tabungan Al-Wadiah
Dana nasabah yang dititipkan di bank setiap saat, para nasabah berhak mengambil
dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank.
2. Tabungan Al-Mudharabah
Dana yang disimpan nasabah akan dikelola oleh bank untuk memperoleh
keuntungan.Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan
bersama.
3. Deposito Al-Mudharabah
Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah
ditentukan dengan cara membagi keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.
2.5.2 Produk Penyaluran Dana
1. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
a.
Pembiayaan Al-Mudharabah
Perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan
usaha tertentu dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
b.
Pembiayaan Al-Musyarakah
Perjanjian diantara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal
mereka pada suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan diantara
pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
15
2. Pembiayaan Berbasis Jual Beli
a.
Pembiayaan Al-Mudharabah (jual beli dengan keuntungan)
Perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank Syariah membeli
barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah
yang
bersangkutan
sebesar
harga
perolehan
ditambah
dengan
margin/keuntungan yang disepakati antara bank Syariah dan nasabah.
1) Rukun dan Syarat Pembiayaan Al-Murabahah
a.
Rukun : Penjual, Pembeli, Barang, Harga, Ijab, dan Qabul.
b.
Syarat
1.
Pihak yang Berakad
2.
a.
Mengerti Hukum
b.
Sukarela, tidak dalam keadaan dipaksa
Objek yang diperjualbelikan
a.
Tidak termasuk yang diharamkan
b.
Bermanfaat
c.
Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad
d.
Spesifikasi barang yang diserahkan penjual sesuai dengan yang
diterima pembeli
3.
Akad/sighat
a.
Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa yang
berakad
16
b.
Antara ijab qobul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi
c.
Tidak mengandung klausal yang bersifat menguntungkan keabsahan
transaksi pada hal/kejadian yang akan datang
d.
Tidak membatasi waktu
3. Landasan Hukum Pembiayaan Al-Murabahah
a. Hukum Positif
1. Undang-Undang
No.7
tahun
1992
tentang
perbankan
yang
telah
disempurnakan dengan undang-undang No.10 tahun 1998
2. Peraturan Bank Indonesia No.5/5/PBI/2003
3. Peraturan Bank Indonesia No.5/9/PBI/2003
b. Hukum Syariah
1.
Q.S An-Nisa’ ayat 29
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan ajanganlah kamu
membunuh diriku. Sungguh, Allah Maha Penyayang Kepadamu”
2.
Q.S Al-Maidah ayat 1
“Wahai orang-orang yang beriman tepatilah akad-akadmu”
3.
HR.Ibnu Majjah
Nabi Muhamad Saw., bersabda : “Sesungguhnya jual beli itu adalah saling
ridha”
17
4.
HR. An-Nasai
“Tidak ada seseorang yang berhutang dan Allah swt mengetahui bahwa ia
berusaha untuk membayarnya, maka Allah swt membayarkan hutangnya di
dunia”
4. Tujuan Pembiayaan Al-Murabahah
Memberikan pembiayaan untuk keperluan atau kebutuhan modal kerja, modal
investasi dan kebutuhan yang bersufat konsumtif.
a. Bank dapat membiayai keperluan modal kerja nasabahnya, misalnya untuk
membeli : Barang mentah, barang setengah jadi, barang jadi, stok dan persediaan,
suku cadang dan penggantian.
b. Bank dapat melakukan pula membiayai penjualan barang atau jasa yang dilakukan
oleh nasabahnya. Termasuk biaya produksi barang baik untuk pasar domestik
maupun ekspor. Pembiayaan meliputi : Biaya bahan mentah, tenaga kerja,
overheads cost, dan margin keuntungan.
5. Aspek Teknis
Dengan prinsip Murabahah, bank Syariah akan membeli barang atau jasa, lalu
menjualnya kepada nasabahnya dengan mengambil margin keuntungan. Bank
memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari, 60 hari, 90
hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.
18
6. Salam (jual beli dengan bersama)
Akad jual beli barang pesanan sesuai dengan spesifikasi barang yang diisyaratkan
antara pembeli (pihak bank) dan penjual (pihak nasabah) dengan pembayaran
dimuka dan pengiriman barang oleh penjual di belakang
7. Istishna (jual beli dengan pesanan)
Akad jual beli dengan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi barang yang
diisyaratkan antara pembeli (pihak bank) dan penjual sekaligus produsen barang
pesanan dengan pembayaran dimuka,cicilan atau ditangguh kan sampai jangka waktu
tertentu serta barang pesanan selesai dikerjakan kemudian dijual oleh pihak bank
kepada pemesan (pihak nasabah)
8. Pembayaran Berbasis Sewa
a. Pembiayaan Ijarah (sewa murni)
Pembiayaan barang modal berdasarkan prisip sewa murni tanpa pilihan atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain
b. Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamli'
Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni dengan adaanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain pada saat pembiayaan tersebut selesai
19
c. Pembiayaan Non Benefit (Al-Qardhul Hasan)
Merupakan penyediaan dana yang tidak mensyaratkan adanya imbalan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan untuk jangka waktu tertentu antara
peminjam (pihak nasabah) dan pemberi pinjaman (pihak bank)
2.6
Perbandingan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
2.6.1 Persamaan
Persamaan atara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada salah satu
tujuannya dalam mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam lalu lintas
uang.Persamaan lainnya adalah dalam persaingan antar bank.Tanpa memandang bank
syariah atau konvensiaonal,masyarakat cenderung memilih bank dengan pelayanan
yang paling baik.Pada akhirnya,bank yang terbaik dalam memberikan pelayanan yang
akan memenagkan persaingan.
20
2.6.2 Perbedaan
Secara umum, perbedaan antar bank syariah dengan konvensional adalah sebagai
berikut:
Tabel 2 : Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvenvional
BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
1. Melakukan investasi-investasi yang 1. Investasi yang halal dan haram
halal saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,jual beli
atau sewa
3. Profit falah oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa dewan
pengawas syariah
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk debitur-debitur
5. Tidak terdapat dewan sejenis
21
Tabel 3 : Perbedaan antara Metode Bagi Hasil dengan Metode Bunga
METODE BAGI HASIL
METODE BUNGA
1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman
pada
kemungkinan
untung dan rugi
2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
3. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan
proyek
yang
dijalankan.bila usaha merugi,kerugian
akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak
4. Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi harus selalu
untung
2. Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah
uang
(modal)
yang
dipinjamkan
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
meneingkat
sekalipun
jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “boooming”
5. Tidak ada yang meragukan keabsahan 5. Eksistensi bunga diragukan (kalau
bagi hasil
tidak
kecam)
oleh
semua
agama,termasuk islam
2.7
Keungulan dan Kelemahan Bank Syariah
2.7.1 Keunggulan
Karnaen
dan
Atonio
mengungkapkan
keunggulan
bank
syariah,antar
lain
sebagai berikut :
1. Kuatnya ikatan emosional keagamaan antara pemegang saham.pengelola,dan
nasabah sehinnga ada rasa kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan
pembagian keuntungan secara jujur dan adil
2. Usaha dilakukan dengan sebaik-baiknya sebagai pengalaman ajaran agama
22
3.
Fasilitas pembiayaan tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban
membayar bunga secara tetap
4.
Metode bagi hasil tidak mengenal diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan
kemampuan ekonomi,sehinnga aksibilitas bank syariah sangat luas
5.
Persaingan antar bank berlaku secara wajar yang ditentukan keberhasilan dalam
membina nasabah dengan profesionalisme dan pelayanan terbaik
2.7.2 Kelemahan
1. Terlalu bereprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua
orang yang terlibat jujur dan dapat diperchaya,sehingga rawan terhadap itikad
buruk
2. Produk-produk bank syariah belum bisa mengkomondasi kebutuhan masyarakat dan
kurang kompetitif,karena manajemen bank syariah cenderung mengadopsi produk
perbankan konvensional yang’diisyaratkan’ dengan variasi produk yang terbatas.
3. Pemahaman masyarakat yang kurang tepat terhadap kegiatan operasional bank
syariah
4. Jarinagn kantor bank syariah yang belum luas
5. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian mengenai bank syariah masih sedikit
2.8
Sistem Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Undang-Undang no.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 12, pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
23
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembaliakn uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut sifat
penggunanya,pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagi berikut :
1.
Pembiayaan Produktif
Pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti
luas, yaitu untuk peningkatan usaha,baik secara produksi, perdagangan maupun
invesatasi.
Pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal dilihat dari segi
keperluanya,yaitu :
a.
Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan :
1. Peningkatan produksi,baik secara kualitatif,yaitu peningkatan kualitas atau
mutu hasil produksi
2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan tempat usaha dari suatu
barang
b.
Pembiayaan Investasi
Pembiyaan untuk memenuhi kebetuhan barang-barang modul (capital
goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu
24
2.
Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan
yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi,yang
akan habis digunakan untuk memnuhi kebutuhan.
2.9
Pembiayaan Bermasalah
Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok atau
margin
pembiayaan oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Kategori kolektibilitas pembiayaan berdasarkan ketentuan yang dibuat bank
indonesia,sebagai berikut :
1.
Lancar
Merupakan pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian
pokok pinjaman dana pembayaran margin
2.
Kurang lancar
Merupakan pembiayaan
yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang
diperjanjikan
3.
Diragukan
Merupakan pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan selama 6 bulan dari waktu yang
diperjanjikan
25
4.
Macet
Merupakan pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
margin telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak tahun tempo
menurut jadwal yang telah diperjanjikan
Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) adalah pembiayaan yang
kategori kolektibilatasnya masuk dalam kriteria kurang lancar, diragukan, macet.
Penilaian dari kualitas pembiayaan bagi bank dan lembaga pembiayaan menurut standar
bank indonesia adalah sebagi berikut :
1. Nilai NPL Kurang dari 5 dikategorikan sehat
2. Nilai NPL lebih dari 5 namun kurang dari 6,5 dikategorikan cukup sehat
3. Nilai NPL lebih dari 6,5 namun kurang dari 10,5 dikategorikan kurang sehat
4. Nilai NPL lebih dari 10,5 dikategorikan tidak sehat
III. METODOLOGI PENULISAN
3.1 Objek
Lokasi tempat penulis melakukan praktek kerja lapangan adalah PT.BPRS Bandar
Lampung yang terletak dijalan Pangeran Antasari No.149, Penulis melakukan PKL
selama dua bulan terhitung dari tanggal 5 Februari 2013 sampai dengan 4 April 2013.
3.1.1
Sejarah Singkat
PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bandar Lampung atau disingkat BPRS Bandar
Lampung adalah lembaga keuangan adalah lembaga keungan perbankan pertama
berbadan hukum perseroan terbatas yang melaksanakan kegiatan operasional
berdasarkan prisip syariah islam.
Pemrakarsa pendirian Bank Syariah Bandar Lampung adalah Bapak poedjono Gubernur
Lampung saat itu ,bersama pejabat teras dilingkungan pemerintah propinsi lampung
dengan modal dasar saat itu sebesar Rp.500 juta yang beralamat di kecamatan natarlampung selatan.
Sejak berdiri pada tahun 1996 perkembangan usahanya mengalami pasang surut pada
tahun 2006 bank tersebut mulai mengalami masalah hingga penurunan kinerja yang
dikarenakan banyaknya pembiayaan bermasalah (NPF) dan manajemen pengelola bank
27
yang kurang profesional. Sejak itulah bank mengalami bank mengalami masalah yang
cukup besar yaitu mulai kekurangan modal (CAR) dan kesulitan likuiditas yang
berakibat bank ini menjadi bank dalam pengawasan khusus (DPK) oleh Bank Indonesia.
Pada tahun 2006 pemerintah kota bandar lampung mempunyai rencana unruk
mendirikan BPR Syariah (Bank syariah) dengan membentuk tim pendiri bank syariah
yang berkerjasama dengan konsultan dari fakultas ekonomi unila dalam melakukan
kajian tentang kelayakan pendirian Bank Syariah Kota Bandar Lampung.dari hasil
kajian tersebut dinyatakan bahwa Pemda Kota Bandar Lampung sudah layak untuk
mendirikan BPR Syariah.
Adapun kesimpulan dari hasilirian kajian tentang kelayakan pendirian bank syariah
merekomendasikan sebagai berikut:
1.
Bank Pasar Kota Bandar Lampung dikonversi mennjadi Bank Pasar Syariah.
2.
Menambah divisi Syariah pada Bank Pasar Kota Bandar Lampung, atau
3.
Mendirikan bank baru yaitu Bank Pasar Kota Bandar Lampung.
Setelah melalui beberapa tahapan proses tentang pendirian Bank Syariah maka
selanjutnya rencana pendirian bank syariah tersebut direalisasikan dengan cara akuisisi,
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 18 Tahun 2008 tanggal 15
September 2008 tentang Pembentukan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Kota Bandar
Lampung dan dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan Walikota Bandar Lampung
Nomor 91 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Penyertaan Modal Pemerintah
Kota Bandar Lampung pada PT BPRS Sakai Sambayan sebesar Rp.2.957.000.000,-.
28
Pelaksanaan penyertaan modal Pemda Kota Bandar Lampung di BPRS Sakai Sakai
Sambayan dilakukan melalui RUPS Luar Biasa BPRS Sakai Sambayan sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris Bambang Abiyono, SH. No. 20 tanggal 5 Desember 2008
tentang Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa BPRS Sakai Sambayan yang telah
mendapat pengesahan Menkum dan HAM RI pada tanggal 04 Nopember 2009. Maka
dengan penyertaan modal Pemda Kota Bandar Lampung sebesar Rp.2.957.000.000,dari total modal setor seluruh pemegang saham BPRS Sakai Sambayan sebesar
Rp.5.000.000.000,- setelah akuisisi dihasilkan nilai saham milik Pemda Kota Bandar
Lampung menjadi sebesar Rp.3.978.500.000,- atau 79,57%.
Pada Keputusan RUPS Luar Biasa tersebut di atas juga disetujui antara lain:
a.
Menambah Modal Dasar Perseroan dari Rp. 5 Milyar menjadi Rp. 10 Milyar.
b.
Mengganti nama BPRS Sakai Sambayan menjadi BPRS Bandar Lampung.
c.
Melakukan Relokasi kantor dari Kecamatan Natar Lampung Selatan ke Wilayah
Bandar Lampung.
d.
Melakukan Reorganisasi Pengurus Perseroan.
Sejak proses akuisisi tersebut dilaksanakan, maka secara operasional Bank Syariah
Bandar Lampung diresmikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bank Indonesia
yang beralamat di Jl. Pangeran Antasari No. 148 Bandar Lampung, sehingga pada
tanggal 22 Desember 2010 ditetapkan hari berdirinya BPR Syariah Bandar Lampung.
29
Keberadaan Bank Syariah Bandar Lampung memiliki prospek yang cukup menjanjikan
dikarenakan di Bandar Lampung satu-satunya BPR yang beroperasi dengan prinsip
syariah adalah BPRS Bandar Lampung. Manfaat yang diperoleh saat ini adalah
pelayanan kepada masyarakat, mengingat animo masyarakat terhadap perbankan
syariah cukup tinggi dan karena penduduk di kota Bandar Lampung mayoritas muslim,
sehingga menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan semua kegiatan yang
berbasis syariah, terutama BPRS.
Bagi masyarakat yang ingin meninggalkan sistem riba dan beralih ke sistem syariah
BPRS dapat menjadi pilihan, karena dikelola dengan menganut prinsip keterbukaan dan
keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sehingga dengan adanya BPRS
diharapkan memiliki andil yang cukup signifikan dalam mendorong pertuimbuhan
ekonomi mengingat di Kota Bandar Lampung belum ada BPR berbasis syariah. Hal ini
terbukti dengan banyaknya rekening yang melakukan transaksi baik simpanan maupum
pembiayaan.
PROFIL PERUSAHAAN
Tabel 4 : Profil dari PT.BPRS Bandar Lampung
NO
INDIKATOR
KETERANGAN
30
1
Nama Perusahaan
BPR Syariah Bandar Lampung
2
Mulai berdiri
Tanggal 22 Desember 2008
3
Pemilik Saham
-
Pemda Kota Bandar Lampung 79,57%
-
Pemilik Saham lainnya 20,43%
4
Alamat
Jl. P. Antasari No. 148 Sukabumi, Bandar Lampung
5
Nama sebelumnya
PT. BPR Syariah Sakai Sambayan PNM
6
Alamat sebelumnya Jl. Raya Natar No. 1 Muara Putih, Natar Lampung
Selatan
7
Dewan Pembina
1. Walikota Bandar Lampung
2. Wakil Walikota Bandar Lampung
8
Dewan Komisaris
9
Dewan
Pengawas .
Syariah
10
Direksi
1. Ridwansyah, S.E.,M.E.Sy (Direktur Utama)
2. Marsono, S.E. (Direktur)
DASAR HUKUM OPERASIONAL
31
1.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 penyempurnaan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tantang Perbankan.
2.
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
3.
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas.
4.
Permendagri No.22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat
Milik Pemerintah Daerah.
5.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pemerintah Kota Bandar Lampung.
6.
Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 91 Tahun 2008 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kota Bandar Lampung pada PT Bank Perkreditan Rakyat
Syariah Sakai Sambayan PNM.
7.
Persetujuan Prinsip Departemen Keuangan RI No. S-1269/MK.17/1994 Tanggal 29
Agustus 1994.
8.
Izin Usaha Menteri Keuangan RI No. Kep-013/MK-17/1996 Tanggal 08 Januari
1996.
9.
Izin Usaha Bank Indonesia No. 28/205/UPBR/Bdl Tanggal 13 Pebruari 1996.
10. Persetujuan Akuisisi Bank Indonesia No. 10/16/DPbs/Bdl Tanggal 18 Pebruari
2008.
11. Perubahan Anggaran Dasar, Akta Notaris Apasra Dhewayani, SH. No 14 tanggal
14 September 2008 tentang Penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan
Terbatas No. 40 Tahun 2007.
32
12. Perubahan Anggaran Dasar BPRS Bandar Lampung, Akta Notaris
Bambang
Abiyono, SH. No. 21 tanggal 05 Desember 2008 yang telah mendapat pengesahan
Menkum dan HAM RI pada tanggal 04 Nopember 2009
VISI, MISI DAN MOTTO
3.1.1 Visi
“Menjadi BPR Syariah terbaik bagi pengembangan UMKM di Propinsi Lampung”
Misi
a. Memacu pertumbuhan UMKM di Bandar Lampung dan Sekitarnya
b. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat dengan berbasis ekonomi
syariah
c. Mencari kader-kader wirausahawan yang berorientasi syariah
3.1.2 Motto
“Berdasar Syariah Insya Allah Lebih Barokah”
33
3.1.3 Usaha PT BPRS Sakai Sambayan PNM
Untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga perbankan yang berbasis syariah Islam,
PT BPRS Sakai Sambayan PNM menjalankan kegiatan usaha sebagaio berikut:
1.
Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan depositon berjangka
dengan menggunakan sistem kemitraan yang berbagi hasil berdasarkan prinsipprinsip syariah yang sesuai dengan konseop perbankan syariah Islam
2.
Menyalurkan dana-dana yang diperoleh dalam bentuk pembiayaan pada usahausaha produktif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
lapangan pekerjaan kepada masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang
sesuai dengan konsep perbankan syariah Islam
3.
Menghimpun dana-dana amal yang berupa Zakat, Infaq, dan Sadaqah untuk tujuatujuan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
4.
Melakukan pembinaan-pembinaan terhadap mitra usaha dan nasabah dalam
kegiatan ekonomi dan sosial Islam agar tercipta kebersamaan dan pemerataan serta
menumbuhkan sense of partnership dan sense of belonging
3.2
Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada dasarnya mencerminkan kejelasan dari unit-unit organisasiserta
mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Kejelasan di dalam berorganisasi
sangat diperlukan guna mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Setiap
organisasi memiliki struktur yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan
34
kegiatan rutin serta wewenang dan tanggungjawab dalam suatu perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan di dalam perusahaan. Bagan struktur organisasi PT PBRS Bandar
Lampung Gambar 1. Susunan pengurus PT PBRS Bandar Lampung sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS
Ketua
: Yusran Effendi, S.E., M.M.
Anggota
:-
DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua
Anggota
DEWAN DIREKSI
::-
Direktur Utama: Ridwansyah, S.E., M.E.Sy.
Direktur
: Marsono, S.E.
KEPALA BAGIAN DAN STAF-STAF
1.
KEPALA BAGIAN PEMASARAN
: H. Mahrom
a. Funding Officer
: 1. Syaripudin Taib
2. Siti Nurvina
b. Account Officer
: A. Ferdiansyah
c. Administrasi Pembiayaan
: 1. Siti Suryati
2. Dede Ali Ma’rifat
d.
Tim Remedial
: 1. H. Mahrom
2. A. Fediansyah
35
2. KEPALA BAGIAN OPERASIONAL & UMUM: Rosnila Pragestin
a. Umum dan Personalia
: Wahyu Atmojo
b. Accounting
: Jumhori
c. Customer Service
: Zuli Akmaliah
d. Kasir
: Misna Warita
e. Driver
: Sukarna
f. Office Boy
: Andi Irawan
36
STRUKTUR ORGANISASI BPRS BANDAR LAMPUNG
RUPS
DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
KOMITE PEMBIAYAAN
1.
2.
3.
4.
Anggota Direksi
Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Bagian Operasional
Account Officer
BAGIAN PEMASARAN
BAGIAN OPERASIONAL & UMUM
KEPALA BAGIAN
KEPALA BAGIAN
UMUM & PERSONALIA
FUNDING OFFICER
ACCOUNTING
ACCOUNT OFFICER
CUSTOMER SERVICE
ADM. PEMBIAYAAN
KASIR
TIM REMEDIAL
DRIVER
OFFICE BOY
3.3
1.
Tugas dan Tanggung Jawab Unsur-Unsur Pokok Organisasi
Dewan Komisaris
a.
Dewan
komisaris
menetapkan
harus dijalankan direksi
kebijakan
pokok
perusahaan
yang
37
b.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan bank yang
dilakukan Direksi dan berkewajiban memberikan bantuan serta nasehat kepada
Direksi
c.
Dewan Komisaris menyetujui atau menolak rencana kerja dan anggaran
tahunan perusahaan yang diajukan oleh Direksi
d. Dewan Komisaris menyetujui atau menolak usulan pemberian pembiayaan
diatas wewenang Direksi yang diusulkan Direksi
e.
Dewan Komisaris bersama Direksi mempertanggung jawabkan kinerja pada
Rapat Umum pemegang saham
2.
Dewan Pengawas Syariah
a.
Dewan Pengawas Syariah berwenang menyetujui/merekomendasi atau
menolak terhadap produk-produk yang akan dikeluarkan/dipasarkan pada
masyarakat yang diajukan oleh Direksi
b.
Melekukan pengawasan dan pengematan terlaksananya syariah islam atas
produk-produk yang dikeluarkan oleh bank yang telah direkomendasi oleh
dewan pengawas syariah
c.
Memberikan saran-saran/fatwa kepada Dewan Komisaris/Direksi
terlaksananya dengan baik syariah islam dalam operasional bank
3.
Dewan Direksi
untuk
38
a.
Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas dalam mengelola perseroan
dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perus
ahaan sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar perseroan dengan berpedoman kepada
kebijakan pokok yang ditetapkan oleh dewan komisaris dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara program kerja Direksi
b.
Mewakili perseroan didalam dan diluar pengendalian tentang segala hal dan
segala kejadian
c.
Direksi wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tiap-tiap
tahun sebelum tahun kerja berjalan dan harus mendapatkan pengesahan dari
Dewan Komisaris serta menjalankannya dengan konsisten dan konsekuen
d.
Direksi wajib mendapat rekomendasi persetujuan dari Dewan Pengawas
Syariah utuk setiap produk yang dipasarkan kepada masyarakat
e.
Direksi wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
setiap tahun
4.
Komite Pembiayaan
a.
Membantu Direksi dalam mengevaluarsi dan memberikan rekondasi atas
permohonan
pembiayaan
(memorandum
pembiayaan)
untuk
jumlah
pembiayaan tertentu
b.
Memberikan masukan kepada Direksi dalam mengambil keputusan yang
menyangkut pemberian pembiayaan
39
c.
Keanggotaan komitr pembiayaan ditetapkan oleh Dewan Direksi yang terdiri
dari : Direktur,Kepala Bagian Pemasaran,Kepala Bagian Operasional,dan
Accouning officer
6.
Kepala Bagian Pemasaran
a.
Membantu Direksi dalam menyusun perencanaan pembiayaan dan program
pemasaran bank
b.
Mengkoordinir penyusunan program aktivitas dan strategi pemasaran serta
rencana kerja lingkup pemasaran untuk periode tahun berikutnya
c.Memberikan rekomendasi advis pembiayaan calon nasabah debitor kepada
Direksi
d.
Mengkoordinir pembuatan/penyampaian laporan ekstern sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan oleh Bank Indonesia
e.
Menyampaikan,mengurus serta membuat laporan hasil pembahasan komite
pembiayaan yang telah disetujui oleh hasil rapat
6.
Funding officer
a.
Menghimpun dana pihak ketiga,baik berupa tabungan maupun deposito sesuai
dengan target yang diberikan oleh bank
b.
Memberikan usulan dan saran mengenai berbagai hal yang diberkaitan dengan
mobilisasi dana tabungan dan deposito kepada kepala Bagian pemasaran
c.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi sepanjang masih
dalam ruang lingkup dan fungsi sebagai funding officer
40
7.
Account Officer
a.
Menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan
berlandaskan pola pembiayaan syariah serta tetap mengacu pada prisip
prudential banking
b.
Memperoses permohonan pengajuan pembiayaan calon mitra hingga tuntas
c.
Melakukan survey dan taksasi jaminan
d.
Menangani keabsahan (legalitas) jaminan
e.
Mengenai legalitas berkas-berkas yang berkaitan dengan persiapan penyaluran
dan penanganan pembiayaan bank
f.
Membuat register calon mitra pembiayaan bank
g.
Membuat register mitra pembiayaan bank
h.