ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH DI BANDAR LAMPUNG
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.01
Bandarlampung
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi)
Oleh
Nama : Ryan Adi Prasetyo
NPM : 0851021039
Konsentrasi : Ekonomi Moneter
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung Bandarlampung
(2)
ABSTRAK
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
RYAN ADI PRASETYO
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi, belajar, persepsi dan tingkat keuntungannisbah(bagi hasil) dan perhitungan bisnis terhadap keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung. Data yang digunakan ialah dataprimer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan uji analisis faktor dan uji asumsi klasik dengan menggunakanSPSS16.0.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji t) antara variabel-variabel bebas yaitu motivasi (X1), variabel belajar (X2), persepsi (X3), dan tingkat keuntungan nisbah dan perhitungan bisnis (X4) dengan variabel terikat yaitu keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung (Y), dapat diketahui hanya faktor motivasi dan persepsi faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di
Bandar Lampung. Sedangkan faktor belajar beserta faktor tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung. Melalui penelitian ini disarankan agar perbankan syariah di Bandar Lampung memperhatikan masalah promo mengenai produknya, selalu terdepan dalam teknologi yang digunakan, dan terakhir ialah masalah pembagiannisbah(bagi hasil).
Kata Kunci : Motivasi, Belajar , Persepsi, Tingkat Keuntungan Nisbah Dan Perhitungan Bisnis Dan Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Perbankan Syariah Di Bandar Lampung.
(3)
ABSTRACT
ANALYSIS VARIABLES AFFECTING CUSTOMER SAVING IN ISLAMIC BANKING IN BANDAR LAMPUNG.
By
RYAN ADI PRASETYO
The purpose of this study was to determine the effect of variable motivation, learning, perception and the rate of profit ratio (profit sharing) and business calculations on customer decisions in saving in Islamic banking in Bandar Lampung. The data used is primary data. Hypothesis testing is performed by factor analysis and testing approach to the classic assumption test using SPSS 16.0.
Based on the results of hypothesis testing (t test) between the independent variables, namely motivation (X1), the variables studied (X2), perception (X3), and the ratio of the rate of profit and business calculations (X4) with the
dependent variable is the customer's decision to save money in the bank sharia in Bandar Lampung (Y), can be known only motivating factor and the perception of these factors have a significant relationship to the customer's decision to save money in Islamic banks in Bandar Lampung. While the factors studied and their factors profitability and business calculations does not significantly affect the customers in saving in Islamic banking in Bandar Lampung. Through this study
(4)
suggested that Islamic banks in Bandar Lampung promo concerned about its products, always leading in the technology used, and the last is the problem of the distribution of the ratio (for results).
Keywords : Motivation, Learning, Perception, The Profit Ratio Calculation And Business And Customer Decision In Savings In Islamic Banking In Bandar Lampung.
(5)
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
RYAN ADI PRASETYO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(6)
Judul Skripsi :ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH DI BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa :Ryan Adi Prasetyo Nomor Pokok Mahasiswa : 0851021039
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI 1. Dosen Pembimbing
Heru Wahyudi, S.E.,M.Si. Nip. 196012201989031004
2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Muhammad Husaini, S.E., M.Si. Nip. 196012201989031004
(7)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Heru Wahyudi, S.E., M.Si ……….
Penguji Utama :Dr. Hi. Toto Gunarto,S.E.,M.Si ……….
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 196109041987031011
(8)
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman/sanksisesuai peraturan yang berlaku”.
Bandar Lampung, Maret 2013
Penulis
(9)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Pekalongan pada tanggal 29 September 1988, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Setiawan dan Ibu Riyantini.
Penulis memulai Pendidikannya di Taman Kanak-kanak (TK) PTP 7 Kedaton Bandar Lampung diselesaikan tahun 1994, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Teladan Rawalaut Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000. Selanjutnya, penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003, dan selanjutnya pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2008, penulis diterima menjadi mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Pada tahun 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kota Gajah Barat Kecamatan Kota Gajah, Lampung Tengah.
(10)
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain.(Q.S Al-Insyirah 6-7)
(11)
Dengan segenap ketulusan dan rasa syukur kupersembahkan karya nan
sederhana tapi berharga bagiku ini kepada:
Bapak dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan motivasi terbesar dalam
hidupku, yang telah mengiringiku dengan doa dalam setiap hembusan nafas dan
ayunan langkahku. I always love u mom and dad
Kedua adikku tersayang, serta keluarga besarku yang selalu memberiku
semangat dalam mengerjakan penulisan ini.
Tulang rusukku yang akan menjadi pendamping hidupku kelak.
Sahabat-sahabatku tersayang, yang telah memberikan warna-warni dalam
hidupku dan selalu ada pada saat susah maupun senang.
(12)
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Variable-Variabel Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung Di Perbankan Syariah Di Bandar Lampung”merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Muhammad Husaini S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah bersedia meluangkan waktunya memberikan arahan, saran, dan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini;
3. Bapak Dr. H. Toto Gunarto, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Meluangkan waktu untuk membantu dalam perkuliahan dan aktivitas akademik penulis selama masa studi;
(13)
4. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, yang telah memberikan didikan dan ilmu yang bermanfaat;
6. Segenap staf administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis terima kasih atas bantuannya;
7. Kedua orang tuaku, Bapak (Setiawan) dan Ibu (Riyantini) terima kasih atas perlindungan, kasih sayang, cinta, dan dukungan serta pengorbanan yang selalu diberikan dengan tulus kepada anak-anaknya;
8. Adikku tersayang, Ryan Dwi Cahyo Nugroho dan Ryandita Azlia Putri. Terima kasih atas doa, bantuan dan dukungan kalian;.
9. Keluarga besar bapak dan ibu atas doa dan dukungannya;
10. Teman-teman kelas ekonomi moneter, Saud, Indra, Tegar, Novi, Nice, Gista, Amel, Priya, Ratih, Dioda, Elza, Desy, Melisa, Eka, Viqih, Erni, Dini, dan Junivolia. Terima kasih atas canda tawa kalian saat di kelas;
11. Seluruh keluarga besar Ekonomi Pembangunan 2008. 2007, 2006, dan 2009. Terima kasih atas momen-momen suka duka bersama selama ini serta bantuan dan dukungan dari kalian dalam penyelesaian skripsi ini;
12. Teman-teman Inter Club Indonesia Moratti yang berada di seluruh Indonesia maupun regional Lampung. Biru hitam bukan sekedar kebanggan dan
kehormataan. Tapi kebersamaan diantara kita di atas segalanya. La Grande Famiglia Interisti Lampung.
(14)
Setiap karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Segala kelebihan dan manfaat yang bisa diambil merupakan hasil dari bimbingan dan bantuan segenap pengajar, dan segala kelemahan dalam karya ini merupakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis
(15)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penulisan... 9
D. Manfaat Penulisan ... 9
E. Kerangka Berfikir... 9
F. Hipotesis... 11
G. Sistematika Penulisan ... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Bank Syariah ... 13
1. Sejarah Bank Syariah ... 13
2. Bank Syariah Di Indonesia... 15
3. Pengertian Bank Syariah ... 16
4. Perbedaan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional ... 17
(16)
6. Prinsip Pendanaan Bank Syariah Serta Definisinya... 19
7. Kendala Pengembangan Bank Syariah ... 22
B. Minat Nasabah ... 23
1. Definisi Minat ... 23
2. Definisi Nasabah ... 24
3. Minat Nasabah ... 24
a. Faktor Psikologis ... 25
1. Motivasi... 25
2. Belajar ... 26
3. Persepsi... 27
b. Faktor Rasional... 28
1. Tingkat Keuntungan NIsbah ... 28
2. Perhitungan Bisnis... 29
C. Menabung Dalam Perspektif Islam ... 30
D. Studi Empirik ... 34
III. METODOLOGI PENELITIAN... 36
A. Lokasi dan Obyek Penelitian... 36
B. Pendekatan dan Jenis Pendekatan ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 37
D. Data dan Sumber Data... 38
E. Metode Analisis Data ... 39
1. Pengujian Analisis Faktor ... 39
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 40
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 42
a. Uji Non-Multikolinearitas ... 42
b. Uji Non-Autokorelasi ... 43
c. Uji Non-Heteroskedastisitas... 44
4. Pengujian Regresi... 45
5. Uji F... 46
(17)
F. Variabel dan Skala Pengukuran ... 47
1. Variabel ... 47
a. Variabel Bebas ... 47
b. Variabel Terikat... 47
2. Skala Pengukuran ... 47
G. Flow Chart Aliran Pengujian... 48
IV. Hasil Dan Pembahasan ... 50
A. Gambaran Objek Penelitian ... 50
B. Gambaran Umum Responden ... 50
1. Jenis Kelamin ... 51
2. Umur ... 52
3. Nasabah Bank... 53
4. Produk Yang Digunakan ... 54
C. Gambaran Distribusi Item Pertanyaan ... 54
1. Variabel Bebas ... 55
a. Variabel Motivasi... 55
b. Variabel Belajar ... 57
c. Variabel Persepsi... 59
d. Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis (X4) ... 61
2. Variabel Terikat ... 63
D. Hasil Pengujian Analisis Faktor... 64
1. Keputusan Nasabah ... 64
2. Motivasi ... 67
3. Belajar ... 70
4. Persepsi ... 73
5. Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 76
E. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 79
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1) ... 80
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Belajar (X2) ... 81
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi (X3) ... 82 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Keuntungan
(18)
Dan Perhitungan Bisnis (X4)... 83
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Nasabah (Y) ... 85
F. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 86
1. Uji Multikolinearitas ... 86
2. Uji Autokorelasi ... 87
3. Uji Heteroskedastisitas... 88
G. Hasil Pengujian Regresi ... 89
H. Hasil Uji F ... 91
I. Hasil Uji T... 94
J. Pembahasan Terhadap Pertanyaan Terbuka... 96
V. Kesimpulan Dan Saran ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran... 99 DAFTAR PUSTAKA
(19)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Dana Pihak Ketiga, Jumlah Dana
Yang Ditempatkan Di Perbankan ... 5
2. Pembiayaan, Jumlah Dana Yang Disalurkan Perbankan Kepada Masyarakat. ... 5
3. Aset, Total Kekayaan Yang Dimiliki Perbankan... 5
4. JumlahOutletBank Konvensional DanOutletSyariah... 6
5. Jaringan Kantor Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012 ... 16
6. Perbedaan Antara Bank Konvensional Dengan Bank Syariah ... 18
7. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil... 19
8. Prinsip dan Definisi Pendanaan Bank Syariah... 21
9. Jenis–Jenis Pendanaan Bank Syariah... 22
10. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Dilakukan... 35
11. Interpretasi Nilai r ... 42
12. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Motivasi (X1)... 53
13. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Belajar (X2)... 55
14. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Persepsi (X3)... 57
15. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis (X4) ... 59
(20)
16. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Terikat (Y) ... 61
17.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Keputusan Nasabah ... 63
18. Hasil Uji MSA Variabel Keputusan Nasabah... 63
19. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Keputusan Nasabah. 64 20. Total Variance Explained Variabel Keputusan Nasabah ... 65
21.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Motivasi... 66
22. Hasil Uji MSA Variabel Motivasi ... 66
23. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Motivasi ... 67
24. Total Variance Explained Variabel Motivasi... 68
25.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Belajar... 69
26. Hasil Uji MSA Variabel Belajar ... 69
27. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Belajar. ... 70
28. Total Variance Explained Variabel Belajar. ... 71
29.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Persepsi... 71
30. Hasil Uji MSA Variabel Persepsi. ... 72
31. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Belajar. ... 73
32. Total Variance Explained Variabel Persepsi ... 74
33. Hasil Uji KMOdan Bartlett’s Test Variabel Persepsi... 75
34. Hasil Uji MSA Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 75
35. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis. ... 76
36. Total Variance Explained Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 77
37. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1)... 78
38. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Belajar (X2) ... 79
39. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi (X3)` ... 80
40. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis (X4) ... 81
41. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Nasabah (Y) .... 83
(21)
43. Hasil Uji Autokorelasi ... 85
44. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 86
45. Hasil Uji Regresi... 89
46. Hasil Uji F... 92
47. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 93
48. Hasil Uji Regresi... 94
(22)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikir ... 11 2. Flow Chart Aliran Pengujian ... 47 3. Distribusi Usia Responden... 49 4. Distribusi Umur Responden... 50 5. Distribusi Nasabah Bank... 51 6. Distribusi Produk Yang Digunakan ... 52
(23)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi baru dalam suatu sistem ekonomi akhir-akhir ini sering dibicarakan oleh kalangan ekonom, munculnya suatu konsep yang dianggap baru dan belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat, karena belum adanya pemahaman lebih terhadap konsep yang ditawarkan sering dibicarakan saat ini adalah konsep mengenai perbankan syariah. Secara umum tujuan utama bank syariah adalah mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi di masyarakat dan melakukan kegiatan perbankan (financial), komersil dan investasi sesuai dengan prinsip Islam (Priatin, 2005).
Konsep ini menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam ke dalam transaksi
perbankan. Prinsip utama yang diterapkan adalah transaksi keuangan, yang berupa penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga (Interest Free Banking). (Khairunnisa, 2000). Bank Islam pertama berada di daerah pedesaan di Pakistan, dimana tidak membebankan bunga pada peminjamnya. Kemudian diikuti oleh Malaysia, India, Mesir, dan Iran. (Khairunnisa, 2000). Bank Syariah di Indonesia didirikan karena adanya keinginan dari masyarakat (terutama dari
(24)
2
masyarakat yang beragama Islam) yang beranggapan bahwa bunga merupakan hal yang haram, hal ini lebih diperkuat lagi dengan berbagai pendapat para ulama yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu fatwa MUI yang intinya
mengharamkan bunga bank karena terdapat unsur-unsur riba jika ada unsur tambahan, dan tambahan itu diisyaratkan dalam akad dan dapat menimbulkan adanya unsur pemerasan. Berikut merupakan ayat yang menjelaskan bahwa riba dilarang oleh agama islam :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Q.S. Al-Baqarah:279
Kemudharatan sistem bunga sehingga dikategorikan sebagai riba adalah, antara lain :
a. Mengakumulasi dana untuk kepentingannya sendiri.
b. Bunga adalah konsep biaya yang digeserkan kepada penanggung berkutnya.
c. Menyalurkan dana hanya mereka yang mampu. d. Penanggung terakhir adalah masyarakat.
e. Memandulkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi. f. Terjadi kesenjangan yang tidak ada habisnya.
Dari kondisi inilah bank syariah mulai dikembangkan sejak diberlakukannya Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan yang mengatur bank
(25)
3
syariah secara cukup jelas dan kuat dari segi kelembagaan dan operasionalnya. Pemberlakuan undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang juga diikuti dengan
diberlakukan sejumlah peraturan pelaksanaan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia / Peraturan Bank Indonesia telah memberikan landasan hukum yang kuat dan kesempatan yang lebih luas bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Perundang-undangan memberikan kesempatan lebih luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah antara lain melalui izin pembukaan kantor cabang syariah oleh bank umum konvensional. Selain itu Undang-undang No. 23 Tahun 1989, Bank Indonesia juga mempersiapkan
perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah.
Sejalan dengan tugas pokok dan peran Bank Indonesia serta arahan umum kebijakan di bidang perbankan yang telah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia pada awal tahun 2010, selama tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan terkait dengan penelitian, pengembangan, pengaturan dan pengawasan perbankan syariah. Pelaksanaan kebijakan dibidang perbankan syariah selain mengacu kepada kebijakan umum dibidang perbankan juga memperhatikan arahan dan kebijakan khusus terkait dengan perbankan syariah yang merupakan sub-sektor perbankan yang masih perlu didorong agar dapat bertumbuh lebih cepat agar peran dan konstribusinya dalam mencapai sasaran kebijakan dibidang perbankan dan kebijakan Bank Indonesia secara umum dapat lebih besar.
(26)
4
kebijakan dibidang perbankan dengan pendekatan insentif dan disinsentif. Hal ini antara lain mencakup peningkatan ketahanan sistem perbankan yang perlu
ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasan bank, penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan. Selain itu upaya untuk mendorong peningkatan intermediasi perbankan melalui penyempurnaan peraturan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Secara spesifik kebijakan untuk perbankan syariah dalam tahun 2010 diarahkan untuk meningkatkan peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya. Kebijakan untuk perbankan syariah ini diupayakan dengan meningkatkan insentif untuk
mendorong peningkatan modal, memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah dan anak perusahaannya, serta memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM perbankan syariah yang kompeten. Sejumlah kegiatan yang merupakan
implementasi arah kebijakan tahun 2010 dibidang perbankan syariah dilaksanakan oleh Bank Indonesia, khususnya Direktorat Perbankan Syariah dengan mencakup berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, pengaturan dan pengembangan, perizinan, dan pengawasan perbankan syariah sebagaimana dijelaskan secara ringkas pada bagian dibawah ini. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan sebagai satu kesatuan dalam upaya mengembangkan perbankan syariah yang efisien, prudent dan sejalan dengan prinsip syariah.
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip agama Islam (UU No. 10/1998). Bank syariah dicirikan dengan sistem bagi hasil (non-bunga) untuk
(27)
5
pembagian keuntungannya. Besarnya bagi hasil (profit sharing) ini ditentukan di awal perjanjian. Berbeda dengan bunga, presentase bagi hasil ini belum tentu tiap bulannya.
Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perbankan syariah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Dana Pihak Ketiga, Jumlah Dana Yang Ditempatkan di Perbankan (Dalam Jutaan)
Keterangan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,950,712 2,096,036 Bank Syariah 15,581 19,347 28,011 36,852 52,271 58,078 Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Tabel 2. Pembiayaan, Jumlah Dana Yang Disalurkan Perbankan Kepada Masyarakat (Dalam Jutaan)
Pembiayaan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930 1,586,492
Bank
Syariah 12,405 16,113 20,717 26,109 34,452 46,260
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Tabel 3. Aset, Total Kekayaan Yang Dimiliki Perbankan (Dalam Jutaan)
Aset Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10
Bank
umum 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106 2,678,265 Bank
syariah 20,880 26,722 33,016 49,555 66,090 75,205
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
DPK, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibandingkan perbankan umum sehinggamarket shareperbankan syariah terhadap perbankan
(28)
6
umum (konvensional) senantiasa meningkat. Hal ini ditopang olehoutlet perbankan syariah yang tumbuh pesat.
Tabel 4. JumlahOutletBank Konvensional DanOutletSyariah. Jumlah
Outlet Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10
Konvensional 8236 9,110 9,680 10,868 12,837 12,972
Syariah 434 509 568 790 998 1,302
Sumber : www.syariahmandiri.co.id.
Selain ekspansi perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah outletnya, pertumbuhan outlet yang pesat juga karena maraknya pembukaan bank syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS).
Perkembangan ini membuat banyak pihak, mulai pemerintah, akademisi, perusahaan hingga masyarakat mencoba untuk memahami perbankan syariah lebih jauh, mulai dari filosofi, sistem operasionalnya hingga produknya.
Seorang nasabah akan merespon bank syariah atau berminat ke bank syariah ketika ada produk atau akad yang dirasakan menguntungkan dirinya
(www.Tempointeraktif.com). Diantara salah satu prinsip dalam akad bank syariah yang dirasa familiar di masyarakat yaitu prinsip bagi hasil. Prinsip ini merupakan prinsip kerja sama usaha yang dikemas dalam bentuk investasi serta menawarkan tingkat pengembalian (return) yang dapat ditentukan sesuai dengan perjanjian. Dalam prinsipmudharabah, bank syariah memposisikan diri sebagai mitra kerja antara si penabung dan pengusaha (investor) untuk mendapatkan keuntungan. Dari beberapa konsepsi mengenai minat nasabah dalam menabung di bank syariah diharapkan pihak manejemen perbankan dapat memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk minat menabung atau mengambil pendanaan
(29)
7
di bank syariah. Menurut Kotler (1992:152) dalam memahami perilaku konsumen (nasabah) dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Seperti yang diketahui ada dua jenis konsumen (nasabah) yaitu pertama konsumen (nasabah) yang bersifat emosional (psikologis), kedua konsumen (nasabah) yang bersifat rasional. Beberapa keuntungan apabila kepuasaan nasabah dapat dipenuhi. Dengan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan nasabah, maka:
1. Nasabah akan merasa loyal kepada bank sehingga bank dapat
mempertahankan nasabahnya untuk tidak meninggalkan bank (beralih kepada bank yang lainnya).
2. Nasabah akan menceritakan mengenai mengenai pelayanan bank yang memuaskan kepada orang lain yang pada akhirnya merupakan sarana promosi yang efektif tanpa mengeluarkan biaya.
Kepuasan nasabah bank adalah mutlak dan penting dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin berat khususnya apabila terjadi merger bagi bank-bank yang tidak dapat memenuhi ketentuan perbankan yang baru. Dengan adanya merger pada bank berarti adanya penggabungan kekuatan dalam persaingan untuk mendapatkan nasabah bank, yang merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh suatu bank.
Usaha untuk bisa mendapatkan ataupun mempertahankan nasabah yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas kepada nasabah dan pengertian
(30)
8
pelayanan bukan hanya sebatas nasabah terpenuhi kebutuhannya akan tetapi sampai kepuasan secara pribadi. Apabila bank melayani dengan pelayanan yang terbaik dan optimal, maksud agar tujuan memuaskan nasabah akan
berkesinambungan, sehingga nasabah akan merasa loyal kepada bank dan dapat menciptakan citra yang baik bagi bank melalui pelayanan yang telah diberikan.
Penulis memilih bank syariah yang terdapat di Bandar Lampung guna mengetahui seberapa besar pertumbuhan perbankan syariah di daerah Lampung terutama di kota Bandar Lampung. Dan sebagai responden ialah nasabah yang mempunyai rekening di bank syariah yang terdapat di Bandar Lampung.
Dari beberapa uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menulis dengan judul.”Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung Di Perbankan Syariah Di Bandar Lampung.”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian secara spesifik sebagai berikut :
1. Dari variabel yang akan digunakan variabel mana yang sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
2. Dari variabel yang akan digunakan variabel mana yang tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
(31)
9
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui variabel apa yang tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang diharapkan bisa diperoleh ialah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang variabel-variabel yang mempengaruhi
nasabah dalam menabung.
2. Memberikan masukan berupa informasi dan saran kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam perbankan syariah khususnya bank syariah yang berada di Bandar Lampung.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis di Universitas Lampung.
E. Kerangka Berfikir
Minat nasabah yaitu daya tarik yang dimunculkan oleh obyek tertentu yang membuat seseorang nasabah merasa senang dalam mempunyai keinginan berhubungan dengan obyek tersebut sehingga timbul suatu keinginan. Ada
(32)
10
beberapa faktor yang membentuk terjadinya minat nasabah dilihat dari faktor psikologis dan rasional perilaku konsumen :
a. Faktor Psikologis 1. Motivasi
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan oleh konsumen, kebutuhan sendiri muncul karena konsumen (nasabah) merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dengan sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Belajar
Belajar yaitu suatu proses pengalaman yang akan membawa kepada perubahan pengetahuan, sikap dan atau perilaku.
3. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu yang berarti mengenai dunia.
b. Faktor Rasional
1. Tingkat Keuntungan Nisbah (Bagi Hasil)
Nisbah (bagi hasil) merupakan karakteristik dasar bank syariah, dan perhitungan bagi hasil (profit distribution) bagi bank syariah pada umumnya didasarkan pada kontrakmudharabah.
(33)
11
2. Perhitungan Bisnis
Seorang pebisnis biasanya akan memilih jenis tabungan yang mudah dicairkan dan tidak menimbulkan resiko bahkan akan memperoleh keuntungan dari dana yang disimpannya di bank.
Gambar 1. Kerangka Berfikir. Sumber : Pengolahan Data, 2013.
Motivasi (X1)
Belajar (X2)
Persepsi (X3)
Tingkat Keuntungan Nisbah (Bagi Hasil) Dan Perhitungan Bisnis (X4)
Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah
(34)
12
F. Hipotesis
1. Diduga bahwa variabel yang terdiri dari motivasi, belajar (pengalaman masa lalu), persepsi nasabah, tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah di Bandar Lampung. 2. Diduga bahwa variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
3. Diduga bahwa variabel belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
4. Diduga bahwa variabel persepsi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
5. Diduga bahwa variabel tingkat keuntungannisbah(bagi hasil) dan perhitungan bisnis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
G. Sistematika Penulisan
Berikut ini merupakan sistematika dari penulisan skripsi :
Bab I. Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis
(35)
13
Bab II. Tinjuaun Pustaka. Berisikan tinjauan teoritis dan tinjauan empirik yang relevan dengan penelitian ini.
Bab III. Metode penelitian. Terdiri dari tahapan penelitian, sumber data, batasan variabel, alat analisis serta pengujian hipotesis.
Bab IV. Hasil Perhitungan dan Pembahasan Bab V. Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka Lampiran
(36)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Sejarah Bank Syariah
Praktek perbankan dalam sejarah Islam telah dikenal sejak zaman Bani Abbasiyah, meskipun dalam prakteknya masih dilakukan secara perorangan. Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar banyak jenis mata uang pada zaman itu sehingga diperlukan keahlian khusus untuk membedakan antara satu mata uang dengan mata uang lainnya. Hal ini diperlukan mengingat setiap mata uang mempunyai kandungan logam mulia yang berlainan sehingga memiliki nilai yang berbeda pula.
Peranan bankir pada zaman Bani Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan Muqtadir (908-932 M). Kemajuan praktek perbankan pada zaman itu ditandai dengan beredarnya sah (cek) dengan luas sebagai alat pembayaran. Bahkan, peranan banker telah meliputi tiga aspek, yakni menerima deposit,
menyalurkannya dan menstransfer uang.
Namun menurut M. Umer Chapra, eksprimen pertama lembaga perbankan Islam pada masa modern dibuat dalam bentuk bank tabungan pedesaan di
(37)
15
Mit-Ghamer di Delta Sungai Nil Kairo, Mesir dari tahun 1963 sampai 1973. Eksprimen ini dipandang telah berhasil, namun segera berakhir karena alasan-alasan politik. Orang yang patut mendapatkan pujian dalam usaha eksprimen ini adalah Almarhum Ahmad An Najjar. Eksprimen lain dilakukan di Karachi Pakistan oleh S.A. Irshad dengan mendirikan sebuah bank koperasi pada bulan Juni 1965, namun bank koperasi ini juga tidak berhasil karena terjadinya salah pengelolaan dan kurangnya supervise resmi dan akhirnya harus ditutup.
Dua eksprimen ini berfungsi sebagai pemecahan hambatan psikologis bagi keuangan Islam yang ada dalam dunia muslim dan mengantarkan kepada
pendirian sejumlah lembaga-lembaga keuangan Islam setelah pertengahan 1970-an. Bank Islam pertama kali didirikan adalah Bank Dubai pada bulan Maret 1975. Namun sebagai katalis perkembangan kelembagaan bank-bank Islam sejak
diadakannya Konferensi Islam se-Dunia pertama di Mekkah tentang ekonomi Islam, yang disponsori oleh Universitas King Abdul Aziz pada tahun 1976. Kemudian berdirilah bank-bank Islam yang lain, seperti Islamic Bank of Faisal, Baitut Tanwil Al Kuwaiti dan kemudian tersebar di seluruh dunia Islam, yang pada akhir tahun 1983 telah berdiri 12 bank Islam. Meskipun demikian, keberadaan lembaga bank-bank Islam itu belum dapat dikatakan mulus sebab sebagian bank itu melangkah maju, namun sebagian lainnya berjalan mundur. Faktornya antara lain karena masalah teknis, sumber daya manusia dan
keterbatasan pengetahuan orang tentang bank Islam. Jumlah bank Islam sampai tahun 1996 telah mencapai 166 yang berada di 34 negara muslim dan non muslim, yang hampir seluruh bank Islam ini boleh dikatakan berhasil dalam hal ekspansi jaringan cabang, lembaran neraca dan keuntungan.
(38)
16
Pendirian bank tanpa bunga ini tentunya dapat menepis dugaan bahwa ‘tidak ada
ekonomi tanpa bunga dan tidak ada bank tanpa bunga’. Diperkirakan hingga akhir
tahun 1999, sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dalam Laporan
Internasional Association of Islamic Bank sudah tercatat 200 lembaga keuangan Islam. Suatu hal yang patut dicatat adalah saat ini banyak nama besar dalam dunia keuanan internasional, seperti Citibank, Jardine Fleming, ANZ, Chase Chemical Bank, Goldmar Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiories yang berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar modal, Islamic fund juga sudah ramai diperdagangkan, suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia Dow Jones untuk menerbitkan Islamic Dow Jones. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Scharf, mantan dirut Bank Islam Denmark yang beragama Kristen mengatakan bahwa bank Islam adalah partner baru pembangunan.
2. Bank Syariah Di Indonesia
Bank Muamalat Indonesia, yang disingkat dengan BMI merupakan bank dengan sistem tanpa bunga atau bagi hasil pertama di Indonesia. Keberadaan bank syariah pertama ini belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Namun, dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 yang telah mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Perbankan Islam di Indonesia mulai menggeliat persis ketika terjadi krisis perekonomian di Asia, termasuk di Indonesia dimana perbankan nasional yang
(39)
17
mengalami krisis berat, yang mendorong perbankan saat itu beroperasi dengan negatif spread, yaitu bunga yang dibayar kepada nasabah penabung lebih tinggi daripada bunga kredit yang diterima. Logis saja apabila kemudian kerugian menggerogoti modal bank, sampai Bank Indonesia mewajibkan program
rekapitalisasi. Bunga deposito pernah mencapai 60 % saat itu. Logikannya, bank harus memberi kredit dengan bunga setinggi itu. Jangankan untuk membayar bunga, yang terjadi malah kredit macet
Berikut merupakan tabel jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia Tabel 5. Tabel Jaringan Kantor Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012
Bank Umum Syariah
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus
Jumlah Bank 11 11 11 11 11 11 11 11
Jumlah Kantor 1424 1410 1449 1446 1488 1518 1532 1587 Sumber : Bank Indonesia
Pada tahun 2012, jumlah bank syariah yang terdapat di Indonesia berjumlah 11 bank, dimana setiap bulan bank syariah tersebut mempunyai jumlah kantor yang fluktuatif. Dan tertinggi pada bulan juni yang bejumlah 1532 kantor.
3. Pengertian Bank Syariah
Menurut Antonio (2001:1), Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan atau pembiayaan kegiatan usaha ataupun kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariat Islam. Menurut Bank Indonesia, Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
(40)
18
ataupun pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
4. Perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Berikut merupakan perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah. Secara umum fungsi dan kegiatan bank, bank syariah mempunyai fungsi yang lebih banyak dibandingkan bank konvensional. Mekanisme dan obyek usaha bank syariah ialah anti riba dan anti Maysir sedangkan sebaliknya di bank konvensional tidak anti riba dan anti maysir.
Prinsip dasar operasi yang digunakan di bank konvensional yaitu uang sebagai komiditi, dan mengandung bunga. Di bank syariah menggunakan system bagi hasil, jual beli ataupun sewa. Prioritas pelayanan jika di bank konvensional hanya keuntungan semata, bank syariah tidak hanya untuk keuntungan semata tetapi bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi Islam.
(41)
19
Tabel 6. Tabel Perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank syariah.
Bank Konvensional Bank Syariah
Fungsi dan Kegiatan Bank
Intermediasi, Jasa Keuangan.
Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan. Mekanisme Dan
Obyek Usaha
Tidak Antiribadan AntiMaysir.
AntiRibadan Anti Maysir. Prinsip Dasar
Operasi
- Bebas Nilai (Prinsip Matrealis).
- Uang Sebagai Komiditi. - Bunga.
- Tidak Bebas Nilai (Prinsip Syariah Islam).
- Uang Sebagai Alat Tukar dan Bukan Komiditi.
- Bagi Hasil, Jual Beli, Sewa. Prioritas Pelayanan Kepentingan Pribadi. Kepentingan Publik.
Orientasi Keuntungan Tujuan Sosial-Ekonomi Islam,
Keuntungan
Bentuk Bank Komersial - Bank Komersial.
- Bank Pembangunan. - Bank Universal. - AtauMulti-Porpose Evaluasi Nasabah Kepastian Pengembalian
Pokok Dan Bunga (Creditworthinessdan Collateral)
Lebih Hati-Hati Karena Partisipasi Dalam Risiko
Hubungan Nasabah Terbatas Debitor-Kreditor Erat Sebagai Mitra Usaha Sumber Likuiditas
Jangka Pendek
- Pasar Uang. - Bank Sentral
Terbatas Pinjaman Yang
Diberikan
Komersial Dan Nonkomersial, Berorientasi Laba
Komersial Dan Nonkomersial, Berorientasi Laba Dan Nirlaba Lembaga Penyelesaian Sengketa Pengadilan, Arbitrase Pengadilan,
Badan Arbitrase Syariah Nasional Risiko Usaha - Risiko Bank dan Debitur
Tidak Terkait Langsung.
- Kemungkinan Terjadi Negative Spread.
- Risiko Dihadapi Bersama Antara Bank Dan Nasabah Dengan Prinsip Keadilan Dan Kejujuran. - Tidak Mungkin TerjadiNegative
Spread Struktur Organisasi
Pengawas
Dewan Komisaris - Dewan Komisaris.
- Dewan Pengawas Syariah. - Dewan Syariah Nasional
Investasi Halal Atau Haram Halal
Sumber : http://danzoo46.wordpress.com/2012/04/02/perbedaan-bank-syariah-dengan-bank-konvensionalumum/
(42)
20
5. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil.
Tabel 7. Tabel Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil.
Bunga Bagi Hasil
Suku bunga ditentukan di muka. Nisbahbagi hasil ditentukan di muka. Bunga diaplikasikan pada pokok
pinjaman (untuk kredit).
Nisbahbagi hasil diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh nasbah pembiayaan
Suku bunga dapat berubah sewaktu-waktu secara sepihak oleh bank.
Nisbahbagi hasil dapat berubah bila disepakati ke dua belah pihak. Sumber :
http://pakarinfo.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-pembiayaan-bank-mandiri.html
6. Prinsip Pendanaan Bank Syariah Serta Definisinya.
Produk tabungan di bank syariah menawarkan pengalaman baru dalam menyimpan uang secara aman dan sekaligus menguntungkan. Bank syariah menawarkan dua jenis tabungan, yang bisa dipilih oleh penabung sesuai kebutuhannya. Tabungan iB dengan skema titipan bagi mereka yang mengutamakan keamanan dana dan kemudahan transaksi sehari-hari. Dan
Tabungan iB dengan skema investasi bagi mereka yang menginginkan keamanan dana sekaligus memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi, bank syariah bebas diambil setiap saat ketika ia membutuhkan dana. Jumlah uangnya dalam
Tabungan iB akan tersimpan aman, karena bebas dari resiko pemotongan dana ketika usaha bank mengalami kerugian. Keuntungan yang diperoleh oleh
(43)
21
penabung dengan skema ini berupa bonus, yang besarnya sesuai dengan kebijakan masing-masing bank syariah.
Penabung yang menginginkan hasil investasi yang lebih tinggi dapat memilih jenis Tabungan iB dengan skema investasi. Dana masyarakat yang terkumpul, akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-sektor usaha produktif yang menghasilkan profit. Nilai imbal hasil ini fluktuatif, sesuai dengan imbal hasil yang diperoleh bank syariah dari invetasi yang dilakukan. Masyarakat bank syariah tidak perlu khawatir akan keberadaan investasi mereka merugi di bank syariah tersebut, karena masyarakat yang menyimpan uangnya di Tabungan iB tidak akan ikut mengalami kerugian itu. Saat ini perhitungan bagi hasil antara bank syariah dan nasabah tidak didasarkan pada profit yang diperoleh (profit and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan (revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang diinvestasikan dalam tabungan iB tidak akan berkurang atau hilang meskipun investasi yang dilakukan bank syariah mengalami kerugian.
Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi ini juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin oleh LPS hingga nilai maksimal Rp.2 miliar.
(44)
22
Tabel 8. Tabel Prinsip dan Definisi Pendanaan Bank Syariah
Prinsip Definisi
A. Wadi’ah.
- Wadi’ah Yad Dhamanah.
B. Qardh
C. Mudharabah.
- Mudharabah Mutlaqah.
- Mudharabah Muqayyadah.
D. Ijarah.
Titipan asset nasabah individu atau badan yang harus di jaga dan dikembalikan kapan saja dikehendaki nasabah.
Bank dapat memanfaatkan asset untuk mendapat keuntungan, menanggung risiko, dan dapat memberikan bonus.
Bank menerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah, dapat memanfaatkan untuk mendaptkan keuntungan, dan dapat memberikan bonus. Nasbah dijamin dapat menarik dananya sewaktu-waktu.
Nasabah pemilik modal (shahibul maal) bekerjasama dengan bank sebagai pengelola (mudharib) untuk
memperoleh keuntungan yang dibagi sesuai kesepakatan di awal.
Penggunaan dana tidak dibatasi tempat, tujuan, dan jenis usaha.
Penggunaan dana dibatasi tempat, tujuan, dan jenis usaha.
Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah tanpa diikuti pemindahaan kepemilikan. Sumber :
(45)
23
Tabel 9. Jenis–Jenis Pendanaan Bank Syariah.
Wadi’ah - Giro.
- Tabungan
Qardh - Giro.
- Tabungan.
Mudharabah - Tabungan.
- Deposito / Investasi. - Obligasi /Sukuk.
Ijarah - Obligasi / Sukuk.
Sumber : http://luqmannomic.wordpress.com/2008/01/02/jenis-jenis-produk-pengumpulan-dana/
7. Kendala Pengembangan Bank Syariah.
Bank syariah mempunyai berbagai kendala baik itu kendala Nasional maupun Internasional. Berikut merupakan berbagai kendala dari bidang Nasional, antara lain adalah :
• Sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan profesional yang
masih terbatas. Keterbatasan pada SDM akan mempengaruhi bukan hanya risiko operasional bank namun juga risiko reputasi yang secara khusus yang dimiliki oleh perbankan syariah. Keterbatasan pada SDM ini akan mempengaruhi bukan hanya resiko operasional bank namun juga resiko reputasi yang secara khas dimiliki oleh perbankan syariah.
• Pemahaman masyarakat yang kurang terhadap perbankan syariah selain
(46)
24
dikhawatirkan akan mengurangi prosescheck and balanceberkaitan dengan kepatuhan syariah dalam operasional bank atau aplikasi produk-produk syariah.
• Belum terdapat standar baku dalam aplikasi produk syariah berikut
ketentuannya, membuat aplikasi masih berpotensi menyimpang dari apa yang telah ditetapkan secara syariah.
• Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan
dengan transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal. • Infrakstruktur masih pada tahapan awal pengembangan seperti pasar
modal, pasar keuangan, asuransi, LPS, dan lain-lain.
B. Minat Nasabah
1. Definisi Minat
Menurut Winkel (1993 : 30), definisi minat adalah kecenderungan yang menetap dan subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal atau hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan pula minat yang diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal-hal tersebut timbul terlebih, susah ditentukan secara pasti.
Masih menurut Winkel, secara urutan psikologi tergambar sebagai berikut :
Perasaan senang Sikap Positif Minat
Sedangkan menurut Fisbein (1997 : 38) minat didefinisi sebagai komponen konaktif, karena berhubungan dengan komponen afektif dari sikap. Dengan kata
(47)
25
lain minat yaitu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktifitas yang menstimulasi perasaan senang pada individu, minat akan timbul jika rangsangan yang ada menarik perhatiannya. Sehingga minat merupakan sesuatu yang sangat penting. Perasaan senang sikap positif minat bagi seseorang sebagai suatu aspek kejiwaan. Minat bukan hanya dapat mewarnai perilaku seseorang tetapi lebih dari itu, minat dapat mendorong orang untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya terikat pada suatu kegiatan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan minat dalam penelitian ini ialah daya tarik yang ditimbulkan oleh obyek tertentu yang dimaksud ialah perbankan syariah yang berada di Bandar Lampung, yang membuat seseorang merasa senang dan mempunyai keinginan berhubungan (menabung) dengan obyek tersebut sehingga timbul suatu keinginan.
2. Definisi Nasabah
Saladin (1994 : 7) mengungkapkan bahwa nasabah ialah konsumen-konsumen sebagai penyedia dana, sedangkan definisi nasabah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:683) yaitu orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan Bank. Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa calon nasabah ialah orang yang akan menjadi tanggungan suatu bank dan belum
menjadi nasabah suatu bank.
3. Minat Nasabah
Ada beberapa faktor yang membentuk terjadinya minat nasabah dilihat dari faktor psikologis dan rasional perilaku konsumen :
(48)
26
a. Faktor Psikologis 1. Motivasi
Menurut pandangan Amstrong dan Kotler (2001:212) motivasi ialah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya.
Sedangkan menurut Kanuk dan Schiffman dalam Samarwan (2004:34),
didefiniskan motivasi sebagai daya penggerak di dalam individu yang mendorong mereka ke tindakan. Daya penggerak ini diperoleh dari suatu kebutuhan yang belum dipenuhi.
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
o Need for achievement(kebutuhan akan prestasi)
o Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
o Need for Power(dorongan untuk mengatur)
Menurut Mowen dalam Huriyati (2005:83) mendifinisi motivasi sebagai keadaan yang dimana diaktivasi atau digerakkan seseorang mengarahkan perilaku
berdasarkan tujuan, dalam hal ini termasuk dorongan, kenginan, dan hasrat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disebutkan bahwa motivasi muncul karena adanya kebutuhan oleh konsumen, kebutuhan sendiri muncul karena konsumen (nasabah) merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya
(49)
27
dirasakan dengan sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Belajar
Definisi belajar menurut Engel dalam Sumarwan (2002:92) belajar yaitu suatu proses pengalaman yang akan membawa kepada perubahan pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Menurut Prasetijo (2005:36), belajar ialah perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari adanya pengalaman sebelumnya.
Para teoritis mengatakan hampir semua perilaku manusia berasal dari belajar. Proses belajar berlangsung melaluidrive(dorongan),stimulate(rangsangan), respons(tanggapan), danreinforcement(penguatan) yang saling mempengaruhi (Kotler dan Amstrong. 2001:218).
Sedangkan menurut Loundon dan Della Bita dalam Prasetijo (2005:37) membagi perilaku belajar manusia ke dalam 3 (tiga) jenis , yaitu :
- Perilaku fisik, yaitu manusia mempelajari beberapa pola perilaku fisik yang bermanfaat dalam merespon sebagai situasi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembelajaran melalui simbol dan pemecahan masalah, dalam hal ini manusia mempelajari arti-arti simbolis yang memungkinkan komunikasi lebih efisiensi melalui pengembangan bahasa.
- Pembelajaran secara efektif, pada tipe ini manusia belajar menilai elemen-elemen tertentu dari lingkungan dan hal-hal yang tidak disukai lainnya.
(50)
28
3. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak, bagaimana cara seseorang untuk bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Karena itu persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu yang berarti mengenai dunia (Kotler dan Amstrong, 2001:214). Menurut Hurriyati (2005:101) persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2004:69-70) menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi yaitu sebagai berikut :
- Pemaparan (exposure) - Perhatian (attention)
- Pemahaman (comprehenson) - Retensi (retention)
- Penerimaan (acceptance).
Dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005:68-69) dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi orang, yaitu :
- Faktor internal : 1. Pengalaman, 2. Kebutuhan saat ini,
3. Nilai-nilai yang dianutnya, 4. Ekspektasi / pengharapannya
(51)
29
- Faktor eksternal : 1. Tampakan produk, 2. Sifat-sifat stimulus, 3. Situasi lingkungan
b. Faktor Rasionalis
Menurut H. Armansyah Mirza definisi nasbah yang rasional adalah mereka yang bertransaksi dengan sistem syariah semata-mata karena perhitungan bisnis. MenurutHarif Amali Rivai yang melakukan penelitian dengan judul “faktor penentu keputusan konsumen memilih jasa perbankan” dari hasil penelitian menyebutkan bahwa nasabah rasional adalah mereka yang bertransaksi dengan system syariah karena motif keuntungan atau perhitungan bisnis, bukan karena sentimen keagamaan belaka. Menurut Antonio, 1999:255-256 ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menabung, yaitu :
1. Tingkat Keuntungan Nisbah (Bagi Hasil)
Nisbah (bagi hasil) merupakan karakteristik dasar bank syariah, dan perhitungan bagi hasil (profit distribution) bagi bank syariah pada umumnya didasarkan pada kontrak al mudharabah. Adapun faktor yang mempengaruhi bagi hasil (Antonio, 2001:237) yaitu :
a. Faktor Langsung
- Tingkat investasi (investment rate).
Merupakan prosentasi aktual dana yang hendak disalurkan dari total dana. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
(52)
30
- Merupakan jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk dinvestasikan.
- Nisbah bagi hasil (profit sharing ratios)
Dalammudharabah, nisbah harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
b. Faktor Tidak Langsung.
- Penentuan butir-butir pendapatan dan biayamudharabah.
- Bank dan nasabah melakukansharedalam pendapatan dan biaya (Profit and Sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
- Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebutrevenue sharing. - Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktifitas yang diterapkan. Terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
2. Perhitungan Bisnis
Seorang pebisnis biasanya akan memilih jenis tabungan yang mudah dicairkan dan tidak menimbulkan resiko bahkan akan memperoleh keuntungan dari dana yang disimpannya di bank. Salah satu produk yang sering digunakan oleh pebisnis yaitu :
a. Rekening Giro
Rekening giro yang berdasarkan prinsipwadi’ah yad-dhamanah. Dalam hal ini, bank dapat mempergunakan dana nasabah selama tidak ditarik, sementara bank
(53)
31
memberikan garansi bahwa nasabah dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagi fasilitas yang disediakan bank, seperti cek, kartu ATM, dan sebagainya tanpa biaya. Umumnya para pengusaha atau perusahaan untuk pembiayaan pencairannya menggunakan rekening giro.
b. Rekening Tabungan
Dalam rekening tabungan nasabah tidak dapat menarik dananya secara fleksibel seperti dalam rekening giro. Fasilitas ini umumnya digunakan oleh debitur untuk melunasi atau memenuhi kewajibannya.
c. Rekening Deposito
Dalam rekening deposito digunakan limit waktu dimana tiap limit waktu tersebut terdapat bagi hasil yang tidak sama. Jika limit waktu lama, dipastikan bagi hasil tersebut tinggi. Dan sebaliknya jika limit waktu tidak lama bagi hasil sedikit.
C. Menabung Dalam Perspektif Islam
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam prinsip menabung tidak lepas dari perilaku konsumsi, karena manusia adalah makhluk konsumtif. Karena itu perlu menyiapkan masa depan yang lebih baik dari pada mengkonsumsi secara berlebihan tanpa melihat dampat
(54)
32
Adapun arahan Islam untuk konsumsi paling tidak ada tiga hal. 1. Jangan boros. Seorang muslim dituntut untuk selektif dalam
membelanjakan hartanya terutama untuk ditabung. Tidak semua hal yang dianggap butuh saat ini harus segera dibeli. Karena sifat dari kebutuhan sesungguhnya dinamis, ia dipengaruhi oleh situasi dan kondisi.
2. Seimbangkan pengeluaran dan pemasukan. Seorang muslim hendaknya mampu menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluarannya, sehingga sedapat mungkin tidak berutang. Karena utang, menurut Rasulullah SAW akan melahirkan keresahan di malam hari dan mendatangkan kehinaan di siang hari.
3. Tidak bermewah-mewah. Islam juga melarang umatnya hidup dalam kemewahan. Kemewahan yang dimaksud menurut adalah tenggelam dalam kenikmatan hidup berlebih-lebihan dengan berbagai sarana yang serba menyenangkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secaralebih baik (Syafi’i Antonio, 2001:153-154) :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. An-Nisaa’ :9).
(55)
33
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (Q.S. Al-Baqarah: 266)
Kedua ayat tesebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah
perencanaan adalah dengan menabung.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bersikap hemat tidak berarti harus kikil dan batil. Ada perbedaan besar antara kikir atau bakhil. Hemat berarti membeli keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan. Ia tidak akan membeli atau mengeluarkan uang kepada hal-hal yang tidak perlu. Adapun kikir dan bakhil adalah sikap yang terlalu menahan dari belanja sehingga untuk keperluan sendiri
(56)
34
yang pokok pun sedapat mungkin ia hindari, apa lagi memberikan orang lain. Dengan kata lain, ia berusaha agar uang yang dimilikinya tidak dikeluarkannya, tetapi berupaya agar orang lain memberikan uang kepadanya. ia akan terus menyimpan dan menumpuknya. Islam telah memberikan rambu-rambu berupa batasan-batasan serta arahan-arahan positif dalam berkonsumsi. Setidaknya terdapat dua batasan dalam hal ini (www.Tazkiaonline.com) :
1. Pembatasan dalam hal sifat dan cara. Seorang muslim mesti sensitif terhadap sesuatu yang dilarang oleh Islam. Mengkonsumsi /menggunakan produk-produk yang jelas keharamannya harus dihindari. Seorang muslim haruslah senantiasa mengkonsumsi sesuatu yang pasti membawa manfaat dan maslahat, sehingga jauh dari kesia-siaan. Karena kesia-siaan adalah kemubadziran, dan hal itu dilarang dalam islam.
2. Pembatasan dalam hal kuantitas atau ukuran konsumsi. Islam melarang umatnya berlaku kikir yakni terlalu menahan-nahan harta yang
dikaruniakan Allah SWT kepada mereka. Namun Allah juga tidak menghendaki umatnya membelanjakan harta mereka secara berlebih-lebihan di luar kewajaran (QS. 25 : 67, 5 : 87).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
(57)
35
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Q.S. Al-Maidah 87.
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Q.S. Al-Furqān : 67
Dalam mengkonsumsi, Islam sangat menekankan kewajaran dari segi jumlah, yakni sesuai dengan kebutuhan. Dalam bahasa yang indah Al-Quran mengungkapkan
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Q.S Al-’Isrā’ : 29
D. Studi Empirik
Sebelum melakukan penelitian, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil
penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Penulis menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Hendi Irawan (2008) sebagai rujukan utama selain penelitian-penelitian yang dilakukan orang lain sebelumnya.
(58)
36
Tabel 10. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Lakukan. No . Judul Penulis/ Tahun Jenis Penelitian Analisis Data Variabel Penelitian
Hasil Analisis Perbedaan dengan Penelitian Saya. 1 Analisis Faktor-Faktor Minat Nasabah Menabung Dalam Memutuskan Memilih Sistem Bagi Hasil Produk Funding Bank Syariah Mandiri Cabang Malang Hendi Irawan/ 2008 Deskriptif Kuantitatif Analisis Regresi Linier Berganda Dan Uji Asumsi Klasik Faktor minat (motivasi, belajar, sikap, persepsi, tingkat keuntungan, dan perhitungan bisnis)
1. Faktor minat berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih produk funding BSM Cabang Malang 2. Faktor minat
yang terdiri dari (motivasi, belajar, sikap, persepsi, tingkat keuntungan, dan perhitungan bisnis) yang dominan adalah tingkat keuntungan, dan perhitungan bisnis sebesar 0,534 dengan nilai R 0,648
Perbedaan ialah dengan merubah objek penelitian dan merubah variabel yang digunakan. 2 Motivasi Nasabah Menabung di BNI Syariah Malang Roikhatul Jannah / 2003 Deskriptif Kuantitatif Analisis Regresi Linier Berganda Dan Analisis Korelasi
1. Persiapan tua 2. Keinginan dihargai orang lain
3. Produk sesuai dengan syariah 4. Pelayanan cepat 5. Pengaruh teman, iklan, dan keluarga Motivasi (persiapan hari tua, dihargai orang lain, produk sesuai syariah, pelayanan cepat, iklan dan keluarga) adalah faktor yang memotivasi nasabah untuk menabung. Perbedaan ialah dengan merubah objek penelitian dan merubah variabel yang digunakan.
(59)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di Bandar Lampung. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini ialah semua nasabah yang terdaftar sebagaiShahibul Maal.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat-alat pengukur yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, penelitian yang dilakukan pada masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi dan juga termasuk penelitian lapangan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
(60)
38
diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan 193.381. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah bank syariah yang berada di Bandar Lampung.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah populasi yang terlalu besar tidak memungkinkan peneliti meneliti seluruhnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Untuk mendapatkan responden yang dapat mewakili populasi maka dalam penelitian ini ditentukan jumlah sampel melalui rumus berikut :
n =
( ). ( )( ) Dimana D =
Keterangan :
B =bound of errorsebesar 90%, jadi B = 0,1 n = besarnya sampel
N = besarnya populasi
P = rasio dari unsur-unsur sampel yang memenuhi kriteria D = standar penyimpangan
(61)
39
Maka didapatkan jumlah sampel sebesar :
n = . .( , ) ( , ) ( . ) , , ( , )
n = , ( , )
, ( , ) , ( , )
n = ,
, ,
n = ,
, n = 99,948 n = 100
Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara acak
sederhana (Simple Random Sampling). Yaitu siapa saja nasabah yang kebetulan melakukan transaksi saat peneliti melakukan pengumpulan data melalui angket dapat digunakan menjadi sampel sebagai sumber data. Adapun alasan
menggunakan tekhnik ini karena semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Pengambilan data primer pada penelitian ini memiliki maksud untuk menggali informasi langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, menabung di bank apa, dan produk yang digunakan). Penarikan data ini dilakukan dengan metode angket/kuesioner.
(62)
40
Kuesioner dilakukan dengan mengumpulkan data tertulis berdasarkan jawaban dari responden atas pertanyaan-pertanyaan.
2. Data Sekunder
Pengambilan data sekunder dalam penelitian ini dimaksudkan menggali informasi dari pihak intern Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Syariah maupun Bank Rakyat Indonesia Syariah. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan/profil perusahaan (sejarah perusahaan, visi misi perusaaan, struktur organisasi, serta kegatan perusahaan). Data ini didapat dengan metode wawancara. Yaitu tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan metode tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak di instansi tersebut.
E. Metode Analisis Data
1. Pengujian Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariate yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau dikelompokkan pada faktor yang tepat.
Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor atau vaiabel laten atau variabel bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara langsung. Selain tujuan utama analisis faktor, terdapat tujuan lainnya adalah:
(63)
41
1. Tujuan pertama untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal, dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel laten atau konstruk atau variabel bentukan.
2. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk, dengan menggunakan pengujian koefisien korelasi antarfaktor dengan komponen pembentuknya. Analisis faktor ini disebut analisis faktor kofirmatori.
3. Tujuan ketiga adalah untuk menguji valisitas dan reliabilitas instrumen dengan analisis faktor konfirmatori.
4. Tujuan keempat salah satu tujuan analisis faktor adalah validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat digeralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor, maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis faktor.
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Tahap kedua, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Jenis penelitian ini termasuk dalam kategori pengukuran sikap, dimana dalam melakukan pengujian ini cukup memenuhi kevalidan konstruksi. Berbeda dengan pengukuran prestasi
(achievement) dan efektivitas pelaksanaan program yang bertujuan dalam penelitian ini harus memenuhi validitas isi dan konstruksi.
(64)
42
Uji validitas dilakukan untuk menemukan kesahihan dan keandalan instrument penelitian. Pengujian dilakukan dengan tekhnik analisis korelasiproduk moment (Arikunto, 2002:146) :
= ( )( )
( X) ) (n Y ( Y) )
Keterangan :
n = Banyaknya pasangan data X = Variabel pertama
Y = Variabel kedua Σ= Jumlah
Sedangkan uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan kaidah alpha cronbach, karena instrumen yang digunakan mempunyai rentang nilai, dengan rumus (Arikunto, 2002:152) :
=
1 (1 Σ
)
Keterangan :
r = Reliabilitas Instrumen.
(65)
43
Σ = Jumlah butir Varians = Varians total.
Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau tidak reliable. Nilai interpretasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800-1,00 Sangat Kuat
Antara 0,600-0,800 Kuat
Antara 0,400-0,600 Sedang
Antara 0,200-0,400 Rendah
Antara 0,000-0,200 Sangat Rendah
Tabel 11. Interpretasi Nilai r Sumber : Sugiyono, 2007: 183
3. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares), perlu dilakukan pengujian umtuk mengetahui model regresi yang dihasilkan dengan jalan memenuhi persyaratan asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Non-Multikolinearitas
Menurut Ghazali (2005:91) uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(66)
44
variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas atau disebut independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Sedangkan untuk mengetahui gejala tersebut dapat dideteksi dari besarnya VIF (Variance Inflation Faktor) melalui program SPSS. Apabila nilai VIF tidak melebihi angka 4 atau 5 maka model regresi bebas dari masalah multiko (Hines dan Douglas, 1999:490). Dan suatu model regresi dikatakan baik apabila tidak terdapat gejala Multikolinearitas.
b. Uji Non-Autokorelasi
Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah regresi linierberganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tdengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi aoutokorelasi. Model korelasi yang baik adalah bebas dari autokorelasi (Ghazali, 2005:95).
Menurut Singgih (2005:219), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, melalui model Durbin-Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS, dimana secara umum dapat dimbil patokan yaitu:
o Jika angka D-W dibawah -2, berarti autokorelasi positif. o Jika angka D-W dibawah +2, berarti autokorelasi negatif. o Jika angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak
(67)
45
c. Uji Non-Heteroskedastisitas
Menurut Ghazali (2005:105) tujuan dari asumsi regresi linier berganda
Heteroskedastisitas ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain jika tetap maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Menurut Suliyanto (2005:73), untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas,
melalui metode park gleyser dengan menggunakanprogram SPSS. Melalui metode ini jika nilai probalitasnya lebih besar darinilai alpha-nya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur Heteroskedastisitas. Dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas apabila: t-hitung < t-tabel atau sig.-t >α.
4. Pengujian Regresi
Setelah melewati proses sebelumnya, data yang didapatkan disiapkan untuk selanjutnya dimasukkan dalam proses regresi dengan bantuan program SPSS 16 for windows, dengan persamaan sebagai berikut :
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4. Dimana:
Y : Keputusan Nasabah
β1,β2,β3,β4 : Koefisien Determinasi
X1 : Motivasi
X2 : Belajar
X3 : Persepsi
(68)
46
5. Uji F
Uji F adalah metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2007). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
6. Uji Instrumen (t-test)
Uji instrumen digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat, Sugiyono (2005:223).
= 2
1 Dimana :
r = Koefisien Regresi n = Jumlah Responden t = Uji Hipotesis
(69)
47
F. Variabel dan Skala Pengukuran
1. Variabel
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat dua variabel yakni :
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yaitu suatu variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti yang keragamannya sebagai akibat dari campur tangan peneliti atau merupakan suatu kondisi yang ingin diteliti atau dikaji dan mempengaruhi variabel terikat
(Masyhuri, 2006: 34). Dalam penelitian ini variabel bebas adalah motivasi, belajar, persepsi dan tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah suatu variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti yang keragamannya dipengaruhi dan tergantung oleh variabel lain (Masyhuri, 2006: 34). Dalam penelitian ini variabel terikat yakni keputusan memilih (Y).
2. Skala Pengukuran
Skala pengukuran menurut Sugiyono dalam Hasan (2002:70) adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada di dalam alat ukur. Dengan menggunakan alat ukur tersebut dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah jenis skala Likert. Menurut Hasan (2002:72) Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial seseorang atau kelompok orang.
(70)
48
Dalam penelitian ini, untuk mengukur minat nasabah menabung dalam
memutuskan memilih sistem bagi hasil maka digunakan skala Likert. Pemberian bobot skor diukur dengan skala Likert dengan rentangsatu sampai lima (Hasan, 2002:72) yang dijabarkan sebagai berikut :
o Jawaban sangat baik/senang sekali, dengan skor 5. o Jawaban cukup baik/senang, dengan skor 4. o Jawaban sedang/cukup senang, dengan skor 3. o Jawaban kurang baik/kurang senang, dengan skor 2. o Jawaban sangat tidak baik/tidak senang, dengan skor 1.
G. Flow Chart Aliran Pengujian
Aliran pengujian dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Pembuatan kuesioner sampai dengan menginput data kuesioner.
2. Pre test. Pre test dilakukan untuk membuktikan apakah suatu pertanyaan layak untuk disajikan.
3. Setelah pre test dilakukan dan didapat hasil yang layak. Maka dilakukan pengujian selanjutnya, seperti : analisis faktor, validitas dan realibilitas, terakhir yaitu uji asumsi klasik (heteroskedastisitas, multikolinearitas, autokolerasi) uji T, dan uji F
(71)
49
Gambar 2. Flow Chart Aliran Pengujian Sumber : Pengolahan data, 2013.
Mulai
Selesai Pembuatan
Kuesioner
Pembagian Kuesioner.
Pengisian. Kuesioner.
Mengumpulkan Kuesioner. Input
Kuesioner Dan Pre Test Analisis Faktor
Uji Validitas dan Realibilitas
Asumsi Klasik Pengujian Regresi, Uji F Dan Uji T
(72)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh faktor-faktor nasabah
menabung dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung ialah variabel motivasi. Hal ini diperkuat dengan dengan bukti koefisien regresi βmerupakan paling tinggi ialah sebesar 0,710 (71,0%) diikuti oleh variabel belajar, sebesar 0,070. Selanjutnya variabel tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis dan yang terakhir ialah variabel persepsi.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji t) antara variabel-variabel bebas yaitu motivasi (X1), variabel belajar (X2), persepsi (X3), dan tingkat
keuntungan nisbah dan perhitungan bisnis (X4) dengan variabel terikat yaitu keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung (Y) seperti yang telah diuraikan di bab sebelumnya dapat diketahui hanya faktor motivasi dan persepsi faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang
(73)
signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung. Sedangkan faktor belajar beserta faktor tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi nasabah menabung di bank syariah di Bandar Lampung.
3. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel persepsi yang di dalamnya terdapat atribut seperti pelayanan terhadap nasabah dengan baik, transaksi perbankan dengan mudah, perhatian bank syariah terhadap pengembangan ekonomi umat dank arena citra bank yang baik berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah.
4. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis yang di dalamnya terdapat atribut seperti bagi hasil (nisbah) yang diperoleh, produk bisnisnya dan dana nasabah bisa diambil kapan saja dan dimana saja merupakan variabel yang tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung.
B. Saran
1. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel motivasi yang di dalamnya terdapat atribut seperti hasil investasi non bunga, jaminan terhadap uang yang nasabah simpan dan jaminan data saat nasabah menjalankan transaksi
mempengaruhi nasabah dalam menabung, maka disarankan untuk perbankan syariah untuk dipertahankan ataupun justru mampu ditingkatkan lebih pelayanan di sektor ini.
(74)
100
2. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel belajar yang di dalamnya terdapat atribut seperti informasi produk yang ditawarkan sesuai dengan syariat islam, kecanggihan teknologi dan pengalaman nasabah pada masa lalu menabung di bank lain (konvensional), tidak signifikan dalam mempengaruhi nasabah dalam menabung. Maka disarankan kepada pihak perbankan syariah untuk selalu gencar melakukan promosi baik itu promosi mengenai produk maupun promo yang bersifat meyakinkan nasabah jika kondisi bank syariah selalu aman tidak akan pernah terjadi rush seketika. Dan juga disarankan untuk selaluup to date tentang teknologi yang digunakan di dunia perbankan.
3. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel persepsi yang di dalamnya terdapat atribut seperti pelayanan terhadap nasabah dengan baik, transaksi perbankan dengan mudah, perhatian bank syariah terhadap pengembangan ekonomi umat dank arena citra bank yang baik berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah disarankan untuk mempertahakan ataupun justru meningkatkan yang terdapat pada atribut tersebut.
4. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis yang di dalamnya terdapat atribut seperti bagi hasil (nisbah) yang diperoleh, produk bisnisnya dan dana nasabah bisa diambil kapan saja dan dimana saja merupakan variabel yang tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung. Maka disarankan kepada perbankan syariah untuk pembagian nisbah secara rata ataupun dapat di tentukan bersama dengan nasabah yang ingin menabung berapa besar nisbah yang didapat kedua belah pihak. kepada. Selama ini fenomena bagi hasil
(75)
101
(nisbah) yang terjadi ialah bank syariah telah menentukan terlebih dahulu tanpa ditentukan bersama dengan nasabah. Dan untuk produk bisnis yang ditawarkan bank syariah sudah bagus akan tetapi perlu dilakukan promosi secara berkala. Dan untuk likuiditas dana seorang nasabah dapat menambah gerai-gerai atm bank syariah tersebut.
(1)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh faktor-faktor nasabah
menabung dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung ialah variabel motivasi. Hal ini diperkuat dengan dengan bukti koefisien regresi βmerupakan paling tinggi ialah sebesar 0,710 (71,0%) diikuti oleh variabel belajar, sebesar 0,070. Selanjutnya variabel tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis dan yang terakhir ialah variabel persepsi.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji t) antara variabel-variabel bebas yaitu motivasi (X1), variabel belajar (X2), persepsi (X3), dan tingkat
keuntungan nisbah dan perhitungan bisnis (X4) dengan variabel terikat yaitu keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung (Y) seperti yang telah diuraikan di bab sebelumnya dapat diketahui hanya faktor motivasi dan persepsi faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang
(2)
signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung. Sedangkan faktor belajar beserta faktor tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi nasabah menabung di bank syariah di Bandar Lampung.
3. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel persepsi yang di dalamnya terdapat atribut seperti pelayanan terhadap nasabah dengan baik, transaksi perbankan dengan mudah, perhatian bank syariah terhadap pengembangan ekonomi umat dank arena citra bank yang baik berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah.
4. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis yang di dalamnya terdapat atribut seperti bagi hasil (nisbah) yang diperoleh, produk bisnisnya dan dana nasabah bisa diambil kapan saja dan dimana saja merupakan variabel yang tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung.
B. Saran
1. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel motivasi yang di dalamnya terdapat atribut seperti hasil investasi non bunga, jaminan terhadap uang yang nasabah simpan dan jaminan data saat nasabah menjalankan transaksi
mempengaruhi nasabah dalam menabung, maka disarankan untuk perbankan syariah untuk dipertahankan ataupun justru mampu ditingkatkan lebih pelayanan di sektor ini.
(3)
100
2. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel belajar yang di dalamnya terdapat atribut seperti informasi produk yang ditawarkan sesuai dengan syariat islam, kecanggihan teknologi dan pengalaman nasabah pada masa lalu menabung di bank lain (konvensional), tidak signifikan dalam mempengaruhi nasabah dalam menabung. Maka disarankan kepada pihak perbankan syariah untuk selalu gencar melakukan promosi baik itu promosi mengenai produk maupun promo yang bersifat meyakinkan nasabah jika kondisi bank syariah selalu aman tidak akan pernah terjadi rush seketika. Dan juga disarankan untuk selaluup to date tentang teknologi yang digunakan di dunia perbankan.
3. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel persepsi yang di dalamnya terdapat atribut seperti pelayanan terhadap nasabah dengan baik, transaksi perbankan dengan mudah, perhatian bank syariah terhadap pengembangan ekonomi umat dank arena citra bank yang baik berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah disarankan untuk mempertahakan ataupun justru meningkatkan yang terdapat pada atribut tersebut.
4. Melihat dari hasil penelitian bahwa variabel tingkat keuntungan yang diperoleh dan perhitungan bisnis yang di dalamnya terdapat atribut seperti bagi hasil (nisbah) yang diperoleh, produk bisnisnya dan dana nasabah bisa diambil kapan saja dan dimana saja merupakan variabel yang tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung. Maka disarankan kepada perbankan syariah untuk pembagian nisbah secara rata ataupun dapat di tentukan bersama dengan nasabah yang ingin menabung berapa besar nisbah yang didapat kedua belah pihak. kepada. Selama ini fenomena bagi hasil
(4)
101
(nisbah) yang terjadi ialah bank syariah telah menentukan terlebih dahulu tanpa ditentukan bersama dengan nasabah. Dan untuk produk bisnis yang ditawarkan bank syariah sudah bagus akan tetapi perlu dilakukan promosi secara berkala. Dan untuk likuiditas dana seorang nasabah dapat menambah gerai-gerai atm bank syariah tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, 2002. Perilaku Konsuemen. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Penerbit Gema
Insani Press, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Penerbit Pt Rineka Cipta, Jakarta.
Bank Indonesia 2012. Perbankan Syariah.
http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/
Bank Mandiri Syariah 2012. http://www.syariahmandiri.co.id/
Bank Muamalat Syariah 2012. http://www.muamalatbank.com/
Bank Negara Indonesia Syariah 2012. http://www.bnisyariah.co.id
Bank Rakyat Indonesia Syariah. http://www.brisyariah.co.id/
Hartadi, Agung. 2006. Faktor-Faktor Psikologi Dan Rasionalis Terhadap Keputusan Nasabah Menabung. Universitas Islam Negeri Malang.
(6)
Hurriyati, Ratih, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Fokus Pada Konsumen Kartu Kredit Perbankan. Penerbit ALFABETA, Bandung.
Irawan, Hendi. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Memutuskan Menabung Di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang.
Jannah, Roikhatul. 2003. Motivasi Nasabah Menabung di BNI Syariah Malang. Khairunnisa, Delta. 2000. Preferansi Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi.
Kasus Bank Muamalat Indonesia dan BNI Syariah).
Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta ___________ Armstrong, Gary. Principles of Marketing. 2001.
Najib, Muhammad, Perilaku Konsumsi Dalam Islam, Www.Tazkiaonline.Com. 06 April 2008.
Nazir, Ph.D, Moh.. 1983.Metode Penelitian.Galia Indonesia. Darussalam. Rivai, Harif Amali, Faktor Penentu Keputusan Konsumen Memilih Jasa
Perbankan. Http : // Ruzaqir. Multiply. Com/ Journal/ Item/49/Akselerasi Bank Syariah . 15 April 2008.
Prasetijo, Ristiyanti, dan john, J.O.I. Ihalauw, 2005. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sumarwan, Ujang, 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Unila. Bandar Lampung .
Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah.Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta Timur.