Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk
612.3
Ind
b
INDONESIA
SEHAT
2010
UKU
UN
II
--
612.3
Ind
B
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KTORAT JENDERAL alNA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT llNA GIZI MASYARAKAT
JAKARTA, 2009
INDONESIA
SEHAT
2010
BUKU PEMANTAUA,N
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUI(
DIREKTORAT JENDERAl BINA KESEHATAN MASYARAKAT
OEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA. 2009
bl2 ·1>
jセ@
B
r: P",rpu!':t Pl k an Depkes._
,N
j
I1 P
セiN@
S セ jセエ@
. 447/G 2o l4
. Ind· k
T j! • .. iセ@
{ェ@ セLG
ゥ@
MZーN
.. .... .
N ZM@ N セ
.........
Aセ
... ,
.". .t-J"' .............
................... ......................
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
612.3
Ind
B
Indonesia . Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat
Buku pemantauan tatalaksana anak gizi buruk.-Jakarta : Departemen Kesehatan RI , 2009 .
1. Judul I. CHILD NUTRITION DISORDERS
II. NUTRITION REQUIREMENTS
KATA PENGANTAR
Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk adalah buku untuk mencatat semua kegiatan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit,
Puskesmas perawatan dan puskesmas non perawatan).
Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk ini terdiri dari 3 bagian yaitu:
1 : Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Oaftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
2
Anak Gizi Buruk Puskesmas non Perawatan.
Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
3
Anak Gizi Buruk di Puskesmas Perawatan.
Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Oaftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk di Rumah Sakit.
Jakarta, September 2009
Penyusun
DAFTAR lSI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar lsi
1lI
Definisi Operasional
Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
4
Daftar Tilik Dan Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk Di:
A.
B.
C.
Puskesmas Non Perawatan
Puskesmas Perawatan
Rumah Sakit
7
15
27
iii
DEFINISI OPERASIONAL
1.
ASI:
Air Susu Ibu yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 2 tahun.
2. CFC (Community Feeding Centre)/Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat
Dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa bila kekurangan gizi dapat ditemukan
secara dini dan ditangani secara tepat, tingkat keberhasilannya akan tinggi.
Tenaga pengelola CFC adalah bidan Poskesdes dan atau petugas kesehatan di
Pustu . Dalam pelaksanaannya dibantu oleh kader Posyandu dan dibina oleh
Puskesmas. Kepala Desa/Lurah sebagai penanggung jawab keberhasilan CFC.
3. Dietisien:
adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan ketrampilan dietetik,
baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengaJaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik.
4. F75:
Formula yang digunakan pada fase stabilisasi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Dalam
1000 ml mengandung 750 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F 75 diperlukan: susu skim 25 gram, gula pasir 100 gram,
minyak sayur 30 gram, mineral mix 20 ml dan ditambahkan air matang sid 1000 ml.
5. FIOO:
Formula yang digunakan pada fase transisi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Dalam
1000 ml mengandung 1000 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F 100 diperlukan: susu skim 85 gram, gula pasir 100 gram,
minyak sayur 60 gram, mineral mix 20 ml dan ditambahkan air matang sid 1000 ml.
6. F135:
Formula yang digunakan pada fase rehabilitasi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
Dalam 1000 ml mengandung 1350 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F135 diperlukan: susu skim 90 gram, gula pasir 65 gram,
minyak sayur 75 gram, mineral mix 27 ml dan ditambahkan air matang sId 1000 ml.
7. Fase stabilisasi:
Fase awal dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk yaitu pada hari pertama atau kedua
perawatan anak gizi buruk dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi anak. Fase ini
dapat berlangsung sampai 7 hari.
8. Fase transisi:
Peralihan dari fase stabilisasi ke rehabilitasi yaitu pada hari ketiga atau pada minggu
kedua perawatan anak gizi buruk.
9. Fase rehabilitasi:
Fase dimana diberikan makanan untuk tumbuh kejar. Fase ini biasanya pada minggu
ketiga sampai minggu keenam perawatan anak gizi buruk.
10. Formula WHO:
Formula yang diberikan pad a anak gizi buruk, terdiri dari susu skim, gula pasir, minyak
sayur dan mineral mix. Formula WHO terdiri dari Formula 75 (F75), Formula 100 (F100), Formula 135 (F135).
11. Food model:
adalah contoh/model bahan makanan yang dibuat dari bahan kayu atau gips
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan bahan makanan yang sesungguhnya.
Food model digunakan untuk membantu konseling gizi.
12. Home economic set:
Peralatan yang terdapat pada dapur Puskesmas atau rumah sakit untuk
membantu penyelenggaraan makanan.
13. Klinik laktasi
Adalah tempat yang digunakan untuk memberikan konseling laktasi pada ibu
menyusui.
14. KMS:
Kartu Menuju Sehat yang berfungsi untuk memantau pertumbuhan atau
berat badan balita.
15. Konseling gizi:
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga membantu
klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi, dilaksanakan oleh
nutrisionis/ d ietisien.
16. MPASI:
Makanan Pend a mping ASI yang diberikan pad a balita sejak umur 6 b u lan
sampai 2 tahun , MPASI dapat berupa bubur susu, biskuit, kue, buahbuahan dB.
17. Mineral Mix:
Elektrolit dalam bentuk bubuk yang mudah larut dalam air.
I sachet mineral mix @ 8 gram terdiri dari KCI 1,792 gram, tripotasium
2
J
citrat 0,648 gram, MgC12.6H20 0,608 gram, Zn asetat 2H20 0,0656 gram, CuS04.5H20
0,0 I 12 gram. Mineral mix dilarutkan dengan air sampai 20 ml. Mineral mix yang sudah
dilarutkan akan menghasilkan larutan elektrolit yang siap ditambahkan ke dalam oralit
untuk membuat Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula WHO.
18. MTBS: Manajemen Terpadu Balita Sakit
19. NGT (Naso Gastric Tube):
Adalah pipa untuk memberikan asupan makanan melalui sonde (hidung).
20. Nutrisionis:
Adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksana
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
21. Penyelenggaraan Makanan
Adalah serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan optimal melalui
pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan
evaluasi .
22. ReSoMal:
Cairan yang diberikan kepada anak gizi buruk yang menderita diare dan atau dehidrasi.
ReSoMal terdiri dari oral it, gula pasir, dan mineral mix.
23. TFC (Therapeutic Feeding Centre)lPanti Pemulihan Gizi
dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan pengobatan anak gizi buruk di suatu
tempatiruangan khusus baik di PuskesmaslPuskesmas perawatanJrumah sakit dengan
mengacu pada panduan penyelenggaraan Panti Pemulihan Gizi. Di TFC ini ibu dari anak
gizi buruk ikut serta merawat anaknya secara intensif.
24. Tim Asuhan Gizi
Adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi terdiri
dari dokter/dokter spesialis, nutrisionis/dietisien dan perawat/bidan dari setiap unit
pelayanan, bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.
3
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANAANAK GIZI BURUK
PENDAHULUAN
Gizi buruk merupakan masalah gizi yang harus mendapat penanganan secara serius karena
menyangkut kelangsungan hidup anak. Upaya penanggulangan anak gizi buruk dilakukan
melalui penerapan 10 Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Untuk itu telah dilaksanakan
pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter,
nutrisionis /dietisien dan perawat yang bertugas di Puskesmas dan rumah sakit.
Untuk menjamin mutu (quality assurance) pelaksanaan Tatalaksana Anak Gizi Buruk diperlukan
kegiatan pemantauan dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan. Dalam
rangka pelaksanaan pemantauan ini, telah disiapkan daftar tiliklchecklist yang berisi variable
yang dapat diukur. Hasil kegiatan pemantauan dan bimbingan teknis ini dapat sebagai
informasi dan evaluasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
J
Daftar tilik digunakan sebagai alat untuk menilai kepatuhan petugas (Tim Asuhan Gizi) dalam
menjalankan Tatalaksana Anak Gizi Buruk baik di Puskesmas dengan atau tanpa perawatan
maupun di rumah sakit.
PROSESPELAKSANAANPEMANTAUAN
Sebagai petunjuk dalam penggunaan daftar tilik tersebut perlu diketahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pelaksana supervisi (supervisor) . .... . Who
Supervisor merupakan tim dari pusat yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien .
Selanjutnya Tim Asuhan Gizi dari provinsi juga dapat menjadi ウセー・イカゥッ@
setelah
mendapat pembekalan terlebih dahulu.
2.
Tempat pemantauan " .. where
Pemantauan dilakukan di sarana kesehatan yakni Puskesmas dan Rumah Saki t.
3. Siapa yang menjadi responden ..... ..{o whom
Responden terdiri dari Tim Asuhan Gizi baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit,
4
yaitu dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat yang pemah dilatih Tatalaksana Anak
Gizi Buruk.
4.
Bilamana dilaksanakan . ... . .. when
Pemantauan dilakukan secara berkala sedikitnya sekali setahun, namun apabila
memungkinkan lebih baik 2x setahun, mengingat kemungkinan terjadinya mutasi
Tim Asuhan Gizi.
5. Bagaimana cara pelaksanaannya . . ..how
Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dilakukan dengan menggunakan daftar
tiliklchecklist kepada responden sesuai dengan kompetensinya. Pertanyaan tentang
kebijakan, administrasi dan penanganan medis diajukan ke dokter, sedangkan
pertanyaan tentang keperawatan diajukan ke perawat, dan pertanyaan tentang
pemberian makan ditanyakan ke ahli nutrisionis/dietisien.
6. Pad a format daftar tilik yang sesuai, jawaban diisi dengan membubuhkan tanda V.
Bila ada informasi penting lainnya diisi pad a kolom keterangan. Penilaian kepatuhan
dilakukan dengan cara pengamatan pada saat proses penanganan anak gizi buruk
berlangsung. Setelah itu baru dilakukan perhitungan.
7.
Perhitungan tingkat kepatuhan
jumlah jawaban "Va"
x 100%
Tingkat kepatuhan
Jumlah jawaban "Va" dan "Tidak"
Tingkat kepatuhan dikatakan "Baik" bila 80% telah mengikuti standar, dan apabila
persentase kepatuhan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan pembinaan
atau saling belajar antar petugas.
5
J
J
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS NON PERAWATAN
DAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DI PUSKESMAS NON PERAWATAN
Puskesmas
Kecamatan
Kab/Kota
Propinsi
B.
Tanggal
Reponden/Jabatan : 1 . .... ................. .../. .. ........ .... .
2 ...... .......... .... .... .1. .... .. ...... .. ..
PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
B.1. Tahap Identifikasi
Identitas anak : apakah nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
anak ke berapa, BB lah ir, nama orang tua , ala mat , pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua , tanggal masuk, nom or register ditulis
dengan I
?
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Dan Diagnosis Kerja
5.
Apakah dllakukan penentuan status gizi melalui pemeriksaan
laboratorium?
Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya an tanda penting
untuk menentukan kondisi IIII/III/IVN?
6.
7.
B.3. Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
7
Apakah pernah menerima rujukan balik dari puskesmas
perawatan/rumah sakit?
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai
denqan pedoman?
5. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau
keluarga?
6 . Apakah ada jadwal kunjungan rumah/pendampingan anak gizi
buruk?
3.
c .
MONITORING DAN EVALUASI
C.1. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring :
1. Berat badan secara berkala
2. PMT Pemulihan/MP-ASI secara berkala
C. 2. Pencatatan dan Pelaporan
Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
diru iuk?
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
menolak diruLuk?
3 . Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
sembuh?
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
meninqqal dan penyebabnya?
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
dilakukan kunlungan rumah/pendampingan?
1.
D.
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
SUMBER OAYA
Apakah ada sarana,Qrasarana dan biaya sebagai berikut:
O. 1. Fasilitas
1.
2.
Klinik qizi' yanq buka secara berkala
Klinik laktasi
0.2. Peralatan
1. Timbangan bayi berfungsi baik
2. Timbangan anak berfungsi baik
3 . Alat pengukur panjang badan berfungsi baik
4 . Alat pengukur tinggi badan berfungsi baik
5. Catatan pemantauan berat badan/KMS
6. Tabel BBITB-PB sesuai WHO 2005
0.3 . Bahan makanan
Tersedia formula khusus untuk anak gizi buruk (sebutkan)
0.4. Obatobatan
1. Cairan infus: glukosaldextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dextrosa 5%
8
2. Mineral mix
Vitamin A 100.000 IU
Vitamin A 200.000 IU
Oralit
pイ・ー。エケョセ@
menQandunq Fe (tablet atau sirup)
Asam folat
3.
4.
5.
6.
7.
0.5. Biaya
Apakah ada biaya khusus untuk rawat jalan dan rujukan
anak Qizi buruk?
2. Bila ya, sebutkan sumber dan unit cost (surveilans, PMTP/MPASI , pendampingan/home care , rujukan, Obatobatan ,
mikronutrien dll)
1.
Catatan : beri tanda pad a kolom yang sesuai (bila tidak lengkap dimasukkan dalam
kolom tidak)
Perhitungan tingkat ketersediaan:
Jumlah jawaban "ya"
Tingkat ketersediaan =
Jumlah jawaban "ya" dan "tidak"
x 100 %
Tingkat ketersediaan dikatakan baik bila 80% mengikuti standar, dan apabila persentase
ketersediaan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan advokasi kepada
pimpinan terkait di Puskesmas .
. ... ........ .......... ,tanggal ....... ...... .... .
Mengetahui,
Pimpinan Puskesmas
Penilai,
(tanda tangan , nama jelas, stempel)
(tanda tangan, nama jelas)
9
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DI PUSKESMAS NON PERAWATAN
DAFTAR TILIK YANG DIISI :
Puskesmas, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi: diisi sesuai nama/lokasi yang
dikunjungi .
Tanggal: dii si sesuai dengan tanggal, bulan, tahun kunjungan
Nama respondenJjabatan: diisi nama dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis
sesuai dengan kompetensi dan jabatannya.
A. PENGORGANISASIAN: Ya Bila
1. Ada Tim Asuhan Gizi yang sudah terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Tim yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis/dietisien
yang sudah terlatih selama 37 jam pelajaran.
2. Ada juknis tertulis tentang Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
3. Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada seluruh petugas kesehatan
terkait di Puskesmas. Bukti kegiatan terdokumentasi berupa daftar hadir, notulen
pertemuan, foto kegiatan.
4. Adanya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota tentang
surveilans gizilKLB Gizi Buruk:
Adanya mekanisme pelaporan kasus gizi buruk dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Propinsi/KabupatenJKota berupa laporan kasus yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
B. PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
Untuk melihat prosedur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan rujukannya dilakukan dengan
mengambil satu contoh atau lebih status pasien anak gizi buruk di Puskesmas.
B.l. Tahap Identifikasi
Identitas anak:
Identitas disebut lengkap bila minimal ditulis:
tanggal lahir
umur
jenis kelamin
anak ke berapa
berat badan lahir
pekerjaan orang tua
pendidikan orang tua
10
J
I
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Diagnosis Kerja
I. Anamnesis awal dan lanjutan ditulis dengan lengkap?
Sesuai Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk
2. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan tipe, tanda dan gejala
Klinis?
Pada status pasienlrekam medis ditulis tipe, tanda dan gejala klinis sesuai dengan
hasil pemeriksaan klinis yaitu marasmus, kwashiorkor atau marasmikkwashiorkor.
3. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan atau panjang badan dan ditentukan status gizi berdasarkan standar
BBITB atau BB/PB (WHO 2005).
4. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan laboratorium?
Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan glukosa darah dan
Haemoglobin (Hb).
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting untuk
menentukan kondisi IIIIIIII/IV N ?
Pad a status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan tanda bahaya :
Renjatanlsyok
Letargis
Diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Dan tanda penting seperti hipoglikemia, hipotermia
Kondisi I bila ditemukan renjatanlsyok, letargis, diare dan atau muntah dan atau
dehidrasi
Kondisi II bila ditemukan letargis, diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi III bila ditemukan diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi IV bila ditemukan letargis
Kondisi V bila tidak ditemukan tanda bahaya dan tanda penting terse but diatas.
6. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit penyerta/penyulit?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan penyakit penyertalpenyulit
seperti ISPA, pneumonia, diare persisten, cacingan, tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS
dan penyakit yang lain.
7. Apakah ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosis klinis, diagnosis gizi
dan kondisi anak?
ISPA, pneumonia, diare persisten dll.
Diagnosis klinis
kwashiorkor atau marasmus at au marasmikDiagnosis gizi
kwashiorkor
1/11111IIIVN
Kondisi
B.3.Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
I. Apakah ada rujukan ke Puskesmas perawatanJrumah sakit?
Ada rujukan ke Puskesmas perawatanlrumah sakit.
2. Apakah ada rujukan kembali ke posyandu/pustu/poskesdes pengirim?
Ada rujukan kembali dari rumah sakit ke Puskesmas, dari Puskesmas ke
posyandu/pustu/poskesdes.
II
3. Apakah pernah menerima rujukan balik dari puskesmas perawatan/rumah sakit?
Cukup jelas.
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai dengan pedoman?
Pemberian imunisasi campak pada setiap anak gizi buruk (tanpa melihat status
imunisasi campak sebelumnya).
5. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga?
Ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga anak gizi buruk.
6. Apakah ada jadwal kunjungan rumah/ pendampingan anak gizi buruk?
Ada jadwal tertulis untuk kunjungan rumah/pendampingan anak gizi buruk.
c. MONITORING DAN EVALUASI
c.l. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring:
1. Berat badan secara berkala
Timbang be r at badan setiap minggu/bulan secara berkala dengan pakaian yang
seminim mungkin dan dicatat sesuai dengan pemantauan Tatalaksana Anak Gizi
Buruk.
2. PMT PemulihaniMPASI secara berkala
PMT PemulihaniMPASI secara berkala selama 90 hari.
C.2. Pencatatan dan Pelaporan
Untuk mendapatkan informasi ini menggunakan data rekam medik.
I. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang dirujuk?
Catat j umlah kasus gizi buruk yang dirujuk selama 6 bulan terakhir.
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang menolak
dirujuk?
Catat jumlah kasus gizi buruk yang menolak dirujuk selama 6 bulan terakhir.
3. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang sembuh?
Catatjumlah kasus gizi buruk yang sembuh selama 6 bulan terakhir.
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang meninggal
dan penyebabnya?
Catat jumlah kematian dan penyebab kematian selama 6 bulan terakhir.
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang dilakukan
kunjungan rumahlpendampingan?
6. Catat jumlah kasus gizi buruk yang dilakukan kunjungan rumahlpendampingan
dalam 6 bulan terakhir.
D. SUMBER DAYA
Dilakukan pengamatan pad a sarana dan prasarana sebagai berikut:
D.l. Fasilitas
1. Klinik gizi yang buka secara berkala
Ada ruangan untuk konseling gizi yang mempunyai food model, leaflet, alat
antropometri.
12
2. Klinik laktasi
Ada ruangan untuk menyusui dan konseling laktasi, mempunyai alat peraga/model
payudara dan bayi.
D.2. Perala tan
1. Timbangan bayi yang berfungsi baik
Ada timbangan bayi dengan ketelitian 0,1 kg, ditera seeara rutin setiap tahun.
2. Timbangan anak yang berfungsi baik
Ada timbangan anak dengan ketelitian 0,1 kg, ditera seeara rutin setiap tahun.
3. Alat pengukur panjang badan yang berfungsi baik
Ada pengukur panjang badan dengan ketelitian 0,1 em, ditera seeara rutin setiap
tahun.
4. Alat pengukur tinggi badan yang berfungsi baik
Ada pengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 em, ditera seeara rutin setiap tahun.
5. Catatan pemantauan berat badan/KMS
Ada Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk memantau be rat badan.
6. Tabel BB/TBPB sesuai WHO 2005
Ada Tabel BB/TBPB sesuai WHO 2005 merujuk Pedoman Tatalaksana Anak
Gizi Buruk (Buku I).
D.3. Bahan makanan
Tersedia bahan makanan untuk membuat Resomal I F100 I F 135 dan modifikasi.
Resomal terdiri dari oralit, gula pasir, mineral mix.
F 100 I F 135 : Ada bahan makanan berupa susu skim, gula pasir, minyak sayur, mineral
mix dan bahan lain sesuai modifikasi.
D.4. Obat-obatan
Diamati ketersediaan obatobatan sebagai berikut:
1. Cairan infus: glukosa/dextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dextrosa 5%
2. Mineral mix
Bawa eontoh mineral mix.
3. Vitamin A 200.000 IU
4. Vitamin A 100.000 IU
5. Oralit
6. Preparet yang mengandung Fe berupa tablet atau sirup
7. Asam folat
D.5. Biaya
1. Apakah ada biaya khusus untuk rawat jalan dan rujukan anak gizi buruk?
Cukup jelas.
2. Bila ya, sebutkan sumber dan unit eost (surveilans, PMT-P/MP-ASI,
pendampingan/home eare, rujukan, Obatobatan, mikronutrien, dll)
Cukup jelas.
13
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS PERAWATAN
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS PERAWATAN
Puskesmas
Kecamatan
Kab/Kota
Propinsi
Tanggal
Reponden/Jabatan : 1 . .... .. '" ... ... ....... J ... .. ...... ... .
2..... .. .............. ... .1..... ...... ... .. .
inas Kesehatan Propinsi , Kabupaten/Kota
izi dan KLB Gizi Buruk
B.
PROSEDUR TATALAKSANAANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
B.1. Tahap Identifikasi
anak ke berapa, BB lahir, nama orang tua , alamat, pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua, tanggal masuk , nom o r register ditulis
den n len
?
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Dan Diagnosis Kerja
Apakah dilakukan penentuan status gizi melalui pemeriksaan
laboratorium?
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting
untuk menentukan kondisi I/II/III/IVN?
6. Apakah d ilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit
rtal
ulit?
7. Apakah ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosa
dia nos a izi dan kondisi anak?
B.3. Rencana dan Tindakan
15
denqan diaqnosis penyakit penyerta/penyulit?
3. Apakah rencana dan tindakan pemberian zat gizi mikro sesuai
denqan Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk?
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian formula serta makanan
sesuai dengan diagnosa dan kondisi?
5. Apakah dilakukan visite bersama Tim Asuhan Gizi?
B.4. Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
1. Apakah ada rujukan ke rumah sa kit?
2. Apakah ada rujukan kembali ke puskesmas/pustu/poskesdes
pengirim?
3. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai
denqan pedoman?
4. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau
keluarga?
5. Apakah ada iadwal ォオョェセ。ーウ@
perawatan 。ョォセゥコ@
buruk?
6. Apakah pemulangan anak gizi buruk dari ruang perawatan sudah
memenuhi kriteria?
c. MONITORING DAN EVALUASI
C.1. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilak ukan monitoring:
1. Tanda vital setiap shift kerja
2. Intake dan sisa makanan setiap hari
3. Berat badan setiappagi
4. Kunjungan pasienNisite setiap hari
5. Evaluasi kasus bersama tim seminggu sekali
6. Tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi
C. 2. Pencatatan dan Pelaporan
I. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
dirawat?
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
Sembuh?
3. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
pulang paksa?
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
meningglal dan penyebabnya?
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah hari rawat pada kasus
gizi buruk?
D.
SUMBER DAYA
Apakah ada sarana , prasarana dan biaya sebagai berikut:
D. 1. Fasilitas
1. Tempat dan ruangan perawatan dengan suhu
2. Klinik gizi yang buka setiaQ hari
16
2530°C
3. Klinik laktasi
4. Tempat khusus untuk membuat formula baJJi anakgizi buruk
0.2. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Timbangan bayi berfungsi baik
TimbanQan anak berfungsi baik
Alat ー・ョァオォイセ。ェ@
badan berfunj}si baik
Alat pengukur tinggi badan berfungsi baik
Alat permainan edukatifJAPEl sesuai dengan tumbuh kembar}g
Formulir rekam medik yang memuat kartu monitoring berat badan
Formulir rekam medik yang memuat catatan asupan makanan
selama 24 jam
8. Tabel BBITBPB sesuai WHO 2005
9. Oksigen (tabung, manometer cqp) ウゥ。ーセォ@
10. Pipa lambungjNGTJ
11 . Alat pemeriksaan Quia darah dan berfungsi baik
12. Tersedia peralatan untuk membuat formula yang higienis
(stenlis,keramik, dll)
0.3. Bahan makanan
Tersedia bahan makanan untuk membuat F 75, F100, dan F
135 dan modifikasi
0.4. Obatobatan
1. Cairan infus: glukosa/dextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer
Dextrosa 5%
2. Mineral mix
3. Gentamisin injeksi
4. Kloramfenikol injeksi
5. Bensil penisillin injeksi
6. Metronidasol suspensiltablet
7. Asam nalidiksat
8. Kinin injeksi
9. Fansidar tablet
10. ACT (Artemisinin Combination Thera pic)
a. Artemeter
b. Amodiakuin
c. Artesunat
11. Doksisiklin
12. Klindamisin
13. Combipack anak /fdc
14. Albendazol
15. Tetrasiklin tetes mata (1%)
16. Kloramfenikol tetes mata (0,251%)
17. Atropin tetes mata (1%)
18. Vitamin A 100.000 IU
19. Vitamin A 200.000 IU
i
17
20 . Larutan kalium permanganat 1/10.000 atau larutan disinfektan
yanq lain
21 . Salep/krim yanq menqand unq zn
22 . Furosemid inieksi
23. Preparat yang mengandung Fe (tablet atau sirup)
24. Asam folat
27 . Fenobarbital atau diazepam inieksi
28. Vaksin : OPT BCG Polio Campak Hepatitis B
0.5. Biaya
1. Agakah ada biaya khusus untuk perawatan anak gizi buruk?
2. Bila ya , sebutkan sumber dan unit cost (surveilans, Hari
Makan Anak, pendampingan/home care, rujukan, obatobatan,
mikronutrien , dll)
Catatan:beri tanda pada kolom yang sesuai (bila tidak lengkap dimasukkan dalam
kolom Tidak)
Perhitungan tingkat ketersediaan:
Jumlah jawaban "ya"
Tingkat ketersediaan =
x 100 %
Jumlah jawaban "ya" dan "tidak"
Tingkat ketersediaan dikatakan baik bila 80% mengikuti standar, dan apabila persentase
ketersediaan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan advokasi kepada
pimpinan terkait di Puskesmas perawatan .
. ..... ...... .... ....... ,tanggal ... ..... ..... .... .
Mengetahui,
Pimpinan Puskesmas Perawatan
Penilai ,
(tanda tangan , nama jelas, stempel)
(tanda tangan, nama jelas)
18
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DIPUSKESMASPERAWATAN
DAFTAR TILIK YANG DIISI:
Puskesmas, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi: diisi sesuai namallokasi yang
dikunjungi.
Tanggal: diisi sesuai dengan tanggal, bulan, tahun kunjungan
Nama respondenljabatan: diisi nama dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis
sesuai dengan kompetensi dan jabatannya.
A. PENGORGANISASIAN: Ya Bila
1. Ada Tim Asuhan Gizi yang sudah terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Tim yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis/dietisien
yang sudah terlatih selama 37 jam pelajaran.
2. Adajuknis tertulis tentang Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
3. Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada seluruh petugas kesehatan
terkait di Puskesmas perawatan. Bukti kegiatan terdokumentasi berupa daftar hadir,
notulen pertemuan, foto kegiatan.
4. Adanya koordinasi dengan Dinas Kesehatan PropinsilKabupaten/Kota tentang
surveilans gizilKLB Gizi Buruk:
Adanya mekanisme pelaporan kasus gizi buruk dari Puskesmas perawatan ke Dinas
Kesehatan PropinsilKabupaten/Kota berupa laporan kasus yang ditandatangani oleh
pimpinan Puskesmas perawatan.
B. PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
Untuk melihat prosedur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan rujukannya dilakukan dengan
mengambil satu contoh atau lebih status pasien anak gizi buruk di Puskesmas perawatan.
B.l. Tahap Identifikasi
Identitas anak:
Identitas disebut lengkap bila minimal ditulis:
tanggal lahir
umur
19
jenis kelamin
anak ke berapa
be rat badan lahir
pekerjaan orang tua
pendidikan orang tua
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Diagnosis Kerja
1. Anamnesis awal dan lanjutan ditulis dengan lengkap?
Sesuai Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk
2. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan tipe, tanda dan gejala Klinis?
Pada status pasien/rekam medis ditulis tipe, tanda dan gejala klinis sesuai dengan
hasil pemeriksaan klinis yaitu marasmus, kwashiorkor atau marasmikkwashiorkor.
3. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan atau panjang badan dan ditentukan status gizi berdasarkan standar
BB/TB atau BBIPB (WHO 2005).
4 . Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan laboratorium?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan glukosa darah dan
Haemoglobin (Hb).
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting untuk
menentukan kondisi I III I III/I VIV?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan tanda bahaya:
Renj atanlsyok
Letargis
Diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Dan tanda penting seperti hipoglikemia, hipotermia
Kondisi I bila ditemukan renjatanlsyok, letargis, diare dan atau muntah dan atau
dehidrasi
Kondisi II bila ditemukan letargis, diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi III bila ditemukan diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi IV bila ditemukan letargis
Kondisi V bila tidak ditemukan tanda bahaya dan tanda penting tersebut diatas.
6. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit penyerta/penyulit?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan penyakit penyertalpenyulit
seperti ISPA, pneumonia, diare persisten, cacingan, tuberkulosis, malaria, HIVI AIDS
dan penyakit yang lain.
7. Apaka h ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosis klinis, diagnosis gizi
dan kondisi anak?
Diagnosis klinis
ISPA, pneumonia, diare persisten dU.
Diagnosis gizi
kwashiorkor atau marasmus atau marasmikkwashiorkor
IIII III III VN
Kondisi
20
B.3. RENCANA DAN TINDAKAN
I. Apakah reneana dan tindakan dibuat berdasarkan tanda bahaya dan kondisi
anak?
a. Kondisi I sesuai dengan reneana I
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan oksigen,
glukosa, Formula 75, ReSoMal.
b. Kondisi II sesuai dengan rene ana II
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa,
Formula 75, ReSoMal.
e. Kondisi III sesuai dengan reneana III
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa,
Formula 75, ReSoMal.
d. Kondisi IV sesuai dengan reneana IV
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk Diberikan glukosa,
Formula 75.
e. Kondisi V sesuai dengan reneana V
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa.
2. Apakah reneana dan tindakan perawatan serta pengobatan sesuai dengan diagnosis
penyakit penyulitlpenyerta?
Misalnya bila ditemukan anak gizi buruk dengan penyakit penyulitlpenyerta TB
diberikan perawatan serta pengobatan sesuai dengan standar pedoman pengobatan
TB.
3. Apakah reneana dan tindakan terhadap pemberian zat gizi mikro sesuai dengan
pedoman?
Misalnya anak gizi buruk diberikan kapsul vitamin A dengan dosis sesuai buku
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan sirup Fe pada fase rehabilitasi.
4. Apakah reneana dan tindakan pemberian formula dan makanan sesuai
dengan diagnosa dan kondisi?
Pemberian fonnula dan makanan sesuai pedoman Tatalaksana anak gizi buruk dan
terstruktur. Jenis formula, jumlah, jadwal, eara penyiapan, eara pemberian.
5. Apakah dilakukan visite bersama Tim Asuhan Gizi?
Tim Asuhan Gizi melakukan vi site bersama tiap hari di ruang perawatan.
B.4.Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
1. Apakah ada rujukan ke rumah sakit?
Ada rujukan dari Puskesmas perawatan ke rumah sakit.
2. Apakah ada rujukan kembali ke Puskesmas/pustu/poskesdes pengirim?
Rujukan kembali dari rumah sakit ke Puskesmas yang merujuk, dari puskesmas ke
pustu/poskesdes.
3. Apakah reneana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai dengan pedoman?
Pemberian imunisasi eampak pada setiap anak gizi buruk (tanpa melihat status
imunisasi eampak sebelumnya) serta melengkapi imunisasi sebelum anak pulang.
21
4. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga?
Ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga anak gizi buruk minimal
dilakukan 2 kali selama perawatan.
5. Apakah ada jadwal kunjungan paska perawatan anak gizi buruk?
Ada jadwal tertulis untuk kunjungan paska perawatan di Puskesmas maupun
kunjungan rumah.
6. Apakah pemulangan anak gizi buruk dari ruang rawat inap sudah memenuhi
kriteria?
Pemulangan anak gizi buruk sesuai dengan kriteria pulang pada pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk. Sebagai contoh berat badan sudah mencapai BB /TB atau BBIPB
> 3 SD (gizi kurang) , nafsu makan sudah baik.
C. MONITORING DAN EVALUASI
c.l. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring:
I. Tanda vital setiap shift kerja
Setiap shift diukur tensi, suhu, nadi, pernapasan sesuai kondisi anak misalnya tiap
30 menit pada fase stabilisasi kondisi 1.
2. Intake dan sisa makanan setiap hari
Di\akukan pengukuran jumlah makanan yang dimakan dan y ang di k e}ul1rJam
(dimuntahkan) atau yang tidak dihabiskan.
3. Berat badan setiap hari
Timbang berat badan setiap pagi pada jam yang sarna dan dengan pakaian
yang seminim mungkin.
4. Kunjungan pasienlvisite setiap hari
Setiap hari dilakukan kunjungan/visite bersama Tim Asuhan Gizi.
5. Evaluasi kasus bersama tim seminggu sekali
Evaluasi kasus dengan membandingkan datadata hasil monitoring dengan
standar dalam buku pedoman, misalnya kenaikan berat badan setiap minggu
:::: 50 g/kgBB.
6. Tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi
Misalnya j ika kenaikan berat badan
Ind
b
INDONESIA
SEHAT
2010
UKU
UN
II
--
612.3
Ind
B
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KTORAT JENDERAL alNA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT llNA GIZI MASYARAKAT
JAKARTA, 2009
INDONESIA
SEHAT
2010
BUKU PEMANTAUA,N
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUI(
DIREKTORAT JENDERAl BINA KESEHATAN MASYARAKAT
OEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA. 2009
bl2 ·1>
jセ@
B
r: P",rpu!':t Pl k an Depkes._
,N
j
I1 P
セiN@
S セ jセエ@
. 447/G 2o l4
. Ind· k
T j! • .. iセ@
{ェ@ セLG
ゥ@
MZーN
.. .... .
N ZM@ N セ
.........
Aセ
... ,
.". .t-J"' .............
................... ......................
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
612.3
Ind
B
Indonesia . Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat
Buku pemantauan tatalaksana anak gizi buruk.-Jakarta : Departemen Kesehatan RI , 2009 .
1. Judul I. CHILD NUTRITION DISORDERS
II. NUTRITION REQUIREMENTS
KATA PENGANTAR
Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk adalah buku untuk mencatat semua kegiatan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit,
Puskesmas perawatan dan puskesmas non perawatan).
Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk ini terdiri dari 3 bagian yaitu:
1 : Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Oaftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
2
Anak Gizi Buruk Puskesmas non Perawatan.
Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
3
Anak Gizi Buruk di Puskesmas Perawatan.
Oaftar Tilik dan Petunjuk Pengisian Oaftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk di Rumah Sakit.
Jakarta, September 2009
Penyusun
DAFTAR lSI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar lsi
1lI
Definisi Operasional
Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
4
Daftar Tilik Dan Petunjuk Pengisian Daftar Tilik Pemantauan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk Di:
A.
B.
C.
Puskesmas Non Perawatan
Puskesmas Perawatan
Rumah Sakit
7
15
27
iii
DEFINISI OPERASIONAL
1.
ASI:
Air Susu Ibu yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 2 tahun.
2. CFC (Community Feeding Centre)/Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat
Dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa bila kekurangan gizi dapat ditemukan
secara dini dan ditangani secara tepat, tingkat keberhasilannya akan tinggi.
Tenaga pengelola CFC adalah bidan Poskesdes dan atau petugas kesehatan di
Pustu . Dalam pelaksanaannya dibantu oleh kader Posyandu dan dibina oleh
Puskesmas. Kepala Desa/Lurah sebagai penanggung jawab keberhasilan CFC.
3. Dietisien:
adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan ketrampilan dietetik,
baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengaJaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik.
4. F75:
Formula yang digunakan pada fase stabilisasi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Dalam
1000 ml mengandung 750 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F 75 diperlukan: susu skim 25 gram, gula pasir 100 gram,
minyak sayur 30 gram, mineral mix 20 ml dan ditambahkan air matang sid 1000 ml.
5. FIOO:
Formula yang digunakan pada fase transisi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Dalam
1000 ml mengandung 1000 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F 100 diperlukan: susu skim 85 gram, gula pasir 100 gram,
minyak sayur 60 gram, mineral mix 20 ml dan ditambahkan air matang sid 1000 ml.
6. F135:
Formula yang digunakan pada fase rehabilitasi dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
Dalam 1000 ml mengandung 1350 Kkal.
Untuk membuat 1000 ml F135 diperlukan: susu skim 90 gram, gula pasir 65 gram,
minyak sayur 75 gram, mineral mix 27 ml dan ditambahkan air matang sId 1000 ml.
7. Fase stabilisasi:
Fase awal dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk yaitu pada hari pertama atau kedua
perawatan anak gizi buruk dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi anak. Fase ini
dapat berlangsung sampai 7 hari.
8. Fase transisi:
Peralihan dari fase stabilisasi ke rehabilitasi yaitu pada hari ketiga atau pada minggu
kedua perawatan anak gizi buruk.
9. Fase rehabilitasi:
Fase dimana diberikan makanan untuk tumbuh kejar. Fase ini biasanya pada minggu
ketiga sampai minggu keenam perawatan anak gizi buruk.
10. Formula WHO:
Formula yang diberikan pad a anak gizi buruk, terdiri dari susu skim, gula pasir, minyak
sayur dan mineral mix. Formula WHO terdiri dari Formula 75 (F75), Formula 100 (F100), Formula 135 (F135).
11. Food model:
adalah contoh/model bahan makanan yang dibuat dari bahan kayu atau gips
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan bahan makanan yang sesungguhnya.
Food model digunakan untuk membantu konseling gizi.
12. Home economic set:
Peralatan yang terdapat pada dapur Puskesmas atau rumah sakit untuk
membantu penyelenggaraan makanan.
13. Klinik laktasi
Adalah tempat yang digunakan untuk memberikan konseling laktasi pada ibu
menyusui.
14. KMS:
Kartu Menuju Sehat yang berfungsi untuk memantau pertumbuhan atau
berat badan balita.
15. Konseling gizi:
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga membantu
klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi, dilaksanakan oleh
nutrisionis/ d ietisien.
16. MPASI:
Makanan Pend a mping ASI yang diberikan pad a balita sejak umur 6 b u lan
sampai 2 tahun , MPASI dapat berupa bubur susu, biskuit, kue, buahbuahan dB.
17. Mineral Mix:
Elektrolit dalam bentuk bubuk yang mudah larut dalam air.
I sachet mineral mix @ 8 gram terdiri dari KCI 1,792 gram, tripotasium
2
J
citrat 0,648 gram, MgC12.6H20 0,608 gram, Zn asetat 2H20 0,0656 gram, CuS04.5H20
0,0 I 12 gram. Mineral mix dilarutkan dengan air sampai 20 ml. Mineral mix yang sudah
dilarutkan akan menghasilkan larutan elektrolit yang siap ditambahkan ke dalam oralit
untuk membuat Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula WHO.
18. MTBS: Manajemen Terpadu Balita Sakit
19. NGT (Naso Gastric Tube):
Adalah pipa untuk memberikan asupan makanan melalui sonde (hidung).
20. Nutrisionis:
Adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksana
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
21. Penyelenggaraan Makanan
Adalah serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan optimal melalui
pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan
evaluasi .
22. ReSoMal:
Cairan yang diberikan kepada anak gizi buruk yang menderita diare dan atau dehidrasi.
ReSoMal terdiri dari oral it, gula pasir, dan mineral mix.
23. TFC (Therapeutic Feeding Centre)lPanti Pemulihan Gizi
dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan pengobatan anak gizi buruk di suatu
tempatiruangan khusus baik di PuskesmaslPuskesmas perawatanJrumah sakit dengan
mengacu pada panduan penyelenggaraan Panti Pemulihan Gizi. Di TFC ini ibu dari anak
gizi buruk ikut serta merawat anaknya secara intensif.
24. Tim Asuhan Gizi
Adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi terdiri
dari dokter/dokter spesialis, nutrisionis/dietisien dan perawat/bidan dari setiap unit
pelayanan, bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.
3
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANAANAK GIZI BURUK
PENDAHULUAN
Gizi buruk merupakan masalah gizi yang harus mendapat penanganan secara serius karena
menyangkut kelangsungan hidup anak. Upaya penanggulangan anak gizi buruk dilakukan
melalui penerapan 10 Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Untuk itu telah dilaksanakan
pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter,
nutrisionis /dietisien dan perawat yang bertugas di Puskesmas dan rumah sakit.
Untuk menjamin mutu (quality assurance) pelaksanaan Tatalaksana Anak Gizi Buruk diperlukan
kegiatan pemantauan dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan. Dalam
rangka pelaksanaan pemantauan ini, telah disiapkan daftar tiliklchecklist yang berisi variable
yang dapat diukur. Hasil kegiatan pemantauan dan bimbingan teknis ini dapat sebagai
informasi dan evaluasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
J
Daftar tilik digunakan sebagai alat untuk menilai kepatuhan petugas (Tim Asuhan Gizi) dalam
menjalankan Tatalaksana Anak Gizi Buruk baik di Puskesmas dengan atau tanpa perawatan
maupun di rumah sakit.
PROSESPELAKSANAANPEMANTAUAN
Sebagai petunjuk dalam penggunaan daftar tilik tersebut perlu diketahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pelaksana supervisi (supervisor) . .... . Who
Supervisor merupakan tim dari pusat yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien .
Selanjutnya Tim Asuhan Gizi dari provinsi juga dapat menjadi ウセー・イカゥッ@
setelah
mendapat pembekalan terlebih dahulu.
2.
Tempat pemantauan " .. where
Pemantauan dilakukan di sarana kesehatan yakni Puskesmas dan Rumah Saki t.
3. Siapa yang menjadi responden ..... ..{o whom
Responden terdiri dari Tim Asuhan Gizi baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit,
4
yaitu dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat yang pemah dilatih Tatalaksana Anak
Gizi Buruk.
4.
Bilamana dilaksanakan . ... . .. when
Pemantauan dilakukan secara berkala sedikitnya sekali setahun, namun apabila
memungkinkan lebih baik 2x setahun, mengingat kemungkinan terjadinya mutasi
Tim Asuhan Gizi.
5. Bagaimana cara pelaksanaannya . . ..how
Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dilakukan dengan menggunakan daftar
tiliklchecklist kepada responden sesuai dengan kompetensinya. Pertanyaan tentang
kebijakan, administrasi dan penanganan medis diajukan ke dokter, sedangkan
pertanyaan tentang keperawatan diajukan ke perawat, dan pertanyaan tentang
pemberian makan ditanyakan ke ahli nutrisionis/dietisien.
6. Pad a format daftar tilik yang sesuai, jawaban diisi dengan membubuhkan tanda V.
Bila ada informasi penting lainnya diisi pad a kolom keterangan. Penilaian kepatuhan
dilakukan dengan cara pengamatan pada saat proses penanganan anak gizi buruk
berlangsung. Setelah itu baru dilakukan perhitungan.
7.
Perhitungan tingkat kepatuhan
jumlah jawaban "Va"
x 100%
Tingkat kepatuhan
Jumlah jawaban "Va" dan "Tidak"
Tingkat kepatuhan dikatakan "Baik" bila 80% telah mengikuti standar, dan apabila
persentase kepatuhan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan pembinaan
atau saling belajar antar petugas.
5
J
J
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS NON PERAWATAN
DAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DI PUSKESMAS NON PERAWATAN
Puskesmas
Kecamatan
Kab/Kota
Propinsi
B.
Tanggal
Reponden/Jabatan : 1 . .... ................. .../. .. ........ .... .
2 ...... .......... .... .... .1. .... .. ...... .. ..
PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
B.1. Tahap Identifikasi
Identitas anak : apakah nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
anak ke berapa, BB lah ir, nama orang tua , ala mat , pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua , tanggal masuk, nom or register ditulis
dengan I
?
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Dan Diagnosis Kerja
5.
Apakah dllakukan penentuan status gizi melalui pemeriksaan
laboratorium?
Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya an tanda penting
untuk menentukan kondisi IIII/III/IVN?
6.
7.
B.3. Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
7
Apakah pernah menerima rujukan balik dari puskesmas
perawatan/rumah sakit?
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai
denqan pedoman?
5. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau
keluarga?
6 . Apakah ada jadwal kunjungan rumah/pendampingan anak gizi
buruk?
3.
c .
MONITORING DAN EVALUASI
C.1. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring :
1. Berat badan secara berkala
2. PMT Pemulihan/MP-ASI secara berkala
C. 2. Pencatatan dan Pelaporan
Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
diru iuk?
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
menolak diruLuk?
3 . Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
sembuh?
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
meninqqal dan penyebabnya?
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus
dilakukan kunlungan rumah/pendampingan?
1.
D.
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
gizi buruk yang
SUMBER OAYA
Apakah ada sarana,Qrasarana dan biaya sebagai berikut:
O. 1. Fasilitas
1.
2.
Klinik qizi' yanq buka secara berkala
Klinik laktasi
0.2. Peralatan
1. Timbangan bayi berfungsi baik
2. Timbangan anak berfungsi baik
3 . Alat pengukur panjang badan berfungsi baik
4 . Alat pengukur tinggi badan berfungsi baik
5. Catatan pemantauan berat badan/KMS
6. Tabel BBITB-PB sesuai WHO 2005
0.3 . Bahan makanan
Tersedia formula khusus untuk anak gizi buruk (sebutkan)
0.4. Obatobatan
1. Cairan infus: glukosaldextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dextrosa 5%
8
2. Mineral mix
Vitamin A 100.000 IU
Vitamin A 200.000 IU
Oralit
pイ・ー。エケョセ@
menQandunq Fe (tablet atau sirup)
Asam folat
3.
4.
5.
6.
7.
0.5. Biaya
Apakah ada biaya khusus untuk rawat jalan dan rujukan
anak Qizi buruk?
2. Bila ya, sebutkan sumber dan unit cost (surveilans, PMTP/MPASI , pendampingan/home care , rujukan, Obatobatan ,
mikronutrien dll)
1.
Catatan : beri tanda pad a kolom yang sesuai (bila tidak lengkap dimasukkan dalam
kolom tidak)
Perhitungan tingkat ketersediaan:
Jumlah jawaban "ya"
Tingkat ketersediaan =
Jumlah jawaban "ya" dan "tidak"
x 100 %
Tingkat ketersediaan dikatakan baik bila 80% mengikuti standar, dan apabila persentase
ketersediaan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan advokasi kepada
pimpinan terkait di Puskesmas .
. ... ........ .......... ,tanggal ....... ...... .... .
Mengetahui,
Pimpinan Puskesmas
Penilai,
(tanda tangan , nama jelas, stempel)
(tanda tangan, nama jelas)
9
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DI PUSKESMAS NON PERAWATAN
DAFTAR TILIK YANG DIISI :
Puskesmas, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi: diisi sesuai nama/lokasi yang
dikunjungi .
Tanggal: dii si sesuai dengan tanggal, bulan, tahun kunjungan
Nama respondenJjabatan: diisi nama dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis
sesuai dengan kompetensi dan jabatannya.
A. PENGORGANISASIAN: Ya Bila
1. Ada Tim Asuhan Gizi yang sudah terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Tim yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis/dietisien
yang sudah terlatih selama 37 jam pelajaran.
2. Ada juknis tertulis tentang Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
3. Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada seluruh petugas kesehatan
terkait di Puskesmas. Bukti kegiatan terdokumentasi berupa daftar hadir, notulen
pertemuan, foto kegiatan.
4. Adanya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota tentang
surveilans gizilKLB Gizi Buruk:
Adanya mekanisme pelaporan kasus gizi buruk dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Propinsi/KabupatenJKota berupa laporan kasus yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
B. PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
Untuk melihat prosedur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan rujukannya dilakukan dengan
mengambil satu contoh atau lebih status pasien anak gizi buruk di Puskesmas.
B.l. Tahap Identifikasi
Identitas anak:
Identitas disebut lengkap bila minimal ditulis:
tanggal lahir
umur
jenis kelamin
anak ke berapa
berat badan lahir
pekerjaan orang tua
pendidikan orang tua
10
J
I
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Diagnosis Kerja
I. Anamnesis awal dan lanjutan ditulis dengan lengkap?
Sesuai Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk
2. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan tipe, tanda dan gejala
Klinis?
Pada status pasienlrekam medis ditulis tipe, tanda dan gejala klinis sesuai dengan
hasil pemeriksaan klinis yaitu marasmus, kwashiorkor atau marasmikkwashiorkor.
3. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan atau panjang badan dan ditentukan status gizi berdasarkan standar
BBITB atau BB/PB (WHO 2005).
4. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan laboratorium?
Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan glukosa darah dan
Haemoglobin (Hb).
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting untuk
menentukan kondisi IIIIIIII/IV N ?
Pad a status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan tanda bahaya :
Renjatanlsyok
Letargis
Diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Dan tanda penting seperti hipoglikemia, hipotermia
Kondisi I bila ditemukan renjatanlsyok, letargis, diare dan atau muntah dan atau
dehidrasi
Kondisi II bila ditemukan letargis, diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi III bila ditemukan diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi IV bila ditemukan letargis
Kondisi V bila tidak ditemukan tanda bahaya dan tanda penting terse but diatas.
6. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit penyerta/penyulit?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan penyakit penyertalpenyulit
seperti ISPA, pneumonia, diare persisten, cacingan, tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS
dan penyakit yang lain.
7. Apakah ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosis klinis, diagnosis gizi
dan kondisi anak?
ISPA, pneumonia, diare persisten dll.
Diagnosis klinis
kwashiorkor atau marasmus at au marasmikDiagnosis gizi
kwashiorkor
1/11111IIIVN
Kondisi
B.3.Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
I. Apakah ada rujukan ke Puskesmas perawatanJrumah sakit?
Ada rujukan ke Puskesmas perawatanlrumah sakit.
2. Apakah ada rujukan kembali ke posyandu/pustu/poskesdes pengirim?
Ada rujukan kembali dari rumah sakit ke Puskesmas, dari Puskesmas ke
posyandu/pustu/poskesdes.
II
3. Apakah pernah menerima rujukan balik dari puskesmas perawatan/rumah sakit?
Cukup jelas.
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai dengan pedoman?
Pemberian imunisasi campak pada setiap anak gizi buruk (tanpa melihat status
imunisasi campak sebelumnya).
5. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga?
Ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga anak gizi buruk.
6. Apakah ada jadwal kunjungan rumah/ pendampingan anak gizi buruk?
Ada jadwal tertulis untuk kunjungan rumah/pendampingan anak gizi buruk.
c. MONITORING DAN EVALUASI
c.l. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring:
1. Berat badan secara berkala
Timbang be r at badan setiap minggu/bulan secara berkala dengan pakaian yang
seminim mungkin dan dicatat sesuai dengan pemantauan Tatalaksana Anak Gizi
Buruk.
2. PMT PemulihaniMPASI secara berkala
PMT PemulihaniMPASI secara berkala selama 90 hari.
C.2. Pencatatan dan Pelaporan
Untuk mendapatkan informasi ini menggunakan data rekam medik.
I. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang dirujuk?
Catat j umlah kasus gizi buruk yang dirujuk selama 6 bulan terakhir.
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang menolak
dirujuk?
Catat jumlah kasus gizi buruk yang menolak dirujuk selama 6 bulan terakhir.
3. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang sembuh?
Catatjumlah kasus gizi buruk yang sembuh selama 6 bulan terakhir.
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang meninggal
dan penyebabnya?
Catat jumlah kematian dan penyebab kematian selama 6 bulan terakhir.
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang dilakukan
kunjungan rumahlpendampingan?
6. Catat jumlah kasus gizi buruk yang dilakukan kunjungan rumahlpendampingan
dalam 6 bulan terakhir.
D. SUMBER DAYA
Dilakukan pengamatan pad a sarana dan prasarana sebagai berikut:
D.l. Fasilitas
1. Klinik gizi yang buka secara berkala
Ada ruangan untuk konseling gizi yang mempunyai food model, leaflet, alat
antropometri.
12
2. Klinik laktasi
Ada ruangan untuk menyusui dan konseling laktasi, mempunyai alat peraga/model
payudara dan bayi.
D.2. Perala tan
1. Timbangan bayi yang berfungsi baik
Ada timbangan bayi dengan ketelitian 0,1 kg, ditera seeara rutin setiap tahun.
2. Timbangan anak yang berfungsi baik
Ada timbangan anak dengan ketelitian 0,1 kg, ditera seeara rutin setiap tahun.
3. Alat pengukur panjang badan yang berfungsi baik
Ada pengukur panjang badan dengan ketelitian 0,1 em, ditera seeara rutin setiap
tahun.
4. Alat pengukur tinggi badan yang berfungsi baik
Ada pengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 em, ditera seeara rutin setiap tahun.
5. Catatan pemantauan berat badan/KMS
Ada Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk memantau be rat badan.
6. Tabel BB/TBPB sesuai WHO 2005
Ada Tabel BB/TBPB sesuai WHO 2005 merujuk Pedoman Tatalaksana Anak
Gizi Buruk (Buku I).
D.3. Bahan makanan
Tersedia bahan makanan untuk membuat Resomal I F100 I F 135 dan modifikasi.
Resomal terdiri dari oralit, gula pasir, mineral mix.
F 100 I F 135 : Ada bahan makanan berupa susu skim, gula pasir, minyak sayur, mineral
mix dan bahan lain sesuai modifikasi.
D.4. Obat-obatan
Diamati ketersediaan obatobatan sebagai berikut:
1. Cairan infus: glukosa/dextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dextrosa 5%
2. Mineral mix
Bawa eontoh mineral mix.
3. Vitamin A 200.000 IU
4. Vitamin A 100.000 IU
5. Oralit
6. Preparet yang mengandung Fe berupa tablet atau sirup
7. Asam folat
D.5. Biaya
1. Apakah ada biaya khusus untuk rawat jalan dan rujukan anak gizi buruk?
Cukup jelas.
2. Bila ya, sebutkan sumber dan unit eost (surveilans, PMT-P/MP-ASI,
pendampingan/home eare, rujukan, Obatobatan, mikronutrien, dll)
Cukup jelas.
13
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS PERAWATAN
OAFTAR TILIK PEMANTAUAN
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
01 PUSKESMAS PERAWATAN
Puskesmas
Kecamatan
Kab/Kota
Propinsi
Tanggal
Reponden/Jabatan : 1 . .... .. '" ... ... ....... J ... .. ...... ... .
2..... .. .............. ... .1..... ...... ... .. .
inas Kesehatan Propinsi , Kabupaten/Kota
izi dan KLB Gizi Buruk
B.
PROSEDUR TATALAKSANAANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
B.1. Tahap Identifikasi
anak ke berapa, BB lahir, nama orang tua , alamat, pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua, tanggal masuk , nom o r register ditulis
den n len
?
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Dan Diagnosis Kerja
Apakah dilakukan penentuan status gizi melalui pemeriksaan
laboratorium?
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting
untuk menentukan kondisi I/II/III/IVN?
6. Apakah d ilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit
rtal
ulit?
7. Apakah ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosa
dia nos a izi dan kondisi anak?
B.3. Rencana dan Tindakan
15
denqan diaqnosis penyakit penyerta/penyulit?
3. Apakah rencana dan tindakan pemberian zat gizi mikro sesuai
denqan Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk?
4. Apakah rencana dan tindakan pemberian formula serta makanan
sesuai dengan diagnosa dan kondisi?
5. Apakah dilakukan visite bersama Tim Asuhan Gizi?
B.4. Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
1. Apakah ada rujukan ke rumah sa kit?
2. Apakah ada rujukan kembali ke puskesmas/pustu/poskesdes
pengirim?
3. Apakah rencana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai
denqan pedoman?
4. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau
keluarga?
5. Apakah ada iadwal ォオョェセ。ーウ@
perawatan 。ョォセゥコ@
buruk?
6. Apakah pemulangan anak gizi buruk dari ruang perawatan sudah
memenuhi kriteria?
c. MONITORING DAN EVALUASI
C.1. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilak ukan monitoring:
1. Tanda vital setiap shift kerja
2. Intake dan sisa makanan setiap hari
3. Berat badan setiappagi
4. Kunjungan pasienNisite setiap hari
5. Evaluasi kasus bersama tim seminggu sekali
6. Tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi
C. 2. Pencatatan dan Pelaporan
I. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
dirawat?
2. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
Sembuh?
3. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
pulang paksa?
4. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah kasus gizi buruk yang
meningglal dan penyebabnya?
5. Adakah pencatatan dan pelaporan jumlah hari rawat pada kasus
gizi buruk?
D.
SUMBER DAYA
Apakah ada sarana , prasarana dan biaya sebagai berikut:
D. 1. Fasilitas
1. Tempat dan ruangan perawatan dengan suhu
2. Klinik gizi yang buka setiaQ hari
16
2530°C
3. Klinik laktasi
4. Tempat khusus untuk membuat formula baJJi anakgizi buruk
0.2. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Timbangan bayi berfungsi baik
TimbanQan anak berfungsi baik
Alat ー・ョァオォイセ。ェ@
badan berfunj}si baik
Alat pengukur tinggi badan berfungsi baik
Alat permainan edukatifJAPEl sesuai dengan tumbuh kembar}g
Formulir rekam medik yang memuat kartu monitoring berat badan
Formulir rekam medik yang memuat catatan asupan makanan
selama 24 jam
8. Tabel BBITBPB sesuai WHO 2005
9. Oksigen (tabung, manometer cqp) ウゥ。ーセォ@
10. Pipa lambungjNGTJ
11 . Alat pemeriksaan Quia darah dan berfungsi baik
12. Tersedia peralatan untuk membuat formula yang higienis
(stenlis,keramik, dll)
0.3. Bahan makanan
Tersedia bahan makanan untuk membuat F 75, F100, dan F
135 dan modifikasi
0.4. Obatobatan
1. Cairan infus: glukosa/dextrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer
Dextrosa 5%
2. Mineral mix
3. Gentamisin injeksi
4. Kloramfenikol injeksi
5. Bensil penisillin injeksi
6. Metronidasol suspensiltablet
7. Asam nalidiksat
8. Kinin injeksi
9. Fansidar tablet
10. ACT (Artemisinin Combination Thera pic)
a. Artemeter
b. Amodiakuin
c. Artesunat
11. Doksisiklin
12. Klindamisin
13. Combipack anak /fdc
14. Albendazol
15. Tetrasiklin tetes mata (1%)
16. Kloramfenikol tetes mata (0,251%)
17. Atropin tetes mata (1%)
18. Vitamin A 100.000 IU
19. Vitamin A 200.000 IU
i
17
20 . Larutan kalium permanganat 1/10.000 atau larutan disinfektan
yanq lain
21 . Salep/krim yanq menqand unq zn
22 . Furosemid inieksi
23. Preparat yang mengandung Fe (tablet atau sirup)
24. Asam folat
27 . Fenobarbital atau diazepam inieksi
28. Vaksin : OPT BCG Polio Campak Hepatitis B
0.5. Biaya
1. Agakah ada biaya khusus untuk perawatan anak gizi buruk?
2. Bila ya , sebutkan sumber dan unit cost (surveilans, Hari
Makan Anak, pendampingan/home care, rujukan, obatobatan,
mikronutrien , dll)
Catatan:beri tanda pada kolom yang sesuai (bila tidak lengkap dimasukkan dalam
kolom Tidak)
Perhitungan tingkat ketersediaan:
Jumlah jawaban "ya"
Tingkat ketersediaan =
x 100 %
Jumlah jawaban "ya" dan "tidak"
Tingkat ketersediaan dikatakan baik bila 80% mengikuti standar, dan apabila persentase
ketersediaan berada di bawah 80%, maka petugas perlu melakukan advokasi kepada
pimpinan terkait di Puskesmas perawatan .
. ..... ...... .... ....... ,tanggal ... ..... ..... .... .
Mengetahui,
Pimpinan Puskesmas Perawatan
Penilai ,
(tanda tangan , nama jelas, stempel)
(tanda tangan, nama jelas)
18
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK
PEMANTAUAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DIPUSKESMASPERAWATAN
DAFTAR TILIK YANG DIISI:
Puskesmas, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi: diisi sesuai namallokasi yang
dikunjungi.
Tanggal: diisi sesuai dengan tanggal, bulan, tahun kunjungan
Nama respondenljabatan: diisi nama dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis
sesuai dengan kompetensi dan jabatannya.
A. PENGORGANISASIAN: Ya Bila
1. Ada Tim Asuhan Gizi yang sudah terlatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Tim yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, perawatlbidan, nutrisionis/dietisien
yang sudah terlatih selama 37 jam pelajaran.
2. Adajuknis tertulis tentang Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk yang ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.
3. Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Ada sosialisasi Tatalaksana Anak Gizi Buruk kepada seluruh petugas kesehatan
terkait di Puskesmas perawatan. Bukti kegiatan terdokumentasi berupa daftar hadir,
notulen pertemuan, foto kegiatan.
4. Adanya koordinasi dengan Dinas Kesehatan PropinsilKabupaten/Kota tentang
surveilans gizilKLB Gizi Buruk:
Adanya mekanisme pelaporan kasus gizi buruk dari Puskesmas perawatan ke Dinas
Kesehatan PropinsilKabupaten/Kota berupa laporan kasus yang ditandatangani oleh
pimpinan Puskesmas perawatan.
B. PROSEDUR TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK, RUJUKAN DAN
TINDAK LANJUT
Untuk melihat prosedur Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan rujukannya dilakukan dengan
mengambil satu contoh atau lebih status pasien anak gizi buruk di Puskesmas perawatan.
B.l. Tahap Identifikasi
Identitas anak:
Identitas disebut lengkap bila minimal ditulis:
tanggal lahir
umur
19
jenis kelamin
anak ke berapa
be rat badan lahir
pekerjaan orang tua
pendidikan orang tua
B.2. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Diagnosis Kerja
1. Anamnesis awal dan lanjutan ditulis dengan lengkap?
Sesuai Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk
2. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan tipe, tanda dan gejala Klinis?
Pada status pasien/rekam medis ditulis tipe, tanda dan gejala klinis sesuai dengan
hasil pemeriksaan klinis yaitu marasmus, kwashiorkor atau marasmikkwashiorkor.
3. Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan atau panjang badan dan ditentukan status gizi berdasarkan standar
BB/TB atau BBIPB (WHO 2005).
4 . Apakah dilakukan penentuan status gizi berdasarkan pemeriksaan laboratorium?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan glukosa darah dan
Haemoglobin (Hb).
5. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya dan tanda penting untuk
menentukan kondisi I III I III/I VIV?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan tanda bahaya:
Renj atanlsyok
Letargis
Diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Dan tanda penting seperti hipoglikemia, hipotermia
Kondisi I bila ditemukan renjatanlsyok, letargis, diare dan atau muntah dan atau
dehidrasi
Kondisi II bila ditemukan letargis, diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi III bila ditemukan diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Kondisi IV bila ditemukan letargis
Kondisi V bila tidak ditemukan tanda bahaya dan tanda penting tersebut diatas.
6. Apakah dilakukan pemeriksaan tanda dan gejala penyakit penyerta/penyulit?
Pada status pasienlrekam medis ditulis hasil pemeriksaan penyakit penyertalpenyulit
seperti ISPA, pneumonia, diare persisten, cacingan, tuberkulosis, malaria, HIVI AIDS
dan penyakit yang lain.
7. Apaka h ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosis klinis, diagnosis gizi
dan kondisi anak?
Diagnosis klinis
ISPA, pneumonia, diare persisten dU.
Diagnosis gizi
kwashiorkor atau marasmus atau marasmikkwashiorkor
IIII III III VN
Kondisi
20
B.3. RENCANA DAN TINDAKAN
I. Apakah reneana dan tindakan dibuat berdasarkan tanda bahaya dan kondisi
anak?
a. Kondisi I sesuai dengan reneana I
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan oksigen,
glukosa, Formula 75, ReSoMal.
b. Kondisi II sesuai dengan rene ana II
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa,
Formula 75, ReSoMal.
e. Kondisi III sesuai dengan reneana III
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa,
Formula 75, ReSoMal.
d. Kondisi IV sesuai dengan reneana IV
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk Diberikan glukosa,
Formula 75.
e. Kondisi V sesuai dengan reneana V
Sesuai dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan glukosa.
2. Apakah reneana dan tindakan perawatan serta pengobatan sesuai dengan diagnosis
penyakit penyulitlpenyerta?
Misalnya bila ditemukan anak gizi buruk dengan penyakit penyulitlpenyerta TB
diberikan perawatan serta pengobatan sesuai dengan standar pedoman pengobatan
TB.
3. Apakah reneana dan tindakan terhadap pemberian zat gizi mikro sesuai dengan
pedoman?
Misalnya anak gizi buruk diberikan kapsul vitamin A dengan dosis sesuai buku
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Diberikan sirup Fe pada fase rehabilitasi.
4. Apakah reneana dan tindakan pemberian formula dan makanan sesuai
dengan diagnosa dan kondisi?
Pemberian fonnula dan makanan sesuai pedoman Tatalaksana anak gizi buruk dan
terstruktur. Jenis formula, jumlah, jadwal, eara penyiapan, eara pemberian.
5. Apakah dilakukan visite bersama Tim Asuhan Gizi?
Tim Asuhan Gizi melakukan vi site bersama tiap hari di ruang perawatan.
B.4.Rujukan dan Persiapan Tindak Lanjut
1. Apakah ada rujukan ke rumah sakit?
Ada rujukan dari Puskesmas perawatan ke rumah sakit.
2. Apakah ada rujukan kembali ke Puskesmas/pustu/poskesdes pengirim?
Rujukan kembali dari rumah sakit ke Puskesmas yang merujuk, dari puskesmas ke
pustu/poskesdes.
3. Apakah reneana dan tindakan pemberian imunisasi sesuai dengan pedoman?
Pemberian imunisasi eampak pada setiap anak gizi buruk (tanpa melihat status
imunisasi eampak sebelumnya) serta melengkapi imunisasi sebelum anak pulang.
21
4. Apakah ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga?
Ada penyuluhan atau konseling gizi untuk ibu atau keluarga anak gizi buruk minimal
dilakukan 2 kali selama perawatan.
5. Apakah ada jadwal kunjungan paska perawatan anak gizi buruk?
Ada jadwal tertulis untuk kunjungan paska perawatan di Puskesmas maupun
kunjungan rumah.
6. Apakah pemulangan anak gizi buruk dari ruang rawat inap sudah memenuhi
kriteria?
Pemulangan anak gizi buruk sesuai dengan kriteria pulang pada pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk. Sebagai contoh berat badan sudah mencapai BB /TB atau BBIPB
> 3 SD (gizi kurang) , nafsu makan sudah baik.
C. MONITORING DAN EVALUASI
c.l. Tatalaksana Kasus Gizi Buruk
Apakah dilakukan monitoring:
I. Tanda vital setiap shift kerja
Setiap shift diukur tensi, suhu, nadi, pernapasan sesuai kondisi anak misalnya tiap
30 menit pada fase stabilisasi kondisi 1.
2. Intake dan sisa makanan setiap hari
Di\akukan pengukuran jumlah makanan yang dimakan dan y ang di k e}ul1rJam
(dimuntahkan) atau yang tidak dihabiskan.
3. Berat badan setiap hari
Timbang berat badan setiap pagi pada jam yang sarna dan dengan pakaian
yang seminim mungkin.
4. Kunjungan pasienlvisite setiap hari
Setiap hari dilakukan kunjungan/visite bersama Tim Asuhan Gizi.
5. Evaluasi kasus bersama tim seminggu sekali
Evaluasi kasus dengan membandingkan datadata hasil monitoring dengan
standar dalam buku pedoman, misalnya kenaikan berat badan setiap minggu
:::: 50 g/kgBB.
6. Tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi
Misalnya j ika kenaikan berat badan