ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF (Open Reduction Internal Fixation) FRAKTUR FEMUR MENGGUNAKAN METODE ABC (Activity Based Costing) (STUDI KASUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL) A

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF
(Open Reduction Internal Fixation) FRAKTUR FEMUR MENGGUNAKAN
METODE ABC (Activity Based Costing)
(STUDI KASUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)
A CALCULATION ANALYSIS OF UNIT COST FOR ORIF (Open Reduction
Internal Fixation) IN FEMORAL FRACTURE USING ABC
(Activity Based Costing)
(A CASE STUDY ON PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL IN BANTUL)
Rizka Nurul Firdaus ¹, Firman Pribadi²
Program studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email: firman_pribadi@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang : Penetapan tarif kamar operasi di RS PKU Muhammadiyah
Bantul selama ini menggunakan penetapan tarif secara fee for service dimana
tarif operasi dibuat berdasarkan perhitungan komponen biaya yang terjadi
seperti biaya jasa medis, bahan habis pakai, obat-obatan, kelas perawatan, dan
sewa kamar operasi tetapi belum menghitung seluruh komponen biaya
berdasarkan aktivitas yang dikaitkan dengan clinical pathway. Padahal prosedur
operasi ini dapat mengakibatkan biaya yang cukup tinggi untuk rumah sakit.
Metode : Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus. Sampel
penelitian ini adalah pasien yang menjalani tindakan ORIF Fraktur Femur Tanpa
Penyulit yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Metode analisis biaya yang
digunakan adalah Activity-Based Costing (ABC).
Hasil dan Pembahasan : Unit cost tindakan ORIF Fraktur Femur yang dihitung
dengan metode Activity Based Costing (ABC) sebesar Rp 8.157.726,-, sedangkan
real cost yang dikeluarkan oleh rumah sakit sebesar Rp 9.035.885,-. Nilai real
cost tindakan ORIF Fraktur Femur yang ditentukan oleh RS PKU Muhammadiyah
Bantul lebih besar dibandingkan unit cost yang dihitung berdasarkan metode
Activity-Based Costing. Adapun selisih yang didapat adalah selisih positif sebesar
Rp 878.159,- (10,76%). Pada Activity-Based Costing (ABC), biaya langsung dan
tidak langsung (overhead) dibebankan pada beberapa cost driver sedangkan
pada sistem tradisional hanya dibebankan pada satu cost driver.
Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan perhitungan unit cost yang didapat
disimpulkan bahwa unit cost tindakan ORIF Fraktur Femur di Instalasi Bedah
Sentral RS PKU Muhammadiyah Bantul dengan metode Activity Based-Costing
lebih rendah dan lebih sesuai dengan aktivitas. Namun, sebaiknya pihak rumah
sakit juga menerapkan perhitungan unit cost pada semua tindakan supaya dapat

mengetahui dan mencermati komponen biaya yang sewaktu-waktu dapat

berubah dan menimbulkan kerugian pada akuntansi rumah sakit.
Kata Kunci : Activity-Based Costing (ABC), ORIF, Fraktur Femur, Unit Cost

ABSTRACT
Background: The determination of operating room rates at PKU
Muhammadiyah Hospital in Bantul is currently using fee for service method
where the operating rate is determined by the calculation of the cost
components that occur as the cost of medical services, consumables, medicines,
and the rent of operating room, but it has not included all the components of the
activity-based costs associated with clinical pathways. However, this surgical
procedure may result significant costs to the hospital.
Methods: The study was conducted at PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul.
This research is descriptive qualitative case study design. The sample were the
patients who underwent an operation of ORIF for Femoral Fractures without
complications that met the inclusion and exclusion criteria. Cost analysis method
used was the Activity-Based Costing (ABC).
Results and Discussion: The unit cost of ORIF for Femoral Fractures which was
calculated by the method of Activity Based Costing (ABC) was 8,157,726 rupiahs,
while the real cost spent by the hospital was 9,035,885 rupiahs. The amount of
real cost on ORIF for Femoral Fracture specified by RS PKU Muhammadiyah

Bantul was higher than the unit cost calculated based on Activity-Based Costing
method. The obtained difference was a positive difference, which was 878.159
rupiahs (10,76%). In the Activity-Based Costing (ABC), indirect and direct cost
(overhead) are charged at some cost drivers, while the traditional system is only
charged on a cost driver.
Conclusions and Recommendations: Based on the calculation of unit costs
obtained, it can be concluded that the unit cost of ORIF for Femoral Fracture in
Central Surgery Installation PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul with
Activity- Based Costing method is lower and more proportionate with the
activity. However, the hospital should also apply the calculation of the unit cost
to all the types of service especially for surgery in order to identify and examine
the cost components which are subject to change at any time and cause some
disadvantages to the hospital accounting.
Keywords: Activity-Based Costing (ABC), ORIF, Femoral Fracture, Unit Cost

PENDAHULUAN

Fakta

di


lapangan

Untuk dapat bersaing dan

menunjukkan bahwa masih terdapat

bertahan dalam globalisasi di bidang

rumah sakit yang menggunakan

rumah sakit, maka rumah sakit

akuntansi biaya tradisional. Di sisi

harus berkompetisi dalam segala

lain, penentuan biaya pada suatu

bidang,


produk atau jasa dengan metode

baik

bidang

pelayanan
yang

tradisional

yang

sebenarnya kurang relevan untuk

cermat

digunakan dan memiliki berbagai


dengen memperhitungkan semua

macam kelemahan. Akuntansi biaya

faktor

tradisional

maupun

harga.

kompetitif

Harga

adalah

diperhitungkan


harga

dengan

yang

mempengaruhi

atau

konvensional

hanya

menggunakan

biaya

volume related drivers untuk dapat


investasi, biaya operasional, biaya

mengalokasikan biaya overhead ke

pemeliharaan akan menghasilkan

dalam produk. Dengan demikian,

total biaya yang jika dibagi dengan

informasi

jumlah pasien, menghasilkan biaya

didapatkan dengan menggunakan

per jenis layanan atau tindakan.

cara ini menjadi tidak akurat2.


terbentuknya

harga

yaitu

biaya

produk

yang

Dalam menyusun besarnya

Hasil penghitungan biaya

anggaran suatu jasa pelayanan maka

produk yang dihasilkan oleh sistem


perhitungan biaya satuan (unit cost)

akuntansi

akan sangat membantu. Penentuan

memberikan informasi biaya yang

unit

terdistorsi.

cost

diperlukan

dalam
untuk

analisis


biaya

mengetahui

biaya

Distorsi

tidak

dibutuhkan

mengakibatkan

menghasilkan

ini

muncul

karena pengalokasian biaya yang

besarnya biaya yang benar-benar
untuk

tradisional

akurat

sehingga
kesalahan

suatu produk baik berupa barang

penentuan

biaya,

ataupun jasa ataupun untuk menilai

keputusan,

perencanaan,

efisiensi dalam anggaran1.

pengendalian. Hal tersebut pada
akhirnya

pembuatan

mengakibatkan

dan

rumah

sakit menetapkan biaya yang terlalu

melakukan pengelolaan terhadap

rendah

aktivitas4.

atau

terlalu

tinggi

Rumah

dibandingkan dengan biaya yang

Sakit

PKU

yang muncul untuk

Muhammadiyah Bantul merupakan

menghasilkan jasa. Informasi biaya

Rumah Sakit umum tipe C yang

yang

dapat

terletak di jalan Jenderal Sudirman

mengakibatkan pihak manajemen

124 Bantul Yogyakarta. Fasilitas

rumah sakit tidak tepat dalam

peralatan

mengambil

layanan

sebenernya

tarif

tidak

akurat

keputusan

dan

mengenai

melakukan

analisis

profitabilitas3.

medis
yang

Muhammadiyah

atau

dimiliki

produk
RS

Bantul

PKU
cukup

lengkap, sehingga mampu melayani

Agar distorsi yang terjadi

hampir semua kasus yang terjadi.

dapat diatasi, sistem akuntansi biaya

Fasilitas medis yang ada antara lain :

tradisonal dapat digantikan dengan

Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam,

sistem

Laboratorium,

akuntansi

berdasarkan

Rawat Inap,

ICU,

aktivitas atau yang disebut juga

Radiologi, Instalasi Farmasi, Ruang

activity based costing (ABC). Activity

Bersalin, Ruang Operasi, General

based costing memiliki keyakinan

Check Up, Konsultasi Gizi, Imunisasi,

dasar bahwa biaya ada penyebabnya

Khitan, Poliklinik Rawat Jalan dan

dan penyebab biaya dapat dikelola.

Layanan Ambulance 24 jam siap

Metode activity based costing dapat

panggil.

biaya

melalui

Salah satu pelayanan yang

informasi

tentang

diberikan RSU PKU Muhammadiyah

aktivitas yang menjadi penyebab

Bantul adalah jasa layanan ruang

timbulnya

based

operasi. Layanan kamar operasi

menyediakan

merupakan salah satu layanan yang

informasi tentang aktivitas yang

melibatkan hampir semua layanan

memungkinkan

yang disediakan oleh rumah sakit,

mengendalikan
penyediaan

costing

biaya.
mampu

Activity

personnel

mulai dari layanan polilinik atau

emergency, layanan laboratorium,

berdasarkan perhitungan komponen

layanan rontgent, dengan atau tanpa

biaya yang terjadi seperti biaya jasa

layanan rawat inap, layanan resep

medis, bahan habis pakai, obat-

atau farmasi, dan lain-lain. Layanan

obatan, kelas perawatan,dan sewa

kamar operasi merupakan salah

kamar

satu daya ungkit yang tinggi bagi

menghitung

pendapatan rumah sakit. Dengan

biaya berdasarkan aktivitas yang

investasi

dikaitkan dengan clinical pathway.

yang

tinggi

dalam

penyediaan layanan kamar operasi

operasi

tetapi

seluruh

Saat

ini

belum

komponen

RS

akan berakibat pada biaya yang

Muhammadiyah

harus dibayarkan oleh pengguna

berkembang dan salah satu bentuk

jasa kamar operasi. Penghitungan

pelayanan yang ingin diunggulkan

besarnya

harus

adalah pelayanan tindakan bedah

dibayarkan oleh pengguna kamar

orthopedi yang selama ini banyak

operasi

digunakan untuk tindakan ORIF.

jasa

yang

sangat

berpengaruh

Bantul

PKU

operasi

ORIF

sedang

terhadap daya saing dengan rumah

Pelayanan

dipilih

sakit lain yang menyediakan layanan

karena banyaknya kasus kecelakaan

kamar operasi5.

yang mengakibatkan fraktur di RS
kamar

PKU Muhammadiyah Bantul sejak

operasi di RS PKU Muhammadiyah

tahun 2011 dengan grafik pengguna

Bantul selama ini menggunakan

layanan yang berfluktuasi diangka

penetapan tarif secara fee for service

lima ratus setiap tahunnya.

Penetapan

dimana

tarif

tarif

operasi

dibuat

Gambar 1.1. Grafik Pengguna Layanan Operasi Orthopedi Tahun 20112013 di RS PKU Muhammadiyah Bantul
620
600
580
560
540
520
500
480

597
Grafik Pengguna
Layanan Operasi
Orthopedi

536
520

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Sumber : Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Bantul

Prosedur
(Open

operasi

Reduction

ORIF

with

Internal

Fixation)

meskipun

tidak

menduduki

peringkat

pertama

dalam jumlah operasi di Instalasi
Bedah

Sentral

Muhammadiyah
potensi

biaya

dalam

operasi

RS

PKU

Bantul,

namun

yang

dikeluarkan

cukup

banyak.

terkuat

pada

tubuh

manusia

sehingga potensi biaya baik biaya
bahan

habis

pakai

maupun

peralatan orthopedi pada kasus ini
diperkirakan cukup besar6.
Masalah yang ada pada
layanan

tindakan

ORIF

Fraktur

Femur adalah apakah biaya yang
dibebankan

pada

pasien

sudah

Penggunaan bahan habis pakai, alat

dapat menutupi seluruh biaya dalam

kesehatan seperti pin, plate, atau

layanan tindakan bedah tersebut

implan,

pada

dan apakah biaya tersebut sudah

dapat

efisien dan efektif dalam layanan

prosedur

dan

obat-obatan

operasi

ini

mengakibatkan biaya yang cukup

tindakan

ORIF

Fraktur

tinggi untuk rumah sakit, terutama

Dalam hal ini belum ada informasi

pada kasus Fraktur Femur karena

mengenai

Femur atau tulang paha merupakan

seharusnya dikeluarkan oleh pasien

tulang terbesar, terpanjang dan

jika dihitung berdasarkan aktivitas,

berapa

biaya

Femur.

yang

untuk mengetahui hal itu maka

dilakukan

peneliti tertarik untuk melakukan

metode activity based costing (ABC).

analisa perhitungan biaya satuan

Subyek dan Obyek Penelitian

tindakan

ORIF

dengan

menggunakan

dengan

menggunakan

Femur

Pada penelitian ini subjek

metode

penelitian adalah Kepala Bagian

Fraktur

activity based costing di RS PKU

Keuangan,

Muhammadiyah Bantul.

Instalasi

1. Berapakah unit cost tindakan

Ruang

Tim
Bedah

Instalasi

Tarif,

Kepala

Sentral,

Kepala

Bedah

Sentral,

ORIF (Open Reduction Internal

Dokter Spesialis Orthopedi, Dokter

Fixation)

Spesialis Anestesi, perawat bedah,

Fraktur

Femur

dengan metode Activity Based

perawat

anestesi,

Costing (ABC) di RS PKU

administrasi

Muhammadiyah Bantul ?

Sentral seperti petugas pendaftaran,

di

Instalasi

petugas
Bedah

2. Apakah ada perbedaan selisih

kasir, laundry, bagian pemeliharaan

antara perhitungan unit cost

dan sterilisasi alat Rumah Sakit PKU

tindakan ORIF Fraktur Femur

Muhammadiyah Bantul. Sementara

menggunakan metode Activity

itu untuk objek penelitian adalah

Based Costing (ABC) dengan

semua aktivitas yang terjadi untuk

real cost yang ditetapkan oleh

menghasilkan produk layanan jasa

RS

pelayanan ORIF Fraktur Femur di RS

PKU

Muhammadiyah

PKU

Bantul ?

Muhammadiyah

Bantul.

BAHAN DAN CARA

Aktivitas yang dimaksud adalah

Jenis Penelitian

semua aktivitas yang terjadi pada

Penelitian dilakukan dengan

layanan ORIF Fraktur Femur baik

deskriptif

langsung maupun penunjang yang

kualitatif dengan melakukan studi

mendukung aktivitas layanan ORIF

kasus di RS PKU Muhammadiyah

Fraktur Femur di Instalasi Bedah

Bantul.

Sentral.

menggunakan

metode

Perhitungan

unit

cost

Populasi, Sampel, dan Sampling

Populasi

penelitian

ini

ekslusi. Adapun kriteria inklusi dan

adalah semua pasien yang menjalani

ekslusi dalam penelitian ini adalah :

tindakan ORIF Fraktur Femur yang

Kriteria Inklusi:

dirawat di RS PKU Muhammadiyah

Diagnosa masuk dan keluar ICD-10-

Bantul. Sampel penelitian ini adalah

CM : S72 Fracture of Femur.

pasien yang menjalani tindakan

Kriteria Eksklusi:

ORIF Fraktur Femur Tanpa Penyulit

1. Multitrauma yang membutuhkan

yang berjumlah satu pasien, yang

operasi

didapatkan

Fracture of Femur.

peneliti

pada

saat

melakukan observasi di Instalasi
Bedah

memenuhi

operasi

diagnosa

berhenti

PKU

sebelum selesai, karena kondisi

Bantul

yang

pasien yang tidak memungkinkan

kriteria

inklusi

dan

Variabel Penelitian
Pada

2. Tindakan

diluar

RS

Sentral

Muhammadiyah

lain

untuk dilanjutkan
Wawancara merupakan salah

ini

satu metode pengumpulan

adalah

data dengan cara bertanya

biaya satuan (unit cost) tindakan

langsung atau berkomunikasi

ORIF Fraktur Femur tanpa penyulit

langsung dengan responden

dan aktivitas yang mendukung

untuk memperoleh informasi

tindakan

mengenai isu yang diteliti.

variabel

Bedah

penelitian

penelitiannya

tersebutdi
Sentral

Instalasi
RS

PKU

Muhammadiyah Bantul.
Instrumen Penelitian
1. Pedoman dokumentasi yaitu
rekam
pathway

medis,
tindakan

clinical
ORIF

3. Panduan

observasi

menggunakan

checklist

dalam

pathway

clinical

berupa pengamatan secara
langsung
penelitian,

pada

objek

yaitu

aktivitas

Fraktur Femur di Instalasi

yang

dilakukan

selama

Bedah Sentral.

pasien

di

instalai

2. Pedoman wawancara.

ruang

bedah sentral.

4. Stopwatch

alat

pengukur

3. Membebankan

waktu yang digunakan untuk

langsung

mengukur

Fraktur Femur.

lamanya

waktu

biaya

tindakan

ORIF

yang

4. Menetukan besarnya biaya

dilakukan, mulai dari pasien

direct resource overhead dan

masuk ruang operasi hingga

indirect

setelah operasi.

masing-masing

setiap

aktivitas

Analisis Data

resource

dengan

overhead
aktivitas

menggunakan

proposi waktu.

Data dalam penelitian ini
dengan menggunakan data primer

5. Menentukan activity centers

dan data sekunder. Data primer

terkait tindakan ORIF Fraktur

berupa

Femur yang terdapat pada

informasi

langsung dari

clinical pathway.

sumbernya dengan cara wawancara
langsung dengan responden dan

6. Membebankan

biaya

observasi terhadap aktivitas yang

overhead ke dalam masing-

dilakukan. Data sekunder dilakukan

masing activity centers dalam

dengan

clinical pathway.

penelusuran

dokumen

berupa distribusi biaya operasional

7. Menjumlahkan
langsung dan overhead.

rumah sakit dan rekam medis bulan
Januari-Desember tahun 2013. Data
yang

telah

diolah

biaya

8. Membandingkan
dengan

kemudian

biaya

menggunakan

dianalisis dengan metode activity

perhitungan ABC dengan real

based costing (ABC) 7.

cost yang ditetapkan oleh
rumah sakit.

1. Menentukan activity centers
pada unit yang terkait.
2. Menentukan kategori biaya
dan

cost

driver

masing-

masing kategori biaya

HASIL
Gambaran Subyek Penelitian
Berdasarkan

hasil

wawancara dengan Kepala Bagian
Keuangan di rumah sakit PKU

Subyek

tidak dihitung berdasarkan aktivitas,

penelitian diberi kesempatan untuk

namun biaya langsung dan tidak

mengemukakan pendapat mengenai

langsung

sistem

Muhammadiyah

Bantul.

sudah

dihitung

biaya

yang

berdasarkan

prediksi

target

RS

PKU

pendapatan

dan

biaya

Muhammadiyah

Bantul.

Untuk

pembangunan

gedung

yang

pelayanan

Fraktur

Femur

kemudian

perhitungan

diterapkan

di

ORIF

dibagi

menggunakan

berdasarkan

metode real cost yakni dimana biaya

sebelumnya.

Penyajian Data Tindakan ORIF

dengan

Fraktur Femur

berikut:

adalah

dengan

jumlah

pasien

data

langkah-langkah

tahun

sebagai

biaya

a. Menentukan activity centres

satuan (unit cost) tindakan ORIF

pada unit yang terkait, biaya

Fraktur Femur di instalasi bedah

dan

sentral

masing kategori biaya.

Proses

perhitungan

dengan

menggunakan

cost

driver

masing-

metode ABC (activity based costing)
Tabel 1. Activity Centre di Instalasi Bedah Sentral
Activity Center

Cost Driver

Kamar Operasi (Praoperasi)
Identifikasi Pasien

Jumlah kegiatan

Serah terima pasien dan berkas rekam medis

Jumlah kegiatan

Cek persiapan alat dan bahan tindakan operasi

Jumlah tindakan

Cek list pre operasi

Jumlah tindakan

Cek persiapan alat dan bahan anestesi

Jumlah tindakan

Kamar operasi durante operasi
Melakukan time in, durante, waktu time out
Jumlah kegiatan
Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dokter
anestesi
Jumlah tindakan
Melaksanakan operasi
Menulis laporan operasi

Jumlah kegiatan
Jumlah tindakan

Menulis Instruksi post op

Jumlah kegiatan

Kamar operasi post operasi
Pemantauan pasien setelah operasi

Jumlah kegiatan

Keputusan keluar dari RR oleh dr spesialis anestesi
Melakukan pemanggilan ke ruangan

Jumlah kegiatan
Jumlah kegiatan

Serah terima pasien dan berkas RM
Jumlah kegiatan
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013 (telah diolah kembali)

b. Membebankan
langsung

ORIF

biaya

langsung yang muncul adalah

Fraktur

jasa medis dokter spesialis,

Femur

sterilisasi

alat,

instrumen

Biaya langsung suatu

yang digunakan saat operasi

pelayanan adalah biaya yang

ORIF Fraktur Femur, bahan

muncul

habis pakai dan linen laundry.

ketika

suatu

pelayanan dilakukan. Biaya

Tabel 2. Biaya Sterilisasi per Satu Kali Steril di CSSD
No Komponen Proses Biaya
Sterilisasi
(Rp)
1. Alat dan Bahan
Desinfektan
2-3
liter
air
Rp.
5.000,00

Autoclave Tape
Mesin autoclave

Biaya kantor dan
langganan di CSSD

Keterangan

5.000 Desinfektan menggunakan cairan
desinfektan, menurut petugas
sterilisasi dalam sehari hanya
dibutuhkan 2-3 liter dan 5cc
desinfektan. Harga 1 botol
desinfektan adalah Rp. 1.000.000
1.080
*5936 Terdapat dua mesin autoclave
yang masih memiliki nilai
ekonomis. Harga mesin autoclave
Rp. 65.000.000. Cost drivernya
adalah pemakaian dua mesin
autoclave pada tahun 2013 di
CSSD, yaitu 2190 kali.
**4.683 Cost drivernya adalah waktu.
Dalam sekali proses sterilisasi

2.

tahun 2013 Rp.
20.514.579,00
Sumber
Daya
Manusia
Biaya
pegawai
CSSD tahun 2013
Rp. 20.670.325

menggunakan
listrik
autoclave selama 2 jam.

untuk

*** 15.092 Cost drivernya adalah jumlah kasa,
linen dan instrumen.
Dalam tahun 2013 jumlah kasa
yang disteril adalah 90.396
lembar, linen 5.022 set dan
instrumen 7.533 set.
Total
31.792
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013 (telah diolah kembali)
Keterangan:
*

(harga mesin autoclave x 2) / 5 tahun

2 (harga per satu mesin)

2190 kali pemakaian
** biaya kantor dan langganan/365 hari

x 2 jam

24 jam
*** Dalam sekali proses operasi memerlukan
{kasa 36 (lembar) / 90.396 + linen 1(set)/5.022+instrumen 1set/7.533} x
biaya pegawai

Tabel 3. Direct Cost ORIF Fraktur Femur
Kategori Biaya
Pelayanan IBS
Tindakan dokter spesialis
Orthopedi
(Operasi Khusus Kelas 3)
Tindakan dokter spesialis
anestesi
(Operasi Khusus Kelas 3)
Alat
(Broad DCP 8 hole & Cortical
Screw No. 28-32 8 buah)
Sterilisasi alat
Laundry
Biaya makan/operasi
Obat dan Bahan Habis Pakai

Satuan

Jumlah
Satuan

Biaya
Satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

Tindakan

1

1.050.000

1.050.000

Tindakan

1

525.000

525.000

Alat

1

4.700.000

4.700.000

Alat
Kg
Paket

1
4.8
1

31.792
6.000
50.000

31.792
28.800
50.000

Embalase
Pcs
2
1.000
Safil 1 Cuting 40 (HS40S)
Pcs
1
126.500
Monosyn 2/0 Cuting 24 (DS
Pcs
1
131.100
24)
Sevoflurane
mL
25
14.600
Oksigen O2
L
0.3
28.000
N20
L
200
500
LMA 2.5 Unique
Pcs
1
39.185
Spuit 10 mL Terumo
Pcs
1
7.100
Spuit 3 mL Terumo
Pcs
2
3.500
Tranfusi Set
Pcs
1
35.750
Fentanyl 0.05 mL/mg
Ampul
1
55.550
Ketorolac 30 mg
Ampul
1
18.100
Proanes Inj/mL
Ampul
9
4.700
Ondansetron 4 mg
Ampul
1
14.300
RL Infus 500 mL
Flabot
1
7.200
NaCl 1 Liter
Flabot
1
14.700
Tensocrepe 4 Inchi
Pcs
1
82.900
Suction Bag
Pcs
0.5
100.000
Kassa Lipat X-Ray/Meter
Pcs
3
12.500
R/
Pcs
19
200
Total
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul (telah diolah kembali)

c. Menentukan biaya overhead,

2.000
126.500
131.100
365.000
8.400
100.000
39.185
7.100
7.000
35.750
55.550
18.100
42.300
14.300
7.200
14.700
82.900
50.000
37.500
3.800
7.533.977

sebesar Rp 11.635.369.76,-

baik biaya indirect resource

yang

maupun direct resource.

kepada unit fungsional RS

Dalam
biaya

menghitung

overhead

dapat

akan

PKU Muhammadiyah Bantul
dengan menggunakan dasar

dibedakan menjadi 2, yaitu

proporsi

biaya

dikarenakan

overhead

indirect

dibebankan

pendapatan
berdasarkan

resource dan biaya overhead

latar belakang yang diambil

direct resource. Pada tabel 4

peneliti

terdapat

biaya

indirect

merupakan unit yang cukup

resource

overhead

PKU

besar dalam menghasilkan

Muhammadiyah

Bantul

pendapatan

bahwa

rumah

IBS

sakit.

Untuk IBS memiliki proporsi

mendapatkan

13,47%, sehingga instalasi

biaya

bedah

resource

sentral

pembebanan
overhead

mendapat

untuk

indirect

biaya

resource

sebesar

Rp

1.566.784.484,48,-.
ORIF Fraktur Femur

pembebanan

overhead

indirect

sebesar

157.240.020,-*.
didasarkan

Rp
Jika

pada

jumlah

tindakan operasi besar maka
untuk

setiap

tindakan

operasi

besar

mendapat

termasuk jenis operasi besar.

pembebanan biaya overhead

Berdasarkan tabel 6 untuk

indirect resource sebesar Rp.

operasi

166.392,-**.

khusus

akan

Tabel 4. Indirect Resource Overhead
Biaya Indirect Resource Overhead

Biaya (Rp)

Labour related
Biaya pegawai
Equipment related
Biaya depresiasi perabotan, alat kantor, mesin
dan instalasi
Spaced related
Biaya
pemeliharaan
dan
perbaikandan
depresiasi gedung nonfungsional
Service related
Biaya pemakaian barang pengadaan dan biaya
kantor serta langganan
Total
Biaya

overhead

10.696.989.637
716.793.648

97.484.370

124.102.106
11.635.369.761

pembebanan yang mengacu

yang

kepada sistem yang selama

dibebankan pada Instalasi

ini telah diterapkan oleh RS

Bedah

PKU

indirect

resource

Sentral

akan

Muhammadiyah

dibebankan kepada pasien

Yogyakarta melalui forum

berdasarkan

group

dasar

discussion

yang

menghadirkan
Direktur

Wakil

Keuangan,

Tim

diterapkan
Bedah

di

Sentral

Instalasi
RS

PKU

Tarif, Kepala Instalasi Bedah

Muhammadiyah

Sentral dan Kepala Ruang

Pembebanan

Instalasi Bedah Sentral RS

tindakan

PKU Muhammadiyah Bantul

menggunakan asumsi yang

yang

telah

bertujuan

mendapatkan

untuk

persetujuan

jenis

operasi

dengan

mempertimbangkan
berbagai

sistem

antara lain:

dapat

setiap

ditetapkan

dari pihak-pihak terkait agar
tersebut

Bantul.

macam

faktor

Tabel 5. Score Faktor Pembebanan Setiap Jenis Operasi (diadaptasi
dari sistem pembebanan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta)
Faktor-Faktor
Operasi
Operasi
Operasi
Oparasi
Operasi
Pembebanan
Kecil
Ringan
Besar
Khusus
Canggih
Tingkat Kesulitan
1
2
3
4
6
Dokter
Jumlah Asisten
1
2
3
3
3
Waktu
1
2
3
3
4
Alat
1
2
3
5
5
Resiko
1
2
3
5
7
Total
5
10
15
20
25
Tabel 6. Pembebanan Kategori Operasi di RS PKU Muhammadiyah Bantul
(diadaptasi dari sistem pembebanan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta)
No Jenis Tindakan Operasi
Jumlah Tindakan
Pembebanan
1.
2.
3.
4.
5.

Operasi Kecil
3
0.5
Operasi Sedang
579
1
Operasi Besar
556
1.5
Operasi Khusus
945
2
Operasi Canggih
428
2.5
Total
2511
7.5
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013

pembebanan

yang didapat oleh pasien

overhead indirect resource

yang dapat dilihat pada tabel

akan

berikut :

Biaya

dibebankan

kepada

pasien berdasarkan aktivitas

Tabel 7. Pembebanan Overhead Indirect Resource di IBS RS PKU Muhammadiyah
Bantul

Aktivitas Instalasi Bedah Sentral

Cost Driver
Waktu
(Menit)

Indirect
Resource
Overhead
(Rp) (6)

Kamar Operasi (Praoperasi)
Identifikasi pasien
4
4.294
Serah terima pasien dan berkas rekam medis
3
3.220
Cek persiapan alat dan bahan tindakan operasi
5
5.367
Cek list pre operasi
5
5.367
Cek persiapan alat dan bahan anestesi
5
5.367
Kamar Operasi Durante Operasi
Melakukan time in, durante, time out
5
5.367
Melaksanakan pembiusan oleh dokter spesialis
15
16.102
anestesi
Melaksanakan operasi
60
64.410
Menulis laporan operasi
10
10.735
Menulis instruksi post op
10
10.735
Kamar Operasi Post Operasi
Pemantauan pasien setelah operasi
20
21.470
Keputusan keluar dari recovery room oleh dokter
5
5.367
spesialis anestesi
Melakukan pemanggilan ke ruangan untuk
3
3.220
menjemput pasien
Serah terima pasien dan berkas rekam medis
5
5.367
TOTAL
155
166.392
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013 (telah diolah kembali)

Keterangan :
* Jumlah operasi khusus x pembebanan
X pembebanan biaya indirect
resource overhead di IBS
** Rp 157.240.020.- / 945 ( jumlah operasi khusus)

Total seluruh operasi x pembebanan

*** waktu per aktivitas

X Total biaya indirect
resource overhead per operasi
waktu total keseluruhan besar
Setelah

biaya

mendapat

indirect

resource

labor-related,
related,

equipment-

space-related,dan

overhead, kita lanjutkan ke

service-related. Berdasarakan

perhitungan

tabel 8 maka untuk operasi

resource

biaya

overhead

direct
dengan

besar

mendapatkan

yang

sama

dengan

pembebanan biaya overhead

sebelumnya

yaitu

dibagi

indirect resource sebesar Rp

cara

menjadi 4 kategori, yaitu

432.203.037,-*.

Tabel 8. Direct Resource Overhead
Biaya Direct Resource Overhead
unit Instalasi Bedah Sentral

Biaya (Rp)

Labour related
Biaya pegawai
Equipment related
Biaya depresiasi peralatan medis dan non medis IBS
Biaya pemeliharaan alat dan gedung IBS
Spaced related
Biaya depresiasi gedung nonfungsional
Service related
Biaya pemakaian barang pengadaan
Biaya listrik unit IBS
Biaya air unit IBS

721.256.555
1.626.056.000
8.333.743
483.531.800
1.291.972.686
152.548.534
109.500

Biaya telepon unit IBS

3.832.500

Biaya kebersihan unit IBS
Total

18.953.228
4.306.594.546

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013

Setelah
mendapatkan
biaya
overhead
operasi

itu

untuk

432.203.037,- dibagi dengan

pembebanan

jumlah operasi besar (945

resource

operasi) hasil yang didapat

direct
untuk
besar

setiap

maka

adalah Rp 457.358,-**

Rp

Tabel 9. Pembebanan Direct Resource Overhead

Aktivitas Instalasi Bedah Sentral

Cost Driver
Waktu
(Menit)

Direct
Resource
Overhead
(Rp)(9)

Kamar Operasi (Praoperasi)
Identifikasi pasien
4
11.803
Serah terima pasien dan berkas rekam medis
3
8.852
Cek persiapan alat dan bahan tindakan operasi
5
14.753
Cek list pre operasi
5
14.753
Cek persiapan alat dan bahan anestesi
5
14.753
Kamar Operasi Durante Operasi
Melakukan time in, durante, time out
5
14.753
Melaksanakan pembiusan oleh dokter spesialis
15
44.260
anestesi
Melaksanakan operasi
60
177.042
Menulis laporan operasi
10
29.507
Menulis instruksi post op
10
29.507
Kamar Operasi Post Operasi
Pemantauan pasien setelah operasi
20
59.014
Keputusan keluar dari recovery room oleh dokter
5
14.753
spesialis anestesi
Melakukan pemanggilan ke ruangan untuk
3
8.852
menjemput pasien
Serah terima pasien dan berkas rekam medis
5
14.753
TOTAL
155
457.358
Sumber: RS PKU Muhamadiyah Bantul Tahun 2013 (telah diolah kembali)

Keterangan :
*

Jumlah operasi besar x pembebanan
Total seluruh operasi x pembebanan

x pembebanan biaya direct
resource overhead di IBS

** Rp 432.203.307,- / 945 ( jumlah operasi khusus)

*** waktu per aktivitas

x Total biaya direct resource
overhead per operasi besar

waktu total keseluruhan

d. Menjumlahkan biaya langsung dan overhead yang terdapat dalam clinical
pathway.

Tabel 10. Jumlah Semua Biaya
Struktur Biaya
Biaya Overhead
Biaya overhead ORIF Fraktur Femur di
IBS

Indirect
Resource
Overhead

Biaya (Rp)
Direct
Resource
Overhead

166.392

623.749

457.358

7.533.977
8.157.726

Biaya Langsung
Total Biaya
PEMBAHASAN

Total
Overhead

adalah sebesar Rp 9.035.885,-. Biaya

Berdasarkan penelitian yang

real cost didapatkan dari data Tim

telah dilakukan, dapat diketahui

Tarif RS PKU Muhammadiyah Bantul

bahwa real cost Tindakan ORIF

dimana real cost terdiri dari biaya

Fraktur Femur yang dikenakan oleh

Sewa Kamar, Asistensi, Jasa Medis

RS

Dokter

PKU

Muhammadiyah Bantul

Spesialis

Orthopedi

dan

Anestesi. Sedangkan perhitungan

sebesar Rp 8.157.726,-. Terdapat

unit cost tindakan ORIF Fraktur

selisih positif antara kedua biaya

Femur di Instalasi Bedah Sentral

tersebut yaitu sebesar Rp 878.159,-

dengan menggunakan metode ABC

.Perbandingan dapat dilihat di tabel

(Activity

berikut:

Based

Costing)

adalah

Tabel 11. Perbedaan Unit Cost ORIF Fraktur Femur menggunakan Metode
ABC dengan Real Cost RS PKU Muhammadiyah Bantul
Jenis Biaya

Unit Cost ABC
(Rp.)

Pelayanan IBS
Indirect resource overhead
Direct resource overhead

166.392
457.358

Total resource overhead

623.749

Real Cost (Rp.)
Biaya Asistensi + Sewa
Kamar
1.612.500

Direct cost :
Obat dan bahan habis pakai

1.148.385

Jasa medis tindakan ORIF
Fraktur Shaft Femur

1.050.000

Jasa medis tindakan anestesi
Laundry
Sterilisasi alat
Biaya makan pegawai
Peralatan
TOTAL BIAYA

525.000
28.800
31.792
50.000
4.700.000
8.157.726

1.148.385
1.050.000
525.000
4.700.000
9.035.885

Tabel 12. Perbandingan Antara Tarif activity based costing(ABC) dengan Real
Cost
Unit Cost ABC
Real Cost
Selisih
(%)(d)
(Rp.)(a)
(Rp.)(b)
(Rp.)(c)
8.157.726
9.035.885
878.159
10,76
Keterangan : c = a-b, d = c : a * 100% , a=unit cost ABC, b = Real Cost
Rumah Sakit, c = selisih real cost dengan unit cost ABC, d = persen
selisih real cost dengan unit cost ABC

Beban Biaya unit cost tindakan

langsung),

serta

ORIF Fraktur Femur terdiri dari :

barang

a. Beban biaya langsung dalam

sebesar

Rp.

perhitungan unit cost tindakan

(15,24%

dari

ORIF Fraktur Femur.

langsung),

habis

obat

pakai

dan
yaitu

1.148.385,total

dan

biaya

beberapa

Beban biaya langsung

akivitas seperti laundry, biaya

pada tindakan ORIF Fraktur

makan pegawai, dan biaya

Femur adalah sebesar

Rp

sterilisasi masing-masing Rp

sebesar

28.800,-, Rp 50.000,- dan Rp

92,35% dari total beban biaya

31.792,- (hampir 1,5% dari

ORIF Fraktur Femur. Terjadi

total biaya langsung).

7.533.977,-

tingginya

atau

beban

biaya

Biaya alat orthopedi

langsung pada ORIF Fraktur

adalah

Femur dikarenakan konsumsi

paling

biaya alat orthopedi yaitu

keseluruhan tindakan ORIF

sebesar Rp 4.700.000,- (62,3%

Fraktur

dari total biaya langsung).

dikarenakan

Biaya jasa medis spesialis

Muhammadiyah Bantul masih

orthopedi

belum bisa menyediakan alat-

sebesar

dan
Rp.

anestesi
1.575.000,-

(20,9% dari total

biaya

alat

beban

biaya

besar

dalam

Femur,

hal
RS

orthopedi

sehingga

harus

yang

ini
PKU

sendiri
melibatkan

pihak ketiga dan membuat

biaya ORIF Fraktur Femur.

harganya menjadi lebih mahal.

Biaya obat dan bahan medis

Hal ini disebabkan karena

habis pakai adalah beban

bahan pembuatan pin, plate,

biaya

ketiga

screw maupun implan dari

besar

dalam

platina yang dari segi biaya

tindakan

tidak

Presentase

Femur, namun bila ditelusuri

penggunaan implan terbesar

penggunaan obat dan bahan

terletak pada prosedur lutut

habis pakai sudah sesuai

dan tungkai bawah, namun

dengan formularium rumah

biaya implan paling besar

sakit yaitu penggunaan obat

terletak pada prosedur paha

generik untuk pasien kelas

dan

tiga. Dalam hal ini tidak dapat

murah.

sendi

panggul.

Pada

yang

paling

keseluruhan

ORIF

Fraktur

fraktur femur dipergunakan

dilakukan

cortical screw, broad plate, dan

karena pemberian obat harus

cancellous. Selain itu jenis dan

tepat

jumlah pin, plate, screw atau

tepat

implan yang digunakan pada

dokter dalam memberikan

setiap

obat

ORIF

berbeda-beda

efisiensi

dosis,

biaya

tepat waktu,

jumlah.

Kepatuhan

sesuai

dengan

tergantung dari lokasi dan

formularium

tipe

terjadi

berpengaruh terhadap mutu

sehingga Rumah Sakit tidak

tindakan dan efisiensi biaya

dapat

di rumah sakit8.

fraktur

yang

mengendalikan

perkiraan biaya yang keluar
dari alat-alat orthopedi.
Selain

biaya

sangat

b. Beban biaya overhead dalam
perhitungan unit cost tindakan

alat

ORIF Fraktur Femur.

orthopedi, biaya jasa medis

Beban biaya overhead

adalah biaya yang paling

pada tindakan ORIF Fraktur

besar kedua dari keseluruhan

Femur adalah sebesar

Rp

623.749,- atau sebesar 8,27%

resource

dari total biaya ORIF Fraktur

merupakan

Femur. Beban biaya tersebut

biaya unit fungsional. Lebih

menjadi biaya tunggal dalam

besarnya biaya pada direct

biaya overhead ORIF Fraktur

resource

Femur karena biaya overhead

dibandingkan

disini hanya melibatkan unit

resource

overhead

Instalasi Bedah Sentral.

mencerminkan

besarnya

Biaya overhead pada

biaya

overhead

yang

pembebanan

overhead
indirect

unit

fungsional.

unit Instalasi Bedah Sentral

Banyaknya

terbagi

indirect

dikonsumsi diakibatkan oleh

resource overhead dan direct

banyaknya pengadaan barang

resource overhead. Pada unit

baru

IBS biaya indirect resource

kesehatan penunjang kegiatan

overhead yaitu sebesar Rp

operasi di Instalasi Bedah

166.392,-

Sentral

menjadi

lebih

kecil

biaya

terutama

pada

yang

alat-alat

tahun

2013

dibandingkan direct resource

seperti Laparoscopy, Lampu,

overhead yaitu sebesar Rp

dan

457.358,-.

beban

memakan biaya lebih dari

biaya overhead dibandingkan

35% dari keseluruhan total

biaya langsung pada ORIF

biaya direct resource overhead

Fraktur Femur dikarenakan

di Instalasi Bedah Sentral.

Kecilnya

Meja

Operasi

yang

konsumsi biaya depresiasi alat

c. Unit Cost ORIF Fraktur Femur

medis, non medis, dan gedung

melalui perhitungan activity

yang sudah mulai menurun

based costing dan Real Cost

nilai ekonomisnya.

ORIF Fraktur Femur di RS

Biaya overhead ORIF

PKU Muhammadiyah Bantul

Fraktur Femur paling besar di

Hasil perhitungan unit

konsumsi oleh biaya direct

cost tindakan ORIF Fraktur

Berdasarkan

Femur dengan menggunakan
metode activity based costing

perhitungan unit cost yang

adalah Rp 8.157.726,- dan dari

didapat disimpulkan bahwa

perhitungan

unit

real

cost

cost

dengan

metode

kebijakan

activity

based-costing

manajemen diperoleh kisaran

rendah

dan

biaya Rp 9.035.885,-.

dengan

aktivitas.

menggunakan

lebih

lebih
sesuai

Namun,

Perhitungan unit cost

sebaiknya pihak rumah sakit

ORIF Fraktur Femur dengan

juga menerapkan perhitungan

metode ABC yaitu sebesar Rp

unit cost pada semua tindakan

8.157.726,-

biaya

supaya dapat mengetahui dan

langsung yaitu sebesar Rp

mencermati komponen biaya

7.533.977,-

yang

dengan

dan

biaya

sewaktu-waktu

dapat

overhead sebesar Rp 623.749,-

berubah dan menimbulkan

sedangkan Real Cost Rumah

kerugian

Sakit

rumah sakit.

PKU

Muhammadiyah

pada

akuntansi

Walaupun

Bantul sebesar Rp 9.035.885,-,

biaya

sehingga didapatkan selisih

operasi bukan satu-satunya

biaya

yang

pendapatan di Rumah Sakit

yang

PKU Muhammadiyah Bantul,

Rp

berarti

878.159,-

Real

Cost

ditetapkan oleh Rumah Sakit

akan

tetapi

pembebanan

PKU Muhammadiyah Bantul

biayanya

sudah

mampu

membiayai

dengan tepat sehingga biaya

beban

biaya

operasional

yang dibebankan ke pasien

harus

(biaya langsung), sedangkan

sesuai

beban biaya overhead sebesar

masing-masing

Rp.

Berdasarkan hasil focus group

623.749,-

juga

sudah

dengan

dilakukan

dapat dicukupi dari real cost

discussion

rumah sakit.

keuangan,

konsumsi

dengan
Rumah

aktivitas.

bagian
Sakit

mengambil keuntungan tidak

ABC

hanya dari biaya operasi saja

informasi

akan tetapi dari obat-obatan

sumber daya dan menghubungkan

dan tindakan yang diberikan

cost

dokter

maupun

perawat

pengukuran

untuk

kelancaran

kegiatan

kebijakan

dapat

Rumah Sakit karena Rumah

informasi

ABC

Sakit merupakan bisnis yang

meningkatkan

mempunyai

keterkaitan

menimbulkan dampak negatif pada

antara satu unit dengan unit

kualitas layanan dan dapat pula

lainnya.

meningkatkan

ABC sebagai dasar dalam
menetapkan biaya dapat dijadikan
sebuah acuan dalam menentukan
tarif

pelayanan

operasi

secara

suatu

tindakan

keseluruhan.

sistem

dapat

untuk

dan

memberikan

memaksimalkan

performance
outcome.

serta

Pengambil

menggunakan
sistem

untuk

efisiensi

tanpa

kualitas

layanan

berkelanjutan10.
KESIMPULAN
Biaya satuan (unit cost) tindakan
ORIF

Fraktur

Femur

Muhammadiyah

RS

Bantul

PKU

dengan

Informasi biaya yang lebih akurat

menggunakan metode activity based

dapat

costing adalah Rp 8.157.726,-.

dijadikan

dasar

bagi

penetapan tarif jasa yang lebih tepat.

Nilai real cost tindakan ORIF

Dengan demikian, baik pihak pasien

Fraktur

ataupun rumah sakit tidak ada yang

ditentukan

dirugikan9.

Muhammadiyah Bantul adalah Rp

Metode

ABC

dapat

Shaft

Femur

yang

RS

PKU

oleh

9.035.885,-

lebih

besar

membantu untuk mengurangi biaya

dibandingkan

yang tidak perlu secara lebih efektif

dihitung

dan mengurangi biaya yang tidak

activity based costing. Adapun selisih

mempunyai nilai tambah bahkan

yang didapat adalah selisih positif

menghapus biaya dari aktivitas yang

sebesar Rp 878.159,- (10,76%).

tidak perlu melalui analisis aktivitas.

Selisih ini terutama didapatkan dari

unit

cost

berdasarkan

yang
metode

resource

Ekonomika

dan

Bisnis,

overhead dari perhitungan unit cost

Universitas

Gadjah

Mada,

dengan

Yogyakarta.

selisih

jumlah

Total

metode

Activity

Based

Costing dengan real cost dari RS PKU

4. Munawaroh, F., 2014, Analisis

Muhammadiyah Bantul.

Biaya

DAFTAR PUSTAKA

sebagai Pertimbangan Dalam

Perawatan

1. Supriyanto, S., Widiada, J.P.,

Penetapan

Anita, D. N., Thinni N.R.,

Kesehatan

Djasiki., 2000, Analisis Biaya

CBGs,

Satuan dan Penyesuaian Tarif

Manajemen

Pelayanan Puskesmas, Tesis,

Universitas

Bagian

Yogyakarta.

Administrasi

Kesehatan

Masyarakat,

Fakultas

Kesehatan

Masyarakat

Universitas

Airlangga,Surabaya.
2. Mulyadi,

2007,

6,

Activity Based Costing-Sistem
Informasi

Biaya

Pemberdayaan
pengurangan

Pembiayaan
Berdasar

Tesis,

INA-

Magister
Farmasi,

Gadjah

Mada,

5. Nowicki, M, 2006, HFMA’s
Introduction

to

Hospital

Accounting (5th ed.), Health
Administration

Edisi

Fraktur

Press,

Chicago
6. Roshan A. and Ram S., 2008,

untuk

The Neglected Femoral Neck

Karyawan,

Fracture in Young Adults:

dan

review of Challenging Problem

Penentuan Secara Akurat Cost

(Review), Clinical Medicine &

Produk dan Jasa, Yogyakarta:

Research Volume 6, Number

UPP STIM YKPN

1:33-39. Diakses tanggal 20

3. Sylvana,

Biaya,

G.B.,

2013,

Oktober

2014,

dari

Operasi

http://www.clinmedres.org/

ABC

content/6/1/33.full.pdf+html

Berdasarkan Metode Activity

7. Baker, J.J, 1998, Activity Based

Penentuan
Caesar

Based

Biaya

Pada

Costing,

RS.

Fakultas

Costing and Activity Based

Management for Health Care.

9. Warindrani,

A.,

2006,

Gaithesburg, MD : Aspen

Akuntansi Manajemen, Edisi

Publisher, Inc.

Pertama, 22, 28,31, Graha

8. Alatas, H., 2012, Peran Dokter

Ilmu, Yogyakarta.

Efisiensi

10. Zoidze, A., Gzirishvilli, D.,

Pelayanan Pasien Jamkesmas

Gotsadze, G., 1999, Hospital

Rawat Inap di Rumah sakit

Financing Study for Georgia

Umum

Daerah

Small Applied Research Paper

Tesis,

Universitas

Spesialis

Dalam

Banyumas,
Jendral

Soedirman, Purwokerto.

No.4. Partnership for Health
Reform.

Bethesda,

Associate Inc, Maryland.

Abt