PENYUSUNAN RANCANGAN APBD Perda No 2 Tahun 2009

27 4 Pembiayaan neto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan. 5 Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran.

BAB V PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

Bagian Pertama Azas Umum Pasal 46 Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD. Pasal 47 1 Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah baik dalam bentuk uang, barang danatau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD. 2 Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran. Pasal 48 Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Rencana Kerja Pemerintahan Daerah Pasal 49 1 Pemerintah Daerah menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja SKPD untuk jangka waktu 1 satu tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. 2 Rencana Kerja SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya. 3 RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 4 Penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempertimbangkan prestasi capaian standar pelayanan minimal sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. 28 Pasal 50 1 RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat 1 disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 2 Penyusunan RKPD tahun anggaran berikutnya diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Mei tahun anggaran berjalan. 3 RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Walikota. 4 Tata cara penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Pasal 51 Walikota menyusun rencana KUA dan rencana PPAS berdasarkan RKPD dan Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Pasal 52 1 Rancangan KUA memuat penjelasan ringkas kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. 2 Strategi pencapaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat langkah-langkah nyata dalam mencapai target. Pasal 53 1 Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Walikota dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. 2 Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat 1, disampaikan oleh Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD kepada Walikota paling lambat pada Minggu pertama bulan Juni. Pasal 54 Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat 1 disusun dengan tahapan sebagai berikut: a. menentukan skala prioritas pembangunan daerah; b. menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan; dan c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing programkegiatan. 29 Pasal 55 1 Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat 2 disampaikan Walikota kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. 2 Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD. 3 Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat 2 selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pasal 56 1 KUA dan PPAS yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat 3 masing- masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Walikota dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. 2 Dalam hal Walikota berhalangan, Walikota dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPAS. 3 Dalam hal Walikota berhalangan tetap, penandatanganan nota kesepakatan KUA dan PPAS dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Bagian Keempat Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Pasal 57 1 Berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 ayat 1, TAPD menyiapkan surat edaran Walikota tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. 2 Surat edaran Walikota tentang penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup: a. PPAS yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan; b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan; c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; dan d. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPAS, kode rekening APBD, format RKA- SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan hargaupah. 3 Surat edaran Walikota perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Pasal 58 1 Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 ayat 1, kepala SKPD menyusun RKA-SKPD. 30 2 RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja. Pasal 59 1 Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat 2 dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. 2 Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan. 3 Pendekatan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat 2 dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran pendapatan dan belanja di lingkungan SKPD, serta Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan untuk SKPKD guna menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran. 4 Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. 5 Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan hargaupah, dan standar pelayanan minimal. 6 Standar satuan hargaupah sebagaimana dimaksud pada ayat 5, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 60 Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD dan SKPKD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran. Pasal 61 1 Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan pendekatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat 2 dan terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 1 satu tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama bulan anggaran berjalan. 2 Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan danatau belum diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 satu tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan. 3 Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan. 31 Pasal 62 1 RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat 2, memuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya. 2 RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 juga memuat informasi tentang urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang akan dicapai dari program dan kegiatan. Pasal 63 Kepala Bagian Keuangan selaku PPKD menyusun RKA-PPKD yang digunakan untuk menampung: a. pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah; b. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; dan c. penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah. Bagian Kelima Penyiapan Raperda APBD Pasal 64 1 RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat 1 disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD. 2 Pembahasan oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan untuk menelaah: a. kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS, prakiraan maju pada RKA-SKPD tahun berjalan yang disetujui tahun lalu, dan dokumen perencanaan lainnya; b. kesesuaian rencana anggaran dengan standar analisis belanja, standar satuan harga; c. kelengkapan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, dan standar pelayanan minimal; d. proyeksi prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya; dan e. sinkronisasi program dan kegiatan antar RKA-SKPD. 3 Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 kepala SKPD melakukan penyempurnaan. Pasal 65 1 RKA-SKPD yang telah ditelaah dan disempurnakan oleh TAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat 2 dan ayat 3 disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD beserta dokumen pendukung, dan Rancangan Peraturan Walikota tentang penjabaran APBD. 2 Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas nota keuangan dan rancangan APBD. 32 3 Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari: a. ringkasan APBD; b. ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi; c. rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, pendapatan, belanja dan pembiayaan; d. rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, fungsi, program dan kegiatan; e. rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara; f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan; g. daftar piutang daerah; h. daftar penyertaan modal investasi daerah; i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah; j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain; k. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; l. daftar dana cadangan daerah; dan m. daftar pinjaman daerah. Pasal 66 1 Rancangan peraturan Walikota tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat 1 dilengkapi dengan lampiran yang terdiri atas: a. ringkasan penjabaran APBD; dan b. penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan. 2 Rancangan peraturan Walikota tentang penjabaran APBD memuat penjelasan sebagai berikut: a. untuk pendapatan mencakup dasar hukum; b. untuk belanja mencakup lokasi kegiatan; dan c. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum dan sumber penerimaan pembiayaan untuk kelompok penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan untuk kelompok pengeluaran pembiayaan. Pasal 67 1 Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. 2 Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat. 3 Sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bersifat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban Pemerintah Daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direncanakan. 4 Penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah. 33

BAB VI PENETAPAN APBD