rpp kelas 5 001

(1)

PERANGKAT AJAR

(Pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Satuan Pendidikan : SDN Pesurungan Kidul 1 Kelas/Semester : V/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Nama Mahasiswa : Lia Harum Sari

NIM : 1401412535

Dosen Pembimbing : Eka Titi Andaryani, S.Pd., M. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015


(2)

PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN Pesurungan Kidul 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Kompetensi Dasar Materi Pokok / Pembelaja ran Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian Media SumberBelajar 1.2 Mengidentifi kasi unsur cerita rakyat yang didengarnya Cerita rakyat Kegiatan awal  Membuka pelajaran  Mengecek kehadiran siswa  Pemberian penguatan  Apersepsi  Penyampaian tujuan pembelajaran Kegiatan inti  Eksplorasi - Mencerita

kan kisah “Pedagang yang Tidak Jujur”.

 Elaborasi - Menentuka

n tokoh dan watak tokoh dari cerita “Pedagang yang Tidak Jujur”. - Mencerita kan  Menjelas kan sifat tokoh dengan tepat.  Memberi kan tanggapa n mengena i isi cerita rakyat yang didengar .  Penilai an tulis (pemah aman)  Penilai an sikap  Kerta s bern omor  Cerit a “Ped agan g yang Tida k Jujur ”  Warsidi, Edi dan Farika, Ary. 2008. Bahasa Indones ia Membu atku Cerdas Kelas V. Jakarta: BSE Depdikn as Hal. 6-7

 Diri siswa

 Lingkun gan


(3)

kembali kisah.

 Konfirmasi - Penjelasan

dari guru tentang tokoh dan watak tokoh. - Konfirmas

i

pemahama n siswa. Kegiatan akhir

 Evaluasi

 Konfirmasi evaluasi

 Pemberian tindak lanjut

 Menyampaik an simpulan pembelajaran

 Menutup pelajaran


(4)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SDN Pesurungan Kidul 1 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / I

Materi Pokok : Cerita Rakyat Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi

1. Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan B. Kompetensi Dasar

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya C. Indikator

1.2.3 Siswa dapat menjelaskan sifat tokoh dengan tepat

1.2.4 Siswa memberikan tanggapan mengenai isi cerita rakyat yang didengar D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mendengarkan cerita guru, Siswa dapat menjelaskan sifat tokoh dengan tepat 2. Melalui metode number head together, Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai isi E. Karakter siswa yang diharapkan

Percaya diri, disiplin, jujur, kerja sama, bertanggung jawab. F. Materi Pembelajaran

Cerita “Pedagang yang Tidak Jujur” (terlampir) G. Metode Pembelajaran

Number Head Together (NHT), ceramah dan tanya jawab H. Langkah-langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menyiapkan siswa

2. Guru membuka pelajaran dengan salam dan mencatat kehadiran siswa (absensi)

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai unsur cerita (tokoh cerita dan watak tokoh) .

4. Guru Mengoreksi jawaban siswa

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Siswa dan guru mengadakan kontrak belajar.

7 menit

Kegiatan Inti A. Eksplorasi

7. Guru membagikan kisah “Pedagang yang Tak Jujur” kepada siswa.

8. Guru menceritakan kisah “Pedagang yang Tak


(5)

Jujur”

9. Guru menyuruh siswa untuk membaca kembali kisah “Pedagang yang Tak Jujur”.

10. Guru membagikan kertas bernomor yang dipakai setiap siswa dikepala.

11. Guru menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan kertas bernomor.

a. Siswa memakai kertas bernomor

b. Kertas bernomor terdidri dari nomor 1-43 dan setiap siswa mendapatkan sebuah nomor.

c. Guru memanggil salah satu nomor dengan cara mengundi.

d. Siswa dengan nomor terpilih menjawab pertanyaan dari guru.

B. Elaborasi

12. Siswa mempersiapkan diri dan memakai kertas bernomor.

13. Siswa yang terpilih dari hasil undian, maju dan menjawab pertanyaan atau tugas dari guru. 14. Siswa yang berhasil menjawab pertayaan atau

tugas dari guru berhak mendapat “smile bintang”.

15. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan atau tugas dari guru dengan tepat, diberi motivasi agar jangan putus dan tetap giat belajar. C. Konfirmasi

16. Guru mengkonfirmasi jawaban dari semua jawaban siswa.

17. Guru mengapresiasi siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

18. Peserta didik melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan diingatkan kembali kegiatan-kegiatan selama pembelajaran berlangsung untuk menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. Dengan menanyakan: 1. Apa materi yang kita bahas hari ini?

2. Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?

3. Apakah ada yang ingin ditanyakan?

 Peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif diberi motivasi

Kegiatan Penutup

 Guru memberikan evaluasi kepada siswa

 Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran berupa tindak lanjut (remidi/pengayaan).


(6)

 Guru mengakhiri pembelajaran. D. ALAT / MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

 Media Pembelajaran: 1. Kertas bernomor 1-43

2. Kertas undian berisisi nomor 1-43

 Sumber Pembelajaran 1. Silabus KTSP V

2. Warsidi, Edi dan Farika, Ary. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas V. Jakarta: BSE Depdiknas Hal. 6-7

E. PENILAIAN

1. Aspek, teknik, dan waktu penilaian

No Aspek Teknik Penilaian Waktu Penilaian Ket 1 Keaktifan Pengamatan Kegiatan inti

2 Kejujuran Pengamatan Evaluasi 3 Pemahaman

Kon-sep dan penalaran

Tes tertulis Kegiatan akhir Soal LKS

2. Kisi-kisi soal (terlampir)

3. Instrumen penilaian : soal (terlampir) 4. Rubrik penilaian

a. Aspek keaktifan

Rentang Skor Kriteria Skor

(2-5) Siswa aktif mengusulkan contoh 5 Siswa aktif setelah ditunjuk oleh guru 4 Siswa menyimak pembelajaran 3 Siswa tidak menyimak pembelajaran 2 b. Aspek kejujuran

Rentang Skor Kriteria Skor

(3-5) Siswa mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi

5 Siswa kadang-kadang menyontek 4


(7)

saat mengerjakan soal evaluasi Siswa sering menyontek saat mengerjakan soal evaluasi

3 c. Aspek pemahaman konsep dan penalaran

No Rentang

Skor Kriteria Skor

1-2 0-5 (per no. soal)

Siswa dapat menentukan tokoh dan watak tokoh dalam cerita

5 Siswa dapat menceritakan kembali kisah “Si Kintan”

5 Siswa tidak dapat menjawab 0 5. Lembar penilaian (terlampir)

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Ket. Keakti fan kejuju ran pemah aman 1 Adi Prastyo

2 Ajeng Aura Fillaili 3 Amel Kuswoyo 4 Aulia Meirahmawati 5 Ayu Wulandari 6 ChrisnaPurnama Aji Amru 7 Cyrilla Azzahra AthirFauzi 8 Dina Rahmadani 9 Dini Putri Anggreani 10 DwiPrasetyo Ramadhani 11 Eko Apriyanto

12 Eza Afiana 13 Fina Lanahdiyana 14 Gandy Danuarta 15 Hanan Zulvan Sabilly 16 Lyra Dwi Safitri 17 M Azhar Rafi Subekti 18 Moh Firli Rahmat

Dani

19 Mohamad Adef Tifani


(8)

21 MohamadNurdin Rafli 22 Mohammad Aghni 23 Muhamad A'mal

Muzaki

24 MuhammadSabilli Esa 25 Muhammad VebryFerdianto 26 Muhammad WildanMaulana 27 Mutiara Salsabilla 28 Ninda Anugrah HatiSalsabila 20 NindaWiradinata Arum 30 Nurul Mufazah 31 Putri Aura Nur

Adinda 32 Putri Nabila

33 RandyRamadhan Galang 34 Rendy Admiko 35 Roikhanah Atikah 36 ShevaPratama Aditya 37 Shopie Aini Nufus 38 Sintia Wijaya 30 Siska Amelia 40 Siti Maesaroh

41 TamaraOktaviani Rahmah 42 TeguhFirmansyah Prasetyo 43 Widia Kusrini

Pedoman Penskoran

Nilai = skor keaktifan + skor kejujuran + skor pemahaman 2

Tegal, 24 Agustus 2015


(9)

Guru Kelas V Praktikan

Rendung Sumiarsih, S.Pd.SD Lia Harum Sari NIP. 195906191979112004 NIM. 1401412535

Kepala SD N Pesurungan Kidul 1 Guru Pamong

Ahmad Nawawi,S.Ag Rendung Sumiarsih, S.Pd.SD NIP. 196007021982011009 NIP. 195906191979112004


(10)

Lampiran 1

KISI-KISI SOAL

No.

Urut Kompetensi Dasar Indikator Soal

Bentuk Soal

Ranah Kognitif

Tingkat Kesulitan Soal

Nomor Soal 1 1.2 Mengidentifikasi unsur

cerita rakyat yang didengarnya

1. Disajikan cerita, siswa dapat menentukan tokoh dan watak tokoh dalam cerita “Pedagang yang Tidak Jujur”.

Isian C2 Sedang 1

2. Disajikan cerita, siswa dapat menceritakan kembali kisah “Pedagang yang Tidak Jujur”.


(11)

Lampiran 2 MATERI AJAR


(12)

Lembar Kerja Siswa (LKS)

DANAU TOBA

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.


(13)

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Soal

1. Tentukanlah tokoh dan watak tokoh dalam cerita di atas!

2. Ceritakan kembali kisah “Danau Toba” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan ceritanya.


(14)

Lampiran 4

Kunci Jawaban LKS

1. Pak Tani, memiliki watak : baik, suka menolong, ceroboh, ingkar janji, pemarah Putri ikan, memiliki watak : baik

Anak, memiliki watak : rakus, suka makan, tidak bisa menyampaikan amanah dengan baik 2. Jawaban sesuai siswa masing-masing


(15)

Lampiran 5 Soal Remedial

Nama : ………..

No. absen : ………..

Kerjakan kembali soal ini!

DANAU TOBA

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau


(16)

sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Soal


(17)

2. Ceritakan kembali kisah “Danau Toba” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan ceritanya.

Lampiran 6 Soal Pengayaan

Nama : ………

No. absen : ………

RAWA PENING

Pada zaman dahulu di desa Ngasem hidup seorang gadis bernama Endang Sawitri. Penduduk desa tak seorang pun yang tahu kalau Endang Sawitri punya seorang suami, namun ia hamil. Tak lama kemudian ia melahirkan dan sangat mengejutkan penduduk karena yang dilahirkan bukan seorang bayi melainkan seekor Naga. Anehnya Naga itu bisa berbicara seperti halnya manusia. Naga itu diberi nama Baru Klinting.

Di usia remaja Baru Klinting bertanya kepada ibunya. Bu, “Apakah saya ini juga mempunyai Ayah? siapa ayah sebenarnya”. Ibu menjawab, “Ayahmu seorang raja yang saat ini sedang bertapa di gua lereng gunung Telomaya. Kamu sudah waktunya mencari dan menemui bapakmu. Saya ijinkan kamu ke sana dan bawalah klintingan ini sebagai bukti peninggalan ayahmu dulu. Dengan senang hati Baru Klinting berangkat ke pertapaan Ki Hajar Salokantara sang ayahnya.

Sampai di pertapaan Baru Klinting masuk ke gua dengan hormat, di depan Ki Hajar dan bertanya, “Apakah benar ini tempat pertapaan Ki Hajar Salokantara?” Kemudian Ki Hajar menjawab, “Ya, benar”, saya Ki Hajar Salokantara. Dengan sembah sujud di hadapan Ki Hajar, Baru Klinting mengatakan berarti Ki Hajar adalah orang tuaku yang sudah lama aku cari-cari, aku anak dari Endang Sawitri dari desa Ngasem dan ini Klintingan yang konon kata ibu peninggalan Ki Hajar. Ya benar, dengan bukti Klintingan itu kata Ki Hajar. Namun aku perlu bukti satu lagi kalau memang kamu anakku coba kamu melingkari gunung Telomoyo ini, kalau bisa, kamu benar-benar anakku. Ternyata Baru Klinting bisa melingkarinya dan Ki Hajar mengakui kalau ia benar anaknya. Ki Hajar kemudian memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung.

Suatu hari penduduk desa Pathok mau mengadakan pesta sedekah bumi setelah panen usai. Mereka akan mengadakan pertunjukkan berbagai macam tarian. Untuk


(18)

memeriahkan pesta itu rakyat beramai-ramai mencari hewan, namun tidak mendapatkan seekor hewan pun. Akhirnya mereka menemukan seekor Naga besar yang bertapa langsung dipotong-potong, dagingnya dibawa pulang untuk pesta. Dalam acara pesta itu datanglah seorang anak jelmaan Baru Klinting ikut dalam keramaian itu dan ingin menikmati hidangan. Dengan sikap acuh dan sinis mereka mengusir anak itu dari pesta dengan paksa karena dianggap pengemis yang menjijikkan dan memalukan. Dengan sakit hati anak itu pergi meninggalkan pesta. Ia bertemu dengan seorang nenek janda tua yang baik hati. Diajaknya mampir ke rumahnya. Janda tua itu memperlakukan anak seperti tamu dihormati dan disiapkan hidangan. Di rumah janda tua, anak berpesan, Nek, “Kalau terdengar suara gemuruh nenek harus siapkan lesung, agar selamat!”. Nenek menuruti saran anak itu.

Sesaat kemudian anak itu kembali ke pesta mencoba ikut dan meminta hidangan dalam pesta yang diadakan oleh penduduk desa. Namun warga tetap tidak menerima anak itu, bahkan ditendang agar pergi dari tempat pesta itu. Dengan kemarahan hati anak itu mengadakan sayembara. Ia menancapkan lidi ke tanah, siapa penduduk desa ini yang bisa mencabutnya. Tak satu pun warga desa yang mampu mencabut lidi itu. Akhirnya anak itu sendiri yang mencabutnya, ternyata lubang tancapan tadi muncul mata air yang deras makin membesar dan menggenangi desa itu, penduduk semua tenggelam, kecuali Janda Tua yang masuk lesung dan dapat selamat, semua desa menjadi rawa-rawa, karena airnya sangat bening, maka disebutlah “Rawa Pening” yang berada di kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Soal

1. Tentukanlah tokoh dan watak tokoh dalam cerita di atas!

2. Ceritakan kembali kisah “Rawa Pening” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan


(1)

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Soal

1. Tentukanlah tokoh dan watak tokoh dalam cerita di atas!

2. Ceritakan kembali kisah “Danau Toba” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan ceritanya.


(2)

Lampiran 4

Kunci Jawaban LKS

1. Pak Tani, memiliki watak : baik, suka menolong, ceroboh, ingkar janji, pemarah Putri ikan, memiliki watak : baik

Anak, memiliki watak : rakus, suka makan, tidak bisa menyampaikan amanah dengan baik 2. Jawaban sesuai siswa masing-masing


(3)

Lampiran 5 Soal Remedial

Nama : ………..

No. absen : ………..

Kerjakan kembali soal ini!

DANAU TOBA

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau


(4)

sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Soal


(5)

2. Ceritakan kembali kisah “Danau Toba” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan ceritanya.

Lampiran 6 Soal Pengayaan

Nama : ………

No. absen : ………

RAWA PENING

Pada zaman dahulu di desa Ngasem hidup seorang gadis bernama Endang Sawitri. Penduduk desa tak seorang pun yang tahu kalau Endang Sawitri punya seorang suami, namun ia hamil. Tak lama kemudian ia melahirkan dan sangat mengejutkan penduduk karena yang dilahirkan bukan seorang bayi melainkan seekor Naga. Anehnya Naga itu bisa berbicara seperti halnya manusia. Naga itu diberi nama Baru Klinting.

Di usia remaja Baru Klinting bertanya kepada ibunya. Bu, “Apakah saya ini juga mempunyai Ayah? siapa ayah sebenarnya”. Ibu menjawab, “Ayahmu seorang raja yang saat ini sedang bertapa di gua lereng gunung Telomaya. Kamu sudah waktunya mencari dan menemui bapakmu. Saya ijinkan kamu ke sana dan bawalah klintingan ini sebagai bukti peninggalan ayahmu dulu. Dengan senang hati Baru Klinting berangkat ke pertapaan Ki Hajar Salokantara sang ayahnya.

Sampai di pertapaan Baru Klinting masuk ke gua dengan hormat, di depan Ki Hajar dan bertanya, “Apakah benar ini tempat pertapaan Ki Hajar Salokantara?” Kemudian Ki Hajar menjawab, “Ya, benar”, saya Ki Hajar Salokantara. Dengan sembah sujud di hadapan Ki Hajar, Baru Klinting mengatakan berarti Ki Hajar adalah orang tuaku yang sudah lama aku cari-cari, aku anak dari Endang Sawitri dari desa Ngasem dan ini Klintingan yang konon kata ibu peninggalan Ki Hajar. Ya benar, dengan bukti Klintingan itu kata Ki Hajar. Namun aku perlu bukti satu lagi kalau memang kamu anakku coba kamu melingkari gunung Telomoyo ini, kalau bisa, kamu benar-benar anakku. Ternyata Baru Klinting bisa melingkarinya dan Ki Hajar mengakui kalau ia benar anaknya. Ki Hajar kemudian memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung.

Suatu hari penduduk desa Pathok mau mengadakan pesta sedekah bumi setelah panen usai. Mereka akan mengadakan pertunjukkan berbagai macam tarian. Untuk


(6)

memeriahkan pesta itu rakyat beramai-ramai mencari hewan, namun tidak mendapatkan seekor hewan pun. Akhirnya mereka menemukan seekor Naga besar yang bertapa langsung dipotong-potong, dagingnya dibawa pulang untuk pesta. Dalam acara pesta itu datanglah seorang anak jelmaan Baru Klinting ikut dalam keramaian itu dan ingin menikmati hidangan. Dengan sikap acuh dan sinis mereka mengusir anak itu dari pesta dengan paksa karena dianggap pengemis yang menjijikkan dan memalukan. Dengan sakit hati anak itu pergi meninggalkan pesta. Ia bertemu dengan seorang nenek janda tua yang baik hati. Diajaknya mampir ke rumahnya. Janda tua itu memperlakukan anak seperti tamu dihormati dan disiapkan hidangan. Di rumah janda tua, anak berpesan, Nek, “Kalau terdengar suara gemuruh nenek harus siapkan lesung, agar selamat!”. Nenek menuruti saran anak itu.

Sesaat kemudian anak itu kembali ke pesta mencoba ikut dan meminta hidangan dalam pesta yang diadakan oleh penduduk desa. Namun warga tetap tidak menerima anak itu, bahkan ditendang agar pergi dari tempat pesta itu. Dengan kemarahan hati anak itu mengadakan sayembara. Ia menancapkan lidi ke tanah, siapa penduduk desa ini yang bisa mencabutnya. Tak satu pun warga desa yang mampu mencabut lidi itu. Akhirnya anak itu sendiri yang mencabutnya, ternyata lubang tancapan tadi muncul mata air yang deras makin membesar dan menggenangi desa itu, penduduk semua tenggelam, kecuali Janda Tua yang masuk lesung dan dapat selamat, semua desa menjadi rawa-rawa, karena airnya sangat bening, maka disebutlah “Rawa Pening” yang berada di kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Soal

1. Tentukanlah tokoh dan watak tokoh dalam cerita di atas!

2. Ceritakan kembali kisah “Rawa Pening” yang telah kamu dengarkan. Catatlah di buku tugasmu. Gunakanlah kata-katamu sendiri. Ingat jangan sampai mengubah jalan