Teori Gestalt Teori Medan

Hukum latihan berbicara kegunaan use dan ketidakgunaan disuse atau makin kuat atau makin lemah hubungan S-R. Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. Hukum ini tercermin dalam perkataan repetioest mater studiorum atau practice makes perfect.  Hukum akibat the law of effect Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat adalah suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Jadi, hukum akibat menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa.

2. Teori Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya “konfigurasi, pola, kesatuan, keseluruhan”. Teori ini menyatakan bahwa belajar harus dimulai dari keseluruhan dan dilanjutkan kepada bagian-bagian. Suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan yang bermakna satu sama lain. Salah satu hukum dari teori Gestalt yang terkenal adalah Hukum Pragnanz yang berarti “teratur, seimbang, harmonis. Mencari dan mendapatkan Pragnanz merupakan belajar yang memerlukan pemahaman insight. Menurut Ernest Hilgard, ada enam ciri dari belajar pemahaman ini, yaitu: 1 insight dipengaruhi oleh kemampuan dasar, 2 insight dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu, 3 insight tergantung kepada pengaturan situasi, 4 insight didahului oleh usaha coba-coba, 5 belajar dengan insight dapat diulangi, 6 suatu insight yang telah sekali didapatkan dapat diaplikasikan untuk insight situasi lain.

3. Teori Medan

Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin 1890-1947. Teori ini menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh totalitas situasi yang melingkupi seseorang. Dalam teori medannya, lapangan didefinisikan sebagai thetotality of coexisting facts which are conceived of as mutually interdependent totalitas fakta-fakta yang mengiringi dan dipahami saling tergantung atau terkait satu dengan yang lainnya. Setiap individu berperilaku berbeda, sesuai dengan persepsi diri dan lingkungannya bekerja. Medan psikologis atau lifespace, di mana orang berperilaku harus ditinjau, dalam rangka memahami perilaku itu sendiri. Penilaian seseorang berdasar persepsi diri dan aspek lingkungan yang mendukungnya ini disebabkan karena otak adalah sistem fisik, otak menciptakan medan yang mempengaruhi informasi yang masuk ke dalamnya, seperti medan magnet memengaruhi partikel logam. Medan kekuatan inilah yang mengatur pengalaman sadar. Lewin berpendapat bahwa tingkahlaku merupakan hasil tindakan antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun dari luar diri individu, seperti tantangan dan permasalahan.

4. Teori Eklektik