189
Bahasa Indonesia
3. Berbalas Pantun
Lakukan berbalas pantun dengan aturan permainan berikut
a Permainan ini terdiri atas dua kelompok kelompok “gadis” dan “bujang”; atau dapat dikembangkan menjadi kelompok “pro” dan
“kontra” . b Jumlah anggota kelompok minimal 3 orang, maksimal 5 orang.
c Setiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota. d Kegiatan berbalas pantun dipimpin oleh seorang moderator yang
bertugas menengahi, mengulas, dan menyimpulkan kegiatan berbalas pantun.
e Setiap sesi berbalas pantun memiliki tema, misalnya “perkenalan”. f
Pantun yang merupakan jawaban setiap kelompok secara berkesinambungan dan bergiliran.
g Struktur berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isimaksud, dan penutup atau kesimpulan.
Hal yang dinilai pada musikalisasi gurindam dan syair dipaparkan berikut.
Hal yang dinilai 4
3 2
1
• Pilihan nadairama sesuai dengan isi syair pantun
• Nada diciptakan secara orisinal mengadaptasi
• Penampilan tim dalam melakukan musikalisasi
• Volume suara memadai bobot 1
Penskoran 4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur 2= jika terdapat 2 unsur
1= jika terdapat 1 unsur
Skor akhir
= Skor yang diperoleh
x 100 Dibagi Skor Maksimal
190
Kelas VII SMPMTs
Peserta tidak boleh bersikap dan menggunakan kata yang kurang santun, seperti menghina atau merendahkan kelompok lain.
Tema : Perkenalan dan persahabatan
Peserta : Putri 5 orang, Putra 5 orang
Moderator : Guru atau siswa yang ditunjuk
Sebelum berbalas pantun dimulai, moderator memperkenalkan masing- masing anggota dari tiap-tiap kelompok serta menjelaskan temanya dan
pantun dimulai dengan cara diundi oleh moderator.
Berbalas Pantun Moderator:
Cuci tangan memakai sabun, Sabun berbau bunga melati,
Mari kita berbalas pantun, Sambil bernyanyi senangkan hati
Silakan siapa memulai? Topik berbalas pantun
a Menjadi generasi harapan untuk Indonesia yang lebih maju. b Tidak meninggalkan budaya daerah meski zaman telah berubah.
Bujang 1 Adakah jerami di pohon kenanga
Adakah hama di tangkai delima Bolehkah kami mohon bertanya
Siapakah nama adinda berlima? Gadis 1
Ingin menari bersama nyonya Dia datang membawa jamu
Nama kami tidak usah ditanya Langsung tanyakan apa maumu
Moderator: Ayo kelompok gadis ingin langsung ditanya apa maumu Ayo bujang
silakan jawab.
Bujang 2 Gadis 2
Bujang 3 Gadis 3
Moderator: Wah, wah..wah, dua kelompok saling kuat Ayo kita teruskan
191
Bahasa Indonesia
TUGAS Pilihlah 5 orang sebagai wakil dari kelompok putri, demikian juga untuk
kelompok putra. Kelompok putri dalam berbalas pantun disebut kelompok gadis, dan kelompok putra disebut kelompok bujang. Anggota kelompok
lainnya yang tidak tampil tetap membantu membuatkan pantun, lanjutkanlah sesi “perkenalan” di atas dengan tema “nasihat”, yaitu tentang dua kelompok
yang saling memberi nasihat, misalnya tentang bahaya narkoba, pentingnya saling menghormati, indahnya damai, manfaat belajar, dan lain-lain.
Masing-masing kelompok sebaiknya merancang skenario pantun dalam bentuk pembuatan pantun-pantun yang terkait dengan tema. Kumpulkan
kepada guru sebelum kegiatan berbalas pantun dilaksanakan.
Yang dinilai dalam berbalas pantun adalah: 1. Kekompakan kelompok,
2. Kecepatan membalas pantun, 3. Ketepatan pemilihan sampiran dan isi pantun,
4. Variasi pemilihan kata, 5. Vokal pelafalan dan intonasi
6. Gaya yang ditampilkan, 7. Busana jika dilombakan.
Bujang 4 Gadis 5
Bujang 5 Moderator
Gadis 5 Bujang 1
SELAMAT ATAS SEMUA UNJUK KARYAMU. TERUS BERLATIH BERKREASI DAN MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRIMU. KAMU BISA
192
Kelas VII SMPMTs
Proyek Literasi
Bacalah puisi yang ada di daerahmu, biograi Hamzah Fa s riRaja Ali Haji, atau buku lain yang berkaitan dengan puisi rakyat. Tulis pada contoh jurnal
berikut
JURNAL MEMBACA
Judul Buku :
Pengarang :
Terbitan : Waktu baca : tanggal ................ sampai .....................
Tanggal baca Ringkasan Isi
Komentar
n u
193
Bahasa Indonesia
Bab
Mengapresiasi dan Mengkreasikan
Fabel
6
KOMPETENSI DASAR
3.11 Mengidentiikasi informasi tentang fabellegenda daerah setempat
yang dibaca dan didengar.
4.11 Menceritakan kembali isi fabellegenda daerah setempat. 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabellegenda daerah setempat
yang dibaca dan didengar.
4.12 Memerankan isi fabellegenda daerah setempat yang dibaca dan
didengar.
Sumber: foto pribadi
Gambar 6.1 Cerita fabel karya Ugi Agustono
194
Kelas VII SMPMTs
Pengantar
Kalian tentu pernah membaca fabel. Mengapa nenek moyang kita menciptakan fabel? Pada semester lalu kamu sudah belajar cerita fantasi. Fabel dan cerita
fantasi sama-sama teks narasi. Sebelum belajar teks fabel, kamu perlu memahami paparan mengenai fabel berikut. Pemahaman teori mengenai fabel
mengenai hakikat cerita dan fabel akan memudahkan kamu dalam belajar teks fabel dalam buku siswa ini. Bacalah paparan berikut dengan saksama
Cerita
Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis tulisan atau lisan yang mengandung unsur cerita. Hampir setiap hari kita
terlibat dengan cerita. Berbincang dengan teman sambil menceritakan sesuatu adalah kegiatan bercerita. Membaca atau menonton cerita
tentang jagoan superhero adalah kegiatan menikmati cerita. Menghayal menjadi jagoan pembasmi kejahatan yang memiliki kehebatan luar biasa
merupakan kegiatan merancang cerita.
Kita sering mendengar cerita atau menonton cerita di televisi, atau menceritakan diri kita sendiri kepada orang lain. Saat berkumpul dengan
teman-teman, hampir dipastikan kita mahir bercerita. Dengan kata lain, kita semua pernah menciptakan teks narasi dan menanggapi berbagai teks
narasi. Saat kita menceritakan suatu cerita berdasarkan pengalaman sendiri atau yang kita dengar dan lihat dari televisi, kita sering kali menceritakan
dengan gaya yang berbeda dengan aslinya. Kita berupaya menceritakan dengan cara sebaik mungkin. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan
mengubah urutan cerita, memilih bahasa yang lebih menarik, dan menambahkan rincian agar cerita makin menarik.
Fabel
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.
Fabel termasuk jenis cerita iksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam
cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan
manusia dengan segala karakternya.