Permodalan this file 1448 5898 1 PB

Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 190 Sumber: Lampiran SE BI No. 1324DPNP Penentuan peringkat serta predikat rasio NIM bank ditentukan sebagai berikut: Tabel 4 Peringkat Komposit Rasio NIM Rating Ratio Predicate 1 NIM 3 Sangat Baik 2 2 NIM ≤ 3 Baik 3 1,5 NIM ≤ 2 Cukup Baik 4 1 NIM ≤ 1,5 Kurang Baik 5 NIM ≤ 1 Tidak Baik Sumber: Kodifikasi Penilaian Kesehatan Bank

4. Permodalan

Capital Permodalan capital merupakan sumber utama pembiayaan kegiatan operasional suatu perusahaan dan juga berperan sebagai penyangga atas kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan Latumaerissa, 2014:47. Berdasarkan SE BI No.1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011, penilaian faktor permodalan capital meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan serta penilaian mengenai pengelolaan permodalan bank. Faktor capital dapat diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio CAR. Rumus perhitungan Capital Adequacy Ratio CAR yaitu: Sumber: SE BI No.1324DPNP Penentuan peringkat maupun predikat Capital Adequacy Ratio CAR yang didasarkan oleh kodifikasi penilaian kesehatan bank ditentukan sebagai berikut: Tabel 5 Peringkat Komposit Rasio CAR Rating Ratio Predicate 1 CAR ≥ 12 Sangat Baik 2 9 ≤ CAR 12 Baik 3 8 ≤ CAR 9 Cukup Baik 4 6 ≤ CAR 8 Kurang Baik 5 CAR ≤ 6 Tidak Baik Sumber: Kodifikasi Penilaian Kesehatan Bank . METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif l serta menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan atau menggambarkan tingkat kesehatan bank berdasarkan data kuantitatif dari laporan keuangan dan annual report bank. Fokus penelitian dalam penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC ini yaitu: 1. Profil risiko risk profile didasarkan pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Risiko kredit diukur dengan NPL dan risiko likuiditas diukur dengan menggunakan LDR. 2. Good Corporate Governance GCG didasarkan atas penilaian sendiri self assessment bank dengan sebelas faktor penilaian pelaksanaan GCG yang dinyatakan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.1515DPNP tanggal 29 April 2013.

3. Rentabilitas

earning diukur dengan menggunakan ROA dan NIM. 4. Permodalan capital diukur dengan menggunakan CAR. Menurut Brannen dalam Munawaroh, 2012:83 analisis data merupakan kegiatan menelaah, mengelompokkan, sistematisasi, menafsirkan, dan veritifikasi data yang bertujuan agar suatu fenomena memiliki nilai sosial, akademis, serta ilmiah. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Analisis terhadap faktor profil risiko risk profile a. Non Performing Loan NPL Sumber: Lampiran SE BI No. 1324DPNP b. Loan to Deposit Ratio LDR Sumber: Lampiran SE BI No. 623DPNP 2. Analisis faktor GCG Penilaian Good Corporate Governance didasarkan atas atas laporan publikasi hasil penilaian sendiri self assessment yang telah dilakukan oleh bank dengan mengacu kepada Surat NIM = Pendapatan Bunga Bersih Rata − rata Aset Produktif × CAR = Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR × NPL = Total Kredit Bermasalah Total Kredit yang Diberikan × LDR = Kredit Dana Pihak Ketiga DPK × Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 191 3. Analisis terhadap faktor rentabilitas earning a. Return on Asset ROA Sumber: Lampiran SE BI No. 1324DPNP b. Net Interest Margin NIM Sumber: Lampiran SE BI No. 1324DPNP 4. Analisis terhadap faktor permodalan capital Sumber: SE BI No. 1324DPNP 5. Menetapkan tingkat kesehatan bank umum atas masing-masing faktor dengan cara membandingkan hasil analisis setiap faktor dengan klasifikasi peringkat yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 6. Membuat kesimpulan akhir tingkat kesehatan bank berdasarkan peringkat masing-masing faktor. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Faktor Profil Risiko Risk Profile Tabel 6 NPL Bank Umum Tahun 2013-2015 Nama Bank 2013 2014 2015 BRI Agroniaga 1,63 1,38 1,88 1 1 1 Bank MNC Internasional 4,85 5,88 2,96 2 3 2 BCA 0,44 0,60 0,72 1 1 1 Bank Bukopin 2,43 2,77 2,84 2 2 2 BNI 2,16 1,96 2,67 2 1 2 BTN 3,93 3,74 3,15 2 2 2 Bank Danamon Indonesia 2,02 2,45 3,29 2 2 2 Bank BJB 1,99 2,46 1,81 1 2 1 Bank Jatim 3,44 3,31 4,29 2 2 2 1,91 2,16 2,62 Bank Permata 0,24 0,61 0,69 1 1 1 BTPN 0,67 0,70 0,70 1 1 1 Bank Mega 2,17 2,09 2,81 2 2 2 Bank OCBC NISP 0,73 1,34 1,30 1 1 1 Sumber: Data diolah, 2016 Analisis faktor profil risiko yang didasarkan oleh risiko kredit yang dihitung dengan rasio NPL menunjukkan selama tahun 2013 seluruh bank umum berada dalam kondisi yang baik. Berdasarkan tabel 6 terdapat 7 bank umum yang menjadi sampel penelitian memperoleh peringkat 1 sangat baik dan 7 bank umum lainnya memperoleh peringkat 2 baik. Bank dengan rasio NPL terendah adalah Bank Permata yang berarti bahwa Bank Permata merupakan bank dengan risiko kredit terendah, sedangkan bank dengan rasio NPL tertinggi adalah Bank MNC Internasional yang berarti bahwa Bank MNC Internasional merupakan bank yang memiliki risiko kredit tertinggi dibandingkan bank lain yang menjadi sampel penelitian. Selama tahun 2014 diketahui sebanyak 6 bank umum memperoleh peringkat 1 sangat baik atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya, 7 bank umum lainnya memperoleh peringkat 2 sangat baik, dan terdapat 1 bank yang memperoleh peringkat 3 cukup baik yaitu Bank MNC Internasional. Bank MNC Internasional mengalami penurunan peringkat dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh peningkatan jumlah kredit bermasalah yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan kredit yang diberikan, sehingga menyebabkan risiko kredit bank mengalami peningkatan. Selama tahun 2015, bank dengan peringkat 1 sangat baik berjumlah 6 bank sedangkan bank dengan peringkat 2 baik mengalami peningkatan sebanyak 8 bank. Bank MNC Internasional merupakan bank yang mengalami peningkatan peringkat dibandingkan tahun sebelumnya yang ditandai dengan menurunnya kualitas kredit bermasalah. Hal ini menunjukkan pengelolaan kredit yang semakin baik. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan rasio NPL seluruh bank umum yang menjadi sampel penelitian tidak mengalami permasalahan atas ROA = Laba Sebelum Pajak Rata − rata Total Aset × NIM = Pendapatan Bunga Bersih Rata − rata Aset Produktif × CAR = Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR × Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 192 tercermin dari hasil perhitungan rasio NPL dengan tidak ditemukannya bank yang memperoleh peringkat 4 kurang baik maupun bank dengan peringkat 5 tidak baik. Tabel 7 LDR Bank Umum Tahun 2013-2015 Nama Bank 2013 2014 2015 BRI Agroniaga 89,77 90,17 88,09 3 3 3 Bank MNC Internasional 80,71 80,90 72,55 2 2 1 BCA 76,26 77,37 81,84 2 2 2 Bank Bukopin 86,81 84,51 86,71 3 2 3 BNI 88,65 92,46 92,14 3 3 3 BTN 104,43 108,87 108,81 4 4 4 Bank Danamon Indonesia 96,90 94,06 89,32 3 3 3 Bank BJB 96,66 93,41 88,33 3 3 3 Bank Jatim 84,98 86,54 82,92 2 3 2 Bank Mandiri 91,78 89,66 94,27 3 3 3 Bank Permata 90,00 90,13 89,02 3 3 3 BTPN 90,58 101,67 102,39 3 4 4 Bank Mega 57,61 66,01 65,26 1 1 1 Bank OCBC NISP 92,79 93,90 98,39 3 3 3 Sumber: Data diolah, 2016 Analisis faktor profil risiko yang didasarkan oleh risiko likuiditas yang dihitung dengan LDR menunjukkan selama tahun 2013 terdapat 1 bank yang memperoleh peringkat 1 sangat baik yaitu bank Mega, 3 bank memperoleh peringkat 2 baik, 9 bank memperoleh peringkat 3 cukup baik, dan terdapat 1 bank yang memperoleh peringkat 4 kurang baik yaitu BTN dengan rasio 104,43. Pada periode 2014, Bank Mega mampu mempertahankan peringkat 1 sangat baik, 3 bank memperoleh peringkat 2 baik, 8 bank memperoleh peringkat 3 cukup baik, dan bank dengan peringkat 4 kurang baik mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 2 bank yaitu BTN dan BTPN. Tahun peringkat 3 cukup baik, sedangkan bank dengan peringkat 4 kurang baik kembali diperoleh BTN dan BTPN yang disebabkan oleh besarnya kredit yang diberikan bank namun tidak diimbangi oleh dana pihak ketiga yang berakibat tingginya risiko likuiditas kedua bank tersebut. BTN dan BTPN diharapkan dapat meningkatan dana pihak ketiga atau membatasi pemberian kredit bank sehingga risiko likuiditas bank dapat menurun. Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank umum yang diukur dari faktor profil risiko, BTN berdasarkan LDR perlu mendapatkan perhatian terhadap tingkat kesehatannya untuk periode 2013 hingga periode 2015. BTPN berdasarkan LDR juga memerlukan perhatian terhadap tingkat kesehatan banknya untuk periode 2014 dan 2015.

2. Analisis Faktor GCG