PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
galian, pemanfaatan bahan galian dan mineral ikutannya diharapkan dapat memberikan
informasi data keberadaan potensi bahan galian daerah terkait yang selanjutnya dapat
dijadikan acuan dalam pengelolaannya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan ini yaitu melakukan penerapan aspek konservasi sumber daya
bahan galian, diantaranya dengan melakukan inventarisasi potensi bahan galian pada
wilayah PETI dengan melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi meliputi :
sebaran, jenis bahan galian dan segala
aspeknya ekonomi, sosial, lingkungan dll. Tujuan kegiatan inventarisasi potensi
bahan galian pada wilayah PETI adalah terinventarisasinya potensi sumberdaya
cadangan bahan galian, pada wilayah PETI agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan
berkelanjutan bagi kepentingan masyarakat luas.
1.3. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Daerah
Lokasi kegiatan di daerah Kampar, jarak pencapaiannya sekitar ± 100 km dari
Pekan Baru. Secara administratif daerah kegiatan inventarisasi potensi bahan galian
pada wilayah PETI termasuk ke dalam daerah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Gambar
1.
Kesampaian daerah kegiatan dapat dilakukan dengan cara:
1. Perjalanan dapat menggunakan pesawat
terbang reguler dari Jakarta-Pekan Baru, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat
dari Pekan Baru ke lokasi kegiatan. 2.
Mempergunakan kendaraan roda empat bis dari Bandung hingga ke kota Pekan
Baru, kemudian menggunakan kendaraan roda empat ke lokasi kegiatan.
Daerah kegiatan berbentuk bentang alam relatif datar sampai berbukit atau
bergelombang tetapi tidak curam undulating dengan ketinggian 100 M sampai 500 M di
atas permukaan laut. Terbentuknya bentangalam di daerah tersebut melalui proses
pengangkatan lapisan batuan setelah terjadinya proses sedimentasi yang kemudian mengalami
proses erosi air permukaan Run Off.
Iklim di daerah ini termasuk iklim tropis dengan kisaran suhu antara 24º C hingga 34º
C. Musim penghujan mulai pada bulan April hingga bulan September dan musim kemarau
mulai pada bulan Mei hingga bulan Agustus. Penduduk asli di daerah kegiatan
berasal dari suku Melayu dengan ditambah penduduk suku pendatang seperti Jawa, Sunda,
Batak, Minang Nias dll. dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Mata pencaharian
penduduk adalah berkebun karet, berkebun sawit, berdagang, Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Swasta dan penambang sebagai pekerjaan sambilan.
2. METODOLOGI 2.1.
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder meliputi pengumpulan data dan informasi yang
berkaitan dengan materi kegiatan yang akan dilakukan dan umumnya dilakukan sebelum
melakukan kegiatan lapangan.
Data sekunder yang berhubungan dengan kegiatan ini antara lain kondisi
geografis, demografi, tata guna lahan, kondisi geologi, mineralisasi, potensi bahan galian dan
sejarah kegiatan pertambangan yang ada di lokasi kegiatan. Selain itu dilakukan pula
perencanaan kegiatan lapangan yang meliputi rencana pengambilan jenis-jenis conto dan
lokasi-lokasi yang akan diinventarisir di lapangan.
Beberapa sumber yang dapat dijadikan sebagai data sekunder adalah hasil-
hasil penyelidikan terdahulu yang bersifat inventarisasi, penelitian dan pengawasan, baik
berupa hardcopy maupun digital yang berasal dari instansi-instansi pemerintah seperti hasil
kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi, Pusat Survey Geologi dan dari berbagai situs di
internet yang berkaitan dengan materi kegiatan.
2.2.
Pengumpulan Data Primer dan Pemercontoan
Pengumpulan data primer dilakukan pada beberapa lokasi terpilih secara garis
besar metoda yang digunakan pada kegiatan ini dapat dibagi dalam tahapan :
a Pengumpulan data sekunder yang terkait.
b Memetakan beberapa lokasi PETI
c Pengambilan conto endapan aluvial
d Pemercontoan tailing
e Pemercontoan batuan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
• Pemercontoan Endapan Aluvial
Pengambilan conto endapan aluvial di daerah kegiatan dimaksudkan untuk
mengetahui kandungan timah dan mineral ikutan lainnya dengan cara memasukkan
material conto ke dalam ember yang berukuran 5 liter dan selanjutnya didulang.
Dari hasil pemercontoan konsentrat dulang terkumpul sebanyak 27 conto. Kosentrat
dulang tersebut dianalisis dengan cara
mineralogi butir untuk diperoleh jenis- jenis kandungan mineral berat, bentuk
mineral, kuantitas dan interpretasi genesanya. Diharapkan dari kuantitas
mineral dalam konsentrat dulang yang diukur akan dapat ditafsirkan sumber daya
pada masing-masing lokasi.
• Pemercontoan tailing
Pemercontoan tailing dilakukan untuk mengetahui kandungan timah dan mineral
ikutan lainnya yang masih terdapat dalam tumpukan tailing di bagian bawah dari
sluice box. Pengambilan conto tailing ini dilakukan dengan cara memasukkan
material tailing ke dalam ember berukuran 5 liter, kemudian didulang untuk
memperoleh kandungan mineral beratnya yang kemungkinan masih mengandung
timah dan mineral ikutan lainnya. Pada kegiatan ini terkumpul sebanyak 2 conto
tailing. Conto-conto tailing tersebut dianalisis secara mineralogi butir untuk
diketahui kandungan mineral beratnya, bentuk butir dan interpretasi genesanya.
Analisis mineralogi butir dilakukan di laboratorium Fisika Mineral, Pusat Sumber
Daya Geologi.
• Pemercontoan batuan
Pengambilan conto batuan dilakukan pada batuan yang diperkirakan mengandung
timah dan mineral ikutan lainnya yang dilakukan di Bukit Panggang. Pada
kegiatan pengambilan conto batuan terkumpul sebanyak 5 conto batuan, 5
conto batuan dianalisa kandungan unsurnya seperti, Sn, W, Cu, Pb, Zn, As,
Sb, Mo dengan metoda AAS dan 1 conto selain dianalisa kandungan unsur seperti
diatas juga dianalisa unsur kandungan Major element seperti: SiO
2
, Fe
2
O
3
, Al
2
O
3
, TiO
2
, CaO, MgO, SO
3
, Na
2
O
3,
H
2
O dan HD dengan metoda konvensional basah
yang dilakukan di Laboratorium Kimia Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi. Peta
lokasi Pemercontoan dapat dilihat pada Gambar 3.
• Penentuan titik koordinat pemercontoan
Penentuan titik koordinat setiap pemercontoan dilakukan dengan
menggunakan GPS Global Positioning System, hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan pada waktu menempatkan lokasi pemercontoan pada
peta dasar. Pada kegiatan ini digunakan GPS merk Garmin type XL 12.
2.3. Analisis Conto di Laboratorium