Di samping hal-hal tersebut di atas, para gurudoseninstruktur dalam pembelajaran elektronik juga dituntut aktif dalam diskusi Dykman, C.A.,
Davis, C.K., 2008, misalnya dengan cara: a merespons setiap informasi yang disampaikan peserta didik, b menyiapkan dan menyajikan risalah dan berbagai
sumber referensi lainnya, c memberikan bimbingan dan dorongan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi, d memberikan umpan balik secara
individual dan berkelanjutan kepada semua peserta didik, e menggugah mendorong peserta didik agar tetap aktif belajar dan mengikuti diskusi, serta f
membantu peserta didik agar tetap dapat saling berinteraksi.
1. Hal-Hal Yang Diperlukan dalam Implementasi
E-learning
Ahli-ahli pendidikan dan ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran
antara lain: 1
Analisis Kebutuhan
Need Analysis
. Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan
e-learning
. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran
orang lain. Setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need
analysis yang mencakup studi kelayakan baik secara teknis, ekonomis, maupun sosial.
2 Rancangan Instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan kredit,
bahan ajarkurikulum. 3
Evaluasi yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut
mengevaluasi. Oleh karena itu, perlu diciptakan bagaimana semuanya mempunyai sikap yang
positif terhadap media internet dan perangkatnya sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pembangunan.
Selain hal-hal sebagaimana tersebut di atas, ada empat hal yang perlu disiapkan sebelum pemanfaatan internet untuk
e-learning
berikut ini.
1
Melakukan penyesuaian kurikulum. Kurikulum sifatnya holistik. Pengetahuan, keterampilan dan nilai diintegrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini.
Kurikulumnya bersifat competency based curriculum.
2
Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang ingin dicapai dengan bantuan komputer.
3
Melakukan penilaian
dengan memanfaatkan
teknologi yang
ada menggunakan komputer,
online assessment system
4
Menyediakan material pembelajaran seperti buku, komputer, multimedia, studio, dan lain-lain yang memadai. Materi pembelajaran yang disimpan di
computer dapat diakses dengan mudah baik oleh guru maupun siswa.
2. Sasaran Kegiatan
E-learning
Kegiatan
e-learning
lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional. Kondisi ini disebabkan karena peserta
didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut,
baik untuk
mengajukan pertanyaan
maupun menyampaikan
pendapattanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan
atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya Kinuthia, W., 2008. Profil peserta
e-learning
adalah seseorang yang memiliki, yaitu: 1 motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara sungguh-
sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri Kinuthia, W., 2008, 2 senang belajar dan melakukan kajian-
kajian, gemar membaca demi pengembangan diri secara terus-menerus, dan yang menyenangi kebebasan, 3 mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu
di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah
konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusannya sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui
e-learning
, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan Cleary,
Y. Quinn, A.M., 2008.
3. Contoh-Contoh Implementasi