BHAKTI DHARMA WASPADA PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI PROGRAM SARJANA (S-1) TERAPAN KEPOLISIAN TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN
BHAKTI DHARMA WASPADA
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI
PROGRAM SARJANA (S-1) TERAPAN KEPOLISIAN
TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN
KEPUTUSAN GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN
NOMOR : KEP / 03 / I /2016
SEMARANG, 11 JANUARI 2016
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN
FOTO WARNA 4 X 4
1. Nama
2. Pangkat/No. Ak. 3. Angkatan/Detasemen 4. Tempat/Tgl. Lahir 5. Agama/Suku
: ... : ... : ... : ... : ... 6. Riwayat Pendidikan Umum : ………...…... ………...…... ………...…... ………...…... ………...…... ………...…... ………...…... ………...…... ………...…...
(2)
(3)
AKADEMI KEPOLISIAN
KEPUTUSAN GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN NOMOR : Kep/ /XII/2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI TARUNA AKPOL
GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN
Menimbang : bahwa dalam rangka penyamaan persepsi dan petunjuk bagi para taruna, pembimbing, penguji dan lembaga dalam pelaksanaan proses penyusunan dan pembimbingan skripsi Taruna Akpol, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Gubernur Akpol.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesa; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Sistem pendidikan Kepolisian Negara republik Indonesia; 6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tanggal 14 September 2010 Pasal 50 Huruf J Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Akademi Kepolisian;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi; 8. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor : 231/E/O/2013 Tanggal 17 Juni 2013 Tentang Ijin Penyelenggaraan Program Studi Lembar Kontrol Bimbingan Skripsi
No HARI
TANGGAL URAIAN KEGIATAN
TANDA TANGAN Pembimbing Taruna
1.
(4)
Kepolisian (D-IV) Pada Akademi Kepolisian Di Semarang;
9. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Nomor : Kep / 363 / VII / 2014 tentang Kurikulum Program Akademi Kepolisian Sarjana Strata Satu (S1) Terapan Kepolisian;
10. Peraturan Gubernur Akpol Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Pendidikan Berbasis Karakter Pada Akademi Kepolisian.
Memperhatikan : pertimbangan dan saran staf Akpol. MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN TENTANG PENYUSUNAN DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI TARUNA AKPOL.
1. Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian tentang penyusunan dan pembimbingan Skripsi Taruna Akpol sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Gubernur Akpol;
2. Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka Keputus-an Gubernur Akpol Nomor : Kep/B3/1009/X/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Pembimbingan Skripsi Program Sarjana (S-1) Terapan Kepolisian Taruna Akademi Kepolisian dinyatakan tidak berlaku lagi;
3. keputusan Gubernur Akpol ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
pada tanggal : 11 Januari 2016
GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN
Dr. ANAS YUSUF, Dipl. Krim., S.H., M.H., M.M. INSPEKTUR JENDERAL POLISI
Contoh : Penulisan Bab, Judul Bab, Pasal, Sub pasal dan Poin
BAB IV ) 2 spasi
TEMUAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ……_______________ )__2 spasi____________
_______________________________________ ) 3 spasi
4.1.1 _____ (Sub pasal) ___________________ ____________________)__2 spasi____________
_______________________________________ ) 2 spasi
a. _______(Poin di bawah Pasal/Sub pasal) _____
__________________)__2 spasi_____________
______________________________________ 1. ______(Sub poin)__)__2 spasi____________
____________________________________ ____________________________________ a) _______ (Sub-Sub poin)______________
__________________________________ __________________________________ 1) ________ (Sub-Sub-Sub poin) _______
________________________________ ) 3 spasi
4.1.1.1 ____ (Sub-sub pasal) _______________ ……_______________ )__2 spasi____________
_______________________________________ ____________________)__2 spasi____________
Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
4 spasi
(5)
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN DAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI PROGRAM SARJANA (S-1) TERAPAN KEPOLISIAN
TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Umum
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan keahlian terapan yang diselenggarakan di perguruan tinggi berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas. Akademi Kepoli-sian (Akpol) sebagai salah satu sekolah kedinasan (vokasi) mem-punyai ketentuan bahwa setiap taruna yang akan menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar akademik wajib membuat skripsi dan akan diujikan. Akpol mempunyai peraturan tentang penyeleng-garaan pendidikan dan ujian yang baku untuk mendukung penyele-saian program studi bagi taruna.
Penulisan skripsi dalam pendidikan vokasi mempunyai titik
pe-nekanan yang berbeda dengan pendidikan science pada umumnya.
Pada pendidikan vokasi mengarahkan taruna untuk mengembang-kan keahlian terapan dan berorientasi pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. Oleh kare-na itu, skripsi yang akan dibuat oleh tarukare-na disesuaikan dengan orientasi kecakapan kerja sebagai calon Perwira Polri dalam menja-wab tantangan tugas yang diamanatkan dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sejalan dengan pola pendidikan Akademi Kepolisian yang menghasilkan Sarjana Terapan Kepolisian, maka kompetensi Taruna Akademi Kepolisian perlu memiliki pengalaman pelatihan menyusun pola pikir dan pola tindak yang bertanggung jawab melalui penulisan skripsi yang disesuaikan dengan kompetensi dan potensi yang dimilikinya yaitu kemampuan bernalar akademik, ber-perilaku profesional, mengambil keputusan yang tepat dan arif,
AKADEMI KEPOLISIAN Lampiran 12
Contoh : ABSTRAK
ABSTRAK
Judul Skripsi :………...
Nama Taruna : ……….
No. Akademi : ……….
Isi Abstrak : ……….
.……….…….……….……… ………...…...………….… ………...………...……….……… ……...……...……….………...……… .……….………..…...……….……… ………….………..……...……….………... ...
……….……….……… ……….…………...………....……… ……….……...…………..………....……… ...………...…….…………...……… ………...………….………...……… …...……….……...………...……... ...
…………..……….…………..…… ……….………...………...……… ………….………...………
Kata Kunci :
Jumlah kata maksimal 350 kata
(6)
berkarakter, dan bermoral.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku di Akademi Kepolisian, taruna telah dibekali dengan kompetensi dalam berbagai bidang
ke-ahliannya, kompetensi dalam bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi dan berpikir, statistika sebagai sarana analisis, metode
penelitian sebagai kompetensi bernalar akademis menjadi dasar penyusunan skripsi untuk diterapkan dalam ilmu kepolisian yang interdisipliner.
Penulisan Skripsi adalah karya ilmiah hasil penelitian yang mengkaji permasalahan tertentu yang dijawab secara metodologis rasional-empirik, atau pembahasan argumentatif fenomena natu-ralistik induktif (kasus), atau deskriptif argumentatif teoretik tentang suatu fenomena.
Topik-topik yang menjadi objek pengkajian dan penelitian taruna berkenaan dengan bidang-bidang yang menjadi mata pelajaran pokok, sedangkan tema sentralnya ditetapkan oleh Dewan Verifikasi Skripsi (DVS). Tema sentral itu disesuaikan dengan minat taruna di masa depan, sesuai dengan profesional teknis kepolisian. Kemu-dian taruna mengembangkannya sampai ditemukan permasalahan yang layak diteliti.
1.2 Dasar
Dasar pembuatan petunjuk teknis penyusunan dan pembim-bingan skripsi program Sarjana (S-1) Terapan Kepolisian Taruna Akademi Kepolisian adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi;
e. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Sistem pendidikan Kepolisian Negara
Contoh : Daftar Lampiran DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Kuesioner ... i
Lampiran 2 Data Penelitian ... ii
Lampiran 3 Tabulasi Data Responden ... iii
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... iv
Lampiran 5 Output Descriptive Statistics ... v
Lampiran 6 Output Data Uji Statistik ... vi
Lampiran 7 Hasil Pengujian Normalitas ... vii
Dst. Catatan: Penomoran halaman menggunakan angka romawi kecil Lampiran 11 75 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(7)
republik Indonesia;
f. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tanggal 14 September 2010 Pasal 50 Huruf J Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Akademi Kepolisian; g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulang-an Plagiat di PerguruPenanggulang-an Tinggi;
h. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 231/E/O/2013 Tanggal 17 Juni 2013 Tentang Ijin Penyelenggaraan Program Studi Kepolisian (D-IV) Pada Akademi Kepolisian Di Semarang;
i. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Nomor : Kep / 363 / VII / 2014 tentang Kurikulum Program Akademi Kepolisian Sarjana Strata Satu (S1) Terapan Kepolisian;
j. Peraturan Gubernur Akpol Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Pe-doman Evaluasi Pendidikan Berbasis Karakter Pada Akademi Kepolisian.
1.3 Maksud dan Tujuan
Naskah ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi, taruna dan pem-bimbing dalam penyusunan dan pempem-bimbingan skripsi.
Naskah ini bertujuan supaya proses penyusunan skripsi dapat dilakukan secara terarah, seragam dan dapat dipertanggungjawab-kan dari segi hukum maupun ilmiah.
1.4 Tata Urut
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PROSES PENELITIAN
A. USULAN PENELITIAN
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
C. PENULISAN LAPORAN PENELITIAN BAB III : PEMBIMBINGAN SKRIPSI
BAB IV : ADMINISTRASI
BAB V : PENUTUP
Contoh : Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 2.1 : Kerangka Berpikir ...………….. i
Tabel 3.1 : Statistik Durbin-Watson ...………….... ii
Tabel 3.2 : Kurva T ...………….... iii
Tabel 3.3 : Akyggyhbjh hjnjh ……….... iv
Dst. Catatan: Penomoran halaman menggunakan angka romawi kecil Lampiran 10 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(8)
BAB II
PROSES PENELITIAN 2.1 Usulan Penelitian
2.1.1 Latar Belakang
Penyusunan skripsi mencakup proses perumusan perma-salahan dan judul, proses penelitian dan proses penulisan. Perumusan masalah yang benar merupakan langkah awal dalam penyusunan skripsi. Keberhasilan dalam membuat skripsi sangat ditentukan oleh kejelian dari taruna dalam mene-mukan masalah. Hal ini berkaitan dengan manfaat dari
pene-litian yang akan dilakukan untuk menghasilkan problem
solving.
Proses pembuatan latar belakang sangat menentukan bahwa masalah tersebut benar-benar mendapat perhatian yang serius untuk diselesaikan (dicarikan solusinya) sehingga tidak boleh hanya “sekedar pura-pura ada masalah”. Hal ini penting karena pelaksanaan penelitian memiliki kemanfaatan dalam memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi. Oleh karena itu, tidak mungkin dilakukan penelitian kalau tidak ada masalah yang akan dipecahkan.
Agar masalah dapat dipertanggungjawabkan benar-benar nyata, maka Taruna disarankan untuk mendapatkan terlebih dahulu data masalah di tempat penelitian yang akan dituju. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan sejalan dengan kemanfaatan terhadap objek penelitian.
Contoh masalah yang akan diangkat adalah tentang
tingginya penggunaan Narkotika di kalangan pelajar. Masalah Narkotika di kalangan pelajar ini tentu tidak bisa dijustifikasi tanpa adanya data yang dapat dipertanggungja-wabkan. Oleh karena itu, perlu ada sumber yang bertanggung jawab untuk menjelaskan bahwa masalah narkotika di kalang-an pelajar ini benar-benar terjadi (data bisa perlima tahun,
Contoh : Daftar Tabel DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Jenis-Jenis Kriminalitas Tahun 2003 ………….. i
Tabel 1.2 : Komposisi Penduduk Kabupaten X ………….... ii
Tabel 2.1 : Perbedaan Teori Y dan X ...………….... iii
Tabel 3.1 : Akyggyhbjh hjnjh ……….... iv
Dst. Catatan: Penomoran halaman menggunakan angka romawi kecil Lampiran 9 73 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(9)
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
TANGGAL : 11 JANUARI 2016
pertahun, perbulan, dll). Tabel berikut ini salah satu contoh untuk memperkuat bahwa masalah tingginya penggunaan Narkotika di kalangan pelajar telah terjadi. Tabel. 1 Jumlah Pelajar yang Menjalani Rehabilitasi Narkotika Tahun 2010 s/d 2013 di RS. B Salatiga Jawa Tengah Berdasarkan data di atas menunjukkan ada fakta yang benar telah terjadinya penyalahgunaan penggunaan Narkotika dikalangan pelajar dengan sumber yang jelas dari Satuan Nar-koba Polres X. Data yang diperoleh dari Polres X tersebut dapat dikatakan bahwa masalah tersebut sudah valid untuk dijadikan komoditas dalam penelitian. Secara umum ada beberapa langkah agar latar belakang layak untuk diangkat dalam tulisan skripsi, yaitu: 1. Buatlah arah gambaran umum dari tujuan negara RI ini (bisa diangkat melalui UUD atau UU) dimana tugas Polri berperan dalam mendukung tujuan tersebut. 2. Pencapaian tujuan negara Indonesia tersebut menjadi terkendala karena adanya suatu fenomena. Fenomena (masalah) tersebut adalah data dari sumber yang jelas dari masalah yang akan diangkat. Seperti dicontohkan di atas tentang data adanya tingginya penggunaan Narkotika di kalangan pelajar, maka data tersebut harus dikeluarkan oleh sumber yang dipercaya (koran, jurnal, situs resmi, dll) Sumber: Satuan Narkoba Polres X, 2013 NO TAHUN JENIS REHABILITASI PARA PELAJAR RAWAT JALAN MENGINAP 1 2010 380 360 2 2011 420 380 3 2012 480 420 4 2013 520 470 Contoh : Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... ... iv
KATA PENGANTAR ... v
MOTTO DAN DEDIKASI ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ... BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kepustakaan Penelitian ... 2.2 Tinjauan Teoritis ... BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 ... 3.2 ... 3.3 ...
3.3.1 ...(jika ada)
3.3.2 ...(jika ada)
3.4 ... Dst...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...
4.1.1 ... 4.1.2 ... 4.1.3 ... Dst ....
4.2 ... 4.2.1 ... 4.2.2 ... 4.2.3 ... Dst ....
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ... 5.2Saran ... LAMPIRAN-LAMPIRAN
(10)
pada kurun waktu tertentu, misal-nya Polda X atau Polres Y. Ada beberapa alasan jika data tersebut valid, yaitu:
a. Agar penelitian yang dilakukan benar-benar mempunyai
manfaat.
b. Pelaksanaan penelitian tidak terkesan imajiner
(meng-arang).
3. Fenomena yang terjadi tersebut tidak terlepas dari peran
Polri dalam menyelesaikannya (diambil melalui undang-undang, PP, Perkap, dll).
Ketiga hal di atas dituangkan sebagai latar belakang dengan sumber yang jelas sehingga terhindar dari subyektifitas penulis.
2.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah menjadi faktor penting setelah pembuatan latar belakang. Identifikasi masalah ada untuk memberikan fokus dari cara penyelesaian masalah terhadap fenomena yang terjadi dari latar belakang. Sumber indentifikasi masalah dapat diperoleh dari teori-teori, pendapat ahli, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Kapolri.
Polri sebagai institusi (perangkat strukturnya) mempunyai sistem yang cocok untuk menjawab fenomena dari latar
belakang yang terjadi. Contoh fenomena tentang tingginya
penggunaan Narkotika di kalangan pelajar, maka ada beberapa fungsi yang ada di Polri dalam menyelesaikan masalah tersebut, apakah fungsi reserse Narkoba, Intelijen, Binmas, Samapta. Dari beberapa fungsi yang ada tersebut taruna diharapkan dapat mengambil satu fungsi yang fokus untuk menjawab permasalahan dari latar belakang yang terjadi. Contoh taruna akan melihat fungsi satuan Narkoba sebagai
fungsi penting dalam memberikan solusi terhadap tingginya
penggunaan Narkotika di kalangan pelajar. Setelah taruna mengambil fungsi satuan Narkoba di tingkat Polres sebagai objek dalam menanggulangi permasalahan di Polres X, taruna dapat menentukan apakah kinerja tingkat perorangan, unit, atau
Lampiran 7
Contoh : Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ………... ... ... Pada kesempatan yang baik ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Gubernur Akpol yang telah
mengijinkan penulis menempuh studi di Akademi Kepolisian.
2. ……… ……… ……… ……… ……….
Jakarta, ………….. ttd
Penulis Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
2 spasi
3 spasi
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(11)
satuan sebagai fokus sorotan untuk dijadikan objek dalam penelitiannya.
Setelah taruna tertarik untuk fokus melihat bahwa kinerja dari Satuan Narkoba di Polres X menjadi penekanan, maka taruna setidaknya terus menelusuri lebih dalam lagi bagian dari kinerja yang relevan dalam penanggulang Narkotika di kalangan pelajar. Contohnya adalah kinerja penyuluhan oleh Unit Binluh Satuan Narkoba di Polres X. Dengan demikian, penyuluhan oleh Satuan Narkoba di Polres X menjadi sentral dalam penelitian bagi taruna dalam melakukan penelitian. Sebagai gambaran dari latar belakang skripsi bagi taruna dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2.1.3 Perumusan Permasalahan
Proses perumusan permasalahan didahului dengan penentuan topik dilanjutkan dengan perumusan permasalahan dan penentuan sub permasalahan atau persoalan-persoalan.
Lampiran 6
Contoh : Pernyataan
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ...
No. Ak. : ...
Dengan inimenyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga lain.
Jika dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia diberikan sanksi akademis sesuai ketentuan yang berlaku.
Jakarta, ………….. Penulis (ditanda tangani)
Nama Nomor Akademik Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
4 spasi
4 spasi
iii
70
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(12)
2.1.3.1Topik
Topik bukan merupakan suatu judul tetapi merupakan isu sentral yang di dalamnya terkandung sejumlah permasalahan potensial. Dari topik tersebut dapat diangkat sejumlah permasalahan spesifik yang bila dikembangkan dapat merupakan permasalahan aktual yang menarik untuk dibahas dalam suatu karya ilmiah. Permasalahan dapat terjadi karena adanya kesenjangan antara kenyataan dengan harapan, dan atau karena sesuatu ingin diketahui dengan pasti keadaannya.
Topik yang akan menjadi objek penelitian ditentukan oleh Lembaga, dan atau selanjutnya taruna menentukan sub topik yang difokuskan pada salah satu bidang tugas pada fungsi-fungsi kepolisian. Dengan demikian penentuan topik oleh Lembaga bukan merupakan pembatasan yang kaku melainkan sebagai pedoman umum untuk menjamin agar skripsi para taruna dapat terarah ke satu pokok permasalahan yang menarik sehingga dapat memberi kontribusi yang bermanfaat bagi Polri.
Contoh Topik 1 : Penegakan Hukum dan HAM.
Contoh Sub Topik 1 : Kinerja Satuan Reserse Kriminal dalam penyidikan Tindak Pidana.
Contoh Topik 2 : Pelayanan dan Perlindungan HAM.
Contoh Sub Topik 2 : Kinerja Satuan Narkoba Kriminal dalam Penyuluhan Narkotika.
2.1.3.2Judul
Judul dirumuskan dari sub topik. Sub topik yang sama dapat dipilih oleh lebih dari seorang taruna, tetapi setelah diru-muskan dalam kalimat judul yang di dalamnya terkandung obyek dan lokasi tertentu maka perbedaannya akan terlihat.
Menghindari adanya judul dengan objek dan lokasi yang sama dan untuk menjamin bahwa judul tersebut berada dalam lingkup sub topik, maka taruna hendaknya menyiapkan tiga judul untuk dipilih dan ditetapkan satu judul oleh lembaga
Lampiran 5
Contoh : Halaman Persetujuan Pembimbing
Disetujui untuk dipertahankan :
Jakarta, ……….…. Pembimbing Materi
NAMA PEMBIMBING MATERI PANGKAT/NRP (jika ada) Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm 4 spasi
3 spasi
2 spasi
ii
Margin kiri
4 cm Marginkanan
3 cm
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(13)
melalui DVS.
Judul yang telah ditetapkan oleh lembaga masih bersifat sementara, karena dimungkinkan judul tersebut direvisi dan atau dirubah selama proses penelitian, bimbingan atau direvisi redaksional berdasarkan keputusan dewan penguji skripsi.
Perumusan judul hendaknya taruna memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Singkat, tidak terlalu luas tetapi menunjukkan kejelasan dan sesuai denganpokok permasalahan;
b. Bukan merupakan kalimat pertanyaan:
c. Merupakan kalimat pernyataan (frase) tetapi bukan
kesimpulan atau kalimat utuh;
d. Tidak menimbulkan penafsiran yang beraneka ragam; e. Cukup spesifik, artinya mempunyai kekhasan dan
merupakan hasil karya sendiri; f. Variabel / fokus terbatas; g. Aktual.
Contoh judul dari turunan sub topik dapat dilihat di bawah ini: Contoh Sub Topik 1 : Kinerja Satuan Reserse Kriminal dalam penyidikan Tindak Pidana.
Judul : Kinerja Penyidikan Unit Kriminal Umum terhadap Pencurian Kendaraan Bermotor di Satuan Reserse Polres X.
Contoh Sub Topik 2 : Kinerja Satuan Narkoba Kriminal
dalam Penyuluhan Narkotika.
Judul : Optimalisasi Penyuluhan Narkoba terhadap Pelajar SMU Y oleh Satuan Narkoba Polres X.
Pada umumnya permasalahan dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya yang didahului dengan kata seperti: apa,
bagaimana atau mengapa dan harus diakhiri dengan tanda tanya. Dalam membuat rumusan permasalahan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Lampiran 4
Contoh : Halaman Pengesahan
Skripsi Taruna Akademi Kepolisian (Nama Mhs) telah dipertahankan dihadapan sidang Dewan
Penguji pada tanggal …………
Ketua
NAMA KETUA PENGUJI PANGKAT/NRP (jika ada)
Anggota/Pembimbing Anggota
NAMA ANGGOTA PENGUJINAMA ANGGOTA PENGUJI
PANGKAT/NRP (jika ada) PANGKAT/NRP (jika ada)
Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm i
Margin kiri
4 cm Marginkanan
3 cm
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(14)
a. Singkat dan jelas;
b. Tidak memiliki pengertian ganda;
c. Menggambarkan substansi yang akan dibahas.
Jika merujuk kepada contoh yang telah diuraikan di atas,
perumusan masalah dari fenomena tentang tingginya
peng-gunaan Narkotika di kalangan pelajar di Polres X adalah
Bagaimana mengoptimalkan penyuluhan dalam mencegah pe-nyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar sekolah oleh Satu-an Narkoba Polres X ?.
Selanjutnya, setelah perumusan untuk dapat memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan, taruna kemudian dapat menentukan persoalan-persoalan/sub permasalahan/ pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti sebagai bahan pengkajian dan pembahasan lebih lanjut.
Persoalan yang diangkat berdasarkan perumusan masalah di atas adalah: 1) Apakah kemampuan personel sebagai penyuluh sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki di unit penyuluhan Polres X?, 2) Apakah metode yang digunakan dalam melakukan penyuluhan sudah optimal dalam meningkatkan kesadaran pelajar terhadap bahaya Narkoba oleh Satuan Narkoba Polres X?, 3) seberapa besar intensitas pelaksanaan penyuluhan tentang penyalahgunaan narkoba terhadap pelajar oleh unit penyuluhan satuan Narkoba Polres X? dan 4) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi optimalisasi penyuluhan Narkotika terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?.
Uraian dari keempat persoalan di atas untuk menjawab
perumusan masalah dari “Bagaimana mengoptimalkan
penyuluhan dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar sekolah oleh Satuan Narkoba Polres X?”. Penjelasan dari setiap persoalan di atas adalah sebagai berikut:
a. Persoalan dari “Apakah kemampuan personel sebagai
Contoh : Halaman Judul/Sampul (luar dan dalam) Skripsi
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXX
JUDUL
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian
Oleh: NAMA PENULIS
XXXXXXXXX AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG 20…. Margin atas 4 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
LAMBANG AKPOL
Margin bawah 3 cm
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR AKPOL NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(15)
penyuluh sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?” dimaksudkan supaya mengetahui kemampuan sebenarnya personel di unit penyuluhan satuan Narkoba Polres X dapat sesuai sebagai tenaga penyuluh yang profesional.
b. Persoalan dari “Apakah metode yang digunakan dalam
melakukan penyuluhan sudah optimal dalam meningkatkan kesadaran pelajar terhadap bahaya Narkoba oleh Satuan Narkoba Polres X?” dimaksudkan supaya peraturan yang ada (perkap, peraturan Kabarharkam, SOP, dll) apakah sudah mengakomodir bagi Satuan Narkoba untuk mempermudah pelaksanaan penyuluhan atau apakah pedoman pelaksanaan belum ada. Melalui pertanyaan ini diharapkan dapat tergali secara rinci dan jelas metode apa yang tepat dalam melakukan penyuluhan di kalangan pelajar.
c. Persoalan dari “seberapa besar intensitas pelaksanaan
penyuluhan tentang penyalahgunaan narkoba terhadap pelajar oleh unit penyuluahan satuan Narkoba Polres X?” dimaksudkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan penyuluhan tersebut secara kualitatif dan kuantitatif telah sesuai dengan kebutuhan pelajar dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di wilayah hukum Polres X.
d. Persoalan dari “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
optimalisasi penyuluhan Narkotika terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?” dimaksudkan supaya ketiga persoalan sebelumnya diketahui faktor-faktor apa yang menjadi pendukung atau kendala. Faktor-faktor ini menjadi masukan yang berarti supaya ketiga persoalan di atas dapat terlaksana dengan baik.
Keempat persoalan di atas akan terjawab oleh taruna ketika taruna melakukan penelitian.
Contoh : Halaman Judul/Sampul (luar dan dalam) Rencana Penelitian
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXX
JUDUL
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
SKRIPSI
RENCANA PENELITIAN
Oleh: NAMA PENULIS
XXXXXXXXX
AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG
20…. Margin atas 4 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
LAMBANG AKPOL
Margin bawah 3 cm
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR AKPOL NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(16)
2.1.4 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan bagian mutlak yang harus dilakukan dalam suatu proses penelitian karena suatu pene-litian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu pra-nata keilmuan. Studi kepustakaan menyangkut dua sumber kepustakaan yaitu: kepustakaan penelitian dan kepustakaan konseptual. Sebelum melangkah lebih lanjut dalam proses penelitian, taruna harus mencari dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan kedua jenis kepustakaan ter-sebut.
2.1.4.1Kepustakaan Penelitian
Kepustakaan penelitian adalah literatur yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian (terdahulu). Dalam hal ini, hasil penelitian empirik lebih berarti untuk dirujuk dari pada hasil pengkajian yang bersifat konsepsional. Literatur dimaksud dapat berupa dokumen laporan hasil penelitian, jurnal-jurnal ilmiah, majalah polisi, walaupun kenyataannya jurnal-jurnal di Indonesia lebih banyak memuat artikel tentang pendapat dan gagasan daripada hasil penelitian empirik. Selain itu, laporan hasil penelitian pada umumnya dapat ditemukan dalam skripsi kepolisian, tesis kepolisian, atau disertasi kepolisian.Taruna wajib mencari dan mempelajari hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang akan ditelitinya. Pencarian kepus-takaan penelitian dari penelitian sebelumnya sangat penting bagi taruna, semakin banyak kepustakaan penelitian yang disajikan menunjukkan bahwa perhatian terhadap objek pene-litian cukup tinggi. Di sini taruna dapat mengisi, melanjutkan dan melengkapi penelitian-penelitian yang sudah ada, sehing-ga taruna dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang ada.
2.1.4.2Kepustakaan Konseptual
Kepustakaan konseptual menyajikan konsep, teori, prinsip, pendapat dan/atau gagasan dari seseorang, yakni yang
memi-4 cm
3 cm Contoh : Batas Margin
Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm
Margin kanan 3 cm Margin
kiri 4 cm
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016
(17)
liki kompetensi untuk disiplin ilmu atau pengetahuan yang ditekuninya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Infor-masi tersebut dapat diperoleh dalam buku, jurnal, materi perkuliahan yang tertulis dalam bentuk modul, yang sudah memiliki ISSN/ISBN, makalah lepas, majalah, surat kabar dan tulisan dalam media teknologi informasi, serta pendapat seseorang yang berkompeten dalam suatu forum ilmiah, wawancara, dan/atau pidato umum juga bisa termasuk dalam jenis kepustakaan ini.
Taruna wajib mencari/mengutip dan mempelajari konsepsi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, hasil kutipan atas konsepsi tersebut kemudian harus digunakan sebagai pisau analisis terhadap temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian.
Sejalan dengan pendidikan terapan terhadap taruna, maka undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Kapolri, Kabaharkan, Kabareskrim, SOP, dll dapat dijadikan kepustakaan konseptual sebagai pisau analisis terhadap permasalahan yang akan dijawab. Hal ini akan berimplikasi kepada manfaat dari penelitian tersebut yaitu dapat
mem-berikan problem solving terhadap objek yang akan dibahas,
apakah peraturan tersebut sudah dapat mengakomodir keber-hasilan pelaksanaan tugas bagi personel Polri ataukah peratur-an tersebut sudah dilaksperatur-anakperatur-an oleh seluruh personel Polri.
Pada pendekatan kualitatif, taruna diharapkan dapat menggali dari kegiatan penelitian terhadap persoalan yang diangkat. Supaya taruna dapat menggunakan teori yang tepat dalam menjawab persoalan, dapat dicontohkan di bawah ini:
a. Teori atau konsep dari persoalan dari “Apakah kemampuan
personel sebagai penyuluh sudah sesuai dengan kompe-tensi yang dimiliki di unit penyuluhan Polres X?”. Taruna dapat melihat teori-teori tentang kemampuan yang harus dimiliki dari seorang penyuluh, salah satunya dari peraturan Kapolri tentang adanya pasal yang berbunyi kriteria dari
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Batas Margin ... Lampiran 2 : Contoh Halaman Judul/Sampul (luar dan dalam)
Renca-na Penelitian ... Lampiran 3 : Contoh Halaman Judul/Sampul (luar dan dalam)
Skripsi ... Lampiran 4 : Contoh Halaman Pengesahan ... Lampiran 5 : Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing ... Lampiran 6 : Contoh Halaman Pernyataan ... Lampiran 7 : Contoh Kata Pengantar ... Lampiran 8 : Contoh Halaman Daftar Tabel/Gambar/Lampiran . Lampiran 9 : Contoh Halaman Daftar Gambar ... Lampiran 10 : Contoh Halaman Daftar Lampiran ... Lampiran 11 : Contoh Abstrak ... Lampiran 12 : Contoh Penulisan Bab, Judul Bab, Pasal, Sub pasal
dan Poin-poin ... Lampiran 13 : Contoh Daftar Pustaka ... Lampiran 14 : Contoh Lembar Kontrol Bimbingan Skrips ... Lampiran 15 : Riwayat Hidup Penulis ...
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(18)
seorang penyuluh. Jika Perkap tersebut berbunyi bahwa kriteria dari seorang penyuluh adalah memiliki pemahaman yang luas, empati, dan sabar, maka taruna harus mencari uraian tentang kriteria tersebut. Mengapa hal itu dilakukan,
karena konsep dari pemahaman yang luas, empati, dan
sabar belum bisa dioperasionalkan untuk dijadikan pedoman wawancara. Taruna harus mendapatkan uraian operasional
dari konsep dari pemahaman yang luas, empati, dan sabar
tersebut sehingga indikator dari konsep tersebut dapat dijadikan pedoman wawancara.
b. Teori atau konsep dari persoalan dari “Apa pedoman yang
digunakan oleh unit penyuluhan dalam melakukan penyuluhan terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?”. Pada persoalan di atas, peraturan perundang-undangan dapat dijadikan sebagai teori atau konsep. Bila ada Perkap, peraturan Kabaharkam, peraturan Karo Binmas,dll yang mengatur tentang teknik dan tata cara dalam melakukan penyuluhan, ini adalah teori yang digunakan untuk menjawab persoalan tersebut. Apabila peraturan yang ada di lingkungan Polri tidak ada, maka konsep-konsep dari institusi lain (departemen pertanian) juga bisa digunakan sebagai pedoman wawancara untuk menjawab pertanyaan ini.
c. Teori atau konsep dari persoalan dari “Seberapa besar
intensitas pelaksanaan penyuluhan tentang penyalahguna-an narkoba terhadap pelajar oleh unit penyuluhpenyalahguna-an satupenyalahguna-an Narkoba Polres X?”. Pada persoalan iniuntuk menjawab seberapa besar jumlah pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan dan dukungan anggaran dengan jumlah sekolah yang ada di wilayah Polres X. Konsep tentang perencanaan atau anggaran berbasis kinerja dapat dijadikan acuan dalam menjawab persoalan di atas.
d. Teori atau konsep dari persoalan dari “Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi keberhasilan program penyuluhan Narkotika terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?”.
BAB V PENUTUP
Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Pembimbingan Skripsi Taruna Akpol ini selanjutnya digunakan sebagai petunjuk dan harus diketahui, dipedomani dan dilaksanakan oleh taruna, pembimbing, dosen dan tenaga kependidikan.
Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal :
GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN
Dr. ANAS YUSUF, Dipl. Krim., S.H., M.H., M.M. INSPEKTUR JENDERAL POLISI
11 Januari 2016
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(19)
Persoalan ini untuk menggali dari ketiga persoalan di atas, oleh karena itu, tidak perlu ada konsep yang dimunculkan (meskipun pada prinsipnya ada teori-teori yang relevan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dari ketiga konsep dari persoalan di atas). Pada saat ada temuan (hasil dari penelitian), maka taruna dapat menjustifikasi bahwa temuan tersebut sesuai dengan teori-teori yang ada (taruna perlu banyak membaca berbagai teori dan hasil penelitian sebelumnya).
2.1.4.3Kerangka Berpikir
Mengacu pada hasil studi kepustakaan yang dikaitkan dengan permasalahan yang akan diteliti, taruna menyusun kerangka berpikir atau membangun model sendiri sebagai penuntun dalam melaksanakan penelitian. Dengan gambaran yang semakin jelas tersebut dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif taruna merinci informasi yang dibutuhkan dan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif untuk merumuskan hipotesis-hipotesis.
Berikut contoh-contoh kerangka berpikir dalam skripsi, yaitu:
a. Pendekatan kuantitatif.
Model dari kerangka berpikir dihasilkan dari hipotesa-hipotesa yang sudah dirumuskan. Contoh ada 3 hipotesa-hipotesa dari penelitian yaitu:
1. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja penyidik?
2. Apakah kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja?
3. Apakah stres pekerjaan dapat menurunkan kinerja?
Maka kerangka berpikirnya adalah:
BAB IV ADMINISTRASI
Lembaga membentuk Panitia Penyelenggara Penelitian/ Penulisan skripsi taruna pada awal semester III yang dipimpin oleh Gubernur Akpol dan dikoordinir oleh Direktur Akademik.
Tugas Panitia Penyelenggara dimulai dengan penetapan topik dari lembaga sejak pertengahan kuliah Metodologi Penelitian.
Panitia Penyelenggara menyusun jadwal untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Menetapkan topik penelitian (jika ditetapkan lembaga); b. Membentuk tim pengarah;
c. Mempelajari usulan sub topik/judul skripsi taruna; d. Menetapkan judul skripsi masing-masing taruna;
e. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyusunan dan pembim-bingan skripsi.
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(20)
b. Pendekatan kualitatif.
Pada pendekatan ini, model dihasilkan dari persoalan-persoalan yang diangkat. Model yang dibangun
menggam-barkan suatu problem solving yang akan dihasilkan.
Contoh ada 4 pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apakah kemampuan personel sebagai penyuluh sudah
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki di unit penyuluhan Polres X?
2. Apakah metode penyuluhan dalam melakukan penyuluhan
terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?
3. Seberapa besar intensitas pelaksanaan penyuluhan
tentang penyalahgunaan narkoba terhadap pelajar oleh unit penyuluahan satuan Narkoba Polres X?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
program penyuluhan Narkoba terhadap pelajar oleh Satuan Narkoba Polres X?.
Maka kerangka berpikirnya adalah :
motivasi kepemimpinan Stres pekerjaan
Kinerja
Pencegahan oleh Polri (Satuan Narkoba)
Penyuluhan Metode
Penyuluhan Kemampuan Penyuluh Intensitas Penyuluhan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Pelajar Rendah
Jika penggunaan narkotika masih tinggi (feedback B) Meningkatnya Kesadaran
Pelajar akan bahaya Narkotika Penyalahgunaan Narkotika di
Kalangan Pelajar Tinggi
Jika kesadaran pelajar masih
rendah (feedback A)
Keterangan : lingkup penelitian
Rekomendasi penelitian (Feedback A = upaya perbaikan
e. Guna menjamin interaksi yang efektif, maka konsultasi antara pembimbing dengantaruna dapat dilakukan dengan cara tatap muka/telepon/faximile/e-mail, minimal 8 (delapan) kali pertemuan.
3.4 Penggantian Pembimbing
a. Taruna dapat mengajukan permohonan kepada lembaga untuk pergantian pembimbing dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu setelah tanggal ditetapkan, dalam hal :
1. Terjadi kendala komunikasi.
2. Terdapat dugaan terjadi suatu pelanggaran hukum/etika, berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Atas permohonan penggantian dosen pembimbing terhadap taruna, maka Gubernur Akpol dapat membuat keputusan penggantian dosen pembimbing skripsi.
b. Dalam hal pembimbing materi mendapat tugas lain (mutasi, sekolah dll), atau berhalangan tetap (sakit, meninggal dunia), sehingga mengganggu proses pembimbingan skripsi, maka lembaga dapat mengganti pembimbing materi.
c. Dalam hal pembimbing materi tidak bersedia membimbing taruna yang telah ditetapkan, maka dapat mengajukan alasan keberatan kepada gubernur akpol selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah tanggal ditetapkan.
d. Penggantian pembimbing materi tersebuta, b dan c ditunjuk berdasarkan KeputusanGubernur Akpol (apabila nama pembimbing materi sudah masuk dalam Keputusan Gubernur Akpol cukup dengan penunjukkan dari Direktur Akademik).
16 61
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(21)
2.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh taruna perlu adanya rancangan terlebih dahulu. Rancangan penelitian (research design) merupakan strategi peneliti untuk mendapat-kan data dan informasi yang dibutuhmendapat-kan dalam penelitian. Dalam penyusunan rancangan penelitian harus ditentukan pendekatan dan metode penelitian, sumber informasi atau po-pulasi dan sample, teknik pengumpulan data dan teknik anali-sis data.
2.2.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dapat berupa pendekatan kuan-titatif atau pendekatan kualitatif. Dengan penelitian kuantitatif berarti bahwa peneliti memfokuskan diri pada data kuantitatif, yaitu data yang direkam secara numerikal (angka) sedangkan dalam pendekatan kualitatif peneliti menghimpun data kualita-tif, yaitu yang direkam secara naratif atau dalam bentuk per-nyataan-pernyataan.
2.2.2 Jenis Penelitian
Penelitian dengan pendekatan kualitatif, jenis penelitiannya
dapat berupa:studi kasus, penelitian pengembangan (
develop-mental research), penelitian tindakan (action research),
evalua-si program (program evaluation), fieldresearch dan lain-lain.
Pe-nelitian dengan pendekatan kuantitatif, jenis pePe-nelitiannya
dapat berupa: survei, eksperimen, expost facto.
Pemilihan jenis penelitian bukan berdasarkan keinginan atau selera tetapi argumentasi mengapa peneliti menggunakan suatu jenis penelitian, bukan jenis penelitian yang lain. Dalam hal ini disesuaikan dengan permasalahan serta pendekatan dan sifat (tujuan) penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk menja-jaki atau mengungkap fakta (eksploratif) tentu lebih tepat
dide-kati secara kualitatif dengan metode etnografi, “field research”,
studi kasus atau grounded research. Penelitian tersebut dapat
1. Koreksi diberikan dalam bentuk tertulis (minimal direkam jika diberikan secara lisan) agar lebih mudah dimengerti oleh taruna, untuk dijadikan pegangan dalam perbaikan sekaligus sebagai bahan kontrol bagi pembimbing saat hasil penyempurnaan diajukan kembali. Tuangkan kesepakatan bimbingan dalam lembar kontrol yang telah disediakan (lihat lampiran 14);
2. Koreksi yang diberikan hendaknya berkaitan erat dengan materi skripsi. Pembimbing skripsi harus menghindarkan diri dari “pemaksaan” pemikiran/ide pribadinya jika tidak relevan dengan topik;
3. Melakukan bimbingan skripsi terhadap taruna minimal 8 kali konsultasi dosen dengan taruna (4 kali pada saat mengajukan rencana penelitian dan 4 kali pada saat penye-lesaian penulisan skripsi).
Catatan: Agar proses bimbingan dapat terlaksana dengan baik, taruna segera menghadap pembimbing selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah menerima keputusan penunjukan pembimbing materi. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima keputusan belum dapat menghadap/komunikasi taruna wajib melaporkan ke lembaga (cq Waket Bid. Akademik) mengenai kondisi yang dialaminya.
3.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembimbing:
a. Tidak diperbolehkan membuatkan skripsi, baik seluruhnya atau sebagian;
b. Tidak diperbolehkan membimbing taruna yang mempunyai hubungan keluarga;
c. Tidak boleh memaksakan jalan pikirannya kepada taruna yang dibimbing;
d. Pembimbing dapat menolak melakukan bimbingan dengan alasan-alasan tertentu;
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(22)
pula bertujuan untuk memberikan gambaran tentang fenomena yang diteliti (deskritif). Sementara penelitian yang bertujuan untuk menerangkan korelasi antara dua atau lebih variabel lebih tepat menggunakan metode survei atau eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
2.2.3 Variabel/Fokus Penelitian
Variabel/fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi ter-hadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Variable/fokus penelitian harus diungkap secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Variable/fokus pene-litian merupakan garis besar dari penepene-litian sehingga penepene-litian akan lebih terarah.
Syarat-syarat dalam menentukan fokus penelitian adalah sebagai berikut:
a. Fleksibel, yaitu masalah tersebut dapat diteliti dan dapat dilakukan dengan cara yang efisien.
b. Jelas, yaitu semua orang memiliki pemahaman yang seama sesuai dengan rumusan masalah.
c. Signifikan, yaitu bahwa hasil kajiannya dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, masalah kemanusiaan, sosial budaya, perumusan kebijakan dan lain-lain.
d. Etis, yaitu kajian serta hasilnya tidak bertujuan untuk me-rendahkan martabat orang lain.
Variabel/fokus penelitian dapat diibagi menjadi variabel kuantitatif dan variabel kualitatif.
2.2.4 Sumber Informasi/Populasi dan Sampel
Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif menen-tukan sumber informasi yaitu keterangan tentang dari mana data perlu dicari. Sedangkan untuk penelitian dengan pen-dekatan kuantitatif harus ditentukan populasi dan sample pe-nelitian.
BAB III
PEMBIMBINGAN SKRIPSI
3.1 Kriteria dan Mekanisme Penunjukkan Pembimbing
a. Pembimbing skripsi adalah tenaga ahli/pakar di bidang yang bersangkutan baik dari Akpol maupun pejabat Polri yang dipandang berkompeten dalam penelitian disesuaikan dengan keahlian. Berkenaan dengan permasalahan yang spesifik dan teknis, taruna dapat mengusulkan kepada lembaga untuk menambah konsultan dari Lembaga Pendidikan Polri sebagai asisten pembimbing.
b. Kriteria dan mekanisme penunjukan pembimbing skripsi adalah memenuhi salah satu syarat sebagai berikut :
1. Dosen Akpol dengan kualifikasi minimal S2;
2. Personel Polri dengan kualifikasi minimal S1 dan berpangkat sekurang-kurangnya Ajun Komisaris Polisi (AKP);
3. Dosen Akpol sumber purnawirawan Polri minimal berpangkat terakhir Kombes dengan kualifikasi minimal S2; 4. Dosen dan Personil Polri dengan kualifikasi seperti pada
poin 1, 2 dan 3 yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Gubernur Akpol;
5. Penunjukan pembimbing skripsi berdasarkan pengkla-sifikasian disiplin ilmu yang dimiliki oleh masing-masing Dosen dan Personil Polri.
3.2 Tugas Pembimbing Skripsi
Pembimbing skripsi melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut : a. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada taruna yang
judul/topik skripsinya telah disetujui oleh Lembaga.
b. Melakukan koreksi secara bertahap terhadap tulisan yang diajukan oleh taruna dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(23)
2.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bentuk kegiatan konkrit yang akan dilaksanakan untuk memperoleh data (metode penelitian menunjukkan cara-cara yang bersifat makro dalam pelaksanaan penelitian sedangkan teknik pengumpulan data mencerminkan cara-cara yang bersifat mikro atau teknis). Dalam hal ini, taruna bukan hanya sekedar mencantumkan satu atau beberapa teknik yang akan digunakan tetapi harus secara rinci menjelaskan kegiatan riil yang akan dilaksanakan, termasuk siasat yang diterapkan jika
perekaman data dilakukan secara tertutup (covert); penelitian
yang bersifat covert harus tetap mengindahkan etika
penelitian, dalam arti bahwa perekaman data tidak boleh dilakukan dengan cara-cara seperti membohongi, mengelabui dan/atau menjebak, dan pada akhirnya harus memperoleh persetujuan (tertulis) dari subjek/responden penelitian.
Teknik pengumpulan data harus dilengkapi dengan instrumen-instrumen, seperti kuisioner, atau pedoman pengumpulan data: pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan pedoman pemeriksaan dokumen sesuai dengan kepentingan dan pendekatannya.
2.2.6 Validitas dan Realibilitas
Data penelitian harus dicek keakuratan dan keajegan datanya. Validitas adalah untuk mengetahui akurat data yang menggu-nakan pendekatan kualitatif, validitas data kualtatif meng-gunakan konfermabilitas, transformabilitas dan trianggulasi data. Validitas untuk data kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik. Sedangkan realibilitas untuk mengetahui keajekan data untuk pendekatan kuantitatif melalui analisis statistik.
2.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggambarkan rencana peneliti tentang nomor urut. Pengurutan abjad didasarkan kepada
huruf pertama nama yang ditulis dalam satuan bahan
pustaka. Misalnya Huda dan Karim urutannya lebih
dulu Huda karena dalam urutan abjad huruf H lebih
dulu daripada K.
2. Jika sederet nama berawal dengan huruf yang sama, pengurutannya didasarkan kepada huruf kedua pada nama itu. Jika huruf pertama dan kedua itu pun sama, pengurutannya didasarkan kepada huruf ketiga; begitu seterusnya seperti urutan kata dalam kamus. 2.3.4.6.2.3.2 Lampiran
Lampiran meliput: berkas-berkas perizinan penelitian, instrumen/pedoman pengumpulan data dan transkrip penelitian serta data lain berupa gambar dan foto. Khu-sus untuk transkrip penelitian dapat merupakan file tersendiri.
2.3.4.6.2.3.3 Riwayat hidup penulis
Riwayat hidup penulis memuat identitas penulis (lihat lampiran 15).
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(24)
bagaimana data diolah dan interpretasi dilaksanakan sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Penelitian kuantitatif menggunakan teknik statistik dan untuk itu berbagai
software telah tersedia untuk membantu peneliti mengolah data. Sementara itu, analisis data dalam penelitian kualitatif
juga harus dilakukan dengan teknik-teknik tertentu (interaktif
analysis models dan flow chart models). Proses analisis data menghasilkan kesimpulan-kesimpulan temuan penelitian.
2.3 Penulisan Proposal Penelitian
Langkah-langkah sebagaimana pada bagian di atas meru-pakan rangkaian kegiatan awal penelitian atau pra penelitian lapangan. Keseluruhan proses tersebut selanjutnya harus dituangkan oleh taruna dalam suatu naskah yang disebut Rencana Penelitian (juga disebut Prospektus Penelitian). Rencana penelitian mencakup tiga bab tulisan yaitu: (1) Bab I Pendahuluan, (2) Bab II Tinjauan Kepustakaan, (3) Bab III Metode Penelitian, Daftar Pustaka dan Lampiran. Format rencana penelitian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Perumusan Permasalahan
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kepustakaan Penelitian
2.2 Kepustakaan Konseptual
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Rumusan Hipotesis (untuk pendekatan kuantitatif)
jurnal elektronik yang dicantumkan adalah nama penulisnya. Dibelakang judul cantumkan
ke-terangan rekaman video, kaset, atau CD-ROM yang
ditaruh didalam tanda kurung. Contoh:
Rekaman Video
Porro, L. (Producer)& S. Kotton (Director). 1994.
Isabel Allende: The Woman's voice in
Latin-American Literature. (Videorecording). San Fransisco: KQED.
Rekaman Kaset
Costa Jr., P.T. (Pembicara). 1998. Personality, Conti-nuity, and Changes of Adult life. Rekaman Kaset No. 207-433-88A-B). Washington, DC: American Psychological Association.
CD-ROM
Preiss, Byron, dan hixon, Jeff. 1994. The Ultimate
Frank Lloyd Wright: American Archirect. (CD-ROM. New York; Byron Press Multimedia).
Artikel Jurnal Elektronik
Funder, D.c.1994 Merch. Judgemental Process and Content. Commentary on Koehler on Base-rate (9
pagraf). Psycholoquy. (Online serial) 5 (17).
Diperoleh dari FTP: Hostname: princeton.edu. Directori: pub/harnard/Psycholoquy/1994. volume. 5 File: psycholoquy, 94.5.base-rate,12.funde. (20 Juni 2000)
Hal yang perlu diperhatikan dalam daftar pustaka:
1. Rujukan dari internet, rekaman video, klaset, CD-ROM, dan jurnal elektronik itu disusun terpadu dengan daftar rujukan yang berupa bahan pustaka (tulis). Keseluruhan bahan pustaka ditulis dan rujuk-an yrujuk-ang nontulis itu disusun dalam sebuah daftar pustaka diurutkan menurut abjad, dengan tidak diberi
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(25)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
3.2 Fokus Penelitian
3.3 Sumber Data/Informasi (kualitatif), Populasi dan Sampel
(kuantitatif)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Validitas dan Realibilitas
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(Untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dilampirkan pedoman pengumpulan data, sedangkan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dilampirkan kuisioner penelitian).
2.3.1 Seminar Usulan Penelitian
Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian pengumpulan data, rencana penelitian termasuk instrumen-instrumen penelitian harus terlebih dahulu dipaparkan oleh taruna kepada suatu tim pengarah dan/atau pembimbing skripsi yang sekaligus bertindak sebagai penilai dalam suatu seminar usulan penelitian. Setelah mendapat arahan dan memperoleh persetujuan tim pengarah/pembimbing, taruna dapat memulai pelaksanaan kegiatan pengumpulan data.
2.3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data ini yang akan
dibahas meliputi: persiapan pengumpulan data, hal-hal yang perlu diperhatikan, teknik pengumpulan data, pedoman pengumpulan data, dan instrumen penelitian.
2.3.2.1 Persiapan Pengumpulan Data
Di dalam pelaksanaan penelitian, taruna harus membuat Computera and writingListerv. [email protected].
ttu.edu (31 Mar.1995)
Heilke, J. 1996. May 3. Re: Webfolios. Acw-1@ttac.
ttu.edu http///www.ittu.edu/list/acw-1/9605 (31 Dec. 1996)
19. File yang terdapat di dalam kumpulam file seorang editor sama dengan penulisan naskah yang terdapat di dalam kumpulan karangan seorang editor.
Contoh
Cleero. 1896. Pro Archia. In J.B. Greenbuogh (Ed.)
Select Orations of Cleero. Boston: Ginn. Project Libellus (Vers.0.01). (1994). Gopher://gopher. etext. org, ibellus/texts/cicero/arch (11 Aug. 1996).
Kalau nama pengarang tidak ada, langsung dituliskan judul informasinya.
Contoh:
Little machines: Reaticulating. Hypertxt userr.ftp //ftp.deadalus.com/ pub/CCCC95/johnsoneilola (14 Aug. 1996)
Help. Internet Public Library. telnet://ipl.org: 8888/,help (1 Dec. 1996)
Finet. 1993. In E.D. Hirsch, Jr., J.F.Kett & J. Trefil
(Ed.) Dictionary of Cultural Literari. Boston:
Houghton Mifflin. INSO Corp. America Online. Refrence Desk/Dictionaries/Dictionary of Cultural Literary (20 May 1996).
20. Selain dari internet, bahan rujukan dapat diambil dari rekaman video, rekaman kaset, CD-ROM atau artikel jurnal elektronik. Cara menulisnya sama dengan cara menulis daftar pustaka tulis. Bedanya, pada rekama video, nama yang dicantumkan adalah nama
produser atau director, dan ditaruh didepan judul.
Pada rekaman kaset yang dicantumkan dalam nama pembicaranya, sedangkan CD-ROM dan artikel
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(26)
persiapan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kelengkapan administrasi yang dibutuhkan dalam
pene-litian antara lain Surat Pengantar dari Lembaga dan Surat Perintah Tugas;
b. Melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan rencana penelitian yang telah disetujui dosen pembimbing;
c. Instrumen penelitian sesuai teknik pengumpulan data. 2.3.2.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Di dalam pelaksanaan pengumpulan data taruna harus memperhatikan:
a. Kejujuran dalam pengumpulan data dan mengindahkan hak-hak para pihak yang diteliti, baik instansi/organisasi maupun perorangan;
b. Memperoleh persetujuan dari responden/informan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan dan menerapkan teknik-teknik yang dibenarkan sesuai metodologi penelitian;
c. Dalam hal terdapat perubahan teknik pengumpulan data dan responden/informan, maka hal tersebut harus dijelaskan dalam laporan penelitian/skripsi.
d. Setelah selesai melaksanakan pengumpulan data, peneliti diwajibkan memperoleh keterangan tertulis dari pejabat (kalau menyangkut suatu instansi/lembaga publik/privat) yang menyatakan bahwa peneliti telah melakukan pengumpulan data dalam lingkungan instansi/lembaganya. 2.3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data berkait erat dengan pendekatan penelitian yang digunakan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Secara garis besar pendekatan kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data : wawancara tidak berstruktur, pengamatan (observasi), studi dokumen, dan
Kewacanan Pembelajaran Bahasa Inggris di LPTK'.
Disertasi. Malang: Fakultas Ilmu Sosial IKIP.
16. Makalah yang disajikan dalam seminar, penetaran atau lokakarya ditulis dengan menambahkan kata “ Makalah disajikan dalam ...”, diikuti nama pertemuan, lembaga penyelenggara dalam rempat penyelenggaraan.
Contoh
Huda, N. 1991. 'Penulisan Laporan Penelitian untuk
Jurnal'. Makalah disajikan dalam Lokakarya
Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN da PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. ' Tata Kota di Negara Berkembang'.
Makalah disajikan dalamSeminar Tatakota BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September 17. Rujukan bisa diperoleh dari internet. Pada dasarnya
penulisan rujukan dan internet sama dengan penulisan bahan pustaka. Perbedaannya terletak pada bagian setelah judul. Pada rujukan dari internet, setelah judul dituliskan sumber dan tanggal akses rujukan. Jadi, urutannya ialah nama belakang, dana depan, tahun terbit, judul (dicetak miring), lalu
protokol dan alamatnya, path, dan tanggal akses
yang ditaruh di dalam tanda kurung. Bahan dari
internet ada yang berasal dari dokumen, dari email,
discussion list, dan newagroup, Protocol Gopher, File Transfer Protocols (FTP), Tenet Protocols, atau dari
sumber Online dan Database Online.
18. Pada rujukan yang diperoleh melalui email, discussion list, dan newsgroup yang dianggap judul adalah ihwal (Re:...).
Contoh:
Crump, E. Re: Preseving Writing. Alliance for
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(27)
diskusi kelompok terarah (focused - group discussion), serta (dalam hal-hal tertentu dapat digunakan) kuesioner/angket. Sedangkan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner, tes sebagai instrumen penelitian utama dapat dilengkapi dengan wawancara berstruktur, observasi dan studi dokumen.
2.3.2.4 Teknik Wawancara
Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadap muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan
pengumpulan data yaitu: (1) wawancara terpimpin (guided
interview) yang juga dikenal dengan sebutan/istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. (2)
wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang juga
dikenal dengan sebutan/istilah wawancara tidak berstruktur atau wawancara bebas.
Dalam melaksanakan wawancara ini taruna seyogyanya mempersiapkan pedoman wawancara yang dibedakan dalam dua jenis pedoman wawancara yaitu :
a. Pedoman wawancara berstruktur yaitu pedoman
wawan-cara disusun sewawan-cara rinci sehingga menyerupai chek list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda contreng (√)
pada nomor yang sesuai. Jenis ini cocok untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif;
b. Pedoman wawancara tidak berstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar informasi yang akan dicari atau ditanyakan kepada informan. Dalam hal ini kreativitas pewawancara sangat diperlukan. Pewawancara seolah-olah sebagai pengemudi jawaban informan. Jenis ini cocok untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1978 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya
13. Bahan pustaka yang ditulis atas nama lembaga ditulis dengan urutan sebagai berikut. Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nam lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 14. Buku terjemahan ditulis dengan urutan sebagai
berikut: Nama pengarang asli, diikuti tahun penerbitan karya terjemahan, judul terjemahan, nama penerjemah (yang didahului dengan kata Terjemahan, nama tempat penerbitan, dan nama penerbit terjemahan.
Contoh:
Ary, D.,L.C. Jacobs dan A. Razavieh.1982.
Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional
15. Skripsi, Tugas akhir, tesis, disertasi, atau laporan penelitian ditulis dengan menambahkan pernyataan “skripsi, tugas akhir, disertasi, atau laporan penelitian”, diikuti nama Akademi Kepolisian atau lembaga penyelenggara penelitian. Nama kota dibubuhjan kalau nama Akademi Kepolisian tidak menggunakan nama kota, MisalnyaAkademi Kepolisian, Semarang.
Contoh:
Pangaribun, T. 1992.' Perkembangan Kompetensi
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(28)
Catatan : pedoman wawancara hendaknya diperoleh dari teori yang sudah diuraikan dalam Bab II. Penjelasan teori yang rinci (indikatornya sudah diketahui) digunakan sebagai dasar utama dalam melakukan wawancara. Kegunaan nantinya adalah pada saat pembahasan dapat diuraikan mana data yang sudah sesuai dengan teori.
Fungsi pedoman wawancara ini adalah:
a. Memberikan pedoman tentang apa-apa yang akan dicari informasinya atau ditanyakan kepada informan/respon-den;
b. Mengantisipasi kemungkinan lupa terhadap pokok-pokok persoalan yang akan ditanyakan dalam penelitian;
c. Agar wawancara dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2.3.2.5 Teknik Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterang-an yketerang-ang dilakukketerang-an dengketerang-an mengadakketerang-an pengamatketerang-an dketerang-an pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai metode pengumpulan data banyak digunakan untuk mengamati tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.
Pengamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan dapat dibedakan dalam empat golongan. Pertama adalah
complete participant atau partisipasi penuh, pengamat lapangan secara natural berinteraksi dengan subjek atau kegiatan yang diamati tanpa memperkenalkan identitas diri yang sebenarnya serta kegiatan dan tujuan penelitiannya.
Kedua adalah participant-as-observer atau partisipasi sambil
mengamati, pengamat ikut berpartisipasi dalam lingkungan
pekerjaan subyek dan kedua belah pihak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam hubungan kerjasama yang berkenaan dengan suatu penelitian. Bentuk yang ketiga hampir sama dengan yang kedua, tetapi di sini pengamat
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa danSastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. hal.12-25.
10. Artikel jurnal ditulis seperti bahan pustaka yang berupa buku yang berisi kumpulan artikel. Bedanya, setelah penulisan judul artikel secara berturut-turut ditulis namajurnal (dicetak miring), nomor jurnal, dan hal. Artikel. Masing-masing bagian dipisah dengan tanda titik, kecuali antara kota terbit dan penerbit dipisah denagn tanda titik dua.
Contoh:
Setiadi, H.F.1991. 'Kolonoalisme dan Budaya: balai
Poestaka di Hindia Belanda'. Dalam Prisma.
No.10.Hal.23-46.
11. Artikel dalam koran ditulis sama bahan pustaka yang berupa artikel dan jurnal. Akan tetapi, jika artikel itu tanpa nama pengarang, yang pertama ditulis adalah nama korannya sebagai pengganti nama pengarang dibelakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan tanggal dan bulan terbitan, dilanjutkan denagn nomor halaman yang didahului singkatan hal.
Contoh:
Ahmad,Dj.2003.'Ujian Pengahabisan, Ebtanas, hingga UAN'. Dalam Kompas. No.328. Tahun ke 38. 5 Juni. Hal.4 dan 5
Jawa Pos.1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri.
IV.02.22 Juni. Hal.3.
12. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpa lembaga ditulis sebagai berikut. Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan huruf miring, diikuti tahun penerbit, kota penerbit, dan mana penerbit. Contoh:
NOMOR : KEP / 03 / I / 2016 TANGGAL : 11 JANUARI 2016 NOMOR : KEP / 03 / I / 2016
(1)
ilmu kepolisian merupakan ilmu terapan yang bersifat antar bidang maka kajian-kajian konsepsional juga dilakukan dari berbagai disiplin ilmu murni yang secara khusus terkaitkan dengan masalah kepolisian;
4. Proses analisis yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa kepustakaan konseptual yang dirujuki sebelumnya (BAB II) harus benar-benar digunakan sebagai pisau analisis dalam mendiskusikan temuan penelitian (BAB IV atau BAB V). Jika konsep tersebut ternyata tidak digunakan sebagai pisau analisis maka berarti keperluan untuk menguraikannya dalam BAB II menjadi tidak berarti apa-apa.
c. BAB terakhir dari suatu skripsi adalah Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran.
1. Simpulan merupakan titik temu (simpul) yang merupakan jawaban permasalahan yang telah diuraikan dalam pembahasan;
2. Saran pada dasarnya berisi dua macam yaitu: Pertama, saran yang bersifat substansial yang biasanya menyangkut implikasi praktis dan atau implikasi kebijakan yang ide-ide pemecahan masalahnya dikembangkan secara jelas, rinci, dan konkret baik untuk keperluan perumusan kebijakan dan ataupun operasional. Kedua, saran tentang penelitian yang akan datang yang mengutarakan keter-batasan/kekurangan dalam pelaksanaan penelitian dan penyempurnaan penelitian yang akan datang;
3. Kesimpulan dengan saran harus sinkron.
d. Dalam bagian akhir suatu skripsi harus dilengkapi dengan daftar pustaka kepolisian minimal 10 sumber referensi dan bila perlu dapat dilampirkan data atau informasi lain yang tidak memungkinkan untuk dimasukkan dalam bagian pokok (lihat lampiran 12).
2.3.4.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan skripsi : Djamin, 2005: 191).
c. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan tidak langsung adalah menyajikan gagasan/pendapat orang lain dengan cara menyatakan kembali gagasan tersebut dengan kalimat-kalimat yang dirumuskan sendiri oleh penulis;
2. Maksud dari Kutipan Tidak Langsung (KTL) dalam naskah ini adalah KTL saduran, yaitu menyajikan pendapat atau gagasan orang lain dengan menyadur atau semacam meringkas, tetapi penulis dengan sadar memasukkan atau mengintegrasikan pendapatnya sendiri. Dengan demikian isi gagasan yang dikutip sudah tidak murni lagi karena sudah dirangkai melalui alur dan rumusan kalimat yang berbeda;
3. Tata cara menulis KTL:
a) Menulis KTL tidak menggunakan tanda kutip (”....”), ditulis mengikuti alur teks dalam skripsi. Jarak antar baris 2 (dua) spasi;
b) Penulisan sumber acuan diletakkan pada akhir kutipan dengan menambahkan kata-kata disadur dari.
Contoh: ... komunikasi merupakan ungkapan verbal dari pertanyaan who, says what, in which channel, to
whom, with what effect. Unsur sumber (who)
mengundang pertanyaan tentang pengendali pesan. Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which
channel) untuk mengkaji mengenai media. Unsur
penerima (to whom) banyak digunakan untuk analisis khalayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan dengan kajian mengenai efek pesan pada khalayak (disadur dari Wiryanto, 2004: 17,
(2)
a. Naskah isi bagian pokok skripsi minimal 60 halaman dengan proporsi sebagai berikut:
1. Untuk penelitian kualitatif
- BAB I (10 %) = minimal 6 halaman - BAB II (15 %) = minimal 9 halaman - BAB III (15 %) = minimal 9 halaman - BAB IV (55 %) = minimal 33 halaman - BAB V (5 %) = minimal 3 halaman 2. Untuk penelitian kuantitatif
- BAB I (10 %) = minimal 6 halaman - BAB II (25 %) = minimal 15 halaman - BAB III (20 %) = minimal 12 halaman - BAB IV (40 %) = minimal 24 halaman - BAB V (5 % ) = minimal 3 halaman
b. Penulisan suatu skripsi harus jelas dan dapat dimengerti oleh pembaca;
c. Kalimat harus disusun secara efektif, bebas dari semua kesalahan bahasa, baik tata bahasa maupun teknik penulisan;
d. Tulisan harus mengandung pokok pikiran yang orisinil dan konsepsional;
e. Cara pembahasan dalam tulisan harus dilakukan secara kritis menurut prinsip-prinsip logika dan mengacu pada norma-norma ilmiah sehingga mampu meyakinkan kebenaran pemikiran penulis kepada pembaca.
f. Untuk penelitian kualitatif, setelah selesai penelitian (penulisan naskah skripsi) materi kerangka berpikir pada BABII dan metodologi penelitian pada BABIII (seharusnya) berubah dibandingkan dengan saat penulisan proposal (sebelum penelitian). Hal ini disebab-kan pada saat laporan akhir penulisan skripsi setelah penelitiandisesuaikan dengan realitas hasil penelitian.
Kalau sumber kutipan ditempatkan pada awal kalimat, maka cara penulisannya sebagai berikut : Menurut Chairul (2004: 2) bahwa konflik yang terjadi pada masyarakat Madura...
Kalau terdapat 2 atau lebih sumber kutipan dapat ditulis seperti berikut : (Chairul, 2004:2; Sutrisno, 2005: 24 dan Munjilin, 2006: 45).
Contoh penulisan sumber kutipan dari kutipan orang lain: ...teks yang dikutip (Philip kotler,1989, seperti kutipan Farouk (1998 :145).
b) Jika yang dikutip lebih dari 4 baris, maka kutipan tersebut ditulis dengan sistem blok, dengan cara sebagai berikut :
1) Tidak didahului dengan tanda petik rangkap dua dan tidak diakhiri dengan tanda petik rangkap tutup; 2) Kutipan dimulai masuk 7 (tujuh) ketukan dari
margin kiri dan tek dan berjarak dua spasi di bawah kalimat sebelumnya dan jarak tulisan kutipan 1 spasi;
3) Huruf awal baris kedua dan seterusnya diletakkan lurus di bawah huruf awal dari baris pertama;
4) Jarak antara baris adalah satu spasi;
5) Kutipan diakhiri dengan tanda titik, kemudian ditulis sumbernya.
Contoh :
Walaupun demikian, sebagai kepolisian nasional yang modern, tidak berarti Polri tidak memiliki 'spesialisasi'. Untuk bidang operasional sejak lama Menhankam/Pangab dan Kapolri telah menyatakan, kelemahan Polri dimasa sebelumnya, antara lain karena lemahnya 'kemampuan teknis profesional khas kepolisian' yang seperti diuraikan di atas cukup luas, dari Intelpol, Reserse, Sabhara (general duty
police), Polantas, Brimob, Bimmas. (Awaloedin
(3)
2.3.4.6 Teknik Penulisan Skripsi
Yang diuraikan dalam pasal ini meliputi : penggunaan kertas dan huruf, teknik pengetikan, penulisan bagian awal, penulisan bagian pokok, penulisan alinea, pemberian nomor halaman, penulisan kata, penulisan kutipan dan penulisan bagian akhir.
2.3.4.6.1 Penggunaan Kertas dan Huruf
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, berat 80 2
g/m dengan ukuran 21x29,7 cm (A-4). Kertas diketik pada satu halaman (tidak bolak balik). Skripsi ditulis menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran (font) 12 spasi 2.
2.3.4.6.2 Teknik Pengetikan
Garis margin berjarak 4 cm dari tepi kiri, 4 cm dari tepi atas, 3 cm dari tepi kanan dan bawah (lihat lampiran 1). Pengetikan setiap awal alinea masuk ke kanan 1,5 cm (pengetikan menggunakan komputer/M.S. Words dapat menggunakan tabulasi).
\
2.3.4.6.2.1 Penulisan Bagian Awal
Bagian awal meliputi: Halaman judul/sampul (luar dan dalam), halaman pengesahan dewan penguji, halaman persetujuan pembimbing skripsi, halaman dedikasi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/lampiran/gambar (bila ada), abstrak.
a. Halaman judul/sampul luar dan halaman sampul dalam memuat:
1. Judul skripsi menggunakan hurup kapital (font 16);
2. Logo akpol (warna hitam putih);
3. Pernyataan keharusan pembuatan skripsi pada program S1 Terapan Akpol (font 12) sebagai seluruhnya) secara tepat sama seperti yang tertulis
dalam rangkaian kalimat aslinya;
2. Tata cara menulis kutipan langsung, sebagai berikut:
a) Jika yang dikutip sepanjang 4 baris atau kurang, maka kutipan tersebut ditulis dan ditempatkan langsung mengikuti rangkaian kalimat dalam skripsi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menuliskan kutipan ke dalam skripsi harus diawali dengan tanda petik rangkap buka (“) dan diakhiri dengan tanda petik rangkap tutup (“);
2) Jika dalam kutipan tersebut terdapat tanda petik rangkap (“), maka tanda petik rangkap tersebut diganti dengan tanda petik tunggal (');
3) Jika penulis melakukan perubahan materi kutipan, dalam bentuk tambahan penjelasan, perubahan/ perbaikan kata atau perubahan jenis huruf (huruf kapital dan huruf kecil), maka perubahan tersebut harus diletakkan dalam tanda kurung ([ ]);
4) Jika kutipan langsung tidak dituliskan secara lengkap, baik kalimat maupun kata-katanya, maka
bagian kalimat atau kata-kata yang dilewati/tidak dikutip diberi tanda titik sebanyak tiga buah (tidak termasuk tanda titik di akhir kalimat), dengan jarak satu ketukan di antara titik yang satu dengan titik yang lain;
5) Sumber kutipan dapat ditulis dan ditempatkan pada awal atau akhir kalimat.
Contoh : ... pembentukan pribadi dan perilaku ditentukan pula olehreference group yaitu ”kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseo-rang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya” (Suryono Sukanto, 2004: 141).
(4)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kepolisian
4. Nama penulis dicetak tanpa gelar kesarjanaan, ditulis dengan huruf kapital, di bawahnya dican-tumkan nomor taruna (font 14);
5. Nama lembaga pendidikan, ditulis dengan huruf kapital (font 14);
6. Kota tempat lembaga pendidikan, ditulis dengan huruf kapital (font 14);
7. Tahun ujian (font 14);
8. Contoh halaman judul/sampul (luar dan dalam) rencana penelitan (lihat lampiran 2);
9. Contoh halaman judul/sampul (luar dan dalam) skripsi (lihat lampiran 3).
b. Halaman Pengesahan Dewan Penguji. Pada halaman ini ditulis pernyataan “Skripsi TarunaAkpol (nama Taruna) telah dipertahankan dihadapan sidang Dewan Penguji pada tanggal ………...” Di bawah pernyataan tersebut ditulis secara berurutan nama anggota Dewan Penguji (termasuk pangkat dan gelar akademis) mulai dari ketua, anggota/pembimbing, anggota-anggota lain yang masing-masing diberi ruang untuk tanda tangan (lihat lampiran 4);
c. Halaman Persetujuan Pembimbing Skripsi. Halaman persetujuan ini memuat pernyataan singkat pembimbing bahwa skripsi disetujui untuk dipertahankan. Di bawah pernyataan tersebut ditulis nama termasuk pangkat dan gelar akademis pembimbing. Halaman ini ditandatangani oleh pembimbing sebelum skripsi diserahkan kepada
menggunakan huruf yang dicetak miring.
Judul artikel, paper dannama dokumen diawali dan diakhiri dengan tanda petik serta dicetak tegak.
Penulisan kata yang merupakan istilah, singkatan dan lain-lain yang memerlukan penjelasan dilakukan langsung di belakang istilah atau singkatan tersebut dan tidak menggunakan catatan khaki.
2.3.4.6.2.2.4 Kutipan
a. Ketentuan umum
1. “kutipan” terdiri atas Kutipan Langsung (KL) dan Kutipan Tidak Langsung (KTL) yang tata cara penulisannya akan dibahas dalam uraian tersendiri; 2. Setiap kutipan harus disebutkan sumber acuannya.
Pada tata cara penulisannya diberikan contoh dalam uraian mengenai KL dan KTL;
3. Sumber kutipan harus dicantumkan dalam daftar pustaka;
4. Jika kutipan tidak diambil dari sumber aslinya, atau diambil dari kutipan orang lain, maka penulis harus menyebutkan keduanya yaitu pemilik gagasan/ pendapat asli dan pengutip yang dijadikan sumber acuan;
5. Kutipan langsung dalam bahasa asing (bukan bahasa indonesia) harus diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia yang ditempatkan dalam tanda kurung mengikuti alur teks;
6. Penulisan hasil wawancara yang dituangkan pada bab temuan penelitian dapat ditulis sebagai kutipan langsung ataupun kutipan tidak langsung.
b. Kutipan langsung.
1. Kutipan langsung adalah kutipan yang dilakukan dengan cara menuliskan kata, kalimat atau pernyataan dalam satu paragraf (sebagian atau
(5)
lembaga (lihat lampiran 5);
d. Halaman Pernyataan. Halaman ini memuat pernyataan penulis bahwa skripsi tersebut merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga lain (font 14,lihat lampiran 6);
e. Kata Pengantar maksimal 2 halaman, berisi pernyataan penulis setelah berhasil menyelesaikan tugas akhir akademisnya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. Disini juga penulis perlu menyatakan sikap ilmiahnya berupa penerimaan saran/koreksi (lihat lampiran 7); f. Mottodan dedikasi (jika perlu) ditempatkan pada satu
halaman;
g. Daftar Isi berisi tentang keseluruhan isi yang termuat dalam skripsi, berupa bagian awal, bagian isi dan bagian akhir skripsi beserta perinciannya. Semua bagian awal skripsi dan judul bab ditulis dalam huruf besar, sedangkan yang lain ditulis menurut ketentuan dan dicantumkan halamannya. Disusun dalam satu spasi, mencantumkan secara sistematis susunan skripsi dari bab sampai pasal-pasal (lihat lampiran 8);
h. Halaman Daftar Tabel/Gambar/Lampiran. Halaman ini memuat daftar dari tabel/gambar/lampiran jika ada. Daftar tabel/gambar/lampiran memuat nomor tabel/gambar/lampiran, judul dan nomor halaman (lihat lampiran 9, 10, 11);
i. Abstrak. Penulis harus membuat abstrak yang memuat secara garis besar tujuan penelitian, teori dan konsep, metode, lokasi, temuan dan kesim-pulan. Abstrak ditulis tidak lebih dari satu halaman, dengan jarak 1 (satu) spasi (lihat lampiran 12).
pokok pikiran tersebut akan diuraikan menjadi beberapa aspek, maka penomoran setiap aspek menggunakan angka arab di antara dua tanda kurung dan ditulis langsung mengikuti alur teks. Selanjutnya, apabila masing-masing aspek akan diuraikan tersendiri maka penulisannya mengikuti ketentuan tentang poin-poin dan sub poin.
Contoh:
Kunci dari kepuasan pelanggan adalah menunjuk-kan kualitas jasa yang diberimenunjuk-kan yaitu memenuhi atau melebihi harapan atas kualitas jasa tersebut. Berkaitan dengan kepuasan, terdapat 5 (lima) penentu kualitas jasa yaitu: (1) Keandalan, (2) Daya tanggap, (3) Kepastian, (4) Empati dan (5) Berwujud. 2.3.4.6.2.2.2 Pemberian Nomor Halaman.
Halaman-halaman pada bagian awal skripsi diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil yang diletakkan di tengah garis margin bawah, secara berurutan mulai dari “halaman pengesahan” (halaman ii) sampai dengan halaman abstrak.
Halaman-halaman pada bagian pokok dan bagian akhir skripsi diberi nomor dengan menggunakan angka Arab yang diletakkan pada sudut kanan atas, sedangkan nomor untuk halaman pertama setiap BAB diletakkan di tengah margin bawah.
Khusus Daftar Riwayat Hidup penulis tanpa diberi nomor halaman dan ditempatkan pada halaman paling akhir. 2.3.4.6.2.2.3 Penulisan Kata.
Cara penulisan kata sesuai dengan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan”.
Judul buku, majalah, harian umum dan jurnal serta kata-kata bahasa asing dan bahasa daerah ditulis dengan
(6)
2.3.4.6.2.2 Penulisan Bagian Pokok
Bagian pokok yang merupakan isi skripsi meliputi uraian tentang Bab, Judul Bab dan Pasal.
a. BAB ditulis dengan menggunakan huruf kapital yang dipertebal dan diletakkan di tengah-tengah kertas, dengan jarak 4 spasi dari garis margin atas. Penomoran bab menggunakan angka romawi yang dipertebal. Contoh : BAB I, BAB II, BAB III dst;
b. Judul BAB ditulis dengan menggunakan huruf kapital yang dipertebal, diletakkan di tengah-tengah kertas dengan jarak dua spasi di bawah bab. Contoh : Pendahuluan;
c. BAB terdiri atas sejumlah pasal. Judul pasal, ditulis dengan menggunakan huruf kecil yang dipertebal (huruf pertama setiap kata ditulis dengan menggunakan huruf kapital), diletakkan pada margin kiri kertas dengan jarak empat spasi di bawah judul bab atau tiga spasi di bawah kalimat akhir uraian pasal sebelumnya. Penomoran pasal menggunakan angka arab dengan menyebut nomor bab dan nomor pasal, tanpa diakhiri tanda titik.
Contoh: 1.1 Latar Belakang Permasalahan 2.1 Kepustakaan Penelitian
Jarak judul pasal dengan awal kalimat pada awal alinea adalah 2 spasi (lihat lampiran 13);
d. Pasal dapat terdiri dari beberapa sub pasal. Sub pasal, diberi judul. Judul sub pasal ditulis dengan menggunakan huruf kecil yang diawali dengan huruf; e. Kapital pada tiap kata dari judul tersebut. Nomor sub
pasal ditulis dengan angka arab berganda yaitu dengan mencantumkan nomor pasal dan diikuti nomor sub pasal tanpa diakhiri tanda titik, diletakkan pada margin kiri dengan jarak 3 spasi di bawah baris terakhir kalimat pada uraian sebelumnya;
Contoh: 4.3.1 Bagian Awal.
f. Sub pasal juga dapat terdiri dari beberapa sub-sub pasal. Sub-sub pasal diberi judul. Judul sub-sub pasal ditulis dengan menggunakan huruf kecil yang diawali denganhuruf kapital pada tiap kata dari judul tersebut. Nomor sub-sub pasal ditulis dengan angka arab berganda yaitu dengan mencantumkan nomor sub pasal dan diikuti nomor sub-sub pasal tanpa diakhiri tanda titik, diletakkan pada margin kiri dengan jarak 3 spasi di bawah baris terakhir kalimat pada uraian sebelumnya;
g. Apabila pasal, sub pasal maupun sub-sub pasal diuraikan dalam beberapa aspek yang ada penjelasannya, maka ditulis sebagai poin-poin yang diberi tanda dengan menggunakan huruf abjad (a-z) biasa/kecil yang diletakkan pada margin kiri, kalimat baris kedua dan seterusnya dimulai lurus di bawah huruf pertama kalimat baris pertama;
h. Apabila poin-poin masih diuraikan dalam beberapa aspek maka ditulis sebagai sub poin yang diberi nomor dengan menggunaan angka arab yang diletakkan lurus di bawah huruf pertama di dalam kalimat diatasnya;
i. Contoh penulisan nomor bab, judul bab, pasal, anak pasal dan seterusnya (lihat lampiran 10).
2.3.4.6.2.2.1 Penulisan Alinea.
a. Setiap alinea baru harus dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri;
b. Baris kedua setiap alinea pada pasal dan sub pasal ditulis mulai pada margin kiri lurus dengan angka pertama nomor pasal atau sub pasal;
c. Jarak antar baris dalam alinea adalah 2 spasi;
d. Apabila dalam 1 (satu) alinea yang mengandung