Hak Penerima Fidusia Kreditur

Apabila salah satu pihak melanggarnya, maka sanksi yang diberikan memiliki kekuatan hukum yang berlaku. Adapun hak dan kewajiban masing- masing pihak adalah sebagai berikut :

1. Hak Penerima Fidusia Kreditur

Hak dari Pegadaian sebagai kreditur dalam pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia KREASI ini adalah sebagai berikut : a. Kreditur berhak meminta data identitas diri dari debitur yang sejelas-jelasnya dan yang sejujur-jujurnya sebagai konfirmasi pada pengisian surat pernyataan atau lembaran survey report. Agar nantinya pada saat melakukan pengecekan ke lapangan, data yang ada dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan yang tertulis dalam lembaran survey report tersebut. b. Sesuai dengan Pasal 6 tentang perjanjian utang piutang menyatakan bahwa Penerima fidusia berhak menerima pelunasan yang ditambah sewa modal bunga melalui angsuran yang dibayarkan setiap bulannya oleh debitur termasuk denda jika terjadi keterlambatan atas pembayaran. Keterlambatan pembayaran dihitung jika setelah 1 satu hari dari tanggal jatuh tempo debitur belum melunasi kewajibannya untuk membayar angsuran. Praktek yang terjadi di Perum Pegadaian Cabang Teluk Betung bahwa setiap keterlambatan pembayaran angsuran sampai dengan 7 tujuh hari dari tanggal angsuran dikenakan denda 2 dua perseratus dari besarnya angsuran setiap bulan. Untuk keterlambatan 8 delapan hari sampai dengan 14 empat belas hari dikenakan denda 4 dan keterlambatan 15 lima belas hari sampai dengan 21 dua puluh satu hari dikenakan denda 6 dari besarnya angsuran setiap bulan. c. Pada Pasal 3 ayat 1 tentang perjanjian jaminan fidusia, Penerima fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak dan dengan ini telah diberi kuasa dengan hak subtitusi oleh pemberi fidusia untuk memeriksa posisi dari objek jaminan fidusia. Hal ini dilakukan oleh kreditur untuk memastikan bahwa objek jaminan fidusia tersebut masih berada di tangan debitur dan tidak dipindahtangankan atau dijualbelikan atau digadaikan kepada pihak lain. Jika pemberi fidusia debitur melanggar ketentuan dengan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia kreditur, maka pihak kreditur mengambil langkah segera mengakhiri perjanjian utang piutang dengan tetap mengambil sisa pembayarannya. d. Pasal 7 tentang perjanjian utang piutang menyatakan bahwa Penerima fidusia berhak melakukan penarikan penyitaan terhadap barang jaminan yang masih berada di tangan debitur karena debitur lalai dalam melakukan pembayaran. Penarikan penyitaan terhadap barang jaminan ini bertujuan untuk menarik kembali kredit yang telah disalurkan kepada nasabah berikut sewa modal dan dendanya yang tidak dibayarkan oleh debitur, yang mana hal tersebut merupakan hak perusahaan. Terhadap barang jaminan yang telah ditarik oleh kreditur, untuk selanjutnya dilaksanakan pelelangan penjualan guna mengambil pelunasan. e. Sesuai dengan pasal 10 tentang perjanjian jaminan fidusia, Penerima Fidusia berhak untuk melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini apabila diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang- Undang tentang Jaminan Fidusia. Dalam hal ini Perubahan atau penyesuaian dalam ketentuan akta tersebut diperbolehkan jika tidak bertentangan dan sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah dan Undang- Undang Jaminan Fidusia.

2. Kewajiban Penerima Fidusia Kreditur