3. Kondisi likuiditas Bank Tabungan Negara
Bank di katakan likuit apabila bisa memenuhi kemampuan jangka pendeknya kepada kreditur atau pihak lain yang berkepentingan.likuiditas
bagi bank adalah persoalan yang sangat penting dan berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat, nasabah, dan pemerintah. Bank harus selalu
mengamati serta terjun langsung agar posisi likuiditas tersebut dapat terjaga setiap saat. Untuk mengetahui tingkat likuiditas Bank Tabungan Negara maka
penulis akan membuktikan dengan menganalisis data keuangan bank berikut ini.
1. Rasio Likuiditas a Cash Ratio
Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yang paling likuid
yang dimiliki bank tersebut. Penilaian terhadap Cash Ratio didasarkan Cash asset terdiri dari
Kas, Giro Bank Indonesia, dan Rekening pada bank lain, sedangkan Total Deposit meliputi Demand deposit Giro, Time deposit
Depositosimpanan berjangka, dan Saving deposit tabungan. Hasil perhitungan nilai Cash Ratio dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Perhitungan Cash Asstes. Keterangan
Tahun 2004
2005 2006
Kas 2,120,735,450
4,077,187,550 1,289,398,300
Pen. Bank Lain -
- -
Cash assets 2,120,735,450
4,077,187,550 1,289,398,300
SBI -
- -
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang 2007
Tabel 2 Perhitungan Total Simpanan.
Keterangan Tahun
2004 2005
2006
Giro
34,801,626,668 28,186,262,128
10,437,758,814
Kewajiban Segera lainnya
8,399,757,541 11,246,264,949
7,744,751,104
Tabungan
130,238,616,303 139,617,874,332
7,744,751,104
Deposito Berjangka
117,099,053,224 145,178,183,008
51,560,405,760
Simpanan dari Bank Lain
3,326,179 3,074,179
13,651,428 Total Simpanan
290,542,379,915 324,231,658,596
77,501,318,210 Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang 2007
Cash Ratio =
100 ketiga
Pihak Simpanan
Total Likuid
Alat Jumlah
x
Cash Ratio 2004 =
9,915 290,542,37
450 2,120,735,
x 100 = 0.73
Cash Ratio 2005 =
8,596 324,231,65
550 4,077,187,
x 100 = 1.26
Cash Ratio 2006 =
,210 77,501,318
300 1,289,398,
x 100 = 1.66
Dari perhitungan diketahui bahwa Cash Ratio menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan Cash assets yaitu sebesar 0.73 atau setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin Cash ratio sebesar Rp. 0.0073. Sementara untuk
tahun 2005 tingkat Cash ratio sebesar 1.26 atau dengan kata lain setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Cash ratio sebesar Rp. 0.0126.
sedangkan untuk tahun 2006 Cash ratio sebesar 1.66 yang berarti setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Cash ratio sebesar Rp. 0.0166.
Cash ratio dari tahun 2004 ke tahun 2006 terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena peningkatan cash assets besar bila dibandingkan
dengan kenaikan total simpanan sedangkan pada tahun 2006 terjadi penurunan simpanan.
b Loan To Deposit Ratio.
Tabel 3. Perhitungan Loan to Deposit Ratio.
Keterangan Tahun
2004 2005
2006
Pinjaman 345,445,920,311
413,441,468,894 286,306,867,715
Total Deposit 290,542,379,915
324,231,658,596 77,501,318,210
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang 2007
Loan to Deposit Ratio =
Inti Modal
KLBI ketiga
Pihak Dana
Total
mn
TotalPinja
Loan to Deposit Ratio 2004 =
9,915 290,542,37
0,311 345,445,92
x 100 = 111.04
Loan to Deposit Ratio 2005 =
8,596 324,231,65
8,894 413,441,46
x 100 = 119.91
Loan to Deposit Ratio 2006 =
,210 77,501,318
7,715 286,306,86
x 100 = 286.32.
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Loan to Deposit Ratio menunjukkan besarnya kemampuan bnk dalam memenuhi permintaan
kredit melalui jaminan sejumlah deposit yang dimiliki yaitu pada tahun 2004 sebesar 111.04 atau setiap Rp. 1,00 total deposit digunakan untuk
menjamin pinjaman sebesar Rp. 1.1104 Sementara untuk tahun 2005 tingkat Loan to Deposit Ratio sebesar 119.91 atau dengan kata lain
setiap Rp. 1,00 total assets digunakan untuk menjamin pinjaman sebesar Rp. 1.1991 sedangkan untuk tahun 2006 Loan to Deposit Ratio sebesar
286.32 yang berarti setiap Rp. 1,00 total assets digunakan untuk menjamin pinjaman sebesar Rp. 2.8632.
Loan to Deposit Ratio dari tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh karena kenaikan pinjaman yang
diberikan bank lebih besar daripada kenaikan simpanan pihak ketiga bank.
c Loans to Assets Ratio Tabel 4.
Perhitungan Loan to Assets Ratio.
Keterangan Tahun
2004 2005
2006
Pinjaman 345,445,920,311
413,441,468,894 286,306,867,715
Total Assets 353,190,703,562
420,746,782,877 288,321,836,666
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang 2007
Loan to Assets Ratio =
a TotalAktiv
mn TotalPinja
Loan to Assets Ratio 2004 =
3,562 353,190,70
0,311 345,445,92
x 100 = 97.81
Loan to Assets Ratio 2005 =
2, 420,746,78
8,894 413,441,46
x 100 = 98.26
Loan to Assets Ratio 2006 =
6,666 288,321,83
7,715 286,306,86
x 100 = 99.30
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Loan to Assets Ratio menunjukkan besarnya kemampuan bnk dalam memenuhi permintaan
kredit melalui jaminan sejumlah assets yang dimiliki yaitu pada tahun 2004 sebesar 97.81 atau setiap Rp. 1,00 total assets digunakan untuk
menjamin pinjaman sebesar Rp. 0.9781. Sementara untuk tahun 2005 tingkat Loan to Assets Ratio sebesar 98.26 atau dengan kata lain setiap
Rp. 1,00 total assets digunakan untuk menjamin pinjaman sebesar Rp. 0.9826 sedangkan untuk tahun 2006 Loan to Assets Ratio sebesar 99.30
yang berarti setiap Rp. 1,00 total assets digunakan untuk menjamin pinjaman sebesar Rp. 0.9930.
Loan to Assets Ratio dari tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh karena kenaikan Aktiva yang dimiliki
bank lebih besar daripada kenaikan pinjaman yang diberikan bank.
Peningkatan assets yang dimiliki bank dikarenakan pada periode berturut- turut pihak menejemen bank melakukan penambahan aktiva tetap untuk
operasional perusahaan.
d Banking Ratio Tabel 5.
Perhitungan Bangking Ratio.
Keterangan Tahun
2004 2005
2006
Pinjaman 345,445,920,311
413,441,468,894 286,306,867,715
Simpanan 290,542,379,915
324,231,658,596 77,501,318,210
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang 2007 Bangking Ratio =
nan TotalSimpa
mn TotalPinja
Bangking Ratio 2004 =
9,915 290,542,37
0,311 345,445,92
x 100 = 118.90
Bangking Ratio 2005 =
8,596 324,231,65
8,894 413,441,46
x 100 = 127.51
Bangking Ratio 2006 =
,210 77,501,318
7,715 286,306,86
x 100 = 369.42
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Banking Ratio menunjukkan besarnya kemampuan bnk dalam membayar kepada para penyimpan dana
dengan jaminan pinjmanan yang diberikan yaitu pada tahun 2004 sebesar 118.90 atau setiap Simpanan Rp. 1,00 dijamin pinjaman sebesar Rp.
1.1890. Sementara untuk tahun 2005 tingkat banking ratio sebesar 127.51 atau dengan kata lain setiap Rp. 1,00 simpanan dijamin oleh
pinjaman sebesar Rp. 1.2751. sedangkan untuk tahun 2006 banking ratio sebesar 369.42 yang berarti setiap Rp. 1,00 simpanan dijamin oleh
pinjaman sebesar Rp. 3.6942. Banking Ratio dari tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan prosentase kenaikan pinjaman yang diberikan lebih besar dari prosentase kenaikan total simpanan yang ada.
Prosentase pinjaman yang diberikan meningkat dikarenakan pihak manajemen Bank memberikan berbagai kemudahan dalam memperoleh
kredit dan suku bunga pinjaman yang diturunkan.
2. Rasio Profitabilitas. a Net Profit Margin.