Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Dikalangan Ahli Waris Tertanggung
Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Dikalangan
Ahli Waris Tertanggung
(Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Lhokseumawe)
Sari Wahyuni
Program Studi Magister Kenotariatan
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Peranan Asuransi saat ini sudah merupakan kebutuhan di dalam kehidupan yang
semakin berkembang. Kebutuhan akan perlindungan resiko sudah merupakan kebutuhan
dalam segala bidang kehidupan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan
perlindungan, lembaga asuransi juga semakin meningkat. terutama asuransi jiwa dan
asuransi kesehatan. Mengenai asuransi tidak ada diatur secara tegas didalam Al-Qur'an
dan Al-Hadist, sehingga menimbulkan berbagai penafsiran dikalangan ulama dan
masyarakat. Ada pendapat yang mengharamkan asuransi, karena dikhawatirkan
mengandung unsur gharar (ketidakpastian), masyir (judi), dan riba (bunga), ada yang
menghalalkan dan ada yang membolehkan.
Peraturan asuransi jiwa baik asuransi jiwa umum maupun asuransi sosial seperti
PT. Jamsostek dan PT. Jasa Raharja, ditentukan bila sitertanggung meninggal maka dana
asuransi sitertanggung diberikan kepada ahli waris sitertanggung yaitu istri atau anak
sesuai dengan penunjukan di dalam polis, sehingga bila terjadi sesuatu pada diri
sitertanggung maka orang yang ditunjuk yang berhak atas dana tersebut. Hal ini berbeda
bila dilihat di dalam Peraturan Hukum Waris Islam yaitu bahwa semua harta yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal, merupakan harta warisan yang harus dibagikan
kepada seluruh ahli waris setelah dikeluarkan biaya-biaya pengurusan jenazah, pelunasan
hutang bila ia mempunyai hutang, zakat serta wasiat. Mengenai pembahagiannya sudah
diatur dan ditentukan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist. Dengan adanya perbedaan diatas
maka dapat menimbulkan perselisihan di kalangan ahli waris yaitu apa faktor penyebab
terjadinya sengketa, dan mengapa ahli waris menggugat dana klain asuransi serta
bagaimana pertimbangan Pengadilan dalam membagi dana klaim tersebut.
Guna menjawab permasalahan tersebut di atas maka penulisan legis ini
mempergunakan sifat penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Library research dan studi
dokumen. Analisis data dengan analisis kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan
dengan metode deduktif dan induktif.
Terhadap dana klaim yang disengketakan dan diputus oleh tiga Lembaga
Peradilan terdapat tiga keputusan yang berbeda pada tiap lembaga peradilan. Pengadilan
Agama dan Pengadilan Tinggi Agama memandang menurut Hukum Waris Islam,
memutuskan bahwa dana klaim asuransi digolongkan sebagai tirkah dan harta bersama.
Sedangkan dalam putusannya Mahkamah Agung tidak mengolongkan sebagai tirkah atau
harta bersama, melainkan klaim asuransi mutlak milik istri, berdasarkan penunjukan
almarhum sebelum meninggal dunia.
1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya permasalahan diatas diharapkan kepada masyarakat, untuk dapat
memilih dan mempertimbangkan sebelum mengikuti suatu asuransi, dampak dan
manfaatnya baik bagi diri sendiri maupun keluarga yang ditinggalkan. Asuransi: Takaful
menurut penulis dapat dijadikan alternatif dikalangan umat Islam karena: lebih
mencerminkan prinsip-prinsip sya'riah Islam, disamping itu dari awal sudah ditentukan
dana klaim akan diberikan kepada seluruh ahli waris. Bila terjadi sengketa diharapkan
kepada kedua belah pihak dapat mengguuakan cara musyawarah dan damai, agar
hubungan kekeluargaan tidak terputus, dan sedapat mungkin menghindari perpecahan
dan permusuhan, dan janganlah berbuat dosa, bahkan sebaliknya harus tolong menolong.
(ta'awwanu ala albirri wa taqwa wala ta'awwanu ala alismi wal udwan). (Q. S. Al-Maidah
:2)
Kata Kunci: Penyelesaian sengketa
Asuransi
Hukum Waris Islam
2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Ahli Waris Tertanggung
(Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Lhokseumawe)
Sari Wahyuni
Program Studi Magister Kenotariatan
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Peranan Asuransi saat ini sudah merupakan kebutuhan di dalam kehidupan yang
semakin berkembang. Kebutuhan akan perlindungan resiko sudah merupakan kebutuhan
dalam segala bidang kehidupan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan
perlindungan, lembaga asuransi juga semakin meningkat. terutama asuransi jiwa dan
asuransi kesehatan. Mengenai asuransi tidak ada diatur secara tegas didalam Al-Qur'an
dan Al-Hadist, sehingga menimbulkan berbagai penafsiran dikalangan ulama dan
masyarakat. Ada pendapat yang mengharamkan asuransi, karena dikhawatirkan
mengandung unsur gharar (ketidakpastian), masyir (judi), dan riba (bunga), ada yang
menghalalkan dan ada yang membolehkan.
Peraturan asuransi jiwa baik asuransi jiwa umum maupun asuransi sosial seperti
PT. Jamsostek dan PT. Jasa Raharja, ditentukan bila sitertanggung meninggal maka dana
asuransi sitertanggung diberikan kepada ahli waris sitertanggung yaitu istri atau anak
sesuai dengan penunjukan di dalam polis, sehingga bila terjadi sesuatu pada diri
sitertanggung maka orang yang ditunjuk yang berhak atas dana tersebut. Hal ini berbeda
bila dilihat di dalam Peraturan Hukum Waris Islam yaitu bahwa semua harta yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal, merupakan harta warisan yang harus dibagikan
kepada seluruh ahli waris setelah dikeluarkan biaya-biaya pengurusan jenazah, pelunasan
hutang bila ia mempunyai hutang, zakat serta wasiat. Mengenai pembahagiannya sudah
diatur dan ditentukan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist. Dengan adanya perbedaan diatas
maka dapat menimbulkan perselisihan di kalangan ahli waris yaitu apa faktor penyebab
terjadinya sengketa, dan mengapa ahli waris menggugat dana klain asuransi serta
bagaimana pertimbangan Pengadilan dalam membagi dana klaim tersebut.
Guna menjawab permasalahan tersebut di atas maka penulisan legis ini
mempergunakan sifat penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Library research dan studi
dokumen. Analisis data dengan analisis kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan
dengan metode deduktif dan induktif.
Terhadap dana klaim yang disengketakan dan diputus oleh tiga Lembaga
Peradilan terdapat tiga keputusan yang berbeda pada tiap lembaga peradilan. Pengadilan
Agama dan Pengadilan Tinggi Agama memandang menurut Hukum Waris Islam,
memutuskan bahwa dana klaim asuransi digolongkan sebagai tirkah dan harta bersama.
Sedangkan dalam putusannya Mahkamah Agung tidak mengolongkan sebagai tirkah atau
harta bersama, melainkan klaim asuransi mutlak milik istri, berdasarkan penunjukan
almarhum sebelum meninggal dunia.
1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya permasalahan diatas diharapkan kepada masyarakat, untuk dapat
memilih dan mempertimbangkan sebelum mengikuti suatu asuransi, dampak dan
manfaatnya baik bagi diri sendiri maupun keluarga yang ditinggalkan. Asuransi: Takaful
menurut penulis dapat dijadikan alternatif dikalangan umat Islam karena: lebih
mencerminkan prinsip-prinsip sya'riah Islam, disamping itu dari awal sudah ditentukan
dana klaim akan diberikan kepada seluruh ahli waris. Bila terjadi sengketa diharapkan
kepada kedua belah pihak dapat mengguuakan cara musyawarah dan damai, agar
hubungan kekeluargaan tidak terputus, dan sedapat mungkin menghindari perpecahan
dan permusuhan, dan janganlah berbuat dosa, bahkan sebaliknya harus tolong menolong.
(ta'awwanu ala albirri wa taqwa wala ta'awwanu ala alismi wal udwan). (Q. S. Al-Maidah
:2)
Kata Kunci: Penyelesaian sengketa
Asuransi
Hukum Waris Islam
2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara