PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH MILIK AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN Proses Penyelesaian Sengketa Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh Orang Lain Secara Melawan Hukum (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH
MILIK AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN
SECARA MELAWAN HUKUM
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PUBLIKASI ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:
FAJAR ALFIAN WALESA
C 100100076

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH MILIK

AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA
MELAWAN HUKUM
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :
FAJAR ALFIAN WALESA
C100100076

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Nuswardhani, S.H.,S.U.

Darsono, S.H., M.H.


i

HALAMAN PENGESAHAN

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH MILIK
AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA
MELAWAN HUKUM
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
Yang ditulis oleh :
FAJAR ALFIAN WALESA
C100100076
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal 8 Agustus 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji
Ketua


: Nuswardhani, S.H., S.U

(

)

Sekretaris

: Darsono, S.H., M.H.

(

)

Anggota

: Shalman Al-Farizy, S.E., S.H., M.Kn.

(


)

Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Natangsa Surbakti, S.H., M.Hum)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi ini tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.


Surakarta, 4 Agustus 2016
yang menyatakan

FAJAR ALFIAN WALESA
C100 100 076

iii

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH
MILIK AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN
SECARA MELAWAN HUKUM
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
FAJAR ALFIAN WALESA
C100100076
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
fajaralfianwalesa@yahoo.com
ABSTRAK
Pewarisan merupakan salah satu cara yang secara limitatief ditentukan untuk

memperoleh hak milik, dan karena benda (hak) milik merupakan salah satu unsure
pokok daripada benda. bahwa seorang ahli waris secara otomatis akan
memperoleh harta peninggalan pewaris, jika si pewaris tersebut benar memiliki
harta bendanya sendiri yang dibuktikan dengan dokumen yang sah menurut
hukum. Karena pada dasarnya apabila seseorang menganggap memiliki hak atas
suatu rumah, maka ia harus bisa membuktikan hak kepemilikan yang sah atas
rumah tersebut. Namun apabila seseorang yang menganggap memiliki hak atas
rumah, akan tetapi ternyata tidak membuktikan kepemilikan hak yang sah, maka
ia tidak berhak untuk memiliki/menguasai sepenuhnya atas rumah tersebut.
Kata Kunci : sengketa waris, pengosongan rumah, perbuatan melawan hukum.
ABSTRACT
Inheritance is a specified way limitedly in acquiringrights of property, and
because the object is one main elementof the very self of the object. The heir will
automatically obtain heir inheritance, if the heir does have the possession as it
proved by valid documents. Hence, basically, if one considers he has the right to a
home, then he must be able to prove legitimate title over the house. However, if
someone who considers he has the right to a home, but he is not able to prove the
legitimate title, then he is not entitled to have complete control over that home.
This research uses descriptive normative method, with primary and secondary
data. Data collection techniques using literature studies, field studies and

interviews. They are collected through the study of literature, field, and interviews
by using qualitative data analysis.

Keywords: inheritance dispute, vacate, unlawful.

1

PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat mempunyai
kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat
kepentingan terdiri dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer
yakni kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia. Rumah atau papan
merupakan salah satu contoh kebutuhan manusia yang pokok atau yang harus
dipenuhi karena fungsi rumah yang utama untuk bertahan diri. Rumah merupakan
tempat untuk membangun dan membina keluarga, salah satu dari tiga kebutuhan
dasar manusia yang paling penting. Dibanding dua kebutuhan pokok lainnya,
yakni pangan dan sandang, kebutuhan terhadap rumah tinggal rupanya masih
relatif sulit terpenuhi. 1
Namun tidak semua orang memiliki nasib yang baik, dapat memenuhi
kebutuhannya dengan mudah. Banyak yang terjadi dalam kehidupan berumah

tangga seseorang hanya bisa mendapatkan rumah/tempat tinggal hasil warisan dari
orang tuanya, bahkan ada juga yang sampai pensiun belum memiliki rumah
sendiri. Karena sebagian dari mereka hanya mampu untuk mengontrak rumah atau
kost. Oleh karenanya sesorang berusaha lebih keras lagi agar dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya yaitu memiliki rumah, walaupun tidak semua cara yang
digunakan selalu benar.2
Ketentuan Pasal 584 KUHPerdata mengandung makna bahwa pewarisan
merupakan salah satu cara yang secara limitatief ditentukan untuk memperoleh
hak milik, dan karena benda (hak) milik merupakan salah satu unsure pokok
1

2

Hana Setia Manarwati, 2008, Skripsi: Eksekusi Pengosongan Rumah Di Wilayah Hukum
Pengadilan Negeri Surakarta, FH UMS, Hal 1.
Wirahadi Prasetyono, 2013, Cara Mudah Mengurus Surat Tanah Dan Rumah, Jogjakarta:
Flashbook, Hal 159.

2


daripada benda, merupakan benda yang paling pokok diantara benda-benda lain,
maka hukum waris diatur dalam Buku II bersama-sama dengan peraturan tentang
benda yang lain.3
Menurut pendapat Wirjono Prodjodikoro, pengertian warisan adalah soal
apakah dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang
kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang
lain yang masih hidup.4 Ahli waris terdiri atas ahli waris asli, ahli waris karib, dan
ahli waris sah. Waris asli adalah ahli waris yang sesungguhnya, yaitu anak dan
istri/suami dari pewaris. Waris karib adalah ahli waris yang dekat dengan kerabatkerabatnya dengan pewaris. Sedangkan ahli waris sah adalah ahli waris yang
diakui dan/diatur menurut hukum undang-undang, hukum agama, atau hukum
adat, meliputi juga ahli waris asli, ahli waris karib, ahli waris wasiat, ahli waris
pengganti dan ahli waris negara.5
Ahli waris berhak atas peninggalan atau harta warisan pewaris. Menurut
ketentuan Pasal 833 ayat (1) KUHPerdata, semua ahli waris dengan sendirinya
karena hukum memperoleh hak milik atas segala harta kekayaan peninggalan
pewaris, dan menurut ketentuan Pasal 874 KUHPerdata juga menentukan bahwa
segala harta kekayaan peninggalan pewaris adalah milik semua ahli waris sesudah
dikurangi wasiat berdasar pada ketetapan yang sah.6
Pada dasarnya pengertian pengosongan rumah adalah suatu usaha/upaya
paksa yang dilakukan oleh pemilik rumah yang sah untuk mengosongkan rumah


3

J. Satrio, 1992, Hukum Waris, Bandung: Alumni, Hal 2.
Hilman Hadikusuma, 1991, Hukum Waris Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Hal 5.
5
Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, Hal
211.
6
Ibid., Hal 212.

4

3

yang sedang ditempati oleh orang lain secara melawan hukum dan tanpa memiliki
alas hukum yang sah, dimana dalam proses pengosongan rumah tersebut bisa juga
dengan bantuan alat kelengkapan negara.
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: pertama,
bagaimanakah hakim dalam menentukan pembuktian terkait dengan penyelesaian

sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain?;
kedua, bagaimanakah pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan atas

penyelesaian sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh
orang lain?; ketiga : bagaimanakah akibat hukum setelah adanya putusan hakim
atas penyelesaian sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati
oleh orang lain?
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana

hakim

dalam

menentukan

pembuktian,

untuk

mengetahui

pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan, untuk mengetahui akibat
hukum setelah adanya putusan hakim atas penyelesaian sengketa pengosongan
rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
masukan serta sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terkait dalam masalah
yang diteliti dan berguna dalam menyelesaikannya, memberikan informasi dan
pengetahuan hukum.
Secara metodologis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
menggunakan metode normatif. Penelitian hukum normatif mengkonsepsikan apa
yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan sebagai kaidah atau norma

4

yang merupakan patokan berperilaku manusia.7 Tujuannya adalah untuk meneliti
kaidah-kaidah hukum yang harus dipenuhi dalam pengajuan alat bukti dan
kesesuainnya dengan asas-asas hukum dalam proses penyelesaian sengketa
pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain.8
Jenis kajian dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah: data sekunder yang berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Sedangkan data primer
merupakan data-data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu
dengan melakukan penelitian langsung dilapangan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data secara
Kualitatif. Dengan menganalisis data sekunder yang dihubungkan data primer,
kemudian dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara sistematis serta
menguraikannya dengan kalimat yang teratur sehingga dapat ditarik sebuah
kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hakim Dalam Menentukan Pembuktian Terkait Dengan Penyelesaian
Sengketa Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh
Orang Lain
Beban pembuktian adalah kewajiban salah satu pihak untuk membuktikan
fakta-fakta yang dikemukakan dalam persidangan. Dimana yang harus dibuktikan
disini adalah fakta-fakta yang dikemukakan untuk menyakinkan hakim bahwa

7

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudj, 2014, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, Hal 15.
8
Bambang Sunggono, 2012, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Hal 35.

5

fakta-fakta tersebut adalah benar adanya. Mengenai beban pembuktian adalah
masalah yang dapat menentukan jalannya pemeriksaan perkara dan menentukan
hasil perkara yang pembuktiannya itu harus dilakukan oleh para pihak dengan
jalan mengajukan alat-alat bukti. Menurut Pasal 164 HIR alat-alat bukti terdiri
dari: bukti tulisan, bukti dengan saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah.
Majelis hakim telah memeriksa dan meneliti gugatan para penggugat dan
jawaban/bantahan dari para tergugat serta setelah dihubungkan dengan bukti-bukti
tertulis yang diajukan baik oleh para penggugat maupun para tergugat di
persidangan, maka berdasarkan pada pemeriksaan persidangan tersebut dapat
diambil kesimpulan tentang hasil pembuktian dan telah diperoleh fakta-fakta
hukum sebagai berikut:
Pertama, benar berdasarkan bukti surat P2 dan P3 telah membuktikan

bahwa penggugat I yang lahir dengan nama Goei, Djioe Nio dan suaminya, Alm.
Ismail Karyadi Handoyo, yang lahir dengan nama: Ie, Kiong Hoo adalah suami
istri sah yang menikah di Surakarta pada tanggal 18 September 1967, sesuai
kutipan akta perkawinan No.C.71-RK/168/1967/HER/1989 tertanggal 11 Juli
1989, suami penggugat I, Ismail Karyadi Handoyo telah meninggal dunia di
Karanganyar

pada tanggal 17 Februari 2010, sesuai dengan akta kematian

Nomor: 05/2010 tertanggal 25 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karanganyar;
Kedua, benar berdasarkan bukti surat P4, P5, P6, P7, P8, P9, dan P10,

bahwa selama perkawinan, penggugat I dan alm. Ismail Karyadi Handoyo
memiliki 6 orang anak; Hengky Saputro Handoyo (penggugat II); Paulus Sony
Dwi Putro (penggugat III); Nathalia Ayu Putri Handoyo (penggugat IV); Lukas
6

Sugito Handoyo (penggugat V); Michael Kristanto Handoyo (penggugat VI);
Immanuel Nico Handoyo (penggugat VII);
Ketiga, benar berdasarkan bukti surat P-1 dan keterangan saksi yang

bernama Bayu Widhiawan serta saksi Effendy Saleh, telah membuktikan bahwa
tanah sengketa HM.No.964 luas +790 m Kelurahan Nusukan, Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta adalah benar milik suami penggugat dan alm Ismail
Karyadi Handoyo, dan tanah sengketa tersebut merupakan harta peninggalan alm
Ismail Karyadi Handoyo yang belum dibagi kepada ahli warisnya yakni para
penggugat. Tanah tersebut telah berdiri 6 (enam) rumah, 1 (satu) permanen, 5
(lima) rumah lainnya dari bambu (bahasa jawa gedek) yang ditempati oleh para
tergugat tanpa alas hak yang jelas. Sehingga penempatan tergugat I-VII diatas
tanah sengketa adalah tidak sah dan melawan hukum.
Keempat, berdasarkan atas bukti surat TI.2 s/d TI. 7 dan TI. 9 s/d TI. 14

dan keterangan saksi Wagimin dan saksi Efrapoditus Salim, bahwa para tergugat
tidak dapat membuktikan atas sanggahannya/jawabannya terkait rumah yang
ditempati oleh para tergugat tanpa alas hak. Karena bukti surat yang diajukan oleh
para tergugat tersebut bukanlah merupakan bukti kepemilikan akan tetapi adalah
bukti pembayaran PBB atas tanah yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini.

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Atas Penyelesaian
Sengketa Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh
Orang Lain
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di
Pengadilan Negeri Surakarta, dengan melakukan wawancara terhadap salah satu
Hakim yang bernama Bahtra Yenni Warita. Beliau mengatakan bahwa apabila

7

dalam pemeriksaan perkara telah selesai, maka sebelum menjatuhkan putusan
terhadap suatu perkara Majelis Hakim berkewajiban untuk merumuskan
pertimbangan-pertimbangan hukumnya yang dimana nantinya pertimbangan
hukum itu akan dijadikan sebagai dasar utama dalam pengambilan atau
penjatuhan putusan dari perkara tersebut.
Pertimbangan hukum hakim adalah dasar hukum dari suatu putusan yang
akan dijatuhkan/diputuskan oleh hakim. Sebelum menjatuhkan putusan terhadap
suatu perkara majelis hakim berkewajiban untuk merumuskan pertimbanganpertimbangan hukumnya yang dimana nantinya pertimbangan hukum itu akan
dijadikan sebagai dasar utama dalam pengambilan atau penjatuhan putusan dari
perkara tersebut.
Berdasarkan pertimbangan hukumnya maka majelis hakim berpendapat
dan berkesimpulan bahwa tanah HM No. 964 luas +790 m2, terletak di Kelurahan
Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, berdasarkan bukti surat P.1 s/d
P.10, tanah aquo adalah harta bersama Alm. Ismail Karyadi Handoyo dan
penggugat i yang sekarang menjadi hak para ahli warisnya, yaitu para penggugat.
Tanah yang menjadi objek sengketa berdasarkan bukti surat P.I yang diajukan
oleh penggugat adalah sertifikat hak milik terhadap tanah yang menjadi sengketa
dalam perkara ini yang diterbitkan berdasarkan akta jual beli dan akta-akta ini
adalah merupakan akta otentik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1868
KUHPerdata. Berdasarkan bukti surat yang diajukan oleh tergugat yakni TI.1 s/d
TI. 14 dan dua saksi yakni Wagimin dan Efrapoditus Salim, tidak berhasil untuk
membuktikan dalil-dalil bantahannya. Dengan demikian penempatan para
tergugat diatas tanah sengketa adalah tidak sah dan melawan hukum.
8

Dari segenap pertimbangan terdahulu bahwa majelis hakim telah
memperoleh

fakta-fakta

hukum

yang

lengkap

yang

sekiranya

relevan

hubungannya dengan perkara ini sehingga tidak ada urgensinya lagi untuk
mempertimbangkan

gugatan

dan

alat

bukti

lain

selain

yang

sudah

dipertimbangkan di atas, maka dengan ini majelis hakim menjatuhkan putusan
sebagai berikut:
Pertama, mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian; Kedua,

penggugat I adalah ahli waris istri dari Alm. Ismail Karyadi Handoyo dan
penggugat II sampai VII adalah ahli waris anak dari Alm. Ismail Karyadi
Handoyo dalam perkawinannya dengan penggugat I; Ketiga, Tanah HM No.964
luas +790 m2, terletak di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota
Surakarta, atas nama Ismail Karyadi Handoyo suami Ny. Maria Yosefa Handoyo
dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara: Jl. Benggolo Selatan
(Jl.Kampung); sebelah selatan: Jalan Raya-Singosari Praon; sebelah timur:
pekarangan milik Trisno & Pur becak; sebelah barat: Rumah Suprapto; adalah
harta bersama Alm. Ismail Karyadi Handoyo dan penggugat I yang sekarang
menjadi hak para ahli warisnya, yaitu para penggugat; Keempat, menyatakan
bahwa penempatan para tergugat diatas tanah sengketa adalah tidak sah dan
melawan hukum; Kelima, menghukum para tergugat atau siapapun yang
menempati tanah sengketa karena mendapat hak dari para tergugat untuk
mengosongkan tanah sengketa dengan membongkar bangunan rumah yang berdiri
diatas tanah HM No. 964 luas +790 m2, terletak di Kelurahan Nusukan,
Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, atas nama Ismail Karyadi Handoyo suami
Ny. Maria Yosefa Handoyo.
9

Dengan demikian gugatan yang diajukan oleh para penggugat patut untuk
dikabulkan sebagian,

sebagaimana yang dijelaskan oleh Darwan Prinst yang

menyatakan bahwa gugatan atau permohonan yang terbukti kebenarannya dimuka
persidangan

akan

gugatan/permohonan

dikabulkan
terbukti

seluruhnya

seluruhnya,

atau

maka

sebagian.

Apabila

gugatan/permohonannya

dikabulkan seluruhnya, akan tetapi apabila hanya terbukti sebagian, maka akan
dikabulkan sebagian pula sepanjang dapat dibuktian.9

Akibat Hukum Setelah Adanya Putusan Hakim Atas Penyelesaian Sengketa
Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh Orang Lain
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di
Pengadilan Negeri Surakarta, dengan melakukan wawancara terhadap salah satu
hakim. Beliau menjelaskan dengan adanya putusan yang telah berkekuatan hukum
tetap tersebut, pada dasarnya akan menimbulkan suatu akibat hukum pula.
Mengenai akibat hukum setelah adanya putusan sengketa pengosongan rumah
milik ahli waris yang ditempati orang lain antara lain yaitu: Pertama, para
tergugat dihukum untuk segera mengosongkan tanah sengketa

dengan

membongkar bangunan rumah yang dikuasai/ditempatinya tersebut. Kedua, tanah
dan rumah obyek sengketa yang semula ditempati dan dikuasai oleh para tergugat
maka akan dikembalikan kepada pihak penggugat untuk dapat dikuasai oleh para

9

Darwan Prinst, 2002, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata , Bandung: Citra
Aditya Bakti, Hal 204.

10

ahli waris yang berhak menempatinya berdasarkan pada bukti kepemilikan hak
atas tanah dan bangunan tersebut.10
Apabila gugatan sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang
ditempati oleh orang lain yang diajukan oleh penggugat sudah diputus dan
dikabulkan oleh majelis hakim pemeriksa perkara serta putusannya telah
berkekuatan hukum tetap. Dalam putusannya jelas tertulis menghukum para
tergugat atau siapapun yang menempati tanah sengketa karena mendapat hak dari
para tergugat untuk mengosongkan tanah sengketa dengan membongkar bangunan
rumah yang berdiri diatas tanah sengketa tersebut. Dengan demikian, maka kedua
belah pihak para tergugat harus segera melaksanakan isi putusan tersebut secara
sukarela. Tetapi apabila para tergugat tidak mau melaksanakan isi putusan secara
sukarela, maka dalam hal ini pihak penggugat akan mengajukan permohonan
eksekusi kepada Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Setelah dibacakannya Putusan Nomor: 198/Pdt.G/2011/PN.Ska tentang
sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain dan
telah berkekuatan hukum tetap, maka akan timbul akibat-akibat hukum atas obyek
sengketa tersebut. Berdasarkan pada hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
akibat hukumnya yaitu:11
Pertama, para Tergugat di hukum untuk mengosongkan tanah sengketa

dengan membongkar bangunan rumah yang berdiri diatas tanah HM No. 964 luas
+790 m2, terletak di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta,
atas nama Ismail Karyadi Handoyo suami Ny. Maria Yosefa Handoyo dengan
10

Bahtra Yenni Warita, Hakim Pengadilan Negeri Surakarta, Wawancara Pribadi, Surakarta,
Selasa, 02 Februari 2016 Pukul 11.00 WIB.
11
Bahtra Yenni Warita, Hakim Pengadilan Negeri Surakarta, Wawancara Pribadi, Surakarta,
Selasa, 02 Februari 2016 Pukul 11.00 WIB.

11

batas-batas sebagai berikut: sebelah utara : Jl. Benggolo Selatan (Jl.Kampung);
Sebelah Selatan : Jalan Raya-Singosari Praon; sebelah timur : pekarangan milik
Trisno & Pur becak; sebelah barat : Rumah Suprapto;
Kedua, dengan adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

tersebut maka tanah obyek sengketa SHM No. 964 luas +790 m2, terletak di
Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, atas nama Ismail
Karyadi Handoyo suami Ny. Maria Yosefa Handoyo yang semula ditempati dan
dikuasai oleh para tergugat maka kembali dikuasai dan menjadi hak para ahli
waris untuk menempatinya, yaitu para penggugat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses
penyelesaian sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh
orang lain dengan Nomor perkara: 198/Pdt.G/2011/PN.Ska yang telah di uraikan
diatas. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan atas penyelesaian
sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain
berdasarkan hasil pembuktian tersebut, maka majelis hakim akan memberikan
keputusannya sebagai berikut: (1) Mengabulkan gugatan penggugat untuk
sebagian. (2) Penggugat I sampai VII adalah ahli waris dari Alm. Ismail Karyadi
Handoyo. (3) Tanah HM No.964 luas +790 m2, terletak di Kelurahan Nusukan,
Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, atas nama Ismail Karyadi Handoyo suami
Ny. Maria Yosefa Handoyo adalah harta bersama Alm. Ismail Karyadi Handoyo
(4) Penempatan para tergugat diatas tanah sengketa adalah tidak sah dan melawan
12

hukum. (5) Menghukum para tergugat atau siapapun yang menempati tanah
sengketa.
Akibat hukum setelah adanya putusan hakim atas penyelesaian sengketa
pengosongan rumah milik ahli waris yang di tempati oleh orang lain setelah
adanya putusan hakim Nomor: 198/Pdt.G/2011/PN.Ska atas penyelesaian
sengketa pengosongan rumah milik ahli waris yang ditempati oleh orang lain,
yaitu:
Pertama, tanah obyek sengketa merupakan harta bersama Alm. Ismail

Karyadi Handoyo dan Penggugat I yang sekarang menjadi hak para ahli warisnya,
yaitu Para Penggugat. Dengan demikian penempatan Para Tergugat diatas tanah
sengketa adalah tidak sah dan melawan hukum.
Kedua sebagai akibat hukum atas penempatan rumah tanpa alas hak yaitu

Para Tergugat Para Tergugat untuk mengosongkan tanah sengketa dengan
membongkar bangunan rumah yang berdiri diatas tanah HM No. 964 luas +790
m2, terletak di Kelurahan Nusukan, Kec Banjarsari, Kota Surakarta.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat menyampaikan
beberapa saran yaitu antara lain:
Pertama, untuk Penggugat dalam mengajukan gugatan pengosongan

rumah harus berdasarkan bukti-bukti yang sah dan dapat dipertanggung
jawabkan. Karena dalam hal ini Penggugat yang mendalilkan/menyatakan
sebagai pemilik sah atas tanah/rumah yang menjadi obyek sengketa maka
dalam pemeriksaan pembuktian di persidangan harus bisa membuktikan dalil-

13

dalil gugatannya. Dengan demikian apabila penggugat dapat membuktikan
dalil-dalilnya, maka gugatan Penggugat akan dikabulkan.
Kedua , untuk Tergugat apabila membantah dalil gugatan Penggugat dan

menyatakan bahwa tanah/rumah obyek sengketa sah miliknya maka harus
didasarkan pada bukti-bukti yang kuat, sehingga dalam pemeriksaan
pembuktian

dipersidangan

dapat

membuktikan

dalil-dalil

bantahan/sangkalannya.
Ketiga ,untuk Hakim Pengadilan Negeri Surakarta yang memeriksa dan

mengadili perkara gugatan pengosongan rumah milik ahli waris yang
ditempati oleh orang lain, diharapkan harus cermat dan teliti dalam memeriksa
perkara tersebut. Dengan demikian dalam proses pembuktian dipersidangan
Majelis Hakim dapat melihat apakah Penggugat bisa membuktikan dalil
gugatannya atau tidak.
Keempat, untuk masyarakat secara umum diharapkan untuk selalu cermat

dan berhati-hati sebelum membeli atau menyewa sebuah rumah milik orang
lain. Pastikan terlebih dahulu status kepemilikan rumah tersebut, apakah benar
sah miliknya sendiri atau masih dalam sengketa. Hal tersebut bertujuan agar
tidak terjadi masalah dikemudian harinya.

DAFTAR PUSTAKA
Hadikusuma, Hilman, 1991, Hukum Waris Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Muhammad, Abdulkadir, 2010, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya
Bakti.

14

Prasetyono, Wirahadi, 2013, Cara Mudah Mengurus Surat Tanah Dan Rumah,
Jogjakarta: Flashbook.
Setia Manarwati, Hana, 2008, Skripsi: Eksekusi Pengosongan Rumah Di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Surakarta, FH UMS.
Satrio, J, 1992, Hukum Waris, Bandung: Alumni.
Sunggono, Bambang, 2012, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2014, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

15

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Hak Mewaris Bagi Ahli Waris Golongan KeDua (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor Perkara : 127/PDt.G/2008/PN.Mdn)

0 63 127

Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Di Kalangan Ahli Waris Tertanggung (Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Lhoksumawe)

2 44 127

Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Dikalangan Ahli Waris Tertanggung

0 31 2

Analisa Yuridis Penetapan Ahli Waris Berdasarkan Hukum Waris BW (Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

5 33 10

ANALISA YURIDIS PENETAPAN AHLI WARIS BERDASARKAN HUKUM WARIS BW (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

2 49 18

ANALISIS YURIDIS MENGENAI PENJUALAN HARTA WARIS BERUPA TANAH TANPA PERSETUJUAN AHLI WARIS YANG LAINNYA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Blitar No. 27/Pdt.G./2013/PN.Blt.)

2 12 16

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) TERHADAP SENGKETA KONSUMEN IKLAN OTOMOTIF YANG MENYESATKAN (Studi Kasus Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen No. 099/Pts.A/BPSK-DKI/II/2012)

7 70 112

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PERKARA PENGOSONGAN TANAH MELALUI MEDIASI

3 94 199

BAB II PROSES UNTUK MENDAPATKAN PENETAPAN AHLI WARIS A. Tinjauan Umum Tentang Pewarisan 1. Pengertian Pewarisan a. Pengertian Hukum Waris Perdata - Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

0 1 46