Dinamika Kandungan Bahan Organik (BOD) di Kalimalang Bekasi

DINAMIKA KANDUNGAN BAHAN ORGANIK (BOD)
DI KALIMALANG BEKASI

PIONIUS DIPTA DIRGAYUSA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Dinamika Kandungan
Bahan Organik (BOD) di Kalimalang Bekasi” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing Dr. Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc. dan Ir. Agustinus M
Samosir, M.Phil belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Pionius Dipta Dirgayusa
NIM C24080085

ABSTRAK

Kalimalang merupakan bagian hilir dari Saluran Tarum Barat yang
melintasi wilayah Kabupaten Karawang, Bekasi, dan DKI Jakarta (Jakarta Timur).
Perairan Kalimalang telah mengalami pencemaran akibat berbagai kegiatan,
terutama pencemaran organik di bagian hulunya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dinamika bahan organik (BOD) tiap musimnya serta parameter
pendukung seperti suhu, DO, TSS, pH, coliform, dan juga debit air. Selain itu,
Indeks STORET juga digunakan untuk menentukan status mutu kualitas air.
Bahan organik tertinggi terdapat pada musim kemarau dengan nilai BOD sebesar
15.6 mg/l dan terendah pada musim hujan dengan nilai BOD 4.89 mg/l. Tingginya
nilai BOD menandakan bahwa perairan Kalimalang sudah tercemar. Hal ini juga
didukung oleh nilai indeks STORET yang bernilai lebih dari -21 yang berarti

bahwa perairan ini sudah tercemar berat sehingga tidak cocok untuk status
golongan B.
Kata kunci : Dinamika bahan organik (BOD), Kalimalang, Indeks STORET

ABSTRACT
Kalimalang is downstream such as from the West Tarum Canal, crosses
Karawang, Bekasi, and DKI Jakarta (East Jakarta) regional. Kalimalang has
suffered from pollution, especially the organic pollution upstream. This study
aims to determine the dynamic of organic matter (BOD) each season, and its
related the supporting parameters such as temperature, DO, TSS, pH, coliform,
and debit water. In addition, STORET index is also used to determine the status of
water quality. Organic matter highest in the dry season with a BOD value of 15.6
mg / l and lowest in rainy season with a BOD value of 4.89 mg / l. The high BOD
value indicates that the waters are polluted It is also supported by STORET index
value that is worth more than -21, which means that these waters are heavily
polluted so it is not suitable for class status B.
Key word : Dynamics of organic matter (BOD), Kalimalang, STORET Index

DINAMIKA KANDUNGAN BAHAN ORGANIK (BOD)
DI KALIMALANG BEKASI


PIONIUS DIPTA DIRGAYUSA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

: Dinamika Kandungan Bahan Organik (BOD) di Kalimalang
Bekasi
: Pionius Dipta Dirgayusa
Nama
: C24080085

NIM
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan
Judul Skripsi

Disetujui oleh

ari adi M.Sc
embimbing I

Tanggal Lulus: セ Q@

5 0 82 0 1 3

If. Agustinus M Samosir, M.Phil
Pembimbing II

Judul Skripsi

: Dinamika Kandungan Bahan Organik (BOD) di Kalimalang
Bekasi

Nama
: Pionius Dipta Dirgayusa
NIM
: C24080085
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan

Disetujui oleh

Dr. Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc
Pembimbing I

Ir. Agustinus M Samosir, M.Phil
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Dinamika Kandungan Bahan Organik (BOD) Di Kalimalang Bekasi” ini dapat
diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini, terutama
kepada:
1. Dr. Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc selaku dosen pembimbing pertama.
2. Ir. Agustinus M Samosir, M.Phil selaku dosen pembimbing kedua.
3. Ir. Isdrajat Setyobudiandi, MSc selaku dosen penguji
4. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.
5. Orangtua serta kakak dan adik di rumah yang selalu menyemangati
Penulis baik moril maupun materil.
6. Teman teman kosan sejak TPB (Arik, Agung. Ato, Enjoy, Andre)
7. Teman bermain dan belajar di kampus (Pardi, Ibad, Obed, Uul, Ojan,
Tile, Gentha, Aang, Eka, Dina, Icha, Bale, Mima, Keloy,Eel Yona,

Ami).
8. Teman sepermainan (Rani, Lodi, Nimas, dan Fitri) terimakasih atas
kebersamaannya sejak semester 3 hingga kini.
9. Serta teman teman MSP 45, 46 ,47, 48 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.

Bogor,

Agustus 2013

Pionius Dipta Dirgayusa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...............................................................................................VIII
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................VIII
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................VIII
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Perumusan Masalah ......................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2

METODE ................................................................................................................ 2
Waktu dan Lokasi ............................................................................................ 2
Alat dan Bahan ................................................................................................. 3
Metode Pengambilan Contoh ........................................................................... 3
Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 4
Data Primer ............................................................................................. 4
Data Sekunder ........................................................................................ 4
Analisis Data .................................................................................................... 4
Analisis Deskriptif .................................................................................. 5
Analisis Indeks STORET ....................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 5
Evaluasi kualitas perairan Kalimalang dengan indeks STORET ........... 9
Strategi Pengelolaan Kalimalang.......................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 11
Kesimpulan .................................................................................................... 11
Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 18


DAFTAR TABEL
Tabel 1 Titik Koordinat Stasiun Pengambilan Contoh ............................................ 3
Tabel 2 Parameter Fisika, Kimia, serta analisis yang digunakan. ........................... 4
Tabel 3 Penentuan sistem nilai skor metode STORET ........................................... 5
Tabel 4 Penentuan Status Mutu Air Berdasarkan Indeks STORET ...................... 10

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka pemikiran................................................................................ 2
Gambar 2 Lokasi Pengambilan Contoh ................................................................... 3
Gambar 3 Rata-rata kualitas air dan debit air Kalimalang tahun 2007 - 2012 ........ 6
Gambar 4 Peta industri yang berkontribusi dalam pencemaran BOD..................... 9
Gambar 5 Indeks STRORET Kalimalang (2007-2012) ........................................ 10

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 .......... 14
Lampiran 2 Perhitungan Indesks STORET ........................................................... 14
Lampiran 3 Daftar industri yang memberikan kontribusi BOD di STB ............... 15
Lampiran 4 Data kualitas air dan debit air Kalimalang November 2012 .............. 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saluran Tarum Barat merupakan daerah aliran sungai yang berasal dari
Bendungan Jatiluhur Purwakarta yang digunakan untuk memasok air ke
Perusahaan Air Minum (PAM). Selain untuk mengairi areal pertanian, sungai
Kalimalang alirannya mengalir melewati beberapa wilayah dari Cikampek,
Cikarang, Cibitung, Tambun sampai dengan Bekasi dan digunakan pula oleh
masyarakat sekitarnya sebagai sarana kepentingan rumah tangga seperti mandi,
mencuci, dan kakus (MCK). Lingkungan perairan sering tercemar oleh beban
masukan berupa bahan organik dan anorganik. Bahan organik dalam jumlah
tertentu akan berguna bagi perairan, tetapi apabila jumlah yang masuk melebihi
daya dukung perairan maka akan menggangu perairan itu sendiri.
Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) 2011
Provinsi Jakarta, Saluran Tarum Barat telah mengalami pencemaran yang cukup
parah karena perairan ini menerima masukan dari berbagai macam limbah
sepanjang DAS Citarum. Sumber pencemar ini berasal dari buangan limbah
domestik, kegiatan industri, dan limpasan (run off) dari lahan pertanian.
Pencemaran tersebut mengakibatkan antara lain meningkatnya kandungan bahan
organik di perairan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan
penelitian terhadap dinamika kandungan bahan organik di bagian hilir dari
Saluran Tarum Barat yaitu di Kalimalang Bekasi yang juga berbatasan dengan

Jakarta Timur.
Perumusan Masalah
Kalimalang merupakan bagian hilir dari Saluran Tarum Barat yang
digunakan penduduk sekitar untuk kepentingan kehidupan sehari-hari seperti
MCK. Banyaknya kegiatan di sekitar badan sungai tersebut, mengakibatkan
penurunan kualitas air, sehingga kesehatan sungai menjadi terganggu. Semakin
pesatnya pembangunan pemukiman di sekitar sungai dan kesadaran masyarakat
setempat yang masih rendah juga berpengaruh terhadap penurunan kondisi
kualitas perairan.
Pemanfaatan lahan atau ruang yang sesuai untuk daerah aliran sungai
tepatnya di daerah bantaran sungai dan sempadan sungai berdasarkan PP
No.35/1991 adalah sebagai ruang terbuka hijau. Namun kenyataannya di
sepanjang bantaran Sub DAS Saluran Tarum Barat penggunaan lahannya
diantaranya dijadikan tempat permukiman penduduk, lahan untuk pertanian dan
juga perindustrian.
Kalimalang yang penggunaan lahan didominasi oleh permukiman penduduk
menyebabkan perairan ini memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.
Berdasarkan pemantauan kualitas air Saluran Tarum Barat di wilayah Kota Bekasi
dari tahun 2007 sampai tahun 2011 (BPLHD) terlihat bahwa limbah organik
(BOD) yang masuk ke sungai sudah melewati batas baku mutu Kelas I. Apabila
kondisi ini dibiarkan, dikhawatirkan kualitas air di sungai ini tidak lagi memenuhi
sebagai bahan baku air minum. Kandungan bahan organik itu sendiri bisa dilihat

2
dari besaran nilai BOD. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik
yang sebenarnya diperairan, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan bahan buangan tersebut. Beban
cemaran suatu sungai dapat diidentifikasi berdasarkan kadar BOD dalam air, di
mana semakin tinggi BOD maka air sungai semakin tercemar. Akumulasi bahan
organik dari sumber pencemar akan menimbulkan beban cemaran terhadap
kemampuan sungai untuk pulih kembali (Nugraha dan Cahyorini 2007). Dengan
mengetahui dinamika BOD di Kalimalang selama 2007 – 2012 yang dilihat dari
pola musiman serta parameter terkait seperti DO, suhu, TSS, pH, coliform dan
debit diharapkan mampu menjelaskan tingginya BOD di musim tertentu sehingga
dapat memberikan solusi pemulihan kembali sungai Kalimalang.
Limbah industri dan rumah tangga yang dibuang ke Kalimalang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan fisika kimia perairan. Dengan melakukan
penelitian ini diharapkan pengetahuan mengenai kandungan bahan organik di
Kalimalang dapat menjadi rujukan dalam pengelolaan perairan tersebut agar
kualitas mutu Saluran Tarum Barat yang berstatus golongan B dapat terjaga.

Hidrologi
Sungai

Limpasan air hujan dan
Masukan bahan organik
(Limbah domestik /
kota)

Industri

Kualitas Perairan

Dinamika BOD

Strategi pengendalian
pencemaran
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kandungan bahan
organik (BOD) dan status mutu air Kalimalang berdasarkan beberapa parameter
penting kualitas air serta mengusulkan alternatif strategi pengendalian
pencemaran di perairan Kalimalang.

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian dilaksanakan di bagian hilir dari Saluran Tarum Barat yaitu
Kalimalang Bekasi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan November 2012.
Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu setiap

3
pengambilan sampelnya, yaitu sampling pertama pada 1 November 2012,
sampling kedua pada tanggal 14 November 2012 dan yang ketiga pada 29
November 2012. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Stasiun pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Gambar 2.
Tabel 1 Titik Koordinat Stasiun Pengambilan Contoh
Stasiun
1
2
3

S

Koordinat titik sampling
E

6014’58.06”
0

6 14’52.57”
0

6 14’23.50”

Lokasi

106059’15.45”

hulu

0

tengah

0

Hilir

106 55’11.49”
106 52’51.83”

Gambar 2 Lokasi Pengambilan Contoh
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, botol contoh plastik
polyetilen 250ml dan 500ml, botol BOD 125ml, gelas ukur, syiringe, erlenmeyer,
inkubator, desikator, pipet, bulb, pH stick, GPS (Global Positioning System),
coolbox, kertas label, termometer. Bahan yang digunakan adalah contoh air
Kalimalang, aquades, pengawet sampel HNO3, dan tissue.
Metode Pengambilan Contoh
Penentuan lokasi pengambilan contoh fisika dan kimia air didasarkan pada
panjang sungai Kalimalang dimana titik sampling diambil di awal sungai, tengah
sungai, dan akhir sungai Kalimalang. Stasiun I berada di daerah pertemuan sungai
Cikeas dan Kali Bekasi, dan juga merupakan titik sampling dari BPLHD DKI
Jakarta. Stasiun II merupakan bagian tengah sungai yang padat penduduk,
biasanya digunakan masyarakat sekitar untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus
(MCK). Stasiun III merupakan bagian akhir sungai yang masyarakat gunakan
untuk kegiatan MCK

4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder. Pengambilan data primer yang dilakukan
pada penelitian ini adalah pengamatan langsung (pengukuran parameter fisika dan
kimia) dilapangan dan analisis di laboratorium. Data yang diambil pada penelitian
ini adalah berupa data fisika (suhu, debit air dan TSS), kimia (pH, DO dan, BOD),
dan biologi (coliform).
Data Primer
Pengukuran temperatur dilakukan dengan cara mencelupkan termometer
kedalam permukaan air lalu catat nilai suhu yang tertera. Oksigen terlarut diukur
di lapangan dengan metode titrasi Winkler, pH diukur dengan kertas pH indikator
MERCK (ketelitian 0,5 unit). Debit air dihitung dengan cara mengukur kedalaman
sungai, lebar sungai, dan arus perairan.
Contoh air untuk pengamatan kualitas air seperti TSS, BOD, dan coliform
dimasukan ke dalam botol sampel dan dibawa ke laboratorium untuk analisis
lebih lanjut. TSS dianalisis dengan metode gravimetrik, BOD menggunakan botol
gelap dan botol terang dengan metode iodometri. Analisis coliform menggunakan
metode MPN (APHA 1989).
Tabel 2 Parameter Fisika, Kimia, serta analisis yang digunakan.
Parameter
Fisika Air
Suhu
TSS
Debit Air
Kimia Air
pH
DO
BOD5
Biologi Air
Coliform

Satuan

Alat/Metode

Pengukuran

0

Termometer
Gravimetri

insitu
Laboratorium
insitu

mg/l
mg/l

Kertas Indikator
Winkler
Iodometri

insitu
insitu
Laboratorium

ind/100ml

MPN

Laboratorium

Celcius
mg/l
m3/detik

Data Sekunder
Data sekunder berupa data pemantauan kualitas air Kalimalang tahun 2007 2011 yang dilakukan oleh BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Dari data sekunder yang
ada, dipilih parameter yang sama dengan parameter yang diambil secara primer
yaitu parameter suhu, TSS, debit air, pH, DO, BOD5, dan coliform. Data yang
digunakan adalah data pemantauan tahun 2007 (Juli dan September), 2008
(Agustus), 2009 (April, Juli, dan Oktober), 2010 (Maret, Mei, Agustus, Oktober
dan November), dan 2011 (April, Juli, September, Oktober, dan Desember).
Analisis Data
Analisis data kualitas air Kalimalang dilakukan dua pendekatan yaitu
analisis kualitas air berdasarkan perbandingan dengan baku mutu air secara
deskriptif dan menggunakan metode analisis indeks STORET yang mengacu pada
Canter (1977) dalam Kepmen LH No.115 Tahun 2003.

5
Analisis Deskriptif
Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui dinamika musiman bahan
organik di Kalimalang dengan membandingkan nilai konsentrasi hasil
pengamatan dengan baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PPRI) No.82 Tahun 2001 Kelas I (untuk air baku minum). Data
sekunder juga digunakan untuk membuat dinamika kualitas perairan terutama
BOD yang dirata-ratakan selama 5 tahun dari tahun 2007 – 2012 ke dalam empat
musim menurut Wyrtki (1961), yaitu musim peralihan 1 (Maret – Mei), musim
kemarau (Juni – Agustus), musim peralihan 2 (September – November), dan
musim penghujan (Desember – Februari).
Analisis Indeks STORET
Indeks STORET merupakan salah satu metode untuk menentukan status
mutu air yang dihitung dengan mengikutsertakan data analisis semua parameter
kualitas air yang diperoleh dan dibandingkan dengan baku mutu air menurut PPRI
No.82 Tahun 2001 Kelas I (untuk air baku minum), kelas II (prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman), dan kelas III (pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman) seperti yang terlampir pada Lampiran 1.
Perhitungan indeks STORET dilakukan untuk mengetahui kualitas perairan
setiap titik lokasi pengamatan sehingga akan didapatkan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai kualitas perairan tersebut. Penilaian indeks STORET
mengacu pada Kepmen LH No.115 Tahun 2003 dengan penentuan nilai skor
seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Penentuan sistem nilai skor metode STORET
Jumlah Pengamatan