KANDUNGAN BAHAN ORGANIK laporan praktiku
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“Kandungan Bahan Organik”
OLEH :
NAMA
: BAHAR RUDIN
STAMBUK
: M1A1 14 011
KELOMPOK
: 1 (SATU)
ASISTEN
: 1. DAVIK
2. SARIFINA SALIHIN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
1. Latar Belakang
Tanah
merupakan
penyusun
sebagian
besar
bumi
disamping air. Sebagai pijakan dalam hidup kita di bumi ini. Kita
membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai
media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya tanaman
tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang harus ada adalah
bahan organik tanah.
Hampir seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalam
tanah tergantung pada bahan organik untuk energi dan bahan
makanannya. Banyak sekali keanekaragamanmikroorganisme
dan
hewan
tanah
baik
yang
bersifat
merugikan
maupun
menguntungkan. Kandungan yang terdapat didalam tanah tidak
selamanya terpenuhi dan dapat berkurang karena adanya faktor
alam seperti erosi yang mempengaruhi sehingga kandungan
dalam tanah tersebut sering hilang terbawa air.
Bahan organik penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fsik, kimia, maupun biologi tanah. Proses
penting
yang
berlangsung
dan
berhubungan
dengan
pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang
selalu mencapai tingkat keseimbangan. Tingkat penimbunan
bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan
pembentukan
tanah
yang
mencakup
dua
proses
yaitu
penambahan residu atau sisa-sisa hewan dan perombakan bahan
organik tersebut oleh jasad mikro perombak tanah.
Pada
proses
perombakan
bahan
sisa,
tumbuhan
dihancurkan menjadi bentuk melarut atau menguap yang daat
hilang dari tanah. Apabila jumlah penambahan dan kehilangan
bahan organik tanah setiap tahun kurang lebih sama, maka
kandungan bahan organik tanah berada dalam tingkat seimbang.
Hewan biasanya dianggap sebagai sumber bahan organik
kedua. Jika mereka menyerang jaringan tumbuhan, mereka
memberikan hasil samping dan meninggalkan bagian tubuh
mereka sebagai peredaran hidupnya. Bentuk kehidupan hewan
tertentu,
terutama
memegang
peranan
cacing
penting
tanah,
sentipoda
dalam
dan
pengubahan
semut
sisa-sisa
tumbuhan.
Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum mengenai
kandungan bahan organik perlu untuk dilakukan.
2. Tujuan
Praktikum ini ditujukan untuk mengetahui kandungan
bahan organik pada sampel tanah.
3. Dasar Teori
Kandungan
bahan
organik
tanah
bisanya
di
ukur
berdasarkan kandungan C-organik. Kandungan karbon (C) bahan
organik bervariasi antara 45%-60% (rerata 50%) dan konversi Corganik
menjadi
Kandungaan C
hidup
sehingga
bahan
organik
=
% C-organik
x 1,724.
termaksuk perakaran dan edafon yang masih
tidak
rancu
dengan
kandungan
humus.
Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh aras akumulasi
bahan asli dan aras dekomposisi dan humufkasi yang sangat
tegantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,timbulan,
praktik pertanian) (Sutanto, 2005).
Bahan organik sangat penting dalam menetukan banyak
jasad renik bermanfaat dalam tanah, yang dpat membantu
mengurai sisa-sisa makhluk hidup menjadi hara tanah. Bahan
organik juga berperan juga dalam menyerap unsur hara yang di
tambahkan kedalam tanah dengan kandungan bahan organik
yang rendah, ketika diberi pupuk, akan seperti ember penuh
lubang yang di beri air. Lebih banyak terbuang percuma
dibandingkan yang dapat dimanfaatkan
(Warsino, 2010).
Tanah yang di jadikan media tumbuh harus terbebas dari
soil-born (penyakit yang dibawa oleh tanah) serta mengandung
unsur-unsur mineral, bahan organik, dan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Tanah yang baik untuk media tanam yaitu
tanah yang berada di lapisan teratas, kira-kira 20 cm dari
permukaan tanah. Secara fsik, tanah tersebut harus subur,
gembur, pH sesuai kebutuhan tanaman, porositasnya baik, serta
kandugan bahan organiknya tinggi
(Supriati, 2010).
Bahan organik peka terhadap gangguan, maka setiap
perubahan
yang
terjadi
padasuatu
ekosistem
dapat
menyebabkan percepatan perubahan kandungan bahan organik
dalam
tanah
sehingga
dalam
jangka
panjang
dapat
mempengaruhi produktivitas lahan.Oleh karena itu, estimasi
pengaruh penebangan dan pasca penebangan hutan terhadap
dinamika C organik tanah penting dilakukan sebagai data dasar
untuk
memprediksi
keberlanjutan
ekosistem
lokal
dan
pertukaran C antara tanah dan atmosfr (Sabaruddin, 2009).
Sedimen yang berasal dari hancuran Bahan-bahan organik
dari hewan maupun tumbuhan yang sudah mati, disebut juga
sedimen organik atau sedimen organogen atau biolit. Secara
umum, pendeposisian material organik karbon dan keadaannya
(material yang bersumber dari cangkang dan karang) lebih
banyak terdapat di daerah dekat pantai dan pada lingkungan
laut lepas.Sedimen sebagai kumpulan partikel-partikel organik
dan anorganik yang terakumulasi secara luas dan bentuknya tak
beraturan. Sekitar 70,8% permukaan bumi ditutupi oleh laut,
bagian muka bumi yang sangat luas ini merupakan lingkungan
tumpahan material-material sedimen yang terjadi secara fsika,
kimiawi, maupun organic yang satu sama lain akan berinteraksi
membentuk berbagai macam variasi sedimen (Manengkey,
2010).
Peningkatan nilai pH disebabkan adanya kontribusi bahan
organik yang melepaskan ion OH karena terjadi prosesreduksi.
Dalam kondisi demikian, pH pada tanah masam dapat meningkat
hingga 6,5 bila tergenang beberapa minggu yang disertai
dengan pemberian bahan organik. Keberadaan ion Fe+3 dalam
tanah tereduksi akan berubah menjadi Fe+2 sehingga berpeluang
melepaskan OH-
(Cyio, 2008).
4. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
ini yaitu labu
erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 30 ml, pipet 10 ml, dan batang
pengaduk.
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan reagensia
berupa larutan K2Cr2O7 dan H2SO4.
5. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu :
Menimbang 0,5 gram kedua sampel tanah
yang telah dihaluskan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml
Pipet tepat 5 ml K2Cr2O7 1 N dan
menuangkan ke dalam labu erlenmeyer,
campur dengan menggoyangkan
menggoyangkan dengan hati-hati
Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat dan
mengaduk sampai rata
Mengantapkan campuran dalam labu
selama 30 menit
Menambahkan 200 ml aquadest ke dalam
labu erlenmeyer
Mengamati perubahan larutan tiap sampel
6. Data Pengamatan
Data pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6.1 Berat Sampel Tanah Utuh
Sampel
Berat
Ditambahkan Dengan
Tanah
LI.PI
Tanah
0,5 gram
K2Cr2O7 1
H2SO4
LII.PI
0,5 gram
N
(2,5
Warna
(5ml
+ Agak
ml)
+ kehijau-
aquadest (200 ml)
K2Cr2O7 1 N (5ml
hijauan
+ Agak
H2SO4
+ kekuning-
(2,5
ml)
aquadest (200 ml)
kuningan
Tabel 6.2 Data pengamatan Setelah Tanah Didiamkan Selama 2
x 24 Jam
Sampel
Tanah
LI.PI
LII.PI
Absorben
si
0,120
0,076
7. Pembahasan
Bahan
organik
tanah
adalah
hasil
dekomposisi
dari
organisme yang hidup yang tersusun dari campuran polisakarida,
lignin, dan protein dan bahan organik yang berasal dari batuan
dan mineral. Bentuk-bentuk dari bahan organik tanah adalah
berbentuk humus yang meliputi akar tanaman hidup komponenkomponen
humus,
sisa-sisa
tanaman
dan
hewan
mikroorgansme yang telah terdekomposisi sebagian.
serta
Berdasarkan data pengamatan, dapat diketahui bahwa
kandungan bahan organik pada lapisan LI.PI lebih tinggi daripada
LII.PI yang dapat dilihat pada warna yang nampak pada larutan,
yaitu warna larutan pada LI.PI agak kehijau-hijauan sedangkan
pada lapisan LII.PI berwarna agak kekuning-kuningan.
Bahan organik lebih banyak di daerah topsoil dibandingkan
di
daerah
kandungan
subsoil,
hal
bahan
ini
organik
dikarenakan
di
bagian
di
daerah
topsoil
topsoil
lebih
tinggi
dibandingkan di daerah subsoil. Hal ini disebabkan adanya
aktivitas mikroorganisme dalam kegiatan proses pelapukan dan
dekomposisi
bahan
organik
dimana
mikroorganisme
aktif
mendekomposisi pada derah topsoil. Apabila semakin ke dalam
bawah tanah, maka aktivitas mikroorganisme semakin berkurang
sehingga pada derah subsoil akan memiliki kandungan bahan
organik yang lebih redah dibandingkan di daerah topsoil.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui apabila
tanah kekurangan bahan organik tanah maka akan cenderung
berwarna terang seperti pada data pengamatan yaitu berwana
agak kekuning-kuningan dan kemampuan untuk menahan air
dan menyediakan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan
tanaman rendah, sehingga tanaman yang tumbuh diatasnya
tidak
berwarna
hijau
dan
batangnya
kecil.
mikroorganisme tanah sedikit atau bahkan tidak ada.
Aktivitas
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kandungan bahan organik
pada lapisan LI.PI lebih banyak daripada lapisan LII.PI yang dapat
dilihat
dari
warnanya.
Semakin
terang
warnanya
maka
kandungan bahan organiknya semakin berkurang.
9. Saran
Sebaiknya dalam satu kelompok terdiri dari 4 sampai 5
orang agar tiap praktikan dapat berperan lebih aktif dalam
pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Cyio, B. M. 2008. Efektivitas Bahan Organik dan Tinggi Genangan
Terhadap Perubahan Eh, pH, dan status Fe, P, Al Terlarut
Pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroland, 15 (4) : 257 - 263.
Manengkey, W. K. H.. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada
Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. Jurnal
Perikanan dan Kelautan Tropis, 6(3).
Sabaruddin, Siti, N. A. F., dan Lestari, L.. 2009. Hubungan Antara
Kandungan Bahan Organik Tanah Dengan Periode Pasca
Tebang Tanaman HTI Acacia Mangium Willd. Jurnal Tanah
Trop, 14(2) : 105-110.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan
Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.
Supriat, Yati. 2010. Bertanam 15 sayur organik dalam pot.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Warsino, Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“Kandungan Bahan Organik”
OLEH :
NAMA
: BAHAR RUDIN
STAMBUK
: M1A1 14 011
KELOMPOK
: 1 (SATU)
ASISTEN
: 1. DAVIK
2. SARIFINA SALIHIN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
1. Latar Belakang
Tanah
merupakan
penyusun
sebagian
besar
bumi
disamping air. Sebagai pijakan dalam hidup kita di bumi ini. Kita
membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai
media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya tanaman
tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang harus ada adalah
bahan organik tanah.
Hampir seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalam
tanah tergantung pada bahan organik untuk energi dan bahan
makanannya. Banyak sekali keanekaragamanmikroorganisme
dan
hewan
tanah
baik
yang
bersifat
merugikan
maupun
menguntungkan. Kandungan yang terdapat didalam tanah tidak
selamanya terpenuhi dan dapat berkurang karena adanya faktor
alam seperti erosi yang mempengaruhi sehingga kandungan
dalam tanah tersebut sering hilang terbawa air.
Bahan organik penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fsik, kimia, maupun biologi tanah. Proses
penting
yang
berlangsung
dan
berhubungan
dengan
pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang
selalu mencapai tingkat keseimbangan. Tingkat penimbunan
bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan
pembentukan
tanah
yang
mencakup
dua
proses
yaitu
penambahan residu atau sisa-sisa hewan dan perombakan bahan
organik tersebut oleh jasad mikro perombak tanah.
Pada
proses
perombakan
bahan
sisa,
tumbuhan
dihancurkan menjadi bentuk melarut atau menguap yang daat
hilang dari tanah. Apabila jumlah penambahan dan kehilangan
bahan organik tanah setiap tahun kurang lebih sama, maka
kandungan bahan organik tanah berada dalam tingkat seimbang.
Hewan biasanya dianggap sebagai sumber bahan organik
kedua. Jika mereka menyerang jaringan tumbuhan, mereka
memberikan hasil samping dan meninggalkan bagian tubuh
mereka sebagai peredaran hidupnya. Bentuk kehidupan hewan
tertentu,
terutama
memegang
peranan
cacing
penting
tanah,
sentipoda
dalam
dan
pengubahan
semut
sisa-sisa
tumbuhan.
Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum mengenai
kandungan bahan organik perlu untuk dilakukan.
2. Tujuan
Praktikum ini ditujukan untuk mengetahui kandungan
bahan organik pada sampel tanah.
3. Dasar Teori
Kandungan
bahan
organik
tanah
bisanya
di
ukur
berdasarkan kandungan C-organik. Kandungan karbon (C) bahan
organik bervariasi antara 45%-60% (rerata 50%) dan konversi Corganik
menjadi
Kandungaan C
hidup
sehingga
bahan
organik
=
% C-organik
x 1,724.
termaksuk perakaran dan edafon yang masih
tidak
rancu
dengan
kandungan
humus.
Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh aras akumulasi
bahan asli dan aras dekomposisi dan humufkasi yang sangat
tegantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,timbulan,
praktik pertanian) (Sutanto, 2005).
Bahan organik sangat penting dalam menetukan banyak
jasad renik bermanfaat dalam tanah, yang dpat membantu
mengurai sisa-sisa makhluk hidup menjadi hara tanah. Bahan
organik juga berperan juga dalam menyerap unsur hara yang di
tambahkan kedalam tanah dengan kandungan bahan organik
yang rendah, ketika diberi pupuk, akan seperti ember penuh
lubang yang di beri air. Lebih banyak terbuang percuma
dibandingkan yang dapat dimanfaatkan
(Warsino, 2010).
Tanah yang di jadikan media tumbuh harus terbebas dari
soil-born (penyakit yang dibawa oleh tanah) serta mengandung
unsur-unsur mineral, bahan organik, dan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Tanah yang baik untuk media tanam yaitu
tanah yang berada di lapisan teratas, kira-kira 20 cm dari
permukaan tanah. Secara fsik, tanah tersebut harus subur,
gembur, pH sesuai kebutuhan tanaman, porositasnya baik, serta
kandugan bahan organiknya tinggi
(Supriati, 2010).
Bahan organik peka terhadap gangguan, maka setiap
perubahan
yang
terjadi
padasuatu
ekosistem
dapat
menyebabkan percepatan perubahan kandungan bahan organik
dalam
tanah
sehingga
dalam
jangka
panjang
dapat
mempengaruhi produktivitas lahan.Oleh karena itu, estimasi
pengaruh penebangan dan pasca penebangan hutan terhadap
dinamika C organik tanah penting dilakukan sebagai data dasar
untuk
memprediksi
keberlanjutan
ekosistem
lokal
dan
pertukaran C antara tanah dan atmosfr (Sabaruddin, 2009).
Sedimen yang berasal dari hancuran Bahan-bahan organik
dari hewan maupun tumbuhan yang sudah mati, disebut juga
sedimen organik atau sedimen organogen atau biolit. Secara
umum, pendeposisian material organik karbon dan keadaannya
(material yang bersumber dari cangkang dan karang) lebih
banyak terdapat di daerah dekat pantai dan pada lingkungan
laut lepas.Sedimen sebagai kumpulan partikel-partikel organik
dan anorganik yang terakumulasi secara luas dan bentuknya tak
beraturan. Sekitar 70,8% permukaan bumi ditutupi oleh laut,
bagian muka bumi yang sangat luas ini merupakan lingkungan
tumpahan material-material sedimen yang terjadi secara fsika,
kimiawi, maupun organic yang satu sama lain akan berinteraksi
membentuk berbagai macam variasi sedimen (Manengkey,
2010).
Peningkatan nilai pH disebabkan adanya kontribusi bahan
organik yang melepaskan ion OH karena terjadi prosesreduksi.
Dalam kondisi demikian, pH pada tanah masam dapat meningkat
hingga 6,5 bila tergenang beberapa minggu yang disertai
dengan pemberian bahan organik. Keberadaan ion Fe+3 dalam
tanah tereduksi akan berubah menjadi Fe+2 sehingga berpeluang
melepaskan OH-
(Cyio, 2008).
4. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
ini yaitu labu
erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 30 ml, pipet 10 ml, dan batang
pengaduk.
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan reagensia
berupa larutan K2Cr2O7 dan H2SO4.
5. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu :
Menimbang 0,5 gram kedua sampel tanah
yang telah dihaluskan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml
Pipet tepat 5 ml K2Cr2O7 1 N dan
menuangkan ke dalam labu erlenmeyer,
campur dengan menggoyangkan
menggoyangkan dengan hati-hati
Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat dan
mengaduk sampai rata
Mengantapkan campuran dalam labu
selama 30 menit
Menambahkan 200 ml aquadest ke dalam
labu erlenmeyer
Mengamati perubahan larutan tiap sampel
6. Data Pengamatan
Data pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6.1 Berat Sampel Tanah Utuh
Sampel
Berat
Ditambahkan Dengan
Tanah
LI.PI
Tanah
0,5 gram
K2Cr2O7 1
H2SO4
LII.PI
0,5 gram
N
(2,5
Warna
(5ml
+ Agak
ml)
+ kehijau-
aquadest (200 ml)
K2Cr2O7 1 N (5ml
hijauan
+ Agak
H2SO4
+ kekuning-
(2,5
ml)
aquadest (200 ml)
kuningan
Tabel 6.2 Data pengamatan Setelah Tanah Didiamkan Selama 2
x 24 Jam
Sampel
Tanah
LI.PI
LII.PI
Absorben
si
0,120
0,076
7. Pembahasan
Bahan
organik
tanah
adalah
hasil
dekomposisi
dari
organisme yang hidup yang tersusun dari campuran polisakarida,
lignin, dan protein dan bahan organik yang berasal dari batuan
dan mineral. Bentuk-bentuk dari bahan organik tanah adalah
berbentuk humus yang meliputi akar tanaman hidup komponenkomponen
humus,
sisa-sisa
tanaman
dan
hewan
mikroorgansme yang telah terdekomposisi sebagian.
serta
Berdasarkan data pengamatan, dapat diketahui bahwa
kandungan bahan organik pada lapisan LI.PI lebih tinggi daripada
LII.PI yang dapat dilihat pada warna yang nampak pada larutan,
yaitu warna larutan pada LI.PI agak kehijau-hijauan sedangkan
pada lapisan LII.PI berwarna agak kekuning-kuningan.
Bahan organik lebih banyak di daerah topsoil dibandingkan
di
daerah
kandungan
subsoil,
hal
bahan
ini
organik
dikarenakan
di
bagian
di
daerah
topsoil
topsoil
lebih
tinggi
dibandingkan di daerah subsoil. Hal ini disebabkan adanya
aktivitas mikroorganisme dalam kegiatan proses pelapukan dan
dekomposisi
bahan
organik
dimana
mikroorganisme
aktif
mendekomposisi pada derah topsoil. Apabila semakin ke dalam
bawah tanah, maka aktivitas mikroorganisme semakin berkurang
sehingga pada derah subsoil akan memiliki kandungan bahan
organik yang lebih redah dibandingkan di daerah topsoil.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui apabila
tanah kekurangan bahan organik tanah maka akan cenderung
berwarna terang seperti pada data pengamatan yaitu berwana
agak kekuning-kuningan dan kemampuan untuk menahan air
dan menyediakan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan
tanaman rendah, sehingga tanaman yang tumbuh diatasnya
tidak
berwarna
hijau
dan
batangnya
kecil.
mikroorganisme tanah sedikit atau bahkan tidak ada.
Aktivitas
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kandungan bahan organik
pada lapisan LI.PI lebih banyak daripada lapisan LII.PI yang dapat
dilihat
dari
warnanya.
Semakin
terang
warnanya
maka
kandungan bahan organiknya semakin berkurang.
9. Saran
Sebaiknya dalam satu kelompok terdiri dari 4 sampai 5
orang agar tiap praktikan dapat berperan lebih aktif dalam
pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Cyio, B. M. 2008. Efektivitas Bahan Organik dan Tinggi Genangan
Terhadap Perubahan Eh, pH, dan status Fe, P, Al Terlarut
Pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroland, 15 (4) : 257 - 263.
Manengkey, W. K. H.. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada
Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. Jurnal
Perikanan dan Kelautan Tropis, 6(3).
Sabaruddin, Siti, N. A. F., dan Lestari, L.. 2009. Hubungan Antara
Kandungan Bahan Organik Tanah Dengan Periode Pasca
Tebang Tanaman HTI Acacia Mangium Willd. Jurnal Tanah
Trop, 14(2) : 105-110.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan
Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.
Supriat, Yati. 2010. Bertanam 15 sayur organik dalam pot.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Warsino, Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.