Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Sekunder Analisa Bahan Hukum

dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan- pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi penulis dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi. 5

1.4.3 Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum merupakan sarana dari suatu penulisan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang ada sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seharusnya. Adapun sumber bahan hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

3.3.1 Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan–bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan– catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang undangan dan putusan–putusan hakim. Adapun yang termasuk dalam bahan hukum primer yang akan dipergunakan dalam mengkaji setiap permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : a. Landasan Syari’ah 1. Al-Qur’an; 2. Al-Hadist; b. Peraturan Perundang-undangan 1. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentangPerkawinan; 2. Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan; 4. Kompilasi Hukum Islam.

3.3.2 Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen–dokumen resmi. Publikasi ini meliputi literatur–literatur ilmiah, buku–buku, serta surat kabar yang bertujuan untuk mempelajari isi pokok permasalahan yang dibahas.

1.4.4 Analisa Bahan Hukum

Proses analisis bahan hukum merupakan proses menemukan jawaban dari pokok permasalahan yang timbul dari fakta hukum, proses tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: a. Mengidentifikasikan fakta hukum dan mengeliminir hal- hal yang tidak relevan untuk menetapkan permasalahan yang hendak diajukan; b. Pengumpulan bahan-bahan hukum dan sekiranya dianggap memiliki relevansi juga bahan-bahan non hukum; c. Melakukan telaah atas permasalahan yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan; d. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang menjawab permasalahan yang diajukan; 5 Ibid, hlm 95. e. Memberikan preskrispi atau hal yang sebenarnya harus dilakukan berdasarkan argumentasi yang telah dibangun dalam kesimpulan. Hasil analisis bahan penelitian tersebut kemudian diuraikan dalam pembahasan guna menjawab permasalahan yang diajukan hingga sampai pada kesimpulan. Kesimpulan tersebut dilakukan dengan cara memberikan perskripsi yaitu apa yang seharusnya dilakukan agar dapat memenuhi rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Hal ini sesuai dengan karakter ilmu hukum yang bersifat preskriptif dan terapan. 6 Pembahasan

3.1 Kriteria Perkawinan Yang Dapat Dibatalkan