20
menunjuk  bahwa  hakim  dalam  membuat  putusan  berdasarkan  ketuhanan,  berarti ia terikat oleh ajaran agama.
Keseluruhan  dari  pertimbangan  tersebut  di  atas,  baik  pertimbangan  secara yuridis, maupun pertimbangan non yuridis sceara definitif tidak ditemukan dalam
berbagai  peraturan  hukum  acara  KUHAP,  namun  penyebutannya  hanya  garis besarnya saja. Seperti dalam Pasal 197 ayat 1 sub d bahwa putusan pemidanaan
memuat  pertimbangan  mengenai  fakta  dan  keadaan  serta  alat  pembuktian  yang diperlohe dari pemeriksaan di persidangan. Apa yang disebut faktsa dan keadaan
dalam  Pasal  197  tersebut  kemungkinan  bisa  berupa  fakta  yuridis  maupun  fakta non  yuridis,  sehingga  menjadi  pertimbangan  yuridis  dan  pertimbangan  non-
yuridis.
23
2.3 Pidana dan Tujuan Pemidanaan
Seperti halnya pada kajian sebelumnya, pengertian pemidanaan serta tujuan pemidanaan  terlebih  dahulu  akan  diuraikan  dalam  kajian  berikut  sebagai  pisau
analisis  guna  membahas  permasalahan  yang  diangkat  penulis  dalam  penulisan skripsi ini.
2.3.1 Pengertian Pidana dan Pemidanaan
Penggunaan istilah pidana itu sendiri diartikan sebagai sanksi pidana. Untuk pengertian  yang  sama,  sering  juga  digunakan  istilah-istilah  yang  lain,  yaitu
hukuman,  penghukuman,  pemidanaan,  penjatuhan  hukuman,  pemberian  pidana, dan  hukuman  pidana.
24
Sanksi  pidana  diartikan  sebagai  suatu  nestapa  atau penderitaan  yang  ditimpakan  kepada  seseorang  yang  bersalah  melakukan
perbuatan  yang  dilarang  oleh  hukum  pidana,  dengan  adanya  sanksi  tersebut diharapkan orang tidak akan melakukan tindak pidana.
25
Sudarto
26
memberikan  pengertian  pidana  sebagai  penderitaan  yang  sengaja dibebankan  kepada  orang  yang  melakukan  perbuatan  yang  memenuhi  syarat-
23
Rusli Muhammad, Potret lembaga........Op.Cit., hlm. 136-144.
24
Mahrus Ali, Op.Cit. hlm 185.
25
Mahrus Ali, Op.Cit. hlm 194.
26
Sudarto dalam Mahrus Ali dasar-dasar hukum pidana, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2011, hlm. 186.
21
syarat  tertentu.  Sedangkan    Roeslan  Saleh
27
mengartikan  pidana  sebagai  reaksi atas delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara
pada pelaku delik itu. Sedangkan  pemidanaan  seringkali  identik  dengan  hukuman  yang  berlaku
atas dilanggarnya suatu aturan hukum.  Pemidanaan mempunyai 2 dua arti:
28
1. Pemidanaan  dalam  arti  umum  ialah  yang  menyangkut
pembentuk  undang-undang  yaitu  yang  menetapkan  stelsel  sanksi hukum pidana  pemberian pidana in abstracto.
Oleh  karena  itu  pengertian  pemidanaan  dalam  arti  umum  itu merupakan  bidang  dari  pembentuk  undang-undang,  karena  asas
legalitas  yang  berasal  dari  jaman  Aufklarung,  yang  singkatnya berbunyi  nullum  crimen,  nulla  poena,  sine  previa  lege  poenali.
Jadi  untuk  menerapkan  poena  atau  pidana  diperlukan  undang- undang pidana terlebih dahulu.
2.
Pemidanaan  dalam  arti  konkrit  adalah  yang  menyangkut berbagai  badan  atau  institusi  yang  kesemuanya  mendukung  dan
melaksanakan  stelsel  sanksi  hukum  pidana  itu.  Dengan  hanya ditetapkan  dalam  peraturan  perundang-undangan  saja,  sanksi  itu
tidak  akan  terwujud  dengan  sendirinya,  namun  harus  ada  badan atau instansi yang terdiri atas orang-orang dan alat-alat yang secara
nyata merealisasikan aturan pidana itu.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  penulis  menyimpulkan  bahwa  pemidanaan adalah  merupakan  suatu  proses  pemberian  atau  penjatuhan  pidana.  Hal  tersebut
sebagai pelaksanaan dari diterapkannya sanksi dalam suatu peraturan perundang- undangan pidana.
2.3.2 Tujuan Pemidanaan