PENGEMBANGAN MODUL BIOTEKNOLOGI BERBASIS LITERASI SAINS.

PENGEMBANGAN MODUL BIOTEKNOLOGI
BERBASIS LITERASI SAINS

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi

NOVELINA ANDRIANI ZEGA
NIM. 8146173017

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK
Novelina Andriani Zega, Pengembangan Modul Bioteknologi Berbasis Literasi
Sains. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi
Sains sebagai batang tubuh ; (2) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sains sebagai

cara untuk menyelidiki; (3) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sains sebagai cara
berpikir; dan (4) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sains sebagai Interaksi sains,
teknologi dengan masyarakat. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan
dengan model pengembangan produk Borg dan Gall, yang dimodifikasi sesuai
kebutuhan. Model ini meliputi enam tahapan, yaitu: (1) Melakukan penelitian
pendahuluan; (2) Perencanaan produk; (3) Pengumpulan bahan; (4) Pengembangan
produk awal; (5) Validasi produk dan (6) Revisi dan Uji coba. Subjek uji coba terdiri
dari tim ahli materi, ahli desain, 3 dosen Prodi biologi, 3 mahasiswa IKIP
Gunungsitoli pada uji coba perorangan, 9 mahasiswa IKIP Gunungsitoli pada uji coba
kelompok kecil dan 20 mahasiswa IKIP Gunungsitoli pada uji coba kelompok
lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan
dengan angket. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian pengembangan modul bioteknologi berbasis literasi sains
menunjukkan bahwa: (1) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sains sebagai batang
tubuh pada kriteria “sangat baik” (87,5%); (2) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi
Sains sebagai cara untuk menyelidiki pada kriteria “sangat baik” (92,8%); (3) Modul
Bioteknologi Berbasis Literasi Sains sebagai cara berpikir pada kriteria “sangat baik”
(96,8%); dan (4) Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sais sebagai Interaksi sains,
teknologi dengan masyarakat pada kriteria “sangat baik” (90,6%); (5) Uji coba
perorangan berada pada kriteria “sangat baik” (82,1%); Uji coba kelompok kecil

berada pada kriteria “sangat baik” (90,2%); Uji coba kelompok lapangan terbatas
berada pada kriteria “sangat baik” (94,8%), sehingga saran yang dapat dikemukakan
melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk penelitian modul bioteknologi
berbasis literasi sains yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar
tambahan mahasiswa atau sebagai penunjang pembelajaran dimata kuliah
bioteknologi. Mengingat penelitian ini hanya dilakukan sampai uji coba lapangan
terbatas, maka untuk mengetahui keefektifannya dengan bahan ajar perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut..
Kata Kunci : Modul Bioteknologi, Literasi Sains.

i

ABSTRACT
Novelina Andriani Zega, Developmental of Biotechnology Module Based on
scientific Literacy. Thesis. State University of Medan. Postgraduate Program in 2016.
This study aimed to determine: (1) biotechnology module base on scientific literacy
as the body of knowledge; (2) biotechnology module base on scientific literacy as a
way of investigating; (3) biotechnology module base on scientific literacy as as a way
of thinking; and (4) biotechnology module base on scientific literacy as the
interaction of science, technology and society. Type of this research is the

developmental research with Borg and Gall developmental model which modified as
needed. This model includes six stages, namely: (1) Conduct a preliminary study; (2)
Planning product; (3) The collection of materials; (4) Development of the initial
product; (5) Validation of products and (6) Revisions and field testing. Subject of this
research involved team of subject matter experts, design expert, 3 lectures from
biology major, 3 students from the IKIP Gunungsitoli for the individual testing, 9
student at the IKIP Gunungsitoli for small group testing and 20 students from IKIP
Gunungsitoli for preliminary field testing. Data of product’s quality were collected by
questionnaire. Data were analyzed with descriptive quantitative and qualitative
techniques. The results showed that: (1) Science as the body of knowledge has "very
good" criteria (87.5%); (2) Science as a way of thinking also has "very good" criteria
(92.8%); (3) Science as a way of thinking on the criteria of "very good" (96.8%); (4)
The interaction of science, technology with society has"very good" criteria (90.6%);
(5) The individuals testing currently on the criteria of "very good" (82.1%); Small
group testing was on the criteria of "very good" (90.2%); preliminary field testing
currently on the criteria of "very good" (94.8%), so it can be concluded that the
biotechnology module based based on scientific literacy that has been developed was
feasible to be used as additional teaching materials for student. Considered the
research was only conducted until preliminary field testing, so to determine the
effectiveness of this teaching materials further research needs to be done.

Keywords: Biotechnology Module, Scientific Literacy.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah dan kasih-Nya
yang berkelimpahan sepanjang perjalanan peneliti menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengembangan Modul Bioteknologi Berbasis Literasi Sains”, yang menjadi salah
satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pascasarjana
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini tidal terlepas dari bantuan,
bimbingan, serta arahan berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan penulis
menyampaikan hormat, penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd; Selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta para Pejabat di jajaran civitas akademika UNIMED.


2.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd; selaku Direktur Program Pascasarjana
UNIMED beserta para Asisten Direktur.

3.

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd; selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi
Pascasarjana

4.

Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Biologi
Pascasarjana sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberi arahan
dan bimbingan kepada penulis.

5.

Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, sebagai Pembimbing II yang
selalu setia dalam pembimbingan dan memotivasi penulis.


iii

6.

Bapak Dr. Hasrudin, M.Pd., Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc., dan Dr. Mufti
Sudibyo, M.Si, selaku penguji yang telah banyak memberi saran-saran demi
kesempurmaan tesis ini.

7.

Bapak Drs. Bezisokhi Laoli, M.M., selaku Rektor IKIP Gunungsitoli yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di IKIP
Gunungsitoli.

8.

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., dan Bapak Ifolala Larosa, S.Pd, M.Si.,
selaku Validator Ahli Materi; Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., dan Bapak
Dr. R.Mursid, M.Pd, selaku Validator Ahli desain.


9.

Bapak Drs. Henoki Waruwu, M.Pd., Bapak Dalifati Ziliwu, M.Pd., dan Ibu Ria
Noviyanti, S.P, M.Si., selaku Dosen Penilai kualitas modul.

10. Ibu Anna, selaku staf Tata Usaha Prodi Pendidikan Biologi yang telah banyak
membantu dalam pengurusan administrasi di Program Studi Pascasarjana.
11. Suami tercinta Ifolala Larosa, S.Pd., M.Si dan Anak-anak tersayang Nadia Davita
Z.Larosa, Grace Nadia Z.Larosa, dan Wiraja Mahardika Larosa, yang selalu setia
dan penuh pengertian selama pelaksanaan studi lanjut di Universitas Negeri
Medan.
12. Bapak Yulianus Zega, S.Kom, selaku Ketua Umum Yayasan Perguruan Pembda
Nias, yang memberi izin dan motivasi untuk lebih semangat dalam
menyelesaikan studi.
13. Abang Pieter Ch. Zendato, S.Pd (A. Ade) dan kakak Yanurwati Zega (I. Ade),
sanak saudara serta semua famili yang telah banyak memberikan dukungan,

iv


perhatian, motivasi, dan doa yang tulus dalam penyusunan tesis ini. Terimakasih,
God bless our family forever.
14. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan
angkatan XXIV Program Studi Pendidikan Biologi, Terimakasih dukungan dan
motivasinya. Sukses selalu.
Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberi informasi ilmiah yang bermanfaat
dalam memperkaya ilmu pengetahuan peneliti dan pihak lain yang memerlukannya.

Medan, Maret 2016
Peneliti,
Novelina Andriani Zega

v

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................7
1.3. Batasan Masalah..............................................................................................7
1.4. Rumusan Masalah............................................................................................8
1.5. Tujuan Penelitian.............................................................................................9
1.6. Manfaat Penelitian...........................................................................................9
1.7. Hasil Yang Diharapkan..................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Modul Pembelajaran.........................................................................11
2.1.1. Pengertian Modul Pembelajaran..................................................................11
2.1.2. Tujuan Penggunaan Modul .........................................................................12
2.1.3. Manfaat dan Peranan Modul Pembelajaran.................................................14
2.1.4.Karakteristik Modul Pembelajaran.............................................................. 15
2.1.5. Komponen-komponen Modul .....................................................................18
2.1.6. Kelebihan Pembelajaran menggunakan Modul ..........................................19
2.1.7. Prinsip Penulisan Modul ....................................................... .................... 20

2.1.8. Prosedur penulisan Modul.............................................. .............................21
2.2.Hakikat Literasi Sains..................................................................................... 25
2.2.1. Pengertian Literasi Sains..............................................................................25
2.2.2. Komponen dan Aspek –aspek dalam Literasi Sains.................. ............... 27
2.2.2.1. Aspek konten............................................................................................30
2.2.2.2. Aspek Proses ............................................................................................31
2.2.2.3. Aspek konteks...........................................................................................32
2.2.2.4. Aspek sikap...............................................................................................32
2.2.3. Penilaian Literasi Sains................................................................................33
2.2.4. Peranan Literasi Sains dalam Pendidikan....................................................34
2.2.5. Manfaat Literasi Sains ................................................................................36
2.3. Modul Pembelajaran Berbasis Literasi Sains.................................................37
2.4. Kurikulum 2013 ............................................................................................41
2.4.1. Pengertian Kurikulum 2013........................................................................ 41
2.4.2. Karakteristik Kurikulum 2013.....................................................................42
vi

2.4.3. Komponen Kurikulum 2013........................................................................42
2.4.4. Keunggulan Kurikulum 2013......................................................................43
2.5. Model Penelitian Pengembangan Bahan Ajar................................................43

2.6. Karakteristik Bioteknologi .............................................................................49
2.6.1. Pengertian Bioteknologi .............................................................................49
2.6.2. Perkembangan Bioteknologi........................................................................51
2.6.3. Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan.....................................................53
2.6.3.1. Bioteknologi Pertanian............................................................................. 53
2.6.3.2. Bioteknologi Kesehatan............................................................................55
2.6.3.3. Bioteknologi Pangan ...............................................................................58
2.6.4. Dampak Bioteknologi .................................................................................61
2.6.4.1. Dampak positif bioteknologi.....................................................................61
2.6.4.2. Dampak negatif bioteknologi .................................................................. 62
2.7. Kerangka Berpikir .........................................................................................62

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................................65
3.2. Subjek Penelitian............................................................................................65
3.3. Model Pemgembangan ...................................................................................65
3.4. Prosedur Pengembangan ................................................................................66
3.5. Instrument Pengumpulan data........................................................................69
3.6. Jenis Data .................................................................................................. 72
3.7. Teknik Analisis Data......................................................................................73
3.8. Analisis Deskriptif .........................................................................................73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................... 76
4.1.1. Deskripsi Produk Awal ............................................................................ 76
4.2. Penyajian Data Hasil Penelitian Pengembangan......................................... 78
4.2.1.Data Hasil Validasi Tim Ahli Materi ........................................................ 78
4.2.2.Data Hasil Validasi Tim Ahli Desain........................................................ 83
4.2.3.Hasil penilaian Modul oleh Dosen bioteknologi ....................................... 85
4.2.4. Hasil Respon Modul Uji Coba Perorangan .............................................. 88
4.2.5. Hasil Respon Modul Uji Coba Kelompok Kecil...................................... 88
4.2.6. Hasil Respon Modul Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas ................ 89
4.3. Analisis Data Produk .................................................................................. 90
4.3.1. Analisis Data Hasil Penilaian oleh Tim Ahli Materi ............................... 91
4.3.2. Analisis Data Hasil Penilaian oleh Tim Ahli Desain ............................... 95
4.3.3. Analisis Data Produk Respon oleh Guru Biologi .................................... 97
4.3.4. Analisis Data Produk Respon oleh Mahasiswa........................................ 97
4.4. Revisi Produk .............................................................................................. 99
4.4.1. Revisi Pertama ......................................................................................... 99
4.4.2. Revisi Kedua ............................................................................................ .100
4.4.3. Revisi Ketiga ............................................................................................ .100
4.4.4. Revisi Keempat ........................................................................................ 100
vii

4.4.5. Revisi Kelima ........................................................................................... 100
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 101
4.6. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 106
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan .................................................................................................... 108
5.2. Implikasi ..................................................................................................... 109
5.3. Saran ........................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 111
LAMPIRAN ...................................................................................................... 115

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Pengembangan
Modul untuk Ahli Materi ................................................................... 71
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Pengembangan
Modul untuk Ahli Desain ................................................................ 71
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Dosen terhadap modul
bioteknologi berbasis literasi sains.................................................... 72
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Mahasiswa terhadap
modul bioteknologi berbasis literasi sains ....................................... 73
Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala
Likert Beserta Skornya ..................................................................... 74
Tabel 3.6. Kriteria Persentase Modul Bioteknologi Berbasis
Literas Sains yang telah dikembangkan ........................................... 75
Tabel 4.1. Data analisis kebutuhan perbandingan tingkat literasi sains
buku ajar pada matakuliah bioteknologi............................................ 76
Tabel 4.2. Skor Penilaian Tim Ahli Materi Modul Bioteknologi
Berbasis literasi sains untuk Kelayakan Isi ...................................... 79
Tabel 4.3. Skor Penilaian Tim Ahli Materi Modul Bioteknologi
Berbasis literasi sains untuk untuk Kelayakan Penyajian ............... 80
Tabel 4.4. Skor Penilaian Tim Ahli Materi Modul Bioteknologi
Berbasis literasi sains untuk Komponen Literasi-Sains .................. 81
Tabel 4.5. Saran dari Validator Tim Ahli Materi ............................................... 82
Tabel 4.6. Skor Penilaian Tim Ahli Desain pembelajaran Modul
Bioteknologu Berbasis Literasi-sains ............................................... 83
Tabel 4.7. Saran dari Validator Tim Ahli Desain ............................................. 85
Tabel 4.8. Hasil Data Respon Guru Biologi terhadap Modul
Bioteknologi Berbasis Literasi-sains................................................ 86
Tabel 4.9. Hasil Data Respon Mahasiswa Uji Coba Perorangan terhadap
Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-sains ................................... 88
Tabel 4.10. Hasil Data Respon Mahasiswa Uji Coba Kelompok Kecil
terhadap Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-sains .................... 89
Tabel 4.11. Hasil Data Respon Mahasiswa Uji Coba LapanganTerbatas
terhadap Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-sains .................... 90
Tabel 4.12. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian dari Tim Ahli Materi
terhadap Kelayakan Isi ................................................................... 91
Tabel 4.13. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian dari Tim Ahli Materi
terhadap Kelayakan Penyajian ...................................................... 93
Tabel 4.14. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian dari Tim Ahli Materi
terhadap Komponen Literas-Sains ................................................. 95
Tabel 4.15. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian dari Tim Ahli Desain ............ 96
Tabel 4.16. Persentase Rata-rata hasil penilaian Dosen Bioteknologi................. 97
Tabel 4.17. Persentase Rata-rata Hasil Persepsi Mahasiswa
terhadap Pengembangan Modul Bioteknologi berbasis
Literasi-Sains ................................................................................. .98

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Model Pengembangan ADDIE..................................................... 46
Gambar 2.2. Langkah-langkah metode Research and Development...................49
Gambar 2.3. Tanaman Pertanian hasil transgenik................................................55
Gambar 2.4. Tempe hasil produksi pangan..........................................................60
Gambar 2.5. Tahu hasil produksi pangan.............................................................61
Gambar 3.1. Langkah Langkah Pengembangan Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi-Sains .................................................................. 68
Gambar 4.1. Persentase Rata-rata Hasil Skor Empiris pada Kelayakan
Isi Materi Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-Sains ............... 92
Gambar 4.2. Persentase Rata-rata Hasil Skor Empiris pada Kelayakan
Penyajian Materi Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-Sains ... 94
Gambar 4.3. Persentase Rata-rata Hasil Skor Empiris pada Aspek
Komponen Literasi-Sains Modul Bioteknologi Berbasis
Literasi-Sains ................................................................................ 95
Gambar 4.4. Persentase Rata-rata Hasil Skor Empiris pada Kelayakan
Penyajian Desain Modul Bioteknologi Berbasis Literasi-Sains ... 96
Gambar 4.5 Persentase Rata-rata hasil skor Emperis Penilaian Dosen Biotek
Nologi Berbasis Literasi sains ........................................................97
Gambar 4.6. Persentase Rata-rata Hasil Skor Emperis Persepsi
Mahasiswa terhadap Pengembangan Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi-Sains ................................................................. 99

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Validasi Pengembangan Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains oleh Tim Ahli Materi.............................. 116
Lampiran 2. Lembar Validasi Pengembangan Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains oleh Tim Ahli Desain.............................. 126
Lampiran 3. Lembar Angket Respon Modul Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains oleh Dosen Prodi Biologi........................ 130
Lampiran 4. Lembar Angket Respon Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains oleh Mahasiswa....................................... 133
Lampiran 5. Lembar Hasil Validasi Pengembangan Modul bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains oleh Tim Ahli Materi.............................. 135
Lampiran 6. Lembar Hasil Validasi Pengembangan Modul bioteknologi
Berbasis Literasi- Sains olehTim Ahli Desain............................... 140
Lampiran 7. Hasil Penilaian Modul Bioteknolog Berbasis
Literasi-Sains oleh dosen prodi Biologi......................................... 142
Lampiran 8. Hasil Respon Mahasiswa Uji Coba Perorangan terhadap Modul
Bioteknologu Berbasis Literasi sains............................................. 145
Lampiran 9. Hasil Respon Mahasiswa Uji Coba Kelompok Kecil terhadap
Modul Bioteknologu Berbasis Literasi sains................................. 146
Lampiran 10. Hasil Respon Mahasiswa Uji Coba Lapangan terbatas
terhadap Modul Modul Bioteknologu Berbasis Literasi sains...... 147
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian................................................................ 148
Lampiran 12. Hasil Produk Modul Modul Bioteknologi
Berbasis Literasi sains................................................................... 153

xi

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,

salah satu unsur yang paling konkret yang harus dilakukan adalah meningkatkan
mutu pendidikannya mulai dari tingkat dasar hingga ke Perguruan Tinggi. Oleh
sebab itu, pendidikan harus dapat memberdayakan manusia menjadi manusia yang
dapat berpikir kreatif, mandiri dan dapat membangun dirinya dan masyarakatnya
kearah yang lebih baik (Aunurrahman, 2011).
Menurut Permendiknas No. 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa seorang
dosen harus dapat mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Seorang dosen harus dapat mengatasi masalah yg
sering dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Seorang dosen harus
mampu memilih dan menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran agar mahasiswa dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan.
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks)
yang disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar
variatif adalah bahan ajar yang dapat memanfaatkan sumber belajar yang tersedia
di lingkungan pembelajaran dan dapat dijangkau oleh dosen ataupun peserta didik
1

2

(Prastowo, 2012). Bahan ajar sangat penting untuk digunakan dalam
pembelajaran, hal ini dikarenakan bahan ajar bisa membantu peserta didik untuk
lebih memahami pembelajaran yang diajarkan oleh guru/dosen
Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat
dipelajari oleh mahasiswa sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah
mahasiswa menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat
melangkah

maju

dan

mempelajari

satuan

modul

berikutnya.

Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam
menyelenggarakan pembelajaran individual. Modul pembelajaran, sebagaimana
yang dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran
(learning materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran,
lembaran petunjuk dosen yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan
bacaan bagi mahasiswa, lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja
mahasiswa, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.
Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan dosen
pengampu matakuliah bioteknologi serta pengisian angket awal oleh mahasiswa
yang sudah menempuh mata kuliah bioteknologi diperoleh hasil, bahwa terdapat
hambatan dalam proses perkuliahan bioteknologi. Hambatan utama yang dihadapi
dalam proses perkuliahan bioteknologi adalah kurangnya sumber belajar berupa
bahan ajar bioteknologi yang disediakan oleh perpustakaan IKIP Gunugsitoli,
sehingga mahasiswa merasa sangat kesulitan dalam mencari informasi terkait
materi dalam matakuliah bioteknologi.
Pengembangan modul materi bioteknologi belum dilakukan dan belum
menggunakan modul yang mengandung empat komponen literasi sains yaitu sains

3

sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge), sains sebagai cara
untuk menyelidiki (way of investigating) sains sebagai cara berfikir (way of
thinking) dan sains sebagai interaksi sains, teknologi dengan masyarakat
(interaction of science, tecnology and society) yang melibatkan aspek-aspek yang
mengandung literasi sains yaitu konten, proses dan konteks.
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh dosen adalah
kurangnya kreativitas dan inovasi dalam menentukan dan menyusun bahan ajar
yang tepat untuk kegiatan pembelajaran, padahal pengembangan profesionalisme
dosen perlu dilakukan melalui daya kreasinya untuk menciptakan pembelajaran
yang lebih baik. Permasalahan yang dihadapi pada saat ini adalah masih
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran itu
sendiri, pada hal untuk dapat mencapai kompetensi yang diharapkan mahasiswa
harus mampu menguasai materi. Namun, permasalahan ini juga bukan hanya
disebabkan oleh ketidakmampuan mahasiswa semata tetapi juga disebabkan
masih kurangnya kemampuan dosen untuk merancang proses pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan efektif. Buku teks
merpakan bahan ajar yang selalu digunakan oleh dosen karena mudah
mendapatkannya, dan tidak menyulitkan bagi dosen untuk mendesain kembali
bahan ajarnya walaupun mahasiswa tidak maksimal dalam penguasaan materinya.
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta belajar. Modul adalah media pembelajaran yang berisi
materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan

4

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul menjadi media ajar yang sangat
menarik.
Modul juga dapat membantu memecahkan masalah pendidikan dan
memberi informasi yang positif karna dapat menuntun mahasiswa untuk berpikir,
bersikap dan berkembang lebih lanjut. Modul berguna untuk mengembangkan
wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh, memberikan pemandu
materi pembelajaran yang dipelajari dan langkah-langkah operasonal untuk
menelusuri secara lebih teliti materi standar secara tuntas. Didalam modul tersedia
petunjuk dan deskripsi tentang hubungan antara apa yang sedang dikembangkan
dalam pembelajaran dengan ilmu pengetahuan lainnya, tersedia ilustrasi dan
contoh-contoh yang berkaitan dengan pembelajaran, dilengkapi dengan materi
ajar yang memadai untuk mencapai kompetensi, dan sekaligus dapat digunakan
sebagai media pembembelajaran untuk belajar mandiri.
Pemahaman tentang pembelajaran sains apabila dihubungkan dengan hasil
penilaian PISA (Program me For International Student Assesment) yang dibentuk
oleh OECD (Organisation For Economic Co-Operation And Devolopment)
merupakan salah satu aspek penilaian skala internasional. Hasil penilaian PISA
dalam beberapa periode menunjukkan mutu pendidikan di negara Indonesia
khususnya pendidikan mengenai proses sains masih rendah jika dibandingkan
dengan negara lain. Rata-rata sains yang duperoleh peserta didik Indonesia adalah
371 pada 2000, 382 pada tahun 2003, dan 393 pada 2006 perolehan skor yang
masih rendah bermakna bahwa kita masih memiliIki keterampilan sains yang
masih terbatas dan buruk, dimana umumnya peserta didik Indonesia hanya
mampu mengingat fakta tanpa mampu menemukan fakta.

5

Hasil PISA 2012 Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 65 negara yang
berpartisipasi dalam tes. Jika hal ini terus dibiarkan maka peserta didik Indonesia
akan menjadi peserta didik yang tidak memiliki keterampilan prose sains yang
akhirnya tidak mampu hidup layak karena gagal mengikuti era globalisasi dan ini
bisa mencerminkan bagaiman literasi sains peserta didik Indonesia saat ini
Pemaparan diatas memperjelas bahwa sangat diperlukan sebuah penelitian
dan pengembangan bahan ajar bioteknologi berupa modul berbasis literasi sains.
Pengembangan bahan ajar berupa modul hendaknya mengetahui tentang apa dan
bagaimana modul yang berbasis literasi sains itu, agar dapat mengembangkannya
dengan baik. Salah satunya adalah dengan pengembangan bahan ajar yang berupa
modul pembelajaran berbasis literasi sains. Dengan adanya modul tersebut
diharapkan dapat meningkatkan spiritualitas mahasiswa
menambah inovasi,

variasi,

dan wawasan

atau pun dosen,

pengetahuan tentang materi

bioteknologi yang begitu dekat dengan kehidupan lingkungan sekitar mahasiswa
Pemahaman akan aspek literasi sains akan terlihat pada kemampuan literasi sains
peserta didik dapat meningkat.
Modul berbasis literasi sains harus menampilkan sains sebagai ilmu yang
dinamis dan sebagai sains eksperimen, bukan merupakan kumpulan fakta-fakta
dan

istilah-istilah.

Ketrampilan

proses

sains

harus

digunakan

untuk

membangundasar sains juga perlu dialami oleh peserta didik sehingga memiliki
aspek penerapan praktis untuk membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi peserta didik perlu mengalami sains dengan mengerjakan sains (learning
science, learning about scince, and doing scince)

6

Modul ini disusun berbasis literasi sains karena literasi sains ini
merupakan suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses
sains yang akan memungkinkan seseorang untuk lebih mudah membuat suatu
keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Literasi memiliki makna yang
luas, yaitu melek teknologi, politik, berfikir kritis dan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Literasi sains penting untuk dikuasai oleh mahasiswa dalam kaitannya
dengan apa, mengapa dan bagaimana mahasiswa dapat memahami lingkungan
hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh
masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta
perkembangan ilmu pengetahuan.
Chiappeta, et.al (1991) merekomendasikan empat komponen yang harus
dipertimbangkan di dalam mengembangkan bahan ajar sains berupa modul sains.
Keempat komponen tersebut adalah: (1) Sains sebagai batang tubuh pengetahuan
(a body of knowlagde), (2) Sains sebagai cara menyelidiki (way of investigating),
(3) Sains sebagai cara berpikir (way of thiking), (4) interaksi sains, teknologi dan
masyarakat (interaction of scince, tecnology and society).
Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan diatas maka peneliti
hendak mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul untuk membantu
mahasiswa

mengembangkan

pada

matakuliah

Bioteknologi.

Berdasarkan

pemaparan fakta di atas, maka untuk mengatasi masalah-masalah yang telah
diuraikan perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul
Bioteknologi Berbasis Literasi Sains “dengan harapan tujuan yang sesungguhya
dalam mata kuliah Bioteknologi tercapai .

7

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah

di atas maka dapat diidentifikasi

masalah yang ada yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran, dosen mempersiapkan dan membutuhkan sebuah
bahan ajar berupa buku teks.
2. Bahan ajar berupa modul masih belum dilakukan pengembangannya, terutama
modul berbasis literasi sains.
3. Materi bioteknologi merupakan materi ajar yang masih kurang menjelaskan
tentang cara penggunaan (aplikasi) yang nyata dalam kehidupan manusia.
4. Materi bioteknologi merupakan materi ajar yang memuat konsep luas, rumit
memiliki bahasa yang sulit dipahami, banyak istilah-istilah asing dan sulit
diamati sehingga terjadi kesulitan belajar bagi mahasiswa
5. Mahasiswa hanya menggunakan buku teks yang relefan dengan buku teks yang
digunakan dosen dan belum ada tersedian bahan ajar berupa modul.
6. Mahasiswa masih kurang mampu memahami materi bioteknologi dan belum
mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.3.

Batasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang di identifikasi di atas maka perlu dibuat

batasan masalah penelitian. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan diperguruan tinggi IKIP Gunungsitoli, yang melibatkan
masalah pengembangan produk modul Bioteknologi.

8

2. Penelitian ini dibatasi pada mata kuliah Bioteknologi pengembangan produk
modul bioteknologi berbasis literasi sains.
3. Penelitian Pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada pada tahap uji coba
lapangan terbatas.
4. Modul yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli materi dan ahli desain
pembelajaran.
5. Modul yang telah dikembangkan dinilai oleh Dosen Bioteknologi untuk
mengetahui kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang
diteliti sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan
(a body of knowladge)?

2.

Bagaimanakah kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan sains sebagai cara untuk menyelidiki (Way of
investigating)?

3.

Bagaimanakah kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan sains sebagai cara berfikir (Way of thinking)?

4.

Bagaimanakah kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan interaksi sains, teknologi dan masyarakat
( Interaction of science,tecnology and society)?

9

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah

untuk :
1. Mengetahui kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains sebagai
batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge).
2.

Mengetahui kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan sains sebagai cara berfikir (way of thinking).

3.

Mengetahui kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of
investigating).

4.

Mengetahui kelayakan modul bioteknologi berbasis literasi sains yang
dikembangkan berdasarkan interaksi sains, teknologi dan masyarakat
(Interaction of science,tecnology and society).

1.6.

Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bermanafaat secara teoritis dan

praktis (1) Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah dapat membantu lebih
memahami tentang pengembangan modul bioteknologi yang mengaitkan
lingkungan sekitar yang berbasis literasi sains, yang berguna untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan
modul Bioteknologi, dan juga sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan
bagi dosen, pengelola, pengembang lembaga pendidikan dan penelitian
selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan secara lebih mendalam
tentang pengembangan modul bioteknologi berbasis literasi sains (2) Manfaat

10

praktis dari penelitian ini anatara lain adalah sebagai bahan pertimbangan dan
alternatif bagi dosen dalam pemilihan modul bioteknologi kepada mahasiswa
sehingga dosen dapat merancang suatu modul yang berorientasi bahwa belajar
akan lebih baik jika mahasiswa dapat meggunakan sebagian waktunya untuk
memanfaatkan modul tersebut dalam proses pembelajaran.

1.7. Hasil yang Diharapkan
Modul bioteknologi berbasis literasi sains bagi mahasiswa prodi
pendidikan Biologi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (IKIP) Gunungsitoli
yang sudah valid dan dapat diimplementasikan dengan mudah sehingga dapat
meningkatkan mutu pembelajaran.

101

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam penelitian
pengembangan modul bioteknologi berbasis literasi sains pada mahasiswa IKIP
Gunungsitoli yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan:
1. Modul bioteknologi berbasis literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan
termasuk kriteria “sangat baik” dengan persentase rata-rata 87,5% sehingga
dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran di kelas
maupun secara mandiri.
2. Modul bioteknologi berbasis literasi sains sebagai cara untuk menyelidiki
termasuk kriteria “sangat baik” dengan persentase rata-rata 92,8% sehingga
dapat diterima dan layak digunakan sebagai bahan ajar tambahan di kelas.
3. Modul bioteknologi berbasis literasi sains sebagai cara untuk berfikir termasuk
kriteria “sangat baik” dengan persentase rata-rata 96,8% sehingga dapat
diterima dan layak digunakan sebagai bahan ajar secara mandiri agar lebih
mudah memahami pelajaran.
4. Modul bioteknologi berbasis literasi sains sebagai interaksi sains, teknologi
dengan masyaaraakat termasuk kriteria “sangat baik” dengan persentase ratarata 90,6% sehingga dapat diterima dan layak digunakan sebagai bahan ajar
yang menyajikan kegunaan ilmiah sain dan teknologi bagi masyarakat.

101

102

5.2. Implikasi
Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan modul
bioteknologi berbais literasi sains yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi
digunakan dosen dalam proses pembelajaran. Adapun harapan implikasi yang
dimaksud antara lain:
1. Modul yang dikembangkan akan memberi sumbangan praktis terutama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen, dimana modul ini sebagai bahan
ajar tambahan bagi dosen untuk memberikan kemudahan dalam penyampaian
materi yang diajarkan. Kegiatan belajar mengajar juga akan menjadi lebih
menarik dan menyenangkan terhadap mahasiswa di perkuliahan.
2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran biotekologi.
3. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi dosen, lembaga pendidikan,
pengelola, pengembang, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan
mengembangkan secara lebih mendalam tentang modul pembelajaran
bioteknologi.
4. Modul yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
atau memudahkan mahasiswa untuk memahami mata kuliah bioteknologi,
sehingga mempermudah mahasiswa untuk menerima teknologi yang terkait,
yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya
pada materi bioteknologi.

103

5.3. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil
penelitian pengembangan modul ini, Penulis mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Modul bioteknologi berbasis literasi sains ini, agar dapat digunakan dalam
proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
memahami materi pembelajaran, mampu mengaitkan pembelajaran yang
diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.
2. Mengingat penelitian pengembangan modul bioteknologi ini hanya dilakukan
sampai uji coba kelompok lapangan terbatas untuk melihat dan mengetahui
tanggapan dari mahasiswa IKIP Gunungsitoli terhadap produk pengembangan
modul, maka butuh penelitian selanjutnya untuk menguji keefektifan modul
pembelajaran yang dikembangkan, sehingga modul ini dapat lebih sempurna
agar dapat dilakukan penyebaran produk.
3. Mengingat hasil penelitian pengembangan modul ini masih memungkinkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu
kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan
luas.

104

DAFTAR PUSTAKA

(AAAS) American Association for the Advancement of Science. 1993.
Benchmarksfor science literacy. Washington, DC. (http://tinyurl.com/cbn
7md8diakses tanggal 22 Oktober 2015).
Adisendjadja. Y.H. (2008). Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Sains
Ilmiah sebagai dasar untuk memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung:
Pend.Biologi FMIPA UPI
Anwar, I. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Bandung:
Direktori UPI.
Anonim, 2006. Panduan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional.

Pembelajaran

IPA

Terpadu.

Anonim. 2011. Dampak Tanaman Transgenik. http://dampak-tanaman-transgenik.
Diakses tanggal 23 November 2015
Anonim, 2009. Langkah-langkah pembuatan tempe.diakses tanggal 23 November
2015
Aunurrahman,2011. Belajar dan pembelajaran.Alfabeta: Bandung
Borg, W.R and Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction (4 ed).
New York & London: Longman.
Chiapetta, E.L., Fillman, Sethna. 1991. Procedures for Conducting Content
analysis of Science Textbooks, Texas: Department of Curriculum and
Instruction, Houston
Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1991b). “A Quantitative
Analysis of High SchoolChemistry Textbooks for Scientific Literacy
Themes and Expository Learning Aids”. Journal of research in science
teaching. 28 (10) : 939-951.
DeBoer, G. E., 2000. Scientific literacy: another look at its historical and
contemporary meanings and its relationship to science education reform. J.
Research in Science Teaching 37(6): 582–601.
Depdiknas. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Dikmenum.
Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas.
Firman, H. 2007. Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional

104

105

Tahun 2006. Jakarta: PusatPenilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Gagne. 1979. Principles of Instructional.:Design. New York: Holt Rinehart dan
Winston
Glynn, S.M., dan K.D., Muth. 1991.Reading and Writing to Learn Science:
Achieving Scientific Literacy. Journal of Research in Science Teaching.
31(9): 1057-1073
Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, CV. Pustaka Setia, Bandung
Haryati, Titik, 2010, Pembuatan Modul dan Bahan Ajar, Workshop, FKIP
UHAMKA, (Online), (http://www.fkip-uhamka.info/index.php, diakses
pada 22 Oktober 2015).
Huoston, H. 1992. Competency-based teacher Education: Progress, Problems
and Prospects. Chicago: Science Research Associates.
Nasution, S., 2009, BerbagaiPendekatandalam Proses BelajardanMengajar,PT.
Bumi Aksara, Jakarta
Holliday, W.G., et al., 1994. The Reading-Science Learning-Writing Connection:
Breakthroughs, Barriers, and Promises. Journal of Reseaerch in Science
Teaching, 31(9): 877 – 893.
Nurcahyo, Heru.2011.Diktat Bioteknologi. Jurusan pendidikan Biologi. FMIPA.
UNY.Yogyakarta.
Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
OECD. (2003). Chapter 3 of the Publication “PISA 2003 Assesment of framework
– mathematics, Reading,Science and problem solving knowledge and
skills.[Online].Tersedia:http://www.oecd.org/dataoecd/38/29/33707226.p
df. [30 Oktobr 2015]
Pabedon,Marcia Bunga.2013.Peran penelitian Bioteknologi menunjang pertanian
industri. Seminar Nasional Sereali
Permendiknas 2005 .Undang-undang RI Tentang Guru dan Dosen, Jakarta : DPR
dan Presiden RI, PP. No 14 ( http://wrks.itb.ac.id/app/images/files produk
hukum/UU 14 2005, diakses pada 30 Oktober 2015
PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1analysis.OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/statistics/statlink.
[30Oktober 2015].

106

Prasetyo., Z.Kun. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu
untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreativitas serta
Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Laporan Penelitian.
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. http://www.google.co.id/
url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id. Diakses tanggal
4 april 2016
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
Purwanto, A.R dan Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKOM)
Depdiknas.
R. Rohadi. 1997. Memberdayakan Anak Melalui Pendidikan Sains makalah.
Dalam buku kumpulan tulisan, Pendidikan Sains yang Humanistis.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Rosyid, Muh., 2010, Pengertian, Fungsi, dan TujuanPenulisan Modul, (Online),
(http://www.rosyid.info, diakses pada 22 Oktober 2015).
Santyasa, I Wayan, 2009, Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul, UNDIKSHA,.
Sihombing, Y.T. 2014. Pengembangan Buku Ajar Pencemaran Lingkungan
Berbasis Literasi Sains untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Tesis
Pascasarjana UNIMED. Medan. Tidak Dipublikasikan
Sinambela. 2013. Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran.
Jurnal Generasi Kampus 6(2): 17-29.
Sudjadi.2008.Bioteknologi Kesehatan. Kanisius,Yogyakarta.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan, ALFABETA, Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatis, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suryaningsih, N.S. 2010. Pengembangan Media Cetak Modul Sebagai Media
Pembelajaran Mandiri pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi Kelas VII Semester 1 di SMPN 4 Jombang. Skripsi.
Surabaya.
Suprawoto, N.A., 2009, Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul,
diakses pada 30 Oktober 2015).

107

Sutrisno, Dermawan, T., dan Ardjoko, S. 2006. Profil Pemanfaatan Media
Pembelajaran dalam Menciptakan Perkuliahan yang Kondusif di
Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Suryaningsih, N.S. 2010. Pengembangan Media Cetak Modul Sebagai Media
Pembelajaran Mandiri pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi Kelas VII Semester 1 di SMPN 4 Jombang. Skripsi.
Surabaya
Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul. Yogyakarta: Bina Aksara
Shen, B. S. P., 1975. Science literacy and the public understanding of science. In
S. B. Day (Ed.), Communication of scientific information. New York: S.
Karger and A. G. Basel.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Tjipto, U. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
Toharudin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A. 2011. Membangun Literasi
Sains. Bandung: Humaniora.
Vembrianto, S. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Jogyakarta: Paramita.
Winkel. 2009. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abdi
Yilmas, I., 2012. Does Science Literacy Cover Understanding? An Analysis Over
Turkish Education Curiculum. International Journal of Applied Science
and Technology. 2(1): 145-151.
Yuenyong C & P Narjaikaew. 2009. Scientific literacy and thailand science
education. International Journal of Environment & Science Education
4(3): 335-349.