DAFTAR PUSTAKA Subjective Well-Being Pada Pasangan Yang Belum Memiliki Anak Kandung Tetapi Memiliki Anak Angkat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. (2014, September 15). Ingat Baik-baik Kebahagiaan Istri Kunci
pernikahan
Harmonis.
diunduh
dari
http://female.kompas.com/read/2014/09/15/220000020/Ingat.Baikbaik.Kebahagiaan.Istri.Kunci.Pernikahan.Harmonis .
Anwar, F. (2016, Agustus 19). Merasa Disayang dan Dihargai Bisa Bantu
Seseorang
Tidur
Lebih
Nyenyak.
diunduh
dari
http://health.detik.com/read/2016/08/19/110622/3278758/763/merasadisayang-dan-dihargai-bisa-bantu-seseorang-tidur-lebih-nyenyak .
Anwar, M. (2004, February 10). Pasangan Subur 25% Hamil Bulan Pertama.
diunduh dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/10/dar31.htm.
Baron, R., dan Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi 10. Jakarta:
Erlangga.
Dahlan, A. (1996). Ensiklopedia Hukum Islam Jilid I. Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve.
Deviyana, N. (2014, Desember 16). Jika Setahun Belum Punya Anak, Ini yang
Harus
Dilakukan
Pasutri.
diunduh
dari
http://rona.metrotvnews.com/read/2014/12/16/332698/jika-setahun-belumpunya-anak-ini-yang-harus-dilakukan-pasutri .
Diener, E. (2000). Subjective Well-Being, The Science of Happiness and a
Proposal for a National Index. American Psychologist , 55 (1) 34-43.
Diener, E., dan Biswas, R. (2008). Happiness: Unlocking The Mysteries of
Psychological Wealth. Singapore: Blackwell Publishing.
Diener, E., Oishi, S., dan Lucas, R. E. (2002). Subjective Well Being: The
Science Of Happiness and Life Satisfaction. Dalam C. R. Snyder, Shane J.
Lopes (Ed). Handbook of Possitive Psychology (Hal 63-73). United
Kingdom: Oxford University Press
Diener, E., Suh, E., dan Oishi, S. (1997, Maret). Recent Findings on Subjective
Well-Being.
diunduh
dari

http://209-197-4156.unassigned.ntelos.net/images/stories/library/Stennett_Psychology_Artic
les/Recent%20Findings%20on%20Subjective%20Well-Being.pdf .
Echols, J. M., dan Shadily, H. (2000). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Eid, M., dan Larsen, R. J. (2008). The Science Of Subjective Well-Being. New
York: A Division Of Guilford Publications, Inc.
82

83

Feist, J., dan Feist, G. J. (2012). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Goode, W. (1991). Sosiologi keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.
Hakim, L. (2004). Metodologi Penelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hidayah, N. (2012). Nilai Anak, Stres Infertilitas dan Kepuasan Pernikahan Pada
Wanita yang Mengalami Infertilitas. diunduh dari http://fpsi.mercubuanayogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/Agustus_2010_NurulHidayah.pdf .
Hidayah, N., dan Hadjam, N. R. (2006). Perbedaan Kepuasan Perkawinan Antara
Wanita Yang Mengalami Infertilitas Primer dan Infertilitas Skunder.

Indonesian Psychological Journal , 3 (1) 7-17.
Indriyani, D. (2011). Konseling Infertilitas. The Indonesian Journal Of Health
Science , 1 (2). 83-94.
Joshi, H. L., Singh, R., dan Bindhu. (2009). Psychological Distress, Coping and
Subjective Wellbeing among Infertile Woman . Journal of the Indian
Academy of Applied Psychology , 35 (2) 329-336.
Judge, S. (2003). Determinants of Parental Stress in Families Adopting Children
From Eastern Europe. Family Relation , 52 (3), 241-248.
Kartono, K. (2007). Psikologi Wanita 2: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: CV. Mandar Maju.
Keyes, C. L., Shmotkin, D., dan Ryff, C. D. (2002). Optimizing Well-Being: The
Empirical Encounter of Two Traditions. Journal of Personality and Social
Psychology , 82 (6), 1007–1022.
Mayangsari, I. (2012). Parenting Self-efficiacy Pada Ibu Yang Memiliki Anak
Adopsi Usia Kanak-kanak Madya. Skripsi, Jakarta: Universitas Indonesia.
McQuillan, J., Greil, A. L., White, L. K., dan Jacob, M. C. (2003). Frustrated
Fertility: Infertility and Psychological Distress Among Woman. Bureau of
Sociological Research , 1006-1018.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Myers, D. G., dan Diener, E. (1995). Who Is Happy? Psychological Science , 6
(1) 10-17.

84

Myrskylä, M., dan Margolis, R. (2012). Happiness: Before and After the Kids.
Max-Planck-Institut für demografi sche Forschung , 1-43.
Papalia, D. E., Olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2009). Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Ryani, A. (2016, Juli 19). Apakah Anda Memenuhi 15 Tanda Pernikahan Bahagia
Ini? dinduh dari http://tabloidnova.com/Keluarga/Pasangan/ApakahAnda-Memenuhi-15-Tanda-Pernikahan-Bahagia-Ini .
Ryff, C. D., dan Keyes, L. M. (1995). The Structure of Psychological Well-Being
Revisited. Journal of Personality and Social Psychology , 69 (4) 719-727.
Sajjan, M. A., dan Jadhav, S. G. (2016). Anxiety and Subjective Well Being of
Pregnant Job Holders and Home Makers. The International Journal of
Indian Psychology , 3 (2) 137-141.
Santos, M. C., Jr., C. M., Jr., F. O., Paat, J. J., dan Barnachea, E. A. (2012).
Menaing In Life And Subjective Well Being: Is A Satisfying Life
Meaningful? Journal of Arts, dan Commerce, International Refereed
Research Journal , III, Issue-4(1) 32-40.

Santoso, L. (2014). Penerimaan Pasangan Suami Istri Terhadap Infoluntary
Childlessness Dalam Folm Test Pack: You're My Baby. Jurnal Ekomunikasi , 2 (2) 1-10.
Saraswati. (2015). Infertility. Artikel Review , 4 (5) 5-9.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogjakarta:
Graha Ilmu.
Srisusanti, S., dan Zulkaida, A. (2013). Studi Deskriptif Mengenai Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan Pada Istri. UG Jurnal , 7 (6)
8-12.
Sukmasari, R. N. (2016, Mei 23). Ditanya 'kapan Nikah' vs 'Sudah Hamil',
Manakah
Yang
Lebih
Mengganggu?
diunduh
dari
http://health.detik.com/read/2016/05/23/133313/3215542/763/ditanyakapan-nikah-vs-sudah-hamil-mana-yang-lebih-mengganggu .
Taufik. (2010). Psikologi Untuk Kebidanan Dari Teori Ke Praktek. Surakarta:
Eastview.
Ulfah, S. M., dan Mulyana, O. P. (2014). Gambaran Subjective Well-being pada
Wanita Involuntary Childless. Jurnal Psikologi Character , 02 (3) 1-10.

Wijayanti, H., dan Nurwianti, F. (2010). Kekuatan Karakter Dan Kebahagiaan
Pada Suku Jawa. Jurnal Psikologi , 3 (2) 114-122.

85

Wirawan, H. E. (2009). Kebahagiaan Menurut Dewasa Muda Indonesia . (online).
Jakarta: Universitas Tarumanegara. Diakses pada 6 Maret 2017.
Zaini, M. (1999). Adopsi Suatu Tinjauan dari Segi Tiga Sistem Hukum. Jakarta:
Bina Aksara.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/10/dar31.htm. (2004, Februari).
http://news.kompas.com/read/2010/10/11/1419584/9.tanda.bahwa.anda.bahagia .
(2010, Oktober 11).