PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jatinom Tahun Ajaran 2016/2017.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JATINOM
TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:
IMA NUR FITRIANA
A210130161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JATINOM
TAHUN AJARAN 2016/2017
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran IPS melalui metode pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD). Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan jenis data kualitatif, yaitu data yang
berbentuk data dan kalimat. Subjek penelitian adalah kelas VII D SMP Negeri 2 Jatinom
yang berjumlah 31 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini ada empat
tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi. Teknik
analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Student Teams Achievement Division
(STAD) efektif dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VII D SMP N 2 Jatinom tahun ajaran 2016/2017. Hal ini
dibuktikan sebelum adanya tindakan, prosentase keaktifan belajar siswa hanya sebesar
23,65%, sedangkan setelah adanya tindakan siklus I keaktifan belajar siswa terlihat
mengalami peningkatan mencapai 58,60% dan setelah tindakan siklus II keaktifan belajar
siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan hingga mencapai 82,23%.
Kata Kunci: Keaktifan , Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD)


Abstract
This research of class action aims to improve students' learning activeness in social science
subjects through Student Teams Achievement Division (STAD) learning method. This
research of class action is a type of qualitative data, it is the data in the form of data and
sentences. The subjects of the study were class VII D SMP Negeri 2 Jatinom which
amounted to 31 students. Methods of data collection using observation methods,
interviews, field notes and documentation. There are four stages in this study procedures,
there are action planning, action implementation, observation, reflection. Data analysis
techniques used consist of data reduction, data presentation, and data verification. The
results of this study indicate that the application of Student Teams Achievement Division
(STAD) can effectively improve students' learning activity in social science subjects class
VII D SMP N 2 Jatinom academic year 2016/2017. This is evidenced before the action, the
percentage of students 'learning activity is only 23.65%, reaching 58.60% and after the II
cycle action, students' learning activity and overall increased to 82.23%.
Keywords: Activity, Learning Method Student Teams Achievement Division (STAD)

1. PENDAHULUAN
Pendidikan berperan penting dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan


1

negara lain. Saat ini Indonesia masih dihadapkan oleh beberapa kendala yang
berkaitan dengan mutu pendidikan. Beberapa upaya dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan meningkatkan sarana dan
prasarana, perubahan kurikulum, proses belajar mengajar, peningkatan kualitas
guru dan sebagainya. Hal ini karena pendidikan dijadikan sebagai alat ukur
keberhasilan suatu bangsa dalam pemeliharaan dan perbaikan kehidupan
masyarakat.
Dalam perkembangannya, pendidikan dijadikan sebagai usaha untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai masyarakat dan kebudayaan agar
menjadi dewasa dan mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. Sebagaiamana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari rumusan tersebut pendidikan merupakan faktor penting

dalam

penunjang kehidupan dan dijadikan sebagai ujung tombak dalam pembangunan
peradaban. Sumber daya yang unggul dapat mengantarkan bangsa menjadi maju
dan kompetitif di tengah-tengah arus globalisasi. Pada kenyataannya masih ada
beberapa hambatan yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Salah satu
hambatan yang dihadapi di dalam dunia pendidikan saat ini yaitu masih
lemahnya proses pembelajaran Erma (dalam Apriliana Rejeki, 2012:136).
Proses pembelajaran berkaitan dengan metode mengajar yang digunakan oleh
guru. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari tingkat penguasaan
materi, pencapaian pemahaman, serta prestasi belajar siswa dalam setiap mata
pelajaran yang mereka ikuti. Semakin tinggi keberhasilan proses pembelajaran
maka didukung dengan semakin tingginya tingkat penguasaan materi,
pemahaman, serta prestasi belajar siswa dalam suatu mata pelajaran. Cara yang
tepat untuk meningkatkan penguasaan materi, pemahaman, serta prestasi belajar

2


siswa dengan menigkatkan keaktifan belajar siswa serta penggunaan metode
mengajar guru yang lebih inovatif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:31), aktif artinya giat atau
berusaha. Keaktifan diartikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Maksudnya
keaktifan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Keaktifan dalam pembelajaran yaitu suatu kegiatan siswa saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik di dalam atau luar kelas yang dapat
menunjang keberhasilan dan prestasinya dalam suatu pelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar ada empat yaitu faktor
siswa, faktor guru, faktor sarana prasarana dan faktor lainnya yang mempengaruhi
keaktifan belajar.
Berbagai riset telah membuktikan bahwa diperlukan adanya metode agar
proses pembelajaran menarik sehingga siswa dapat aktif, kreatif dan menerima
materi pelajaran dengan baik serta termotivasi untuk belajar. Dewi (dalam
Ngalimun 2016:2), “strategi pembelajaran adalah sebagian perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Salah satu strategi yang dimaksud yaitu pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. Wulandari (dalam Slavin, 2012:136) mengungkapkan
bahwa salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana adalah
Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan merupakan metode yang

paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif.
Metode STAD menurut peneliti adalah model yang paling cocok
digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar karena terdapat aktivitas belajar
dan interaksi diantara siswa secara individu dan kelompok. Metode ini
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-6 orang
siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Keunggulan dari metode ini adalah adanya kerjasama dalam kelompok dan
dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu,

3

sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota
yang lain. Diharapkan siswa lebih dapat memahami materi pelajaran dengan
mudah, aktif, efektif, menyenangkan dan prestasi belajar siswa dapat meningkat
sehingga mencapai hasil yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Pada
Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 JATINOM Tahun Ajaran
2016/2017”.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru
dan peneliti. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Jatinom. Siswa yang
menjadi subjek penerima tindakan ini yaitu siswa kelas VII D yang berjumlah 31
siswa. Sementara itu, guru yang menjadi subjek pelaku tindakan ini adalah Dra.
Azimatun Fatqiyah. Waktu penelitian 3 bulan dimulai dari 2 Februari 2017
sampai 2 Mei 2017. Pelaksanaan penelitian ini tanggal 20 Maret 2017 sampai
dengan 30 Maret 2017.
Dalam penelitian metode pengumpulan data terdiri dari: 1) wawancara
untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan. 2) observasi untuk mengetahui
peningkatan keaktifan belajar IPS setelah dilaksanakan penelitian menggunakan
metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan
mengeamati perubahan yang terjadi pada guru, siswa serta situasi kelas setelah
digunakannya pembelajaran tersebut. 3) catatan lapangan berupa catatan
pengamatan terhadap aktivitas, kegiatan dan permasalahan yang terjadi di kelas
VII D saat proses pembelajaran berlangsung. 4) tugas kelompok dilakukan
dengan cara pemberian soal yang dilakukan secara kelompok untuk mengetahui

tingkat keaktifan belajar siswa. 5) dokumentasi yaitu berupa RPP, daftar nama
siswa, pedoman observasi, catatan lapangan, dan foto proses penelitian
berlangsung.

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh siswa kelas VII D SMP N 2
Jatinom dalam 2 siklus, setiap siklus mempunyai 4 tahap yaitu: 1) Perencanaan
tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi tindakan, dan 4) Refleksi
tindakan.
Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian sebelum tindakan yang
dilakukan di kelas VII D SMPN 2 Jatinom ditemukan bahwa tingkat keaktifan
belajar siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara
lain faktor siswa, guru, sarana dan prasarana, dan faktor lainnya yang
mempengaruhi keaktifan belajar. Proses pembelajaran sebekum tindakan
menunjukkan bahwa siswa masih pasif dalam proses pembelajaran. Hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa keaktifan belajar
siswa kelas VII D masih rendah yaitu hanya 23,65%. Hal ini jauh dari yang
diharapkan sehingga diperlukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan belajar

siswa mencapai 70%. Untuk mencapai target yang diharapkan sehingga
diperlukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Peneliti
memilih strategi pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Pada siklus I keaktifan belajar siswa terlihat sebanyak 58,60% dan pada
siklus II menjadi sebanyak 82,23%. Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan
bahwa hasil penelitian mengenai keaktifan belajar siswa meningkat.peningkatan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Data Peningkatan Keaktifan Siswa dengan Metode Pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD)
No

1

Indikator Keaktifan
Siswa

Sebelum
Tindakan

(31 siswa)

Setelah Tindakan
Siklus II
Siklus I
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1
2
1
2
(31 siswa) (31 siswa) (31 siswa) (31 siswa)

Siswa
berani 6 siswa
8 siswa 13 siswa 22 siswa 25 siswa
mengajukan per- (19,35%) (25,80%) (41,93%) (70,96%) (80,64%)
tanyaan
kepada

5


2

3

siswa atau guru
pada saat tidak
mengerti
Siswa
melaksanakan
diskusi kelompok,
seperti:
9 siswa
- Mengungkapkan
10 siswa 12 siswa 23 siswa 23 siswa
(29,03%) (32,26%) (38,71%) (74,19%) (74,19%)
ide
- Membuat
rangkuman

12 siswa 21 siswa 24 siswa 24 siswa 26 siswa
(38,71%) (67,74%) (77,42%) (77,42%) (83,87%)

- Membuat
kesimpulan

8 siswa
9 siswa 12 siswa 16 siswa 22 siswa
(25,81%) (29,03%) (38,71%) (51,61%) (70,97%)

- Presentasi

5 siswa
(16,13%)

16 siswa
(51,61)

31 siswa
(100%)

31 siswa
(100%)

31 siswa
(100%)

Siswa
aktif 4 siswa
11 siswa 17 siswa 20 siswa 26 siswa
menjawab
(12,90%) (35,49%) (54,84%) (64,52%) (83,87%)
kuis/pertanyaan
dari guru
PROSENTASE
KEAKTIFAN

23,65%

40,32%

58,60%

73,12%

82,23%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa
meningkat sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dan guru IPS. Penerapan
metode pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPS menunjukkan hasil yang
menggembirakan, hal ini terlihat dari hasil keaktifan belajar siswa pada siklus I
sampai siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 82,23%.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan pada kelas VII D SMPN
2 Jatinom tahun ajaran 2016/2017, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terjadinya peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas
VIID tahun ajaran 2016/2017 melalui metode pembelajaran STAD pada pada
pokok

bahasan

tentang

perkembangan

masyarakat,

kebudayaan,

pemerintahan pada masa Islam serta peninggalan-peninggalannya.

6

dan

Hal ini dapat dilihat dari indikator berikut ini:
4.1 Keberanian siswa bertanya kepada siswa atau guru pada saat tidak
mengerti
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang berani bertanya kepada siswa atau guru pada
saat tidak mengerti sebanyak 6 siswa (19,35%), setelah dilakukan Siklus I
Pertemuan 1 tercatat sebanyak 8 siswa (25,80%), setelah dilakukan Siklus
I Pertemuan 2 tercatat sebanyak 13 siswa (41,93%), setelah dilakukan
Siklus II Pertemuan 1 tercatat sebanyak 22 siswa (70,96%) dan setelah
dilakukan Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 25 siswa (80,64%).
4.2 Keaktifan siswa melaksanakan diskusi kelompok seperti mengungkapkan
ide, membuat rangkuman, membuat kesimpulan dan presentasi di depan
kelas
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang berani mengungkapkan ide dalam diskusi
kelompok sebanyak 9 siswa (29,03%), setelah dilakukan Siklus I
Pertemuan 1 tercatat sebanyak 10 siswa (32,26%), setelah dilakukan
Siklus I Pertemuan 2 tercatat sebanyak 12 siswa (38,71%), setelah
dilakukan Siklus II Pertemuan 1 tercatat sebanyak 23 siswa (74,19%) dan
setelah dilakukan Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 23 siswa
(74,19%).
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang membuat rangkuman dalam diskusi kelompok
sebanyak 12 siswa (38,71%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan 1
tercatat sebanyak 21 siswa (67,74%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan
2 tercatat sebanyak 24 siswa (77,42%), setelah dilakukan Siklus II
Pertemuan 1 tercatat sebanyak 24 siswa (77,42%) dan setelah dilakukan
Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 26 siswa (83,87%).
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang membuat kesimpulan dalam diskusi kelompok
sebanyak 8 siswa (25,81%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan 1

7

tercatat sebanyak 9 siswa (29,03%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan
2 tercatat sebanyak 12 siswa (38,71%), setelah dilakukan Siklus II
Pertemuan 1 tercatat sebanyak 16 siswa (51,61%) dan setelah dilakukan
Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 22 siswa (70,97%).
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang berani melakukan presentasi di depan kelas
dalam diskusi kelompok sebanyak 5 siswa (16,13%), setelah dilakukan
Siklus I Pertemuan 1 tercatat sebanyak 16 siswa (51,61%), setelah
dilakukan Siklus I Pertemuan 2 tercatat sebanyak 31 siswa (100%), setelah
dilakukan Siklus II Pertemuan 1 tercatat sebanyak 31 siswa (100%) dan
setelah dilakukan Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 31 siswa
(100%).
4.3 Keaktifan siswa aktif menjawab kuis/pertanyaan dari guru
Hasil tindakan yang diperoleh, menyatakan bahwa sebelum adanya
tindakan jumlah siswa yang aktif menjawab kuis/pertanyaan dari guru
sebanyak 4 siswa (12,90%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan 1
tercatat sebanyak 11 siswa (35,48%), setelah dilakukan Siklus I Pertemuan
2 tercatat sebanyak 17 siswa (54,84%), setelah dilakukan Siklus II
Pertemuan 1 tercatat sebanyak 20 siswa (64,52%) dan setelah dilakukan
Siklus II Pertemuan 2 tercatat sebanyak 26 siswa (83,87%).
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Intan Noka. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan Kelas X AK/PM SMK Muhammadiyah
Delanggu Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20. Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

8

Wulandari, Erma & Sukirno. 2012. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantu Media
Monopoli Dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas
X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol X No 1. Diakses pada 15 Januari
2017, dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/926

9

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sd/Mi (Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Sd Negeri Jatiasih X Bekasi

0 8 137

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas VI SDN 2 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan

0 0 6

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPS melalui Metode Sosiodrama dan Media Gambar Komik pada Siswa Kelas I SD Negeri 45 Pulau Karam Kecamatan Koto XI Tarusan Tahun Pelajaran 2012/2013

0 0 8

Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKN pada Siswa Kelas VI SD Negeri 05 Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 12

Efektivitas Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komik pada Siswa SD

0 0 11