HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI KANAN DENGAN KECEPATAN TENDANGAN LURUS KANAN PADA PESILAT DI Hubungan Antara Panjang Tungkai Kanan Dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan Pada Pesilat Di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

(1)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI KANAN DENGAN

KECEPATAN TENDANGAN LURUS KANAN PADA PESILAT DI

PADEPOKAN PENCAK SILAT UNTUNG SUROPATI KARTASURA

Artikel Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan

Gelar Sarjana Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

Satroda Muryanto

J120 130 023

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI KANAN DENGAN KECEPATAN TENDANGAN LURUS KANAN PADA PESILAT DI PADEPOKAN PENCAK SILAT UNTUNG SUROPATI KARTASURA

ABSTRAK

Latar Belakang: Pencak silat adalah salah satu jenis olahraga yang ikut andil dalam mengharumkan nama Indonesia dengan prestasinya. Meskipun pesilat sudah mengikuti program latihan yang intensif, faktanya Setiap tahunnya prestasi pencak silat Indonesia di event pertandingan tingkat Internasional mengalami pasang surut. Hal tersebut mungkin dikarenakan faktor fisik yang kurang diperhatikan, salah satu faktor fisik yang penting yaitu panjang tungkai, ada kemungkinan panjang tungkai mempengaruhi kecepatan tendangan dalam menunjang prestasi pesilat.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

Manfaat Penelitian: Dapat mengetahui hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sample 82 orang. Pengukuran Panjang Tungkai menggunakan meteran dari trochantor sampai ke lantai sedangkan pengukuran kecepatan tendangan dengan melakukan tendangan sebanyak-banyaknya dalam waktu 10 detik. Uji Korelasi menggunakan Uji Pearson dengan degree of confident sebesar 95%.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji Pearson diketahui bahwa nilai p-value 0,000 < 0,005 maka H0 ditolak dan Hα diterima. Sehingga dapat diinterpretasikan

bahwa ada hubungan antara hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

Kata Kunci: Panjang Tungkai, Kecepatan Tendangan, Pencak Silat.

ABSTRACT

Background: Martial Arts is one the sports that contributed in the name of Indonesia with its achievements. Although the fighters have followed an intensive training program. The fact proves that every years, the achievement of pencak silat in Indonesia on the international match is fluctuative. It may cause careless


(6)

2

physical factor. One of important physical factor is length limb, there is possibility that length leg influences speed kick on the achievement of fighters.

Objective of the Research: To determine the relationship between the length of the right limb with a straight speed kick of right limb of fighters in Padepokan Martial Arts Untung Suropati Kartasura.

Benefit of the Research: it can determine the relationship between the length of the right limb with a straight speed kick of right limb of fighters in Padepokan Martial Arts Untung Suropati Kartasura.

Research Method: kind of this research that is used for this research is observational with cross sectional approach. The technique of collectin sample is purposive sampling with number of sample is 82 people. Measurement of length limb is using the meter of trochantor till in the floor while the measurement of speed kick is with a kick as much as possible within 10 seconds. Correlation testing is using pearson testing with a degree of confident by 95%.

Result of the Research: Based on the test results of Pearson is known that p-value 0.000 <0.005 Hα is rejected and H0 is accepted. So that it can be interpreted that there is a relationship between the relationship between the length of the right limb with a straight kick right of fighters in Padepokan Martial Arts Untung Suropati Kartasura.

Conclusion: There is a relationship between the length of the right limb with a straight kick right of fighters in Padepokan Martial Arts Untung Suropati Kartasura.

Keywords: Length limb, kick speed, Martial Arts.

1. PENDAHULUAN

Menjadi sehat, kuat, dan berprestasi adalah salah satu tujuan olahraga. Nabi Muhammad bersabda bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh dari pada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib untuk mengimani dan mengaplikasikannya yaitu dengan rajin berolahraga. Pencak silat adalah salah satu jenis olahraga yang ikut andil dalam mengharumkan nama Indonesia.

Menurut Kosasih (2015), Indonesia mempertahankan gelar juara pencak silat tingkat dunia dengan memperoleh 9 medali emas, 7 perak, dan 3 perunggu di Phuket, Thailand. Namun pada SEA GAMES 2013 dan 2015, mengalami penurunan prestasi.

Menurut Kriswanto (2015), pencak silat adalah olahraga yang memiliki mekanisme sistem pertahanan bela diri dari warisan nenek moyang. Olahraga ini perlu dibina, dikembangkan dan dilestarikan sebagai salah satu


(7)

3

budaya di Indonesia yang memiliki teknik-teknik yang bervariasi. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi pusatperkembangan beladiri tradisional pencak silat.

Meskipun bersifat tradisional, pencak silat telah dikenal oleh dunia karena telah di pertandingkan dalam event PON, SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan Olimpiade. Setiap tahunnya prestasi pencak silat di event pertandingan tingkat Internasional mengalami pasang surut. Menurut Tribunnews (2013), di ajang SEA GAMES 2013 di Myanmar memperoleh 4 medali emas, sedangkan pada tahun 2015 di Singapura hanya 3 medali emas (Metrotvnews, 2015). Berdasarkan data tersebut, Indonesia sedikit mengalami penurunan prestasi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: teknologi, sosial, kondisi fisik, dan pembinaan (Santoso et al., 2011).

Menurut Dewi (2014) ada banyak aspek yang perlu dibina oleh setiap atlet pencak silat yang dapat membantu atlet dalam mencapai prestasi yang maksimal yaitu mental, fisik, teknik, dan taktik. Selain memiliki teknik dan taktik yang bagus, pesilat juga harus ditunjang dari segi kebugaran jasmani yang optimal. Tanpa didukung fisik dan mental yang baik, mustahil dalam dua sampai tiga menit pesilat mampu mengelola teknik-teknik dan kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh banyak poin.

Sebagian besar atlet memperoleh banyak poin melalui tendangan dibandingkan dengan pukulan. Selain memiliki kekuatan tendangan, atlet perlu memiliki koordinasi tangkisan, elakan, ditambah dengan jangkauan yang panjang. Hal tersebut akan membantu meningkatkan kecepatan tendangan atlet dalam mencapai sasaran. Tungkai yang panjang akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan atlet yang memiliki tungkai pendek walaupun dengan latihan terprogram yang sama dan intensif (Hardi, 2013). Kecepatan harus dirangsang gerak secepat mungkin. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan secara terpogram dan intensif untuk mencapai prestasi dalam bidang pencak silat. Pencapaian kecepatan tendangan lurus diperlukan peran panjang tungkai atlet (Sudarminto, 1992) dalam (Amin, 2012).


(8)

4

Uraian diatas menjelaskan, serangan yang menyumbangkan poin banyak adalah tendangan, Tendangan pencak silat merupakan serangan dengan menggunakan kaki yang bertujuan untuk mengenai atau menjatuhkan lawan untuk memperoleh poin dalam suatu pertandingan pencak silat (Azizi, 2013). Tendangan yang tidak sulit untuk dilakukan dalam pertandingan pencak silat adalah tendangan lurus, sehingga sangat mudah untuk dilakukan dengan tujuan memeperbanyak poin saat bertanding. Menurut Rizki (2016), teknik gerakannya antara lain posisi kaki kuda-kuda depan (salah satu kaki berada ada posisi kiri di depan/kanan di depan). Kemudian luruskan yang ditekuk dengan kecepatan penuh dibantu gerakan dorongan pinggul. Saat mengenai sasaran, pangkal ujung kaki ditekuk dan dikontraksikan. Setelah mengenai sasaran, secepat mungkin ditarik kembali ke posisi kaki kuda-kuda depan.

Menurut Mylsidayu dan Kurniawan (2015), pesilat harus mengombinasikan kemampuan dasar tubuh tubuh yang meliputi strength, speed, agility, power, muscular edurance, coordination, flexibility, dan balance dengan aspek postur dan struktur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar, dan berat tubuh, dalam hal ini lebih dibahas pada faktor panjang tungkai dan kecepatan tendangan.

Kecepatan tendangan adalah kecepatan gerak dari segmen-segmen atau bagian tubuh berupa gabungan antara tungkai atas dan tungkai bawah. Tendangan termasuk dari katagori gerakan asiklis yang dipengaruhi tenaga statis dan kecepatan kontraksi. Jika dipisahkan arti kecepatan sendiri merupakan jarak yang ditempuh dengan satuan waktu, maka untuk menghasilkan tendangan yang cepat, pesilat harus menyelelesaikan jarak kaki dengan sasaran dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Mahardhika, 2013).

Secara biomekanika tendangan lurus gerakannya dimulai dari mengangkat paha hingga posisi paha datar, kemudian di lanjutkan dengan kaki melecut ke arah depan sesuai dengan lintasannya (Azizi, 2013). Tendangan pencak silat melibatkan otot-otot hip dan Knee sebagai penggerak utama yaitu berupa: rectus femoris, gluteus, hamstring, illiopsoas, tensor fasciae latae, illiopsoas, bisepfemoris, semimembranosus, dan quadrisep femoris.


(9)

5

Panjang tungkai merupakan jarak antara ujung tumit bagian bawah sampai dengan tulang pinggang (Dougall, 1992) dalam (Pradana, 2013). Panjang tungkai terbagi menjadi dua yaitu tungkai atas dan bawah. Tungkai atas adalah jarak dari spina illiaca dan bagian atas dan batas tengah dari condylus tibialis. Tungkai bawah adalah jarakantara titik tibial dan titik malleolus atau alas kaki (Tim Anatomi, 2003) dalam (Rafsanjani, 2012).

Kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit. Suatu objek yang bergerak dalam ujung radius yang panjang memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Menurut Sudarminto (1992) dalam (Amin, 2010), bahwa makin panjang jarak radius makin besar kecepatan liniernya, jadi sangat menguntungkan bila digunakan pengungkit sepanjang-panjangnya untuk memberikan kecepatan linier. Panjang tungkai juga merupakan penunjang kekuatan, karena dengan tungkai yang panjang tidak menutup kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan besar kecilnya otot sangat berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Semakin panjang otot semakin kuat pula untuk bergerak dengan cepat (Sudarminto,1992) dalam (Amin, 2012). Selain memiliki tungkai yang panjang untuk meraih target tendangan, panjangnya grup otot tungkai yang menyumbangkan kekuatan untuk melakukan tendangan lurus secara cepat yang menghasilkan hentakan untuk mencapai sasaran (Fahrizal, 2010).

Berdasarkan observasi pendahuluan di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura, diperoleh hasil setiap pesilat memiliki panjang tungkai yang berbeda-beda. Selain itu, beberapa orang diantaranya dilakukan test kecepatan tendangan. Melihat latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Panjang Tungkai Kanan dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan pada Pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura ’’

2. METODE

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasional dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini


(10)

6

memilih sampel dengan dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 82 responden di Padepokan Untung Suropati Kartasura. Varibel bebas (Independent variable), adalah Panjang Tungkai sedangkan variabel terikat (Dependent variable), yaitu Kecepatan Tendangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Uji Normalitas

Uji ini merupakan uji prasyarat analisa yang bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil normalitas variable panjang tungkai (X) dan kecepatan tendangan lurus (Y), ujinya dengan menggunakan uji Kolmogorof-Semirnov Z, dengan mengubah variable X dan Y menjadi Variabel Unstadardized Predicted Value (XY), Dari statistik uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dikarenakan nilai α (0,05) lebih kecil daripada nilai Sig (0,877).

3.2Uji Linearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen panjang tungkai (X) dan variabel dependen kecepatan tendangan lurus (Y) searah berhubungan atau tidak. Hasil ketentuan linear atau tidaknya dapat dilihat pada data F hitung dan F tabel atau pada nilai α dan Sig pada deviaiton from linearity. Dari statistik uji linearitas dapat disimpulkan bahwa data X dan Y mempunyai hubungan yang linear atau searah dikarenakan nilai α (0,05) lebih kecil daripada nilai Sig (0,199) dan nilai F hitung (1,32) lebih kecil daripada nilai F tabel (1,74).

3.3Uji Hubungan

Uji ini bertujuan untuk mengetahui tentang derajad tingginya hubungan antara variabel independen panjang tungkai (X) dengan variabel dependen kecepatan tendangan (Y) ujinya dengan menggunakan pearson,  Dari hasil statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan.


(11)

7

3.4Pembahasan

Berdasarkan uji satistik menggunakan Uji Pearson diatas menunjukkan nilai α (0,05)>p-value (0,00), dan dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara panjang tungkai dengan kecepatan tendangan lurus. Nilai r (koofisien korelasi) = 0,677 menunjukkan korelasi yang kuat antara panjang tungkai dengan kecepatan tendangan lurus. Dari koofisien korelasi diperoleh nilai koofisien determinasi sebesar 0,458 yang memiliki arti variasi panjang tungkai memiliki hubungan dengan variasi kecepatan tendangan lurus, dengang perhitungan regresi sumbangan hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan lurus sebesar 50 %.

Pada penelitian ini didapatkan hasil ada hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Untung Suropati Kartasura. Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa Kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit. Suatu objek yang bergerak dalam ujung radius yang panjang memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Menurut Sudarminto (1992) bahwa makin panjang jarak pengungkit makin besar kecepatan liniernya, jadi sangat menguntungkan bila digunakan pengungkit sepanjang-panjangnya untuk memberikan kecepatan linier. Panjang tungkai juga merupakan penunjang kekuatan, karena dengan tungkai yang panjang tidak menutup kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan besar kecilnya atau panjang pendeknya otot sangat berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Semakin panjang otot semakin kuat pula untuk bergerak dengan cepat (Sudarminto,1992) dalam (Amin, 2012). Selain memiliki tungkai yang panjang untuk meraih target tendangan, panjangnya grup otot tungkai yang menyumbangkan kekuatan untuk melakukan tendangan lurus secara cepat yang menghasilkan hentakan untuk mencapai sasaran (Fahrizal, 2010)


(12)

8

3.5 Keterbatasan Penelitian

Dari hasil penelitian masih jauh dari kata kesempurnaan, terdapat banyak keterbatasan baik dalam metode maupun pembahasan, sehingga menyebabkan banyak kekurangan dari hasil penelitian. Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya sarana prasarana yang lebih canggih, misal

handbox yang masih di pegangi secara manual, dan ada kemungkinan

ketika di tendang, sehingga target akan bergeser ketika ditendang dan masih mengukur kecepatan tendangan secara manual.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara Panjang Tungkai Kanan dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan pada Pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

4.2Saran

4.2.1 Sarana prasana diharapkan lebih modern, misalnya target

tendangan adalah target statis, dan alat pengukur kecepatan tendangannya dengan menggunakan software Dartfish Prosuite. 

4.2.2Berdasarkan adanya hasil penelitian dan keterbatasan penelitian diharapkan peneliti yang selanjutnya menambah jumlah sampel lebih dari 82 .

DAFTAR PUSTAKA

Amin, N., Subiyono H.S., dan Sumartiningsih, S. 2012. Sumbangan Otot Power Tungkai Panjang Tungkai Kekuatan Otot Perut terhadap Grab Start. Journal Of Sport Sciences and Fitness. Volume 01. Nomor: 02. 2012: 8-13.

Azizi, M.A. 2013. Pengaruh Latihan Split Jump terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan Pada Pencak Silat. Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 01. Nomor: 01. 2013: 1-13.


(13)

9

Dewi, K.A. 2014. Kontribusi Kelincahan dan Kecepatan terhadap Tendangan Sabit pada Atlet Pencak Silat Putra Usia 12-14 Tahun. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Volume 02. Nomor: 02. 2014: 158-163.

Fahrizal. 2010. Kontribusi Kekuatan Tungkai, Kseimbangan dan Kecepatan Reaksi Terhadap Kecepatan Tendangan Lurus ke Depan Olahraga Pencak Silat. Jurnal Ilara. Volume 01. Nomor: 02. 2010: 70-80.

Fahrizal. 2010. Kontribusi Kekuatan Tungkai, Kseimbangan dan Kecepatan Reaksi Terhadap Kecepatan Tendangan Lurus ke Depan Olahraga Pencak Silat. Jurnal Ilara. Volume 01. Nomor: 02. 2010: 70-80.

Firdaus, A.C. 2015. Daftar Lengkap Peraih Medali Untuk Indonesia di SEA Games 2015. Diakses: 17 Oktober 2016. http://m.metronews.com/read/2015 /06/17/137424/daftar-lengkap-peraih-medali-untuk-indonesia-di-sea-games-2015

Hardi, I.S. 2012. Analisa korelasi Panjang Tungkai dan Kekuata Otot Tungkai dengan Kemampuan Keincahan tendangan Sabit dalam Olahraga Pencak Silat.Diakses:17Oktober2016.http://imamsuyudihardi76.blogspot.co.id/2012 /08/kemampuan-kelincahan-tendangan-sabit.html.

Jawas, Q.A. 2014. Mukmin yang Kuat Lebih Baik dan Lebih Dicintai Oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Diakses: 17 Oktober 2016 . https :// almanhaj .or.id/3841- mukmin- yang- kuat- lebih- baik-dan-lebih-dicintai-oleh- allah-subhanahu - wa-taala.html

Kosasih, R. 2015. Prestasi Mendunia, Fasilitas Pelatnas Pencak Silat Nihil. Diakses: 7 November 2017. http://m.liputan6.com/bola/read/2209354/ prestasi- mendunia- fasilitas- pelatnas- pencak-silat-nihil

Kriswanto, E.S. 2015. Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat Teknik-Teknik

dalam Pencak Silat Pengetahuan Dasar Pertandingan Pencak Silat.

Yogyakarta : Pustakabarupress

Lubis, J dan Wardoyo, H. 2016. Pencak Silat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mylsidayu A dan Kurniawan F. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung : Alfabeta.

Pradana, A.A., dan Wahyudi, H. 2013. Kontribusi Tinggi Badan, Berat Badan, dan Panjang Tungkai terhadap Kecepatan Lari Cepat (Sprint) 100 Meter Putra. Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 01. Nomor: 01. 2013: 1-5.

Rafsanjani, J. 2012. Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan dan Panjang Tungkai dengan Ketepatan Operan Tendangan Jarak Jauh pada


(14)

10

Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri 1 Pleret

Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rizki, A . 2016. Pengaruh Gaya Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Teknik Tendangan Depan Cabang Pencak Silat Pada Siswa SMPN 5 Karawang. JUDIKA. Volume 04. Nomor: 01. 2016

Santoso, T.B., Miharjianto, H., dan Wahyuni. 2011. Penerapan Neuromuscular Electrical Stimulation Pada Peningkatan Kinerja Atlet Pplp, Pplm Dan Pelatda Pencak Silat Jawa Tengah. Surakarta.

Zulfikar, M. 2013. Prabowo Apresiasi Atlet Pencak Silat yang Raih Emas di SEA Games. Diakses: 17 Oktober 2016. http://m.tribunnews.com/nasional/2013 /12/16/pabowo-apresiasi-atlet-pencak-silat-yang-raih-emasdi-sea-games


(1)

5

Panjang tungkai merupakan jarak antara ujung tumit bagian bawah sampai dengan tulang pinggang (Dougall, 1992) dalam (Pradana, 2013). Panjang tungkai terbagi menjadi dua yaitu tungkai atas dan bawah. Tungkai atas adalah jarak dari spina illiaca dan bagian atas dan batas tengah dari condylus tibialis. Tungkai bawah adalah jarakantara titik tibial dan titik malleolus atau alas kaki (Tim Anatomi, 2003) dalam (Rafsanjani, 2012).

Kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit. Suatu objek yang bergerak dalam ujung radius yang panjang memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Menurut Sudarminto (1992) dalam (Amin, 2010), bahwa makin panjang jarak radius makin besar kecepatan liniernya, jadi sangat menguntungkan bila digunakan pengungkit sepanjang-panjangnya untuk memberikan kecepatan linier. Panjang tungkai juga merupakan penunjang kekuatan, karena dengan tungkai yang panjang tidak menutup kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan besar kecilnya otot sangat berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Semakin panjang otot semakin kuat pula untuk bergerak dengan cepat (Sudarminto,1992) dalam (Amin, 2012). Selain memiliki tungkai yang panjang untuk meraih target tendangan, panjangnya grup otot tungkai yang menyumbangkan kekuatan untuk melakukan tendangan lurus secara cepat yang menghasilkan hentakan untuk mencapai sasaran (Fahrizal, 2010).

Berdasarkan observasi pendahuluan di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura, diperoleh hasil setiap pesilat memiliki panjang tungkai yang berbeda-beda. Selain itu, beberapa orang diantaranya dilakukan test kecepatan tendangan. Melihat latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Panjang Tungkai Kanan dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan pada Pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura ’’

2. METODE

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasional dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini


(2)

6

memilih sampel dengan dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 82 responden di Padepokan Untung Suropati Kartasura. Varibel bebas (Independent variable), adalah Panjang Tungkai sedangkan variabel terikat (Dependent variable), yaitu Kecepatan Tendangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Uji Normalitas

Uji ini merupakan uji prasyarat analisa yang bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil normalitas variable panjang tungkai (X) dan kecepatan tendangan lurus (Y), ujinya dengan menggunakan uji Kolmogorof-Semirnov Z, dengan mengubah variable X dan Y menjadi Variabel Unstadardized Predicted Value (XY), Dari statistik uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dikarenakan nilai α (0,05) lebih kecil daripada nilai Sig (0,877). 3.2Uji Linearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen panjang tungkai (X) dan variabel dependen kecepatan tendangan lurus (Y) searah berhubungan atau tidak. Hasil ketentuan linear atau tidaknya dapat dilihat pada data F hitung dan F tabel atau pada nilai α dan Sig pada deviaiton from linearity. Dari statistik uji linearitas dapat disimpulkan bahwa data X dan Y mempunyai hubungan yang linear atau searah dikarenakan nilai α (0,05) lebih kecil daripada nilai Sig (0,199) dan nilai F hitung (1,32) lebih kecil daripada nilai F tabel (1,74).

3.3Uji Hubungan

Uji ini bertujuan untuk mengetahui tentang derajad tingginya hubungan antara variabel independen panjang tungkai (X) dengan variabel dependen kecepatan tendangan (Y) ujinya dengan menggunakan pearson,  Dari hasil statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan tendangan lurus kanan.


(3)

7 3.4Pembahasan

Berdasarkan uji satistik menggunakan Uji Pearson diatas menunjukkan nilai α (0,05)>p-value (0,00), dan dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara panjang tungkai dengan kecepatan tendangan lurus. Nilai r (koofisien korelasi) = 0,677 menunjukkan korelasi yang kuat antara panjang tungkai dengan kecepatan tendangan lurus. Dari koofisien korelasi diperoleh nilai koofisien determinasi sebesar 0,458 yang memiliki arti variasi panjang tungkai memiliki hubungan dengan variasi kecepatan tendangan lurus, dengang perhitungan regresi sumbangan hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan lurus sebesar 50 %.

Pada penelitian ini didapatkan hasil ada hubungan antara panjang tungkai kanan dengan kecepatan lurus kanan pada pesilat di Padepokan Untung Suropati Kartasura. Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa Kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit. Suatu objek yang bergerak dalam ujung radius yang panjang memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Menurut Sudarminto (1992) bahwa makin panjang jarak pengungkit makin besar kecepatan liniernya, jadi sangat menguntungkan bila digunakan pengungkit sepanjang-panjangnya untuk memberikan kecepatan linier. Panjang tungkai juga merupakan penunjang kekuatan, karena dengan tungkai yang panjang tidak menutup kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan besar kecilnya atau panjang pendeknya otot sangat berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Semakin panjang otot semakin kuat pula untuk bergerak dengan cepat (Sudarminto,1992) dalam (Amin, 2012). Selain memiliki tungkai yang panjang untuk meraih target tendangan, panjangnya grup otot tungkai yang menyumbangkan kekuatan untuk melakukan tendangan lurus secara cepat yang menghasilkan hentakan untuk mencapai sasaran (Fahrizal, 2010)


(4)

8 3.5 Keterbatasan Penelitian

Dari hasil penelitian masih jauh dari kata kesempurnaan, terdapat banyak keterbatasan baik dalam metode maupun pembahasan, sehingga menyebabkan banyak kekurangan dari hasil penelitian. Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya sarana prasarana yang lebih canggih, misal handbox yang masih di pegangi secara manual, dan ada kemungkinan ketika di tendang, sehingga target akan bergeser ketika ditendang dan masih mengukur kecepatan tendangan secara manual.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara Panjang Tungkai Kanan dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan pada Pesilat di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

4.2Saran

4.2.1 Sarana prasana diharapkan lebih modern, misalnya target

tendangan adalah target statis, dan alat pengukur kecepatan tendangannya dengan menggunakan software Dartfish Prosuite 4.2.2 Berdasarkan adanya hasil penelitian dan keterbatasan penelitian

diharapkan peneliti yang selanjutnya menambah jumlah sampel lebih dari 82 .

DAFTAR PUSTAKA

Amin, N., Subiyono H.S., dan Sumartiningsih, S. 2012. Sumbangan Otot Power Tungkai Panjang Tungkai Kekuatan Otot Perut terhadap Grab Start. Journal Of Sport Sciences and Fitness. Volume 01. Nomor: 02. 2012: 8-13.

Azizi, M.A. 2013. Pengaruh Latihan Split Jump terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan Pada Pencak Silat. Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 01. Nomor: 01. 2013: 1-13.


(5)

9

Dewi, K.A. 2014. Kontribusi Kelincahan dan Kecepatan terhadap Tendangan Sabit pada Atlet Pencak Silat Putra Usia 12-14 Tahun. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Volume 02. Nomor: 02. 2014: 158-163.

Fahrizal. 2010. Kontribusi Kekuatan Tungkai, Kseimbangan dan Kecepatan Reaksi Terhadap Kecepatan Tendangan Lurus ke Depan Olahraga Pencak Silat. Jurnal Ilara. Volume 01. Nomor: 02. 2010: 70-80.

Fahrizal. 2010. Kontribusi Kekuatan Tungkai, Kseimbangan dan Kecepatan Reaksi Terhadap Kecepatan Tendangan Lurus ke Depan Olahraga Pencak Silat. Jurnal Ilara. Volume 01. Nomor: 02. 2010: 70-80.

Firdaus, A.C. 2015. Daftar Lengkap Peraih Medali Untuk Indonesia di SEA Games 2015. Diakses: 17 Oktober 2016. http://m.metronews.com/read/2015 /06/17/137424/daftar-lengkap-peraih-medali-untuk-indonesia-di-sea-games-2015

Hardi, I.S. 2012. Analisa korelasi Panjang Tungkai dan Kekuata Otot Tungkai dengan Kemampuan Keincahan tendangan Sabit dalam Olahraga Pencak Silat.Diakses:17Oktober2016.http://imamsuyudihardi76.blogspot.co.id/2012 /08/kemampuan-kelincahan-tendangan-sabit.html.

Jawas, Q.A. 2014. Mukmin yang Kuat Lebih Baik dan Lebih Dicintai Oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Diakses: 17 Oktober 2016 . https :// almanhaj .or.id/3841- mukmin- yang- kuat- lebih- baik-dan-lebih-dicintai-oleh- allah-subhanahu - wa-taala.html

Kosasih, R. 2015. Prestasi Mendunia, Fasilitas Pelatnas Pencak Silat Nihil. Diakses: 7 November 2017. http://m.liputan6.com/bola/read/2209354/ prestasi- mendunia- fasilitas- pelatnas- pencak-silat-nihil

Kriswanto, E.S. 2015. Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat Teknik-Teknik dalam Pencak Silat Pengetahuan Dasar Pertandingan Pencak Silat. Yogyakarta : Pustakabarupress

Lubis, J dan Wardoyo, H. 2016. Pencak Silat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mylsidayu A dan Kurniawan F. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung : Alfabeta.

Pradana, A.A., dan Wahyudi, H. 2013. Kontribusi Tinggi Badan, Berat Badan, dan Panjang Tungkai terhadap Kecepatan Lari Cepat (Sprint) 100 Meter Putra. Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 01. Nomor: 01. 2013: 1-5.

Rafsanjani, J. 2012. Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan dan Panjang Tungkai dengan Ketepatan Operan Tendangan Jarak Jauh pada


(6)

10

Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri 1 Pleret Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Rizki, A . 2016. Pengaruh Gaya Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Teknik Tendangan Depan Cabang Pencak Silat Pada Siswa SMPN 5 Karawang. JUDIKA. Volume 04. Nomor: 01. 2016

Santoso, T.B., Miharjianto, H., dan Wahyuni. 2011. Penerapan Neuromuscular Electrical Stimulation Pada Peningkatan Kinerja Atlet Pplp, Pplm Dan Pelatda Pencak Silat Jawa Tengah. Surakarta.

Zulfikar, M. 2013. Prabowo Apresiasi Atlet Pencak Silat yang Raih Emas di SEA Games. Diakses: 17 Oktober 2016. http://m.tribunnews.com/nasional/2013 /12/16/pabowo-apresiasi-atlet-pencak-silat-yang-raih-emasdi-sea-games