Kajian keberlanjutan sistem agribisnis dengan pendekatan agropolitan: studi kasus Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka: Pascasarjana

KAJIAN KEBERLANJUTAN SISTEM AGRIkISNIS DENGAN
P E N D ~ K A T AAGROPOLITAN
~
(STUD1 KASUS :K E C A ~ A T A NPANYINGKIRAN
KABUPATEN MAJALENGKA)

INNA IfARIAN1

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis "Kajian Keberlanjutan Sistem
Agribisnis dengan Pendekatan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan
Panyingkiran Kabupaten Majalengka)" adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bentuk teks dan dicantumkan
dalarn dafiar pustaka di bagian akhir tesis ini.


Inna kariani
Nrp :PO52040071

ABSTRAK
INNA HARLANI. 2007. Kajian Kekrlanjutan Sistem Agribisnis dengan Pendekatan
Agropolitan (Studi Kasus: Kecamatan Panyingluran Kabupaten Majalengka). Dibimbing
oleh ERNAN RUSTIADI dan SUMARDJO.
Ketimpangan pembangunan antara desa sebagai produsen pertanian dengan kota
sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi telah mendorong aliran sumberdaya
dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara tidak seimbang. Salah satu upaya
untuk mewujudkan kemandirian pembangunan pedesaan adalah agropolitan. Agropolitan
menjadi relevan dengan wilayah pedesaan karena umumnya sektor pertanian dan
pengelolaan surnberdaya alam merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar
masyamhit pedesaan. Pencapaian tujuan umurn untuk merumuskan strategi dengan
melakukan identifikasi potensi ekologi, ekonomi clan sosial bagi pengembangan
komoditas unggulan dan menyusun strategi keberlanjutan komoditas unggulan untuk
pengembangan agropolitan di Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan dengan penyeleksian dari segi ekologi,
ekonomi, dan sosial. Tiga komoditas layak secara ekologi dan ekonomi dengan nilai BC

ratio lebih dari 1 adalah pch sawah, jagung, dan mangga. Komoditi mangga adalah
komoditi paling unggul yang memungkdm usaha yang berkelanjutan, karena dukungan
dari segi ekologi, ekonomi dan sosial di Kecamatan Panyingkrran. Struktur pembentukan
kelembagaan dalam sistem kemitraan dan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi
mangga dipengaruhi oleh kebijakan PEMDA, kemudian lembaga keuangan, petani kecil
dan petani besar, penyedia saprodi dm penyedia b e a pedagang kecil, tengkulak, agen,
pengusaha swalayan dan terakhir adalah eksportir. Struktur pencapaian tujuan
pengembangan dalam keberlanjutan usada agribisnis komoditi mangga diawali oleh
peningkatan jumlah produksi dan peningkatan kualitas komoditi, kembdian berturut-turut
adalah pengembangan fasilitas penunjang, pengembangan potensi pasar, pengembangan
sistem kelembagaan, peningkatan perekonomian dan terakhir peningkatan kualitas
lingkungan.
Kata Kunci: Agropolitan, Agribisnis, Potensi Ekologi, Potensi Ekonomi, Potensi Sosial,
Potensi Kelembagaan, Komoditas Unggulan

ABSTRACT
WNA HARIANI.

2007. Analysis of Sustainable Agribusiness System by using
Agropolitan Approach (Case Study: Panyingkiran Sub District Majalengka District).

Under the direction of ERNAN RUSTIADI and SUMARDJO.

Unbalanced development between rural areas as an agricultural production base and
urban areas as centres of activities and economics growth have pressed unbalanced
activity flow of rural recources to urban. One of the effort to realize rural development is
an agropolitan model. The objective of this research are: to formulate an agropolitan
approach strategy for sustainable agribusiness with two steps: to identifjl potencial
ecology, .economic and social condition for development on prospective commodity and
to compile a strategy for sustainable development on prospective commodity in
Panyingkiran Sub District Area, Majalengka District The approach in this research is
conducted to select of ecology facet, economic, and social aspects. This research, has
prompted three prospective commodity in term of ecological and economical based,
namely mango, sweet corn and rice field. The mango commodity is the best prospective
commodity for sustainable agribusiness. The structure of hierarcy facilities is formed by
a good partner and linkage systems of all stakeholder in mango agribusiness activities:
local government, financial, fanner, product and mango nursery, product distributor
(exporter) policies. The good target of this mango agribusiness will be affected by
increasing of quantity and quality production. Another case, it is also affected by product
supporting, market potencial, facilities, economical enrichment and ecological quality.
Keywords: Agropolitan, Agribusiness, Ecologycal Potency, Economical Potency, Socio

Potency, Prospective Commodity

kak cipta diilik hstitut ~ertanianhg&k, *&an

2001
kak dptsdilindungi
Bilarahg mengutip dan memperbanyak tanpa izin terttrlis dan'
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya &lam bentuk apapun, baik
cetak,fotocopy, mikro$lm dan sebagaiwa

KAJIAN KEBERLANJUTAN SISTEM AGRIBISNIS DENGAN
PENDEKATAN AGROPOLITAN (STUD1 KASUS
KECAMATAN PANYINGKIRAN, KABUPATEN
MAJALENGKA)

INNA HARIANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

: Kajian Evaluasi Keberlanjutan Sistem Agribisnis

dengan Pendekatan Agropolitan
Nama

: Inna Hariani

Nomor Pokok

: PO52040071


Program Studi

: Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui
1. Komisi Pembimbing

'lh?

Dr.Ir. S

rd'o MS.

Diketahui,

Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan

Dr. Ir. Suriono H. Sutiahio, MS


Tanggal Ujian : 12 Februari 2007

Tanggal Lulus :

1 6 MAR

mta

PRAKATA
Puji syukur yang tak terhingga penulis sampa~kanKehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul Kajian Keberlanjutan Sistem Agribisnis dengan Pendekatan Agropolitan
(Studi Kasus: Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka). Tesis ini dibuat

untuk memenuhi salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup (PSL) Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor dan memberikan

masukan kepada PEMDA Kabupaten Majalengka untuk menentukan kebijakankebijakan dalam perencanaan pengembangan wilayah yang berbasis peningkatanpeningkatan pendapatan masyarakat dalam bidang pertanian.

Penulis menyampaikan banyak terirna kasih pada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalarn penyelesaian penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Kepada Bapak Dr.Ir. Eman Rustiadi, M.Agr. sebagai Ketua Komisi Pembimbing
dan Bapak Dr. Ir. Sumardjo, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang tidak
hanya memberikan bimbingan tetapi juga pendidikan yang sangat berarti, juga
kepada Dr.Ir. Setia Hadi, MS. sebagai penguji luar komisi yang memperkaya
wawasan penulis.
2. Kepada Bapak Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS sebagai Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana IPB, yang
telah banyak memberikan arahan dan bantuan yang talc terhingga dalam upaya
menyelesaikan studi.
3. Kepada para staf d m pegawai BAPEDA Kabupaten Majalengka.

4. Kepada para staf dan pegawai Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan,
Dinas Perindustrim dan Perdagangan, Dinas Pengelolaan SD Air, dan Dinas

KIMPRASWIL Kabupaten Majalengka.
5. Kepada Camat beserta para staf dan para Kepala Desa di Kecamatan Panyingluran
Kabupaten Majalengka.
Penulis berharap penelitian ini berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, Maret 2007
Penulis

UCAPAN T E R M KASIH
Seiring dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis merasa banyak
mendapat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang dengan karuniaNya dapat sampai ke tahap ini.

2. Segenap anggota keluarga, khususnya ayahanda dan ibunda tercinta Dr.1r.H.
Oteng Haridjaja, M.Sc. dan Hj. Siti Robi'ah serta kakek dan nenekku beserta
keluarga yang telah mengasuh clan membesarkanku dengan seluruh cinta
kasih, pengorbanan dan doa setiap waktu. Kakakku Teh Ning dan Adikadikku tercinta Dede, Lina dan Inong serta keponakanku yang selalu
memberikan keceriaan untuk menambah semangat perjuangan.

3. Irman Firmansyah yang telah setia dan penuh kasih sayang menemani dan
membantu dengan dorongan, dukungan dan perhatian yang sangat berarti dan

talc ternilaikan harganya


4. Keluarga Besar Kebon Manggis, khususnya Ibu Nunung Nurhaety clan Bapak

Endi Perdanakusumah sekeluarga, yang banyak mernberi dukungan.
5. Para sahabat Yeni, Dhona, Ule dan keluarga, Euis, Ari, Lili, Sri, Mba Mely
beserta para sahabat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
6. Rekan-rekan PSL Angkatan 2004 yang kusayang dan kubanggakan serta

rekan-rekan PWD yang memberikan banyak dukungan dan masukan.
7. Mba Dian (Sekretariat Ban&),

Teh Lia (Sekretariat KMP) dan Sekretariat

PSL Mba Ririn, Mba Suli serta Mba Herlin.

8. Popo, Rama, Keri dan Si Pitung yang telah menemani perjalanan untuk
mencapai tujuan.
9. Keluarga Abah dan Mimih serta Teh Neni dan Pak Tawi di Majalengka yang

membedcan turnpangan selama penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung

yang tidak disebutkan satu per persatu, semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai suatu kebaikan disisi-Nya.
Bogor, Maret 2007
Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, pada Tanggal 13 Februari 1976 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara, dengan Ayah Oteng Haridjaja clan Ibu Siti Robi'ah.
Pada Tahun 1988 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD
Negeri Polisi 5 Bogor, kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 4 Bogor clan lulus pada Tahun 1991. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkkan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 2 Bogor
sampai Tahun 1994.
Pada Tahun 1994 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma Institut
Pertanian Bogor dengan Jurusan Teknik Usaha Temak Daging (TUTD) pada
Fakultas Peternakan. Kemudian melanjutan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran Bandung. Gelar kesarjanaan diraih
pada Tahun 2001 dengan skripsi berjudul "Pengaruh Pemberian Ransum yang
mengandung Duckweed Produk Fermentasi dengan Penambahan Zn terhadap
Pada tahun 2004 penulis
Performan Ayam 'Aksas' Periode Pertumbuhan".
diterima sebagai mahasiswa program Magister &ins pada Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor
Penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister &ins pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, penulis menulis
Tesis dengan judul "Kajian Keberlanjutan Sistem Agribisnis dengan
Pendekatan Agropolitan (Studi Kasus: Kecamatan Panyingkiran Kabupaten
Majalengka".

DAFTAR IS1
Halaman

ABSTRAK

.....................................................................................................

ABSRTACT ...................................................................................................
PRAKATA .....................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH

........................................................................

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
DAFTAR IS1

.................................................................................................

.........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xi

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

.................................................................................

.........................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Kerangka Pemikiran ...............................................................:.................
1.3 Perumusan Masalah ...................................................................................

......................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian

I1. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
2.1 Pembangunan Pertanian dan Lingkungan ..............................................

2.2 Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Agropolitan .....................
2.3 Konsep Agribisnis dan Agroindustri ......................................................
2.4 Pembangunan Agribisnis dan Agroindustri yang Berkelanjutan dalam
Agropolitan ............................................................................................
2.4.1 Segi Ekologi ..............................................................................
2.4.2 Segi Ekonomi ............................................................................
2.4.3 Segi Sosial dan Kelembagaan ...................................................
2.5

Kemitraan Agribisnis dan Agoindustri dalam Agropolitan ...................

...

Xlll

1II.METODE PENELITIAN .............................................................................
3.1

Waktu dan Tempat ................................................................................

3.2

Metode Pengumpulan Data ...................................................................

3.3

Jenis dan Sumber Data ..........................................................................

3.4

Metode Analisis .....................................................................................
3.4.1

Analisis Ekologi ........................................................................

3.4.2

Analisis Ekonomi ......................................................................

3.4.3

Analisis Sosial ...........................................................................

.

IV KONDISI UMUM

.........................................................................................

4.1

Kondisi Geografis ..................................................................................

4.2

Potensi Sumberdaya Manusia Penduduk Kecamatan Panyingkiran

4.3

Potensi Sumberdaya Alam ....................................................................
4.3.1 Potensi Komoditi Pertanian

.....

.........................................................

......................................................
Potensi Komoditi Perkebunan dan Kehutanan ............................
Potensi Komoditi Perikanan ........................................................
Potensi Agroindustri di Kecamatan Panyingkiran ......................

4.3.2 Potensi Komoditi Petemakan
4.3.3
4.3.4
4.3.5
4.4

Potensi Sumberdaya Pendukung Pengembangan Agribisnis .................
4.4.1 Kelembagaan

...............................................................................

4.5

...................................................................
Komoditas Agribisnis pada setiap Desa Kecamatan Panyingkiran .......

4.6

Komoditas Agribisnis di Kecamatan Panyingkiran ..............................

4.4.2 Sarana dan Prasarana

.

V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1

5.2

.....................................................................

....................................................................................
5.1.1 Analisis Kesesuaian Lahan ..........................................................
5.1.2 Analisis Kualitas Lingkungan .....................................................
Analisis Ekonomi ..................................................................................
..
5.2.1 Anal~sisPotensi Kawasan.............................................................
Analisis Ekologi

5.2.2 Analisis Kelayakan Usahatani Komoditi Padi Sawah, Jagung

Manis dan Mangga ......................................................................
5.2.3 Ikhtisar

.........................................................................................

5.3

Arahan Strategi Pengembangan Sentra Komoditas Terpilih untuk
Pengembangan Kawasan Agropolitan ...................................................
5.3.1 Analisis Prioritas Kelembagaan ddam Sistem Kemitraan dan

Keberlanjutan Usaha Agribisnis Komoditi Mangga ....................

5.3.2 Analisis Prioritas Tujuan Pembentukan Aliansi Strategis Usaha
Agribisnis Komoditi Mangga .......................................................
5.4
.

...
..........................

Arahan Perancangan Program Usaha Agribisnis Komoditi Mangga
5.4.1. Permasalahan Kegiatan Komoditas Unggulan

.......................
5.4.3. Tujuan yang Diinginkan dari Komoditas Unggulan ..................
5.4.2. Arahan Strategi Kegiatan Komoditas Unggulan

IX. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
9.1 Kesimpulan ...........................................................................................
9.2

Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

.............................................................................................

...

Vlll

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Beberapa komoditas di Kecamatan Panyingkiran yang memiliki
nilai produktivitas paling tinggi .....................................................
Tabel 2. Penentuan responden pada kegiatan penelitian .............................
Tabel 3 . Aspek. variabel dan sumber serta cara pengumpulan
data penelitian ................................................................................
Tabel 4. Parameter evaluasi kelas kesesuaian lahan ....................................

................
Tabel 6. Hasil reachability matrix final elemen ..........................................
Tabel 5. Structural self interaction matrix (SSIM) awal elemen

Tabel 7. Produksi dan produktivitas bidang pertanian komoditi
tanaman pangan di Kecamatan Panyingkiran ................................
Tabel 8. Produksi dan produktivitas komoditi buah-buahan di
Kecamatan Panyingkiran ...............................................................
Tabel 9. Produksi dan produktivitas bidang pertanian komoditi sayuran
di Kecamatan Panyingkiran ...........................................................
Tabel 10. Populasi ternak di Kecamatan Panyingkiran .................................
Tabel 11. Produksi perkebunan di Kecamatan Panyingkiran ........................
Tabel 12. Produksi perikanan Kecamatan Panyingkiran ...............................
Tabel 13. Produksi agroindustri Kecamatan Panyingkiran

...........................

Tabel 14. Pasar penunjang pembangunan pertanian di
Kecamatan Panyingluran ...............................................................
Tabel 15 . Institusi pembenihan di Kecamatan Panyingkiran ........................
Tabel 16. Daftar panjang jalan menurut keadaan dan status jalan
di Kabupaten Majalengka ..............................................................
Tabel 17. Potensi komoditas yang ada di setiap desa Kecarnatan
Panyingkiran ..................................................................................
Tabel 18. Daftar panjang komoditas agribisnis di Kecamatan Panyingkiran
Tabel 19. Komoditas terpilih sektor pertanian yang mas& kriteria
kesesuaian lahan ............................................................................
Tabel 20. Komoditas terpilih sektor pertanian yang memenuhi
kriteria kesesuaian lahan ................................................................
Tabel 2 1. Komoditas terpilih sektor peternakan yang memenuhi
kriteria kesesuaian lahan ...............................
.
...........................
Tabel 22. Komoditas terpilih sektor agroindustri yang memenuhi
kriteria kesesuaian lahan ................................................................
Tabel 23 . Komoditas terpilih sektor pertanian yang masuk kriteria

kualitas lingkungan ........................................................................

59

Tabel 24. Komoditas terpilih sektor pertanian yang memenuhi kriteria
kualitas lingkungan ........................................................................

60

Tabel 25. Komoditas terpilih sektor petemakan dan perikanan yang
memenuhi kriteria kualitas lingkungan .........................................

61

Tabel 26. Komoditas terpilih sektor Agroindustri yang masuk kriteria
kualitas lingkungan ........................................................................

61

Tabel 27. Seleksi ekonomi dengan komoditas basis berdasarkan
jumlah produksi .............................................................................

62

Tabel 28. Seleksi ekonomi dengan komoditas basis berdasarkan luas
lahan ...............................................................................................

64

........................

65

Tabel 30. Analisis usahatani padi sawah, jagung rnanis dan mangga di
Kecamatan Panyingkiran ...............................................................

66

Tabel 3 1. Elemen kelembagaan dalam sistem kemitraan dan
keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga ..........................

68

Tabel 32. Hasil reachability matrix final intepretasi elemen kelembagaan
dalam sistem kernitraan clan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi
mangga ...........................................................................................

69

Tabel 33. Elemen Tujuan dalarn Pengembangan Keberlanjutan
Usaha Agribisnis Komoditi Mangga .............................................

74

Tabel 34. Hasil reachability matrix final intepretasi elemen tujuan
dalam pengembangan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi
mangga ...........................................................................................

74

Tabel 29. Seleksi ekonorni dengan analisis jangkauan pasar

DAFTAR GAMBAR
man
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian .....................................................
Gambar 2. Mata rantai kegiatan agribinisl2
Gambar 3. Hubungan antara aspek sosio-budaya dan proses peningkatan
nilai tambah surnberdaya pertanian clan non-pertanian melalui
transformasi kelembagaan tradisional di pedesaan ......................
Gambar 4. Peta desa Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka ........
Gambar 5. Kegiatan wawancara dengan responden untuk mendapatkan data
primer ....................................................................................... 23
Gambar 6. Kegiatan validitas data dengan Forum Group Discussion (FGD) di
Kecamatan Panyingkiran ..............................................................
Gambar 7. Diagram alir deskriptif teknik ISM pada kelembagaan dalam sistem
kemitraan dan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga 33
Gambar 8. Agregasi pendapat penilai pada teknik ISM

.................................

Gambar 9. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam
sistem kemitraan dan keberlanjutan usaha agribisnis komoditas 36
Gambar 10. Bagan alir metodologi penelitian

..................................................

Gambar 11. Potensi komoditi pertanian tanaman jagung manis di Kecamatan
Panyingkiran .................................................................................
Gambar 12. Salah satu komoditi agroindustri pembuatan brem yang terdapat di
Kecamatan Panyingkiran ..............................................................
Gambar 13. Salah satu jembatan yang baru dibangun untuk mendukung kegiatan
agribisnis di Kecamatan Panyingkiran .........................................
Gambar 14. Salah satu komoditas terpilih sektor agroindustri pembuatan nata de
coco yang memenuhi kriteria kesesuaian lahan dengan tersedianya
bahan baku di Kecamatan Panyingkiran ......................................
Gambar 15. Para petani tebu sedang mengangkut bibit tebu untuk ditanam di
perkebunan tebu ...........................................................................
Gambar 16. Kegiatan pemilihan bibit jagung manis di salah satu rumah warga di
Kecamatan Panyingkiran ..............................................................
Gambar 17. Komoditi unggulan pertanian mangga gedong di Kecamatan
Panyingkiran .................................................................................
Gambar 18.Diagram struktural elemen kelembagaan dalam sistem kemitraan
dan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga ..................
Gambar 19. Salah satu kegiatan transaksi jual beli hasil panen buah mangga
antara petani dengan pedagang kecil yang menyortir sendiri grade

5

mangga yang diinginkan di perkebunan mangga milik kelompok tani,
Kecamatan Panyingkiran ..............................................................
71
Gambar 20. Matriks DP-D untuk elemen kelembagaan &lam sistem kemitraan
dan keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga ..................

72

Garnbar 2 1. Diagram struktural elemen tujuan pengembangan dan
keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga .........................

75

Gambar 22. Perluasan lahan untuk perkebunan mangga merupakan salah satu cara
peningkatan produksi mangga yang termasuk dalam tujuan utama
76
yang ingin dicapai oleh masyarakat di Kecamatan Panyingkiran
Gambar 23. Matriks DP-D elemen tujuan dalam pengembangan
keberlanjutan usaha agribisnis komoditi mangga .........................

76

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Halaman
Tabel Lampiran 1. Daftar Panjang Potensi Sumberdaya Kecamatan
Panyingkiran Kabupaten Majalengka ...........................
Tabel Lampiran 2. Potensi agroindustri di Kab. Majalengka Tahun 2001

87
103

Tabel Lampiran 3. Potensi urnum per desa di Kecamatan Panyingkiran Tahun
2004 ..............................................................................
106
Tabel Lampiran 4. Potensi sumber daya air per desa di Kecamatan
Panyingkiran Tahun 2004 .............................................

108

Tabel Lampiran 5. Produksi dan produkstivitas potensi komoditas Kecamatan
110
Panyingkiran, Kabupaten Majalengka ..........................
Tabel Lampiran 6. Jangkauan pasar potensi surnberdaya Kecamatan
Panyingkiran Kabupaten Majalengka ...........................

114

Tabel Lampiran 7. Gabungan potensi pertanian per desa di Kecamatan
Panyingkiran Tahun 2004 .............................................

118

Tabel Lampiran 8 . Potensi kehutanan per desa di Kecamatan Panyingkiran
Tahun 2004 ...................................................................

121

Tabel Lampiran 9. Potensi komoditi dengan produktivitas produk di
Desa Panyingkiran Kecamatan Panyingkiran ...............

122

Tabel Lampiran 10. Karakteristik sosial ekonomi penduduk Kecamatan
Panyingkiran per desa Tahun 2004 ..............................

131

Tabel Lampiran 11. Seleksi ekologi dengan kesesuaian lahan bidang tanaman
pangan ...........................................................................

132

Tabel Lampiran 12. Seleksi ekologi dengan kesesuaian lahan bidang tanaman
sayuran ..........................................................................

132

Tabel Lampiran 13. Seleksi ekologi dengan kesesuaian lahan bidang tanaman
buah-buahan ..................................................................

133

Tabel Lampiran 14. Seleksi ekologi dengan kesesuaian lahan bidang tanaman
perkebunan ....................................................................

134

Tabel Lampiran 15. Seleksi ekologi dengan kualitas lingkungan dilihat dari
pengunaan limbah pada bidang pertanian ....................

135

Tabel Lampiran 16. Seleksi ekologi dengan kualitas lingkungan dilihat dari
pengeluaran limbah pada bidang pertanian ..................

136

Tabel Lampiran 17. Seleksi ekologi dengan kualitas lingkungan dilihat dari
pengeluaran limbah pada bidang agroindustri ..............

137

Tabel Lampiran 18. Seleksi ekonomi dengan perhitungan nilai LQ berdasarkan
138
jumlah produksi per desa di Kec. Panyingkiran ...........
Tabel Lampiran 19. Seleksi ekonomi dengan perhitungan nilai LQ berdasarkan

.....................

139

Tabel Lampiran 20. Analisis kelayakan usahatani komoditi padi sawah .....

140

Tabel Larnpiran 2 1. Biaya produksi komoditi jagung seluas 1 ha ................

141

..............

142

luas lahan per desa di Kec. Panyingkiran

Tabel Larnpiran 22. Biaya produksi komoditi mangga seluas 1 ha

Tabel Lampiran 23. Elemen tujuan dalarn pengembangan keberlanjutan usaha
agribisnis komoditi mangga ..........................................

143

Tabel Lampiran 24. Model pemilihan komoditas unggulan dengan penggunaan
144
Perangkat Lunak ...........................................................

1.1 Latar Belakang

Proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini, telah menimbulkan
berbagai pennasalahan yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan antar wilayah
yang tidak berimbang atau terdapat kesenjangan antara kota dan desa. Data BPS
(2003) menunjukkan pendapatan tenaga kerja pertanian sebesar Rp. 1.694.619 per
tahun, sedangkan non pertanian sebesar Rp. 7.340.531 per tahun. Kenyataan ini
memperlihatkan bahwa pendapatan pada bidang pertanian hanya sekitar 25% dari
pendapatan di Bidang non pertanian.

Hal tersebut memperlihatkan bahwa

pmdapama dari hasil bekerja di kota ternyata lebih baik dari pada pendapatan
dengan bekerja di perdesaan.
Adanya ketimpangan pembangunan antara desa sebagai produsen pertanian
dengan kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi telah mendorong

aliran sumberdaya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara tidak
seimbang (Suwandi, 2005). Konteks pembangunan spasial tersebut terjadi urban
bias yang cendmg mendahulukan pertumbuhan ekonomi melalui kutub-kutub
pertumbuhan yang diharapkan dapat menimbulkan efek penetesan (Tncie down
eflect) ke wilayah hinterland-nya (Rustiadi dan Hadi, 2004). Ternyata net eflectnya menirnbulkan pengurasan besar (massive backwash eflect). Dalam kontek
ekonomi telah tejadi transfer sumberdaya dari wilayah pedesaan ke kawasm
perkotaan secara besar-besaran (Rustiadi dan Hadi, 2004). Akibat dari kebijakan

ini berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat di pedesaan. Kesenjangan
pertumbuhan antara wilayah perdesaan dan perkotaan tersebut telah memunculkan
masalah kompleks antara lain meningkatnya arus migrasi penduduk desa ke kota
(ttbanisasi), menitlgkamya kerniskinan masyarakat, m&gkamya

pengangguran

dan eksploitasi sumberdaya dam. Di satu pihak industri be= yang tumbuh pesat
terletak sebagian besar di perkotaan, sebaliknya sektor pertanian dan industri kecil
hampir seluruhnya berbasis di pedesaan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian pembangunan pedesaan
adalah dengan pengolahan potensi wilayah pedesaan itu sendiri, dimana
ketergantungan dengan perekonomian kota dapat diminimalkan. Pendekatan

agropolitan merupakan upaya pemecahan masalah dalam aktivitas pembangunan
yang terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Agropolitan menjadi relevan dengan
wilayah pedesaan karena umumnya sektor pertanian dan pengelolaan sumberdaya
alam merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat
pedesaan. Pendekatan agropolitan menggambarkan bahwa pengembangan atau
pembangunan pedesaan (rural development) secara beriringan dapat dilakukan
dengan pembangunan wilayah perkotaan (urban development) pada tingkat lokal
(Friedman dan Douglas, 1976).
Permasalahan yang ada dalam pembangunan ekonomi adalah keseimbangan
kepentingan antara pemenuhan kebutuhan pembangunan dengan upaya
mempertahankan kelestarian lingkungan. Pembangunau ekonomi yang berbasis
sumberdaya dam yang tidak mengindahkan aspek lingkungan akan berdampak
negatif pada lingkungan, karena kapasitas daya dukung dan sumberdaya dam itu
terbatas (Fauzi, 2004). Dengan ketersediaan sumberdaya dam yang terbatas, arus
barang clan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam tidak dapat dilakukan
secara term menerus (Meadow et al., 1972 dalam Fauzi, 2004) tanpa dilakukan
upaya keberlanjutannya Perlu diupayakan suatu sistem pertanian yang mencari
optimasi

clan

kontinuitas

penggunaan

sumberdaya

lokal

dengan

mengkombinasikan komponen-komponen yang berbeda dari suatu usaha tani
yang saling melengkapi (komplementer) dengan memiliki kemungkinan pengaruh
yang sinergik yang besar.

Pranadji (2004) mengemukakan kebijakan

pembangunan pertanian dinilai tepat jika mampu memposisikan pertanian sebagai
penggerak utama (kemajuan) ekonomi pedesaan (yang berdaya saing tinggi,
berkeadilan dan berkelanjutan).

Pembangunan pertanian berkelanjutan

merupakan suatu usaha dalam pemenuhan kebutuhan akan hasil-hail pertanian
secara bijak untuk generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Keberlanjutan pembangunan pertanian tidak terlkas dari jenis komoditas
yang diusahakan. Komoditas unggulan merupakan jenis pilihan komoditas yang
diusahakan pada daerah setempat yang memiliki sifat-sifat unggul bagi daerah
tersebut bila dibandingkan dengan daerah lainnya.

Pembangunan perdesaan

melalui sistem pertanian berkelanjutan yang didukung oleh komoditi unggulan

dalam pendekatan agropolitan diharapkan dapat mernberikan solusi yang tepat

untuk mengatasi dan menjawab berbagai pennasalahan kesenjangan antara desa
dengan kota
Output yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah adanya pemetaan
lokasi komoditas unggulan dari setiap desa untuk keberlanjutan pertanian yang
mendukung agropolitan. Dengan demikian melalui Kajian Keberlanjutan Sistem
Agribisnis dengan Pendekatan Agopolitan ini diharapkan merupakan alternatif
kegiatan yang dapat memberdayakan petani dan meningkatkan kontribusi sektor
pertanian dalam perekonomian khususnya di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten
Majalengka.

1.2 Kerangka Pemikirsn
Pembangunan nasional secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
pembangunan daerah perkotaan (urban) dan daerah perdesaan (rural). Daerah
perkotaan selama ini diara&n sebagai pusat industti dan perdagangan xzta pusat
pemerintahan, sedangkan daerah perdesaau diarahkan sebagai pusat produksi
p d m Hal ini @at dilihat kegiatan pembanguuau yang lebih diarahkan pada
penin*

produksi pertanian, seperti program BIMAS, KUNAK, KAPET, KPEL

clan berbagai program lainnya Peningkatsm produksi pertanian awalnya diharapkan
dapat rneningkatkan perekonomian perdesaan.

Selarna ini konsep pembangunan

tersebut di atas temyata belum mampu meningkatkan kesejahtemm petani dan
kawasan perdesaan, bahkan cenderung menyebabkan kesenjangan antam wilayah
perkotaan dau perdesaan.
Penekauan program pembangunan perdesaau pada peningkatan produksi
pertank sering mengindahkau aspek kelestarian lingkmgan. Kenyataau ini dapat

dilihat dari penerapan konsep intensifikasi untuk peningkatan produksi pertanian,
seperti pengolahan tanah, pemupukan, dan pengendalian hama clan penyakit.

Pengolahan tanah pada umumnya tidak memperhatikan konservasi tanah dan air,
seperti pengmahaan tanaman sernusim pada areal dengan kelerengan yang curam dan

penanaman intensif tanaman monokultur sepanjang tahun yang menyebabkan
degradasi lahan. Ketergantungan petani pada pupuk anorganik dan kebiasaan
pemberian pupuk tidak berimbang pada dosis tinggi menyebabkan kerusakan tanah.

Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida berlebih menyebabkan mathya
musuh alami dan timbulnya penyakit resisten.
Program pembangunan ini menyebabkan peningkatan produksi clan ekonomi
yang tidak berkelanjutan kareaa ternyata menimbulkan degradasi lingkungan secara
fisik, kimia, dan biologis dalam waktu relatif lebih cepat. Oleh h

a itu dibutuhkan

strategi pembangunan pertanian yang berkelanjutau. Menurut Tong Wu (2002) dalam
Pronoto (20051 strategi pembangunan sebaiknya mencakup: (1) redistribusi dengan
pertumbuhan, (2) substitusi ekspor, dan (3) penciptaan lapangan keja dan
pembangunan perdesaaa Pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan
merupakan model alternatif dalam membangun perdesaan yang berkelanjutan.
Konsep ini mengint@an

pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wilayah

secara simultan. Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep pembangunan yang
mengutmakan pamsipasi (participation)

dan kemitraan (purtnership) yang

mengarah pada pembanguuan dari, oleh dun untuk rabat sejalan dengan paradigma
barn yang bottom up. Agropolitan didasari pada konsep pengembangan wilayah
pembangunm

m,
kelembagaan,

dan

dengan penekanau

pada

peamodaIdivestasi.

Tahapan dalam pengembangan agropolitau meliputi

peningkatan agribisnis komoditas unggulan, panbangunan agroindustri, dan
konservasi sumber daya dam dan lingkungan.

Sasarau pabangunan adalah

pembangunan id?astmktm pendukung produksi pertanian, pengolahan hasil dan
pemasaran, serta permukimau tabangun secara memadai seperti idm&&ur pada
kota; penguatau kelembagaan perdesaan; kelestarian lingkungan; perekonomian
perdesaan tumbuh berkembang; dan produktivitas pdanian meningkat, terbukanya
lapangan pekejaan. Dengan demikian diharapkm dapat rnengwangi pengurasan
sumberdaya dam yang menyebabkan kesenjangan perkembangan desa kota dan
urbanisasi dari desa ke kota

Kerangka pemikiran penefitian selanjutnya

disederhanakau pada Gambar 1.

1 3 Perurnusan Masalah
Ketimpangan pembangunan wilayah antara kota sebagai pusat kegiatan dan
orientasi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih menekankan pertumbuhan
(growth), memperlebar ketimpangan antara desa-kota yang perlu diminimalisasi
(Yusuf, 2004). Ekonomi pedesaan selama ini tidak memperoleh nilai tambah

yang proporsional akibat dari wilayah perkotaan menjadi pipa pemasaran dari arus
komoditas primer dari pedesaan.
Pembangunan
perdesaan
(rural)

Pembangunan
perkotaan
(Urban)

I

I

I

Indmtli
Perdagangan
Pemerintahan

Produksi
pertanian

4

Pengolahan tanah

B

Pemupukan

HPT

Degradasi lahan

v

Pertanian
berkelanjutan

v
Kemandirian

I

-

I

Kelestarian lingkungan

r

Redistribusi
Substitusi ekspor
Lapangan kerja 62
pembangunan desa

Indwtli
Perdagangan

4

I

Pemberdayaan
masyarakat

Arahan strategi
keberlanjutan
komoditas unggulan

Ketidakseimbangan pembangunan menghasilkan struktur hubungan antar
wilayah yang membentuk suatu interaksi yang saling memperlemah satu dengan

lainnya

Wilayah hinterland perdesaan menjadi melemah karena terjadi

pengurasan surnberdaya yang berlebihan (backwash) d m pengangguran besar
yang mengakibatkan terjadinya aliran bersih (net-trum$er) (Rustiadi dan Hadi,
2004), sehingga terjadi akumulasi nilai tambah di pusat-pusat pembangunan
secara masif dan berlebihan. Terjadinya akumulasi nilai tambah di kawasankawasan pusat pertumbuhan cendenmg mengarah pada kemiskinan dan
keterbelahangan di perdesaan. Kenyataan ini mendorong terjadinya migrasi dari
desa ke kota (Anwar, 2005), sehingga perlu diupayakan suatu kegiatan interaksi
antara perkotaan dengan pedesaan yang saling menunjang.
Kecamatan Panyingkiran yang sedang berkembang dengan wilayah seluas
22,98 ~ r n *(BPS Majalengka, 2004), juga mengalami kondisi tersebut.
Kecamatan Panyingluran ini merupakan kecamatan yang terdiri dari 9 desa yaitu ;
Desa Leuwiseeng; Desa Karyamukti; Desa Panyingkkm; Desa Jatipamor; Desa
Bantrangsana; Desa Pasirmuncang; Desa Cijurey; Desa Jatiserang dan Desa
Bonan& 13 dusun; 34 RW clan 101 RT. Mata pencaharian utama penduduk di
Kecamatan Panyingkiran sebagian besar adalah petani yang berjurnlah 9.425
orang dari total penduduk sebanyak 29.102 jiwa. Pada data Tabel Lampiran 1
menunjukkan bahwa sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar
penduduk di setiap desa kecuali Desa Karyamukti yang didominasi bekerja di
sector industri. Jumlah penduduk tertinggi untuk mata pencaharian pada sektor
pertanian ada pada Desa Cijurey sebanyak 1400 orang, clan terendah Desa
Leuwiseeng sebanyak 744 orang.
Daerah di Kecamatan Panyingkuan umumnya merupakan wilayah dataran
rendah yang cocok untuk pengembangan komoditi pertanian, petemakan,
perika~~an,
perkebunan dan kehutanan.

Kecamatan Panyingkmq memiliki

berbagai komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan serta
didukung oleh kondisi lahan yang luas d m produksi yang cukup tinggi.

Tabel 1. Beberapa komoditas di Kecamatan Panyingkiran yang memiliki nilai
produktivitas paling tinggi
No. Komoditas Luas lahan (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (tonha)
107,OO
13,38
1. Mentimun
8,00
2.
Jagung
77,OO
887,OO
3.
Ubikayu
2,OO
5,Oo
4.
Pepaya
2,OO
4,OO
5.
Pisang
38,OO
31,00
6. Mangga
2 10,OO
111,SO
0,53
Sumber : BPS Majalengka (2004)
Sektor pertanian di Kecamatan Panyingkuan kontribusinya mas& belum
merata terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pengelolaan
dan pengembangannya pun belum optimal dan bersifat parsial karena belum ada
konsep program pembangunan pertanian antar wilayah yang terkoordinasi dengan
potensi yang sama dan saling terkait satu sama lain. Teknologi yang diterapkan
pun masih sederhana dan kelembagaan petani setempat kurang berkembang clan
mendukung kegiatan pertanian.
Perubahan pola kegiatan pembangunan dari top down menjadi konvergensi
dengan bottom up merupakan suatu peluang dan dukungan terhadap upaya-upaya

masyamkat maupun pemerintah setempat untuk mengembangkan potensi
pertanian yang ada di setiap wilayah khususnya di Kecamatan Panyingkiran.
Konsep pendekatan agropolitan dalam pengembangan d a y a h diharapkan dapat
mengembangkan potensi pertanian pada lokasi-lokasi pengembangan yang akan
mampu menggerakan pembangunan d a y a h juga dapat mengatasi permasalahan

di atas sekaligus mewujudkan pembangunan yang lebih seimbang antara kota
dengan desa. Dengan demikian dapat dicapai perekonomian pedesaan yang lebih
maju dan mandiri yang berwawasan lingkungan dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat khususnya petani.
Permasalahan yang dapat di rumuskan antara lain :
1. Bagaimana potensi ekologi, ekonomi dan sosial bagi pengembangan sistern

agribisnis komoditas unggulan untuk mendukung agropolitan di Kecamatan
Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
2. Bagaimana arahan strategi keberlanjutan sistem agribisnis komoditas
unggulan untuk

pengembangan agropolitan di Kecamatan Panyingkiran,

Kabupaten Majalengka.

1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas tujuan umum kajian ini adalah
mengkaji keberlanjutan sistem agribisnis dengan pendekatan agropolitan di
Kecamatan Panyingkrran Kabupaten Majalengka sebagai suatu studi kasus dalam
menentukan

kebijakan-kebijakan

perencanaan

wilayah

pengembangan.

Pencapaian tujuan umum tersebut dapat dirumuskan dalam tujuan-tujuan khusus
berikut ini :

1. Mengidentifikasi potensi ekologi, ekonomi d m sosial bagi pengembangan
komoditas unggulan untuk mendukung agropolitan di Kecamatan
Panyingluran, Kabupaten Majalengka
2. Menyusun arahan strategi keberlanjutan komoditas unggulan untuk
pengembangan agropolitan

di

Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten

Majalengka.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi para petani clan penentu kebijakan serta investor
mengenai komoditas unggulan yang mendukung pengembangan agropolitan

di wilayah kecamatan yang merupakan pusat agropolitan sehingga diharapkan
terjadi percepatan pertumbuhan wilayah dan berdampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya kawasan pengembangan
agropolitan.
2. Merupakan bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk memberikan
rekomendasi

dalam

menentukan

arahan

kebijakan

perencanaan

pengembangan agropolitan di wilayah kecamatan yang merupakan pusat
agropolitan.

I1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pembangunan Pertanian dan Lingkungan
Pembangunan merupakan upaya terencana dan sistematik yang dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Arti dari pembangunan itu
sendiri merupakan proses memanfaatkan sumberdaya dam menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraan manusia.
Setiap kegiatan pembangunan selalu melibatkan kehidupan masyarakat yang
dibangun beserta dengan lingkungan hidupnya (Koestoer, 2001).

Dalam

pembangunan masyarakat yang terintegrasi dan berkesinambungan, kehidupan

dan berbagai implikasi sosial diperhitungkan, begitu juga potensi-potensi
lingkungan hidup setempat dimanfaatkan dengzin*tetap menjaga kelestariannya
(Koestoer, 1995). Ada dua ha1 yang menjadi perhatian pada Konsep Bruntland
dalam pembangunan yaitu : (1) menyangkut pentingnya memperhatikan kendala
sumberdaya dam dan lingkungan terhadap pola pembangunan dan konsumsi, (2)
menyangkut perhatian pada kesejahteraan pada generasi yang akan datang (Fauzi,
2004).

Pada hakekatnya pembangunan yang berkesinambungan adalah

pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang tanpa merugkan
generasi yang akan datang (Anwar, 2005).
Tantangan berat yang dihadapi sektor pertanian di masa mendatang adalah
paaingan global, sebagai realisasi kesepakatan umum tarif clan perdagangan
multilateral GATT/WTO, deklarasi Asia Paszfrc Economic Cooperation (APEC)
tentang sistem perdagangan bebas dan investasi secara penuh bagi seluruh
anggota ekonomi APEC pada tahun 2020 clan kesepakatan perdagangan bebas di
lingkungan negara-negara ASEAN yaitu ASEAN Free Area (AFTA) mulai tahun

2003. Kondisi perekonomian Indonesia memasuki siklus sistem perekonomian
dunia yang bercirikan "Ekonomi Tanpa Batas Teritorial Negara". Pada sisi lain
secara umum sektor pertanian di Indonesia masih clihadiipkan pada permasalahan
standarisasi, ketersediaan stok, kontinuitas suplay, adopsi teknologi dan
bioteknologi serta sifat produk pertanian yangperishable (Sa'id dan Intan, 2001).
Sektor pertanian akan tetap memegang peranan strategis dalam
perekonomian rakyat, disamping b e f i g s i dalam memenuhi kebutuhan pangan

masyarakat dalam artian luas juga meningkatkan kesempatan kerja serta usaha
terutama pedesaan (Anwar, 2005).

Kegiatan pertanian juga dituntut untuk

meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, mengisi dan memperluas pasar
baik dalam negeri maupun luar negeri.

Dalam mewujudkan pertanian yang

tangguh maka peranan sistem agribisnis yang berorientasi pada komersialisasi
usaha atau industri pedesaan dan pertanian rakyat modern sangat dibutuhkan
(Anwar, 2005).
Permasalahan yang ada dalam pembangunan pertanian adalah keseimbangan
kepentingan antara pemenuhan kebutuhan dengan upaya mempertahankan
kelestarian lingkungan. Pembangunan yang berbasis sumberdaya alam yang tidak
mengindahkan aspek lingkungan akan berdampak negatif pada lingkungan, karena
kapasitas daya dukung dan sumberdaya alam itu terbatas (Fauzi, 2004).
Ketersediaan sumberdaya dam yang terbatas, arus barang clan jasa yang
dihasilkan dari sumberdaya dam tidak dapat dilakukan secara terus menerus
(Meadow et al.,
keberlanjutannya
optimasi

dan

1972 daIm Fauzi,

2004) tanpa dilakukan upaya

Perlu diupayakan suatu sistem pertanian yang menwi
kontinuitas

penggunam

sumberdaya

lokal

dengan

mengkombinasikan komponen-komponen yang berbeda dari suatu usaha tani
yang saling melengkapi (komplementer) dengan memiliki kemungkinan pengaruh
yang sinergtk yang besar.
Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan suatu usaha dalam
pemenuhan kebutuhan akan hasil-hasil pertanian secara bijak untuk generasi saat

ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka (Anwar, 2005).

Pembangunan perdesaan meialui sistem

pertanian berkelanjutan selaras dengan pendekatan agropolitan.
PengembangdWiIayaK dengan Pendekatan Agropoiitan

Agropolitan (Agro = pertanian :Politan = kota) @ah kota pertanian yang
tumbuh d m berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem & usaha
agribisnis sehingga &pat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan
pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya (Suwandi, 2005).
Kawasan agropolitan, terdiri dari Kota Pertanian dan desa-desa sentra produksi

pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh
batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan
skala ekonomi yang ada Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang
memiliki fasilitas perkotaan (Harun, 2004) mencakup sistem produksi, distribusi
dan pemerintah yang mempunyai 20 sampai 100 ribu populasi, dengan modal

sebesar 40-60 ribu (Friedmann, 1979). Besaran ini merupakan ukuran efisien
untuk mencapai ekonomi eksternal pada produksi dan pasar lokal untuk keluaran
industri yang kecil. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan
ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan
dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk
mendorong berkembangnya sistem dan usaha agriiisnis yang berdaya saing,
berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh
masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah (Anwar, 2005).
Adapun prinsip dasar pengembangan kawasan agropolitan (Suwandi,
2005) :
1. Ciri-ciri Kawasan Agropolitan

a Pendapatan masyarakat pada umumnya bersumber dari pertanian
(agribisnis)

b. Kegiatan agiribisnis (ada komoditi unggulan)
c. Hubungan kota dan kawasan (timbal balik) yang harmonis
d. Kehidupan masyarakat di kawasan agropolitan mirip suasana Desa
Modern.
2. Persyaratan Kawasan Agropolitan
a. Memiliki lahan yang didukung oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang
memadai dan telah memiliki komoditi unggulan yang sesuai budaya lokal
b. Memililci Kelenibagaan dan PrasaranaISarana Agribisnis
c. Pasar (pasar untuk hasil pertanian, sarana pertanian, pasar lelang/sub
agribisnis)
d. Lembaga Keuangan (Bank dan Non BanWLKM)
e. Balai penyuluhan pertanian sebagai klinik konsultasi agribisnis (tempat
agribisniq sumber informasi, dan pusat pemberdayaan dan usaha
agribisnis)

f. Percobaanlpengkajian teknologi agribisnis (termasuk inovasi teknologi
tepat guna untuk teknologi pertanian dm produk olahannya)
g. Prasarana aksebilitasi (jalan, irigasi, ds