Tebal Daun mm Analisis sidik ragam rata-rata tebal daun tiga varietas cabai rawit pada beberapa

Salinitas menyebabkan air yang dapat diserap oleh tanaman akan lebih sedikit dengan semakin tingginya konsentrasi garam NaCl tanah sehingga menurunkan kandungan air pada jaringan tanaman. Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting dalam pembentukan klorofil pada daun, kandungan air yang sedikit pada jaringan tanaman mengakibatkan menurunnya pembentukan klorofil Kurniasari et al. 2010. Turan et al. 2009 menyatakan bahwa perlakuan peningkatan konsentrasi NaCl pada media tanam mampu menurunkan jumlah total klorofil pada tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Poljakoff 1975 yang menyatakan bahwa organel yang paling dipengaruhi oleh salinitas adalah kloroplas. Laju fotosintesis akan menurun dengan rusaknya kloroplas yang berakibat buruk terhadap klorofil. Laju fotosintesis yang menurun tersebut disebabkan pula oleh tertutupnya stomata akibat penurunan tekanan turgor. Penurunan tekanan turgor terjadi karena adanya garam NaCl yang menyebabkan tingginya tekanan osmotik larutan tanah sehingga akar tanaman sulit menyerap air.

4.8 Tebal Daun mm Analisis sidik ragam rata-rata tebal daun tiga varietas cabai rawit pada beberapa

tingkat salinitas Lampiran 8.a menunjukkan bahawa salinitas dan varietas berpengaruh nyata terhadap tebal daun dan interaksi keduanya juga berpengaruh nyata. Pengaruh tingkat salinitas terhadap tebal daun dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata tebal daun mm tiga varietas cabai rawit pada berbagai tingkat salinitas Varietas Konsentrasi NaCl ppm Rata- rata 2000 4000 6000 8000 10000 V1 Lokal 0,14 c ±0,006 0,15 c ±0,005 0,16 b ±0,008 0,17 b ±0,005 0,19 a ±0,004 0,19 a ±0,005 0,166 a V2 Genie 0,14 c ±0,002 0,15 c ±0,007 0,15 c ±0,001 0,15 c ±0,005 0,17 b ±0,004 0,17 b ±0,003 0,155 b V3 Bhaskara 0,15 c ±0,006 0,16 b ±0,007 0,17 b ±0,006 0,17 b ±0,004 0,19 a ±0,005 0,20 a ±0,001 0,173 a Rata- rata 0,143 a 0,153 a 0,16 a 0,163 b 0,183 b 0,187 b Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah uji Duncan pada taraf 5 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata tebal daun paling besar pada kombinasi perlakuan varietas Lokal V1 dan tingkat pemberian NaCl 8000- 1000 ppm serta kombinasi perlakuan varietas Bhaskara V3 dan tingkat pemberian NaCl 8000-10000 ppm, rata-rata tebal daun tersebut berbeda nyata dengan seluruh kombinasi perlakuan lainnya. Rata-rata tebal daun paling kecil pada kombinasi perlakuan varietas Lokal V1 dan varietas Genie V2 pada tingkat pemberian NaCl 0 ppm namun tebal daun tersebut tidak berbeda nyata dengan tebal daun kombinasi perlakuan antara varietas Bhaskara dan tingkat pemberian NaCl 0 ppm, tebal daun varietas Lokal dan varietas Bhaskara pada tingkat pemberian NaCl 2000 ppm serta tebal daun varietas Genie pada tingkat pemberian NaCl 4000 ppm dan 6000 ppm. Pengaruh salinitas terhadap tebal daun tiga varietas cabai rawit dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Pengaruh salinitas terhadap tebal daun mm V1 = 0,11x + 0,13 dan R 2 = 0,96 ; V2 = 0,006x + 0,14 dan R 2 = 0,84; V3 = 0,0097x +0,15 dan R 2 = 0.95 Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa ketebalan daun ketiga varietas cabai rawit meningkat seiring dengan meningkatnya pemberian NaCl hingga 10000 ppm. Laju peningkatan tebal daun varietas Lokal V1 adalah 0,11 mm, varietas Bhaskara V3 sebesar 0,0097 mm dan varietas Genie V2 sebesar 0,006 mm setiap ppm peningkatan salinitas. Penebalan daun terjadi karena cekaman garam Universitas Sumatera Utara yang diberikan pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi sukulen sebagai adaptasi terhadap cekaman garam. Longstreth dan Nobel 1979 menyatakan pemamparan tanaman dalam kondisi salin dapat memicu perubahan pada ketebalan daun. Daun menjadi lebih sukulen sebagai adapatasi terhadap cekaman NaCl. Hal ini dilakukan untuk menurunkan resistensi terhadap penyerapan CO 2 serta meningkatkan laju fotosintesis dengan cara meningkatkan permukaan internal daun. Menurut Sipayung 2003, salinitas klorida umumnya menambah sukulensi pada banyak spesies tanaman. Dengan adaptasi struktural ini konduksi air akan berkurang dan mungkin akan menurunkan kehilangan air pada transpirasi.

4.9 Kerapatan Stomata nmm

Dokumen yang terkait

PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian Wilayah Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT).

3 12 15

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi kajian : Kabupaten Bantul, D. I. Y).

0 3 15

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT).

0 2 13

DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA PENGENDARA SEPEDA MOTOR Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor.

0 3 16

PENDAHULUAN Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor.

0 4 8

DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA PENGENDARA SEPEDA MOTOR Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA Hubungan Antara Motivasi Keselamatan Diri Dengan Disiplin Berlalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor.

18 47 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Motivasi Keselamatan Diri Dengan Disiplin Berlalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor.

0 2 6

Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah(Studi Kasus Pt. Federal International Finance Cabang Medan)

0 0 10

Perilaku Berlalu Lintas Remaja di Perkotaan: Studi Pada kalangan Remaja pengendara Sepeda Motor di Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kodya Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 7