Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah melalui Perbaikan Keseimbangan Source dan Sink
Peningkatan Produktivitas Kacang
Tanah Melalui Perbaikan
Keseimbangan Source dan Sink
Iskandar Lubis
A.Ghozi Manshuri
Sri Astuti Rais
Heni Purnamawati
Aries Kusumawati
KKP3T 2009
Latar Belakang
g
z
z
Produktivitas kacang tanah di
I ndonesia selama 17 tahun terakhir
(1986 – 2006) berada dalam kisaran
0,7 ton/ ha hingga menjadi 1,2
ton/ ha biji
j kering
g (Kasno,
(
2004;
Deptan, 2006).
Masalah yang sering ditemui adalah persentase polong hampa (cipo)
yang cukup besar. Polong yang terisi seringkali tidak selalu penuh
terisi biji atau terisi kurang maksimal sehingga tidak mencapai ukuran
biji yang diharapkan.
z
z
Perlu dipahami bagaimana kacang tanah
memenuhi kebutuhan asimilatnya saat pengisian
biji/polong
A i il t untuk
Asimilat
t k pengisian
i i biji di
diperoleh
l hd
darii
1. Kegiatan fotosintesis dipertahankan tinggi
2 Remobilisasi asimilat
2.
Tujuan
z
Meningkatkan produktivitas kacang tanah melalui
perbaikan keseimbangan source dan sinknya, baik
d
dengan
perakitan
ki
varietas
i
unggull maupun d
dengan
perbaikan teknik budidaya yang dapat
memperbaiki keseimbangan source-sink tanaman
BAGAN PENELITIAN
Tahun pertama
Mendapatkan genotipe-genotipe dengan kapasitas source sink dan
produktivitas yang berbeda. Penyaringan dari 20 varietas lokal dan unggul
nasional serta 2 galur harapan tahan bercak daun untuk mendapatkan 4
genotipe dengan pola partisi asimilat dan produktivitas yang berbeda untuk
diamati lebih lanjut pada tahap kedua
Tahun kedua
Mengamati pengaruh perubahan source-sink pada pola partisi
asimilat kacang tanah.
Tahun ketiga
Mengamati pembagian asimilat pada dua varietas kacang tanah
yang berbeda pola pertumbuhannya dengan menggunakan penjejak
karbon 13 .
Pembagian asimilat pada kacang tanah
Karakteristik
K
kt i tik
seimbang
kacangtanah
k
t
h
dengan
d
source
sink
i k
yang
Hasil Tahap Pertama dan Kedua
Berdasarkan hubungan dengan hasil biji diperoleh :
1. Kelompok tanaman dengan source yang relatif lebih
besar dan kelompok dengan source yang sangat tinggi
(Sima dan Turangga)
2. Kelompok dengan potensial sink (jumlah ginofor dan
polong)
l
) tinggi
ti
i tetapi
t t i hasil
h il biji rendah
d h yang
mengindikasikan tidak efisien dalam pembentukan sink
3. Kelompok
p dengan
g
masalah dalam source (source
(
limited) atau dalam pembagian asimilat ke dalam
biji/ polong
Jumlah Ginofor dan polong vs Berat Kering Tajuk/ tan pada 10 MST
Zebra
Kelinci
Panter
50
Kancil
Turangga
45
Badak
Biawak
Landak
Rusa
40
Bidua
Biga
35
Sima
Jepara
Simpai
Jerapah
Gajah
30
Kidang
Mahesa
PelandukMacan
25
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
Hasil Polong (t/ h) vs BK Tajuk/ tan 10 MST
BK Tajuk/ tan 10 MST
Biawak
2.6
2.4
Hasil pollong ( t / h)
Jumlah Ginofor dan POlong/ t an
55
Bidua
2.2
Landak
Panter
Simpai
Jerapah
Kelinci
PelandukMacan
Rusa
2.0
Badak
1.8
Biga
Kidang
Sima
Kancil
Gajah
Mahesa
Turangga
Zebra
Jepara
1.6
10
12
14
16
18
20
22
Berat Kering Tajuk/ tan 10 MST
24
26
28
z
Kadar klorofil total p
per gram
g
berat basah daun pada
p
10 MST nyata berkorelasi negatif (R2= 61.6) dengan
persentase jumlah polong penuh. Hal ini dapat
diartikan makin hijau daun akan menghambat
pengisian polong
z
Dari hasil analisis diperoleh kadar N dalam daun dan
batang serta kadar TNC di daun tidak berkorelasi
dengan parameter hasil dan pengisian. Kadar TNC
dalam batang pada saat 10 MST (T3) nyata
berkorelasi positif dengan persentase polong isi
(R2= 75.8), sedangkan kadar TNC batang saat 6 MST
(T2) berkorelasi positif tapi tidak nyata
nyata.
z
z
Perlakuan
P
l k
pupuk
k kkalium
li
d
dan iinteraksi
t k i kkalium
li
d
dan
varietas tidak memberikan pengaruh nyata pada seluruh
peubah yyang
p
g diamati.
Paclobutrazol (100 ppm, 6 MST) menurunkan berat
kering brangkasan dan ILD pada 8 MST serta
menurunkan tinggi tanaman hingga 17
17.3%.
3% Aplikasi
paclobutrazol juga menekan jumlah polong isi penuh per
tanaman saat panen sebesar 11.3%. Interaksi
paclobutrazol dan varietas tidak berpengaruh nyata
terhadap semua peubah.
z
Rasio berat kering tanaman 10 MST dan jumlah polong
per tanaman dengan nilai mendekati 0.9 – 1.0 dan rasio
ILD 10 MST dan jumlah polong per tanaman dengan
nilai
il i mendekati
d k ti 0.09
0 09 – 0.10
0 10 diduga
did
merupaka
k rasio
i
keseimbangan source dan sink yang menghasilkan hasil
polong dan biji yang terbaik.
BAHAN DAN METODE
1.Pembagian Asimilat Pada Dua Varietas Kacang
Tanah yang Berbeda Pola pertumbuhannya
dengan Menggunakan Penjejak I sotop Karbon 13
z
z
Tujuan : Mengamati pembagian asimilat pada kacang
tanah yang berbeda pola pertumbuhannya
Prosedur : Varietas yang digunakan Sima dan Jerapah.
Jerapah
Feeding menggunakan Ba13CO3 dilakukan pada fase
pengisian biji (10 MST) di dalam kotak yang ditutup
plastik dan direndam dalam air.
air
z
Pengamatan dengan destruksi tanaman pada 0, 24 dan
72 jam
j
setelah
t l h feeding
f di
z
Sebelum feeding dilakukan pengukuran CER, PAR,
konduktansi stomata, laju transpirasi suhu udara dan
suhu daun
z
Selama feeding dilakukan pengukuran suhu udara dan
RH di dalam
d l
kotak
k t k
BAHAN DAN METODE
2. Pengaruh Konsentrasi dan w aktu aplikasi
Paclobutrazol pada Pola Partisi Asimilat dan Hasil
K
Kacang
T
Tanah
h
z
Tujuan : Mengamati pengaruh konsentrasi dan waktu
aplikasi paclobutrazol terhadap kapasitas source sink dan
pola pembagian asimilat
z
Perlakuan konsentrasi Paclobutrazol 0, 100 dan 200 ppm
pada
d 2 varietas
i
kacang
k
tanah
h (Kelinci
(K li i dan
d
Sima)
Si ) dan
d
diaplikasikan pada 6 dan 8 MST
z
Perlakuan disusun menggunakan rancangan split split plot
dengan 3 ulangan
PENGAMATAN
1.
Bobot kering tanaman dan I LD diamati pada 6, 8, 10,
dan 12 MST
2.
Kadar klorofil total/ cm2 pada 9 dan 11 MST
3.
Produktivitas dan komponen produksi
HASI L DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1.
z
Hasil pengukuran kandungan 13C dalam bagian
tanaman belum diperoleh
z
Apabila terjadi translokasi asimilat langsung dari
fotosintesis kadar 13C pada biji/ polong tidak banyak
berbeda dari kadar 13 C udara
z
Apabila terjadi remobilisasi maka kadar 13C pada
biji/ polong jauh lebih kecil daripada kadar 13 C udara
z
Laju CER Sima lebih tinggi daripada Jerapah
z
Laju CER kedua varietas maksimal pada 4.5 dan 5
µmolCO2/ m 3/ s, menunjukkan rendahnya kapasitas fotosintesis
CER_1 = - 5.559 + 0.02370 PAR - 0.000014 PAR2
CER
R=
= 0.76 + 0.00993 PAR
PAR- 0.000006 PAR2
7
S
R-Sq
R-Sq(adj)
5.5
1.50154
1.6%
0.0%
S
R-Sq
R-Sq(adj)
5.0
CER( mmolC02/ m
m2/ s)
CER( mmolC02/ m
m2/ s)
6
5
4
4.5
4.0
3.5
3.0
3
2.5
2.0
2
600
700
800
900
1000
PAR(mmolC02/ m2/ s)
1100
1200
600
700
800
900
1000
PAR(mmolC02/ m2/ s)
1100
1200
1.06811
15.5%
0.0%
Suhu selama feeding cukup tinggi sehingga diduga dengan
peningkatan suhu terjadi penurunan CER (CER = 20.79+ 0.4879
Tdaun (r2= 52.9))
CER = 20.79 - 0.4879 Tdaun
7
S
R-Sq
R-Sq(adj )
6
CER ( mmoll/ m2/ s)
z
5
4
3
2
31
32
33
34
35
Temperat ur daun
36
37
0.856715
52.9%
50.7%
Sima mengakumulasi
Si
k
l ib
bahan
h kkering
i llebih
bih b
banyak
k
daripada Jerapah terutama dalam batang
Tabel 2. Rata-rata berat kering tanaman (g) Sima dan Jerapah.
Berat kering
Berat kering
Berat kering
Berat kering polong
Varietas tanaman
batang
daun
ginofor
rataan
rataan
rataan
rataan
Sima
23.3
25.6
7.2
8.4
6.8
7.6
7.2
7.8
28.5
9.6
8.3
8.9
25
8.3
7.6
7.3
Jerapah
20.2
23.7
28.7
24.2
5.1
6.1
9.2
6.8
5.6
7.1
8.4
7.0
8.1
8.7
6
7.6
z
Percobaan 2.
Rekapitulasi
R
k
it l
i Sidik R
Ragam
Pengamatan
Berat Kering Brangkasan
10 MST
B
Berat
t Kering
K i
B
Batang
t
10 MST
12 MST
Berat Kering Daun
8 MST
10 MST
12 MST
Jumlah Daun
10 MST
Indeks Luas Daun
8 MST
10 MST
12 MST
Jumlah Polong
Bobot 100 biji
Indeks Biji
Jumlah Polong/m2
Bobot Polong/m2
% Polong Isi
Varietas
Paclobutrazol
*
tn
*
*
*
*
*
*
*
tn
tn
tn
tn
*
*
*
*
tn
*
tn
tn
tn
*
tn
tn
tn
*
tn
*
*
*
*
z
Paclobutrazol 200 ppm meningkatkan produksi kedua
varietas
i t (j
(jumlah
l h polong/
l
/ m2
2 dan
d
bobot
b b t polong/
l
/ m2)
2)
z
Paclo 100 dan 200 ppm meningkatkan persentase
polong isi kedua varietas tetapi tidak meningkatkan
bobot 100 biji
z
Paclobutrazol menekan p
pertumbuhan tanaman pada
p
10 dan 12 MST yang merupakan fase pengisian biji
Kadar klorofil/ cm2 tidak dipengaruhi oleh paclo
sehingga diduga kegiatan fotosintesis tidak terganggu
Sehingga asimilat dapat didistribusikan untuk
pengisian
p
g
biji
j
16
BK Batang
g (g
14
12
Berat BATANG 6 MST
10
Berat BATANG 8 MST
8
Berat BATANG 10 MST
6
Berat BATANG 12 MST
4
2
0
0
100
200
Konsentrasi Paclobutrazol (ppm)
Pengaruh
g
Paclobutrazol terhadap
p Berat
Kering Batang
z
Aplikasi Paclobutrazol 200 ppm meningkatkan jumlah
polong/ m 2 sebesar 17,6% dan bobot polong/ m 2 17,7%
z
Akan tetapi dilihat dari bobot 100 biji dan indeks biji
tampaknya penambahan berat kering terjadi terutama
pada kulit polong
Kesimpulan
Penekanan p
pertumbuhan pada
p
10 dan 12 MST
meningkatkan produksi polong (jumlah dan bobot
polong/ m2) dan pengisian biji (persentase polong isi)
akibat pengalihan distribusi asimilat
Tabel Komponen
p
Produksi
Parameter
0 ppm
100 ppm
200 ppm
Indeks Biji
0,49 a
0,50 a
0,41 b
Persentase polong isi
97,16 b
99,71 a
99,56 a
Jumlah Polong/m2
59,8 b
59,6 b
70,3 a
B b t Polong/
Bobot
P l
/ m2
2
100 1 b
100,1
103 4 b
103,
117 8 a
117,8
K i
Kesimpulan
l
z
z
z
Sima mengakumulasikan bahan kering lebih banyak
daripada Jerapah karena laju CERnya lebih tinggi
dari Jerapah tetapi pada saat pengisian biji bahan
kering
g banyak
y diakumulasi ke batang
g daripada
p
untuk pengisian polong
Aplikasi 100 dan 200 ppm Paclobutrazol
menurunkan berat kering batang Sima dan Kelinci
pada 10 MST
Aplikasi
p
Paclobutrazol 200 pp
ppm meningkatkan
g
jumlah polong/m2 sebesar 17,6% dan bobot
polong/m2 17,7%
Tanah Melalui Perbaikan
Keseimbangan Source dan Sink
Iskandar Lubis
A.Ghozi Manshuri
Sri Astuti Rais
Heni Purnamawati
Aries Kusumawati
KKP3T 2009
Latar Belakang
g
z
z
Produktivitas kacang tanah di
I ndonesia selama 17 tahun terakhir
(1986 – 2006) berada dalam kisaran
0,7 ton/ ha hingga menjadi 1,2
ton/ ha biji
j kering
g (Kasno,
(
2004;
Deptan, 2006).
Masalah yang sering ditemui adalah persentase polong hampa (cipo)
yang cukup besar. Polong yang terisi seringkali tidak selalu penuh
terisi biji atau terisi kurang maksimal sehingga tidak mencapai ukuran
biji yang diharapkan.
z
z
Perlu dipahami bagaimana kacang tanah
memenuhi kebutuhan asimilatnya saat pengisian
biji/polong
A i il t untuk
Asimilat
t k pengisian
i i biji di
diperoleh
l hd
darii
1. Kegiatan fotosintesis dipertahankan tinggi
2 Remobilisasi asimilat
2.
Tujuan
z
Meningkatkan produktivitas kacang tanah melalui
perbaikan keseimbangan source dan sinknya, baik
d
dengan
perakitan
ki
varietas
i
unggull maupun d
dengan
perbaikan teknik budidaya yang dapat
memperbaiki keseimbangan source-sink tanaman
BAGAN PENELITIAN
Tahun pertama
Mendapatkan genotipe-genotipe dengan kapasitas source sink dan
produktivitas yang berbeda. Penyaringan dari 20 varietas lokal dan unggul
nasional serta 2 galur harapan tahan bercak daun untuk mendapatkan 4
genotipe dengan pola partisi asimilat dan produktivitas yang berbeda untuk
diamati lebih lanjut pada tahap kedua
Tahun kedua
Mengamati pengaruh perubahan source-sink pada pola partisi
asimilat kacang tanah.
Tahun ketiga
Mengamati pembagian asimilat pada dua varietas kacang tanah
yang berbeda pola pertumbuhannya dengan menggunakan penjejak
karbon 13 .
Pembagian asimilat pada kacang tanah
Karakteristik
K
kt i tik
seimbang
kacangtanah
k
t
h
dengan
d
source
sink
i k
yang
Hasil Tahap Pertama dan Kedua
Berdasarkan hubungan dengan hasil biji diperoleh :
1. Kelompok tanaman dengan source yang relatif lebih
besar dan kelompok dengan source yang sangat tinggi
(Sima dan Turangga)
2. Kelompok dengan potensial sink (jumlah ginofor dan
polong)
l
) tinggi
ti
i tetapi
t t i hasil
h il biji rendah
d h yang
mengindikasikan tidak efisien dalam pembentukan sink
3. Kelompok
p dengan
g
masalah dalam source (source
(
limited) atau dalam pembagian asimilat ke dalam
biji/ polong
Jumlah Ginofor dan polong vs Berat Kering Tajuk/ tan pada 10 MST
Zebra
Kelinci
Panter
50
Kancil
Turangga
45
Badak
Biawak
Landak
Rusa
40
Bidua
Biga
35
Sima
Jepara
Simpai
Jerapah
Gajah
30
Kidang
Mahesa
PelandukMacan
25
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
Hasil Polong (t/ h) vs BK Tajuk/ tan 10 MST
BK Tajuk/ tan 10 MST
Biawak
2.6
2.4
Hasil pollong ( t / h)
Jumlah Ginofor dan POlong/ t an
55
Bidua
2.2
Landak
Panter
Simpai
Jerapah
Kelinci
PelandukMacan
Rusa
2.0
Badak
1.8
Biga
Kidang
Sima
Kancil
Gajah
Mahesa
Turangga
Zebra
Jepara
1.6
10
12
14
16
18
20
22
Berat Kering Tajuk/ tan 10 MST
24
26
28
z
Kadar klorofil total p
per gram
g
berat basah daun pada
p
10 MST nyata berkorelasi negatif (R2= 61.6) dengan
persentase jumlah polong penuh. Hal ini dapat
diartikan makin hijau daun akan menghambat
pengisian polong
z
Dari hasil analisis diperoleh kadar N dalam daun dan
batang serta kadar TNC di daun tidak berkorelasi
dengan parameter hasil dan pengisian. Kadar TNC
dalam batang pada saat 10 MST (T3) nyata
berkorelasi positif dengan persentase polong isi
(R2= 75.8), sedangkan kadar TNC batang saat 6 MST
(T2) berkorelasi positif tapi tidak nyata
nyata.
z
z
Perlakuan
P
l k
pupuk
k kkalium
li
d
dan iinteraksi
t k i kkalium
li
d
dan
varietas tidak memberikan pengaruh nyata pada seluruh
peubah yyang
p
g diamati.
Paclobutrazol (100 ppm, 6 MST) menurunkan berat
kering brangkasan dan ILD pada 8 MST serta
menurunkan tinggi tanaman hingga 17
17.3%.
3% Aplikasi
paclobutrazol juga menekan jumlah polong isi penuh per
tanaman saat panen sebesar 11.3%. Interaksi
paclobutrazol dan varietas tidak berpengaruh nyata
terhadap semua peubah.
z
Rasio berat kering tanaman 10 MST dan jumlah polong
per tanaman dengan nilai mendekati 0.9 – 1.0 dan rasio
ILD 10 MST dan jumlah polong per tanaman dengan
nilai
il i mendekati
d k ti 0.09
0 09 – 0.10
0 10 diduga
did
merupaka
k rasio
i
keseimbangan source dan sink yang menghasilkan hasil
polong dan biji yang terbaik.
BAHAN DAN METODE
1.Pembagian Asimilat Pada Dua Varietas Kacang
Tanah yang Berbeda Pola pertumbuhannya
dengan Menggunakan Penjejak I sotop Karbon 13
z
z
Tujuan : Mengamati pembagian asimilat pada kacang
tanah yang berbeda pola pertumbuhannya
Prosedur : Varietas yang digunakan Sima dan Jerapah.
Jerapah
Feeding menggunakan Ba13CO3 dilakukan pada fase
pengisian biji (10 MST) di dalam kotak yang ditutup
plastik dan direndam dalam air.
air
z
Pengamatan dengan destruksi tanaman pada 0, 24 dan
72 jam
j
setelah
t l h feeding
f di
z
Sebelum feeding dilakukan pengukuran CER, PAR,
konduktansi stomata, laju transpirasi suhu udara dan
suhu daun
z
Selama feeding dilakukan pengukuran suhu udara dan
RH di dalam
d l
kotak
k t k
BAHAN DAN METODE
2. Pengaruh Konsentrasi dan w aktu aplikasi
Paclobutrazol pada Pola Partisi Asimilat dan Hasil
K
Kacang
T
Tanah
h
z
Tujuan : Mengamati pengaruh konsentrasi dan waktu
aplikasi paclobutrazol terhadap kapasitas source sink dan
pola pembagian asimilat
z
Perlakuan konsentrasi Paclobutrazol 0, 100 dan 200 ppm
pada
d 2 varietas
i
kacang
k
tanah
h (Kelinci
(K li i dan
d
Sima)
Si ) dan
d
diaplikasikan pada 6 dan 8 MST
z
Perlakuan disusun menggunakan rancangan split split plot
dengan 3 ulangan
PENGAMATAN
1.
Bobot kering tanaman dan I LD diamati pada 6, 8, 10,
dan 12 MST
2.
Kadar klorofil total/ cm2 pada 9 dan 11 MST
3.
Produktivitas dan komponen produksi
HASI L DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1.
z
Hasil pengukuran kandungan 13C dalam bagian
tanaman belum diperoleh
z
Apabila terjadi translokasi asimilat langsung dari
fotosintesis kadar 13C pada biji/ polong tidak banyak
berbeda dari kadar 13 C udara
z
Apabila terjadi remobilisasi maka kadar 13C pada
biji/ polong jauh lebih kecil daripada kadar 13 C udara
z
Laju CER Sima lebih tinggi daripada Jerapah
z
Laju CER kedua varietas maksimal pada 4.5 dan 5
µmolCO2/ m 3/ s, menunjukkan rendahnya kapasitas fotosintesis
CER_1 = - 5.559 + 0.02370 PAR - 0.000014 PAR2
CER
R=
= 0.76 + 0.00993 PAR
PAR- 0.000006 PAR2
7
S
R-Sq
R-Sq(adj)
5.5
1.50154
1.6%
0.0%
S
R-Sq
R-Sq(adj)
5.0
CER( mmolC02/ m
m2/ s)
CER( mmolC02/ m
m2/ s)
6
5
4
4.5
4.0
3.5
3.0
3
2.5
2.0
2
600
700
800
900
1000
PAR(mmolC02/ m2/ s)
1100
1200
600
700
800
900
1000
PAR(mmolC02/ m2/ s)
1100
1200
1.06811
15.5%
0.0%
Suhu selama feeding cukup tinggi sehingga diduga dengan
peningkatan suhu terjadi penurunan CER (CER = 20.79+ 0.4879
Tdaun (r2= 52.9))
CER = 20.79 - 0.4879 Tdaun
7
S
R-Sq
R-Sq(adj )
6
CER ( mmoll/ m2/ s)
z
5
4
3
2
31
32
33
34
35
Temperat ur daun
36
37
0.856715
52.9%
50.7%
Sima mengakumulasi
Si
k
l ib
bahan
h kkering
i llebih
bih b
banyak
k
daripada Jerapah terutama dalam batang
Tabel 2. Rata-rata berat kering tanaman (g) Sima dan Jerapah.
Berat kering
Berat kering
Berat kering
Berat kering polong
Varietas tanaman
batang
daun
ginofor
rataan
rataan
rataan
rataan
Sima
23.3
25.6
7.2
8.4
6.8
7.6
7.2
7.8
28.5
9.6
8.3
8.9
25
8.3
7.6
7.3
Jerapah
20.2
23.7
28.7
24.2
5.1
6.1
9.2
6.8
5.6
7.1
8.4
7.0
8.1
8.7
6
7.6
z
Percobaan 2.
Rekapitulasi
R
k
it l
i Sidik R
Ragam
Pengamatan
Berat Kering Brangkasan
10 MST
B
Berat
t Kering
K i
B
Batang
t
10 MST
12 MST
Berat Kering Daun
8 MST
10 MST
12 MST
Jumlah Daun
10 MST
Indeks Luas Daun
8 MST
10 MST
12 MST
Jumlah Polong
Bobot 100 biji
Indeks Biji
Jumlah Polong/m2
Bobot Polong/m2
% Polong Isi
Varietas
Paclobutrazol
*
tn
*
*
*
*
*
*
*
tn
tn
tn
tn
*
*
*
*
tn
*
tn
tn
tn
*
tn
tn
tn
*
tn
*
*
*
*
z
Paclobutrazol 200 ppm meningkatkan produksi kedua
varietas
i t (j
(jumlah
l h polong/
l
/ m2
2 dan
d
bobot
b b t polong/
l
/ m2)
2)
z
Paclo 100 dan 200 ppm meningkatkan persentase
polong isi kedua varietas tetapi tidak meningkatkan
bobot 100 biji
z
Paclobutrazol menekan p
pertumbuhan tanaman pada
p
10 dan 12 MST yang merupakan fase pengisian biji
Kadar klorofil/ cm2 tidak dipengaruhi oleh paclo
sehingga diduga kegiatan fotosintesis tidak terganggu
Sehingga asimilat dapat didistribusikan untuk
pengisian
p
g
biji
j
16
BK Batang
g (g
14
12
Berat BATANG 6 MST
10
Berat BATANG 8 MST
8
Berat BATANG 10 MST
6
Berat BATANG 12 MST
4
2
0
0
100
200
Konsentrasi Paclobutrazol (ppm)
Pengaruh
g
Paclobutrazol terhadap
p Berat
Kering Batang
z
Aplikasi Paclobutrazol 200 ppm meningkatkan jumlah
polong/ m 2 sebesar 17,6% dan bobot polong/ m 2 17,7%
z
Akan tetapi dilihat dari bobot 100 biji dan indeks biji
tampaknya penambahan berat kering terjadi terutama
pada kulit polong
Kesimpulan
Penekanan p
pertumbuhan pada
p
10 dan 12 MST
meningkatkan produksi polong (jumlah dan bobot
polong/ m2) dan pengisian biji (persentase polong isi)
akibat pengalihan distribusi asimilat
Tabel Komponen
p
Produksi
Parameter
0 ppm
100 ppm
200 ppm
Indeks Biji
0,49 a
0,50 a
0,41 b
Persentase polong isi
97,16 b
99,71 a
99,56 a
Jumlah Polong/m2
59,8 b
59,6 b
70,3 a
B b t Polong/
Bobot
P l
/ m2
2
100 1 b
100,1
103 4 b
103,
117 8 a
117,8
K i
Kesimpulan
l
z
z
z
Sima mengakumulasikan bahan kering lebih banyak
daripada Jerapah karena laju CERnya lebih tinggi
dari Jerapah tetapi pada saat pengisian biji bahan
kering
g banyak
y diakumulasi ke batang
g daripada
p
untuk pengisian polong
Aplikasi 100 dan 200 ppm Paclobutrazol
menurunkan berat kering batang Sima dan Kelinci
pada 10 MST
Aplikasi
p
Paclobutrazol 200 pp
ppm meningkatkan
g
jumlah polong/m2 sebesar 17,6% dan bobot
polong/m2 17,7%