PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MELALUI MODEL SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON STUDY DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN
MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MELALUI MODEL SUPERVISI
KLINIS BERBASIS LESSON STUDY DI SMA NEGERI 11 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :
Minnatiani
Nim. 8146132049

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016

ABSTRACT


Minnatiani, Improving Teacher’s Competence in Using Instructional Video
Media Through Lesson Study-Based Clinical Supervision Model in SMA Negeri
11 Medan.A Thesis, Educational Administration Study Program, Graduate
Program of State University of Medan, 2016
This study aims to improve teachers' competence of Socil-Science Teachers in
using Instructional Video Media through Lesson-Study Based Clinical
Supervision Model in SMA Negeri 11 Medan. The action hypothesis is through
the application of lesson study-based of clinical supervision model can improve
the competency of social science teachers in using learning video media. This
research was conducted in SMA Negeri 11 Medan. The time of the study was two
months started from March to May 2016.Subjects in this study was 11 (eleven)
High School social science teachersfrom subjects: History, Civics, Economics,
Accounting, Geography and Sociology, and one school supervisor. This design of
the reseach is a School Action Research (PTS). The Researcher used Kemmis &
Mc.TaggartResearch Model that was designed with a cyclic process. This
procedure includes the steps of: (1) Plan, (2) Action, (3) Observation, and (4)
reflection. The results showed that based on the result of the cycle I, it was
obtained that 2 teachers (20 %) who used instructional video media were
categorized in poor level, 7 teachers (60%) who used instructional video
mediawere categorized in quite capable level and 2 teachers (20 %) who used

instructional video media were categorized in good or capable level. The Aspect
of teacher preparation = 72.73 % (enough); the aspect of student preparation and
management of the classroom = 81.82 % (good); the aspects of media
presentation = 64.77 % (poor); the aspect of further measures and applications =
77.27 % (enough). The average schore of the teachers’ competence in using
instructional video media is 74.15 % (enough) . While the results of the cycle II, it
was obtained by 11 teachers (100 %) who used instructional video media were
categorizedin Good level (capable). The Aspect of teacher preparation = 88.64 %
(good); the aspect of student preparation and management of the classroom =
87.50% (good); the aspects of media presentation = 78.41 % (enough); the aspect
further measures and applications = 81.82 % (good). The average scores of
teachers’ competencein instructional video media is 84.09 % (good). Thus, the
application of lesson study based clinical supervision model can enhance socialscience teachers' competence in using instructional video media in SMAN 11
Medan that is proven by the increase score from cycle I to the cycle II.
Key words : Teacher Competence, Instructional Video Media, Lesson StudyBased Clinical Supervision.

i

ABSTRAK


Minnatiani, Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Video
Pembelajaran Melalui Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA
Negeri 11 Medan. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam
menggunakan media video pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis
lesson study di SMA Negeri 11 Medan. Hipotesis tindakan ini adalah melalui
penerapan model supervisi klinis berbasis lesson study dapat meningkatkan
kemampuan guru IPS dalam menggunakan media video pembelajaran. Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan
selama 2 bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Subjek
dalam penelitian ini adalah 11 (sebelas) orang guru rumpun IPS SMA dengan
mata pelajaran yang terdiri dari Sejarah, PKn, Ekonomi, Akutansi, Geografi dan
Sosiologi dan satu orang pengawas sekolah. Desain penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Peneliti menggunakan model penelitian
Kemmis & Mc. Taggart yang dirancang dengan proses siklus. Prosedur ini
mencakup tahap – tahap : (1) Perencanaan (plan), (2) pelaksanaan (act), (3)
pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection). Hasil yang dapat diambil yaitu
berdasarkan hasil pada siklus I diperoleh 2 orang guru (20%) yang menggunakan
media video pembelajaran berkategori kurang mampu, 7 orang guru (60%) yang

menggunakan media video pembelajaran berkategori cukup mampu dan 2 (20%)
orang guru yang menggunakan media video pembelajaran sudah mencapai
kategori baik atau mampu. Aspek persiapan guru = 72,73% (cukup); aspek
persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 81,82% (baik); aspek penyajian media =
64,77% (kurang); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 77,27% (cukup). Nilai
rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran
adalah 74,15 % (cukup). Sedangkan hasil pada siklus II, diperoleh sebesar 11
orang guru (100%) yang menggunakan media video pembelajaran dengan
kategori baik (mampu). Aspek persiapan guru = 88,64% (baik); aspek persiapan
siswa dan pengelolaan kelas = 87,50% (baik); aspek penyajian media = 78,41%
(cukup); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 81,82% (baik). Nilai rata – rata
kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah 84,09 %
(baik). Dengan demikian penerapan supervisi klinis berbasis lesson study dapat
meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video
pembelajaran di SMA Negeri 11 Medan yang dibuktikan dengan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Kata kunci : Kemampuan guru, Media Video Pembelajaran, Supervisi Klinis
Berbasis Lesson Study


ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan ridho-NYA penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Guru Dalam Menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Model Supervisi
Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA Negeri 11 Medan” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan salam dan shalawat keharibaan
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan kaum
muslimin.
Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,
Kebudayaan

yang telah

memberikan


Kementerian Pendidikan dan

bantuan

berupa Beasiswa

S2

Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua
staf pengajar yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (UNIMED).
4. Dr. Saut Purba, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Siman, M.Pd.
sebagai Pembimbing II yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan
arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.
5. Dr. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs

Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang
memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.
6. Dr. Sukarman Purba, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).
7. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd. sebagai narasumber yang memberikan
masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.

8. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai narasumber yang memberikan masukan
untuk dapat menyempurnakan tesis ini.
9. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama penulis
mengikuti perkuliahan di Program Studi AP-Kepengawasan PPs UNIMED.
10. Suami tercinta Irwansyah, S.Pd, M.Pd yang telah banyak memberikan
dukungan do’a, dukungan moril dan spiritual serta material dengan penuh
kasih sayang dan kesabaran, serta buah hati tercinta Malik Akbar Rahmatsyah
dan Siti Nur Rafa.
11. Kedua Orang Tua Penulis yaitu Ayahanda (Alm) Drs. Musa Tawar dan Ibunda
Hj. Ida Laila S.Pd, Kedua Mertua Penulis yaitu Ibunda (Alm) Azimar dan
Ayahanda Afrizal serta seluruh keluarga besarku (kakak serta adikku
tersayang) yang tak bosan-basannya memberikan dukungan dan do’a dengan
segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.

12. Teman – teman Mahasiswa

Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2014
13. Sahabat Penulis yaitu Nurbaiti Panggabean, S.Pd, Halimah, S. Kom, Alfrida
Siregar, S.Pd, Juandi Manulang, S.Pd dan Edi Suranta S,Pd yang telah
memberikan sumbangan pikiran dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan studi dan proposal tesis ini.
14. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian proposal tesis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada
semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyusun tesis ini. Akhir kata,
penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
kemajuan bagi pendidik di SMA Negeri 11 Medan.
Medan,
Penulis

Juni 2016


MINNATIANI
NIM. 8146132049

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

i
iii
iv
vii
ix
xi

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang Masalah ........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
D. Rumusan Masalah ..................................................................
E. Tujuan Penelitian ...................................................................
F. Manfaat Penelitian .................................................................

1
1
12
12
13
13
13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPIKIR ............................................
A. Kajian Pustaka .......................................................................
1. Kemampuan Guru Menggunakan Media Video
Pembelajaran ....................................................................

a. Kemampuan Guru ......................................................
b. Media Pembelajaran ...................................................
c. Video Pembelajaran ...................................................
2. Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study.................
a. Supervisi Klinis ..........................................................
b. Lesson Study...............................................................
c. Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study..........
B. Penelitian Relevan ................................................................
C. Kerangka Berpikir..................................................................
D. Hipotesis Tindakan ................................................................

15
15
20
27
31
31
38
49
56
60
62

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................
A. Tempat dan WaktuPenelitian ..................................................
B. Subjek Penelitian ....................................................................
C. Jenis Penelitian........................................................................
D. Desain Penelitian ....................................................................
E. Prosedur Tindakan ..................................................................
F. Defenisi Operasional ...............................................................
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................
2. Instrumen Pengumpulan Data ...........................................
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..............................................
I. TeknikAnalisis Data ................................................................

63
63
63
64
65
66
68
69
69
70
74
75

iii

15
15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
A. Hasil Penelitian .......................................................................
1. Diskripsi Awal Penelitian .......................................................
2. Siklus I ..................................................................................
3. Siklus II .................................................................................
B. Pembahasan.............................................................................

77
77
77
79
97
113

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................
A. Simpulan .................................................................................
B. Implikasi .................................................................................
C. Saran .......................................................................................

118
118
119
120

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................

121
124

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Daftar nama subjek Penelitian ...............................................

64

Tabel 3.2

Prosedur tindakan penelitian untuk siklus I ...........................

66

Tabel 3.3

Kisi – kisi soal observasi awal ...............................................

71

Tabel 3.4. Kisi – kisi lembar observasi
kemampuan guru menggunakan media .................................

72

Tabel 3.5

Kisi – kisi instrumen penilaian media video Pembelajaran ...

73

Tabel 3.6

Kisi – kisi observasi terhadap pengawas dalam kegiatan
model supervisi klinis berbasis lesson study..........................

73

Hasil angket observasi awal analisis penerapan
media video pembelajaran .......................................................

78

Tabel 4.2. Hasil penilaian observasi terhadap kemampuan guru
rumpun IPS dalam menggunkan media video pembelajaran
pada siklus ke –1 . ....................................................................

88

Tabel 4.3. Hasil penilaian observasi terhadap media video pembelajaran
guru rumpun IPS pada siklus ke – 1. ........................................

91

Tabel 4.4. Hasil penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis
berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah
pada siklus ke-1. .......................................................................

93

Tabel. 4.5. Hasil penilaian proses pelaksanaan kegiatan supervisi klinis
berbasis lesson study pada siklus ke -1 .....................................

95

Tabel 4.6 Hasil penilaian observasi proses pelaksanaan supervisi
klinis berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah
pada siklus II .............................................................................

102

Tabel 4.1.

Halaman

Tabel 4.7. Hasil penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis
berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah
pada siklus II. .............................................................................

103

Tabel. 4.8. Hasil penilaian observasi terhadap kemampuan guru
rumpun IPS dalam menggunakan media video
pembelajaran pada siklus II. ....................................................

105

Tabel 4.9

Hasil penilaian observasi terhadap media video
pembelajaran guru rumpun IPS pada siklus II. .......................

107

Tabel 4.10. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan guru
dalam menggunakan media video pembelajaran penilaian
pada siklus I s.d siklus II ..........................................................

110

Tabel 4.11. Peningkatan nilai rata-rata pelaksanaan kegiatan
supervisi klinis berbasis lesson study
pada siklus I s.d siklus II ..........................................................

111

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Posisi media dalam sistem pembelajaran .........................

22

Gambar 2.2. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ........................

23

Gambar 2.3.

Daur Lesson Study yang Terorientasi pada Praktik ...........

45

Gambar 2.4. Siklus Kajian Pembelajaran dalam Lesson Study .............

45

Gambar 2.5. Peran dan keterkaitan masing-masing komponen
l e s s o n s t u d y pada supervisi klinis ..........................

51

Gambar

3.1 Model Penelitian Tindakan Kemmis &Mc. Taggart .........

65

Gambar

4.1

Presentase penilaian observasi kemampuan guru
rumpun IPS dalam menggunakan media video
pembelajaran pada siklus I. .............................................

90

Presentase penilaian observasi
terhadap media video pembelajaran guru rumpun IPS
pada siklus I. .....................................................................

92

Gambar. 4.3. Persentase penilaian observasi pelaksanaan
supervisi klinis berbasis lesson study terhadap
pengawas sekolah pada siklus ke -1 .................................

94

Gambar 4.2

Gambar

4.4. Persentase proses pelaksanaan kegiatan
supervisi klinis berbasis lesson study pada siklus – 1. ......

95

Gambar 4.5. Persentase proses pelaksanaan kegiatan supervisi
klinis berbasis lesson study pada siklus II .........................

102

Gambar. 4.6. Presentase hasil kegiatan supervisi klinis
berbasis lesson study yang dilakukan
oleh pengawas sekolah siklus II. .......................................

103

Halaman

Gambar 4.7

Presentase penilaian observasi .........................................
kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan
media video pembelajaran pada siklus II. ........................

106

Presentase penilaian observasi terhadap
media video pembelajaran guru rumpun IPS
pada siklus II. ....................................................................

108

Gambar 4.9. Perbandingan hasil observasi
pada siklus I terhadap siklus II ..........................................

112

Gambar 4.10. Diagram peningkatan kemampuan guru dalam
menggunakan media video pembelajaran pada
observasi awal, siklus 1 dan siklus 2.................................

113

Gambar 4.8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Angket Analisis Penerapan Media Video Pembelajaran .

124

Lampiran 2

Lembar Observasi Kemampuan Guru Dalam
Menggunakan Media Video Pembelajaran .......................

127

Lampiran 3

Instrumen Penilaian Media Video Pembelajaran ...............

130

Lampiran 4

Panduan Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Klinis Berbasis
Lesson Study ......................................................................

136

Lampiran 5

Format Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Supervisi
Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA N. 11 Medan ....... 138

Lampiran 6

Lembar Observasi Pengamat Terhadap Pengawas Sekolah
Dalam Melakukan Kegiatan Supervisi Klinis Berbasis
Lesson Study ...................................................................... 143

Lampiran 7

Rencana Kegiatan Penelitian (RKP) ..........................................

144

Lampiran 8

Lembar Observasi Pengamat Guru Model.................................

147

Lampiran 9

Lembar Observasi Pengamat Peserta Didik ......................

149

Lampiran 10

Dokumentasi Photo Kegiatan Penelitian ...........................

151

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu
bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan, bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Oleh karena itu pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga dapat mengembangkan segala
potensi yang dimiliki oleh satu bangsa. Pendidikan bertugas mengembangkan
kesadaran dan tanggung jawab setiap warga negara agar menjadi sumber daya
manusia yang siap bersaing di dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
global. Pengembangan proses dan kualitas pendidikan diyakini berkaitan dengan
kinerja guru, dimana guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis
dalam pembangunan bidang pendidikan.
Guru adalah satu komponen penting dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM), yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
sebagai generasi bangsa yang potensial dibidang pembangunan. Guru
merupakan pemimpin dan manajer yang memiliki kemampuan khusus untuk
melayani masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Hal ini didukung
dengan pendapat Uno (2008:15) yang menyatakan bahwa guru merupakan suatu
profesi, dimana suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru
dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.

1

2

Makanya dituntutlah seorang guru yang profesional. Pada Undang – undang No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa guru
adalah pendidik yang profesional dengan tugas utamanya : mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam hal ini sangatlah jelas bentuk tuntutan profesional
seorang guru yang akan meningkatkan kinerja yang dimilikinya. Oleh sebab itu
Undang – undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 juga
menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya
adalah kompetensi guru.
Berbicara kompetensi guru, tidak terlepas dari peraturan yang
menaunginya. Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru. Permendiknas tersebut menegaskan bahwa setiap guru
wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional. Kompetansi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Indikator kompetensi pedagogik untuk guru
mata pelajaran meliputi : (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (b) menguasai
teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik; (c) mengembangkan
kurikulum;

(d)

menyelenggarakan

pembelajaran

yang

mendidik;

(e)

memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran; (f) memfasilitasi

3

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki; (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
siswa; (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (i)
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk pembelajaran; (j) melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Dari indikator kompetensi pedagogik guru yang berkenaan dengan
memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk kepentingan
pembelajaran adalah suatu hal yang penting bagi guru itu sendiri, apalagi di era
globalisasi dan teknologi saat ini. Guru harus senantiasa mampu menyerap dan
selalu memperbaharui diri untuk mampu membuat skenario pembelajaran yang
interaktif, menarik, efektif, dan efisien bagi peserta didik agar terwujud proses
pembelajaran yang berkualitas.
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem, yang di dalamnya
terdapat berbagai komponen pengajaran yang saling berintegrasi untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan
proses belajar mengajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, semua komponen
dalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu
komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pengajaran, yang saling
berkaitan dengan komponen lainnya dalam

mencapai tujuan pengajaran.

Penggunaan media memungkinkan pelajar untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan, sikap ilmiah, hasil belajar dan daya ingat mereka
sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam proses pembelajaran kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan

4

media sebagai perantara. Selain itu, faktor retensi atau lekatnya konsep dalam
ingatan dapat dijadikan indikator bermutunya pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dan
tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran dalam semua program
dan jenjang, sehingga keterampilan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
media pembelajaran amat dibutuhkan oleh seorang guru yang profesional.
Seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didiknya, akan tetapi juga
harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran agar
pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indikator yang akan dicapai. Menurut Hosnan (2014 : 111)

media

pembelajaran dalam pendidikan merupakan suatu sarana atau bentuk komunikasi
nonpersonal (bukan manusia) yang dijadikan wadah dari informasi pelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik yang dapat menarik minat serta
perhatian, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Hamalik (1986) dalam Azhar (2014 : 19 ) mengatakan pemakaian
media dalam pembelajaran banyak memberikan manfaat pada proses
pembelajaran. Dilihat dari manfaatnya, pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa. Media berperan sebagai alat dan
sumber belajar bagi siswa.
Perkembangan dan kemajuan tehnologi komputer dalam bidang
perangkat lunak mendukung dalam penerapannya sebagai media pembelajaran.

5

Dengan komputer dapat disajikan media pembelajaran yang memuat materi
pembelajaran secara tekstual, audio maupun visual. Salah satu perangkat lunak
yang mendukung dalam penggunaan media pembelajaran adalah video
pembelajaran. Menurut Arsyad (2014 : 162 - 163) mengemukakan, video
merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu
kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan – pesan di dalamnya
untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses
penyimpanan pada media pita atau disk. Media video pembelajaran dapat
digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media
yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa
dilihat. Pembuatan video pembelajaran dapat menggunakan program Movie
Maker dan whiteboard animation. Dimana dalam program movie maker dan
whiteboard animation pengguna dapat menggunakan kata, gambar, warna,
suara, video dan special effect untuk lebih memaksimalkan pesan/gagasan yang
ingin disampaikan.
Teknologi sebagai media pendidikan telah lama dimanfaatkan di
negara - negara maju, misalnya : teknologi elektronika seperti halnya radio,
film, video, televisi, video kaset, media TIK yang mulai banyak tersedia di
pasaran adalah CD/kaset audio, VCD, dan internet dalam pembelajaran
secara

terprogram. Oleh sebab itu, seorang guru yang profesioanal harus bisa

memanfaatkan TIK khususnya memanfaatkan media video dalam proses
pembelajaran. Dengan mengoptimalkan media video, diharapkan pembelajaran
jadi

lebih

bermakna,

menyenangkan,

meningkatkan

motivasi

siswa,

memudahkan guru dalam proses pembelajaran dan mengefektifkan waktu yang

6

dipergunakan. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Farida Tri Surya
K, Inna Prihartini dan Singgih Prihadi (2013:9) di SMP N 20 Surakarta yang
mengatakan bahwa adanya video

dapat menarik perhatian siswa untuk

mengikuti pembelajaran dan dapat mempermudah pemahaman materi yang
bersifat

abstrak.

Secara

keseluruhan

siswa

antusias

dalam

kegiatan

pembelajaran. Siswa yang satu dengan yang lainnya saling berdiskusi serta
menjawab pertanyaan guru dengan benar.
Survei awal terhadap guru - guru di SMA Negeri 11 Medan
menunjukkan bahwa ternyata kebanyakan guru disekolah tersebut ketika
mengajar masih menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru (Teacher
centered learning) dimana guru mengajar dengan menggunakan metode
ceramah, dikhawatirkan apabila guru terus menggunakan pendekatan dan
metode tersebut

siswa cenderung cepat bosan saat mengikuti proses

pembelajaran, padahal SMA Negeri 11 Medan yang berakreditasi A sudah
menyediakan sarana dan prasarana penunjang dalam proses pembelajaran yang
lengkap seperti tersedianya aliran listrik, LCD proyektor, komputer dan laptop.
Seharusnya guru – guru harus mampu memanfaatkan dan menggunakan fasilitas
yang telah disediakan oleh sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian di
SMA Batik 1 Surakarta yang dilakukan oleh Itanur Fitriana, Sri Mulyani, Bakti
Mulyani (2014: 88) mengatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih
berpusat pada guru (teacher centered learning) sehingga akibatnya siswa hanya
memiliki

banyak pengetahuan

tetapi

tidak

dilatih

untuk

menemukan

pengetahuan dan konsep sehingga siswa tersebut cenderung lebih cepat bosan.

7

Fenomena di lapangan juga menunjukkan bahwa guru lebih
disibukkan oleh sisi – sisi pemenuhan administrasi sekolah serta administrasi
persiapan mengajar tanpa mempertimbangkan dan mempersiapkan aspek –
aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran di dalam kelas, sehingga tidak
terpikirkan oleh guru untuk membekali dirinya dengan kemampuan dalam
menggunakan media video pembelajaran ketika proses belajar mengajar
berlangsung serta kurangnya antusias atau kesadaran yang tinggi dari guru
tersebut untuk menggunakan video pembelajaran ketika proses belajar mengajar
di kelas.
Adapun hasil pengamatan peneliti selama ini dan didukung oleh hasil
angket yang disebarkan kepada guru – guru SMA Negeri 11 Medan, yang
diwakili oleh guru rumpun IPA, IPS dan IPB dengan masing – masing rumpun
berjumlah 11 orang yang memperlihatkan nilai kemampuan guru dalam
menerapkan media video pembelajaran hasilnya sebagai berikut: (1) guru
rumpun IPA bernilai 55% (2) guru rumpun IPB bernilai 50%, dan (3) guru
rumpun IPS bernilai 38,31%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa guru rumpun
IPS

lebih

rendah

kemampuannya

dalam

menggunakan

media

video

pembelajaran jika dibandingkan dengan guru rumpun yang lainnya. Sehingga
guru rumpun IPS perlu untuk ditingkatkan kemampuannya dalam menggunakan
media video pembelajaran.
Rendahnya hasil penilaian dari data survei awal untuk melihat
kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran disebabkan karena
kurangnya pemahaman guru tentang penggunaan atau pemanfaatan media
pembelajaran. Khususnya pada media video pembelajaran. Dari hasil wawancara

8

dengan guru rumpun IPS secara khusus menunjukan bahwa pembelajaran
selama ini dilakukan dengan cara metode ceramah dan menunjukkan gambar –
gambar yang ada dalam buku teks serta menggunakan media power point
sebagai media pembelajaran. Sehingga terkadang proses belajar mengajar
menjadi kurang efektif, siswa merasa kesulitan ketika memahami suatu materi
dan materi yang mereka sampaikan akan cepat terlupakan oleh siswa. Arsyad
(2014 : 13) berpendapat agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan
baik, sebaiknya penerima pesan (siswa) diajak untuk memanfaatkan semua alat
indranya. Pelibatan berbagai organ tubuh mulai telinga (audio), mata (visual),
dan tangan (kinetik) membuat informasi lebih mudah dimengerti.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, maka diperlukan
perbaikan – perbaikan proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi
dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat lebih mudah
memahaminya dan meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan penggunaan media video pembelajaran. Melalui media
video pembelajaran diharapkan akan membantu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran atau menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan,
menarik, mudah dimengerti dan jelas sehingga pembelajaran bisa lebih menarik
dan efektif terlebih lagi dapat mendorong siswa lebih mudah dalam memahami
konsep – konsep pembelajaran.
Adanya permasalahan tersebut, terutama masalah ketidakefektifan
penggunaan video pembelajaran sebagai salah satu media pembelajaran
disebabkan antara lain karena masih kurangnya pelatihan dan pembinaan para
guru

tentang

bagaimana

meningkatkan

kemampuan

mereka

untuk

9

mengembangkan

media

pembelajaran

khususnya

pada

media

video

pembelajaran.
Pendapat beberapa ahli mengatakan terdapat berbagai macam model
pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan
guru, diantaranya yakni : (1) Diniyah Putri (2014:76)

dalam penelitiannya

menyatakan bahwa supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam pembelajaran aktif. (2) Sahertian (2010: 21 - 24)
menyatakan bahwa supervisi dapat meningkatkan keterampilan guru dimana
salah satu fungsi supervisi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada setiap anggota staf, yang dalam hal ini anggota yang dimaksud adalah
termasuk guru. (3) Ibrohim (2010:4) menyatakan bahwa lesson study dapat
meningkatkan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan. (4) Sagala (2012:195) menyatakan bahwa
supervisi klinis merupakan suatu proses bimbingan bertujuan untuk membantu
pengembangan profesional guru dalam penampilan mengajar.
Pelaksanaan lesson study meliputi tiga tahap yaitu: perencanaan (plan)
pelaksanaan (do), dan refleksi (see) menurut Saito dan Mulyana (Ibrohim,
2010:10). Sementara kegiatan supervisi pendidikan model supervisi klinis
juga pada umumnya memiliki tahapan yang hampir serupa. Apabila ditinjau
dari tujuan dan sasaran supervisi pendidikan maka penerapan lesson study dalam
kegiatan supervisi pendidikan khususnya supervisi klinis memungkinkan untuk
dilaksanakan. Sejalan dengan pendapat Nizaruddin (2010:112) tentang tujuan
supervisi klinis berbasis lesson study, maka diambil beberapa alasan pemilihan
supervisi klinis berbasis lesson study sebagai model pembinaan yang tepat pada

10

guru antara lain : (1) Supervisi klinis berbasis lesson study merupakan suatu cara
efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru
dan siswa; (2) Supervisi klinis berbasis lesson study yang didesain dengan baik
akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Supervisi klinis berbasis
lesson study merupakan pembinaan guru yang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan guru dalam mengajar. Dalam kegiatan supervisi klinis berbasis
lesson study, sejumlah guru secara bersama – sama akan meningkatkan
kompetensi mereka dengan belajar dari, tentang, dan untuk pembelajaran yang
lebih baik.
Penelitian

tindakan

ini

dibatasi

hanya

kepada

peningkatan

kemampuan guru khususnya guru rumpun IPS dalam menggunakan media video
pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis lesson study. Karena
model supervisi klinis berbasis lesson study merupakan sebuah proses
pengembangan kompetensi keprofesionalan guru secara sitematis yang bertujuan
untuk menjadikan proses pembelajaran yang lebih baik dan efektif. Model
supervisi klinis berbasis lesson study juga sebagai proses pengkajian
pembelajaran dimana guru sadar bahwa keterampilan guru dalam proses belajar
mengajar harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat.
Model supervisi klinis yang berbasis lesson study dilakukan secara
kolaboratif oleh guru – guru bersama pengawas sekolah untuk menemukan,
mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam
pembelajaran. Kelebihan supervisi klinis berbasis lesson study adalah
berorientasi pada siswa, bekerja sebagai tim, mengembangkan teknik mengajar.
Pengembangan supervisi klinis berbasis lesson study dalam profesionalisme

11

guru yaitu merencanakan tujuan pembelajaran dan materi pokok; mengkaji dan
mengembangkan pembelajaran; memperdalam pengetahuan yang diajarkan;
memikirkan tujuan jangka panjang siswa; memperdalam pengetahuan yang
diajarkan; merancang pembelajaran kolaboratif;

mengkaji proses belajar,

perilaku dan hasil belajar siswa dan mengembangkan pedogogis. Manfaat
supervisi klinis berbasis lesson study diantaranya memicu munculnya motivasi
untuk mengembangkan diri, melatih pendidik “melihat” peserta didik,
menjadikan penelitian sebagai bagian integral pendidikan, penyebaran inovasi
dan pendekatan baru, menempatkan para pendidik pada posisi terhormat.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa guru – guru di SMA Negeri 11
Medan belum pernah melakukan pengkajian pembelajaran atau pembinaan guru
oleh pengawas melalui model supervisi klinis berbasis lesson study. Ini
mengindikasikan bahwa guru – guru di SMA Negeri 11 Medan belum
mengetahui manfaat pelaksanaan dari supervisi klinis berbasis lesson study bagi
guru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru belum melakukan
kolaborasi bersama guru lain yang disertai dengan kehadiran pengawas sekolah
untuk membantu memperbaiki praktek pengajaran di kelas.
Oleh karena itu, dari pemaparan tersebut maka perlu dilakukan
penelitian yang berkenan dengan penggunaan media video pembelajaran melalui
supervisi klinis berbasis lesson study. Dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Guru Dalam Menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis
Berbasisi Lesson Study di SMAN 11 Medan”.

12

B. Identifikasi Masalah
Adanya masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai
berikut : (1) guru belum memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
menggunakan media video dalam proses pembelajaran; (2) guru belum mampu
memanfaatkan

tehnologi

pembelajaran;

(3)

guru

masih

menggunakan

pendekatan yang berpusat pada guru atau teacher centered learning dan
menggunakan metode ceramah; (4) kemampuan guru dalam menggunakan
media video pembelajaran masih rendah.
Selain terdapatnya masalah yang dialami guru, terdapat pula beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan guru, antara lain: (1)
melalui worhshop; (2) supervisi pendidikan; (3) lesson study; (4) supervisi
klinis dan (5) model supervisi klinis berbasis lesson study.

C. Pembatasan Masalah
Terdapat berbagai macam model pembinaan atau pelatihan yang dapat
digunakan untuk meningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media
video pembelajaran, namun tindakan pada penelitian ini difokuskan pada
kegiatan supervisi klinis berbasis lesson study karena kegiatan lesson study yang
hampir menyerupai proses supervisi klinis diprediksi dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran. Supervisi
klinis berbasis lesson study akan dilaksanakan terhadap guru – guru di SMA
Negeri 11 Medan khususnya pada guru rumpun IPS.

13

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penerapan model supervisi klinis
berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam
menggunakan media video pembelajaran pada SMA Negeri 11 Medan?”

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan
video pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis lesson study.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)

Manfaat Teoritis
a.

Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang keefektifan supervisi
klinis berbasis lesson study dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam menggunakan media video pembelajaran.

b.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih
lanjut dalam rangka pengembangan penelitian.

2)

Manfaat Praktis
a.

Bagi guru, sebagai sumbangan pemikiran guru – guru dalam
menggunakan media video pembelajaran untuk meningkatkan
antusias dan gairah belajar siswa sehingga prestasi meningkat.

14

b.

Bagi pengawas, menambah pengetahuan tentang penggunaan
media video pembelajaran para guru binaannya.

c.

Bagi kepala sekolah, menjadi bahan evaluasi penilaian bagi guru
dalam menggunakan media pembelajaran.

d.

Bagi siswa meningkatkan gairah dan prestasi belajar.

e.

Bagi peneliti, dapat menggunakan penelitian ini sebagai rujukan
dalam melakukan penelitian lanjutan yang relevan di kemudian
hari.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil berasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh yaitu berdasarkan hasil pada siklus I, diperoleh 2 orang guru (20%)
yang menggunakan media video pembelajaran berkategori kurang mampu, 7
orang guru (60%) yang menggunakan media video pembelajaran berkategori
cukup mampu dan 2 (20%) orang guru yang menggunakan media video
pembelajaran sudah mencapai kategori baik atau mampu. Aspek persiapan guru =
72,73% (cukup); aspek persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 81,82% (baik);
aspek penyajian media = 64,77% (kurang); aspek langkah lanjutan dan aplikasi =
77,27% (cukup). Nilai rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media
video pembelajaran adalah 74,15 % (cukup). Sedangkan hasil pada siklus II,
diperoleh sebesar 11 orang guru (100%) yang menggunakan media video
pembelajaran dengan kategori baik. Aspek persiapan guru = 88,64% (baik); aspek
persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 87,50% (baik); aspek penyajian media =
78,41% (cukup); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 81,82% (baik). Nilai rata –
rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah
84,09 % (baik).
Dengan demikian penerapan supervisi klinis berbasis lesson study dapat
meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video
pembelajaran di SMA Negeri 11 Medan yang dibuktikan dengan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II.

118

119

B. Implikasi
Adapun implikasi yang dapat diuraikan mengenai penggunaan media
video pembelajaran melalui supervisi klinis berbasis lesson study adalah sebagai
berikut :
1.

Jika guru menggunakan media video pembelajaran dalam proses belajar
mengajar maka pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan
bervariasi, guru perlu membiasakan diri menggunakan media video
pembelajaran sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.

2.

Supervisi klinis berbasis lesson study dapat menjadi salah satu alternatif
dalam upaya peningkatan kemampuan guru dan pembinaan guru agar menjadi
lebih kompeten dan profesional sehingga akan terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran.

3.

Pengawas sekolah dapat membentuk kelompok supervisi klinis berbasis
lesson study di sekolah untuk membantu guru – guru dalam memperbaiki
praktek pengajaran mereka dan agar mengetahui perspektif orang lain tentang
pembelajaran yang mereka lakukan.

4.

Supervisi klinis berbasis lesson study akan berdampak baik dalam
meningkatkan kemampuan guru khususnya

menggunakan media video

pembelajaran dan jika perlu pengawas sekolah dapat menyelenggarakan
supervisi klinis berbasis lesson study secara rutin di sekolah.

120

C. Saran
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

dilakukan,

maka

peneliti

menyarankan:
1.

Guru disarankan agar dapat menggunakan media video pembelajaran dalam
pembelajaran di kelas.

2.

Kepala sekolah disarankan bisa memfasilitasi media pembelajaran khususnya
media video pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru di sekolah dalam
menunjang keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaan di
kelas secara lebih optimal.

3.

Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi klinis
berbasis lesson study di sekolah dan melakukan supervisi klinis berbasis
lesson study secara rutin dalam membina para guru terutama dalam
menggunakan media video pembelajaran.

4.

Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi klinis berbasis
lesson study ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan refrensi untuk
penelitian selanjutnya.