MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIII DI MTS AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING
PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIII DI
MTs AL- JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Muhammad Khairi
NIM. 409311029
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
MENINGKATKANKEMAMPUANBERPIKIRKREATIFSISWA
DENGANMENERAPKANPENDEKATANPROBLEMPOSING
PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIII DI
MTs AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
Muhammad Khairi (NIM. 409311029)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada materi SPLDV dengan menerapkan Pendekatan Problem
Posing di kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah Tembung tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah,
Tembung pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah Tembung, yang terdiri
dari 4 kelas diambil satu kelas yang berjumlah 40 orang sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pendekatan Problem Posing di Kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah, Tembung
Tahun Ajaran 2014 / 2015
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah tes dan lembar
observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa pada
materi SPLDV saat dilakukan Pendekatan Problem Posing, dan lembar observasi
digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar pada saat menerapkan
Pendekatan Problem Posing.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran mengalami peningkatan,
dimana berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran untuk siklus I yaitu 2,15
sudah berada pada kategori cukup baik dan pada siklus II hasil observasi proses
pembelajaran yaitu 3,23 berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes juga
mengalami peningkatan dimana pada tes kemampuan awal persentase ketuntasan
hanya 20% (8 orang siswa) dengan rata-rata 50,6. pada siklus I meningkat menjadi
65% (26 orang siswa) dengan rata-rata 67,1 dan pada siklus II menjadi 95% (38 orang
siswa) dengan nilai rata-rata 80,62 dan sudah memenuhi persentase ketuntasan
klasikal (PKK) yaitu (
Dan berdasarkan data lembar kerja siswa (LKS) pada
pertemuan I dan II di siklus I diperoleh 7 dari 8 kelompok yang tuntas dan pada
pertemuan III di siklus II diperoleh 8 dari 8 kelompok yang tuntas. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh bahwa Pendekatan Problem Posing dapat meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ”Meningkatkan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Dengan
Menerapkan
Pendekatan
Pembelajaran Problem Posing Pada Materi SPLDV di Kelas VIII MTs ALJam’Iyatul Washliyah Tembung T.A 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarmya penulis
mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Dr.
Asrin Lubis, M.Pd, dan Bapak Dr. Edi Surya, M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd
selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan
dan saran-saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M,Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan
beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan
FMIPA, Bapak Drs. Edi Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Mulyono, S.Si,
M.Si selaku Kepala Laboratorium Jurusan Matematika, Bapak dan Ibu dosen yang
telah banyak membagi ilmu kepada penulis dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Ayahanda
Syarifuddin Alinafiah, M.Pd dan Ibunda Syafiah Khatib yang telah banyak
v
memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, motivasi serta doa sehingga
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.
Kepada Abangda Andi Marwan Elhanafi ST, M.Kom, Kakanda Dina
Syafitri SE dan Adinda Najmi Usyaira S.Kep yang telah memberikan doa dan
motivasi kepada penulis, kepada Indra Gandhi Gultom S.Pd, Ricky Yesanto S.Pd
yang selalu mendukung dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Zubir
Nasution, S.Ag selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Tembung dan Bapak Amri
Nasution, M.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs AL’Jam’iyatul
Washliyah Tembung yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kawan-kawan seperjalanan
dan seperjuangan Ahmad Syahrudi Pane (pane), Ahmad Rizky R (kakek), Amri,
Dian Rahmad F (Bor-Bor), Julham Sahmulia Simamora, Muhammad Ridwan,
Rahmad Idris, Ridho Kurniawan, Saddam Azhar Pasaribu beserta kawan-kawan
lainnya di jurusan matematika khususnya kelas Eks’09 Matematika yang telah
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abangda Hermanto
Marbun dan Kak bunga (pegawai lab. Matematika), abangda, Sutanto dkk, Ginda
A. Siregar dkk,) beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
7
7
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1. Pengertian Berpikir Kreatif
2.1.1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
2.1.2. Pendekatan Pembelajaran
2.1.2.1. Pendekatan Problem posing
2.1.2.2. Langkah-langkah Problem posing dan
Pembentukan Problem posing
2.1.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Problem posing
2.1.2.3.1.Kelebihan Problem posing
2.1.2.3.2. Kelemahan Problem posing
2.1.3. Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
2.1.3.1. Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.2. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.4. Membuat Model Matematika Dan Menyelesaikan
Masalah Sehari-hari yang Melibatkan
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.4. Contoh Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam SPLDV
2.2. Teori Kontruktivistik
2.3. Peneliti Yang Relevan
2.4. Kerangka konseptual
2.5. Hipotesis Tindakan
9
11
13
14
15
25
27
28
29
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
31
31
19
19
19
19
19
20
20
24
vii
3.2.2. Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
3.3.2. Objek Penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Definisi Operasional
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Pengumpul Data
3.7. Analisis Data
3.7.1. Reduksi Data
3.7.2. Paparan data
3.8. Indikator Keberhasilan
31
31
31
31
31
32
32
37
38
38
38
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44
4.1. Deskripsi Penelitian
44
4.1.1. Deskripsi Penelitian Pada Siklus I
44
4.1.1.1. Permasalahan
44
4.1.1.2. Tahap rencana Tindakan I
45
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
45
4.1.1.4. Tahap Observasi
46
4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I
47
4.1.1.6. Refleksi I
53
4.1.2. Deskripsi Penelitian Pada Siklus II
55
4.1.2.1. Permasalahan II
55
4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II
56
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
57
4.1.2.4. Observasi
58
4.1.2.5. Analisis Data II
58
4.1.2.6. Refleksi II
66
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
66
4.3.Temuan Penelitian
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70
5.1 Kesimpulan
70
5.2. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
72
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perilaku siswa berpikir kreatif didalam
pengajuan masalah
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tabel 4.1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk
Guru Siklus I
12
39
47
Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Lancar I
49
Tabel 4.3. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Luwes I
49
Tabel 4.4. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif original I
Tabel 4.5. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam Berfikir Kreatif I
50
51
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Berpikir Lancar)
51
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Berpikir Luwes)
52
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Originalitas)
52
Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I
53
Tabel 4.10. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Untuk Guru Siklus II
59
Tabel 4.11. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Lancar II
60
Tabel 4.12. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif lancar II
61
Tabel 4.13. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Luwes II
61
Tabel 4.14. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif luwes II
62
x
Tabel 4.15. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif original II
62
Tabel 4.16. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif Original II
62
Tabel 4.17. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif II
63
Tabel 4.18. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif II
Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Berpikir lancar)
Tabel 4.20. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Berpikir luwes)
Tabel 4.21..Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Originalitas)
Tabel 4.22. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II
63
64
64
65
66
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
RPP I ( Siklus I)
74
Lampiran 2.
Lembar Kegiatan Siswa I (LKS-I)
80
Lampiran 3.
RPP II (Siklus I)
83
Lampiran 4.
Lembar Kegiatan Siswa II (LKS-II)
89
Lampiran 5.
RPP III (Siklus II)
93
Lampiran 6.
Lembar Kegiatan Siswa III (LKS-III)
99
Lampiran 7.
Tes Kemampuan Awal
103
Lampiran 8.
Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal
104
Lampiran 9.
Analisi Data Tes Kemampuan Awal
110
Lampiran 10. Rekapitulasi Tes Kemampuan Awal
116
Lampiran 11. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif I
117
Lampiran 12. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I
118
Lampiran 13. Alternatif Jawaban tes Berpikir kreatif I
119
Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Berpikir kreatif I
125
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Berpikir kreatif II
126
Lampiran 16. Teknik Penskoran Tes Berpikir Kreatif
131
Lampiran 17. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif II
132
Lampiran 18. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II
133
Lampiran 19. Alternatif Jawaban tes Berpikir kreatif II
134
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi guru Siklus I
139
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Observasi guru Siklus II
141
Lampiran 22. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Lancar
143
Lampiran 23. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Luwes
144
Lampiran 24. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Original)
145
xii
Lampiran 25. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa ( Kelancaran,
Keluwesan, Original)
146
Lampiran 26. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus I
Berdasarkan Langkah kemampuan berpikir kreatif
148
Lampiran 27. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus I
149
Lampiran 28. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus II
Berdasarkan Langkah kemampuan berpikir kreatif
Lampiran 29. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus II
150
151
Lampiran 30. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Lancar
152
Lampiran 31. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Luwes
153
Lampiran 32. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Original
154
Lampiran 33. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa ( Kelancaran,
Keluwesan, Original)
155
Lampiran 34. Daftar Nama Siswa Mts AlJami’yatul Wasiyah Tembung
157
Lampiran 35. Nama Validator Soal
158
Lampiran 36. Dokumentasi
159
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek
manusia termasuk juga aspek pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
matematika didukung oleh peningkatkan kualitas sumber daya manusia. untuk itu,
sumber daya manusia saat ini dituntut agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu melakukan pembenahanpembenahan diantaranya kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan
keterampilan dasar minimal penerapan pendekatan, model, strategis pembelajaran
yang dapat membangkitkan sikap aktif, kreatif, dan mandiri yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran masa kini dan mendatang. Pembenahan yang paling
utama ialah mengubah pembelajaran siswa dari pembelajaran yang berpusat pada
guru menjadi berpusat kepada siswa. Pembelajaran matematika yang berpusat
pada guru didukung oleh pernyataan Nur (2001 : 9) yang menyatakan bahwa:
“Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya masih berada pada
pembelajaran matematika konvensional yang banyak ditandai oleh
„strukturalistik’ dan ‘mekanistik’. Di samping itu, kurikulumnya terlalu sarat
dan kelasnya didominasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered).”
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang cukup
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sistematis. Akan tetapi Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran
yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi
yang berkembang di masyarakat tentang matematika. Anggapan banyak orang
bahwa matematika pelajaran yang sulit tanpa disadari telah meracuni pikiran
siswa. Sehingga siswa juga beranggapan demikian, ketika berhadapan dengan
matematika.
2
Menurut Irzal dalam (http://mellyirzal.blogspot.com/2009/01/perubahanparadigma_pembelajar an.html) yaitu “ Pandangan bahwa matematika ilmu yang
kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit
dan membingungkan. Anggapan ini ikut membentuk persepsi negatif siswa
terhadap matematika. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara
objektif lagi”. Tentu saja anggapan yang berkembang di masyarakat tidak dapat
disalahkan begitu saja. Anggapan itu muncul karena pengalaman yang kurang
menyenangkan terhadap pembelajaran matematika. Anggapan bahwa matematika
pelajaran yang sulit juga diperparah oleh sikap guru ketika pembelajaran
berlangsung. Sikap guru yang pemarah, suka mencela, suka menghukum dan
kalau mengajar terlalu cepat dan monoton memperparah kondisi ini.
Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap membosankan dan
sulit diterima oleh siswa. Karena penggunaan lambang dan simbol masih
diajarkan dengan cara mengahafal rumus-rumus yang sudah ada. Hal ini didukung
oleh pendapat Taruastuti (2006:38) mengatakan bahwa:
“Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran
yang sulit karena penggunaan simbol dan lambang yang dimaknai sebagai
hafalan rumus. Pembelajaran matematika juga terlalu dipengaruhi
pandangan bahwa matematika merupakan alat yang siap pakai”.
Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu konsep,
sifat dan cara menggunakannya, sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada
guru. Dengan demikian guru haruslah mengubah cara mengajar siswa untuk
belajar yang lebih aktif. Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya
masih berada pada pembelajaran matematika konvensional dimana hasil belajar
itu lah yang terpenting sehingga dalam pembelajaran matematika kurang melihat
bagaimana cara memperoleh hasil belajar tersebut dan proses belajar matematika
itu sendiri, dimana didalam proses itu ada kreatifitas siswa yang mendorong siswa
agar memperoleh hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu masalah dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (soal cerita) khususnya soal non
rutin atau terbuka. Hasil diskusi dengan guru matematika MTs Al-Jam‟iyatul
3
Washliyah mengidentifikasi beberapa kelemahan siswa, antara lain: tidak dapat
memahami kalimat-kalimat dalam soal, tidak dapat membedakan informasi yang
diketahui dan pernyataan soal, tidak lancar menggunakan pengetahuan atau ideide yang diketahui, tidak dapat mengubah kalimat cerita menjadi kalimat
matematika, tidak dapat menggunakan cara yang berbeda dalam merencanakan
penyelesaian suatu masalah. Berdasarkan KTSP yang dilaksanakan di sekolah ini,
nilai Kriteria Kumulatif Minimal (KKM) untuk pelajaran matematika kelas VIII
adalah 65. Walaupun melakukan remedial untuk membantu siswa, masih ada saja
siswa yang nilainya di bawah nilai KKM.
Hal di atas juga didukung dari hasil tes kemampuan awal yang diberikan
peneliti saat observasi sebanyak 3 soal untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif siswa pada materi SPLDV di kelas VIII. Salah satu soal yang diberikan
untuk mengukur kemampuan awal berpikir kreatif siswa, antara lain salah satu
contoh kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal terdapat pada contoh soal
berikut:
Ada dua bilangan cacah. Jika kedua bilangan cacah ini dijumlahkan
hasilnya 21 dan selisih kedua bilangan ini adalah 3.
a. Tentukan nilai kedua bilangan cacah itu!
b. Selesaikanlah dengan beberapa cara!
Diketahui
: Jumlah kedua bilangan cacah adalah 21
Selisih kedua bilangan cacah adalah 3
Ditanya
: a. Tent nilai kedua bilangan tersebut!
b. Selesaikan dengan beberapa cara!
Berikut adalah hasil pengerjaan siswa dalam kesalahan menyelesaikan soal uraian
diatas.
4
No. Hasil Pekerjaan Siswa
Analisi Kesalahan
1.
Tidak
lancar
menggunakan
pengetahuan ataupun ide-ide yang
diketahui.
Tidak
masalah
2.
Tidak
mampu
menyelesaikan
dengan
Mampu
benar.
menggunakan
beberapa cara penyelesaian atau
cara yang berbeda beda.
Tidak dapat menyelesaikan masalah
dengan ide-ide sendiri.
3.
Dari hasil observasi berupa pemberian tes awal pada kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung dalam materi
SPLDV. Dari 40 siswa yang mengikuti tes hanya 8 siswa (20 %) yang dapat
menggunakan pengetahuan dan meyelesaikan cara yang berbeda-beda, dan 32
siswa (80 %) hanya menyelesaikan himpunan penyelesaian saja dan jawabannya
pun kurang tepat. Seharusnya untuk menentukan himpunan penyelesaian dapat
5
digunakan empat cara penyelesaian yaitu metode grafik, metode eliminasi, metode
substitusi, dan metode eliminasi substitusi. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menjawab soal pada pokok bahasan
SPLDV masih rendah dalam berpikir lancar, kebaruan maupun keluwesan.
Dalam memahami maupun merencanakan penyelesaian masalah diperlukan suatu
kemampuan berpikir kreatif siswa yang memadai. karena kemampuan tersebut,
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi setelah berpikir dasar dan kritis.
Menurut Krullik (dalam Tatag) melihat hasil itu menunjukkan kemampuan
siswa dalam berpikir kreatif masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan
berpikir kreatif siswa antara lain:
1. Selama ini dalam mengajarkan masalah matematika mereka tidak melatihkan
secara khusus bagaimana memahami informasi masalah, Guru hanya
mengajarkan dengan memberi contoh soal dan menyelesaikannya secara
langsung serta, tidak memberi kesempatan siswa menunjukkan ide dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri.
2. Pola pengajaran selama ini masih dengan tahapan memberi informasi tentang
materi-materi , contoh-contoh dan latihan latihan tetapi jarang soal cerita.
3. Dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak di ajarkan cara-cara yang
bervariasi yang mendorong keterampilan berpikir kreatif untuk menemukan
jawaban masalah.
Memperhatikan akar masalah itu maka perlu dipikirkan cara mengatasinya.
Apalagi dalam kurikulum yang sekarang dipakai menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran matematika menitik beratkan pada melatih cara berpikir dan
bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah dan mengkomunikasi gagasan. Bila mengacu pada
identifikasi penyebab kelemahan tersebut, maka pada proses pembelajaran cara
yang mendorong siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan
kreatif siswa dalam menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan siswa secara
aktif dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah, serta mendorong
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
6
Bila meninjau cara pembelajaran yang diharapkan itu, maka salah satu
pendekatan pembelajaran yang memiliki sifat dan karakter tersebut adalah
pembelajaran dengan pengajuan masalah (problem posing). Pengajuan soal
intinya meminta siswa untuk mengajukan atau membuat masalah (soal) baru
sebelum, selama atau sesudah menyelesaikan masalah awal yang diberikan.
Pengajuan
masalah
bermanfaat,
antara
lain
membantu
siswa
dalam
mengembangkan kenyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide
matematika mereka dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan
dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam pemecahan masalah. Pengajuan
masalah merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif.
Sebab dalam pengajuan masalah siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari
informasi yang di berikan. Pada hal bertanya merupakan pangkal semua kreasi.
Orang yang memiliki kemampuan mencipta (berkreasi) dikatakan memiliki sikap
kreatif. Hal ini didukung oleh Silver (1997:79) berpendapat pengajuan masalah dan
pemecahan masalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi kreativitas individu. Selain itu dapat
sebagai sarana untuk mencapai kreativitas. Banyak ahli lain yang memperlihatkan bahwa
pengajuan pertanyaan (soal/masalah) dapat menjadi bentuk atau model melatihkan berpikir
kreatif.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif sangat dimungkinkan dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran
problem posing, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan
judul: “Meningkatkan Kemampuan
Berpikir
Kreatif Siswa Dengan
Menerapkan Pendekatan Problem posing Pada Materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel (SPLDV) Bagi Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul
Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2014/2015”.
7
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah
yaitu :
1.
Model Pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru (teacher
centered).
2.
Siswa menganggap matematika itu sulit.
3.
Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika.
4.
Siswa kurang kreatif dalam menjawab soal.
5.
Model Pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang mendorong
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah
Supaya permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan berpikir kreatif
siswa pada Materi SPLDV di kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung
tahun ajaran 2014/2015 dengan menerapkan pendekatan pembelajaran problem
posing.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah
yaitu Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
menerapkan Pendekatan Pembelajaran Problem posing Pada materi SPLDV Bagi
Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung tahun ajaran
2014/2015.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Problem
posing Pada materi SPLDV Bagi Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah
Tembung tahun ajaran 2014/2015.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pemecahan
masalah matematika.
b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika.
c. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
2.
Bagi guru
a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan
pendekatan
pembelajaran
yang
lebih
baik
dalam
pembelajaran
matematika.
b. Mempermudah guru dalam menerapkan pendekatan problem posing untuk
meningkatkan kualitas pengajarannya.
3.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah
Tembung.
4.
Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran
dengan
menerapkan
pendekatan
problem
posinguntuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah MTs Al-Jam’iyatul
Washliyah Tembung yaitu: 1. Guru membagikan kelompok siswa yang terdiri dari 8
kelompok. 2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang harus di pahami
secara berkelompok. 3. Guru meminta kelompok siswa membuat 1 atau 2 buah soal
dari soal yang ada di LKS. 4. Kelompok siswa diminta menyelesaikan soal dengan
cara yang berbeda-beda dari soal yang mereka buat. 5. Guru meminta perwakilan
kelompok mempresentasekan hasil soal yang kelompok siswa buat.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I diperoleh informasi rata-rata
bahwa siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif masih rendah sebagaimana
telah dipaparkan pada tes kemampuan berpkir kreatif I. Selanjutnya setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
berpikir kreatif adalah tinggi sebagaimana telah di paparkan pada hasil tes
kemampuan berpikir kreatif II.
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa pendekatan problem posing
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem persamaan
linier dua variabel (SPLDV) di kelas MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung tahun
ajaran 2014/2015. Kemampuan berpikir kreatif yang mempunyai 3 aspek yaitu:
kelancaran, keaslian, keluwesan.
5.2 Saran
1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan kreativitas (Kemampuan
berfikir kreatif dan sikap kreatif) siswadanmelibatkanperanaktifsiswadalam
proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat
menerapkan pendekatan pembelajaran problem posing demi tercapainya tujuan
70
71
pembelajaran yang efektif dengan di dukung kondisi kelas dan siswa yang
kondusif.
2. Hendaknya guru memberi pemahaman awal kepada siswa tentang pendekatan
pembelajaran baru seperti Problem Posing. Hal ini sangat penting karena akan
menentukan proses pembelajarans elanjutnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, dkk., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Abdurrahman, M., (1999), Pendidikan
Belajar,Rineka Cipta, Jakarta.
Bagi
Anak
Berkesulitan
Adinawan, M.Cholik, dkk., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga,
Jakarta.
Baker, Pophan., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, S.B, (2010), Strategi Belajar mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED
Fauzi, A., dkk., (2003), Metode Pemberian Tugas Pengajuan Soal (Problem
Posing)Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan
Pembagian Bilangan Di Kelas IV SDN 0608867 Medan. Hasil
Penelitian Dana Rutin UNIMED, Medan.
Hakim, T., (1992), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta.
Jawahir, A., (2004), Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika
Dengan Bantuan Tutor Sebaya Di SMU Negeri, (http://pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstrak mat2004.html
Kasiati.,
(2008),
Pemahaman
Matematika
Dengan
Posing,http://www.smunet.com/main.php?&act=bg&xkd=426
Problem
Lubis, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan, Medan.
Muhfida. (2010). Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. [Online].
Tersedia: http://blog.muhfida.com/problem-posing-dalam-pembelajaranmatematika (21 February 2011).
Muhfida. (2010). Pendekatan Problem Posing. [Online]. Tersedia:
http://www.muhfida.com/pendekatanproblemposing.html (21 February 2011).
72
73
Munandar, U, (2009), Pengembangan kreativitas anak berbakat, Rineka cipta,
Jakarta.
Munandar, U, (1999), http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0151_0602118
_chapter2.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2014).
Murniati, E, (2012), Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif, Pedagogia,
Yogyakarta.
Nuh,M (2012) http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432/Banyak.Sis
wa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika (diakses pada tanggal 23 Maret 2014)
Pembaharuan Suara., (2007), Mutu Pendidikan Matematika Di Indonesia Rendah,
http://www.sfeduresearch.org/content/view/108/66/lang,id/
Syarifulfahmi. (2009). Pendekatan Pembelajaran Problem Posing. [Online].
Tersedia
;
http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/09/pendekatanpembelajaran-problem-posing.html. (21 Februari 2011).
Slameto., (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Supadi., Sujito., (2006), Cepat Menyelesaikan Soal Matematika SMP, Kawan
Pustaka, Jakarta.
Slavin,(https://www.academia.edu/4059286/Strategi_pembelajaran_matematika_
Model_Pembelajaran_Kooperatif_tipe_Team_Assisted_Individualization_
TAI
Sudiarta, dkk, (2005), http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosi
s-kesulitan-belajar matematika/ (diakses pada tanggal 26 Februari 2014)
Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). 2002. Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas Problem
Posing Secara Berkelompok. Buletin Pelangi PendidikanVolume 2. Jakarta.
Direktorat Pendidikan.
Tim MKPBM (2011) (http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/ pengertianpembelajaran-matematika.html.
Usman,, U,,(2006), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Wardhani,,(2007), penelitian tindakan kelas, Kawan Pustaka, Jakarta.
DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING
PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIII DI
MTs AL- JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Muhammad Khairi
NIM. 409311029
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
MENINGKATKANKEMAMPUANBERPIKIRKREATIFSISWA
DENGANMENERAPKANPENDEKATANPROBLEMPOSING
PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIII DI
MTs AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
Muhammad Khairi (NIM. 409311029)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada materi SPLDV dengan menerapkan Pendekatan Problem
Posing di kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah Tembung tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah,
Tembung pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah Tembung, yang terdiri
dari 4 kelas diambil satu kelas yang berjumlah 40 orang sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pendekatan Problem Posing di Kelas VIII MTs Al-jami’yatul Wasliyah, Tembung
Tahun Ajaran 2014 / 2015
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah tes dan lembar
observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa pada
materi SPLDV saat dilakukan Pendekatan Problem Posing, dan lembar observasi
digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar pada saat menerapkan
Pendekatan Problem Posing.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran mengalami peningkatan,
dimana berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran untuk siklus I yaitu 2,15
sudah berada pada kategori cukup baik dan pada siklus II hasil observasi proses
pembelajaran yaitu 3,23 berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes juga
mengalami peningkatan dimana pada tes kemampuan awal persentase ketuntasan
hanya 20% (8 orang siswa) dengan rata-rata 50,6. pada siklus I meningkat menjadi
65% (26 orang siswa) dengan rata-rata 67,1 dan pada siklus II menjadi 95% (38 orang
siswa) dengan nilai rata-rata 80,62 dan sudah memenuhi persentase ketuntasan
klasikal (PKK) yaitu (
Dan berdasarkan data lembar kerja siswa (LKS) pada
pertemuan I dan II di siklus I diperoleh 7 dari 8 kelompok yang tuntas dan pada
pertemuan III di siklus II diperoleh 8 dari 8 kelompok yang tuntas. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh bahwa Pendekatan Problem Posing dapat meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ”Meningkatkan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Dengan
Menerapkan
Pendekatan
Pembelajaran Problem Posing Pada Materi SPLDV di Kelas VIII MTs ALJam’Iyatul Washliyah Tembung T.A 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarmya penulis
mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Dr.
Asrin Lubis, M.Pd, dan Bapak Dr. Edi Surya, M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd
selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan
dan saran-saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M,Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan
beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan
FMIPA, Bapak Drs. Edi Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Mulyono, S.Si,
M.Si selaku Kepala Laboratorium Jurusan Matematika, Bapak dan Ibu dosen yang
telah banyak membagi ilmu kepada penulis dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Ayahanda
Syarifuddin Alinafiah, M.Pd dan Ibunda Syafiah Khatib yang telah banyak
v
memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, motivasi serta doa sehingga
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.
Kepada Abangda Andi Marwan Elhanafi ST, M.Kom, Kakanda Dina
Syafitri SE dan Adinda Najmi Usyaira S.Kep yang telah memberikan doa dan
motivasi kepada penulis, kepada Indra Gandhi Gultom S.Pd, Ricky Yesanto S.Pd
yang selalu mendukung dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Zubir
Nasution, S.Ag selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Tembung dan Bapak Amri
Nasution, M.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs AL’Jam’iyatul
Washliyah Tembung yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kawan-kawan seperjalanan
dan seperjuangan Ahmad Syahrudi Pane (pane), Ahmad Rizky R (kakek), Amri,
Dian Rahmad F (Bor-Bor), Julham Sahmulia Simamora, Muhammad Ridwan,
Rahmad Idris, Ridho Kurniawan, Saddam Azhar Pasaribu beserta kawan-kawan
lainnya di jurusan matematika khususnya kelas Eks’09 Matematika yang telah
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abangda Hermanto
Marbun dan Kak bunga (pegawai lab. Matematika), abangda, Sutanto dkk, Ginda
A. Siregar dkk,) beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
7
7
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1. Pengertian Berpikir Kreatif
2.1.1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
2.1.2. Pendekatan Pembelajaran
2.1.2.1. Pendekatan Problem posing
2.1.2.2. Langkah-langkah Problem posing dan
Pembentukan Problem posing
2.1.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Problem posing
2.1.2.3.1.Kelebihan Problem posing
2.1.2.3.2. Kelemahan Problem posing
2.1.3. Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
2.1.3.1. Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.2. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.3.4. Membuat Model Matematika Dan Menyelesaikan
Masalah Sehari-hari yang Melibatkan
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
2.1.4. Contoh Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam SPLDV
2.2. Teori Kontruktivistik
2.3. Peneliti Yang Relevan
2.4. Kerangka konseptual
2.5. Hipotesis Tindakan
9
11
13
14
15
25
27
28
29
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
31
31
19
19
19
19
19
20
20
24
vii
3.2.2. Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
3.3.2. Objek Penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Definisi Operasional
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Pengumpul Data
3.7. Analisis Data
3.7.1. Reduksi Data
3.7.2. Paparan data
3.8. Indikator Keberhasilan
31
31
31
31
31
32
32
37
38
38
38
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44
4.1. Deskripsi Penelitian
44
4.1.1. Deskripsi Penelitian Pada Siklus I
44
4.1.1.1. Permasalahan
44
4.1.1.2. Tahap rencana Tindakan I
45
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
45
4.1.1.4. Tahap Observasi
46
4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I
47
4.1.1.6. Refleksi I
53
4.1.2. Deskripsi Penelitian Pada Siklus II
55
4.1.2.1. Permasalahan II
55
4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II
56
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
57
4.1.2.4. Observasi
58
4.1.2.5. Analisis Data II
58
4.1.2.6. Refleksi II
66
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
66
4.3.Temuan Penelitian
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70
5.1 Kesimpulan
70
5.2. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
72
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perilaku siswa berpikir kreatif didalam
pengajuan masalah
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tabel 4.1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk
Guru Siklus I
12
39
47
Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Lancar I
49
Tabel 4.3. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Luwes I
49
Tabel 4.4. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif original I
Tabel 4.5. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam Berfikir Kreatif I
50
51
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Berpikir Lancar)
51
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Berpikir Luwes)
52
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I (Originalitas)
52
Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat kemampuan Kelompok Pada LKS I
Dan II Sklus I
53
Tabel 4.10. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Untuk Guru Siklus II
59
Tabel 4.11. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Lancar II
60
Tabel 4.12. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif lancar II
61
Tabel 4.13. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif Luwes II
61
Tabel 4.14. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif luwes II
62
x
Tabel 4.15. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif original II
62
Tabel 4.16. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif Original II
62
Tabel 4.17. Deskripsi Kemampuan Siswa Dalam
Berfikir Kreatif II
63
Tabel 4.18. Deskripsi ketuntasan siswa dalam
berfikir kreatif II
Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Berpikir lancar)
Tabel 4.20. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Berpikir luwes)
Tabel 4.21..Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II (Originalitas)
Tabel 4.22. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada
LKS I dan II Siklus II
63
64
64
65
66
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
RPP I ( Siklus I)
74
Lampiran 2.
Lembar Kegiatan Siswa I (LKS-I)
80
Lampiran 3.
RPP II (Siklus I)
83
Lampiran 4.
Lembar Kegiatan Siswa II (LKS-II)
89
Lampiran 5.
RPP III (Siklus II)
93
Lampiran 6.
Lembar Kegiatan Siswa III (LKS-III)
99
Lampiran 7.
Tes Kemampuan Awal
103
Lampiran 8.
Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal
104
Lampiran 9.
Analisi Data Tes Kemampuan Awal
110
Lampiran 10. Rekapitulasi Tes Kemampuan Awal
116
Lampiran 11. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif I
117
Lampiran 12. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I
118
Lampiran 13. Alternatif Jawaban tes Berpikir kreatif I
119
Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Berpikir kreatif I
125
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Berpikir kreatif II
126
Lampiran 16. Teknik Penskoran Tes Berpikir Kreatif
131
Lampiran 17. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif II
132
Lampiran 18. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II
133
Lampiran 19. Alternatif Jawaban tes Berpikir kreatif II
134
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi guru Siklus I
139
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Observasi guru Siklus II
141
Lampiran 22. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Lancar
143
Lampiran 23. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Luwes
144
Lampiran 24. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa dalam Berfikir
Original)
145
xii
Lampiran 25. Kemampuan Berfikir Kreatif I Siswa ( Kelancaran,
Keluwesan, Original)
146
Lampiran 26. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus I
Berdasarkan Langkah kemampuan berpikir kreatif
148
Lampiran 27. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus I
149
Lampiran 28. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus II
Berdasarkan Langkah kemampuan berpikir kreatif
Lampiran 29. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa I dan II Siklus II
150
151
Lampiran 30. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Lancar
152
Lampiran 31. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Luwes
153
Lampiran 32. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa dalam Berfikir
Original
154
Lampiran 33. Kemampuan Berfikir Kreatif II Siswa ( Kelancaran,
Keluwesan, Original)
155
Lampiran 34. Daftar Nama Siswa Mts AlJami’yatul Wasiyah Tembung
157
Lampiran 35. Nama Validator Soal
158
Lampiran 36. Dokumentasi
159
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek
manusia termasuk juga aspek pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
matematika didukung oleh peningkatkan kualitas sumber daya manusia. untuk itu,
sumber daya manusia saat ini dituntut agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu melakukan pembenahanpembenahan diantaranya kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan
keterampilan dasar minimal penerapan pendekatan, model, strategis pembelajaran
yang dapat membangkitkan sikap aktif, kreatif, dan mandiri yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran masa kini dan mendatang. Pembenahan yang paling
utama ialah mengubah pembelajaran siswa dari pembelajaran yang berpusat pada
guru menjadi berpusat kepada siswa. Pembelajaran matematika yang berpusat
pada guru didukung oleh pernyataan Nur (2001 : 9) yang menyatakan bahwa:
“Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya masih berada pada
pembelajaran matematika konvensional yang banyak ditandai oleh
„strukturalistik’ dan ‘mekanistik’. Di samping itu, kurikulumnya terlalu sarat
dan kelasnya didominasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered).”
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang cukup
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sistematis. Akan tetapi Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran
yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi
yang berkembang di masyarakat tentang matematika. Anggapan banyak orang
bahwa matematika pelajaran yang sulit tanpa disadari telah meracuni pikiran
siswa. Sehingga siswa juga beranggapan demikian, ketika berhadapan dengan
matematika.
2
Menurut Irzal dalam (http://mellyirzal.blogspot.com/2009/01/perubahanparadigma_pembelajar an.html) yaitu “ Pandangan bahwa matematika ilmu yang
kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit
dan membingungkan. Anggapan ini ikut membentuk persepsi negatif siswa
terhadap matematika. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara
objektif lagi”. Tentu saja anggapan yang berkembang di masyarakat tidak dapat
disalahkan begitu saja. Anggapan itu muncul karena pengalaman yang kurang
menyenangkan terhadap pembelajaran matematika. Anggapan bahwa matematika
pelajaran yang sulit juga diperparah oleh sikap guru ketika pembelajaran
berlangsung. Sikap guru yang pemarah, suka mencela, suka menghukum dan
kalau mengajar terlalu cepat dan monoton memperparah kondisi ini.
Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap membosankan dan
sulit diterima oleh siswa. Karena penggunaan lambang dan simbol masih
diajarkan dengan cara mengahafal rumus-rumus yang sudah ada. Hal ini didukung
oleh pendapat Taruastuti (2006:38) mengatakan bahwa:
“Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran
yang sulit karena penggunaan simbol dan lambang yang dimaknai sebagai
hafalan rumus. Pembelajaran matematika juga terlalu dipengaruhi
pandangan bahwa matematika merupakan alat yang siap pakai”.
Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu konsep,
sifat dan cara menggunakannya, sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada
guru. Dengan demikian guru haruslah mengubah cara mengajar siswa untuk
belajar yang lebih aktif. Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya
masih berada pada pembelajaran matematika konvensional dimana hasil belajar
itu lah yang terpenting sehingga dalam pembelajaran matematika kurang melihat
bagaimana cara memperoleh hasil belajar tersebut dan proses belajar matematika
itu sendiri, dimana didalam proses itu ada kreatifitas siswa yang mendorong siswa
agar memperoleh hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu masalah dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (soal cerita) khususnya soal non
rutin atau terbuka. Hasil diskusi dengan guru matematika MTs Al-Jam‟iyatul
3
Washliyah mengidentifikasi beberapa kelemahan siswa, antara lain: tidak dapat
memahami kalimat-kalimat dalam soal, tidak dapat membedakan informasi yang
diketahui dan pernyataan soal, tidak lancar menggunakan pengetahuan atau ideide yang diketahui, tidak dapat mengubah kalimat cerita menjadi kalimat
matematika, tidak dapat menggunakan cara yang berbeda dalam merencanakan
penyelesaian suatu masalah. Berdasarkan KTSP yang dilaksanakan di sekolah ini,
nilai Kriteria Kumulatif Minimal (KKM) untuk pelajaran matematika kelas VIII
adalah 65. Walaupun melakukan remedial untuk membantu siswa, masih ada saja
siswa yang nilainya di bawah nilai KKM.
Hal di atas juga didukung dari hasil tes kemampuan awal yang diberikan
peneliti saat observasi sebanyak 3 soal untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif siswa pada materi SPLDV di kelas VIII. Salah satu soal yang diberikan
untuk mengukur kemampuan awal berpikir kreatif siswa, antara lain salah satu
contoh kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal terdapat pada contoh soal
berikut:
Ada dua bilangan cacah. Jika kedua bilangan cacah ini dijumlahkan
hasilnya 21 dan selisih kedua bilangan ini adalah 3.
a. Tentukan nilai kedua bilangan cacah itu!
b. Selesaikanlah dengan beberapa cara!
Diketahui
: Jumlah kedua bilangan cacah adalah 21
Selisih kedua bilangan cacah adalah 3
Ditanya
: a. Tent nilai kedua bilangan tersebut!
b. Selesaikan dengan beberapa cara!
Berikut adalah hasil pengerjaan siswa dalam kesalahan menyelesaikan soal uraian
diatas.
4
No. Hasil Pekerjaan Siswa
Analisi Kesalahan
1.
Tidak
lancar
menggunakan
pengetahuan ataupun ide-ide yang
diketahui.
Tidak
masalah
2.
Tidak
mampu
menyelesaikan
dengan
Mampu
benar.
menggunakan
beberapa cara penyelesaian atau
cara yang berbeda beda.
Tidak dapat menyelesaikan masalah
dengan ide-ide sendiri.
3.
Dari hasil observasi berupa pemberian tes awal pada kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung dalam materi
SPLDV. Dari 40 siswa yang mengikuti tes hanya 8 siswa (20 %) yang dapat
menggunakan pengetahuan dan meyelesaikan cara yang berbeda-beda, dan 32
siswa (80 %) hanya menyelesaikan himpunan penyelesaian saja dan jawabannya
pun kurang tepat. Seharusnya untuk menentukan himpunan penyelesaian dapat
5
digunakan empat cara penyelesaian yaitu metode grafik, metode eliminasi, metode
substitusi, dan metode eliminasi substitusi. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menjawab soal pada pokok bahasan
SPLDV masih rendah dalam berpikir lancar, kebaruan maupun keluwesan.
Dalam memahami maupun merencanakan penyelesaian masalah diperlukan suatu
kemampuan berpikir kreatif siswa yang memadai. karena kemampuan tersebut,
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi setelah berpikir dasar dan kritis.
Menurut Krullik (dalam Tatag) melihat hasil itu menunjukkan kemampuan
siswa dalam berpikir kreatif masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan
berpikir kreatif siswa antara lain:
1. Selama ini dalam mengajarkan masalah matematika mereka tidak melatihkan
secara khusus bagaimana memahami informasi masalah, Guru hanya
mengajarkan dengan memberi contoh soal dan menyelesaikannya secara
langsung serta, tidak memberi kesempatan siswa menunjukkan ide dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri.
2. Pola pengajaran selama ini masih dengan tahapan memberi informasi tentang
materi-materi , contoh-contoh dan latihan latihan tetapi jarang soal cerita.
3. Dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak di ajarkan cara-cara yang
bervariasi yang mendorong keterampilan berpikir kreatif untuk menemukan
jawaban masalah.
Memperhatikan akar masalah itu maka perlu dipikirkan cara mengatasinya.
Apalagi dalam kurikulum yang sekarang dipakai menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran matematika menitik beratkan pada melatih cara berpikir dan
bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah dan mengkomunikasi gagasan. Bila mengacu pada
identifikasi penyebab kelemahan tersebut, maka pada proses pembelajaran cara
yang mendorong siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan
kreatif siswa dalam menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan siswa secara
aktif dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah, serta mendorong
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
6
Bila meninjau cara pembelajaran yang diharapkan itu, maka salah satu
pendekatan pembelajaran yang memiliki sifat dan karakter tersebut adalah
pembelajaran dengan pengajuan masalah (problem posing). Pengajuan soal
intinya meminta siswa untuk mengajukan atau membuat masalah (soal) baru
sebelum, selama atau sesudah menyelesaikan masalah awal yang diberikan.
Pengajuan
masalah
bermanfaat,
antara
lain
membantu
siswa
dalam
mengembangkan kenyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide
matematika mereka dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan
dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam pemecahan masalah. Pengajuan
masalah merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif.
Sebab dalam pengajuan masalah siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari
informasi yang di berikan. Pada hal bertanya merupakan pangkal semua kreasi.
Orang yang memiliki kemampuan mencipta (berkreasi) dikatakan memiliki sikap
kreatif. Hal ini didukung oleh Silver (1997:79) berpendapat pengajuan masalah dan
pemecahan masalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi kreativitas individu. Selain itu dapat
sebagai sarana untuk mencapai kreativitas. Banyak ahli lain yang memperlihatkan bahwa
pengajuan pertanyaan (soal/masalah) dapat menjadi bentuk atau model melatihkan berpikir
kreatif.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif sangat dimungkinkan dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran
problem posing, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan
judul: “Meningkatkan Kemampuan
Berpikir
Kreatif Siswa Dengan
Menerapkan Pendekatan Problem posing Pada Materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel (SPLDV) Bagi Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul
Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2014/2015”.
7
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah
yaitu :
1.
Model Pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru (teacher
centered).
2.
Siswa menganggap matematika itu sulit.
3.
Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika.
4.
Siswa kurang kreatif dalam menjawab soal.
5.
Model Pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang mendorong
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah
Supaya permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan berpikir kreatif
siswa pada Materi SPLDV di kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung
tahun ajaran 2014/2015 dengan menerapkan pendekatan pembelajaran problem
posing.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah
yaitu Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
menerapkan Pendekatan Pembelajaran Problem posing Pada materi SPLDV Bagi
Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah Tembung tahun ajaran
2014/2015.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Problem
posing Pada materi SPLDV Bagi Siswa Kelas VIII MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah
Tembung tahun ajaran 2014/2015.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pemecahan
masalah matematika.
b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika.
c. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
2.
Bagi guru
a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan
pendekatan
pembelajaran
yang
lebih
baik
dalam
pembelajaran
matematika.
b. Mempermudah guru dalam menerapkan pendekatan problem posing untuk
meningkatkan kualitas pengajarannya.
3.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di MTs Al-Jam‟iyatul Washliyah
Tembung.
4.
Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran
dengan
menerapkan
pendekatan
problem
posinguntuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah MTs Al-Jam’iyatul
Washliyah Tembung yaitu: 1. Guru membagikan kelompok siswa yang terdiri dari 8
kelompok. 2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang harus di pahami
secara berkelompok. 3. Guru meminta kelompok siswa membuat 1 atau 2 buah soal
dari soal yang ada di LKS. 4. Kelompok siswa diminta menyelesaikan soal dengan
cara yang berbeda-beda dari soal yang mereka buat. 5. Guru meminta perwakilan
kelompok mempresentasekan hasil soal yang kelompok siswa buat.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I diperoleh informasi rata-rata
bahwa siswa memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif masih rendah sebagaimana
telah dipaparkan pada tes kemampuan berpkir kreatif I. Selanjutnya setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
berpikir kreatif adalah tinggi sebagaimana telah di paparkan pada hasil tes
kemampuan berpikir kreatif II.
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa pendekatan problem posing
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem persamaan
linier dua variabel (SPLDV) di kelas MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung tahun
ajaran 2014/2015. Kemampuan berpikir kreatif yang mempunyai 3 aspek yaitu:
kelancaran, keaslian, keluwesan.
5.2 Saran
1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan kreativitas (Kemampuan
berfikir kreatif dan sikap kreatif) siswadanmelibatkanperanaktifsiswadalam
proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat
menerapkan pendekatan pembelajaran problem posing demi tercapainya tujuan
70
71
pembelajaran yang efektif dengan di dukung kondisi kelas dan siswa yang
kondusif.
2. Hendaknya guru memberi pemahaman awal kepada siswa tentang pendekatan
pembelajaran baru seperti Problem Posing. Hal ini sangat penting karena akan
menentukan proses pembelajarans elanjutnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, dkk., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Abdurrahman, M., (1999), Pendidikan
Belajar,Rineka Cipta, Jakarta.
Bagi
Anak
Berkesulitan
Adinawan, M.Cholik, dkk., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga,
Jakarta.
Baker, Pophan., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, S.B, (2010), Strategi Belajar mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED
Fauzi, A., dkk., (2003), Metode Pemberian Tugas Pengajuan Soal (Problem
Posing)Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan
Pembagian Bilangan Di Kelas IV SDN 0608867 Medan. Hasil
Penelitian Dana Rutin UNIMED, Medan.
Hakim, T., (1992), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta.
Jawahir, A., (2004), Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika
Dengan Bantuan Tutor Sebaya Di SMU Negeri, (http://pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstrak mat2004.html
Kasiati.,
(2008),
Pemahaman
Matematika
Dengan
Posing,http://www.smunet.com/main.php?&act=bg&xkd=426
Problem
Lubis, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan, Medan.
Muhfida. (2010). Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. [Online].
Tersedia: http://blog.muhfida.com/problem-posing-dalam-pembelajaranmatematika (21 February 2011).
Muhfida. (2010). Pendekatan Problem Posing. [Online]. Tersedia:
http://www.muhfida.com/pendekatanproblemposing.html (21 February 2011).
72
73
Munandar, U, (2009), Pengembangan kreativitas anak berbakat, Rineka cipta,
Jakarta.
Munandar, U, (1999), http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0151_0602118
_chapter2.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2014).
Murniati, E, (2012), Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif, Pedagogia,
Yogyakarta.
Nuh,M (2012) http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432/Banyak.Sis
wa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika (diakses pada tanggal 23 Maret 2014)
Pembaharuan Suara., (2007), Mutu Pendidikan Matematika Di Indonesia Rendah,
http://www.sfeduresearch.org/content/view/108/66/lang,id/
Syarifulfahmi. (2009). Pendekatan Pembelajaran Problem Posing. [Online].
Tersedia
;
http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/09/pendekatanpembelajaran-problem-posing.html. (21 Februari 2011).
Slameto., (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Supadi., Sujito., (2006), Cepat Menyelesaikan Soal Matematika SMP, Kawan
Pustaka, Jakarta.
Slavin,(https://www.academia.edu/4059286/Strategi_pembelajaran_matematika_
Model_Pembelajaran_Kooperatif_tipe_Team_Assisted_Individualization_
TAI
Sudiarta, dkk, (2005), http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosi
s-kesulitan-belajar matematika/ (diakses pada tanggal 26 Februari 2014)
Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). 2002. Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas Problem
Posing Secara Berkelompok. Buletin Pelangi PendidikanVolume 2. Jakarta.
Direktorat Pendidikan.
Tim MKPBM (2011) (http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/ pengertianpembelajaran-matematika.html.
Usman,, U,,(2006), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Wardhani,,(2007), penelitian tindakan kelas, Kawan Pustaka, Jakarta.