jawab atas tindakannya; mencukupi kebutuhan dirinya; membuat pertimbangan- pertimbangan sendiri dalam bertindak; mampu mengambil keputusan sendiri
dalam bentuk kemampuan memilih.
2.2 Konsep Pelatihan
Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagaankerjaan disebutkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktifitas
dan kesejahteraan.
Menurut Mangkunegara Wahyuningtyas, 2013:32, “pelatihan adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan teroganisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan
tugas tertentu”. Simamora Kamil, 2010:4
mengartikan “pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,
pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu”. Sementara dalam Intstruksi Presiden No.15 tahun 1974, pengertian pelatihan dirumuskan sebagai
berikut : Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan
dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Menurut definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah
serangkaian aktivitas menyangkut proses belajar yang dirancang untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, ataupun
perubahan sikap di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik
daripada teori. Sikula dalam Sumantri 2000:2 mengartikan pelatihan sebaga
i: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis
dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”.
Pendapat lain, Veithzal Rivai 200 4:226 menegaskan bahwa “pelatihan
adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil melaksanakan pekerjaan”.
Berdasarkan pengertian tersebut, tujuan pelatihan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, akan tetapi juga untuk
mengembangkan bakat seseorang, sehingga dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Moekijat Kamil, 2010:11 menjelaskan tujuan
umum pelatihan sebagai berikut :
untuk mengembangkan
keahlian, sehingga
pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
secara rasional; dan untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan
dengan manajemen pimpinan. Pengertian-pengertian di atas mengarahkan penulis untuk menyimpulkan
bahwa yang dimaksud pelatihan dalam hal ini adalah proses pendidikan yang di dalamnya ada proses pembelajaran dilaksanakan dalam jangka pendek, bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu meningkatkan kompetensi individu untuk menghadapi pekerjaan di dalam
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa “pelatihan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja
s aat ini dan kinerja mendatang” Veithzal Rifai: 2004:226.
2.3 Tujuan pelatihan