dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan perrangsang tertentu berkembang karena dipelajari.
3 Motif-motif objektif, yang mencakup : kebutuhan-kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, kebutuhan untuk melakukan manipulasi, kebutuhan untuk menaruh minat. Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar sosial dan nonsosial secara efektif. Sumadi Suryabrata, 1998 : 71.
2.1.5. Peran Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.
Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indera untuk mengucap kata. Keberhasilan dari simbol
pada huruf-huruf mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 89.
Motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi Dimyati dan Mudjiono, 1994
: 78. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi diri perilaku dan orang lain. Motivasi balajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu
dimiliki oleh siswa SMP dan SMA. Sedangkan guru SMP dan SMA dituntut memperkuat motivasi siswa SMP dan SMA.
Ahli pembelajaran Dimyati dan Mudjiono 1994 : 79, mengemukakan bahwa motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, sebagau berikut : i membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat
siswa untuk belajar saampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tidak bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam;
memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah , pujian, dorongan atau pemicu semangat dapat digunakan untuk
mengobarkan semangat belajar. ii Motivasi belajar siswa bermacam-ragam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian, ada yang bermain,
disamping yang bersemangat untuk belajar. iii meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai
penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau guru pendidik. iv memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa
pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.
2.2. Kurikulum di Sekolah