Latar Belakang dan Sejarah Perkembangan Perusahaan Lokasi dan Tata Letak Perusahaan Istilah-istilah

BAB II COMPANY PROFILE

TINJAUAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN

2.1. Latar Belakang dan Sejarah Perkembangan Perusahaan

TVRI Stasiun Jawa Barat berdiri pada tanggal 11 Maret 1987, beralamat di Jalan Cibaduyut Raya No. 269 Bandung, kode pos 40236. Luas areal perkantoran 47.627 m2. Jangkauan siaran 35.862 Km dengan kekuatan transmisi antara 100 sd 20.000 watt. TVRI menjadi Unit Pelaksana Teknis Departemen Penerangan hingga tahun 1999. TVRI kemudian berubah statusnya menjadi Perusahaan Jawatan Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tanggal 7 Juni 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia. Pada tahun 2002, status kelembagaan TVRI berubah menjadi Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Tahun 2005, status kelembagaan TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia berdaarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005. TVRI Stasiun Jawa Barat adalah bagian tak terpisahkan dari TVRI Nasional secara keseluruhan. Ditunjang oleh 1 satu stasiun penyiaran di Bandung dan 17 stasiun pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Barat dan Banten. Saat ini TVRI Stasiun Jawa Barat mengudara 4 jam per hari mulai pukul 15.00 sd 19.00 WIB. Dengan moto TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sarerea, masyarakat Jawa Barat yang saat ini berjumlah 43 juta jiwa diharapkan merasa memiliki dan mencintai TVRI Jawa Barat melalui program-program yang mengangkat kearifan lokal.

2.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

2.3. Tata Tertib dan Peraturan Perusahaan

1. Menghormati dan maenhargai semua orang yang ada di kantor 2. Datang tepat waktu 3. Menjaga ketertiban dan keamanan di kantor 4. Menjaga barang barang milik perusahaan 5. Melakukan pekerjaan dengan serius dan benar 6. Menghormati budaya dan kebiasaan yang ada di perusahaan 7. Menjaga hubungan baik dengan orang orang yang bekerja di perusahaan 8. Mentaati peraturan yang berlaku 9. Selalu siap membantu atasan dan teman yang ada di perusahaan 10. Bersikap ramah kepada setiap pegawai 11. Melaporkan bila terjadi hal yang tidak diluar dugaan 12. Berpakaian rapi dan sopan 2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

BAB III PRODUCT KNOWLEDGE

BIDANG PEKERJAAN 3.1. Pengertian Audio Mixer mixer berfungsi sebagai pencampur suara, sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard mixing desk papan suara adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan lebih populer dengan istilah mixing, pengaturan jalur routing dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik public address, sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band pengiringnya.

3.2. Istilah-istilah

Istilah umum Audio yang sering dipakai – Input In : Masukan sinyal suara ke dalam suatu perangkat Audio. – Output Out : Keluaran sinyal audio dalam satu perangkat ke dalam suatu perangkat Audio yang lain. – Decibel dB : Suatu unit untuk menunjukan keras lemahnya satuan bunyi. – Stereo : Penempatan sinyal suara dalam dua discrete channel yaitu dalam lajur kiri L dan kanan R yang terdengar pada Speaker atau Headphones. – Frequency Freq. : Banyaknya getaran yang terjadi dalam jangka waktu tertentu satuan nya adalah Hertz, disingkat Hz. – Hertz Hz. : Ini merupakan suatu unit ukuran untuk satuan Frekuensi. Gelombang suara dalam hitungan cycles per second. – Harmonic : Spectrum dari frekuensi-frekuensi suara yang di dalamnya terdapat kelipatan bulat terhadap frekuensi dasar. – Infrasonic : Frekuensi suara di bawah batas pendengaran kita, baisanya kurang dari 20Hz. – Noise : Suara berisik yang tidak kita kehendaki sehingga cukup menggangu pendengaran dalam suatu lingkup ruang bunyi. Di dalam tehnik soundsystem suara berisik ini meliputi desis dengan dengung halus. Para soundman cenderung untuk menghilang suara noise ini dan mereka akan berusaha untuk mencari penyebab permasalahan ini. Kadang dalam kondisi tertentu noise ini diperlukan dalam peralatan musik, misalnya penggunaan efek suara distorsi. Pada sebagian orang suara ini sangat menggangu gendang telinga mereka namun tidak bagi para musisi. – Feedback atau Storing : Suara mendenging atau mendengung secara kontinyu akibat suara yang dihasilkan masuk kembali ke sumber suara yang menghasilkan suara tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengurangi level suara tersebut atau memindahkan jarak posisi arah peralatan. – Clipping Cutting : Sesuatu yang terjadi sewaktu Amplitudo suara melewati ambang batas maksimum. Umumnya suara menjadi pecah atau berlebihan. – Critical Bandwidth : Lebarnya bandwidth suatu band-passed noise yang dapat menutup suatu narrow band signal yang mempunyai frekuensi tengah dalam daerah yang sama. Critical band diartikan suatu daerah yang membatasi suatu sensasi roughness dimana satu frekuensi dapat terdengar dengan jelas. – Overtones : Frekuensi–frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi aslinya, hal ini dapat berkelipatan bulat atau pecahan. – Overloads : Beban puncak atau berlebihan pada suatu proses pengiriman sinyal audio.

3.3. Konsep Umum