UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA SELASIH (Ocimum sanctum L.) TERHADAP StaphylococcusaureusDAN Candida albicans

SKRIPSI
NOPI YURIASARI PUTRI

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI
HERBA SELASIH (Ocimum sanctum L.) TERHADAP
StaphylococcusaureusDAN Candida albicans

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK
ATSIRIHERBA SELASIH (Ocimum sanctumL.)
TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012
Oleh:
NOPI YURIASARI PUTRI
NIM: 08040086

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof.Dr.Sukardiman, Apt, MS
NIP : 196301091988101001

Ahmad Sobrun Jamil, S.si, MP
NIP : 11309070469

ii


LembarPengujian

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI
HERBA SELASIH (Ocimum sanctumL.) TERHADAP
Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

SKRIPSI
TelahDiujidanDipertahankan di Depan Tim Penguji
PadaTanggal 17 Juli 2012
Oleh :
Nopi Yuriasari Putri
08040086
Disetujuioleh:
Penguji I

Penguji II

Prof.Dr.Sukardiman, Apt, MS


Ahmad Sobrun Jamil, S.si, MP

NIP : 196301091988101001

NIP : 11309070469

Penguji III

Penguji IV

Siti Rofida S.si.,Apt

Dian Ermawati, S.Farm.,Apt

NIP : 11408040453

NIP : 11209070481

iii


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada seluruh hambanya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW semoga kesejahteraan dapat terlimpah kepada para keluarga,
sahabat dan orang-orang yang beriman sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Alhamdulillahhirabbil’aalamin dengan selesainya skripsi yang berjudul UJI
AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA SELASIH (Ocimum
sanctum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans ijinkan
saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr.Sukardiman,Apt,MS selaku dosen pembimbing I dan kepada Ahmad
Sobrun Jamil, S.si,MP selaku dosen pembimbing II atas waktu, saran serta
bimbingan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi sempurna.
2. Ibu Siti Rofida, S.si,Apt selaku penguji I dan ibu Dian Ermawati,S.Farm.,Apt
selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk
kesempurnaan skripsi.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Kepala program studi farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UMM.

5. Dra.Lilik Yusetyani,Apt.,Sp.FRS selaku kepala laboratorium di farmasi yang
telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di laboratorium Kimia
Terpadu dan laboratorium Mikrobiologi.
6. Ibu Sovia Aprina Basuki,S.Farm.,Apt selaku dosen wali saya.
7. Para dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah memberikan pengetahuan yang semoga bermanfaat bagi saya dan orang
lain.
8. Para laboran yang telah membantu mas sigit, mas fendi, mas ferdi, mb susi,
serta para laboran mikrobiologi pak joko, mb fat dan para staf T.U farmasi
terima kasih atas bantuannya.
iv

9. Kedua orang tua saya yang saya cintai yang tidak henti-hentinya memberikan
dukungan, nasehat serta kesabaran yang luar biasa pada saya, terima kasih
mama dan papa.
10. Saudaraku tercinta mas fafan dan mbak fifi terima kasih atas dukungan dan
support dari kalian.
11. Yayan ‘pam-pam’ terima kasih telah menemani dan setia mendukung hingga
akhir,Love U too.
12. Para


sahabat-sahabatku

tercinta

Maria

dan

Clusive

yang

telah

mendukung,menemani dalam suka dan duka selama ini.
13. Teman seperjuangan skripsi bahan alam : uli, ardi, imam, ismi, nur, nisa, ida
dan nia.
14. Teman dan sahabat keluarga besar farmasi angkatan 2008 UMM terima kasih
atas rasa kekeluargaan yang terjalin selama ini.

15. Serta semua pihak baik itu dari dalam ataupun luar yang telah membantu
hingga terselesaikannya skripsi dengan sempurna.

Akhirnya semoga semua yang saya sebutkan diatas mendapat limpahan rahmat
dari Allah SWT atas segala bantuan yang telah diberikan hingga skripsi ini menjadi
terselesaikan, semoga kelak menjadi bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama di
bidang kefarmasian.

Malang, Juli 2012

Nopi Yuriasari P
(08040086)

v

RINGKASAN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA SELASIH
(Ocimum sanctum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN
Candida albicans


Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, hanya sebagian kecil dari
tanaman yang diidentifikasi dan telah diselidiki untuk bahan obat. Tanaman yang
digunakan untuk tujuan pengobatan tersebut, diantaranya banyak yang mengandung
minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan preparat antimikroba alami yang dapat
bekerja terhadap bakteri, virus, serta jamur (Price, 1997). Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian pada herba selasih yang mengandung minyak atsiri, mengenai
aktivitasnya sebagai antibakteri dan antijamur. Untuk memperoleh minyak atsiri dari
herba selasih maka dilakukan destilasi uap dan air pada herba selasih kering. Destilasi
dilakukan hingga destilat tidak lagi membawa minyak, yaitu kurang lebih sekitar 6
jam.
Setelah diperoleh bahan uji minyak atsiri dari herba selasih maka selanjutnya
dilakukan pembuatan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Candida albicans
kemudian suspensi tersebut dilihat pada alat spektrofotometer dengan absorbansi
±0,1 pada panjang gelombang 580 nm. Disiapkan media agar untuk bakteri dan
jamur, kemudian dituang ke cawan petri dan dibiarkan memadat. Untuk masingmasing cawan petri dibagi menjadi tiga bagian yaitu untuk replikasi 1,2 dan 3.
Setelah media agar memadat, dioleskan biakan bakteri dan jamur pada cawan petri
secara merata menggunakan cotton lidi. Disk blank cakram diletakkan pada bagian
untuk replikasi. Masing-masing larutan uji minyak selasih dengan konsentrasi 150
mg/ml, 75 mg/ml, 37,5 mg/ml, 18,75 mg/ml, dan 9,375 mg/ml di ambil sebanyak 20

μl, kemudian diteteskan ke dalam disk blank cakram pada cawan petri untuk
menentukan zona hambat.
Pada pengamatan kromatografi Lapis Tips (KLT) kandungan beberapa
senyawa terpenoid dari minyak selasih dapat dilihat secara visual nampak 3 noda
vi

dengan warna kuning (Rf 0,43 cm), merah muda keunguan (Rf 0,56 cm), ungu (Rf
0,68 cm). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara deskriptif maka dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara konsentrasi minyak selasih dengan kadar
tinggi yaitu 150 mg/ml, 75 mg/ml, 37,5 mg/ml dengan kontrol positif nistatin dalam
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Sedangkan konsentrasi minyak
selasih untuk bakteri Staphylococcus aureus hanya dapat dihambat pada konsentrasi
150 mg/ml. Hasil pengolahan data terlihat bahwa minyak selasih lebih mempunyai
efektivitas antijamur daripada antibakteri bila dibandingkan dengan masing-masing
kontrol positifnya.

vii

ABSTRAK


UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA SELASIH
(Ocimum sanctum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri minyak atsiri hasil
destilasi herba selasih (Ocimum sanctum L) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans dengan metode difusi cakram.
Minyak atsiri diperoleh dengan metode destilasi uap dan air. Daya antibakteri dan
daya antijamur diukur berdasarkan diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
dan jamur. Telah dibuat larutan uji dengan konsentrasi minyak selasih sebesar 150
mg/ml; 75 mg/ml; 37,5 mg/ml; 18,75 mg/ml; 9,375 mg/ml dengan menggunakan
suspending agent Tween 80. Pengamatan dilakukan setelah 18-24 jam dari waktu
penanaman mikroba uji. Untuk mengetahui komponen minyak atsiri yang terdapat
dalam minyak selasih hasil destilasi herba selasih dilakukan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT). Noda yang terbentuk dari hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ditunjukkan
dengan warna noda yang terbentuk pada lempeng KLT adalah merah ungu atau ungu.
Harga Rf yang dapat dihitung dari noda tersebut yakni 0,81 cm. Hasil penelitian
terlihat bahwa minyak atsiri selasih lebih mempunyai efek ke jamur dari pada bakteri
yaitu dengan zona hambat untuk bakteri 8,1 mm dan zona hambat untuk jamur 8,1
mm; 9,1 mm; 10,7 mm.


Kata kunci:

Ocimum sanctum L, minyak atsiri, antibakteri, antijamur,
Staphylococcus aureus, Candida albicans.

viii

ABSTRACT

ACTIVITY TEST OF ANTIMICROBIAL ESSENTIAL OIL OF BASIL HERB
(Ocimum sanctum L.) AGAINS Staphylococcus aureus AND Candida albicans

It has been conducted the study related to activity test of antimicrobial
essential oil of basil herb (Ocimum sanctum L) to the growth of Staphylococcus
aureus bacteria and Candida albicans fungal by using disc diffusion method.
Essential oil was obtained by steam and water distillation. antibacterial and antifungal
powers were measured based on diameter of growth inhibition diameter of bacteria
and fungal. It had been made solvent test with the basil oil consentration of 150
mg/ml; 75 mg/ml; 37,5 mg/ml; 18,75 mg/ml; 9,375 mg/ml by using suspending agent
Tween 80. Observation was done after 18-24 hours from the microbial test planting
time. To know component of essential oil which was inside of basil oil distillation
result of basil herb that was conducted Thin Layer Chromatography (TLC). Spot
which was from the result of Thin Layer Chromatography(TLC) was showed with
spot color of plate formed TLC was red-purple or purple and yelow. The result of this
study showed that basil essential oil had more effect to fungal than bacteria that was
bacteria inhibitory zone of 8,1 mm and fungal inhibitory zone of 8,1 mm; 9,1 mm;
10,7 mm.

Key words: Ocimum sanctum L, essential oil, antimicrobial, Staphylococcus
aureus,Candida albicans, distillation method.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGUJI……………………………………………………….iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….iv
RINGKASAN………………………………………………………………vi
ABSTRACT...……………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Hipotesis ......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1 Tinjauan Tentang Selasih ................................................................ 4
2.1.1 Taksonomi Tanaman Selasih .................................................. 4
2.1.2 Nama Daerah .......................................................................... 4
2.1.3 Morfologi Tumbuhan ............................................................. 5
2.1.4 Ekologi dan Penyebaran ......................................................... 5
2.1.5 Kandungan Selasih ................................................................. 5
2.1.6 Manfaat .................................................................................. 6
2.2 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri ..................................................... 6
2.2.1 Pengertian .............................................................................. 6
2.2.2 Susunan Kimia Minyak Atsiri ............................................... 6
2.2.3 Cara Memproduksi Minyak Atsiri ........................................ 7
x

2.3 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ..................................... 8
2.3.1 Klasifikasi ............................................................................ 8
2.3.2. Morfologi dan identifikasi................................................... 8
2.3.3. Patogenesis dan Patologi ..................................................... 10
2.3.4. Uji Kualitatif ....................................................................... 10
2.4 Tinjauan Tentang Candida albicans................................................. 12
2.4.1 Klasifikasi .............................................................................. 12
2.4.2 Morfologi ............................................................................... 12
2.5 Tinjauan Tentang Antibiotik ............................................................ 13
2.5.1 Mekanisme Kerja Ampisillin ................................................. 13
2.5.2 Rumus Struktur Antibiotik Ampisillin ................................... 14
2.5.3 Sifat Fisika Antibiotik ............................................................ 14
2.6 Tinjauan Tentang Nistatin .............................................................. 14
2.7 Tinjauan Tentang Evaluasi Daya Antimikroba............................... 15
2.8 Tinjauan Tentang Kromatografi ..................................................... 16
2.8.1 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis ....................................... 17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 18
3.1 Uraian Kerangka Konseptual .......................................................... 18
3.2 Kerangka Konseptual ...................................................................... 19
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 20
4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 20
4.2 Bahan ............................................................................................... 20
4.2.1 Bahan Penelitian ...................................................................... 20
4.3.2 Antibiotik Pembanding ............................................................ 20
4.2.3 Bakteri Uji ................................................................................ 20
4.2.4 Bahan Untuk Proses Destilasi .................................................. 20
4.2.5 Bahan Untuk Uji Daya Antibakteri .......................................... 21
4.2.6 Bahan Untuk Pelaksanaan Kromatografi ................................. 21
1 Kromatografi Lapis Tipis ........................................................ 21
4.3 Alat Yang Digunakan ....................................................................... 21
xi

4.4 Variabel Bebas .................................................................................. 22
4.5 Variabel Tergantung ......................................................................... 22
4.6 Sterilisasi Alat .................................................................................. 22
4.6.1 Sterilisasi Kering ...................................................................... 22
4.6.2 Sterilisasi Basah ....................................................................... 23
4.7 Definisi Operasional ........................................................................ 23
4.8 Metode Kerja.................................................................................... 24
4.8.1 Persiapan Bahan Penelitian ...................................................... 24
4.8.2 Destilasi Minyak Atsiri ........................................................... 24
4.8.3 Pelaksanaan Kromatografi ....................................................... 25
(1) Kromatografi Lapis Tipis ............................................... 25
4.8.4 Uji Aktivitas Antimikroba ........................................................ 25
4.8.5 Pembuatan Media ..................................................................... 26
4.8.6 Peremajaan Biakan ................................................................... 26
(1) Identifikasi Bakteri Staphylococcus ...................................... 26
(2) Pembuatan suspensi bakteri .................................................. 27
(3) Pembuatan suspensi jamur .................................................... 27
4.8.7 Pembuatan Larutan Uji ............................................................ 27
(1) Pembuatan Kontrol Positif .................................................... 39
4.9 Prosedur Uji percobaan .................................................................... 30
4.9.1 Alur Penelitian......................................................................... 30
4.9.2 Uji aktivitas antimikroba ......................................................... 31
4.10 Analisis Data .................................................................................. 32
BAB 5 HASIL PENELITIAN.......................................................................... 33
5.1 Hasil penyulingan selasih ................................................................ 33
5.1.1 Sifat-sifat fisika kimia ............................................................... 33
5.2 Hasil identifikasi kualitatif .............................................................. 34
5.3 Hasil uji antimikroba ....................................................................... 34
5.3.1 Terhadap bakteri ........................................................................ 34
5.3.2 Terhadap jamur .......................................................................... 35
xii

5.4 Hasil Kromatografi Lapis Tipis....................................................... 36
5.5 Analisis data .................................................................................... 37
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................. 39
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................... 47

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Ocimum sanctum .................................................................................. 5

2.2

Staphylococcus aureus ......................................................................... 9

2.3

Candida albicans ................................................................................. 13

2.4

Rumus struktur antibiotik ampisillin.................................................... 14

2.5

Rumus struktur antibiotik nistatin…………………………………...14

3.1

Bagan kerangka konseptual ................................................................. 19

4.2

Alur penelitian ...................................................................................... 30

4.3

Proses uji antimikroba .......................................................................... 31

5.1

Minyak selasih hasil destilasi .............................................................. 33

5.2

Uji difusi cakram dari bakteri Staphylococcus aureus ......................... 34

5.3

Uji difusi cakram dari jamur Candida albicans ................................... 35

5.4

Hasil KLT ............................................................................................. 36

5.5

Histogram Pengaruh Antibakteri .......................................................... 37

5.6

Histogram Pengaruh Antijamur ........................................................... 38

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1

Analisis data…………………………………….……………....... 32

5.1

Sifat fisika kimia minyak atsiri………………………………....... 33

5.2

Identifikasi kualitatif bakteri…………………………………....... 34

5.3

Hasil pengukuran diameter………………………………….......... 35

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. 47
2. Surat pernyataan ........................................................................................... 48
3. Determinasi tanaman .................................................................................... 49
4. Sertifikat bakteri ........................................................................................... 50
5. Sertifikat jamur............................................................................................. 51
6. Hasil uji antimikroba .................................................................................... 52
7. Alat ............................................................................................................... 55

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indoesia. Bandung:
Penerbit ITB Bandung
Backer, C.A., and Van Den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes
Only), Vol II., N.V.D. Noordhoff-Groningen-The Netherlands.
Beadle, N.C.W. 1981. Thevegetation of Australia. Cambridge University
Press,Cambridge. 690p
Didik G., Sri M., 2004, Ilmu Obat Alam, jilid 1, Penebar Swadaya, Jakarta, 115 116
Gandjar

ibnu

Gholib,

Rohman Abdul.

2007.

Kimia

Farmasi Analisis.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar, hal. 353-376; 419-454.
Guenther E, 1975 (a), Minyak Atsiri, Jilid I, terjemahan oleh S. Ketaren, 1987, UIPress, Jakarta, 131-141.
Gunawan, D., Mulyani, S.., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakogonosi), Jilid 1,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Jawetz E, Melnick JL., Adelberg EA, 2007, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,
edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Journal of the Brazilian Chemical Society, 2007.Seasonal variation and
antimicrobial activity of Myrcia myrtifolia essential oils, Vol. 18, No. 5, 9981003,Brazil.
Kardinan, Agus. 2003. Selasih Tanaman Keramat Multimanfaat. Bogor: Penerbit
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kardinan, Agus. 2006. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi
Penuh Potensi.PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, cetakan I, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta.
Lutony TL; Rahmawati Y, 1994, Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri,
cetakan I penebar Swadaya, Jakarta, 1.
Mansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 2. Jakarta media
aesculapiusn FK UI
xvii

Maryani H., 2003, Minyak Cinta: Terapi aroma peningkat gairah seksual,
Agromedia Pustaka, Jakarta, iii, 8.
Merck, 2005, Microbiology Manual, 12 th ed., Merck KgaA, Darmstadt, 502.
Petojo, S., 1996, Kemangi dan Selasih, Trubus Agriwidya, Ungaran
Prescott, Harley, Klein’s, 2008, Microbiology 7th edition, Published by McGraw-Hill,
Boston.
Rios, J.L., Recio, M.C., dan Villar, A., 1988. Screening Methods for Natural Product
with Antimicrobial Activity: A Review of Literature, Journal of Etnopharmacology,
23, pp 127 – 149.
Steenis, 1997. Flora. PT. Pradya Paramita. Jakarta
Voight R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Terjemahan Noerono S, edisi
ke 5, Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Volk and Wheeler, 2003, Mikrobiologi dasar I, edisi revisi, Erlangga, Jakarta.
Wagner H, Bladt S, Zgainski EM, 1984.Plant Drug Analysis. A Thin Layer
Chromatographic Atlas, Springer-Verlag, Germany, 27-28.
Wijayakusuma, H., Wirian, S.A., Yaputra, T., Dalimartha S., Wibowo, B., 1996,
Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid IV, Pustaka Kartini, Jakarta.

xviii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan
dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Hanya sebagian kecil dari tanaman
yang diidentifikasi dan telah diselidiki untuk bahan obat (Ansel,1989). Selasih
(Ocimum sanctum L.) merupakan salah satu tanaman yang belum diperbanyak,
khususnya di Indonesia. Seluruh bagian tanaman selasih bermanfaat sebagai obat,
pestisida nabati,penghasil minyak atsiri, bahan dalam kegiatan agama atau ritual,
sayuran dan minuman penyegar (Kardinan,2003 dan Supriadi,2000).
Penggunaan bahan obat tradisional yang mengandung minyak atsiri,
akhir-akhir ini berkembang dengan pesat. Minyak atsiri yang digunakan berasal
dari penyulingan bagian tanaman buah, bunga atau daun (Maryani, 2003).
Tanaman yang mengandung minyak atsiri disini dapat dikatakan sebagai tanaman
aromatik. Tanaman yang sejak waktu yang tidak diketahui lamanya ini
dimanfaatkan untuk meringankan rasa nyeri, sebagai antivirus dan fungisida.
Selain itu minyak atsiri tertentu dapat membunuh bakteri patogen yang
mengganggu fisiologi tubuh (Valnet, 1980 ; Price dan Len, 1997).
Tanaman selasih sering digunakan sebagai obat tradisional dan penghasil
minyak atsiri (essential oil) dan minyaknya sering disebut dengan basil oil. Herba
selasih mengandung ocimene, alpha pinene, encalyptole, linalool, geraniol,
methylchavicol, methylcinnamate, anetol dan champor. Minyak atsiri mempunyai
aroma khas dan berbeda satu sama lain. Fungsi minyak atsiri yang paling umum
adalah sebagai pengharum, baik

sebagai parfum untuk badan, kosmetik,

pengharum ruangan dan pemberi cita rasa makanan. Hanya beberapa jenis minyak
atsiri yang popular digunakan sebagai bahan terapi terhadap suatu jenis penyakit
atau dengan istilah terapi aroma. Kegunaan tanaman ini sangat banyak, oleh
karena itu tanaman ini disebut tanaman serbaguna, salah satu manfaatnya antara
lain sebagai antibakteri. Dari bermacam-macam senyawa yang terdapat dalam
selasih, minyak atsiri merupakan salah satu komponen yang mendapat perhatian
secara komersial.( Kardinan, 2003 ).

1

2

Staphylococcus aureus dan Candida albicans merupakan kuman flora
normal yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Staphylococcus aureus
secara khas terdapat di pembuluh darah terminal bagian metafisis tulang panjang,
menyebabkan nekrosis tulang, supurasi kronik dan pembentukan abses. Kuman
ini sering ditemukan pada kulit dan selaput lendir pada manusia (Jawetz et al.,
2007). Candida albicans dapat ditemukan dimana-mana sebagai mikroorganisme
yang menetap didalam saluran yang berhubungan dengan lingkungan luar bagian
tubuh manusia (rectum, rongga, mulut vagina) prevalensi terjadinya infeksi
Candida albicans pada manusia dihubungkan dengan kekebalan tubuh yang
menurun sehingga infeksi bisa terjadi ( Tjampaksari, 2006 ).
Untuk menambah data ilmiah mengenai daya hambat basil oil sebagai
antimikroba, maka perlu dilakukan pengujian minyak atsiri herba selasih
(Ocimum sanctum L.) dan penentuan diameter hambat terhadap mikroba uji.
Mikroba uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri
gram positif dan Candida albicans mewakili jamur.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah minyak atsiri herba selasih memiliki aktivitas antimikroba terhadap
Staphylococcus aureus dan Candida albicans ?
2. Bagaimana profil

komponen penyusun

minyak atsiri dengan

cara

Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ) ?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui

daya

antimikroba

minyak

atsiri

terhadap

pertumbuhan

Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
2. Mengetahui profil komponen penyusun minyak atsiri dengan cara
Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ).

3

1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi tentang
salah satu manfaat dari tanaman selasih (Ocimum sanctum L.) yakni sebagai
antimikroba yang diukur dengan melihat diameter hambat dari herba selasih.
Hasil penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi awal bagi penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang berguna sebagai
antimikroba dalam minyak atsiri herba selasih (Ocimum sanctum L.).

1.5. Hipotesis
Minyak atsiri herba selasih (Ocimum sanctum L.) memiliki aktivitas
antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.

Dokumen yang terkait

Efek Antifungal Dan pH Kombinasi Minyak Atsiri Kayu Manis Dengan Kalsium Hidroksida Terhadap Candida albicans

2 71 78

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

0 17 21

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 0 18

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 19

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 26

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUNSELASIH UNGU ( UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 19

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 26