UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

SKRIPSI
IMAM ARIEF CAHYADIN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum)
TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum
basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN
Candida albicans

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012

Oleh

IMAM ARIEF CAHYADIN
NIM : 08040038

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembibing II

Prof.DR.Sukardiman, Apt, MS
NIP. 196301091988101001

Drs. H. Achmad Inoni, Apt
NIDN . 020124205


ii

LEMBAR PENGUJIAN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum
basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN
Candida albicans

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 17 Juli
2012
Oleh:

IMAM ARIEF CAHYADIN
NIM : 08040038

Disetujui Oleh :
Penguji I


Penguji II

Prof.DR.Sukardiman, Apt, MS
NIP. 196301091988101001

Drs. H. Achmad Inoni, Apt
NIDN . 020124205

Penguji III

Penguji IV

Siti Rofida, S.Si.,Apt
NIP UMM. 1140804040453

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P
NIP UMM. 11309070469

iii


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
bsilicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1.

Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS selaku dosen pembimbing I yang
penuh dedikasi dan kesabaran dalam

membimbing serta

mengarahkan penulis demi menyelesaikan skripsi ini
2.

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen pembimbing II yang begitu
bijaksana dalam setiap untain kalimatnya dalam mengarahkan dan

membimbing serta selalu memberikan motivasi yang luar biasa.

3.

Siti Rofida, S.Si.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang
diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

4.

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P selaku dosen penguji yang selalu
memberikan pelajaran dalam hidup dengan dakwah-dakwah
singkatnya dan atas kritik dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini
menjadi lebih baik.

5.

Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.

6.


Dra. Uswatun Chasanah, Apt, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.

7.

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium kimia
farmasi dan dosen wali penulis yang selalu memberikan arahan dan
motivasi.

8.

dr. Hawin Nurdiana, M. Kes. selaku kepala laboratium Biomedik
PPD UMM

9.

Bapak Drs. Alwi atas doa dan motivasinya dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab ini baik secara moril maupun materil.


iv

10.

Ibu Rosidah. S.Pd atas segala doa, semangat yang tidak pernah
berhenti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan
bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil.

11.

Adik tercinta Rizqi Harifah A, Rifiyaldin A yang membuat penulis
termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.

Abu, Ummi, paman, bibi dan segenap keluarga yang memberikan
semangat hidup dalam menjalani setiap tanggung jawab dunia dan
akhirat.


13.

Erny Rosmawati (Kikuk) yang tidak pernah lelah mendampingi serta
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam segala situasi, baik
suka maupun duka.

14.

Nopi Yuliasari , Buhari Ardi, Aulia Sobrina, atas segala kerjasama
serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

15.

Army Salam, Saihun Alif Alvian teman sedaerah yang selalu
menemani disaat suka maupun duka, “salam pake rima lenga doho”

16.

Teman – teman angkatan 2008 yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.


17.

Teman – teman kontrakan MT Haryono 9C Dares, Ivan, Bonggit,
Duldul

yang

dapat

memberikan

ketenangan

disaat

penulis

menyelesaikan skripsi ini.


Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga
bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 17 Juli 2012

Penulis

v

RINGKASAN
Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum,
tinggi 0,6 – 1,6 m. Batang coklat,segi empat. Daun tunggal berhadapan,
bertangkai, panjang 0,5 – 2 cm, bulat telur, ujung dan pangkal agak meruncing,
permukaan daun agak halus dan bintil-bintil kelenjar, tulang daun menyirip, tepi
bergerigi, panjangnya 3,5 – 7,5 cm, lebar 1,5 – 2,5 cm, warna hijau tua. Bunga
bewarnan putih atau lembayung, kelopak sisi luar berambut, bulat telur terbalik

dengan tepi mengecil sepanjang tabung. Tanaman kemangi (Ocimum bacillicum)
mengandung minyak atsiri, kandungan minyak atsiri tersebut terdiri dari
ocimene, alpha pinene, encalyptole, linalool, geraniol, methylchavicol,
methylcinnamate, anetol dan champor.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling banyak
menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup
sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit,
kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan
spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Bakteri dan jamur ini
mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang
dikenal nosokomial infection. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes
pada tahun 2004, prporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah
dengan jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417
(55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien
dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan
jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%).
Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk
menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan
modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba
kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba minyak atsiri
herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
jamur Candida albicans.
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan uji karakteristik fisik dari
minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau
yang khas, rasa yang sepat, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut
dalam alkohol 90%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan
senyawa aktif pada tanaman. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan dengan
cara mengambil sedikit sampel dari minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum) dan n-Heksan (1:4) dengan fase gerak n-Heksan – etil asetat (4:1).
Kemudian disemprotkan penampak noda anisaldehid untuk melihat kandungan
terpenoid. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan
menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suspensi
minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) sebanyak 5 konsentrasi yaitu,
100 mg/ml; 50 mg/ml; 25 mg/ml; 12,5 mg/ml; 6.25 mg/ml. Untuk mendapatkan
data yang akurat, maka perlakuan direplikasi tiga kali untuk masing-masing

vi

konsentrasi. Disk Ampisilin 30 µg/disk dan Suspensi Nistatin 100.000 IU/ml
sebanyak 20 µl sebagai kontrol positif.
Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi
terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah
konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25
mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini
membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) lebih
baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan
dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini
dikarenakan konsentrasi terkecil yang dapat memberikan aktivitas dalam
menghambat pertumbuhan mikroba uji dengan melihat diameter zona jernihnya.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas minyak atsiri herba
kemangi (Ocimum basillicum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans yang dilakukan secara in
vivo. Dan pnelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

vii

ABSTRAK
Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum,
memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan salah satu tanaman obat
tradisional. Aktivitas antimikroba yang telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian
karena banyak senyawa yang telah diisolasi dari minyak atsiri kemangi (Ocimum
basillicum). Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup
sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit,
kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan
spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Berdasarkan Hasil-hasil
penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru.
Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat
dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi
antibiotik. Uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan
berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang pahit dan dingin, tidak
dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Dari hasil
skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana
ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dengan metode difusi cakram
didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm)
sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan
kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi
(Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans dibandingkan dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
Kata Kunci : Aktivitas antimikroba, Minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basillicum), Staphylococcus aureus, Candida albicans

viii

ABSTRACT
Antimicrobial Activity Test on herb essential oil of basil (Ocimum basillicum)
to Staphylococcus aureus and Candida albicans
Basil (Ocimum basillicum) is an erect herb, very fragrant, contains oil,
which is one of the traditional medicinal plants. Antimicrobial activity has been
demonstrated by several studies because many compounds have been isolated
from the essential oil of basil (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus is a
gram-positive bacterium that lives as a saprophyte on the membrane channel of
the human body, the surface of the skin, sweat glands, and intestinal tract. While
Candida albicans is the species of fungi pathogens from deuteromycota group.
Based on the results of this study opens up the opportunity to discover new
antibacterial drugs. The new drug can be made by chemical modification of active
substances contained in the herb basil essential oil, by substituting some
antibiotics position. The physical characteristics test of the essential oil obtained
in the form of golden yellow liquid, typical odor, bitter and cool to the taste,
cannot be dissolved in water and slightly soluble in alcohol 90%. From the results
of phytochemical screening gave positive results by aiming purple stain on Thin
Layer Chromatography (TLC) plates. With the disc diffusion method was found
that the smallest concentration that inhibits growth of Staphylococcus aureus
bacteria is a concentration of 50 mg/ ml (50,000 ppm) while the smallest
concentration that inhibits the growth of the Candida albicans fungus is a
concentration of 25 mg/ ml (25,000 ppm) compared with positive control. It
proved that the herb essential oil of basil (Ocimum basilicum) is better in
inhibiting the growth of the Candida albicans fungus compared with the growth
of the Staphylococcus aureus bacteria. This study can be used as material for
further research.
Keywords: Antimicrobial Activity, herbs essential oils of basil (Ocimum
basillicum), Staphylococcus aureus, Candida albicans

ix

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN........................................................................

iii

KATA PENGANTAR............................................................................

iv

RINGKASAN.......................................................................................

vi

ABSTRAK............................................................................................

viii

DAFTAR ISI........................................................................................

x

DAFTAR TABEL..................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

xiv

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................

1

1.1

Latar Belakang....................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah................................................................

3

1.3

Hipotesis.............................................................................

3

1.4

Tujuan Penelitian.................................................................

4

1.5

Manfaat Penelitian...............................................................

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................

5

2.1

Deskripsi Tanaman Kemangi....................................................

5

2.2

Tinjauan Tentang Minyak atsiri................................................

7

2.3

Deskripsi Staphylococcus aureus..............................................

9

2.4

Deskripsi Candida albicans.......................................................

13

2.5

Antimikroba...............................................................................

16

2.6

Evaluasi Daya Antimikroba.......................................................

21

2.7

Kromatografi..............................................................................

22

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL...........................................................

28

1.1

Bagan Kerangka Konseptual...................................................... 28

1.2

Kerangka Konseptual.................................................................

29

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

31

4.1

Rancangan Penelitian.................................................................

4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... 31

x

31

4.3

Estimasi Besar Sampel................................................................ 31

4.4

Bahan........................................................................................... 31

4.5

Alat Yang Digunakan.................................................................. 32

4.6

Variabel Penelitian...................................................................... 33

4.7

Definisi Operasional.................................................................... 33

4.8

Metode Kerja.............................................................................. 34

4.9

Prosedur Penelitian..................................................................... 40

4.10 Analisi Data................................................................................ 42
BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................... 43
5.1

Hasil Penelitian............................................................................ 43

5.2

Analisis Deskriptif....................................................................... 48

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................. 49
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 55
7.1

Kesimpulan.................................................................................. 55

7.2

Saran............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56

xi

DAFTAR TABEL
Tabel
IV.1

Halaman
Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan kualitas
minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum.............................

35

IV.2

Uji aktivitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum).......... 42

V.1

Hasil Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan
kualitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)..............

V.2

44

Hasil uji aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan
Candida albicans............................................................................

xii

47

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1

Tumbuhan Kemangi (Ocimum basilicum)............................................. 7

2.2

Alat Destilasi Uap dan Air Sederhana...................................................

9

2.3

Bakteri Staphylococcus aureus..............................................................

10

2.4

Jamur Candida albicans........................................................................

14

3.1

Bagan Kerangka Konseptual.................................................................. 28

4.1

Skema Kerja Destilasi Minyak Atsiri....................................................

4.2

Proses Uji Aktivitas Antimikroba Dengan Metode Difusi Cakram....... 41

5.1

Hasil minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)...................... 44

5.2

Bercak noda terpenoid minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basillicum) pada plat KLT................................................................

5.3

46

Uji Difusi Cakram Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basilicum) (pada konsentrasi 100.000 ppm).......................................

5.5

45

Pembuatan Konsentrasi Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basilicum)......................................................................................

5.4

40

47

Diagram batang jumlah rata-rata zona hambat minyak atsiri herba
kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Staphylococus aureus dan
Candida albicans dalam berbagai konsentrasi.....................................

xiii

48

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup......................................................................

59

2.

Surat Pernyataan.............................................................................

60

3.

Determinasi Tanaman Kemangi………………………………………...

61

4.

Determinasi Staphylococcus aureus…………………………………..... 62

5.

Determinasi Candida albocans…………………………………………. 63

6.

Gambar Hasil Penelitian………………………………………………… 64

7.

Gambar Alat Penelitian…………………………………………………

xiv

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, G.R, 2010. Candida albicans, Faculty of medicine. http://www.DoctorsFilez.tk: Pekan Baru-Riau.
Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indoesia. Bandung:
Penerbit ITB Bandung.
Arenas R, Estrada R. 2001. Tropical Dermatology. Georgetown : Landes Bioscience;
17-22.
Aulia, A., 2004. Sensitivitas Salmonela typhimurium Terhadap Ekstrak Daun

Psidium guajava L Bioscientiae,Volume 1, No 1: 31-38. Universitas
Lambung Mangkurat.
Brooks, G.F., Butel, J. S. and Morse, S. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran.
Buku I, Edisi I, Alih bahasa: Bagian Mikrobiologi, FKU Unair, Salemba
Medika, Jakarta, hal. 224 – 235, 277 – 279, 317 – 359.
Bonang, G., 1979. Mikrobiologi Kedokteran, 43, Gramedia Pustaka Utama,.
Jakarta
Calderone, R.A., 2002, Candida and Candidiasis, 7,19, 21, 23, ASM Press,
Washington D.C.
Collier, L., Topley and Wilson’s Microbiology and Microbial Infections 9
edition, 423, Oxford University Press, New York

th

Crowley, L.V., 2001, An Introduction to Human Disease Pathology and
Pathophysiology Correlations, 426, Jones and Barlett Publishers Inc.,
Mississauga
Dinda., 2008. Aktivitas antimikroba, http://.www.Medicafarma.com. diakses 11
Maret 2008.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pembinaan Upaya Kesehatan
Tradisional, Jilid 1. Jakarta, 2-4.

Faatih, M., 2005. Aktivitas Anti-mikrobia kokon Attacus atlas, L., Jurnal
Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1: 35 – 48.
Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, hal. 353-376; 419-454
Gunardin., dan Dian, P.D., 2010. Pemisahan Minyak Atsiri Daun Kemangi
(Ocimum basilicum L) Secara Kromatografi Lapis Tipis dan Aktifitasnya
Terhadap Malassezia furfur In Vitro. Media Medika Muda No 4: 63-68.
Semarang: Universitas Diponegoro.

xv

Gunawan SG. 2007. Farmakologi dan Terapi. editor 5th ed. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Jawetz, E., Melnick, JL., and Adelberdg, EA., 2007. Mikrobiologi untuk profesi
kesehatan. Edisi ke-23, Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG.
Jawetz E., 1998. Obat antijamur. Dalam: Katzung BG, penyunting. Farmakologi
Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC,
Kardinan., Agus., 2006. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi
Penuh Potensi, PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernage RM. 2005. Medical microbiology. 10th
Edition. Stuttgart : Thieme; 362-4.

Maryati., Ratna Sorayya Fauzia., dan Triastuti Rahayu., 2007. Uji aktifitas
Antibakteri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi, Vol. 8, No. 1: 30 – 38.
Pelezar, J.R.,E.C.S and Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, diterjemahkan
oleh Hadioetomo, dkk., jilid II, edisi ke-I. Jakarta: UI Press.
Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran: Trubus Agriwidya.
RR. Lely Insani., 2010. Efek Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum)
Sebagai Antidepresan Pada Mencit Balb/C Ditinjau dari Immobility Time
pada Tail Suspension Test. Semarang: Artikel Karya Tulis Ilmiah.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sajjadi SE. 2006. Analysis of the essential oil of two cultivated basil (Ocimum
basilicum L.) from Iran. DARU.;14(3): 128-30
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. hal. 203-238.
Sastroamidjojo S. 2001. Obat asli Indonesia. Ed 6. Jakarta: Dian Rakyat.
Segal

and Davin., 2007. Candidiasis, Medic Family Health Guide,
http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=66117, diakses tanggal
8 Maret 2008.

Siswandono, S. 1995. Prinsip-Prinsip Rancangan Obat. Surabaya: Airlangga
University
Sri Budi Sulianti., 2008. Studi Fitokimia Ocimum spp: Komponen Kimia Minyak
Atsiri Kemangi dan Ruku-ruku. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi,
Vol 9, No 3: 237-240. Jakarta.
Sulistia., Setiabudi., Nafrialdi., Elysabeth., 2009. Farmakologi dan Terapi, Edisi
5 cetak ulang dengan perbaikan, Departemen Farmakologi danTerapeutik
Fakultas kedokteran, Jakarta: Universitas Indonesia,. hal 585-598 ; 581.

xvi

Syakir, M. 2007. Status Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik. Seminar
Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanam-an Obat dan
Aromatik. hal. 22-41.
Van Stenis, Dr.C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
Volk., and Wheeler., 2003. Mikrobiologi Dasar 1, edisi revisi, Jakarta: Erlangga.
Anonim, 2004. Candida albicans, http://en.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans,
diakses tanggal 8 Maret 2008.
Anonim.,
2005.
Candida
albicans
dan
Keputihan.
http://www.kafemuslimah.com/article_detail.php?id=764, diakses tanggal 8
Maret 2008.
Anonim,
2008.
http://medicatherapy.com/index.php/content/read/53/infoobat/ampisilin.Diakses tanggal 19 Agustus 2011.

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan di
Indonesia. Pengobatan infeksi dengan kombinasi berbagai antimikroba yang
semula dipercaya sebagai obat yang mampu memusnahkan bakteri dan jamur
penyebab infeksi ternyata juga menimbulkan permasalahan baru yaitu
munculnya bakteri dan jamur yang multiresisten. Bakteri dan jamur ini
mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang
dikenal nosokomial infection. Keadaan tersebut mendorong para peneliti
mencari obat baru yang lebih efektif untuk mengobati infeksi (Pelezar dkk.,
1998).
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes pada tahun 2004,
proporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan
jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%),
sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari
jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan
jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%). (Depkes,
2004)
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling
banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang
hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan
kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans
merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Spesies fungi
ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada
kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. (Pelezar dkk., 1998).
Obat tradisional menjadi pilihan untuk pengobatan secara alami,
karena penggunaan obat-obat sintetis banyak sekali ditemukan efek samping.
Dari obat sintetis ini. Juga, sekarang banyak suplemen, pewarna, pengawet,
penyedap rasa dari senyawa sintetis. Ternyata, senyawa-senyawa ini dalam

2

jangka panjang menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Popularitas dan perkembangan obat tradisional kian meningkat seiring
dengan slogan kembali ke alam yang kian menggema. Hal itu dibuktikan oleh
semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi
obat tradisional dan masyarakat pun kembali cenderung mengkonsumsi jamu
(obat yang berasal dari senyawa alami). (Suharmiati dan Lestari Handayani,
2006:1-2).
Minyak atsiri akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini
disebabkan minyak atsiri dari beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis
sebagai antibakteri dan antijamur sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan
pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami (Yuharmen, 2002).
Salah satu tumbuhan yang memiliki bau yang khas dan dipergunakan
oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah kemangi
(Ocimum Spp). Menurut tim peneliti dari Center for New Corps and Plant
Products, Purdue Universty, AS, daun kemangi terbukti ampuh untuk
menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan dan gangguan
ginjal. Artinya dalam daun kemangi terkandung sejumlah zat yng bersifat
antibakteri. Kandungan kimia pada tanaman kemangi mempunyai komposisi
kimia utama sitral dan geraniol (Sirait, 2008).
Aktivitas biologi lainnya yang sudah diteliti dari tanaman kemangi
(Ocimum basilicum) antara lain sebagai antipiretik (menurunkan demam),
karminatif, peluruh haid dan merangsang kelenjar air susu. Minyak atsiri
herba kemangi (Ocimum basilicum) tersusun atas senyawa hidrokarbon,
alkohol, ester, fenol (eugenol 1-19 %, iso-eugenol), eter fenolat (metil
clavicol 3-31%, metil eugenol 1-9%), oksida dan keton (Gunawan, 1998).
Mekanisme aktivitas antimikroba adalah suatu aktivitas atau
menghambat mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dengan menggunakan
zat antimikroba. Zat antimikroba adalah zat yang mengganggu pertumbuhan
dan metabolisme melalui penghambatan pertumbuhannya (Pelezar et al,
1998)
Minyak atsiri yang terkandung dalam kemangi telah diteliti dan
berpotensi sebagai zat antibakteri. Melakukan uji aktivitas antibakteri minyak

3

atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan metode dilusi padat. Minyak atsiri daun kemangi
(Ocimum basilicum) memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan konsentrasi bunuh minimal 0,5% v/v dan 0.25%
v/v. (Maryati 2007)
Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan
obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara
kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum), dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik (Siswandono,

1995).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba
minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pemanfaatan tanaman berkhasiat obat pada umumnya dan
pemanfaatan minyak atsiri tanaman kemangi pada khususnya.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah minyak atsiri tumbuhan kemangi memiliki aktivitas antimikroba
terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans ?
2. Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Candida albicans ?
3. Bagaimana kandungan senyawa penyusun minyak atsiri herba kemangi
(Ocimum basilicum) ?

1.3 Hipotesis
Minyak atsiri herba kemangi memiliki aktivitas antimikroba terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans.

4

1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui daya antimikroba minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida
albicans.
2. Menentukan konsentrasi minyak atisri dalam menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Candida albicans
3. Mengetahui profil komponen penyusun minyak atsiri dari herba kemangi
(Ocimum basilicum) dengan cara Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ).

1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk digunakan sebagai data ilmiah tentang penggunaan kemangi
sebagai antimikroba dalam bidang ilmu pengetahuan, pengobatan
tradisional dan industri obat-obatan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa herba kemangi (Ocimum
basilicum) mempunyai khasiat sebagai obat penghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur (antimikroba)
3. Meningkatkan upaya penggunaan bahan alam terutama sebagai obat
tradisional.

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA SELASIH (Ocimum sanctum L.) TERHADAP StaphylococcusaureusDAN Candida albicans

1 7 21

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

0 4 18

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI MINYAK ATSIRI KEMANGI (Ocimum basilicum) DENGAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum Basilicum) Dengan Kloramfenikol Atau Gentamisin Terhadap Salmonella Typhi.

0 2 13

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI ( Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 16

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 3 26

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI ( UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 25