PERBEDAAN KADAR TROMBOSIT PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN DAN TANPA KONSUMSI ANGKAK DI PUSKESMAS RAWAT INAP KEDIRI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit di daerah tropis yang
ditularkan oleh virus dengue (arbovirus) dan masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (Brooker, 2001).
Sering Demam Berdarah Dengue menjadi wabah penyakit di suatu daerah,
terutama di daerah yang memiliki sanitasi/kebersihan lingkungan yang rendah.
Puncak jumlah kasus Demam Berdarah Dengue berbeda di tiap daerah dan
umumnya di Indonesia meningkat pada musim hujan, dimulai sejak bulan
Desember sampai bulan April pada setiap tahunnya (Kristianto, 2009).
Sejak pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, jumlah kasus
menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah
yang terjangkit secara sporadis selalu terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap
tahun (Adimidjaja, 2004).
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh
provinsi indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak
389 orang (Case Fatality Rate (CFR) =1,53%). Kasus tertinggi terdapat di
Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi
NTT (3,96%), (Depkes RI, 2004). Tahun 2007 di seluruh Indonesia terdapat
15.005 kasus dan menyebabkan 252 orang yang meninggal dunia. Kasus

terbanyak pada bulan januari 2007 terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur (Suryo, 2007).

1

2

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, jumlah kasus
DBD selama 2010 lebih banyak dibanding 2009. Tahun 2010, tercatat ada 26.059
penderita DBD atau 70 orang per 100 ribu penduduk. Jumlah tersebut tergolong
tinggi. Sebab, pada 2009, jumlah kasus sebanyak 18.631 penderita atau 50 orang
per 100 ribu penduduk. Padahal, target nasional yakni 55 penderita per 100 ribu
penduduk. Tingginya angka DBD ini tidak terjadi di seluruh kabupaten/kota di
Jawa Timur. Hanya 18 kabupaten/kota dengan angka kesakitan DBD yang tinggi
atau lebih dari 55 orang per 100 ribu penduduk. Kasus tertinggi terdapat di Kota
Probolinggo dan Kota Kediri (Affan, 2010). Hal ini menjadi alasan bagi peneliti
untuk melakukan penelitian Kabupaten Kediri.
Temuan yang hampir selalu dijumpai pada DBD adalah trombositopenia
(WHO), yaitu dimana keadaan dimana hitung trombosit darah tepi ditemukan
sebesar ≤100.000/mm3 (Samsi, 2000). Trombositopenia dan gangguan fungsi

trombosit merupakan faktor yang berperan penting terhadap manifestasi
perdarahan pada DBD (Azeredo, 2001). Ketika terjadi keadaan trombositopenia
jika pertolongan tidak segera diberikan, maka penderita DBD bisa sampai jatuh
dalam kondisi syok dan mengalami komplikasi (Wilson, 2006).
Pengobatan suportif yang bersifat tradisional bisa dijadikan pilihan
alternatif untuk mengatasi trombositopenia. Angkak merupakan salah satu obat
tradisional yang dianggap mampu meningkatkan jumlah trombosit secara alamiah.
Secara empiris, banyak yang sudah membuktikan bahwa pasien DBD yang
mengkonsumsi

angkak

mengalami

peningkatan

trombosit

secara


cepat

dibandingkan dengan pasien yang tidak mengkonsumsi angak (Kristianto, 2009).

3

Menurut penelitian Novik Nurhidayat dari laboratorium Biosistematika
dan Genetika Mikroorganisme, Puslit Biologi LIPI dari Bogor pemberian angkak
isolat Monascus Purpureus Jmb A pada tikus wistar putih laboratorium ternyata
mengindikasikan adanya peningkatan jumlah trombosit (LIPI, 2008).
Meskipun sudah ada bukti empiris dan beberapa penelitian pada hewan
coba yang membuktikan bahwa angkak mampu meningkatkan kadar trombosit,
para ahli menyatakan bahwa penelitian tentang angkak masih dibutuhkan untuk
mengetahui efektifitas penggunaan angkak pada manusia (Novik, 2004). Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan perubahan
kadar trombosit pada penderita DBD yang mengkonsumsi angkak dan tidak
mengkonsumsi angkak.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Kandangan dan puskesmas
Ngadiluwih Kabupaten Kediri dikarenakan pada dua puskesmas tersebut telah
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Kadar trombosit pada penderita DBD juga

diperiksa setiap hari, sehingga data kadar trombosit pada pasien bisa diperoleh
dengan mudah. Jumlah pasien yang menjalani rawat inap juga cukup banyak.
Selain itu pada puskesmas Kandangan telah menggunakan angkak sebagai
konsumsi rutin pada sebagian penderita DBD.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagi berikut: “apakah ada perbedaan perubahan kadar trombosit dalam darah
penderita DBD yang mengkonsumsi angkak dan tidak mengkonsumsi angkak di
pukesmas rawat Inap Kediri?”
1.3 Tujuan Penelitian

4

1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi perbedaan kadar trombosit pada penderita DBD yang
mengkonsumsi angkak dan tidak mengkonsumsi angkak di pukesmas rawat inap
Kediri
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengindentifikasi epidmiologi DBD berdasarkan umur, jnis
kelamin, dan musim.

2) Mengidentifikasi kadar trombosit dalam darah penderita DBD
dengan dan tanpa konsumsi angkak pada hari kedua MRS
3) Mengidentifikasi perbedaan kadar trombosit pada penderita DBD
dengan dan tanpa konsumsi angkak.
1.4 Manfaat
1) Bagi Puskesmas
Dengan mengkonsumsi angkak, diharapkan pasien Demem Berdarah
Dengue menjadi cepat sembuh karena angkak mampu meningkatkan
trombosit dengan cepat. Pasien tidak sampai mengalami perdarahan/syok,
hari rawat inap menjadi pendek sehingga biaya perawatan menjadi ringan.
2) Institusi Pendidikan
Menambah referensi/pengetahuan tentang adanya pengaruh konsumsi
angkak terhadap perubahan kadar trombosit dalam darah penderita
Demam Berdarah Dengue

3) Peneliti Lain

5

Memberikan gambaran tentang perbedaan perubahan kadar trombosit pada

penderita DBD yang mengkonsumsi angkak dan tidak mengkonsumsi
angkak, sehingga diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai data
dasar untuk penelitian lebih lanjut.
4) Masyarakat
Meningkatkan kemandirian dan pengetahuan masyarakat tentang pilihann
pengobatan alternatif dengan menggunakan angkak untuk mengobati
Demam Berdarah Dengue.

KARYA TULIS AKHIR

PERBEDAAN KADAR TROMBOSIT PENDERITA DEMAM BERDARAH
DENGUE DENGAN DAN TANPA KONSUMSI ANGKAK
DI PUSKESMAS RAWAT INAP KEDIRI

OLEH:
IKA AYU DEWI SATITI
08020101

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN

2011

PERBEDAAN KADAR TROMBOSIT PENDERITA DEMAM BERDARAH
DENGUE DENGAN DAN TANPA KONSUMSI ANGKAK
DI PUSKESMAS RAWAT INAP KEDIRI

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh:
IKA AYU DEWI SATITI
08020101

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011


i

LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
16 Januari 2012

Pembimbing I

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD

Pembimbing II

dr. Sari Yunita

Mengetahui,

Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes.

ii

Karya Tulis Akhir oleh Ika Ayu Dewi Satiti ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 16 Januari 2012

Tim Penguji

dr.Meddy Setiawan, Sp.PD

, Ketua

dr. Sari Yunita

, Anggota


dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP

, Anggota

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul “Perbedaan Kadar Trombosit Penderita DBD Dengan dan
Tanpa Konsumsi Angkak di Puskesmas Rawat Inap Kediri”. Latar belakang
kami mengambil judul tersebut adalah semakin maraknya penggunaan obat
tradisional, salah satunya adalah angkak, yang memiliki efek samping minimal
dan dikenal khasiatnya dalam meningkatkan trombosit. Selain itu secara global,
penyakit Demam Berdarah Dengue termasuk penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes

albopictus masih merupakan penyebab infeksi menular yang menjadi masalah
keehatan bagi masyarakat dengan epidemiologi yang cukup tinggi. Oleh karena
itu, kami ingin mengetahui perbedaan kadar trombosit kadar trombosit penderita
Demam Berdarah Dengue dengan dan tanpa konsumsi angkak di puskesmas rawat
inap Kediri.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah membimbing, memberi banyak
masukkan serta memberi dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
iv

2. dr. Meddy setiawan Sp.PD, selaku Pembimbing I yang telah banyak
membantu, membimbing dan mendukung kami dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
3. dr. Sari Yunita, selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu,
membimbing dan mendukung kami dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
4. dr. Ruby Riana Asparini selaku Penguji I yang telah membantu kami
dalam mengevaluasi Tugas Akhir ini..
5. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha (TU) yang telah banyak membantu
dan memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Orang tuaku tercinta, Arif Yuwono dan Siti Yunaifah yang telah
memberi banyak dukungan dan doa yang tiada henti.
7. Adik-adikku: Ika Arum Dewi Satiti dan Arifah Nur Wulandari yang
telah membantu dalam proses penulisan dan telah memberi support dan
hiburan kepada kami.
8. Teman-teman satu perjuangan di FK’08 yang telah memberi support
dan telah banyak bertukar pikiran mengenai Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal hingga akhir
penulisan Tugas Akhir ini.

v

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
membuka diri atas segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga
Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Malang, 20 Januari 2012

Penulis

vi

ABSTRAK
Ayu Dewi Satiti, Ika.2011. Perbedaan Kadar Trombosit Penderita Demam
Berdarah Dengue (DBD) Dengan dan Tanpa Konsumsi Angkak di Puskesmas
Rawat Inap Kediri. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. Pempimbing (1) dr. Meddy Setiawan Sp.PD. (2) dr.Sari
Yunita.
Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes
Albopictus. DBD menunjukkan berbagai manifestasi klinis dan laboratoris, salah
satunya adalah manifestasi perdarahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah
trombosit. Pengobatan DBD bersifat suportif dengan tujuan untuk memperbaiki
sirkulasi dalam waktu yang cepat dan mencegah timbulnya komplikasi yang lebih
berat. Salah satu pengobatan tradisional yang bisa digunakan untuk menaikkan
jumlah trombosit adalah angkak.
Tujuan penelitian: mengetahuai adanya perbedaan kadar trombosit penderita
DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak di puskesmas rawat inap Kediri.
Metode penelitian : Deskriptif analitik dengan pendekatan secara crossectional.
Populasi adalah pasien DBD rawat inap di Puskesmas Kandangan dan Ngadiluwih
Kediri dengan jumlah 40 sampel melalui rekam medik. Adanya perbedaan kadar
trombosit penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak diuji dengan uji tindependent.
Hasil penelitian: Didapatkan dua hasil penelitian yaitu hasil penelitian yang
diperoleh dari uji t independent dan uji t dependent. Hasil uji t independent
menujukkan adanya perbedaan yang bermakna pada kadar trombosit hari kedua
MRS penderita DBD dengan dan tanpa konsumsi angkak dengan p sebesar 0,000
(p