ANALISIS EFEKTIVITAS INTERVENSI NON INVASIF KNEE CHEST POSITIONING SEBAGAI PERTOLONGAN PERTAMA HYPOXIC SPELL PADA KLIEN DENGAN TETRALOGY OF FALLOT

(1)

vi

ANALISIS EFEKTIVITAS INTERVENSI NON INVASIF KNEE CHEST POSITIONING SEBAGAI PERTOLONGAN PERTAMA

HYPOXIC SPELL PADA KLIEN DENGAN TETRALOGY OF FALLOT

( Studi Kasus pasa An. N Di Ruang High Nursing Disease ( HND ) RSUD DR. Saiful Anwar Malang )

STUDI KASUS

Disusun : ITA KARTIKA SARI

(NIM. 06010013)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2011


(2)

i

ANALISIS EFEKTIVITAS INTERVENSI NON INVASIF KNEE CHEST POSITIONING SEBAGAI PERTOLONGAN PERTAMA HYPOXIC

SPELL PADA KLIEN DENGAN TETRALOGY OF FALLOT ( Studi Kasus pada An. N Di Ruang High Nursing Disease ( HND ) RSUD

DR. Saiful Anwar Malang )

STUDI KASUS

Diajukan kepada

Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh: ITA KARTIKA SARI

NIM : 06010013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHANKU

“Kalau kita berbicara sangat serius, kita bersumpah, Demi Tuhan. Kalau Tuhan bicara sangat serius, Beliau berkata Demi Masa, Demi

Waktu“. Mario Teguh.

Memang berharganya waktu – waktu itu, waktu yang telah berlalu. Memang merugikan, tapi hasil ini tidak akan menjadi sebuah penyesalan, terimakasih Tuhan atas waktu yang telah Kau berikan

untukku.

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa

berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan

pengorbanan.

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi,

saat kulemah tak berdaya ( Ayahku ). Sosok yang pertama dari tujuan hidupku, yang selalu membangkitkanku dan mendukungku disaat ku terpuruk. Terimakasih Tuhan telah Kau berikan padaku Malaikat-Mu, Terimakasih Tuhan telah kau lahirkan aku dan Kau

berikan malaikat bernama Ayah itu untukku.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh

lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar

mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi sebuah bayangan semu.

Dan juga tidak lupa ucapan terimakasih yang amat dalam, untuk ke dua dosen pembimbing saya ibu Nurul Aini dan ibu Henik.

Sungguh, beliau kedua – duanya benar – benar memberikan bimbingan yang sangat berarti bagi saya dalam pembuatan study


(7)

vi

Tidak lupa ucapan terimakasih dimana saya melakukan penelitian ini. Kepada ibu Restu dan perawat ruang HND RSSA Malang, yang selama penelitian selalu ramah dan banyak membantu saya dalam mencari data. Sunnguh pengalaman yang sangat berarti dan

tak akan saya sesali, melakukan penelitian di Rumah Sakit ini. Oke, yang pasti Case Study ini , yang bias disebut Karya Tulis atau

apapun itulah adalah sebuah “ checkpoint”, yang untuk kali ini adalah yang tersulit setelah UAN dan SPMB. Stress dan beban pikiran selalu ada, tetapi karena orang – orang hebat ini aku bisa

melupakannya :

1. Buat teman – teman seperjuangan nyari dosen, Dedy Katrok, Nana, Hesti Letak Bais. Terimakasih ya, emang lebih

enak menderita rame – rame daripada sendirian. Hhahaha 2. Buat beberapa temankuw, Molly, Dina, Cucu, Nibbie yang

rela ngorbanin laptop dan saudaranya buat kelancaran case studykuw ini. Yang selalu menyemangatiku, dan kadang nemenin begadang dan slalu setia ngatain saat aku bener –

bener stress dengan semuanya. Makasih ya.

3. My little Angel yang slalu menanti di rumah, maapin mimi ya jarang ketemu. Makasih doanya buat mimi ya dek.

“Stress dan beben pikiran itu akan selalu ada, selama kau hidup. Ia tidak akan pernah hilang, hanya bisa dilupakan untuk waktu yang sementara. Tapi buatlah waktu yang semantara itu bisa jadi salama

mungkin, sama dengan waktu sementara kau di dunia ini“


(8)

vii

ABSTRAK

ITA KARTIKA SARI, 2011. Efektivitas Intervensi Noninvasif Positioning Knee Chest Sebagai pertolongan Pertama Hyipoxic Spells pada Klien dengan Tetralogy of Fallot. Studi Kasus, Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing I : Nurul Aini, M. Kep. Pembimbing II Henik Tri Rahayu, S, Kep. Ns.

Kata Kunci : Posisi Knee Chest, Tetralogy of Fallot.

Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta ( Saputra, 2009).Penurunan cardiac output sering terjadi pada klien dengan Tetralogy Fallot. Pada klien ini sering mengalami hypoxic spell. Adapun penatalaksaan non invasif dalam hal ini adalah pemberian posisi knee chest agar aliran darah balik berkurang karena tertahan di perifer dan resistensi sistemik meningkat sehingga pirau kanan dan kiri berkurang.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, subyek penelitian dilakukan pada klien usia 1 tahun 7 bulan dengan Tetralogy of Fallot. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, anamnesa, pengkajian fisik, observasi, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Analisa data yang digunakan yaitu cross tab analisis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa knee chest positioning terbukti efektif dilakukan pada pasien dengan Tetralogy Fallot yang mengalami hypoixic spell

dengan penurunan cardiac output dan dapat menyelesaikan komplikasi yang ditimbulkan oleh penurunan cardiac output yaitu penurunan perfusi jaringan perifer dan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.

Daftar Pustaka : 2002-2010

Peneliti


(9)

viii

ABSTRACT

ITA KARTIKA SARI, 2011. Noninvasive Intervention Effectiveness Positioning Knee Chest For First aid Hyipoxic Spells on Clients with tetralogy of Fallot. Case Studies, Diploma Nursing Program Faculty of Health Sciences University of Muhammadiyah Malang, Supervisor I: Nurul Aini, M.Kep. Supervising II Henik Tri Rahayu, S, Kep. Ns.

Keywords: Knee Chest Position, tetralogy of Fallot.

Tetralogy of Fallot is a type of cyanotic congenital heart disease. Abnormalities that occur where there is an abnormality of growth defect or a hole from the infundibulum intraventricular septum (partition between ventricular cavity) provided that the defect at least as large as the hole aorta (Saputra, 2009). Decrease in cardiac output is common in clients with tetralogy of Fallot. At these clients often have hypoxic spells. As for non-invasive management in this regard is the provision of knee position behind the chest so that blood flow is reduced because it was blocked in the peripheral and systemic resistance increased so that the shunt reduced right and left. The design study is a descriptive, study subjects conducted at the client ages 1 year 7 months with tetralogy of Fallot. Data collection techniques used were interviews, diagnose, physical assessment, observation, documentation studies, and literature study. Analysis of the data used is cross tab analysis. From the survey results revealed that the knee chest positioning proved to be effective in patients with tetralogy of Fallot who had hypoixic spell with decreased cardiac output and can resolve the complications caused by the decrease in cardiac output and peripheral tissue perfusion decreased the risk of poor nutrition needs.

Bibliography: 2002-2010

Researche


(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…….………... i

SURAT PERNYATAAN STUDY KASUS... iii

HALAMAN PERSETUJUAN STUDI KASUS... iii

HALAMAN PENGESAHAN STUDI KASUS…………...... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI………...………... xii

DAFTAR LAMPIRAN………..………… xiii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang……….….. 1

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 TujuanUmum…..…………...………... 1.2.2 Tujuan Khusus………...……... 3 3 3 1.3 Manfaat Penelitian………....…... 3

1.4 Rumusan Masalah... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Konsep Dasar Penyakit...…... 2.1.1 Anatomi Jantung... 5 5 2.1.2 Definisi Tetralogi Of Fallot……… 8

2.1.3 Etiologi………... 11


(11)

x

2.1.5. Manifestasi Klinis... 12

2.1.6. Pathofisiologis... 14

2.1.7. Pemeriksaan Diagnostik... 15

2.1.8. Penatalaksanaan... 18

2.1.8.1. Pada serangan sinanotik akut... 18

2.1.8.2. Tata Laksana Bedah…... 19

2.9. Prognosis... 20

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan... 21

2.2.1. Pengkajian... 21

2.2.2. Analisa data………... 33

2.2.3. Diagnosis Keperwatan……….. 33

2.2.4. Perencanaan... 34

2.2.5. Implementasi………... 37

2.2.6. Evaluasi…………... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

3.1 Desain Study Kasus………... 38

3.2 Tempat dan Waktu………... 38

3.3 Subjek Penelitian………... 38

3.4 Fokus Penelitian………... 38

3. 5 Metode Pengumpulan Data…... 39

3.6 Metode Uji Keabsahan………... 40


(12)

xi

3.8 Etical Cereance………... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………….……… 45

4.1 Hasil Studi Kasus……… 45

4.2 Pembahasan……… 50

4.2.1 Penurunan Cardiac Output……… 50

4.2.2 Gangguan Perfusi Jaringan Perifer... 51

4.2.3 Resiko kekurangan nutrisi... 52

4.3. Evaluasi Hasil... 52

4.3 Keterbatasan Penelitian……… 57

BAB V PENUTUP... 58

5.1 Kesimpulan... 58

5.2 Saran... 59


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN


(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz, 2006. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Baraas, Faisal Dr. 2000. Penyakit Jantung Pada Anak. Jakata : FKUI. Berman, Synder, ERB, kozier, 2010. Fundamental Keperawatan “ Konsep

Proses dan Praktek” edisi 4. Jakarta : EGC.

Betz ,Lynn Cecily & Sowden A.Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5. Buku Kedokteran, EGC: Jakarta.

Catzel, Pincus & Roberts Ian. 2000. Kapita Selecta Pediatrik. Jakarta : EGC.

Dongoes.E.M.2001. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Gunawan, A. Carta, 2006. Cermin Dunia Kedokteran. RSUD A. Samarinda : Wahab Sjahranie.

Merenstein, Gerald B, dkk. 2001. Buku Pegangan Pediatrik. Jakarta : Widya Medika.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta

Rudolph, M. Abraham dkk. 2006. Buku Ajar Pediatrik volume 3 edisi 20. Jakarta : EGC.

Saputra, Lyndon Dr. 2009. Kapita Selekta kedokteran Klinik. Jakarta : Binaputra Aksara Publisher

Sastroasmoro, Sudigdo. 2004. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Siamik, A. Wahab. 2003. Penyakit Jantung Anak Edisi 3. Jakarta : EGC Suriadi, Yuliani. 2004. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Cv Sagung Seto

Staf Pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta : Infomedika


(15)

xiv

Perry, Potter. 2005. Buku Saku Kertampilan dan Prosedur Dasar Edisi 3. Jakarta : EGC.

Price, A Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Wally and Wong. 2004. Pedoman Klinis keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada, penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Di Amerika Serikat, insidens penyakit jantung bawaan sekitar 8-10 dari 1000 kelahiran hidup, sepertiga di antaranya bermanifestasi sebagai kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian penderita. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB.

Tetralogi Fallot merupakan salah satu penyakit jantung bawaan tipe sianostik yang digambarkan dengan 4 macam kelainan, yaitu : Stenosis pulmonal, Defek Septum Ventrikel, Hipertrofi Ventrikel kanan, overriding aorta pada septum ventrikel. Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan stenosis pulmonal. Tata laksana yang paling efisien adalah dengan dilakukannya operasi. Tetapi sayangnya tidak mudah untuk dapatnya dilakukan operasi, disamping biayanya mahal operasipun harus dilakukan dengan berbagai syarat. Bila berat badan anak < 10 Kg Tetralogi fallot dengan keluhan yang sudah jelas (derajat III dan IV) hanya dapat dilakukan operasi paliatif saja, yaitu mengatasi penyebab yang memegang peranan penting dalam munculnya masalah, dipilih beberapa penyebab dari 4 kelainan untuk dikoreksi apakah defek septum ventrikel dan atau stenosis pulmonalnya, baru setelah anak mencapai Berat badan > 10 Kg dapat dilakukan koreksi total. (Picu GBST RSUP dr. Sardjito, 2006, KumpulanMateriPelatihanKeperawatankritisAnakbagiPerawatTidakditerbitkan,htt p://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=70 diperoleh 6 juli 2011 ).

Menurut Sudigdo Sastoasmoro, 2003 Sesuai dengan namanya, manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan penyakit jantung


(17)

2

bawaan sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh terdapatnya >5g/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulas. Pada 469 pasien dengan penyakit jantung bawaan sianotik, 65% didiagnosis di bawah umur 2 tahun, 17% antara umur 2 – 5 tahun, dan 18% di atas umur 5 tahun. Bila umur ini dihubungkan dengan tipe dan derajat kelainan, maka penyakit jantung bawaan sianotik yang serius sebagian besar didiagnosis pada umur 3 bulan pertama. Setelah umur ini prevalensi pasien dengan kelainan yang berat sangat menurun, terutama transoportasi arteri besar. Ini berbeda dengan tetralogi fallot, yang justru meningkat prevalensinya setelah umur 1 tahun.

Insidens penyakit jantung bawaan (PJB) berkisar antara 6 sampai 10 per 1.000 kelahiran hidup (rata-rata 8 per 1.000 kelahiran hidup). PJB diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu PJB non-sianotik dan sianotik. Jumlah pasien PJB

non-sianotik berkisar 3-4 kali PJB sianotik. Dari yang non-sianotik, kelainan defek septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD) merupakan kelainan terbanyak, yaitu antara seperempat sampai sepertiga dari seluruh angka kejadian PJB. Sedangkan PJB sianotik yang terbanyak adalah tetralogi Fallot. Perbandingan antara penyakit jantung bawaan non-sianotik dan sianotik adalah 4:1. Walaupun lebih sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada PJB non-sianotik.

Tentunya sebelum adanya kemampuan untuk dilakukan operasi, baik karena masalah biaya maupun kondisi umum klien, seorang perawat harus mampu memberikan pertolongan untuk membantu klien saat terjadinya serangan hipoksia spell. Salah satu tindakan tatalaksana dalam mengatasi kegawatan non invasif yang mudah dan segera dapat dilaksanakan sendiri oleh klien dan keluarganya adalah melakukan knee chest position saat terjadinya serangan hypoxic spell

tersebut. Penatalaksanaan posisi ini lebih faali dan rasional bila dicermati dari kompleksitas etiologi dan patofisiologi dari Tetralogi of Fallot. Dan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dunia kedokteran dan keperawatan tentunya intervensi ini perlu didukung dengan evidence base serta kajian yang perlu ditingkatkan untuk meninjau efektifitasnya, maka dari itu penulis tertarik


(18)

3

untuk menerapkan intervensi non invansif knee chest positioning sebagai pertolongan pertama hypoxic spells pada klien dengan tetralogi of fallot.

1.2. Tujuan Studi Kasus

1.2.1 Tujuan Umum

Menganalisis Tingkat Efektivitas Intervensi Non invasif Knee Chest Positioning Sebagai pertolongan Pertama Hyipoxic Spells pada Klien dengan Tetralogy of Fallot

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien pada kasus tetralogi of fallot sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee chest positioning.

2. Menentukan perencanaan positioning berdasarkan analisa data pada kasus Tetralogi of Fallot.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan strategi perencanaan yang telah disusun.

4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

1.3 Manfaat Studi Kasus

1.3.1 Bagi Peneliti

Sebagai penelitian dasar yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.3.2 Bagi Institusi

Agar menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan program D III Keperawatan

1.3.3 Bagi Profesi

Dapat memberi informasi dan melakukan pertolongan pertama pada

hypoxic spells sehingga dapat menjadi masukan bagi penerapan asuhan keperawatan kepada pasien khususnya pasien dengan Tetralogi of Fallot.


(19)

4

Sebagai masukan terhadap asuhan keperawatan pada klien Tertalogi of Fallot yang telah dilakukan selama ini sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.

1.3.5 Bagi Keluarga Penderita

Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien dengan Tetralogi of Fallot dan dapat memberikan pertolongan pertama noninvasif jika terjadi hypoxic spells dirumah.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “ Bagaimana Tingkat Efektivitas Intervensi Non invasif Knee Chest Positioning Sebagai pertolongan Pertama Hyipoxic Spells pada Klien dengan Tetralogy of Fallot ? “


(1)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz, 2006. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Baraas, Faisal Dr. 2000. Penyakit Jantung Pada Anak. Jakata : FKUI. Berman, Synder, ERB, kozier, 2010. Fundamental Keperawatan “ Konsep

Proses dan Praktek” edisi 4. Jakarta : EGC.

Betz ,Lynn Cecily & Sowden A.Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5. Buku Kedokteran, EGC: Jakarta.

Catzel, Pincus & Roberts Ian. 2000. Kapita Selecta Pediatrik. Jakarta : EGC.

Dongoes.E.M.2001. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Gunawan, A. Carta, 2006. Cermin Dunia Kedokteran. RSUD A. Samarinda : Wahab Sjahranie.

Merenstein, Gerald B, dkk. 2001. Buku Pegangan Pediatrik. Jakarta : Widya Medika.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta

Rudolph, M. Abraham dkk. 2006. Buku Ajar Pediatrik volume 3 edisi 20. Jakarta : EGC.

Saputra, Lyndon Dr. 2009. Kapita Selekta kedokteran Klinik. Jakarta : Binaputra Aksara Publisher

Sastroasmoro, Sudigdo. 2004. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Siamik, A. Wahab. 2003. Penyakit Jantung Anak Edisi 3. Jakarta : EGC Suriadi, Yuliani. 2004. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Cv Sagung Seto

Staf Pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta : Infomedika


(2)

xiv Jakarta : EGC.

Price, A Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Wally and Wong. 2004. Pedoman Klinis keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada, penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Di Amerika Serikat, insidens penyakit jantung bawaan sekitar 8-10 dari 1000 kelahiran hidup, sepertiga di antaranya bermanifestasi sebagai kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian penderita. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB.

Tetralogi Fallot merupakan salah satu penyakit jantung bawaan tipe sianostik yang digambarkan dengan 4 macam kelainan, yaitu : Stenosis pulmonal, Defek Septum Ventrikel, Hipertrofi Ventrikel kanan, overriding aorta pada septum ventrikel. Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan stenosis pulmonal. Tata laksana yang paling efisien adalah dengan dilakukannya operasi. Tetapi sayangnya tidak mudah untuk dapatnya dilakukan operasi, disamping biayanya mahal operasipun harus dilakukan dengan berbagai syarat. Bila berat badan anak < 10 Kg Tetralogi fallot dengan keluhan yang sudah jelas (derajat III dan IV) hanya dapat dilakukan operasi paliatif saja, yaitu mengatasi penyebab yang memegang peranan penting dalam munculnya masalah, dipilih beberapa penyebab dari 4 kelainan untuk dikoreksi apakah defek septum ventrikel dan atau stenosis pulmonalnya, baru setelah anak mencapai Berat badan > 10 Kg dapat dilakukan koreksi total. (Picu GBST RSUP dr. Sardjito, 2006, KumpulanMateriPelatihanKeperawatankritisAnakbagiPerawatTidakditerbitkan,htt p://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=70 diperoleh 6 juli 2011 ).

Menurut Sudigdo Sastoasmoro, 2003 Sesuai dengan namanya, manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan penyakit jantung


(4)

bawaan sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh terdapatnya >5g/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulas. Pada 469 pasien dengan penyakit jantung bawaan sianotik, 65% didiagnosis di bawah umur 2 tahun, 17% antara umur 2 – 5 tahun, dan 18% di atas umur 5 tahun. Bila umur ini dihubungkan dengan tipe dan derajat kelainan, maka penyakit jantung bawaan sianotik yang serius sebagian besar didiagnosis pada umur 3 bulan pertama. Setelah umur ini prevalensi pasien dengan kelainan yang berat sangat menurun, terutama transoportasi arteri besar. Ini berbeda dengan tetralogi fallot, yang justru meningkat prevalensinya setelah umur 1 tahun.

Insidens penyakit jantung bawaan (PJB) berkisar antara 6 sampai 10 per 1.000 kelahiran hidup (rata-rata 8 per 1.000 kelahiran hidup). PJB diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu PJB non-sianotik dan sianotik. Jumlah pasien PJB non-sianotik berkisar 3-4 kali PJB sianotik. Dari yang non-sianotik, kelainan defek septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD) merupakan kelainan terbanyak, yaitu antara seperempat sampai sepertiga dari seluruh angka kejadian PJB. Sedangkan PJB sianotik yang terbanyak adalah tetralogi Fallot. Perbandingan antara penyakit jantung bawaan non-sianotik dan sianotik adalah 4:1. Walaupun lebih sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada PJB non-sianotik.

Tentunya sebelum adanya kemampuan untuk dilakukan operasi, baik karena masalah biaya maupun kondisi umum klien, seorang perawat harus mampu memberikan pertolongan untuk membantu klien saat terjadinya serangan hipoksia spell. Salah satu tindakan tatalaksana dalam mengatasi kegawatan non invasif yang mudah dan segera dapat dilaksanakan sendiri oleh klien dan keluarganya adalah melakukan knee chest position saat terjadinya serangan hypoxic spell tersebut. Penatalaksanaan posisi ini lebih faali dan rasional bila dicermati dari kompleksitas etiologi dan patofisiologi dari Tetralogi of Fallot. Dan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dunia kedokteran dan keperawatan tentunya intervensi ini perlu didukung dengan evidence base serta kajian yang perlu ditingkatkan untuk meninjau efektifitasnya, maka dari itu penulis tertarik


(5)

3

untuk menerapkan intervensi non invansif knee chest positioning sebagai pertolongan pertama hypoxic spells pada klien dengan tetralogi of fallot.

1.2. Tujuan Studi Kasus

1.2.1 Tujuan Umum

Menganalisis Tingkat Efektivitas Intervensi Non invasif Knee Chest Positioning Sebagai pertolongan Pertama Hyipoxic Spells pada Klien dengan Tetralogy of Fallot

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien pada kasus tetralogi of fallot sebelum dan sesudah diberikan intervensi knee chest positioning.

2. Menentukan perencanaan positioning berdasarkan analisa data pada kasus Tetralogi of Fallot.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan strategi perencanaan yang telah disusun.

4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan. 1.3 Manfaat Studi Kasus

1.3.1 Bagi Peneliti

Sebagai penelitian dasar yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.3.2 Bagi Institusi

Agar menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan program D III Keperawatan

1.3.3 Bagi Profesi

Dapat memberi informasi dan melakukan pertolongan pertama pada hypoxic spells sehingga dapat menjadi masukan bagi penerapan asuhan keperawatan kepada pasien khususnya pasien dengan Tetralogi of Fallot.


(6)

Sebagai masukan terhadap asuhan keperawatan pada klien Tertalogi of Fallot yang telah dilakukan selama ini sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.

1.3.5 Bagi Keluarga Penderita

Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien dengan Tetralogi of Fallot dan dapat memberikan pertolongan pertama noninvasif jika terjadi hypoxic spells dirumah.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “ Bagaimana Tingkat Efektivitas Intervensi Non invasif Knee Chest Positioning Sebagai pertolongan Pertama Hyipoxic Spells pada Klien dengan Tetralogy of Fallot ? “